Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan disajikan teori tentang tingkat kecemasan orang tua
tentang beredarnya imunisasi vaksin palsu dan konsep dasar yang mempertajam
dan memperjelas suatu penelitian. Karena itu suatu penelitian akan dapat
diwujudkan dengan dilandasi oleh suatu konsep yang nyata.

2.1 Konsep Kecemasan


2.1.1 Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam,
dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,
pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan serta dalam menemukan
identitas diri dan arti kehidupan. Kecemasan memiliki karakteristik berupa
munculnya perasaan takut dan kehati - hatian atau kewaspadaan yang tidak
jelas dan tidak menyenangkan. Kecemasan seringkali disertai dengan gejala
fisik seperti sakit kepala, jantung berdebar cepat, dada terasa sesak, sakit
perut, atau tidak tenang dan tidak dapat duduk diam. Gejala - gejala
kecemasan yang muncul dapat berbeda pada masing - masing orang (Widury,
2008, hal. 73 - 74).
Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak
menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan
menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil Lur
Rochman, 2010:104).
Namora Lumongga Lubis (2009:14) menjelaskan bahwa kecemasan
adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu
mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang.
Kecemasan dialami ketika berfikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang
akan terjadi.

1
2

Kecemasan juga merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan


tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang terganggu.
Keduaduanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari
pertahanan terhadap kecemasan tersebut (Singgih D. Gunarsa, 2008:27).
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa
kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat
mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya
ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk
akan terjadi.

2.1.2 Hakikat Dan Jenis Kecemasan


Izard, 2010 (41-42) mengemukakan pandangannya, bahwa kecemasan
adalah sebagai campuran dari suatu jumlah emosi, walaupun ketakutan
dominan di dalam campuran itu. Emosi dasar yang paling umum
mempertimbangkan untuk berkombinasi dengan ketakutan untuk menyusun
kecemasan meliputi keadaan susah atau kepiluan (distress atau sadness),
kemarahan, malu, rasa bersalah, dan minat atau kegembiraan (interest
atauexcitement). Lagi pula, kecemasan, menurut pandangan Izard, bisa
diasumsikan suatu campuran berbeda ke seberang situasi dan waktu, misalnya
dalam diri seseorang; ketakutan, kesusahan, dan kemarahan adalah campuran
yang disebut sebagai kecemasan dengan individu. Dalam kejadian yang
lain, rasa bersalah dan malu adalah dikombinasikan dengan ketakutan. Secara
alami, gabungan seperti itu membuat sulit untuk menyatakan kecemasan
secara tepat. Meskipun demikian, kecemasan dianggap sebagai suatu
campuran dari emosi pokok, bawaan, masing-masing yang dimodifikasi
dengan pelajaran dan pengalaman. Individu bisa belajar untuk
menghubungkan ciri emosi tersendiri seperti ketakutan dengan sejumlah
besar teori dan situational faktor, mencakup pembangn dari yang lain yang
terkait dengan emosi (KHAZANAH: Vol. XII-2014).
3

2.1.3 Gejala - Gejala Kecemasan


Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya
ancaman terhadap kesehatan. Individu-individu yang tergolong normal
kadang kala mengalami kecemasan yang menampak, sehingga dapat
disaksikan pada penampilan yang berupa gejala-gejala fisik maupun mental.
Gejala tersebut lebih jelas pada individu yang mengalami gangguan mental.
Lebih jelas lagi bagi individu yang mengidap penyakit mental yang parah.
Gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari tangan dingin,
detak jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan
berkurang, tidur tidak nyenyak, dada sesak.Gejala yang bersifat mental adalah
: ketakutan merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian,
tidak tenteram, ingin lari dari kenyataan (Siti Sundari, 2010:62).
Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan
takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dantidak
menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada
masing-masing orang. Kaplan, Sadock, & Grebb (Fitri Fauziah & Julianti
Widury, 2007:74) menyebutkan bahwa takut dan cemas merupakan dua
emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut
muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari lingkungan,
dan tidak menimbulkan konflik bagi individu. Sedangkan kecemasan muncul
jika bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau menyebabkan konflik
bagi individu.
Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam
kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau
keadaan yang benar-benar ada. Kholil Lur Rochman, (2010:103)
mengemukakan beberapa gejala-gejala dari kecemasan antara lain :
a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian
menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan
bentuk ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.
b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan
sering dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable,
akan tetapi sering juga dihinggapi depresi.
4

c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of


persecution (delusi yang dikejar-kejar).
d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah,
banyak berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.
e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan
tekanan
jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.

2.1.4 Faktor-faktor Penyebab Kecemasan


Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian
besar tergantunga pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa -
peristiwa atau situasi khusus dapat mempercepat munculnya serangan
kecemasan. Menurut Savitri Ramaiah (20011:11) ada beberapa faktor yang
menunujukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu :
a. Lingkungan
Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir
individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan
karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu
dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga
individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.
b. Emosi yang ditekan
Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan
keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini,
terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka
waktu yang sangat lama.
c. Sebab-sebab fisik
Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi
seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari
suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-
perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan
timbulnya kecemasan.
5

Zakiah Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010:167) mengemukakan


beberapa penyebab dari kecemasan yaitu :
a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang
mengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut,
karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran.
b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal
yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini
sering pula menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-
kadang terlihat dalam bentuk yang umum.
c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak
berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan
takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.

2.1.5 Tingkat Kecemasan


Menurut Stuart (2007) tingkat kecemasan dibagi menjadi :
a. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari - hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ringan dapat
memotivikasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, kesadaran
tinggi, mampu belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai
situasi.
b. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada
masalah yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu terarah.
Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat,
kecepatan denyut jantung dan pernafasan meningkat, ketegangan otot
meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi
menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan
6

konsentrasi menurun, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa,


marah dan menangis.
c. Kecemasan berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.
Seseorang dengan kecemasan berat dan cenderung untuk memusatkan
pada suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah
mengeluh pusing, sakit kepala, tidak dapat tidur (insomnia), sering
kencing, diare, dan tidak mau belajar secara efektif.
d. Kecemasan panik
Kecemasan panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan
teror. Hal terinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami
kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu
melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup
diorganisasikan kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas
motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain. Persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran rasional.
Tingkat ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus
dalam waktu yang lama dapat terjadi kematian dan kelelahan.

2.1.6 Alat Ukur Kecemasan


Menurut Hawari (2011,hal. 79) Untuk mengetahui sejauh mana derajat
kecemasan seseorang apakah ringan,sedang,berat atau berat sekali orang
menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton
Rating Scale For Anxiety. Masing - masing kelompok gejala diberi penilaian
angka (score) antar lain 0 - 4 yang artinya adalah :
Nilai 0 = tidak ada gejala
Nilai 1 = gejala ringan
Nilai 2 = gejala sedang
Nilai 3 = gejala berat
Nilai 4 = gejala berat sekali
7

Masing - masing nilai angka score dari 14 kelompok gejala tersebut di


jumahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat
kecemasan seseorang, yaitu Total nilai score :
kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
14 20 = kecemasan ringan
21 27 = kecemasan sedang
28 41 = kecemasan berat
42 56 = kecemasan berat sekali
Dari beberapa gejala, faktor, dan definisi diatas, penulis menyimpulkan
bahwa kecemasan ini termasuk dalam jenis kecemasan rasional, karena
kecemasan rasional merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang
memang mengancam. Adanya berbagai macam kecemasan yang dialami
individu dapat menyebabkan adanya gangguan-gangguan kecemasan seperti
gangguan kecemasan spesifik yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan
karena kehadiran atau antisipasi terhadap objek atau situasi yang spesifik.
Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak dari kecemasan yang berupa
simtom kognitif, yaitu kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan
keprihatinan pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang
mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real
yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif,
dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.
8
9

2.2 Konsep Vaksin


2.2.1 Pengertian vaksin
Vaksin adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk
meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus. Terbuat dari virus yag telah
dimatikan atau dilemahkan dengan menggunakan bahanbahan tambahan
lainnya seperti formalaldehid, thymerosal dan lainnya. Sedangkan vaksinasi
adalah suatu usaha memberikan vaksin tertentu kedalam tubuh untuk
10

menghasilkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit /virus tersebut


(Artikel ebuletin LPMP Sulsel. ISSN 23553189. 06 April 2015).
Menurut Mulyani, (2013) Vaksinasi adalah merupakan suatu tindakan
yang dengan sengaja memberikan paparan antigen yang berasal dari suatu
patogen. Antigen yang diberikan telah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan sakit maupun mereproduksi lomfosit yang peka sebagai
antibody dan sel memori. Cara ini cukup memberikan kekebalan. Tujuanya
adalah memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya namun cukup
untuk merespon imun sehingga apabila terjangkit penyakit yang
sesungguhnya di kemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan
cepat membentuk antibody dan mematikan antigen/penyakit yang masuk
tersebut.
Saat ini vaksinasi menjadi istilah umum untuk pemaparan antigen
terhadap manusia atau binatang dalam membangkitkan respon kekebalan.
Vaksin potensial merupakan syarat utama untuk tujuan ini sehingga dapat
mengontrol penyakit secara efektif. Kebanyakan vaksin virus yang digunakan
saat ini merupakan sel utuh yang telah dilemahkan atau dimatikan.
Keuntungan vaksin ini pada umumnya mampu menghasilkan imunitas cukup
lama dan merangsang seluruh reaksi kekebalan pada host yaitu Humoral
antibody dan Cell-Mediated (Draper, 2011).

2.2.2 Apa Perbedaan Vaksin Dan Vaksinasi?


Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman,
komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan
yang berguna untuk merangsang timbulnya kekebalan tubuh seseorang, (
Maryuani, 2010).
Menurut Mulyani, (2013) Vaksin adalah sebuah senyawa antigen yang
berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus. Terbuat dari
virus yag telah dimatikan atau dilemahkan dengan menggunakan
bahanbahan tambahan lainnya seperti formalaldehid, thymerosal dan lainnya.
Sedangkan vaksinasi adalah merupakan suatu tindakan yang dengan
sengaja memberikan paparan antigen yang berasal dari suatu patogen.
11

Antigen yang diberikan telah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak


menimbulkan sakit maupun mereproduksi lomfosit yang peka sebagai
antibody dan sel memori. Cara ini cukup memberikan kekebalan. Tujuanya
adalah memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya namun cukup
untuk merespon imun sehingga apabila terjangkit penyakit yang
sesungguhnya di kemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan
cepat membentuk antibody dan mematikan antigen/penyakit yang masuk
tersebut.

2.2.3 Jenisjenis vaksinasi

Menurut Hadinegoro, (2011) Beberapa jenis vaksin yang dibuat


berdasarkan proses produksinya antara lain :
1. Vaksin hidup (live attenuated vacine )
Yaitu vaksin yang terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan,
masih antigenic akan tetapi tidak fatogenik. Contohnya yaitu virus polio
oral. Oleh karena vaksin yang di berikan sesuai infeksi alamiah (oral),
virus dalam vaksin akan hidup dan berkembang baik diepitel saluran
cerna, sehingga akan memberikan kekebalan local. Sekresi antibody igA
lokal yang ditingkatkan akan mencegah virus liar masuk kedalam sel
tubuh. Imunitas aktif dari vaksin hidup tidak dapat berkembang karena
pengaruh dari antibody yang beredar. Antibody yang masuk melalui
plasenta atau transfuse dapat mempengaruhi perkembangan vaksin
mikroorganisme dan menyebabkan tidak ada respon. Vaksinasi campak
merupakan mikroorganisme yang paling sensitif terhadap antibody yang
beredar dalam tubuh. Virus vaksin polio dan rotavirus paling sedikit
terkena, vaksin hidup dapat menyebabkan penyakit, umumnya bersifat
ringan disbanding dengan penyakit alamiah atau dianggap sebagai
kejadian ikutan. Respon imun terhadap vaksin hidup attenuated pada
umumnya sama dengan yang diakibatkan oleh infeksi alamiah. (Mulyani,
2013).
2. Vaksin Mati (Klied Vaccine/ Inactiveted Vaccine)
12

Vaksin mati ini tidak patogenik dan tidak berkembang biak dalam
tubuh. Oleh karena itu diperlukan pemberian beberapa kali. Vaksin ini
selalu membutuhkan dosis multiple. Pada umumnya protektif, tetapi
hanya memacu atau menyiapkan sistem imun. Respon imun protektif
baru timbul setelah dosis kedua atau ketiga hal ini berbeda dengan vaksin
hidup, yang memunyai respon imun mirip atau sama dengan vaksin
hidup, yang mempunyai respon imun terhadap vaksin mati sebagian
besar humoral, hanya sedikit atau tidak menimbulkan imunitas
selulartiter antibody terhadap antigen inactivated menurun setelah
beberapa waktu. Sebagian hasilnya maka vaksin inactiveted
membutuhkan dosis suplemen (tambahan) secara priodik.
3. Rekombinan.
Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan
epitoporganisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut
melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi sel penerima vaksin.
Terdapat 3 jenis vaksin yang dihasilkan dengan rekayasa genetik yang
saat ini tersedia, antara lain :
a. Vaksin hepatitis B dihasilkan dengan cara memasukan suatu
segmen gen virus hepatitis B ke dalam sel ragi. Sel ragi yang telah
berubah ini menghasilkan antigen permukaan hepatitis B murni.
b. Vaksin tifoid (Ty21a) adalah bacteria samonella typhy yang
genetik diubah (modified) sehingga tidak menyebabkan sakit.
c. Tiga dari 4 virus yang berada dalam vaksin rotavirus hidup adalah
rotavirus kera rhesus yang menghasilkan antigen rotavirus manusia
apabila mengalami replikasi.
4. Vaksin polisakarida
Vaksin polisakarida merupakan sub-unit yang inactiveted dengan
bentuknya yang unik terdiri dari atas rantai panjang molekul-molekul
gula yang membentuk permukaan kapsul bakteri tertentu. vaksin
polisakarida murni tersedia untuk 3 macam penyakit yaitu pneumokokus,
meningkokus, dan heamophillus influenza.
5. Taksoid
13

Bahan yang bersifat imunogenik dibuat dari toksin


kuman.pemanasan dan penambahan pormalin biasanya digunakan dalam
proses pembuatannya. Hasil dari pembuatan bahan toksoid yang jadi
disebut sebagai Natural Plain Toxoid, dan merangsang terbentuknya
antibody antitoksin. Imunisasi bakterial toksoid efektif selama satu tahun.
Bahan adjuvan digunakan untuk memperlama rangsangan antigen dan
meningkatkan imunogenestasinya.
6. Vaksin DNA Plasma (Plasmid DNA Vaccine)
Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung
kode antigen yang patogen dan ssat ini dalam pengembangan penelitian.
Hasil akhir penelitian pada binatang percoban menunjukan bahwa vaksin
DNA (virus dan bakteri) merangsang respon hormonal dan selular yang
cukup kuat, sedangkan penelitian ini klinis pada manusia saat ini sedang
dilakukan.Berdasarkan Fungsinya Vaksin terbagi menjadi 8 menurut
(Mulyani, 2013) yaitu : Vaksin BCG (bacillus calmette guerine) yaitu
untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.Vaksin DPT
(Difteri Partusis Tetanus) untuk pemberian kekebalan secara stimulan
terhadap difteri, pertusis, dan tetanus.
a. Vaksin TT (Tetanus Toksoit) yaitu untuk pemberian kekebalan
aktif terhadap tetanus.
b. Vaksin DT (Diefteri Dan Tetanus) untuk pemberian kekebalan
stimulan terhadap difteri dan tetanus.
c. Vaksin polio yaitu untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
poliomyelitis.
d. Vaksin campak yaitu untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
penyakit campak.
e. Vaksin hepatitis B untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
f. Vaksin DPT/HB untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
penyakit
g. Diefteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.
14

2.2.4 Sifat-sifat vaksin


Berdasarkan kepekaan atau sensivitasnya terhadap suhu dibedakan
menjadi 2 yaitu antara lain :
1. Vaksin yang bersifat sensitive terhadap panas (heatsensitive) merupakan
golongan vaksin yang akan rusak jika terpapar dengan suhu yang
berlebihan. Vaksin Polio, BCG, dan Campak.
a. Polio yaitu pada suhu beberapa derajat celsius diatas udara luar
(ambient temperatur < 34 derajat celsius) dan dapat bertahan selama
2 hari.
b. Campak dan BCG yang akan rusak pada suhu berapa derajat celsius
diatas suhu udara luar (ambient temperatur < 34 derajat celsius) dan
dapat bertahan selama 7 hari.
2. Vaksin yang sensitive terhadap beku ( freeze sensitive) Merupakan
vaksin yang akan rusak bila terpapar dengan golongan dalam sifat ini
antara lain suhu dingin atau pembekuan. Vaksin yang tergolong dalam
sifat ini antara lain hepatitis B, B-PID, DPT-HB, DT dan TT.
a. Hepatitis B dan DPT-HB pada suhu -0,5 derajat c. Dapat bertahan
selama maksimal setengah jam.
b. DPT, DT, dan TT pada suhu -5 derajat c 10 derajat c dapat
bertahan selama maksimal 1,5 2 jam.
c. DPT, DPT-HB, DT berapa derajat celsius diatas suhu udara luar
(ambient tempratur < 34 derajat celsius) dan bertahan selama 14 hari.
d. Hepatitis B dan TT beberapa derajat celsius diatas suhu udara luar
(ambient tempratur < 34 derajat celsius) bertahan selama 30 hari.

Вам также может понравиться