Вы находитесь на странице: 1из 5

Dasar Teori

Actinomycetes merupakan kelompok bakteri penghasil antibiotik terbanyak yaitu sekitar


70% antibiotik yang telah ditemukan dihasilkan oleh Actinomycetes terutama genus
Streptomyces, sehingga sasaran penapisan bakteri penghasil antibiotik ditujukan pada kelompok
Actinomycetes (Alcamo dalam Rofiq, 2011). Lebih dari 90% antibiotik yang dihasilkan dari
berbagai spesies Streptomyces digunakan untuk terapi penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri (Rahayu, 2006). Bakteri ini umumnya dijumpai pada berbagai jenis tanah dan memiliki
kelimpahan terbesar yang berperan penting dalam proses dekomposisi (Nurkanto, 2007).
Tanah merupakan habitat Actinomycetes. Populasi Streptomyces pada tanah mencapai
70% (Rao, 2001), sedangkan populasi Actinomycetes pada tanah yang subur mencapai 700.000
(Budiyatno, 2004). Pada umumnya mi kroorganisme yang hidup di wilayah rizosfer lebih banyak
dari pada di tanah yang bukan rizosfer (Rao, 2001). Tanah pertanian yang subur mengandung
2.500.000.000 bakteri, 700.000 Actinomycetes, 400.000 jamur, 50.000 algae dan 30.000
protozoa per gram tanah. Pada tanah yang kering dan panas (hangat) banyak ditemukan
Actinomycetes (Budiyanto, 2004).
Rumput gajah mini merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai produktivitas dan
kandungan zat gizi yang cukup tinggi serta memiliki palatabilitas yang tinggi bagi ternak
ruminansia. Rumput ini dapat hidup diberbagai tempat, tahan lindungan, respon terhadap
pemupukan, serta menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput gajah mini tumbuh
merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus menghasilkan anakan apabila
dipangkas secara teratur. Rumput gajah mini diduga memiliki kandungan antimikroba.
Morfologi rumput gajah mini yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 1meter sehingga
dapat berperan sebagai penangkal angin terhadap tanaman utama (Syarifuddin, 2006).
Salah satu bakteri penyebab infeksi yaitu Escherichia coli. Escherichia coli merupakan
flora normal saluran pencernaan manusia dan hewan, tetapi dapat berubah menjadi oportunis
patogen bila hidup di luar usus (Supardi dan Sukamto, 1999; Jawetz et al., 2001). Escherichia
coli dapat menyebabkan infeksi saluran kencing yang merupakan infeksi terbanyak 80%
(Gibson, 1996), infeksi luka, (Supardi dan Sukamto, 1999), dan diare (Jawetz et al., 2005). Saat
ini sudah banyak ditemukan Escherichia coli yang resisten terhadap antibiotik. Hasil penelitian
Agnisia (2012) menyatakan bahwa Escherichia coli resisten terhadap beberapa jenis antibiotik
diantaranya tetrasiklin, kloramfenikol dan eritromisin. Selain itu penelitian Noviana (2004),
Escherichia coli juga resisten terhadap golongan -laktam (penisilin, ampisilin, amoksilin,
sulbenisilin dan oksasin) dan golongan aminoglikosida (streptomisin). Widjajanti (1999) hal ini
disebabkan bakteri telah mengadakan mutasi yang dapat terjadi karena pengobatan yang
dilakukan tidak dengan semestinya
Antibiotik merupakan metabolit sekunder dan diproduksi ketika konsentrasi substrat
melimpah. Pada keadaan substrat organik terbatas, antibiotik tidak terbentuk (Atlas and Bartha,
1993). Antibiotik dapat diperoleh salah satunya dengan skrining. Skrining antibiotik pada
umumnya melalui tahapan-tahapan seperti isolasi dan kultivasi organisme, uji antibiotik,
karakterisasi dan identifikasi substansi antibiotik (Goodfellow et al., 1988). Faktor-faktor yang
mempengaruhi penghambatan mikroorganisme oleh antibiotik adalah kepadatan populasi
mikroorganisme, kepekaan terhadap bahan antimikrobia, lamanya bahan antimikrobia
diaplikasikan pada mikroorganisme, konsentrasi bahan antimikrobia, suhu dan kandungan bahan
organik (Lay, 1994).

Hasil

Tabel 1. Perbandingan Hasil Pengukuran Daya Hambat Antibiotik yang Dihasilkan dari Isolat
Actinomycetes.

Ulangan
No. Rerata
1 2 3 4

1. 1,73 0,775 0,982 1,43 1,639

2. 0 1,023 0,872 0,853 0,687

3. 0,918 1,613 0 1,337 0,967

4. 1,148 0,988 0,743 0,86 0,935

5. 0,958 0,922 1 0,875 0,939

6. 0 0,75 0 0,822 0,393

7. 3,558 3,108 3,197 3,273 3,284


8. 0,95 0,743 1,295 1,057 1,011

NB:

No. 7 (kontrol) menggunakan antibiotik Chloramphenicol dengan konsentrasi 0,125%.

Analisis Data

Pada praktikum ini menggunakan isolat Actinomycetes dari rhizosfer rumput gajah mini
(Brachiaria mutica) sebagai penghasil antibiotik terhadap Escherichia coli. Berdasarkan data
yang diperoleh dengan menggunakan 8 plate dan masing-masing sebanyak 4 ulangan didapatkan
hasil bahwa pada cawan pertama sebesar 1,73 cm pada ulangan pertamanya, pada ulangan kedua
sebesar 0,775 cm, pada ulangan ketiga 0,982 cm, dan pada ulangan keempat sebesar 1,43 cm.
Kemudian dirata-rata dan diperoleh hasil sebesar 1,639 cm.
Sedangankan pada ulangan pertama cawan kedua diperoleh hasil sebesar 0, pada ulangan
kedua sebesar 1,023 cm, pada ulangan ketiga 0,872 cm, dan pada ulangan keempat sebesar 0,853
cm. Kemudian dirata-rata dan diperoleh hasil sebesar 0,687 cm.
Pada ulangan pertama cawan ketiga diperoleh hasil sebesar 0,91 cm, pada ulangan kedua
sebesar 1,613 cm, sedangkan pada ulangan ketiga 0, dan pada ulangan keempat sebesar 1,337
cm. Kemudian dirata-rata dan diperoleh hasil sebesar 0,967 cm.
Pada ulangan pertama cawan keempat diperoleh hasil sebesar 1,148 cm, pada ulangan
kedua sebesar 0,988 cm, pada ulangan ketiga 0,743 cm, dan pada ulangan keempat sebesar 0,86
cm. Kemudian dirata-rata dan diperoleh hasil sebesar 0,935 cm.
Pada ulangan pertama cawan kelima diperoleh hasil sebesar 0,958 cm, pada ulangan
kedua sebesar 0,922 cm, pada ulangan ketiga 1 cm, dan pada ulangan keempat sebesar 0,875 cm.
Kemudian dirata-rata dan diperoleh hasil sebesar 0,939 cm.
Pada ulangan pertama cawan keenam bernilai 0, pada ulangan kedua sebesar 0,75 cm,
pada ulangan ketiga juga 0, dan pada ulangan keempat sebesar 0,822 cm. Kemudian dirata-rata
dan diperoleh hasil sebesar 0,393 cm.
Pada cawan ketujuh sebagai kontrol dengan menggunakan antibiotik Chloramphenicol
dengan konsentrasi 0,125%. Pada ulangan pertama diperoleh hasil sebesar 3,558 cm, pada
ulangan kedua sebesar 3,108 cm, pada ulangan ketiga 3,197 cm, dan pada ulangan keempat
sebesar 3,273 cm. Kemudian dirata-rata dan diperoleh hasil sebesar 3,284 cm.
Pada ulangan pertama cawan terakhir diperoleh hasil sebesar 0,95 cm, pada ulangan
kedua sebesar 0,743 cm, pada ulangan ketiga 1,295 cm, dan pada ulangan keempat sebesar 1,057
cm. Kemudian dirata-rata dan diperoleh hasil sebesar 1,011 cm.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa cawan ketujuh sebagai kontrol dengan
menggunakan antibiotik Chloramphenicol dengan konsentrasi 0,125% memiliki rata-rata yang
paling tinggi yakni 3,284 cm. Sementara untuk sampel yang menunjukkan rata-rata tertinggi ada
pada cawan pertama dengan nilai sebesar 1,639 cm.

Daftar Rujukan

Agnisia, Sinarita. 2012. Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle
L.) dan Siprofloksasin Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Escherichia coli
Multiresisten. Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi UMS.

Gibson, J. M. 1996. Mikrobiologi dan Patologi Modern Untuk Perawat. Jakarta: ECG.

Budiyanto, M. A. K. 2004. Mikrobiologi Terapan. Malang, UMM Press.

Nurkanto, Arif. 2007. Identifikasi Aktinomisetes Tanah Hutan Pasca Kebakaran Bukit Bangkirai
Kalimantan Timur dan Potensinya Sebagai Pendegradasi Selulosa dan Pelarut Fosfat.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong. Volume 8, Nomor 4. Halaman: 314-
319.

Noviana, Hera. 2004. Pola Kepekaan Antibiotik Escherichia coli yang Diisolasi dari Berbagai
Spesimen Klinis. Oktober Desember 2004, Vol. 23 no. 4. Bagian Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.

Rao, N. S. S. 2001. Soil Microbiology. Fourth Edition of Soil Microorganism and Plant Growth.
USA, Science Publishers, Inc. Enfield (NH).

Rofiq, Sunaryanto. 2011. Isolasi, Purifikasi, Identifikasi Dan Optimasi Medium Fermentasi
Antibiotik Yang Dihasilkan Oleh Aktinomisetes Laut. Disertasi. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.

Supardi, Imam dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan Pangan dan Keamanan
Pangan. Bandung: Yayasan Adikarya Ikapi.
Syarifuddin, NA. 2006. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah Enzilase Pada Berbagai
Umur Pemotongan. Produksi Ternak, Fakultas Pertanian UNLAM, Lampung.

Jawetz, Melnick dan Adelbergs. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi XXII. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.

Widjajanti, V. Nuraini. 1999. Obat Obatan. Yogyakarta: Kanisius.

Вам также может понравиться