Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
UTILITAS
Unit utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu
pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal
sampai produk akhir. Kebutuhan sarana penunjang sangat diperlukan karena
kegiatan pabrik tidak mungkin berjalan tanpa adanya sarana penunjang. PT.
Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
Sektor Keramasan adalah sebagai berikut :
29
30
beroperasi secara otomatis. Kemudian air melewati saringan kasar (Strainer), yang
dibagi menjadi dua aliran ke Cooling Tower dan Water Treatment Plant (WTP).
Air yang dialirkan ke Cooling Tower masuk kedalam basin dengan level maksimum
2650 mm, namun air hanya diisi sampai level 2200 mm. Sedangkan aliran lainnya
menuju ketempat bak penampungan utama (Clarifier). Dalam clarifier air akan
melewati tahap metode koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi. Setelah air
disaring dari kotoran-kotoran tersebut lalu dilakukan proses pengolahan sebagai
berikut:
a. Koagulasi
Koagulasi adalah proses penambahan bahan kimia kedalam air agar kotoran
dalam air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat warna organik, lumpur
halus bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan mengendap. Pada proses
koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada
dasarnya air sungai atau air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai
partikel koloid yang terkandung didalamnya. Destabilisasi partikel koloid
dilakukan dengan penambahan bahan kimia berupa PAC (Poly Aluminium
Chloride) kedalam air yang diinjeksikan melalui pipa pada jalur masuk air
menuju clarifier.
b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi.
Flokulasi adalah suatu proses aglomerasi (penggumpalan) partikel-partikel
destabilisasi menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan dapat dipisahkan
oleh proses sedimentasi dan filtrasi. Pada filtrasi ini menggunakanan tawas,
untuk membentuk dan memperbesar flok akibat gabungan dari koloid-koloid
dalam air baku dengan koagulan. Untuk meningkatkan pembentukan flok,
polimer organik digunakan sebagai flokulan yang akan memberikan flok padat,
mengurangi carry over dari flok baik dari tangki sedimentasi dan sisa dari tawas
dalam air yang diolah. PAC (Poly Aluminium Chloride) sendiri dipengaruhi
oleh alkalinitas (pH) air baku. Ukuran flok yang efektif tidak akan terbentuk
jika alkalinitas dalam air tidak cukup tinggi. Kisaran pH optimum biasanya 7
sampai 8 dan NaoH akan digunakan sebagai penyesuaian pH.
31
Keramasan, yaitu sebagai air wudhu di mushola, air untuk mencuci di dapur
Control Central Room (CCR), dan air pada area lokal pembangkit.
Dari sisi atas filter air dialirkan menuju resin kation yang bertujuan untuk
menyerap ion-ion negatif seperti Cl-, NO3-, SO43- di dalam air dan menukarnya
dengan ion hidrogen (H+). Hasil keluaran dari penukar bersifat asam, sehingga di
perlukan proses pertukaran anion.
Air meninggalkan resin kation dan memasuki resin anion. Di dalam resin
anion, terjadi pertukaran ion antara ion-ion positif (Na+, K+, Ca+, Mg+, Fe3+) dengan
ion hidroksil (OH-). Ion negatif pada resin anion akan menangkap ion positif dari
senyawa asam. Air yang keluar dari resin ini masih memiliki kadar silika dan
konduktivitas yang masih tinggi sehingga perlu dilakukan proses lanjutan.
Proses pertukaran ion dikategorikan kurang sempurna, jika masih terdapat ion
yang tidak diinginkan berada didalam air. Upaya untuk menghilangkan semua ion
tersebut dari unit anion adalah dengan dilakukan diproses lanjutan pada unit Mixed
Bed. Unit ini mengandung campuran dari dua jenis resin sehingga air akan berturut-
turut melewati resin kation dan anion berkali-kali selama perjalanan melalui mixed
bed tersebut.
Ion-ion yang tidak diinginkan dapat turun ketingkat hampir tidak terdeteksi.
Proses ini sering digambarkan sebagai polishing dari air demineralisasi. Air
keluaran dari mixed bed langsung masuk dan ditampung kedalam tangki
penampungan air demin (Make up Water Tank). Air murni yang dihasilkan
digunakan sebagai air umpan HRSG (Heat Recovery Steam Generator) untuk
menghasilkan steam.
34
Dalam penggunaan bahan bakar gas, untuk mencegah agar kondensat dan
kotoran lain tidak terbawa masuk ke dalam unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap, maka terlebih dahulu bahan bakar gas dialirkan melalui fuel gas separator
dan filter. Disini kondensat dan kotoran dipisahkan dari gas dan ditampung didalam
condensate tank atau langsung dibuang melalui cold stack atau burning pit.
36
Selanjutnya bahan bakar gas yang sudah bersih dialirkan ke instalasi gas
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap untuk digunakan dalam proses pemanasan.
turbin gas. Sedangkan pada boiler (ketel), sumber panas untuk membangkitkan uap
berasal dari pembakaran bahan bakar didalam ruang bakar (furnace) boiler. Pada
boiler pipa-pipa pemanas disusun menjadi dinding ruang bakar, sedangkan pada
HRSG pipa-pipa pemanas disusun tegak lurus terhadap aliran gas buang.
Dengan kondisi demikian, maka HRSG :
- Tidak memiliki ruang bakar.
- Tidak dilengkapi sistem bahan bakar.
- Tidak ada sistem udara bakar.
- Tidak memiliki penghembus jelaga (soot blower).