Вы находитесь на странице: 1из 9

MAKALAH ANEMIA

Posted on August 27, 2014 by maharaniekaputri

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak-anak, remaja
usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang karena
perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik.

Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium.
Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan
kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari harga normal.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian anemia.

b. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab anemia.

c. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien


anemia.

d. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan anemia.

BAB II

DASAR TEORI

A. Definisi

Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari
harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb
< 12 g/dl dan Ht
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1mm3 darah
atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml
darah. (Ngastiyah, 1997)

B. Etiologi
Penyebab anemia antara lain :

1. Perdarahan

2. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan asam folat. (Barbara C. Long, 1996 )

3. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.

4. Kelainan darah

5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah. (Arif Mansjoer, 2001)

C. Klasifikasi

Secara patofisiologi anemia terdiri dari :

1. Penurunan produksi : anemia defisiensi, anemia aplastik.

2. Peningkatan penghancuran : anemia karena perdarahan, anemia hemolitik.

Secara umum anemia dikelompokan menjadi :

1. Anemia mikrositik hipokrom

a. Anemia defisiensi besi

Untuk membuat sel darah merah diperlukan zat besi (Fe). Kebutuhan Fe sekitar 20 mg/hari,
dan hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4 mg, kira-
kira 50 mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. Anemia ini umumnya disebabkan
oleh perdarahan kronik. Di Indonesia banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang
(ankilostomiasis), inipun tidak akan menyebabkan anemia bila tidak disertai malnutrisi.
Anemia jenis ini dapat pula disebabkan karena :

Diet yang tidak mencukupi

Absorpsi yang menurun

Kebutuhan yang meningkat pada wanita hamil dan menyusui

Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah

Hemoglobinuria

Penyimpanan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru.

b. Anemia penyakit kronik


Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with reticuloendothelial siderosis.
Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru
( abses, empiema, dll ).

2. Anemia makrositik

a. Anemia Pernisiosa

Anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12 akibat faktor intrinsik karena gangguan
absorsi yang merupakan penyakit herediter autoimun maupun faktor ekstrinsik karena
kekurangan asupan vitamin B12.

b. Anemia defisiensi asam folat

Anemia ini umumnya berhubungan dengan malnutrisi, namun penurunan absorpsi asam folat
jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di seluruh saluran cerna. Asam folat terdapat dalam
daging, susu, dan daun daun yang hijau.

3. Anemia karena perdarahan

a. Perdarahan akut

Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan penurunan kadar
Hb baru terjadi beberapa hari kemudian.

b. Perdarahan kronik

Pengeluaran darah biasanya sedikit sedikit sehingga tidak diketahui pasien. Penyebab yang
sering antara lain ulkus peptikum, menometroragi, perdarahan saluran cerna, dan epistaksis.

4. Anemia hemolitik

Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah ( normal 120 hari ), baik
sementara atau terus menerus. Anemia ini disebabkan karena kelainan membran, kelainan
glikolisis, kelainan enzim, ganguan sistem imun, infeksi, hipersplenisme, dan luka bakar.
Biasanya pasien ikterus dan splenomegali.

5. Anemia aplastik

Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah.


Penyebabnya bisa kongenital, idiopatik, kemoterapi, radioterapi, toksin, dll.

D. Manifestasi Klinis

Gejala-gejala umum yang sering dijumpai pada pasien anemia antara lain : pucat, lemah,
cepat lelah, keringat dingin, takikardi, hypotensi, palpitasi. (Barbara C. Long, 1996).
Takipnea (saat latihan fisik), perubahan kulit dan mukosa (pada anemia defisiensi Fe).
Anorexia, diare, ikterik sering dijumpai pada pasien anemia pernisiosa (Arif Mansjoer, 2001)

E. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 14 g/dl )

2. Kadar Ht menurun ( normal 37% 41% )

3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )

4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi

5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia aplastik )

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN.

1. Aktifitas / Istirahat

Keletihan, kelemahan, malaise umum.

Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja

Toleransi terhadap latihan rendah.

Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak

2. Sirkulasi

Riwayat kehilangan darah kronis,

Riwayat endokarditis infektif kronis.

Palpitasi.

3. Integritas ego

Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan, misalnya: penolakan


tranfusi darah.

4. Eliminasi

Riwayat pielonenepritis, gagal ginjal.

Flatulen, sindrom malabsobsi.

Hematemesi, melana.

Diare atau konstipasi


5. Makanan / cairan

Nafsu makan menurun

Mual/ muntah

Berat badan menurun

6. Nyeri / kenyamanan

Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.

7. Pernapasan

Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas

8. Seksualitas

Perubahan menstuasi misalnya menoragia, amenore

Menurunnya fungsi seksual

Impotent

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen / nutrisi ke sel.

Ditandai dengan:

Palpitasi,

kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh,

ekstremitas dingin

perubahan tekanan darah, pengisian kapiler lambat

ketidakmampuan berkonsentrasi, disorientasi

Tujuan : menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat

2. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen

Ditandai dengan:

Kelemahan dan kelelahan

Mengeluh penurunan aktifitas /latihan


Lebih banyak memerlukan istirahat /tidur

Palpitasi,takikardi, peningkatan tekanan darah,

Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna,
absorbsi makanan.

Ditandai dengan:

Penurunan berat badan normal

Penurunan turgor kulit, perubahan mukosa mulut.

Nafsu makan menurun, mual

Kehilangan tonus otot

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi yang dikuti dengan peningkatan berat badan.

4. Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan, perubahan proses
pencernaan , efek samping penggunaan obat

Ditandai dengan :

Adanya perubahan pada frekuensi, karakteristik, dan jumlah feses

Mual, muntah, penurunan nafsu makan

Nyeri abdomen

Ganguan peristaltik

Tujuan: pola eliminasi normal sesuai dengan fungsinya

5. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan pertahanan skunder yang tidak adekuat.

Ditandai dengan tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala- gejala yang
membuat diagnosa actual

Tujuan: terjadi penurunan resiko infeksi

C. INTERVENSI

Diagnosa 1

1. Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane mukosa, dasar kuku


2. Beri posisi semi fowler

3. Kaji nyeri dan adanya palpitasi

4. Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien

5. Hindari penggunaan penghangat atau air panas

Kolaborasi:

1. Monitor pemeriksaan laboratorium misal Hb/Ht dan jumlah SDM

2. Berikan SDM darah lengkap /pocket

3. Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi

Diagnosa 2

1 Kaji kemampuan aktifitas pasien

2 Kaji tanda-tanda vital saat melakukan aktifitas

3. Bantu kebutuhan aktifitas pasien jika diperlukan

4. Anjurkan kepada pasien untuk menghentikan aktifitas jika terjadi palpitasi

5 Gunakan tehnik penghematan energi misalnya mandi dengan duduk.

Diagnosa 3.

1 Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai

2 Observasi dan catat masukan makanan pasien

3. Timbang berat badan tiap hari

4 Berikan makanan sedikit dan frekuensi yang sering

5 Observasi mual, muntah , flatus dan gejala lain yang berhubungan

6. Bantu dan berikan hygiene mulut yang baik

Kolaborasi:

1. Konsul pada ahli gizi

2. Berikan obat sesuai dengan indikasi misalnya: vitamin dan mineral suplemen.

3. Berikan suplemen nutrisi


Diagnosa 4

1. Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah.

2. Kaji bunyi usus

3. Beri cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung

4. Hindari makan yang berbentuk gas

5. Kaji kondisi kulit perianal

Kolaborasi

1. Konsul ahli gizi untuk pemberian diit seimbang

2. Beri laksatif

3. Beri obat anti diare

Diagnosa 5.

1. Tingkatkan cuci tangan dengan baik

2. Pertahan kan tehnik aseptik ketat pada setiap tindakan

3. Bantu perawatan kulit perianal dan oral dengan cermat

4. Batasi pengunjung

Kolaborasi

1. Ambil spesemen untuk kultur

2. Berikan antiseptic topikak, antibiotic sistemik

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anemia sering di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali (di diagnosa ). Tanda dan
gejalanya beragam, seperti pucat, lemah, maul,dll. Pendiagnosaan anemia dapat di tunjang
dengan pemeriksaan laborat yakni adanya penurunan kadar Hb.

B. Saran

Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda tanda anemia dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.
DAFTAR PUSTAKA

Manjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FK UI : Media Aeskulatius

Haznan. 1987. Compadium Diagnostic dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Bandung :
Ganesa.

Ngastiyah. 2001. Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

Brunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Doenges, Marilynn, dkk. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Long, Barbara C.1996. Perawatan Medikal Bedah ( Suatu Pendekatan Proses Keperawatan
). Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung.

Advertisements

Share this:

Twitter
Facebook1
Google

Related

LAPORAN PENDAHULUAN "PLASENTA PREVIA"

MAKALAH KETUBAN PECAH DINI (KPD) BESERTA STUSI KASUS

RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU)

Post navigation

Вам также может понравиться