Вы находитесь на странице: 1из 3

1.

Anatomi
2. Histologi
3. Fisiologi (Menstruasi, Perkembangan Endometrium, dan Hormon)

Menstruasi

Perkembangan Endometrium
Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir uterus
mengalami perubahan perubahan siklik yang berkaitan erta dengan aktivitas
ovarium. Dapat dibedakan 4 fase endometrium dlam siklus haid, yaitu :

Fase Menstruasi atau Deskuamasi


Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus di sertai perdarahan.
Hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah hadi mengandung darah vena dan
arteri dengan sel sel darah merah dalam hemolisis atau algutinasi, sel sel epitel
dan stromayang mengalami disintergrasi dan otolisis, dan sekresi dari uterus, serviks,
dan kelenjar klenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 4 hari.
Fase Pascahaid atau Regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan, sebagian berangsung angsur
sembuh dan ditutupi kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel sel
endometrium. Pada waktu tebal endometrium 0,5 mm. Fase ini sudah mulai sejak
fase mentruasi dan berlangsung selama 4 hari.

Fase Proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung
dari hari ke 5 sampai ke 14 siklus haid. Fase proliferasi dibagi menjadi 3 subfase,
yaitu :
Fase proliferasi dini (early ploriferation phase)
Berlangsung antara hari ke 4 sampai harik ke 7. Fase ini dapat dikenal dari
epitel permukaan yang tipis dan adanya generasi epitel
Fase proliferasi madya ( midproliferation phase)
Berlangsung antara hari ke 8 sampai hari ke 10. Fase ini merupakan
bentuk transisi dan dapat dikenal dengan epitel berbentuk torak dan tinggi
Fase proliferasi akhir (late proliferation phase)
Berlangsung pada hari ke 11 sampai ke 14. Fase ini dapat dikenal dengan
permukaan kelenjar yang tidak rata.

Fase Sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Pada
fase ini endometrium kira kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah
menjadi panjang, berkelok, dan mengeluarkan getah. Fase ini dibagi menjadi fase
sekresi dini dan fase sekresi lanjut.

Hormon Dalam Menstruasi


Hormon reproduksi yang dihasilkan oleh hipotalamus adalah GnRH (Gonadotropin
Releasing Hormone), berfungsi untuk melepaskan LH dan FSH. Glandula hipofisis
anterior menghasilkan hormon hormon reproduksi antara lain :
a) FSH (Folikel Stimulating Hormone), berfungsi :
Merangsang pertumbuhan folikel ovarium
Merangsang pematangan folikel sampai folikel de graff tetapi tidak
menyebabkan ovulasi
Pada wanita berfungsi sebagai pematangan folikel (yolk) dan
sprematogenesis pada pria
b) LH (Luteinezing Hormone), berfungsi :
Mengawali dan merangsang pertumbuhan corpus luteum
Merangsang tumbuhnya sel interstitial pada ovarium
Merangsang sel granulosa dan sel theca pada folikel yang masak untuk
memproduksi estrogen
Kadar LH turun, estrogen naik menyebabkan ovulasi
Pada pria berfungsi untuk perkembangan testis
c) Estrogen, disekresikan oleh theca interna dari folikel de graff, berfungsi :
Memperlancar peredarah darah dan perkembangan seks
Menunjang pertumbuhan sistem pembuluh kelenjar mammae
Bila sekresi estrogen mencaai ketinggian tertentu, maka sekresi FSH turun
dan LH naik terus sampai puncak
Setelah ovulasi, estrogen turun dan FSH kembali normal
d) Progesteron, disekresikan oleh sel lutein corpus luteum, berfungsi :
Mempertahankan kehamilan
Menyebabkan pertumbuhan alveolus glandula mammae
Menekan terjadinya kontraksi uterus dan menekan uterus terhadap
estrogen dan oxytocin

Daftar Pustaka
Prawiroharjo, S. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo
Ppt. Biokimia Hormon Reproduksi

Вам также может понравиться