Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang masalah serta tindakan asuhan
keperawatan pada varikokel
2.1 Definisi
Varikokel ialah dilatasi kompleks vena pampiniformis pada funikulus spermatikus
(MOSBY 2008). Varikokel merupakan dilatasi pleksus pampiniformis akibat gangguan
aliran darah balik vena spermatika interna di atas testis.
Pleksus pampiniformis bermuara ke dalam vena spermatika interna, yang mengalir
ke dalam vena renalis di kiri dan vena kava di kanan (Sabiston, 1994). Varikokel ini
terbentuk dari massa yang mengalami konvolusi dari vena yang berdilatasi dalam
pleksus venosus korda. Karena varikokel terbentuk dari vena yang terisi darah,
maka varikokel tidak mengirimkan cahaya seperti hidrokel. Varikokel merupaka salah satu
penyebab infertilitas pada pria dan didapatkan 21-41 % pria yang mandul menderita
varikokel.
2.2 Epidemologi
Umumnya prevalensi dari varikokel pada populasi laki-laki dewasa
adalah sekitar 15 %. Prevalensi varikokel adalah 30-40 % pada pria dengan
infertilitas primer dan 50-80 % pada pria dengan infertilitas sekunder.
2.3 Etiologi
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab
varikokel tetapi dari pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri
lebih sering dijumpai daripada sebelah kanan (varikokel sebelah kiri 7093
%). Hal ini disebabkan karena vena spermatika interna kiri bermuara pada
vena renalis kiri dengan arah tegak lurus, sedangkan yang kanan bermuara
pada vena kava dengan arah miring. Di samping itu vena spermatika interna
kiri lebih panjang daripada yang kanan dan katupnya lebih sedikit dan
inkompeten. Jika terdapat varikokel disebelah kanan atau varikokel bilateral
patut dicurigai adanya: kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat
obstruksi vena karena tumor), muara vena spermatika kanan pada vena renails
kanan, atau adanya situs inversus.
2.4 Klasifikasi
Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3 tingkatan/derajat:
a. Derajat kecil: adalah varikokel yang dapat dipalpasi setelah pasien
melakukan manuver valsava.
pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengedan atau melakukan sebuah
manuver, yaitu menghembuskan nafas secara maksimal dalam keadaan
mulut dan hidung yang tertutup atau bisa juga denga menarik napas dalam-
dalam dan menahannya ketika Anda jongkok (Valsava manuver). Jika
terdapat varikokel maka pada pemeriksaan akan ditemukan benjolan
Idiopatik
Varikokel
Gangguan
spermatogenesisi
Ansietas Trauma Masuknya
jaringan organ-organ
sekunder Infertile
Gangguan konsep
Nyeri akut Resiko infeksi diri (HDR)
2.8 Penatalaksanaan
Tindakan yang dikerjakan adalah :
a. Ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo melalui operasi
terbuka atau bedah laparoskopi. Ligasi varikokel pada remaja dengan
atrofi testikular ipsilateral memberi hasil peningkatan volume testis untuk
itu tindakan operasi sangat direkomendasikan pada pria golongan usia ini.
Remaja dengan varikokel grade I & II tanpa atrofi dilakukan pemeriksaan
tahunan untuk melihat pertumbuhan testis
b. Jika terdapat testis yang hilang disarankan untuk melakukan
Varikokelektomi cara Ivanisevich
c. Atau secara perkutan dengan memasukkan bahan sklerosing ke dalam
vena spermatika interna (embolisasi)
3.1 Pengkajian
1. Identitas : nama, umur, jenis kelamin (pada laki-laki dewasa 15%),
alamat, pekerjaan,
2. Riwayat kesehatan :
a) KU : biasanya klien mengeluh ada benjolan pada kantong zakar
kiri dan terasa nyeri.
b) Riwayat kesehatan dahulu : kaji apakah klien pernah mengalami
Trauma, kecelakaan sehingga testis rusak, Konsumsi obat-obatan
yang mengganggu spermatogenesis, Pernah menjalani operasi yang
berefek mengganggu organ reproduksi.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang : klien mengeluh benjolan semakin
membesar disertai rasa nyeri saat tersentuh. Keluhan kantong zakar
terasa berat terutama saat posisi berdiri
d) Riwayat Kesehatan Keluarga: kaji apakah saudara / keluarga klien
memiliki penyakit dengan aberasi genetic.
3. Pemeriksaan fisik :
Status generalis
Keadaan umum : biasanya tampak sakit sedang
Kesadaran : composmentis
TTV :
- TD : biasanya bisa naik, turun dan terkadang normal (N:110-
120/70-80 mmHg)
- Nadi: biasanya takikardi (N:60-100x/menit)
- Suhu : biasanya hipertermi (N: 36,5-37,5 oC)
- RR: biasanya Takipnea (N:20-24 x/menit)
KH :
- Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertile
- Terjalin kontak mata saat berkomunikasi
- Klien mampu mengidentifikasi aspek positif diri
Intervensi
1. Kontak dengan klien sering dan perlakuan klien dengan hangat dan
sikap positif
R/untuk mengurangi rasa malu klien dan membantu klien untuk
menerima keadaanya
Post operasi
Dx 1. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder
akibat pembedahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan klien tahu cara mengatasi nyeri.
KH :
- Klien mengekspresikan keluhan nyeri berkurang
- Skala nyeri berkurang 0-1
- Klien tidak tampak meringis
- TTV dalam batas normal
Intervensi
1. Observasi tanda vital setiap 8 jam
R/ Kecepatan jantung biasanya meningkat karena nyeri. TD
mungkin meningkat karna ketidaknyamanan insisi tetapi dapat
menurun atau tkidak stabil.
2. Observasi cemas, mudah terangsang, menangis, gelisah, gangguan
tidur.
R/ Petunjuk non verbal ini dapat menindikasikan adanya/ derajat
nyeri yang dialami
3. Libatkan keluarga dalam melakukan intervensi
R/ dengan melibatkan keluarga maka klien mendapat dukungan
dari keluarga
4. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
R/ dapat membantu mengurangi kapaitas nyeri
5. Kolaborasi pemberian analgetik
R/ Biasanya diberikan untuk control nyeri adekuat dan menurunkan
tegangan otot, yang memperbaiki kenyamanan pasien dan
meningkatkan penyembuhan
4.1 Kesimpulan
1) Varikokel ialah dilatasi kompleks vena pampiniformis pada funikulus
spermatikus (MOSBY 2008). Varikokel merupakan dilatasi pleksus
pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika
interna di atas testis.
2) Umumnya prevalensi dari varikokel pada populasi laki-laki dewasa
adalah sekitar 15 %. Prevalensi varikokel adalah 30-40 % pada pria
dengan infertilitas primer dan 50-80 % pada pria dengan infertilitas sekunder.
3) Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab
varikokel, tetapi dari pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah
kiri lebih sering dijumpai daripada sebelah kanan (varikokel sebelah kiri
7093 %).
4) Klasifikasi varikokel :
a. Derajat kecil: adalah varikokel yang dapat dipalpasi setelah pasien
melakukan manuver valsava.
b. Derajat sedang: adalah varikokel yang dapat dipalpasi tanpa
melakukan manuver valsava.
c. Derajat besar: adalah varikokel yang sudah dapat dilihat bentuknya
tanpa melakukanmanuver valsava.
5) Patofisiologinya terjadi karena adanya Peningkatan Tekanan Vena,
Anastomosis Vena Kolateral dan Katup yang Inkompeten
6) Manifestasi klinis
Varicokel memiliki beberapa tanda dan gejala yang sering dijumpai
(Jennifer P. Kowalak 2011), yaitu: Nyeri, Perasaan berat dan penuh
(pegal) pada sisi yang terkena, Masalah kesuburan, Atrofi testis
7) Pada pemeriksaan penunjang yang di gunakan ialah
Angiografi/venografi, Positif palsu/negative, dan Ultrasonografi
4.2 Saran
1. Perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan pada
klien dengan varikokel secara holistik didasari dengan pengetahuan
yang mendalam mengenai penyakit tersebut.
2. Klien dan keluarganya hendaknya ikut berpartisipasi dalam
penatalaksaan serta meningkatkan pengetahuan tentang varikokel yang
dideritanya.
Jennifer P. Kowalak, William Welsh dkk. 2011. Ali Bahasa, Andry Hartono
Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC
http://www.scribd.com/doc/40084476/Varicocel