Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
Muhammad Shidiq Anwar 213-13-182
Mukharis Subandrio 213-13-014
Aqil Yahya 213-13-044
Saving and loan (dikenal juga sebagai thrift) merupakan lembaga bank community
based (memfokuskan pada masyarakat lokal) yang sudah ada sejak tahun 1800-an. Lembaga
tersebut diatur dengan ketat sampai tahun 1980-an. Beberapa peraturan tersebut adalah
pembatasan tingkat bunga yang bisa ditawarkan ke deposan. Peraturan tersebut juga
mencakup tipe pinjaman yang bisa ditawarkan yang terbatas. Pada tahun 1970-an, banyak
bank di AS, termasuk S & L mengalami aliran kas keluar karena adanya persaingan dari
instrumen money-market fund, yang memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi. Pada saat
yang sama, dana bank banyak yang tertanam di hipotik (mortgage, misal kredit rumah atau
KPR) yang mempunyai jangka waktu yang panjang. Pada saat tingkat bunga naik, nilai aset
tersebut menjadi turun.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa kegagalan mengelola risiko tingkat bunga bisa
mengakibatkan kehancuran bank. Bank terutama rentan terhadap risiko perubahan tingkat
bunga karena alasan akan terlihat setelah selesai memahami materi ini. Materi ini
membicarakan risiko perubahan tingkat bunga, mulai dari memahami karakteristik perubahan
tingkat bunga, kemudian diteruskan dengan beberapa metode untuk mengukur risiko
perubahan tingkat bunga. 1
1.3 Tujuan
1
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014 ), 121-122
BAB II
PEMBAHASAN
2
Hasad Rahman Attamimi, Makalah Manajemen Risiko Bank tentang Risiko Suku Bunga, (Sumbawa :
Universitas Samawa), 3
b. Risiko perubahan nilai pasar
Nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga,yaitu berubah menjadi lebih kecil ( turun
nilainya ).
Keterangan :
Tahun 1 perusahaan peroleh keuntungan ( spreads ) 2% = 12% - 10%
Tahun kedua tergantung tingkat bunga investasi
Bila 12% tingkat bunga tetap peroleh keuntungan sama dengan tahun pertama
Bila bunga 8%, rugi 2%
Aset Pasiva
Obligasi jangka waktu 2 tahun Obligasi jangka waktu 1 tahun
,bunga 12% pertahun ,Bunga: 10% pertahun
Keterangan :
Tahun pertama spreads keuntungan 12%-10% = 2%
Tahun ke-2 tergantung tingkat bunga obligasi berlaku
Jika bunga pendanaan sama sebesar 10% maka diperoleh keuntungan 2%
Jika bunga 14% rugi 2% 3
3
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014 ), 122-123
2.2.2 Risiko Perubahan harga Pasar
Perubahan tingkat bunga menyebabkan perubahan nilai pasar aset atau kewajiban yang
dipegang oleh perusahaan, jika penurunan nilai aset lebih besar dibanding dengan penurunan
nilai kewajiban, maka perusahaan mengalami kerugian atau sebaliknya, Secara umum, jika
bunga meningkat maka nilai sekuritas cenderung mengalami penurunan. Tingkat penurunan
nilai tersebut bisa berbeda dari satu sekuritas ke sekuritas lainnya.
Misal perusahaan mempunyai neraca sebagai berikut :
Aset Pasiva
Misalkan tingkat yang berlaku adalah 10%, maka nilai obligasi yang menjadi asset dan
obligasi kewajiban adalah :
Obligasi asset = 100.000 +.......+ 1.100.000 = 1 juta
(1+0,1)1 (1+0,1)10
Obligasi Kewajiban = 100.000 +.........+ 1.100.000 = 1 juta
(1+0,1)1 (1+0,1)2
Obligasi asset dan kewajiban mempunyai nilai pasar yang sama yaitu Rp 1 juta. Misalkan
tingkat bunga naik menjadi 12%, maka nilai obligasi keduanya adalah:
Obligasi asset = 100.000 ++ 1.100.000 = Rp. 886.996
1+0,12)1 (1+0,12)10
Obligasi Kewajiban = 100.000 ++ 1.100.000 = Rp. 966.199
(1+0,12)1 (1+0,12)2
Terlihat bahwa kedua obligasi tersebut mengalami penurunan nilainya. Karena obligasi
asset mengalami penurunan lebih besar dibandingkan turunnya obligasi kewajiban, maka
perusahaan tersebut mengalami kerugian. 4
2.3 Pengukuran Risiko Perubahan Tingkat Bunga : Metode Penilaian Kembali ( Reprecing
Model )
4
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014 ), 123-124
dinilai kembali ( Reprice). Disisi lain melihat sisi pasiva, bank meminjam dipasar antar bank
sebesar Rp 3 miliar, bank memiliki aset yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga
sebesar Rp 3 miliar, ini tergolong sensitif dan harus dinilai kembali ( Reprice ) jika bunga
harian berubah.
b. Menghitung Gap antara Asset dan Kewajiban yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga
dan menghitung perubahan pendapatan
Gap antara RSA dengan RSL bisa dihitung sebagai berikut :
Misalkan tingkat bunga meningkat sebesar 1% (misal dari 10% menjadi 11%),
maka pendapatan bank tersebut berubah sebesar :
Dengan kata lain bank tersebut mengalami kerugian sebesar Rp 10 juta jika tingkat bunga
sebesar 1% .5
5
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014 ), 125-126
Untuk obligasi 3 tahun, sebesar Rp 2 M jatuh tempo tahun ini, Karena itu sejumlah Rp 2M
akan dinilai ulang jika tingkat bunga berubah. Untuk obligasi dengan tingkat bunga
mengambang, karena tingkat bunga ditetapkan kembali selam enam bulan, maka obligasi
tersebut akan dinilai ulang setiap enam bulan. Pinjaman dengan bunga tetap dengan jangka
waktu 10 tahun tidak masuk dalam perhitungan, karena tingkat bunga tersebut tetap selama
10 tahun, tidak akan berubah meskipun tingkat bunga berubah ubah. Dari perhitungan
diatas, nampak bahwa bank tersebut mempunyai asset yang sensitif terhadap perubahan
tingkat bunga selama periode satu tahun (RSA) sebesar Rp 23 M.
Dari perhitungan di atas nampak bahwa bank tersebut mempunyai kewajiban yang sensitif
terhadap perubahan tingkat bunga selama periode 1 tahun ( RSL ) sebesar Rp 26 M.6
Maka kenaikan bunga akan merugikan bank tersebut karena gap negatif . dalam contoh
diatas, gap ratio adalah :
Gap ratio bermanfaat karena memberikan informasi besarnya gap relatif terhadap total asset.
6
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014 ),127
7
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014 ), 128
2.2.4 Perubahan Tingkat Bunga yang Berbeda Untuk Asset dan Kewajiban
Pendapatan bersih = Pendapatan bunga Biaya bunga
Kembali ke contoh di atas, di mana Bank mempunyai RSA sebesar Rp 23 M, dan mempunyai
RSL sebesar Rp 26 M, atau gap sebesar Rp 3 M. Misalkan tingkat bunga untuk asset
berubah 2% sementara tingkat bunga untuk kewajiban berubah 1%.
Maka perubahan pendapatan :
Pendapatan bersih = (Rp 23 M)(0,02) (Rp 26 M)(0,01)
= Rp 460 juta Rp 260 juta
= Rp 200 juta
Terlihat bahwa bank justru memperoleh keuntungan karena pendapatan bunga meningkat
lebih beasr dibandingkan dengan biaya bunga.8
2.4 Pengukuran Risiko Perubahan Tingkat Bunga : Metode Jangka Waktu ( Maturity
Model)
2.4.1 Perhitungan Gap jangka waktu
Contoh metode Jangka waktu mengukur perubahan harga pasar suatu aset akibat
perubahan tingkat bunga.
Suatu bank mempunyai neraca sebagai berikut
Aktiva Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon
jangka waktu 2 tahun, nilai nominal =
bunga= 15%
Obligasi jangka waktu 20 tahun Rp 180 juta
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon
Modal saham Rp 2 juta
bunga= 15%
Total aset Rp 20 juta Total Pasiva Rp 20juta
Misal tingkat bunga yang berlaku atau yield adalah 15% harga pasar akan sama dengan
nilai nominal dengan situasi ini. Bank tersebut mempunyai aktiva dan pasiva sebesar 20juta.
8
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014 ), 129
Misalkan tingkat bunga yang berlaku meningkat menjadi 17% maka nilai obligasi tersebut
menjadi :
Obligasi Aset 1 = 150.000 + ............... + 1.150.000 = 9.068.279
(1+0,17)1 (1+0,17)10
Obligasi Aset 2 = 150.000 + ............... + 1.150.000 = 8.874.447
(1+0,17)1 (1+0,17)20
Pinjaman = 2.700.000 + 1.150.000 = 17.429.323
(1+0,17)1 (1+0,17)2
Neraca yang baru sesudah perubahan tingkat bunga :
Aktiva Pasiva
Oblogasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon
jangka waktu 2 tahun, nilai nominal =
bunga= 15% Rp 9.068.279
Obligasi jangka waktu 20 tahun Rp 18juta
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon
Rp 17.429.323
bunga= 15% Rp 8.874.447
Modal saham Rp 2 juta Rp 513.403
Total aset Rp 17.942.726 Total Pasiva Rp 17.942.726
Bank tersebut dikatakan mempunyai ketidaksesuaian jangka waktu antara aset dengan
kewajiban ( maturity mismatch ). Ketidaksesuaian jangka waktu tersebut memunculkan
ekposur terhadap resiko perubahan tingkat bung. Semakin besar ketidaksesuain tersebut
semakin besar risiko perubahan tingkat bunga yang dihadapi bank tersebut.
Jangka waktu untuk portofolio aset atau kewajiban dapat dihitung sebagai rata-rata
tertimbang dalam jangka waktu aset atau kewajiban individual dengan membobot adalah nilai
pasar dari masing-masing aset.
Gap jangka waktu bisa dihitung :
Gap jangka waktu = MA ( maturity of Aset ) ML ( Maturity of liability )
Semakin besar gap jangka waktu baik positif maupun negatif semakin besar risiko
perubahan tingkat bunga yang dihadapi. Contoh : struktur neraca bank dengan gap jangka
waktu yang tidak nol.9
Aktiva Pasiva
Pinjama (aset) jangka panjang Tabungan dan deposito (dengan jangka
9
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014 ), 129-130
(misal memberikan kredit kepemilikan waktu 1 tahun)
perumaha/KPR dengan kangka waktu Modal Saham
10 tahun
Durasi Obligasi A
{[(47.619)(1.000.000)] x (1/2)} + {[(952.381)(1.000.000)]x (1)}
= 0,9762 tahun
Durasi Obligasi B
{[(1.000.000)/(1.000.000)] x 1} = 1 tahun
Misalkan kita mempunyai dua obligasi yaitu X danY dengan informasi sebagi berikut:
Obligasi Perincian
X Nilai nominal Rp 1juta, jangka
waktu lima tahun, kupon bunga=
Y 10%, dibayarkan setiap tahun.
Nilai nominal Rp 1juta, jangka
waktu lima tahun, kupon bunga=
10%, dibayarkan setiap semester
Tingkat bunga yang berlaku (yield) adalah 9%
Durasi untuk kedua Obligasi:
Tahun Aliran kas PVIF Present Proporsi Rata-Rata
(9%) Value Pv Aliran tetimbang
Kas jangka
waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
1 100.000 0,917 91.743 0,088 0,088
2 100.000 0,841 84.168 0,081 O,162
3 100.000 0,772 77.218 0,074 0,222
4 100.000 0,708 70.842 0,068 0,272
5 1.100.000 0,649 741.924 0,688 3,440
1.038.897 4,186
Durasi untuk obligasi tanpa kupon ( zero coupon bond atau zeroes ) sama dengan jangka
waktu obligasi tersebut
Tahun Aliran PVIF Present Proporsi Rata-rata
Kas (9%) Value PV tertimbang
Aliran Kas Aliran jangka
Kas waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
1 0 0,917431 0 0 0
2 1.000.000 0,84168 841.680 1 2
841.680 1 2
Obligasi zeroes dengan jangka waktu dua tahun mempunyai durasi 2 tahun
Obligasi consol adalah obbligasi yang tidak mempunyai jatuh tempo. Dapat dihitung dengan :
Dc = 1 + (1/R)10
2.5.2 Karateristik Durasi
Durasi akan meningkat jika jangka waktu aset semakin panjang, menurun jika yield
meningkat dan menurun jika kupon bunga meningkat
Misalkan ada obligasi dengan karateristik yang sama persis, kecuali jangka waktunya
lebih panjang yaitu tahun 2 tahun
Tahun Aliran PVIF Present Proporsi Rata-rata
Kas (5%) Value PV Aliran tertimbang
Aliran Kas Kas jangka
waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
0,5 50.000 0,952381 47.619,05 0,047619 0,02381
1 50.000 0,907029 45.351,47 0,045351 0,045351
1,5 50.000 0,863838 43.191,88 0,043192 0,064788
10
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014 ), 133-135
2 1.050.000 0,822702 863.9837,6 0,863838 1,727675
1.000.000 1,861624
Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi
yield ( tingkat bunga yang berlaku ) meningkat menjadi 12%
Tahun Aliran PVIF Present Proporsi Rata-rata
Kas (6%) Value PV tertimbang
Aliran Kas Aliran jangka
Kas waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
0,5 50.000 0,943396 47.169,81 0,048051 0,0240
1 1.050.00 0,889996 93.4490,3 0,952949 0,9519
981.666,1 1 0,9759
Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi
kupon binganya lebih tinggi, misal 15%.11
Tahun Aliran PVIF Present Proporsi Rata-rata
Kas (5%) Value PV Aliran tertimbang
Aliran Kas Kas jangka
waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
0,5 75.000 0,952381 71.428,57 0,068256 0,0341
1 1.075.000 0,907029 975.056,7 0,931744 0,9318
1,046485 0,9659
11
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014 ), 137-138
12
Hasad Rahman Attamimi, Makalah Manajemen Risiko Bank tentang Risiko Suku Bunga, (Sumbawa :
Universitas Samawa), 7
2.7 Resiko perubahan suku bunga dan permintaan uang :
a) Jika suku bunga naik, maka publik akan membelanjakan dananya untuk membeli aset
yang menguntungkan.
b) Jika suku bunga turun, publik akan mengambil dananya di bank dan diinvestasikan untuk
usaha.
c) Jika suku bunga naik maka publik cenderung menyimpan uangnya di bank karena aman.
d) Dari segi pemerintah menaikkan suku bunga kredit adalah sebagai antisipasi kredit
macet.
Carry Trade
Resiko Carry Trade adalah bentuk perilaku investor dalam melakukan investasi
dengan cara meminjam dana dari suatu negara yang memiliki tingkat suku bunga rendah dan
selanjutnya membawa dana tersebut untuk ditanamkan pada negara yang memiliki tingkat
suku bunga tinggi. Jika suku bunga negara tujuan itu kembali normal/rendah, maka dana
ditarik kembali.13
13
Hasad Rahman Attamimi, Makalah Manajemen Risiko Bank tentang Risiko Suku Bunga, (Sumbawa :
Universitas Samawa), 7
14
Hasad Rahman Attamimi, Makalah Manajemen Risiko Bank tentang Risiko Suku Bunga, (Sumbawa :
Universitas Samawa), 7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Risiko suku bunga merupakan exposur kondisi keuangan suatu bank terhadap
pegerakan suku bunga yang merugikan. Menerima risiko tersebut merupakan bagian yang
normal dari bisnis bank, dan dapat merupakan bagian yang penting dalam menciptakan
keuntungan dan peningkatan nilai saham. Perubahan dalam suku bunga berakibat berubahnya
pendapatan bunga bersih dan tingkat pendapatan dan biaya operasional suatu bank yang
sensitif terhadap perubahan suku bunga . Perubahan tingkat suku bunga juga berakibat pada
underlying value instrument assets, liability dan Off Balance Sheet (OBF) karena present
value dari future cash flow (bahkan cash flow nya sendiri) berubah karena suku bunga
berubah. Sesuai dengan itu maka agar proses manajemen suku bunga efektif, perlu dijaga
supaya suku bunga tetap berada pada prudent level untuk keamanan dan kesehatan
(soundness)bank.
a.) Jika suku bunga naik, maka publik akan membelanjakan dananya untuk membeli aset
yang menguntungkan.
b) Jika suku bunga turun, publik akan mengambil dananya di bank dan diinvestasikan untuk
usaha.
c) Jika suku bunga naik maka publik cenderung menyimpan uangnya di bank karena aman.
d) Dari segi pemerintah menaikkan suku bunga kredit adalah sebagai antisipasi kredit.
15
Hasad Rahman Attamimi, Makalah Manajemen Risiko Bank tentang Risiko Suku Bunga, (Sumbawa :
Universitas Samawa), 8
DAFTAR PUSTAKA
(1) Bank for International Settlement (BIS) , BaselCommittee on Banking Supervision , Paper
Principles for The Management and Supervision of Interest Rate Risk , July, 2004.
(2) Bank Indonesia , Surat Edaran Bank Indonesia MNo.5/21/DPNP tanggal 29 September 2003,
serta Lampiran.