Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
b. Kondisi Keuangan
1) Kekuatan:
a) Pendanaan Puskesmas bersumber dari pendapatan pelayanan dan subsidi
pemerintah APBN (BOK) dan APBD (SOP)
b) Pendapatan dari pelayanan langsung dapat dimanfaatkan
c) Kepala Puskesmas sebagai kuasa pengguna anggaran yang memungkinkan
pengelolaan keuangan dengan fleksibelitas
2) Kelemahan:
a) Puskesmas tidak mempunyai kewenangan untuk menentukan tarif pelayanan
b) Investasi masih tergantung dan APBN/APBD sehingga tidak dapat direncakan
c) Besaran tarif yang berlaku saat ini tidak sesuai dengan unit cost
d) Sistem akuntansi belum dilaksanakan secara accural
c. Kondisi Organisasi dan Sumber Daya Manusia
1) Kekuatan:
a) Puskesmas ssebagai lembaga tekhnis Daerah
b) Adanya struktur organisasi, visi, misi yang memberi arah bagi Puskesmas
c) Fasilitas pendukung organisasi yang memadai
d) Kualifikasi SDM sesuai kompetensi
e) Adanya tugas pokok dan fungsi dari masing-masing petugas
f) Jenis tenaga fungsional lengkap
g) Petugas (dokter, bidan, perawat, dll) yang profesional karena selalu
melakukan peningkatan pengetahuan maupun keterampilan yang terus
menerus melaui seminar, workshop maupun pelatihan lainnya
h) Petugas yang ramah tamah yang dapat memberikan kenyamanan bagi
pengunjung
i) Petugas dengan kemauan dan optimisme kuat sesuai visi dan misi untuk
memajukan Puskesmas
j) Komitmen dukungan semua pihak dari top manajemen sampai level bawah
untuk pelaksanaan manajemen mutu ISO
2) Kelemahan:
a) Belum adanya tenaga ahli yang diperlukan seperti dokter spesialis, akuntan
b) Jumlah beberapa tenaga masih kurang seperti dokter, tenaga penyuluh
(SKM), TU
c) Masing-masing petugas mempunyai tugas dan tanggung jawab rangkap
sehingga tidak bisa maksimal dalam pengelolaan setiap program/kegiatan
d) Pembagian beban kerja tambahan masing-masing petugas belum merata
e) Masih terpancang pada senioritas
f) Sebagian petugas masih resistensi terhadap perubahan
g) Seringnya rolling atau pindah tempat tugas bagi petugas sehingga
mengganggu pelaksanaan tugas-tugas program
h) Beberapa petugas kurang disiplin, kurang ramah
i) Reward dan punistment belum optimal
2. Analisis Eksternal
a. Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait
1) Permendagri
Dalam aturan Menteri Dalam Negeri khususnya dalam penatausahaan
keuangan, semua pengeluaran belanja berdasarkan program dan kegiatan. Dalam
format aturan tersebut bisa dimungkinkan penambahan program dan kegiatan
berdasarkan kewenangan dan kemampuan daerah. Namun dalam kenyataannya,
Pemerintah Daerah sangat restriksi dengan program dan kegiatan yang sudah ada
di Permendagri. Dengan demikian banyak program dan kegiatan upaya kesehatan
perorangan yang tidak masuk dalam penganggaran.
Hal ini menyulitkan manajemen dalam penganggaran belanja, contoh konkrit
adalah belanja untuk jasa pelayanan, sampai saat ini belum ada aturan, format
baku atau kode rekening tentang jasa pelayanan, sehingga manajemen
Puskesmas kesulitan dalam menyusun penganggaran jasa pelayanan, sementara
pemerintah daerah ragu-ragu ntuk membuat program, kegiatan dan kode rekening
baru untuk dapat mewadahi belanja tersebut.
2) Permenkeu
Dasar hukum pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di Daerah yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan
pertanggungjawaban daerah diatur dalam BAB XV pasal 324, pasal 325, pasal
326, pasal 327, pasal 328 dan pasal 329.
Pasal 68 dan pasal 69 UU No 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara
telah membuka koridor baru kepada departemen/lembaga/provinsi/kabupaten/kota
yang bertugas memberikan pelayanan publik seperti layanan
kesehatan,pendidikan, pengelolaan kawasan, lisensi untuk menerapkan pola
pengelolaan kwuangan yang fleksibel melalui pembentukan Badan Layanan
Umum yang diatur lebih lanjut dalam PP 23 Tahun 2005.
Sebagai kekayaan negara/Daerah yang tidak dipisahkan BLU perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporankeuangan disajikan dan disusun sebagai bagianyang
tidak terpisahkan dari Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Untuk itu laporan
keuangan BLU lembaga/gurbernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
untuk dikonsolidasikan dengan laporan keuangan kementrian
negaralembaga/SKPD/pemerintah daerah.
Pembinaan keuangan BLUD dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah (PPKD) dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala yang bertanggung
jawab atas urusan pemerintah yang bersangkutan. Pembinaan keuangan BLUD
meliputi pemberian pedoman, bimbingan, supervisi, pendidikan dan pelatihan
dibidang pengeloaan keuangan BLUD.
Permasalahan yang timbul adalah perbedaan standar akutansi sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan BLU dengan dasar penyusunan laporan keuangan
kementrian atau lembaga. Sesuai dengan pasal 26 ayat (2) PP 23 Tahun 2005
akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK). Hal ini menjadi masalah ketika laporan tersebut
dikonsolidasikan dengan laporan keuangan kementerian / lembaga SKPD /
pemerintah daerah yang menggunakan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Permaslahan lain timbul ketika satuan kerja tersebut menerima dan dari APBN
seperti pada kasus Puskesmas sebagai BLU yang mendapat dana dari
APBN/APBD. Selain sebagai BLU juga berfungsi sebagai satker yang wajib
menyusun laporan keuangan tahunan atas dana APBN/APBD yang diterima
sesuai dengan sistem akuntansi dimana laporan keuangannya disebut laporan
keuangan BLU.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomo 23Tahun 2005 tanggal 13
Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) pasal 26
antara lain menyatakan setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan
dokumen pendukungnya dikelola secra tertib dan akuntansi dan laporan keuangan
BLU dislenggarakan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang diterbitkan
oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia.
Sementara iyu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tanggal
20 Juli 2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat BAB VIII Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga pasal 32 antara
lain Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Tahunan dilampiri laporan
keuangan BLU yang berada dilingkungan Kementerian Negara/Lembaga. Laporan
keuangan BLU sebagaimana dimaksud disusun berdasrkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.