Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB III

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2013

A. Kondisi Lingkungan yang Mempengaruhi


1. Analisis Internal
a. Kondisi Pelayanan
1) Kekuatan:
a) Letak Puskesmas yang strategis, terletak di Ibu Kota Kabupaten, dekat pasar
dan perkantoran lainnya.
b) Mudah dijangkau dengan transportasi umum maupun pribadi
c) Puskesmas denga pelayanan Dasar Umum, gigi, KIA dan pelayanan
penunjang meliputi lab,fisioterapi, dan obat serta pelayanan konsultasi gizi,
psikologi dan kesehatan lingkungan yang memadai
d) Pelayanan dilakukan oleh tenaga medis, para medis serta tenaga kesehatan
lainnnya sesuai kopetensi dab kewenangan
e) Puskesmas telah menerapkan manajemen mutu sesuai ISO 9001:2000 dan
ISO 9000:2008
f) Puskesmas dengan paradigma baru terbuka bagi pengembangan inovasi baru
g) Dukungan dari lintas sektoral dan instansi diatasnya serta stake holder
terhadap pelaksanaan pelayanan di Puskesmas.
h) Adanya tokoh masyarakat, kader yang berperan aktif pada kegiatan
Puskesmas.
2) Kelemahan:
a) Banyaknya pesaing di Wilayah Puskesmas Matang Suri
b) Penataan lay out Puskesmas yang masih kurang bagus
c) Kurangnya promosi pelayanan di Puskesmas
d) Sempitnya lahan parkir bagi pengunjung ataupun lahan parkir mobil

b. Kondisi Keuangan
1) Kekuatan:
a) Pendanaan Puskesmas bersumber dari pendapatan pelayanan dan subsidi
pemerintah APBN (BOK) dan APBD (SOP)
b) Pendapatan dari pelayanan langsung dapat dimanfaatkan
c) Kepala Puskesmas sebagai kuasa pengguna anggaran yang memungkinkan
pengelolaan keuangan dengan fleksibelitas
2) Kelemahan:
a) Puskesmas tidak mempunyai kewenangan untuk menentukan tarif pelayanan
b) Investasi masih tergantung dan APBN/APBD sehingga tidak dapat direncakan
c) Besaran tarif yang berlaku saat ini tidak sesuai dengan unit cost
d) Sistem akuntansi belum dilaksanakan secara accural
c. Kondisi Organisasi dan Sumber Daya Manusia
1) Kekuatan:
a) Puskesmas ssebagai lembaga tekhnis Daerah
b) Adanya struktur organisasi, visi, misi yang memberi arah bagi Puskesmas
c) Fasilitas pendukung organisasi yang memadai
d) Kualifikasi SDM sesuai kompetensi
e) Adanya tugas pokok dan fungsi dari masing-masing petugas
f) Jenis tenaga fungsional lengkap
g) Petugas (dokter, bidan, perawat, dll) yang profesional karena selalu
melakukan peningkatan pengetahuan maupun keterampilan yang terus
menerus melaui seminar, workshop maupun pelatihan lainnya
h) Petugas yang ramah tamah yang dapat memberikan kenyamanan bagi
pengunjung
i) Petugas dengan kemauan dan optimisme kuat sesuai visi dan misi untuk
memajukan Puskesmas
j) Komitmen dukungan semua pihak dari top manajemen sampai level bawah
untuk pelaksanaan manajemen mutu ISO
2) Kelemahan:
a) Belum adanya tenaga ahli yang diperlukan seperti dokter spesialis, akuntan
b) Jumlah beberapa tenaga masih kurang seperti dokter, tenaga penyuluh
(SKM), TU
c) Masing-masing petugas mempunyai tugas dan tanggung jawab rangkap
sehingga tidak bisa maksimal dalam pengelolaan setiap program/kegiatan
d) Pembagian beban kerja tambahan masing-masing petugas belum merata
e) Masih terpancang pada senioritas
f) Sebagian petugas masih resistensi terhadap perubahan
g) Seringnya rolling atau pindah tempat tugas bagi petugas sehingga
mengganggu pelaksanaan tugas-tugas program
h) Beberapa petugas kurang disiplin, kurang ramah
i) Reward dan punistment belum optimal

d. Kondisi Sarana dan Prasarana


1) Kekuatan:
a) Memiliki gedung serta sarana dan prasarana yang memadai
b) Memiliki sarana transportasi (ambulan dan motor dinas)
c) Alat medis dalam jumlah dan jenis yang cukup
d) Alat medis terkalibrasi sesuai jadwal yang menjamin keakurasiannya
e) Investasi kantor yang cukup lengkap
2) Kelemahan:
a) Pemanfaatn lahan belum optimal pemeliharaan dan perawatan alat medis dan
alat kantor belum optimal
b) Mahalnya harga beberapa alat medis dan suku cadang sehingga tidak mudah
menyediakan apabila rusak
c) Alokasi anggaran untuk pembelian dan pemeliharaan alat medis dan alat
kantor hanya sedikit.

2. Analisis Eksternal
a. Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait
1) Permendagri
Dalam aturan Menteri Dalam Negeri khususnya dalam penatausahaan
keuangan, semua pengeluaran belanja berdasarkan program dan kegiatan. Dalam
format aturan tersebut bisa dimungkinkan penambahan program dan kegiatan
berdasarkan kewenangan dan kemampuan daerah. Namun dalam kenyataannya,
Pemerintah Daerah sangat restriksi dengan program dan kegiatan yang sudah ada
di Permendagri. Dengan demikian banyak program dan kegiatan upaya kesehatan
perorangan yang tidak masuk dalam penganggaran.
Hal ini menyulitkan manajemen dalam penganggaran belanja, contoh konkrit
adalah belanja untuk jasa pelayanan, sampai saat ini belum ada aturan, format
baku atau kode rekening tentang jasa pelayanan, sehingga manajemen
Puskesmas kesulitan dalam menyusun penganggaran jasa pelayanan, sementara
pemerintah daerah ragu-ragu ntuk membuat program, kegiatan dan kode rekening
baru untuk dapat mewadahi belanja tersebut.
2) Permenkeu
Dasar hukum pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di Daerah yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan
pertanggungjawaban daerah diatur dalam BAB XV pasal 324, pasal 325, pasal
326, pasal 327, pasal 328 dan pasal 329.
Pasal 68 dan pasal 69 UU No 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara
telah membuka koridor baru kepada departemen/lembaga/provinsi/kabupaten/kota
yang bertugas memberikan pelayanan publik seperti layanan
kesehatan,pendidikan, pengelolaan kawasan, lisensi untuk menerapkan pola
pengelolaan kwuangan yang fleksibel melalui pembentukan Badan Layanan
Umum yang diatur lebih lanjut dalam PP 23 Tahun 2005.
Sebagai kekayaan negara/Daerah yang tidak dipisahkan BLU perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporankeuangan disajikan dan disusun sebagai bagianyang
tidak terpisahkan dari Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Untuk itu laporan
keuangan BLU lembaga/gurbernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
untuk dikonsolidasikan dengan laporan keuangan kementrian
negaralembaga/SKPD/pemerintah daerah.
Pembinaan keuangan BLUD dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah (PPKD) dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala yang bertanggung
jawab atas urusan pemerintah yang bersangkutan. Pembinaan keuangan BLUD
meliputi pemberian pedoman, bimbingan, supervisi, pendidikan dan pelatihan
dibidang pengeloaan keuangan BLUD.
Permasalahan yang timbul adalah perbedaan standar akutansi sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan BLU dengan dasar penyusunan laporan keuangan
kementrian atau lembaga. Sesuai dengan pasal 26 ayat (2) PP 23 Tahun 2005
akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK). Hal ini menjadi masalah ketika laporan tersebut
dikonsolidasikan dengan laporan keuangan kementerian / lembaga SKPD /
pemerintah daerah yang menggunakan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Permaslahan lain timbul ketika satuan kerja tersebut menerima dan dari APBN
seperti pada kasus Puskesmas sebagai BLU yang mendapat dana dari
APBN/APBD. Selain sebagai BLU juga berfungsi sebagai satker yang wajib
menyusun laporan keuangan tahunan atas dana APBN/APBD yang diterima
sesuai dengan sistem akuntansi dimana laporan keuangannya disebut laporan
keuangan BLU.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomo 23Tahun 2005 tanggal 13
Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) pasal 26
antara lain menyatakan setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan
dokumen pendukungnya dikelola secra tertib dan akuntansi dan laporan keuangan
BLU dislenggarakan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang diterbitkan
oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia.
Sementara iyu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tanggal
20 Juli 2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat BAB VIII Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga pasal 32 antara
lain Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Tahunan dilampiri laporan
keuangan BLU yang berada dilingkungan Kementerian Negara/Lembaga. Laporan
keuangan BLU sebagaimana dimaksud disusun berdasrkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

b. Kebijakan Pemerintah/Pemerintah Daerah tentang SDM/PNS


Peraturan pemerintah tentang perumahsakitan negeri sampai saat ini belum
begitu jelas yang ada baru rancangan. Sedangkan pemerintah daerah sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2007.
Puskesmas masih dalam koridor lembaga teknis daerah. Walaupun ada
peraturan Menteri Dalam Negeri dan Peraturan Menteri Keuangan tentang Badan
Layanan Umum, namun aturan tersebut baru secara tegas untuk instansi vertikal,
sehingga untuk Puskesmas Matang Suri masih dalam bentuk wacana yang perlu
pengkajian secara mendalam. Masih belum jelasnya peraturan pemerintah tentang
rekuitmen pegawai, membawa dampak yang sangat besar bagi kinerja pelayanan di
Puskesmas, karena hanya sekedar menambah tenaga honorer saja harus ijin Bupati,
sementara SDM yang ada di Puskesmas sudah banyak yang memasuki masa
pensiun.

c. Perkembangan Sosial Budaya dan Tingkat Pendidikan Masyarakat


Warga masyarakat Jawai Selatan, memiliki tipe atau berkarakteristiktradisionil,
sehingga budaya dan tradisi masyarakat masih cukup kental bahkan sangat
dilestarikan. Namun demikian ada beberapa perilaku tradisi yang masih kurang
mendukung dalam pembangunan kesehatan, dan efisiensi pengeluaran masyarakat.

d. Perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi


Teknologi informasi, mau tidak mau harus dikuasai Puskesmas. Untuk
perangkat kerasnya, bagi kebanyakan Puskesmas daerah tidak ada kendala, namun
dalam pemeliharaan, software, petugas informasi dan pemeliharaannya membuthkan
dana yang besar. Sementara kebanyakan SDM Puskesmas masih berorientasi
klerikal, dan kurang peduli dengan data dan informasi.
Dengan adanya teknologi informasi, akan memudahkan manajemen dalam
mengambil keputusan, karena semua informasi dapat diterangkan dalam sistem
informasi manajemen secara terintegrasi.
e. Keadaan Persaingan dengan Industri yang Sejenis
Di Kecamatan Jawai Selatan sendiri, banyak terdapat industri kesehatan
swasta terdiri dari dokter dan bidan praktek swasta. Untuk intitusi pelayanan
kesehatan yang mampu, mereka berlomba-lomba mengadakan alat-alat kesehatan
karena didukung pendanaan yang memudahkan inovasi dan diversifikasi pelayanan
kesehatan. Sementara Puskesmas umumnya gigit jari dan hanya mampu untuk dapat
memperoleh alat-alat yang dimaksud.
Dengan semakin berkembangnya teknologi kesehatan, banyak alat-alat
kesehatan yang sudah cukup umur tidak diproduksi lagi, dan sekaligus tidak ada suku
cadangnya, hal itu menyulitkan Puskesmas dalam pemeliharaan alat yang dimiliki
karena sebagian besar alat-alat kesehatan yang ada sudah out of date.
Bila Puskesmas memiliki rencana strategi bisnis yang baik melalui mekanisme
BLUD, tentunya banyak terobosan baru yang bisa dilakkan untuk mengatasi
persaingan dengan industri lain sejenis.

f. Keadaan Perekoomian Baik Nasional Maupun Internasional


Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 tahun belakangan ini menunjukkan
signifikansi yang bagus, terutama menunjukkan kebangkitan dari keterpurukan
kondisi ekonomi Indonesia. Iklim pertumbuhan ekonomi Indonesia ini diprediksikan
akan terus berkembang sehingga mampu lagi berswasembada dan menjadi macan
Asia.

B. Asumsi yang Digunakan


1. Aspek Makro
No Uraian Asumsi TA 2012
1 Pertumbuhan Ekonomi (%)
2 Tingkat Inflasi (%)
3 Pertumbuhan Penduduk (%)
4 Nilai Tukar Rupiah/Kurs (%)
2. Aspek Mikro
No Uraian Asumsi TA 2012
1 Kenaikan tarif layanan
2 Asumsi volume pelayanan
3 Pengembangan pelayanan baru
4 Asumsi total pendapatan
5 Asumsi total biaya
C. Exel...........
D. Program Kerja dan Kegiatan
Program peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat Puskesmas Matang Suri:
1. Pelayanan, terdiri dari:
a. Program promosi kesehatan
b. Program peningkatan gizi
c. Program kesehatan ibu dan anak
d. Program kesehatan dasar
e. Program kesehatan gigi dan mulut
f. Program kesehatan lingkungan
2. Pendukung Pelayanan, terdiri dari:
a. Program upaya kesehatan
b. Program UKGMD
c. Program kesehatan lansia
d. Program kesehatan jiwa
e. Program perawatan kesehatan masyarakat
F. Perkiraan Biaya
Biaya Terdiri Dari:
1. Biaya Operasional terdiri dari:
a. Biaya Pelayanan
b. Biaya Pendukung Pelayanan/Administrasi dan Umum
2. Biaya Non Operasional
Uraian masing-masing biaya dapat dilihat pada RKA-SKPD tahun 2012 terlampir.

G. Anggaran Badan Layanan Umum Daerah


Anggaran BLUD merupakan penjabaran program kegiatan usaha dalam satuan uang
berdasarkan pendapatan dan pengeluaran, baik yang dananya bersumber dari
pendapatan jasa layanan maupun APND/APBN.
1. Anggaran Pendapatan
Berdasarkan sumber pendapatan, berasal dari:
a. Jasa Layanan;
b. Hibah;
c. Hasil Kerjasama;
d. APBD;
e. APBN; dan
f. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah.

Вам также может понравиться