Вы находитесь на странице: 1из 245

https://sites.google.

com/site/thomchrists/dunia-gaib-mahluk-halus/mahluk-halus

Penggolongan Mahluk Halus

Secara umum orang-orang awam maupun paranormal dan praktisi supranatural menyebut nama
jenis mahluk halus berdasarkan penampakan sosoknya, misalnya semua sosok hitam besar berbulu
di sekujur tubuhnya disebut gondoruwo. Atau yang bersosok ular disebut siluman. Atau yang
bersosok perempuan berjubah putih panjang sampai ke tanah disebut kuntilanak. Tetapi seringkali
penyebutan jenisnya berdasarkan sosok-sosok tersebut tidak selalu tepat, karena banyak mahluk
halus yang sosoknya serupa, tetapi sebenarnya dari jenis yang berbeda.

Begitu juga terjadi di dunia manusia, misalnya manusia mengelompokkan jenis binatang berdasarkan
anatomi tubuhnya, misalnya singa, harimau, phanter, macan tutul, macan kumbang, dsb,
dikelompokkan sebagai jenis "kucing besar", walaupun perwatakan mereka sama sekali tidak mirip
dengan kucing. Yang wataknya bisa dikategorikan mirip dengan kucing mungkin hanya hewan-hewan
seperti cheetah, kucing hutan dan kucing gunung.

Berdasarkan hemat penulis, seringkali sikap berpikir dan generalisasi pengelompokkan mahluk halus
berdasarkan sosok wujudnya, selain tidak selalu tepat, juga dapat menjadi kendala yang jika terjadi
masalah dengan suatu mahluk halus tertentu menyebabkan penanganannya menjadi sulit, bahkan
keliru.

Ada beberapa kriteria dasar pengertian yang Penulis gunakan dalam menilai mahluk halus untuk
membedakan jenis-jenisnya, karakternya dan tentang pengaruh keberadaannya masing-masing
terhadap manusia. Diperlukan suatu kemampuan kebatinan - spiritual khusus untuk dapat
melakukan pembedaan ini ketika kita menemukan sesosok mahluk halus tertentu, sehingga mungkin
apa yang Penulis tuliskan disini akan berbeda sekali dengan pengertian orang-orang lain pada
umumnya.

Penulis membuat penggolongan besar mahluk halus bukan sekedar berdasarkan penampakkan
sosok wujudnya saja seperti yang sudah diungkapkan dalam tulisan : Hakekat Wujud dan Watak
Mahluk Halus, tetapi juga berdasarkan pandangan dari sisi asal-usulnya, sifat energinya, sifat
pengaruh energinya dan 'rasa' energinya, dan penilaian atas karakter dan perwatakannya yang
merupakan bagian yang mendasar dari sisi kepribadian suatu mahluk halus yang akan membedakan
antara suatu mahluk halus dengan mahluk halus lainnya, walaupun sosok wujudnya mirip.

Untuk belajar mendeteksi keberadaan mahluk halus, mencaritahu sifat perwatakannya, tujuan dan
pengaruh keberadaannya, dapat dibaca dalam tulisan : Olah Rasa dan Kebatinan dan Ilmu Tayuh /
Menayuh Keris.

Berdasarkan kriteria penilaian di atas, terhadap masing-masing jenis mahluk halus dilakukan
penggolongan yang akan membedakannya antara satu jenis dengan jenis lainnya, sehingga jenis
kuntilanak, gondoruwo, peri, sukma / arwah, dsb, akan berbeda dengan jenis bangsa jin dan berbeda
juga dengan jenis bangsa buto. Sehingga walaupun sosok wujud penampakan bangsa jin banyak
yang mirip dengan sosok dan wujud mahluk halus lain, tetapi rasa dan sifat energinya berbeda,
kekuatan dan karakternya juga berbeda, sehingga bisa diketahui bahwa walaupun sosok
penampakannya sama, tapi sebenarnya mereka tidak sama, berbeda jenisnya.
Penulis melakukan pembedaan mahluk halus dengan penggolongan sbb :

1. Penggolongan mahluk halus berdasarkan asal-usulnya.

2. Penggolongan mahluk halus berdasarkan "rasa" energinya.

3. Penggolongan mahluk halus berdasarkan sifat energinya.

4. Penggolongan mahluk halus berdasarkan sifat pengaruh energinya.

5. Penggolongan mahluk halus berdasarkan sifat perwatakannya.

Semua penggolongan itu menggunakan kriteria dasar yang kita sendiri akan bisa juga
mempelajarinya dan kriterianya didasarkan juga dari sisi pengaruhnya masing-masing terhadap
manusia.

1. Penggolongan mahluk halus berdasarkan asal-usulnya

Berdasarkan asal-usulnya, semua mahluk halus dibagi dalam 2 kelompok pokok :

Pertama : Makhluk halus yang aslinya adalah roh / sukma manusia.

Kedua : Makhluk halus yang asli tercipta sebagai makhluk halus.

Yang termasuk dalam kategori pertama, yaitu makhluk halus yang aslinya adalah roh / sukma
manusia, adalah arwah manusia, roh manusia yang moksa, roh sedulur papat, roh manusia yang
merogoh sukma, pocong, dan bangsa siluman.

Bangsa siluman disini asal-usulnya adalah sukma manusia, yang karena sesuatu sebab, mungkin juga
karena kutukan, setelah kematiannya kemudian wujud sukmanya berubah menjadi sosok lain yang
tidak sama lagi dengan sosoknya dulu ketika masih hidup, atau mungkin karena kekuatan ilmunya,
kemudian sifat energinya berubah menjadi seperti bangsa jin, yang tidak lagi sama dengan sifat
energi sukma manusia pada umumnya (baca : Bangsa Siluman).

Yang termasuk dalam kategori kedua, yaitu makhluk halus yang asli tercipta sebagai makhluk halus,
adalah jenis-jenis mahluk halus lain yang sejak awal memang sudah tercipta sebagai mahluk halus,
yang aslinya tidak berasal dari manusia yang dulu pernah hidup, seperti bangsa kuntilanak,
gondoruwo, jin, buto, bidadari, dsb.

Pembedaan asal-usul sesosok mahluk halus apakah aslinya berasal dari sukma manusia ataukah
sebenarnya merupakan jenis mahluk halus yang lain adalah pembedaan yang bersifat sangat
mendasar dan penting (sekaligus juga sensitif), karena terkait dengan rahasia kehidupan manusia
yang sudah meninggal dan rahasia kehidupan manusia di alam roh.

Banyak tabir rahasia yang tidak terungkap mengenai kehidupan manusia sesudah kematiannya.
Sekalipun sebenarnya banyak manusia yang bisa mengetahuinya, namun seringkali justru manusia
sendiri yang menutup-nutupinya, ditambah lagi adanya pandangan yang dengan sengaja
membelokkan pemahaman manusia dan menjadikannya tabu untuk dibicarakan, menyebabkan
rahasia ini menjadi semakin tersamar, yang kemudian justru memunculkan banyak cerita mitos dan
tahayul, pengkultusan dan syirik, yang tidak jelas kebenarannya. Padahal sebenarnya inilah hakiki
dari semua kepercayaan kepada Tuhan.

Kesalah-pemahaman dan salah penafsiran tentang rahasia itu telah banyak menyebabkan manusia
yang telah berada di alam roh merasa bingung mendapati kondisi yang tidak pernah terbayangkan
semasa hidupnya dan sama sekali berbeda dari apa yang pernah diketahuinya. Adanya kekeliruan
pemahaman dan salah penafsiran telah membelokkan manusia dari pemahaman yang benar,
padahal nantinya semua manusia juga akan membuktikan sendiri kebenarannya, karena semua
manusia juga nantinya akan berpindah ke alam roh, yang juga menyebabkan manusia yang masih
hidup, sekalipun tekun beribadah dan merasa beriman, tidak akan pernah siap menerima
kematiannya dan tidak tahu nantinya akan kemana.

Secara spiritual sesosok mahluk halus sukma manusia / arwah bisa ditelusuri hubungannya dengan
seseorang (perihal garis keturunan seseorang dengan leluhurnya), sedangkan mahluk halus dari jenis
lain secara umum tidak ada kaitan keturunan dengan manusia.

Dalam tulisan Kesaktian Mahluk Halus Penulis sudah menuliskan sifat energi mahluk halus yang
membedakan roh / sukma manusia dengan jenis mahluk halus lain. Dari perbedaan sifat energinya
itu akan menjadi semakin jelas apakah sesosok halus yang ditemui oleh manusia sebenarnya adalah
bangsa jin, kuntilanak, dsb, walaupun mengaku-aku atau menampakkan diri sebagai sosok sukma
manusia tertentu yang sudah meninggal. Mengenai kehidupan manusia yang sudah berada di alam
roh, Penulis sudah menuliskannya dalam tulisan berjudul Roh Manusia / Sukma / Arwah.

Upaya penggolongan-penggolongan yang lain di bawah ini akan semakin memperjelas perbedaan
asal-usul suatu sosok mahluk halus apakah aslinya berasal dari sukma manusia ataukah sebenarnya
merupakan jenis mahluk halus lain yang aslinya bukan sukma manusia.

2. Penggolongan mahluk halus berdasarkan "rasa" energinya

Penggolongan mahluk halus berdasarkan rasa energinya ini dimaksudkan untuk kita mendeteksi
keberadaan mereka dari keberadaan energi mereka, dengan cara merabanya dengan tangan atau
mendeteksi menggunakan kepekaan rasa batin, dan juga untuk merasakan hawa / suasana yang
ditimbulkan oleh adanya mereka, misalnya suasana teduh atau panas, angker atau wingit, damai
atau menakutkan, dsb.

Dalam cara merasakan keberadaan sesosok mahluk halus dengan merasakan kehadiran energinya ini
akan lebih baik bila kita sebelumnya menyalurkan energi kita ke tangan, sehingga sentuhan atau
benturan energi yang terjadi akan lebih dapat dirasakan. Untuk belajar mempertajam kepekaan rasa
pada tangan kita atau dengan menggunakan kepekaan rasa batin dapat dibaca di tulisan berjudul
: Olah Rasa dan Kebatinan.

Mahluk halus, selain sukma manusia, seperti jin atau gondoruwo, keberadaan energinya lebih
terasa, lebih besar, tebal dan padat, diibaratkan seperti rasa ketika kita menggerakkan tangan di
dalam air, lebih padat terasa. Hawanya ada yang terasa hangat, ada yang panas menyengat, ada juga
yang dingin seperti uap es.
Makhluk halus yang merupakan roh / sukma manusia, keberadaan energinya, bila diraba dengan
tangan, energinya sangat halus, hampir tidak terasa. Bisa diibaratkan kita menggenggam atau
menangkap asap dengan tangan kosong, halus, hampir tak terasa. Bila terasa biasanya hanya seperti
gerakan angin saja. Hawanya biasanya terasa hangat, tetapi ada juga yang dingin.

Bangsa siluman yang asal-usulnya adalah sukma manusia, bila yang berubah hanya wujudnya saja,
maka sifat energinya masih sama dengan sukma manusia yang lain. Bila yang berubah adalah sifat
energinya, maka bila keberadaan energinya kita rasakan dengan telapak tangan, maka rasanya tidak
lagi seperti asap atau gerakan angin seperti umumnya sukma manusia, tetapi sama seperti bila kita
merasakan keberadaan energi jin atau dedemit, yaitu lebih padat, lebih terasa, ibaratnya seperti
menggerakkan tangan di dalam air.

Kita perlu mengenal sifat dan rasa energi masing-masing jenis mahluk halus. Masing-masing jenis
mahluk halus memancarkan suatu rasa energi tertentu sesuai sifat energinya dan sesuai
perwatakannya masing-masing. Misalnya, jenis kuntilanak atau gondoruwo memancarkan rasa
energi sendiri-sendiri dan mempunyai kekuatan dan kepadatan energi sendiri-sendiri yang berbeda
dengan jenis mahluk halus lainnya. Sehingga kalau ada bangsa jin yang sosoknya serupa dengan
kuntilanak atau gondoruwo, kita akan bisa mengenali dengan rasa bahwa itu sebenarnya adalah
bangsa jin, bukan kuntilanak atau gondoruwo, karena rasa energinya berbeda.

Semua kuntilanak atau gondoruwo kekuatannya dan sifat energinya sama sesuai jenisnya masing-
masing. Jika ada sesosok halus lain, walaupun sosok wujudnya mirip, tetapi jika kepadatan energi
dan kekuatannya berbeda, maka bisa dipastikan bahwa itu sebenarnya bukanlah jenis kuntilanak
atau gondoruwo, walaupun sosoknya mirip.

Roh / sukma manusia biasanya energinya halus, tetapi tajam, sehingga kalau ada jenis bangsa jin,
atau kuntilanak atau dhanyang yang menyamar sebagai sukma seseorang yang sudah meninggal,
kita akan bisa mengetahui bahwa itu adalah tipuan, karena energi mereka lebih padat / tebal tidak
seperti energi sukma manusia.

Dalam melihat gaib mungkin akan lebih baik kalau kita bisa meminta sosok halusnya untuk duduk
atau berdiri di hadapan kita atau di samping kita untuk berkomunikasi, sehingga akan lebih jelas
tampilan sosoknya dan lebih terasa hawa energinya, bukan hanya berupa gambaran sosoknya saja.

Energi suatu roh halus apakah terasa hangat, panas atau dingin, biasanya melambangkan juga
perwatakannya.

Secara umum, hawa energi mahluk halus akan terasa hangat pada tangan kita.

Bila hawanya terasa panas, ini menggambarkan perwatakannya yang keras dan menonjolkan
kewibawaan, sebagiannya juga emosional dan mudah marah. Sebaiknya kita berhati-hati bila berada
di lingkungan gaib yang berhawa panas.

Bila hawanya terasa sejuk, ini menggambarkan perwatakannya yang bisa menahan diri, tidak mudah
marah.

Bila hawanya terasa dingin seperti uap es, ini menggambarkan sosok gaibnya tidak mengedepankan
emosinya, banyak yang lebih mengedepankan naluri / instingnya.
Hawa panas di atas tidak selalu menggambarkan perwatakan sosok gaib yang galak / ganas, tetapi
lebih menggambarkan perwatakannya yang keras dan menonjolkan kewibawaan, tetapi sebagiannya
memang juga emosional dan mudah marah.

Hawa dingin di atas juga bukan berarti menggambarkan perwatakan sosok gaib yang kalem / teduh,
tetapi lebih menggambarkan perwatakannya yang tidak mengedepankan emosi, banyak yang lebih
mengedepankan naluri / instingnya.

Banyak sosok gaib yang hawa energinya dingin seperti uap es, tetapi jauh lebih galak dan ganas dan
jauh lebih berbahaya daripada yang hawanya panas. Contohnya adalah sosok-sosok gaib yang
seperti macan kumbang (macan hitam), yang seperti ular, dan yang seperti ular naga jawa (berbadan
dan berkepala seperti naga, tetapi tidak berkaki). Sosok-sosok itu biasanya jauh lebih ganas dan
berbahaya daripada yang hawanya panas. Biasanya juga tidak emosional. Dari rasa / hawa energinya
tidak terasa kondisi psikologisnya karena lebih mengedepankan naluri / instingnya yang sewaktu-
waktu dapat menyerang tanpa ada sebab / alasan yang jelas.

Jadi dalam rangka mengenal kepribadian sesosok mahluk halus, selain hawanya, kita juga harus tahu
dengan tepat sosok wujudnya, karena sosok wujudnya itu juga menggambarkan bentuk
kepribadiannya.

Dari rasa energinya kita juga bisa membedakan apakah sesosok mahluk halus itu adalah arwah
manusia ataukah roh lain seperti jin, dsb. Tetapi ini hanyalah patokan awal, tidak bisa dijadikan
patokan mutlak, karena ada juga mahluk halus lain yang rasa energinya halus mirip seperti sukma
manusia.

Masing-masing jenis mahluk halus mempunyai sifat dan kepadatan energi sendiri-sendiri. Misalnya
roh sukma manusia keberadaan energinya terasa halus seperti hembusan angin saja. Jenis
kuntilanak juga terasa halus, tetapi energinya lebih terasa dibanding sukma manusia. Keberadaan
energi jenis gondoruwo lebih padat terasa daripada jenis kuntilanak dan menimbulkan rasa yang
tidak baik untuk kesehatan manusia, seperti rasa udara / cuaca yang menyebabkan sakit panas
dalam, nggreges-nggreges, dan keberadaannya di sekitar tempat tinggal manusia dapat
menyebabkan manusia menjadi mudah sakit-sakitan, terutama anak-anak dan bayi.

Rasa keberadaan energi mahluk halus jenis buto mirip seperti rasa keberadaan energi gondoruwo,
tetapi kadarnya jauh lebih padat dan bertekanan. Para mahluk halus, sekalipun tidak dapat melihat
wujudnya yang buto setelah mereka merasakan adanya kehadiran buto dari rasa energinya, mereka
akan segera menyingkir menyelamatkan diri, karena energinya sangat kuat dan terasa penuh dengan
sifat adigang-adigung sok kuasa penuh hawa kekerasan.

Rasa keberadaan energi bangsa jin sangat bervariasi, lebih banyak dipengaruhi oleh perwatakannya
yang keras atau lembut dan tingkat kesaktiannya. Yang perwatakannya keras / emosional
keberadaan energinya akan lebih terasa daripada yang perwatakannya kalem / lembut. Semakin
tinggi kesaktiannya pancaran energinya lebih besar dan lebih kuat, tetapi energinya itu semakin
halus dan semakin sulit dirasakan (semakin sulit dideteksi). Semakin tinggi kesaktiannya
penampakan wujudnya juga semakin sulit dilihat (dimensi gaibnya semakin tinggi), sehingga secara
umum bangsa jin yang kesaktiannya tinggi sulit sekali sosok wujudnya terlihat oleh manusia, bahkan
keberadaannya terdeteksi saja tidak, sehingga jarang sekali ada manusia yang bisa melihat mereka,
tetapi banyak orang yang sok tahu dan memunculkan dogma dan pengkultusan yang tidak benar,
yang tidak sesuai kesejatiannya.

Mahluk halus bangsa dewa sangat sulit dirasakan kehadiran energinya, sangat halus, dan sangat sulit
dilihat, bahkan para mahluk halus sendiri pun banyak yang tidak bisa melihat bangsa dewa, bahkan
tidak menyadari keberadaan para dewa, walaupun ada dewa hadir di dekat mereka.

Secara alami aura energi masing-masing mahluk halus akan terpancar pada jarak tertentu sesuai
kekuatan energinya. Pancaran energi ini akan dirasakan manusia sebagai penyebab rasa merinding
takut, tetapi bagi yang pernah olah rasa atau melatih kebatinan tertentu pancaran energi mahluk
halus dapat dirasakan berupa rasa sesak di dada pada jarak yang lebih jauh sebelum muncul rasa
merinding.

Rasa merinding itu juga bisa dibedakan. Jika rasa itu berasal dari adanya sesosok bangsa jin biasanya
rasa merindingnya terasa berat dan rasanya seperti "mencengkeram" dan ada juga yang sampai
menyebabkan orang lemas ketakutan. Tetapi jika rasa itu berasal dari adanya sesosok sukma
manusia biasanya rasa merindingnya hanya terasa tajam menusuk.

Secara alami pada umumnya jati diri dan keberadaan mahluk halus tidak ingin diketahui oleh
manusia. Sosok-sosok halus yang menimbulkan rasa merinding itu adalah karena mereka dengan
sengaja menunjukkan keberadaannya kepada manusia untuk maksud tertentu. Kalau tidak begitu
maka keberadaan mereka tidak akan menimbulkan rasa merinding, mungkin terasakan saja tidak.

Biasanya semakin tinggi kekuatan gaib mahluk halus, walaupun pancaran energinya besar, tetapi
pancaran energinya semakin halus dan semakin sulit dirasakan oleh manusia (juga semakin sulit
dilihat) dan keberadaan sosok itu juga tidak menimbulkan rasa merinding, sehingga keberadaan
mahluk halus yang kesaktiannya tinggi akan sangat sulit dideteksi keberadaannya oleh manusia.
Kadangkala sesama mahluk halus pun tidak bisa melihat mahluk halus lain yang kekuatannya jauh di
atasnya, tetapi masih bisa merasakan kehadiran energinya, sehingga bila mereka merasakan
kehadiran energinya, maka mereka akan berhati-hati dan menyingkir.

Cara merasakan keberadaan sesosok mahluk halus dengan merasakan kehadiran energinya ini dapat
dilakukan dengan merasakan getaran / setruman energinya di telapak tangan kita, akan lebih baik
bila kita sebelumnya menyalurkan energi kita ke tangan, sehingga sentuhan atau benturan energi
yang terjadi akan lebih dapat dirasakan. Untuk belajar mempertajam kepekaan rasa pada tangan kita
dapat dibaca di : Olah Rasa dan Kebatinan.

Selain belajar mempertajam kepekaan rasa di tangan kita, tulisan di atas juga memberikan tuntunan
untuk kita belajar mempertajam kepekaan rasa batin, sehingga walaupun keberadaan sesosok
mahluk halus tidak terasakan kehadiran energinya, dan tidak dapat dilihat dengan kemampuan
melihat gaib, tetapi kita bisa mendeteksi keberadaannya dengan adanya rasa berat di dada pada
jarak yang lebih jauh sebelum muncul rasa merinding.

Secara alami semua mahluk halus akan memancarkan suatu hawa / aura energi dari tempat
keberadaannya masing-masing yang sesuai dengan sifat psikologis dan perwatakan mahluk
halusnya. Bila kita sudah cukup peka rasa dan batin, kita akan dapat mengenali dari hawa / aura
energinya itu apakah sesosok mahluk halus itu bersikap bersahabat atau tidak, sedang marah atau
tidak, sedang sedih atau tidak, apakah sifat wataknya menonjolkan kesaktian dan kegagahan, apakah
sifat energinya baik atau tidak untuk manusia, apakah keberadaannya berbahaya untuk kita, dsb.

Dan masing-masing rasa energi mahluk halus itu berbeda, rasa energinya berbeda antara sukma
manusia, bangsa jin, kuntilanak, gondoruwo, buto, dsb, dan juga berbeda rasanya bila energi itu
berasal dari adanya mustika dan pusaka di alam gaib bila ada keberadaannya di dekat kita, sehingga
tanpa melihat sosok wujudnya, dari pengenalan rasa itu kita bisa mengenali sosok halus jenis apa
yang ada di suatu tempat. Rasa energi itu akan terasa ketika kita datang / berada di suatu tempat
sebagai rasa gaib dari suasana alam di tempat tersebut, sesudah itu barulah digunakan kemampuan
melihat gaib untuk menegaskan sosok wujudnya seperti apa.

3. Penggolongan mahluk halus berdasarkan sifat energinya

Para mahluk halus dapat membuat suatu bentukan energi, yang dapat dijadikan perisai energi
pagaran diri untuk perlindungan dan bertahan dari serangan mahluk halus lain, atau menyalurkan
energinya untuk menyerang, atau untuk merubah penampilan wujudnya, atau untuk banyak tujuan
yang lain.

Kemampuan para mahluk halus dalam membuat bentukan energi itu akan membedakan jenisnya
bahwa mereka bukanlah roh manusia, karena roh manusia tidak dapat melakukan itu.

Secara umum dipahami bahwa sifat fisik mahluk halus adalah bersifat energi. Perbedaan sifat fisik
energi ini akan membedakan antara mahluk halus yang adalah sukma manusia dengan mahluk halus
lain yang bukan sukma manusia, walaupun menampakkan suatu sosok yang serupa. Sudah dituliskan
dalam tulisan Hakekat Wujud dan Watak Mahluk Halus bahwa sosok wujud mahluk halus tidaklah
menggambarkan kesaktiannya. Kesaktian mahluk halus harus secara khusus diukur masing-masing
kekuatan energinya berikut perbedaan sifat dan kemampuan energi mahluk halus yang itu akan
membedakan apakah sesosok mahluk halus adalah sukma manusia atau bukan, selengkapnya dapat
dibaca di : Kesaktian Mahluk Halus.

Selain yang sengaja disalurkan keluar tubuh, aura energi dari keberadaan sesosok mahluk halus juga
akan terpancar dalam jarak tertentu yang akan dirasakan oleh manusia sebagai bersifat baik atau
tidak baik, bersifat positif atau negatif, menyebabkan rasa tertekan di dada, atau menimbulkan rasa
merinding. Jika si mahluk halus dengan sengaja membuat merinding manusia, bila asalnya dari jenis
sukma manusia, maka rasa merindingnya hanya akan terasa tajam saja, tetapi jika asalnya dari jenis
mahluk halus lain, selain merindingnya terasa tajam, juga akan memberikan rasa berat di dada
(karena adanya tekanan energi mereka).

4. Penggolongan mahluk halus berdasarkan sifat pengaruh energinya

Penggolongan ini didasarkan pada pengaruh energi masing-masing mahluk halus terhadap
manusia.

1. Golongan Berenergi Positif.

Adalah golongan mahluk halus yang energinya selaras dengan energi tubuh dan psikologis manusia.

Jika manusia hidup berdekatan dengan mereka, manusia tidak akan mengalami gangguan kesehatan
tubuh ataupun psikologis. Kedekatan manusia dengan mahluk halus tersebut mungkin malah dapat
dirasakan menambah energi dan semangat hidup manusia. Tetapi walaupun begitu, bila mahluk
halus tersebut "menempel" di tubuh manusia, biasanya si manusia akan merasakan sakit pegal-pegal
di tubuhnya atau merasakan pusing ringan, karena tidak tahan dengan keberadaan energinya.

Jadi selama mahluk halus tersebut tidak menempel di tubuh manusia, manusia dan sang mahluk
halus dapat hidup berdampingan.

2. Golongan Berenergi Negatif.

Adalah golongan mahluk halus yang energinya tidak selaras dengan energi tubuh dan psikologis
manusia (energinya bersifat negatif bagi manusia).

Walaupun hanya berdekatan dengannya, manusia dapat mengalami gangguan kesehatan tubuh
ataupun psikologis, pengaruh energinya bisa menjadikan manusia mudah sakit-sakitan, atau
memunculkan banyak sakit-penyakit atau menjadikan mudah marah dan bertengkar. Apalagi bila
mahluk halus tersebut menempel atau berdiam di tubuh manusia, biasanya akan menjadikan si
manusia mengalami sakit cukup berat atau mengalami sakit kepala berat.

Jadi manusia dan mahluk halus tersebut tidak dapat hidup berdampingan, apalagi kalau mahluk
halus tersebut sampai menempel / bersemayam di dalam tubuh manusia.

Sebagai contoh, sudah biasa bila sebuah rumah atau di sekitarnya ada berpenghuni mahluk halus.
Bila para mahluk halus tersebut energinya bersifat positif, maka manusia yang berdiam di rumah itu
akan baik-baik saja. Bahkan mungkin ada mahluk halus yang pancaran energinya menjadikan
manusia bersemangat dalam bekerja, menjadikan orang senang untuk datang berkunjung (dan
menambah jumlah pengunjung warung / toko), mendatangkan suasana teduh, ceria, tenteram, dsb.

Dalam batasan ini dianggap bahwa pengaruh energi keberadaan mereka itu bersifat positif bagi
manusia dan manusia tidak perlu merasa takut atau terganggu dengan keberadaan mereka. Dan
juga tidak perlu sampai mendatangkan orang pinter untuk melakukan pembersihan gaib, karena
justru nantinya malah bisa merubah keseimbangan alam yang ada, atau dikemudian hari malah
mengundang datangnya mahluk halus lain, yang mungkin ada yang bersifat negatif, untuk tinggal
disitu.

Tetapi bila di antara para mahluk halus tersebut ada yang berenergi negatif, walaupun mahluk
tersebut tidak berniat dan tidak berbuat mengganggu ataupun menyerang, pancaran energi dari
keberadaannya dapat berpengaruh negatif bagi manusia di rumah itu.

Contohnya adalah mahluk halus jenis dedemit gondoruwo, jenis bangsa jin yang sosoknya hitam
tinggi besar, dan yang sosoknya putih, berwajah menyeramkan, matanya mendelik keluar dan kuku-
kukunya panjang. Pengaruh negatif energinya terhadap manusia adalah menjadikan manusia sakit
atau mudah sakit-sakitan, dari sakit kulit, masuk angin, pegal-pegal, mulas-mencret, sakit kepala
sampai kanker atau yang penyakit lain yang sampai menyebabkan kematian, atau bisa menyebabkan
keguguran dan kematian anak di dalam kandungan, atau jika ada jenis bangsa jin yang energinya
berhawa panas akan menyebabkan manusia mudah marah dan bertengkar, tidak betah tinggal di
rumah, malas bekerja, orang malas datang berkunjung, warung / toko sepi pengunjung, dsb.
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa sakit-penyakit kulit, sakit perut mulas-mencret,
meriang, kepala pusing, kanker / tumor, kanker otak, kanker rahim, kista rahim, kerusakan ginjal,
liver, keguguran dan kematian anak di dalam kandungan, dsb, tidak semuanya awalnya semata-mata
bersifat medis, dan kondisi manusia mudah marah dan bertengkar, tidak betah tinggal di rumah,
malas bekerja, orang malas datang berkunjung, warung / toko sepi pengunjung, dsb, tidak semuanya
bersifat psikologis asli manusia, karena asal-muasal penyebab terjadinya bisa juga adalah akibat dari
pengaruh energi keberadaan sesosok mahluk halus, bisa sebagai efek dari keberadaan mahluk halus
berenergi negatif di sekitar tempat tinggal si manusia, atau kepemilikan jimat dan benda gaib yang
tidak baik isi gaibnya.

Bila seseorang telah beberapa kali mengalami kejadian keguguran kehamilan, atau bayi meninggal di
dalam kandungan, atau sering sakit-sakitan (terutama anak-anak), selain orangnya memeriksakan
dirinya secara medis, perlu juga diperiksa kemungkinan adanya keberadaan mahluk halus berenergi
negatif di lingkungan tempatnya tinggal.

Sakit manusia yang disebabkan oleh adanya mahluk halus di dalam tubuh manusia (ketempelan /
kesambet / disantet), selain dapat diketahui dengan cara penglihatan gaib, juga dapat diketahui bila

diraba / dipijat / diurut pada bagian yang sakit akan terasa ada hawa yang berbeda, atau ada rasa
setruman listrik tipis, yang berbeda dengan bagian tubuhnya yang lain (bila tangan yang meraba
cukup peka). Untuk melatih / belajar cara mendeteksinya silakan dibaca tulisan berjudul : Olah Rasa
dan Kebatinan. Contoh pengaruh perbuatan atau keberadaan sesosok mahluk halus terhadap
manusia bisa dibaca di : Pengaruh Gaib thd Manusia.

Penggolongan mahluk halus dari pengaruh energinya terhadap manusia, berpengaruh positif
ataukah negatif, dapat dijadikan patokan untuk melakukan pembersihan gaib, yang dibersihkan
hanyalah yang bersifat negatif saja terhadap manusia (baca : Pembersihan Gaib).

Pengertian tentang mahluk halus berenergi negatif di atas termasuk juga khodam jimat / benda gaib
/ pusaka dan khodam ilmu / pendamping yang berenergi negatif dan yang energinya berhawa panas.
Atau juga yang semula normal, tetapi karena ada sugesti dari si manusia untuk kewibawaan /
penundukkan, atau sugesti untuk keselamatan / penjagaan gaib yang sifatnya menyerang / agresif,
maka kemudian khodam-khodamnya juga akan terpengaruh mengikuti isi sugestinya menjadi galak
dan berhawa panas, yang akibatnya dapat merusak suasana nyaman dalam pergaulan / hubungan
sosial, membuat pembeli enggan datang, membuat orangnya dijauhi, atau mengganggu jalan
kerejekian dan hubungan kerja. Apalagi kalau orangnya juga sok berwibawa, perilakunya tidak
bersahabat, atau menjadi temperamental mudah emosi.

Contoh lainnya yang energinya bersifat negatif terhadap kesehatan manusia adalah jenis halus
sukma manusia yang tinggal bersemayam di tubuh manusia yang masih hidup, di dalam badannya
atau di dalam kepalanya (ketempatan mahluk halus). Jika sukma manusia itu berdiam di dalam
kepala, biasanya akan sering membuat kepala pusing, dan jika tinggal di dalam badan bisa membuat
banyak organ dalam tubuh manusia yang ditempatinya rusak berat karena kebebanan energinya.
Ada sejenis bangsa jin yang sosoknya berbulu hitam tinggi besar yang sering sekali menjadi khodam
ilmu / pendamping seseorang, atau menjadi penghuni benda-benda gaib dan jimat, perabotan, atau
tinggal di rumah manusia. Penulis tidak menggolongkan jenis ini sebagai bergolongan putih atau

hitam, tetapi sosok halus jenis ini berenergi negatif yang pengaruh energinya itu dapat
memunculkan sakit-penyakit di tubuh manusia, apalagi jika ada sosok jenis ini yang tinggal
bersemayam di dalam tubuh manusia yang dapat menyebabkan si manusia sampai mengalami
gangguan kejiwaan.

Jenis bangsa jin hitam tinggi besar itu juga sebagian besar berintelijensi rendah yang sering dalam
usahanya mencari tempat tinggal mereka masuk bersemayam di dalam tubuh manusia. Akibatnya,
selain si manusia dapat mengalami gangguan kesehatan dan pikirannya, juga banyak yang sampai
mengalami gangguan jiwa (gila). Tentang ini Penulis sudah menuliskan fenomenanya dalam halaman
berjudul Pengaruh Gaib thd Manusia.

Keberadaan mahluk halus tersebut di dalam tubuh atau di dekat manusia mungkin tidak
berpengaruh negatif untuk yang sengaja dipasang sebagai khodam ilmu / pendamping, atau khodam
benda gaib, karena mahluk halus itu sebelumnya sudah menyelaraskan dahulu energinya dengan
energi si manusia.

Tetapi jika jenis itu datang sendiri kepada manusia atau datang sendiri masuk menjadi "isi" benda
gaib kita, kemungkinan besar ia masih dalam kondisi aslinya yang memancarkan energi negatif,
sehingga si manusia tetap beresiko mendapatkan pengaruh negatif energinya terhadap kesehatan
dan psikologisnya dan beresiko suatu saat khodam tersebut masuk bersemayam di dalam tubuhnya.

Jika sosok jin hitam itu menjadi khodam ilmu / pendamping manusia, keberadaannya itu dapat
menjadi khodam bagi si manusia, tetapi sebagian besar nantinya akan menyulitkan dalam proses
kematian si manusia.

Jika sosok jin hitam itu tinggal bersemayam di dalam badan manusia, keberadaannya itu dapat
menjadi khodam kekuatan bagi si manusia, tetapi nantinya pasti akan menyulitkan dalam proses
kematian si manusia.

Dalam kondisi aslinya memang sosok jin hitam besar itu berenergi negatif. Jenis itu bisa dengan
mudah diusir hanya dengan mengoleskan minyak jafaron ke bendanya. Tetapi jika anda sudah
mempunyai benda-benda gaib yang khodamnya adalah bangsa jin hitam tinggi besar tersebut,
sebaiknya dicoba dulu bendanya / khodamnya diwiridkan amalan gaib yang sesuai dengan tuah yang
anda inginkan, misalnya diwiridkan amalan gaib untuk tuah kekuatan badan, pengasihan, penglaris
dagangan, dsb (amalan gaibnya bisa dicari di internet). Mudah-mudahan sesudah tersugesti
mengikuti isi amalan gaibnya sosok hitam itu akan berubah karakter energinya, tidak lagi berenergi
negatif seperti aslinya dan nantinya intelijensi mereka menjadi lebih baik sehingga tidak akan
memberatkan dalam proses kematian manusia.

Tips lain. Jika anda mempunyai benda berkhodam semisal batu akik yang isinya bangsa jin berbulu
hitam tinggi besar tersebut, jika benda itu bertuah biasanya tuah utamanya adalah untuk kekuatan
badan, dengan isi khodam jenis itu biasanya batu anda itu, jika dipakai, tuahnya kuat dan terasa,
bagus sebagai jimat, jadi mungkin bisa dipertimbangkan untuk tidak diusir.
Cobalah dengan cara sambat persuasif atau dengan cara-cara tayuhan seperti dicontohkan dalam
tulisan berjudul Ilmu Tayuh Keris khodam batunya itu diperintahkan supaya merubah energinya
menjadi positif dan selalu positif, supaya tidak lagi berenergi negatif dan tidak perlu lagi anda usir
dengan jafaron.

Dengan cara-cara itu usahakan supaya khodamnya benar-benar berubah menjadi berenergi positif
dan selalu dipantau apakah benar kondisinya selalu positif dan ditayuh juga apakah jika batunya
dioleskan minyak jafaron khodamnya itu masih akan pergi. Kalau masih berenergi negatif maka
khodamnya akan pergi jika batunya dioleskan minyak jafaron, tetapi jika sudah benar-benar berubah
menjadi positif dan selalu positif, khodamnya tidak akan pergi oleh minyak jafaron. Coba juga anda
rasakan apakah rasa energi negatifnya atau rasa mengganggu ketika memakai cincin itu masih ada
terasa.

Lebih baik lagi kalau dengan cara-cara persuasif itu anda bisa juga mengsugesti khodam jin berbulu
hitam itu untuk merubah wujudnya secara permanen menjadi bersosok seperti manusia, sehingga
intelijensinya pun akan menjadi lebih baik, karena ia akan menjiwai kondisi wujudnya yang sudah
seperti manusia, tidak lagi seperti sebelumnya yang seperti orang utan. Sampaikan juga jika nanti ia
mempunyai pasangan dan anak, pasangan dan anaknya itu pun supaya berubah wujud juga menjadi
seperti manusia.

Jin berbulu hitam itu aslinya memang berenergi negatif, entah dia baik ataukah jahat.

Kita bisa memerintahkannya untuk memperbaiki kondisi energinya menjadi positif, tapi itu tidak
langgeng, sewaktu-waktu bisa kembali lagi negatif seperti aslinya.

Lebih baik kalau dia, pasangannya dan anak-anaknya kita perintahkan merubah wujud menjadi
seperti manusia.

Sesudah berubah kemudian disuruh juga supaya mereka merubah energinya supaya positif sesuai
dengan wujudnya dan psikologisnya yang sudah seperti manusia. Dengan begitu perubahannya akan
bersifat langgeng.

Sebaiknya berubahnya energinya menjadi positif sampai benar-benar mereka tidak terpengaruh lagi
oleh minyak jafaron, karena kalau masih terpengaruh minyak jafaron berarti energi positifnya tidak
100% positif, masih ada negatifnya.

Kalau benar kondisinya sudah positif dan selalu positif, maka khodamnya itu tidak perlu lagi anda
usir dengan minyak jafaron. Batunya dioleskan dengan minyak jafaron pun sekarang khodamnya
tidak akan pergi, bahkan minyak jafaron itu sekarang bisa menjadi sesajinya.

Masukan-masukan di atas adalah untuk orang-orang yang memiliki sosok jin hitam besar tersebut
sebagai khodam benda gaibnya, bukan untuk orang-orang yang di dalam badannya sudah
ketempatan jenis halus tersebut dan bukan untuk orang-orang yang memiliki jenis halus itu sebagai
khodam ilmu / pendamping. Untuk orang-orang itu sebaiknya mereka melakukan pembersihan gaib.
Cara merubah negatif menjadi positif di atas bisa juga dilakukan terhadap khodam pendamping jenis
itu, tetapi Penulis tidak merekomendasikan itu. Untuk khodam pendamping sebaiknya anda memiliki
yang intelijensinya lebih baik daripada jenis itu.

Sosok jin hitam tinggi besar itu dan sosok-sosok halus lain yang berenergi negatif, jika dianggap
mengganggu, atau ingin diusir, keberadaannya dapat dibersihkan / diusir / akan pergi jika kita
mengoleskan minyak jafaron pada benda-benda kita atau ke tubuh kita jika kita ketempatan mahluk
tersebut, atau kita mandi dengan campuran minyak jafaron. Mereka juga akan pergi setelah terkena
asap bakaran minyak jafaron. Tatacara pembersihannya silakan dibaca dalam tulisan
berjudul Pembersihan Gaib 2.

Penggolongan positif dan negatif dalam tulisan ini adalah berdasarkan pengaruh energi dari sesosok
mahluk halus terhadap manusia. Tetapi ada orang lain yang menyebutkan suatu mahluk halus
bersifat positif atau negatif dari sifat mahluk halusnya apakah bertendensi menyerang manusia
ataukah tidak. Perbedaan dalam menggolongkan sifat mahluk halus ini, yang berbeda dasar
pengertiannya walaupun menggunakan istilah yang sama positif dan negatif, cukuplah untuk
menjadi tambahan pengetahuan bagi kita.

5. Penggolongan mahluk halus berdasarkan sifat perwatakannya

Penggolongan ini didasarkan pada sifat perwatakan masing-masing mahluk halus dan pengaruhnya
terhadap manusia (juga pengaruhnya terhadap mahluk halus lain).

1. Golongan Putih.

Adalah golongan mahluk halus yang perwatakannya tidak berkecenderungan jahat terhadap
manusia. Bukan berarti mereka tidak berbahaya dan tidak akan mencelakakan / menyerang
manusia, tetapi tidak berkecenderungan bersikap jahat dan tidak bertendensi menyerang /
menyakiti manusia. Walaupun begitu, manusia tetap harus berhati-hati dan waspada, karena dapat
saja suatu saat mereka menyerang / menyakiti manusia, tetapi selama tidak ada perbuatan manusia
yang salah, manusia dan mahluk halus tersebut dapat hidup berdampingan.

2. Golongan Hitam.

Adalah golongan mahluk halus yang perwatakannya berkecenderungan jahat terhadap manusia.
Sifat jahatnya ini bisa dalam bentuk perbuatannya yang sengaja menyakiti dan membuat manusia
sakit, membuat manusia celaka, bahkan sengaja membunuh manusia, bisa juga perbuatannya yang
sengaja menipu / menyesatkan manusia. Jadi, manusia harus berhati-hati dan waspada, karena
dapat saja mereka mengganggu, mencelakakan atau menyesatkan manusia, walaupun tidak ada
perbuatan si manusia yang menyalahi mereka. Manusia dan mahluk halus tersebut tidak dapat
hidup berdampingan.

3. Golongan Abu-Abu.

Di tengah-tengah antara golongan hitam dan putih, ada mahluk halus yang aura kejiwaannya
berwarna abu-abu. Biasanya mereka adalah mahluk halus kelas rendah yang terpengaruh oleh yang
golongan hitam. Biasanya mereka suka usil, menakut-nakuti, mengganggu dan mencelakakan
manusia, dan suka dengan sengaja bersikap merendahkan manusia dan menipu / menyesatkan
manusia. Manusia dan mereka tidak dapat hidup berdampingan.

4. Golongan Yang Harus Diwaspadai.

Ada golongan mahluk halus yang secara perwatakannya tidak digolongkan sebagai putih, hitam, atau
abu-abu, tetapi harus diwaspadai dan dihindari.

Jenis-jenis ini dinilai dari sifat karakternya yang berbeda dari jenis mahluk halus lainnya yang umum,
sehingga keberadaan mereka bisa mendatangkan bahaya bagi manusia, sehingga harus diwaspadai.

Contohnya adalah mahluk halus yang sulit dibaca jalan pikirannya dan lebih sering menggunakan
insting atau nalurinya dalam bertindak, seperti yang sosoknya berwujud ular, gondoruwo, banaspati
dan buto. Jenis-jenis ini bisa menyerang tanpa alasan yang jelas, apalagi kalau kaget atau merasa
terancam.

Juga ada jenis bangsa jin yang sosoknya tinggi besar dan berbulu hitam di seluruh tubuhnya seperti
gondoruwo. Jenis ini tidak mempunyai sikap berpikir seperti manusia, intelijensinya rendah, lebih
banyak bertindak berdasarkan insting dan perasaannya. Dalam usahanya mencari tempat tinggal
banyak mahluk halus jenis ini menjadikan tubuh manusia sebagai tempatnya tinggal yang sering
sekali akibatnya menjadikan si manusia mengalami kelainan atau gangguan jiwa (gila).

Ada juga sosok-sosok halus tertentu yang harus diwaspadai karena perilakunya yang tidak
bersahabat terhadap manusia (juga tidak bersahabat terhadap mahluk halus lain).

Jenis halus lain yang harus diwaspadai adalah mahluk halus dari jenis sukma / arwah manusia yang

tinggal di dalam benda-benda gaib atau benda-benda antik / kuno dan yang tinggal / bersemayam di
dalam tubuh manusia yang masih hidup, di dalam badan atau di dalam kepalanya.

Mengenai perbuatan-perbuatan mahluk halus dan efek perbuatan mereka terhadap manusia sudah
Penulis tuliskan dalam halaman berjudul Pengaruh Gaib thd Manusia.

Kecenderungan jahat atau tidaknya sesosok mahluk halus tidak perlu ditunggu sampai benar mereka
berbuat jahat, karena dapat dilihat dari aura kejiwaannya. Bila aura kejiwaannya berwarna putih
bersih berarti dia berwatak baik, tidak berkecenderungan jahat, sebaliknya bila aura kejiwaannya
berwarna hitam seperti asap knalpot bus / truk, berarti sifat dasar wataknya jahat.

Pengertian tentang mahluk halus golongan hitam di atas tidak terbatas pada kondisi dan sifat-sifat
asli mahluk halusnya yang golongan hitam. Dalam pengertian ini, semua jenis mahluk halus, selain
yang berasal dari jenis sukma manusia (arwah / pocong / siluman) juga akan berubah menjadi
golongan hitam / abu-abu jika mereka mengeluarkan rasa jahat / marah atau sering melakukan
perbuatan jahat. Contohnya adalah mahluk halus gol.putih yang sering diperintahkan untuk
menyakiti seseorang (khodam teluh / santet) atau jika kita kesambet. Dalam keadaan itu mereka
akan berubah menjadi golongan hitam / abu-abu.
Sebenarnya banyak sekali fenomena perbuatan gaib yang tidak semuanya bisa kita sebutkan satu
per satu kejadiannya, baik yang dilakukan oleh gol.putih maupun gol.hitam, atau abu-abu, entah
perbuatannya ditujukan langsung kepada manusia ataupun menggunakan manusia sebagai
perantaraan perbuatan mereka, entah si manusia menyadarinya ataukah tidak. Jika kita mengetahui
/ menyadarinya, maka kita harus berwaspada terhadap tujuan dari perbuatan gaibnya itu dan efek
resikonya, jangan sampai perbuatannya itu dilandasi oleh tujuan yang negatif / jahat dan efeknya
merugikan kita.

Penulis mengelompokkan mahluk halus dari sisi perwatakan mereka bukan hanya gol.putih dan
hitam / abu-abu saja, tetapi ada juga yang tidak digolongkan sebagai hitam atau putih, tetapi adalah
golongan mahluk halus yang harus diwaspadai.

Yang dari gol.putih bukan berarti mereka adalah dari golongan yang pasti baik dan bukan juga
berarti tidak akan mencelakakan / merugikan manusia, tetapi penekanannya adalah bahwa mereka
sehari-harinya, baik berada di sekitar manusia ataukah tidak, tidak berkecenderungan jahat
terhadap manusia, sedangkan yang gol.hitam dan abu-abu sehari-harinya sudah berpikiran jahat /
jahil / iseng terhadap manusia, banyak efek / potensi negatifnya bagi manusia. Juga ada
pengelompokan golongan mahluk halus yang harus diwaspadai, karena memang perbuatan mereka
seringkali sebelumnya tidak terduga dan bisa merugikan / mencelakakan manusia.

Jadi terhadap suatu perbuatan mahluk halus atau keberadaannya, bila kita mengetahui /
menyadarinya, entah golongan putih ataukah dari golongan yang lain, kita tetap harus waspada,
terutama adalah pada potensi efek pengaruh dan resikonya terhadap kita.

Golongan Mahluk Halus Yang Harus Diwaspadai

Selain yang dari perwatakannya digolongkan putih, hitam atau abu-abu, ada mahluk halus yang dari
sisi perwatakannya tidak digolongkan putih atau hitam, tetapi harus diwaspadai dan dihindari. Jenis-
jenis ini dinilai dari sifat karakternya yang berbeda dari jenis mahluk halus lainnya yang umum,
keberadaan mereka berpotensi negatif bagi manusia, bisa mendatangkan bahaya sehingga harus
diwaspadai dan dihindari.

Misalnya mahluk halus yang sosoknya berwujud ular, atau jenis gondoruwo, banaspati dan buto.
Jenis-jenis itu sulit dibaca jalan pikirannya, dan lebih sering menggunakan insting atau naluri dalam
bertindak. Jenis-jenis itu bisa menyerang setiap saat tanpa alasan yang jelas, apalagi kalau kaget atau
merasa terancam.

Banyak bangsa jin yang sosok wujudnya ular. Ada yang besar, ada juga yang kecil. Ini berarti sosok
mahluk tersebut menggambarkan watak ular yang sulit ditebak jalan pikirannya, dan lebih banyak
menggunakan insting / naluri dalam bertindak, bisa menyerang tanpa sebab yang jelas. Dan sudah
pasti berintelijensi rendah. Jika menyerang manusia, mereka tidak memperhitungkan akibat
perbuatannya pada manusia itu, apakah akan menjadikannya sakit atau mati. Sebagian mahluk halus
berwujud ular ini ada yang suka bertempat tinggal / bersemayam / membuat sarang di dalam badan
manusia.
Aura kejiwaan sosok-sosok ular tersebut kebanyakan berwarna putih, artinya secara psikologis
mereka tidak berkecenderungan berlaku jahat kepada manusia maupun kepada mahluk halus lain.
Tetapi karena mereka lebih sering menggunakan insting atau nalurinya dalam bertindak, jenis ini
harus diwaspadai, karena mereka bisa menyerang kapan saja tanpa alasan yang jelas, apalagi kalau
kaget atau merasa terancam. Artinya, pada saat mereka menyerang itu mereka tidak bermaksud
berbuat jahat, hanya nalurinya saja yang membuat mereka melakukan itu. Karena itu jika mereka
ada di sekitar kita, maka keberadaannya harus diwaspadai dan harus dihindari.

Mahluk halus bersosok ular ini sering sekali menyerang manusia, membuat sakit manusia
(kesambet), karena tanpa sadarnya si manusia sudah menendang / menginjak si ular yang posisinya
memang di bawah seperti ular sungguhan di dunia manusia.

Ada juga jenis mahluk halus yang sebenarnya menurut pikirannya sendiri tidak bermaksud jahat
terhadap manusia, tetapi perilakunya begitu, dan aura perwatakannya memang juga abu-abu,
misalnya jenis Palasik, Wewe Gombel, Banaspati, dsb (baca : Bangsa Dedemit dan Bangsa Halus
Lain-lain).

Ada sejenis bangsa jin yang sosoknya berbulu hitam tinggi besar yang sering sekali menjadi khodam
ilmu / pendamping seseorang, atau menjadi penghuni benda-benda gaib dan jimat, atau tinggal di
perabotan dan rumah manusia. Penulis tidak menggolongkan jenis ini sebagai bergolongan putih
atau hitam, tetapi sosok halus jenis ini berenergi negatif yang pengaruh energinya itu dapat
memunculkan sakit-penyakit di tubuh manusia, apalagi jika ada sosok gaib jenis ini yang tinggal
bersemayam di dalam tubuh manusia yang dapat menyebabkan si manusia sampai mengalami
kelainan / gangguan kejiwaan.

Jenis bangsa jin hitam tinggi besar itu harus diwaspadai, karena sebagian besar berintelijensi rendah,
seperti orang utan, yang sering dalam usahanya mencari tempat tinggal mereka masuk bersemayam
di tubuh manusia. Akibatnya, selain si manusia dapat mengalami gangguan kesehatan, juga banyak
yang sampai mengalami gangguan jiwa (idiot dan gila). Tentang ini Penulis sudah menuliskan
fenomenanya dalam halaman berjudul Pengaruh Gaib thd Manusia.

Keberadaan mahluk halus jenis tersebut di dalam tubuh atau di dekat manusia mungkin tidak
berpengaruh negatif untuk yang sengaja dipasang sebagai khodam pendamping atau khodam ilmu,
atau khodam benda gaib, karena mahluk halus itu sebelumnya sudah menyelaraskan dahulu
energinya dengan energi si manusia.
Walaupun sosok jin hitam tinggi besar itu sudah tinggal dan menjadi khodam benda gaib maupun
khodam pendamping, karena intelijensinya yang rendah, tetap saja ada resiko bahwa sosok halus itu
suatu saat akan masuk bersemayam di dalam tubuh manusia, atau si manusia mendapatkan
pengaruh negatif energinya terhadap kesehatannya.

Jenis bangsa jin yang sosoknya hitam besar dan berbulu di seluruh tubuhnya (mirip gondoruwo) itu
sering menjadi penyebab manusia ketindihan yang akhirnya bisa sampai menyebabkan si manusia
mengalami gangguan jiwa.

Sosok jin hitam besar tersebut tidak dikategorikan putih atau hitam, tetapi dikategorikan sebagai
jenis mahluk halus yang harus diwaspadai, karena mereka tidak mempunyai sikap berpikir dan
perwatakan seperti manusia, intelijensinya rendah, perilakunya seperti orang utan atau gorilla, lebih
banyak bertindak berdasarkan insting dan perasaannya daripada pikirannya.

Umumnya jenis mahluk halus tersebut membutuhkan sesuatu sebagai tempat tinggalnya, bisa di
pohon, di rumah seseorang, batu kali, patung, batu akik, atau di tempat-tempat lain yang bahkan
mahluk halus lain tidak mau tinggal di dalamnya. Ada juga yang merasa cocok untuk masuk dan
tinggal di dalam tubuh manusia yang proses awalnya adalah apa yang biasa disebut ketindihan yang
akhirmya menjadikan si manusia sampai mengalami gangguan jiwa.

Jika sosok jin hitam itu menjadi khodam ilmu / pendamping manusia, keberadaannya itu dapat
menjadi khodam bagi si manusia, tetapi sebagian besar nantinya akan menyulitkan dalam proses
kematian si manusia.

Jika sosok jin hitam itu tinggal bersemayam di dalam badan manusia, keberadaannya itu dapat
menjadi khodam kekuatan bagi si manusia, tetapi nantinya pasti akan menyulitkan dalam proses
kematian si manusia.

Sosok halus hitam besar itu adalah dari jenis bangsa jin yang dalam kategori Penulis termasuk
mahluk halus yang kelasnya rendah dan daya pikirnya rendah. Sosok itu sendiri sebenarnya tidak
bermaksud mengganggu, tetapi kelas berpikirnya rendah, sehingga tidak bisa membedakan mana
tempat yang layak dan mana yang tidak untuk menjadi tempat tinggalnya. Tetapi ada beberapa
(sedikit) dari mereka yang kelihatannya tidak berbahaya dan tidak suka masuk ke dalam tubuh
manusia, sebagiannya tinggal di dalam benda-benda seperti batu akik (yang khodamnya alami,
bukan isian), sehingga perilakunya sama dengan yang golongan putih. Uraiannya tentang pengaruh
perbuatan mahluk halus tersebut sudah dituliskan dalam halaman berjudul Pengaruh Gaib thd
Manusia.
Dalam kondisi aslinya sosok jin hitam besar itu memang berenergi negatif. Jenis itu bisa dengan
mudah diusir hanya dengan mengoleskan minyak jafaron saja pada bendanya. Tetapi jika anda
mempunyai benda-benda gaib yang khodamnya adalah bangsa jin hitam tinggi besar tersebut,
sebaiknya dicoba dulu diberikan sesajinya misik putih dan bendanya diwiridkan amalan gaib yang
sesuai dengan tuah yang anda inginkan, misalnya diwiridkan amalan gaib untuk tuah kekuatan,
kewibawaan, penglaris dagangan, dsb (amalan gaibnya bisa dicari di internet). Mudah-mudahan
sesudah menerima sesajinya dan tersugesti mengikuti isi amalan gaibnya sosok hitam itu akan
berubah karakter energinya, tidak lagi berenergi negatif seperti aslinya dan nantinya intelijensi
mereka menjadi lebih baik lagi dan diharapkan tidak akan memberatkan dalam proses kematian.

Masukan di atas adalah untuk orang-orang yang memiliki sosok jin hitam besar tersebut sebagai
khodam benda gaibnya, bukan untuk orang-orang yang di dalam badannya sudah ketempatan jenis
halus tersebut dan bukan untuk orang-orang yang memiliki jenis halus itu sebagai khodam ilmu /
pendamping. Untuk orang-orang itu sebaiknya mereka melakukan pembersihan gaib.

Untuk yang di badannya sudah ketempatan mahluk halus tersebut sebaiknya segera membersihkan
dirinya dengan menggunakan minyak jafaron, sebaiknya jangan cuma mengoleskan minyaknya saja,
lebih baik mandi saja dengan campuran minyak jafaron supaya dengan cara mandi itu juga akan
membersihkan semua sisa energi negatif jin itu dari badannya.

Sosok jin hitam tinggi besar itu dan sosok-sosok halus lain yang berenergi negatif, jika dianggap
mengganggu, atau ingin diusir, keberadaannya dapat dengan mudah dibersihkan / diusir / akan pergi
jika kita mengoleskan minyak jafaron pada benda-benda kita atau ke tubuh kita jika kita ketempatan
mahluk tersebut, atau kita mandi dengan campuran minyak jafaron. Mereka juga akan pergi setelah
terkena asap bakaran minyak jafaron. Tatacara pembersihannya sudah dituliskan dalam halaman
berjudul Pembersihan Gaib 2.

Selain itu ada juga golongan mahluk halus yang perwatakannya tidak baik, yaitu mahluk halus yang
bersikap tidak bersahabat terhadap manusia maupun terhadap mahluk halus lain. Biasanya mereka
hidup sendiri atau tinggal di dalam komunitas yang perwatakannya sejenis. Mereka tidak menyukai
keberadaan mahluk lain di lingkungan keberadaannya. Biasanya mereka memancarkan aura energi
yang membuat mahluk lain tidak nyaman berada di dekatnya. Biasanya mereka sangat menonjolkan
kekuasaannya, kekuatannya dan akan menyerang siapa saja yang dianggap mengganggu dan
"menghukum" siapa saja yang dianggap melakukan "kesalahan" di lingkungan mereka.

Bila jenis mahluk ini berdiam di dalam sebuah rumah, toko, bangunan atau di suatu lokasi tanah
tertentu, maka rumah, bangunan dan lokasi itu akan terasa tidak nyaman, orang akan merasa takut
untuk datang, apalagi untuk tinggal di situ, warung dan toko akan dijauhi orang. Mereka akan
mengusir mahluk halus lain yang tidak sehaluan dan akan membuat berbagai macam gangguan
kepada manusia, atau membuat manusia celaka atau sakit, bahkan meninggal, supaya manusia tidak
tinggal disitu. Beberapa dari jenis mahluk halus ini akan merasa cocok mendampingi manusia yang
menonjolkan kekuatan, sok gagah, sok sakti, sok jagoan dan akan mengusir keberadaan khodam
pendamping manusia lain yang ditemuinya. Mereka juga akan memancarkan aura yang membuat si
manusia ditakuti dan menjadi tidak disukai oleh manusia lain.

Jenis-jenis mahluk halus yang perwatakannya negatif seperti tertulis di atas umumnya aura
kejiwaannya hitam atau abu-abu. Beberapa dari mereka (tidak semuanya) berasal dari jenis bangsa
jin, kuntilanak, peri yang tubuhnya tinggi seperti manusia, banaspati dan buto.

Selain yang tinggal di darat, ada banyak jenis itu yang merupakan jenis jin air. Jenis jin air ini tidak
menyukai kehadiran mahluk daratan, baik manusia maupun mahluk halus. Mereka bisa
mencelakakan siapa saja yang masuk ke lingkungan mereka. Karena itu kita, manusia, yang adalah
mahluk daratan, sebaiknya selalu berhati-hati ketika berada di lingkungan air, terutama di
lingkungan air yang tempatnya sepi dan jarang didatangi manusia (baca juga : Bangsa Jin Air dan Jin
Udara).

Jenis halus lain yang harus diwaspadai adalah mahluk halus dari jenis sukma / arwah manusia yang
tinggal di dalam benda-benda gaib atau benda-benda antik / kuno dan jenis sukma / arwah yang
tinggal bersemayam di tubuh manusia yang masih hidup, di dalam badan atau di kepala manusia.

Ada jenis halus sukma manusia (arwah) yang harus diwaspadai, yaitu yang tinggal menghuni di
dalam benda-benda gaib tertentu, seperti keris, batu akik, benda-benda antik / kuno, dsb. Tujuan
keberadaan mereka di dalam benda-benda itu adalah karena mereka membutuhkan tempat tinggal,
menjadikan benda-benda itu sebagai rumah mereka yang baru, bukan untuk menjadi khodam yang
memberikan tuah bagi manusia pemilik benda-benda itu. Seandainya ada benda-benda itu yang
menjadi milik kita, maka sebaiknya kita sangat berhati-hati dalam memilikinya, jangan sampai kita
melakukan kesalahan yang bisa menyebabkan sosok sukma di dalam benda-benda itu marah dan
"menegur" atau "menghukum" kita.

Ada juga mahluk halus sukma manusia (arwah) yang harus diwaspadai karena wataknya yang jelek
yang suka bersemayam di dalam tubuh manusia yang masih hidup, bersemayam di dalam badan
atau di kepala manusia, yang selain bisa menyesatkan jalan pikiran si manusia, memberikan banyak
bisikan gaib dan penglihatan gaib fiktif / ilusi / halusinasi, juga bisa mendatangkan kejadian-kejadian
gaib lain yang negatif.
Mahluk Halus Golongan Putih dan Hitam

Umumnya orang membedakan mahluk halus yang baik dan jahat atau golongan putih dan hitam dari
sosok wujud dan penampakannya. Jika perwujudannya kelihatan menyeramkan akan dikatakan tidak
baik / jahat, sebaliknya kalau perwujudannya bagus, ganteng / cantik, tutur katanya manis / lembut,
perilakunya bersahabat tidak kelihatan sebagai mahluk yang jahat / berbahaya, maka akan dikatakan
baik.

Yang di atas itu adalah yang biasa dilakukan oleh orang-orang awam dalam menilai sesosok mahluk
halus, tetapi tidak sepantasnya orang-orang berilmu (dan yang mengaku mengerti gaib) melakukan
itu dalam menilai sesosok mahluk halus. Seharusnya mereka bisa melakukan pembedaan dengan
cara yang lebih baik lagi, bukan dengan cara awam seperti itu, karena dengan cara itu orang akan
mudah tertipu, apalagi kalau mahluk halusnya sengaja menipu mengelabui manusia dengan
menampakkan perwujudan dan perilaku yang kelihatan baik.

Penulis ada mengelompokkan mahluk halus dalam golongan putih dan golongan hitam dari sisi
perwatakannya.

Penekanan penggolongan putih dan hitam ini ada pada pembedaan sifat perwatakan mahluk
halusnya apakah dominan bersifat jahat / mencelakakan dan menyesatkan ataukah tidak.

Sekalipun banyak orang bisa melihat gaib, sekaligus juga ahli dalam hal agama, tetapi tidak
semuanya mampu mengenal dan membedakan karakteristik perwatakan mahluk halus apakah dari
golongan putih ataukah hitam dan menilai pengaruh / akibat perbuatan mereka terhadap manusia.
Tentang mahluk halus yang menyesatkan, yang mencelakakan, setan dan iblis, kebanyakan hanya
menjadi cerita saja dalam dunia kerohanian / agama, tetapi tidak banyak orang yang mampu
mengimplementasikan pengetahuannya tentang setan dan iblis dalam dunia nyata.

Cerita mengenai mahluk halus golongan putih dan hitam yang dituliskan di bawah ini sebagian
terkait dengan pandangan orang dalam beragama. Jika ada perbedaan pendapat mengenai yang
golongan putih dan hitam ini sebaiknya dibuktikan sendiri kebenarannya, jangan hanya
mendasarkan pendapat pada dalil dan dogma agama, karena seringkali yang nyata terjadi di dunia
tidak semuanya tertulis dalam agama.

Mahluk halus golongan putih adalah golongan mahluk halus yang perwatakannya tidak
berkecenderungan jahat terhadap manusia. Bukan berarti tidak jahat atau tidak berbahaya dan tidak
akan menyerang / mencelakakan manusia, tetapi tidak berkecenderungan bersikap jahat dan tidak
bertendensi mengganggu / menyakiti manusia. Walaupun begitu, manusia tetap harus berhati-hati
dan waspada, karena dapat saja suatu saat mereka menyerang / mencelakakan manusia, terutama
jika manusia "dianggap" melakukan kesalahan kepada mereka. Tetapi selama tidak ada perbuatan
manusia yang menyalahi mereka, tidak ada perbuatan manusia yang "dianggap" menyalahi mereka,
manusia dan mahluk halus tersebut dapat hidup berdampingan.

Mahluk halus yang dari golongan putih ini bukan berarti mereka adalah dari golongan yang pasti baik
dan bukan juga berarti tidak akan mencelakakan / merugikan manusia, tetapi penekanannya adalah
bahwa mereka sehari-harinya, baik berada di sekitar manusia ataupun tidak, tidak
berkecenderungan jahat terhadap manusia.

Mahluk halus golongan hitam adalah golongan mahluk halus yang perwatakannya
berkecenderungan jahat terhadap manusia. Sifat jahatnya itu bisa dalam bentuk perbuatannya yang
sengaja menyakiti dan membuat manusia sakit, membuat manusia celaka, bahkan sengaja
membunuh manusia, bisa juga perbuatannya yang sengaja menipu / menyesatkan manusia. Jadi,
manusia harus berhati-hati dan waspada, karena dapat saja mereka mengganggu, mencelakakan
atau menyesatkan, walaupun tidak ada perbuatan si manusia yang menyalahi mereka.

Mahluk halus golongan hitam dan abu-abu sehari-harinya sudah berpikiran jahat / jahil terhadap
manusia, banyak efek negatifnya bagi manusia. Manusia dan jenis halus tersebut tidak boleh hidup
berdampingan.

Mahluk halus, baik golongan putih maupun hitam, dari sisi pengaruhnya terhadap manusia ada 2
macam posisi keberadaannya.
Yang pertama adalah mahluk halus yang tidak tampak berinteraksi langsung dengan manusia.

Mahluk halus, golongan putih maupun hitam, apapun jenisnya, yang kesaktiannya tinggi, biasanya
hidup sendiri, tidak berkomunitas. Kalau berkomunitas, biasanya mereka berkomunitas dengan yang
sejenisnya saja dan kekuatannya setingkat. Yang kesaktiannya tinggi itu, walaupun kelihatannya
hidup sendiri, sebenarnya mereka juga berkomunitas, hanya saja sesuai tingkat kesaktian mereka
yang tinggi, dalam berkomunitas mereka tidak tinggal berdekatan, satu dengan lainnya bisa berjarak
puluhan, bahkan ratusan kilometer jauhnya, sehingga akan tampak bahwa mereka hidup sendiri.

Baik mereka hidup sendiri atau pun berkomunitas, selain yang berkesaktian rendah, banyak di
antara mereka adalah mahluk halus yang berkesaktian tinggi. Mereka tidak tampak berinteraksi
langsung dengan manusia. Jenis ini biasanya pengaruhnya tidak disadari oleh manusia karena
interaksinya dengan manusia tidak kelihatan langsung dan tidak terasa. Seringkali keberadaannya
saja tidak diketahui oleh manusia, karena semakin tinggi kekuatannya, akan juga semakin sulit untuk
dilihat. Walaupun pancaran energinya besar, tetapi energinya juga semakin halus dan semakin sulit
dideteksi keberadaannya.

Biasanya semua mahluk halus memancarkan suatu aura energi yang melingkupi area yang menjadi
wilayah kekuasaannya. Yang kesaktiannya tinggi (yang sampai ratusan atau bahkan ribuan kalinya
kesaktiannya Ibu Ratu Kidul) pancaran hawa energinya bisa melingkupi jarak yang sangat jauh, bisa
puluhan atau bahkan ratusan kilometer jauhnya. Sekalipun mereka hidup sendiri dan tampak tidak
berinteraksi langsung dengan manusia atau pun dengan mahluk halus lain, tetapi sebenarnya
mereka itulah yang pengaruhnya paling kuat dalam mempengaruhi psikologis para mahluk halus lain
dan manusia.

Secara fisiknya para mahluk halus adalah bersifat energi, sehingga secara alami dari tempat
keberadaannya mereka akan memancarkan suatu hawa energi yang sesuai dengan kondisi psikologis
dan sifat perwatakannya. Mahluk halus yang kesaktiannya tinggi, pengaruh hawa energi mereka
sangat kuat, pengaruhnya mencakup jarak yang jauh sampai beratus-ratus kilometer jauhnya, yang
bukan hanya akan mempengaruhi manusia, tetapi juga mempengaruhi mahluk halus lain di dalam
wilayah cakupan pancaran energinya. Hanya orang-orang yang tinggi tingkat kepekaan batinnya dan
tinggi spiritualitasnya saja yang bisa mendeteksi hawa pengaruh mereka. Berbeda dengan jenis
sukma manusia yang walaupun berkesaktian tinggi, tetapi pancaran aura energinya hanya beberapa
meter saja yang pancaran aura energinya itu menggambarkan hawa kekuatan kebatinan, kanuragan
atau spiritualnya.
Yang kedua adalah mahluk halus yang mudah diidentifikasikan berinteraksi langsung dengan
manusia dalam bentuk khodam ilmu, khodam pendamping, khodam jimat dan pusaka atau mahluk
halus lain yang tinggal di sekitar tempat tinggal manusia, atau yang tinggal di tempat-tempat / lokasi
yang ada interaksi langsung dengan manusia. Pengaruh perbuatan mereka lebih mudah untuk
diketahui, dan atas terjadinya suatu perbuatan gaib / kejadian gaib lebih bisa diidentifikasi sosok
halus pelakunya, karena ada interaksi antara mereka dengan manusia secara langsung maupun tidak
langsung.

Dengan demikian pengaruh dari mahluk halus golongan putih atau hitam yang berpengaruh
terhadap manusia bersifat kombinasi, yaitu kekuatan pancaran gaib dari mahluk halus yang hidup
sendiri, yang tidak tampak berinteraksi langsung dengan manusia, ditambah pengaruh dari yang
tampak ada interaksi dengan manusia. Dengan demikian, sekalipun manusia tidak secara langsung
berinteraksi dengan mahluk halus, manusia tetap berpotensi terpengaruh psikologisnya secara
positif atau pun negatif oleh pancaran gaib mahluk halus yang hidup sendiri.

Mahluk halus golongan putih, yang tampaknya hidup sendiri, yang tingkat kekuatan gaibnya tinggi,
dari tempat keberadaannya memancarkan hawa aura positif yang mempengaruhi psikologis manusia
dan mahluk halus lain. Manusia dan mahluk halus lain, yang eling dan menjaga kelurusan dan
kesucian hati dan pikiran, baik beragama ataupun tidak, akan terpengaruh menjadi semakin baik
kesadaran moralitas dan budi pekertinya.

Sedangkan mahluk halus golongan putih yang kekuatan gaibnya rendah, selain yang hidup sendiri di
dalam batu atau benda lain, biasanya hidup berkomunitas, sebagiannya hidup di lingkungan
manusia, sebagian lagi datang menjadi pendamping atau menjadi khodam ilmu dan jimat. Sebagian
dari mereka datang kepada manusia yang tekun bersemadi atau berdoa. Sebagiannya lagi datang
karena adanya sesaji, terutama sesaji dari orang-orang yang sedang mempraktekkan ilmu gaib dan
yang "ngalap berkah". Pengaruh keberadaan mereka biasanya tidak menyesatkan manusia, malah
ada yang tinggal di sekitar tempat tinggal manusia dengan sengaja membantu kehidupan manusia
tanpa diketahui dan tanpa meminta imbalan.

Mahluk halus golongan hitam, yang hidup sendiri, yang kekuatan gaibnya tinggi, melakukan
penyesatan tidak dengan mempengaruhi satu per satu individu, tetapi melakukannya secara masal,
yaitu dengan memancarkan hawa aura jahat yang mempengaruhi psikologis manusia dan mahluk
halus lain di dalam area pengaruhnya yang radiusnya bisa sampai beratus-ratus kilometer. Manusia
dan mahluk halus lain, beragama ataupun tidak, yang tidak eling dan tidak menjaga kelurusan dan
kesucian hati dan pikirannya akan menjadi terpengaruh, sehingga menjadi berhati dan berpikiran
jahat atau menjadi berperilaku menyimpang dari budi pekerti dan kesusilaan.

Mereka cukup cerdas dalam usahanya menyesatkan. Biasanya cara kerja mereka sangat halus.
Mereka menyerang sisi psikologis yang lemah pada manusia dan mahluk halus lain. Pada manusia
yang menganggap suci dan sakral urusan iman dan agama, mereka akan membelokkannya, sehingga
pemahaman kerohanian manusia menjadi menyimpang dan memunculkan sifat-sifat ke-Aku-an yang
kuat, yang menyimpang dari ajaran ketuhanan yang benar, menyimpang dari budi pekerti dan kasih.
Pada manusia yang suka bersenang-senang dan mengumbar keduniawiannya, mereka akan
menambah kuat kecenderungan sifat-sifat itu, sehingga korbannya akan semakin menyimpang dari
budi pekerti dan kesusilaan.

Sedangkan para mahluk halus golongan hitam dan abu-abu yang kesaktiannya rendah, selain yang
hidup sendiri di dalam batu atau benda gaib lain, biasanya hidup berkomunitas, sebagiannya hidup
di lingkungan manusia, sebagiannya lagi datang menjadi pendamping atau menjadi khodam ilmu dan
jimat (isian). Sebagian dari mereka datang kepada manusia yang tekun bersemadi atau berdoa.
Sebagiannya lagi datang karena adanya sesaji, terutama sesaji dari orang-orang yang sedang
mempraktekkan ilmu gaib dan yang "ngalap berkah". Keberadaan mereka, selain akan sengaja
menyesatkan manusia, juga akan dengan sengaja mengganggu, menyakiti atau mencelakakan
manusia.

Mahluk halus dari golongan abu-abu, yang suka usil, mengganggu atau mencelakakan manusia, atau
yang seringkali menakut-nakuti dan menipu dengan merubah wujudnya (jadi-jadian) menyerupai
mahluk halus lain, seperti menirukan wujud kuntilanak atau si muka rata, atau banaspati, atau
menyerupai sesosok manusia yang sudah meninggal, biasanya adalah mahluk halus kelas rendah dan
menengah, yang terpengaruh oleh yang golongan hitam. Selain terpengaruh secara psikologis,
mereka juga berada di bawah ancaman kekuatan mahluk halus golongan hitam yang lebih tinggi
kekuatannya.

Mahluk halus yang perwatakannya termasuk dalam golongan hitam dan abu-abu, keberadaannya
akan cenderung menyesatkan atau mencelakakan manusia. Dari sudut pandang pengaruhnya
terhadap manusia, mahluk halus dari golongan hitam dan abu-abu kami anggap sama dan sejenis,
jadi akan kami samakan penyebutannya sebagai golongan hitam.

Mahluk halus golongan hitam menyesatkan manusia dengan cara mengajarkan berbagai
pengetahuan dan keilmuan (melalui ilham yang mengalir dalam pikiran manusia), menyebabkan
manusia merasa hebat, sakti, merasa lebih tahu dan akhirnya akan menjadi sombong, atau dengan
mengajarkan kebijaksanaan dan ilmu agama dan mewujudkan banyak keinginan si manusia,
menyebabkan si manusia merasa dekat dengan Tuhan, karena merasa doa-doanya dikabulkan Tuhan
dan kata-katanya manjur selalu terjadi, merasa suci dan benar sendiri, merasa pantas menjadi tokoh
panutan atau bahkan merasa menjadi wakil / perantara Tuhan di bumi, hatinya akan dipengaruhi
menjadi sok suci dan benar, tetapi penuh dengan kebencian dan permusuhan dan akan juga
menyebarkan kebencian dan permusuhan, dan pikirannya akan penuh dengan ide-ide jahat untuk
mengumbar kebencian dan permusuhan itu (apalagi jika orangnya menjadi seorang pemimpin,
tokoh masyarakat atau tokoh agama).

Penyesatan itu awalnya tidak terasa dan sifatnya biasa-biasa saja, tetapi perlahan-lahan si manusia
akan diarahkan menjadi merasa hebat, kuat, sakti, dsb, yang ujung-ujungnya menyebabkan manusia
berperilaku tidak berbudi, atau mengarahkan si manusia menjadi merasa benar dan beriman lebih
daripada manusia yang lain, merasa dekat dengan Tuhan karena doa-doa dan kata-katanya manjur
selalu terjadi, merasa layak menjadi tokoh panutan atau merasa menjadi wakil Tuhan di dunia,
mempertuhankan agama, kemudian meningkat menjadi mempertuhankan dirinya sendiri yang akan
menganggap pendapat keagamaan dan ajarannya sebagai kebenaran mutlak dan akan
memaksakannya kepada orang lain. Ke-Aku-an manusia akan ditinggikan, sehingga masing-masing
manusia akan merasa "lebih" daripada orang lain dan akan menganggap orang-orang yang tidak
sejalan dengannya sebagai "rendah" dan sesat.

Penyesatan juga bisa dalam bentuknya menambah kuat kegemaran bersenang-senang dan
mengumbar nafsu duniawi, nafsu syahwat, keserakahan, ketamakan, kesombongan, berhati licik dan
penipu, kebencian, iri dan dengki, kebengisan, kekejian, kejahatan dan perilaku merusak, dan
perilaku-perilaku lain yang menyimpang dari budi pekerti dan kesusilaan, dan akan selalu mencari
pembenaran atas perbuatan-perbuatan yang menyimpang.

Mahluk halus golongan hitam sering mengikut kepada orang-orang yang rajin berdoa / zikir / wirid,
termasuk kepada orang-orang yang sering mengamalkan amalan doa atau amalan ilmu, apalagi
orang-orang yang kuat berdoanya karena kondisi yang terpaksa. Keberadaannya akan bersifat
menyesatkan, membuat doa-doa dan kata-katanya ampuh selalu terwujud, banyak mendapat
keberuntungan, membuat orangnya merasa benar jalan agama dan ibadahnya, tetapi pelan-pelan
dan halus orangnya akan disimpangkan menjadi jauh dari Tuhan, merasa benar sendiri dan akhirnya
orangnya akan memuliakan dirinya sendiri (kata-katanya manis memuliakan Tuhan dan perbuatan-
perbuatannya selalu mengatas-namakan Tuhan tetapi sebenarnya ia hanya memuliakan dirinya
sendiri, mencitrakan dirinya sendiri sebagai mahluk Tuhan yang mulia).

Jika orangnya sampai terpengaruh, maka pelan-pelan nantinya hatinya akan menyimpang, merasa
dekat dengan Tuhan tapi sebenarnya hatinya jauh dari Tuhan, merasa benar sendiri dan akhirnya
akan memuliakan dirinya sendiri (menganggap dirinya mulia). Jadi sekalipun orangnya kuat
agamanya dan rajin ibadahnya, dan mulutnya manis selalu memuji Tuhan, tapi hatinya akan
dipenuhi pemujaan akan kemuliaan dirinya sendiri, kemunafikan, rasa kebencian dan permusuhan,
pikirannya akan dipenuhi dengan pikiran-pikiran jahat dan kelicikan (dan tipu muslihat), dan
dipenuhi hasrat mengumbar kebencian dan permusuhan kepada orang-orang yang tidak sejalan,
sehingga tanpa disadarinya ia juga terpengaruh ikut menjadi hitam.

Dalam cerita lama kerohanian / agama atau cerita dunia spiritual, mahluk halus golongan hitam
secara spiritual sering dilambangkan dengan perwujudan naga, sebagai gambaran mahluk halus yang
kuat dan berbahaya bagi manusia, yang sejak dulu sudah "memangsa" manusia, menyimpangkan
manusia dari jalan kebenaran dan menjerumuskan manusia ke dalam kegelapan dan kesesatan.

Di kalangan keilmuan kebatinan dan spiritual khodam mahluk halus golongan hitam dianggap
"berat", dalam arti orang-orang yang berkhodam golongan hitam, atau mempunyai jimat yang
berkhodam golongan hitam, sedikit atau banyak biasanya orangnya akan terpengaruh, berat baginya
untuk tetap mampu menjaga ketulusan dan kelurusan hatinya.

Orang-orang yang bergelut dalam laku kebatinan dan spiritual ketuhanan, yang mampu
membedakan mahluk halus yang berpengaruh baik (putih) dan yang berpengaruh jahat (hitam),
akan menolak khodam golongan hitam, karena jenis khodam itu dianggap "berat", membuat mereka
semakin berat untuk tetap lurus menjaga hati dan spirtualitas ketuhanan mereka.

Tetapi orang-orang golongan hitam, yang bergelut dalam dunia kejahatan, yang mengagung-
agungkan kekuatan / kesaktian, yang mengagung-agungkan keilmuannya dan khodamnya, dan
orang-orang yang haus kekuasaan / kekayaan / keduniawian justru banyak mencari yang golongan
hitam, bahkan banyak yang dengan sengaja memuja mereka dalam ritual-ritual pemujaan mereka.

Mahluk halus dan khodam golongan hitam mudah ditemui di situs-situs pemujaan berhala (pemuja
setan), di situs-situs atau di tempat-tempat orang ngalap berkah, di makam-makam yang
dikeramatkan orang, bahkan di rumah-rumah ibadah yang dimuliakan dan yang orang sering datang
untuk meminta berkah. Mahluk halus dan khodam golongan hitam terasa sangat ampuh melebihi
yang dari golongan putih, mampu mewujudkan apapun keinginan manusia dan doa-doa mereka
selalu terkabul, sehingga mereka akan menganggapnya baik dan mereka akan memuja dan
memuliakan yang golongan hitam, atau mereka akan memuliakan tempat tersebut sebagai tempat
yang bagus untuk meminta berkah. Bahkan dari berkah yang diterima banyak orang yang
menganggap mereka sebagai kepanjangan tangan Tuhan.

Khodam yang dari golongan hitam biasanya kerjanya / tuahnya lebih ampuh daripada yang golongan
putih. Tetapi dibalik itu ada maksud lain dari khodamnya itu, yaitu supaya si manusia menjadi
semakin yakin dengan keampuhan khodamnya (dan yakin dengan kemuliaan dirinya sendiri),
menjadikannya semakin bergantung kepada khodamnya itu (kegaibannya), dan pelan-pelan dan
halus ia akan disimpangkan dari jalan yang lurus, menyimpang dari budi pekerti dan kesusilaan dan
menyimpang dari jalan ketuhanan yang benar.

Karena itu sebaiknya kita berhati-hati, harus bisa kita membedakan mana yang hitam dan mana yang
putih, jangan hanya menginginkan tuah dan keampuhannya saja. Jangan sampai nantinya tanpa
disadari kita juga ikut-ikutan menjadi golongan hitam. Dan jangan kita mengikuti anjuran
mendatangkan berkah Tuhan dengan cara-cara yang sekilas kelihatannya agamis, tetapi sebenarnya
itu adalah ajakan untuk "ngalap berkah", untuk mendatangkan berkah duniawi, bukan berkat yang
dari Tuhan. Itu adalah penyesatan halus dari setan dan iblis yang akan menyimpangkan kita dari
jalan ketuhanan yang benar, terutama yang anjurannya berasal dari orang-orang yang di
belakangnya berkhodam (diikuti sesosok mahluk halus) golongan hitam.

Tidak semua orang mampu mengenal dan membedakan mahluk halus golongan putih dan golongan
hitam dan karakteristik perwatakannya dan tidak semua orang mampu membedakan secara nyata
pengaruh mereka terhadap psikologis dan perilaku perbuatan manusia. Tentang mahluk halus yang
menyesatkan, yang mencelakakan, setan dan iblis, kebanyakan hanya menjadi cerita saja dalam
dunia agama / kerohanian. Tidak banyak orang yang mampu mengimplementasikan
pengetahuannya tentang setan dan iblis dalam dunia nyata.

Cerita mengenai mahluk halus golongan hitam ini sebagian terkait dengan pandangan orang dalam
beragama. Jika ada perbedaan pendapat mengenai yang golongan hitam ini sebaiknya dibuktikan
sendiri kebenarannya, jangan hanya mendasarkan pendapat pada dalil dan dogma agama saja,
karena seringkali yang terjadi secara nyata tidak semuanya tertulis dalam kitab suci agama dan kitab
suci agama juga tidak menuliskan semuanya itu.

Seseorang yang menjalani / menguasai ilmu berkhodam, seringkali tidak mengetahui bahwa
keilmuannya adalah menggunakan jasa mahluk halus (khodam / prewangan), karena
sepengetahuannya ilmunya adalah ilmu gaib kebatinan atau ilmu berdasarkan keagamaan.
Karenanya seseorang yang mempelajari / diajarkan / diturunkan suatu ilmu gaib seringkali tidak
menyadari adanya penggunaan jasa mahluk halus ini, karena dipikirnya ia hanya mengamalkan saja
ilmunya, atau laku tirakat dan puasanya, sesuai persyaratan ilmunya.
Seseorang yang menurunkan suatu ilmu berkhodam seringkali juga tidak menyatakan bahwa
keilmuannya adalah menggunakan jasa suatu mahluk halus, atau seandainya pun ia mengetahui dan
sudah menyatakan bahwa keilmuannya itu berkhodam, seringkali ia tidak dapat membedakan
apakah khodam gaibnya itu dari golongan putih ataukah golongan hitam, sehingga dengan demikian
ia juga bisa menjerumuskan orang lain.

Jika seseorang yang ilmunya berkhodam tidak mampu membedakan khodam golongan putih dan
hitam, apalagi orang-orang yang belajar kepadanya. Dan jika ia menurunkan suatu keilmuan
berkhodam kepada orang lain, ia juga tidak akan bisa membedakan apakah ilmu dan khodam yang
diturunkannya itu dari jenis golongan putih ataukah hitam. Kebanyakan orang memang tidak
memperhatikan apakah khodamnya itu dari golongan putih atau hitam, karena sesuai tujuannya
berilmu, yang dipentingkannya hanyalah keampuhan ilmu dan khodamnya saja.

Seorang guru mungkin tidak bermaksud mencelakakan atau menjerumuskan muridnya atau orang
lain yang belajar kepadanya dengan memberinya khodam golongan hitam. Mungkin itu terjadi
karena ketidak-tahuannya saja.

Seseorang yang akan mempelajari suatu ilmu gaib, atau sudah menyadari bahwa keilmuannya
adalah jenis ilmu berkhodam, sebaiknya bisa mengetahui jenis khodamnya, harus bisa membedakan
mana yang golongan putih dan mana yang golongan hitam, jangan menerima khodam dari golongan
hitam, karena dalam kehidupannya khodamnya itu akan cenderung menyesatkan dan pasti akan
menyulitkannya dalam proses kematian.

Selain yang merupakan khodam ilmu dan khodam dari leluhur, atau khodam dari benda-benda gaib,
khodam pendamping yang datang kepada seseorang seringkali datang sendiri, tidak dengan sengaja
didatangkan, tidak sengaja diundang dan seringkali tidak disadari keberadaannya. Banyak mahluk
halus yang datang sendiri kepada seseorang yang tekun beribadah dan rajin berdoa / wirid. Biasanya
seseorang yang tekun bersemadi, meditasi, zikir dan wirid, tubuhnya akan mengeluarkan energi
tertentu dan pikirannya akan memancarkan gelombang tertentu. Pancaran energi tubuh dan
gelombang pikiran inilah yang seringkali mengundang datangnya mahluk halus kepada seseorang,
walaupun kedatangannya itu tidak sengaja diundang.

Mahluk halus sering datang kepada manusia, walaupun seringkali tidak disadari, apalagi kepada
orang-orang yang sering khusyuk berdoa, wiridan, dsb, yang dalam keadaan itu tubuh dan pikirannya
mengeluarkan gelombang energi tertentu yang dapat mengundang datangnya sesosok mahluk halus
yang kemudian akan mendampinginya menjadi khodamnya, bisa juga masuk ke dalam badan /
kepalanya.
Yang perlu diwaspadai adalah efek pengaruh keberadaannya.

Jika itu dari golongan yang baik, mungkin kita bisa lebih merasa lega, tidak perlu terlalu was-was.

Tapi jika itu adalah dari golongan yang tidak baik, seharusnya kita berwaspada dan melakukan
pembersihan gaib, kalau bisa. Jenis golongan hitam dan sukma manusia jahat akan cenderung
menyesatkan manusia, apalagi jika si manusia kerap memuliakan dirinya sendiri sebagai mahluk
Tuhan yang mulia, atau ia kuat mengejar keduniawian.

Untuk belajar mencaritahu apakah sesosok gaib adalah dari jenis golongan putih ataukah hitam bisa
diketahui salah satunya dengan cara yang serupa dengan menayuh keris seperti dicontohkan dalam
tulisan berjudul Ilmu Tayuh Keris. Di dalam tayuhan mahluk halus golongan hitam biasanya akan
mengakui bahwa dirinya adalah golongan hitam, tetapi jenis sukma manusia jahat biasanya tidak
akan mengakui, malah akan menyesatkan tayuhan kita.

Atau dengan latihan olah rasa seperti dalam tulisan berjudul Olah Rasa dan Kebatinan.

Mahluk halus golongan hitam belum tentu energinya negatif. Yang golongan putih belum tentu
energinya positif.

Mahluk halus golongan hitam pada rasa energinya kita akan bisa merasakan adanya hawa jahat,
kebencian dan kelicikan (tipu muslihat). Tetapi pada jenis sukma manusia jahat biasanya kita tidak
bisa merasakan itu pada energinya. Kita akan lebih banyak berpegang pada ketajaman insting dan
naluri untuk bisa mendeteksi apakah mereka sebenarnya termasuk jenis yang jahat.

Dalam kita latihan olah rasa sebaiknya jangan hanya kita tujukan pada keinginan untuk bisa
merasakan / melihat sosok-sosok gaib mahluk halus / khodam saja, tapi dimatangkan untuk bisa juga
mendeteksi rasa energi dan watak mahluk halusnya.

Misalnya dari rasa energinya kita perkirakan sifat energinya, apakah mengandung hawa kekerasan,
kekuatan, kegagahan, keteduhan, keceriaan, dsb, sehingga juga akan bisa dikira-kira tuahnya,
apakah untuk kewibawaan, kekuatan, kekerasan dan penjagaan gaib, ataukah untuk pengasihan,
kerejekian, penglarisan, kesepuhan, dsb,

Dari rasa energinya juga bisa diperkirakan apakah energinya itu bersifat positif bagi manusia ataukah
negatif (apakah selaras dengan energi tubuh manusia, ataukah malah bisa mengganggu kesehatan /
pikiran).

Nantinya kita juga akan bisa membedakan rasa energi dan perwatakan mahluk halus / khodam
golongan putih dengan yang dari golongan hitam. Pada mahluk halus yang golongan hitam kita akan
bisa merasakan adanya hawa jahat, kebencian dan kelicikan (tipu muslihat jahat).
Mahluk halus golongan putih tidak bergaul / berkomunitas dengan yang dari golongan hitam,
sehingga jika seseorang mendapatkan khodam pendamping baru dari jenis golongan hitam, maka
akan bisa dipastikan bahwa semua jenis khodam golongan putih yang sebelumnya sudah dimilikinya,
yang seharusnya menyatukan diri dan mendampinginya, kemudian akan pergi semua, tidak akan
mau lagi menyatukan diri dan mendampinginya, bukan hanya khodam keris jawa, tapi juga khodam
batu akik dan mustika dan khodam ilmu / pendamping. Bahkan bisa jadi semua benda gaib yang
dipakainya atau yang dibawanya, seperti cincin batu akik dan mustika, juga akan menjadi kosong isi
gaibnya (khodamnya pergi). Penyebabnya adalah selain karena mahluk halus dari golongan putih
tidak mau berdekatan / bergaul / campur dengan yang dari golongan hitam, juga karena mahluk
halus yang dari golongan hitam itu mengambil alih semua peranan dari khodam yang lain (multi
fungsi), sehingga ia akan menjadi satu-satunya tempat bergantung si manusia. Dan mungkin juga
semua benda-benda gaib yang sudah kosong isinya itu kemudian akan diisi oleh khodam lain yang
juga golongan hitam, sehingga keampuhan keilmuan orang itu akan menjadi terasa semakin baik.

Kalau ada sesosok halus datang bukan untuk menyerang, tetapi untuk mengikut kita, apalagi kalau
sosok halus itu datang karena terpanggil oleh adanya doa-doa atau amalan kita, maka khodam-
khodam pendamping kita biasanya tidak akan melarangnya. Tetapi, kalau yang datang itu ternyata
adalah dari golongan hitam, maka khodam-khodam kita yang golongan putih kemudian akan
mundur semua dan pergi, karena mereka tidak mau bersama-sama / berdekatan dengan yang
golongan hitam. Karena itu kalau kita sudah mempunyai khodam pendamping, golongan putih,
sebaiknya disugestikan untuk memberikan pagaran gaib positif dan disugestikan mengusir semua
mahluk halus yang dari golongan hitam dan berenergi negatif, apapun tujuannya datang.

Ada juga orang / spiritualis yang khodamnya adalah dari jenis golongan hitam. Biasanya
spiritualisnya itu ampuh ilmunya, dan khodamnya ampuh untuk semua urusan gaib. Tetapi jika
khodamnya itu digunakannya untuk ilmu penarikan gaib, maka bisa dipastikan bahwa semua benda
gaib yang ditariknya, baik mustika maupun pusaka, akan kosong isinya, bendanya akan kosong tidak
berkhodam, karena khodam benda gaib tarikannya itu tidak mau berdekatan dengan khodam orang
tersebut yang dari golongan hitam. Atau bisa jadi semua benda-benda tarikannya itu di dalamnya
menjadi berkhodam golongan hitam juga. Jika orang itu memberikan / menurunkan / mentransfer
suatu ilmu / khodam kepada orang lain, maka kemungkinan besar orang lain itu akan juga
berkhodam golongan hitam (dan terasa ilmunya ampuh).

Mahluk halus golongan hitam dan abu-abu banyak juga yang membangun komunitas di situs dan
makam yang dikeramatkan, di tempat-tempat orang "ngalap berkah", tempat orang datang
menuntut pesugihan (kekayaan, penglarisan, kepangkatan, jabatan, karir, dsb) dan di tempat orang
menuntut ilmu kesaktian (ngelmu gaib). Sebagian anggotanya, bangsa jin atau dhanyang, ada yang
ditugaskan untuk mencari "pengikut baru". Ada di antara mereka yang mengikut kepada orang-
orang yang datang ngalap berkah ke tempat itu (menjadi khodamnya), atau mengikut kepada orang
lain yang tekun berdoa, ada juga yang mengikut manusia dengan menjadi khodam dari benda-benda
gaib. Biasanya orang-orang yang diikutinya akan merasakan dirinya banyak keberuntungan, banyak
keinginannya yang terkabul, atau ilmunya ampuh bertuah, tetapi sesuai status mahluk halus
khodamnya itu yang golongan hitam penghuni tempat ngalap berkah, nantinya si manusia, selain
akan mereka sesatkan, juga akan menjadi tumbalnya, arwahnya nantinya akan dibawa ke tempat
mereka.

Ada juga kasus yang orang datang kepada seorang spiritualis meminta ilmu gaib dan kesaktian,
pengasihan, penglarisan, perbaikan rejeki, kekayaan atau untuk menaikkan wibawa / pangkat / karir,
atau kejayaan duniawi lainnya. Kadangkala ada spiritualis yang khodam ilmunya berasal dari tempat-
tempat orang ngalap berkah / ngelmu gaib. Dengan demikian walaupun orang kliennya itu tidak
datang dan tidak mencari pesugihan ke tempat-tempat pesugihan, hanya datang berkonsultasi saja
kepada seorang spiritualis, tetapi karena khodam sang spiritualis untuk jasa yang dimintanya itu
terkait dengan tempat-tempat ngalap berkah / ngelmu gaib bisa saja orang si klien itu kemudian
akan juga berkhodam golongan hitam yang adalah transfer ilmu / jasa dari spiritualisnya. Biasanya
ilmu / jasa dari spiritualis itu sangat ampuh bertuah menaikkan kemuliaan si klien sesuai jasa yang
dimintanya, menjadikan si klien makmur berkelimpahan dari naiknya karir, pangkat dan jabatan atau
majunya usahanya, dan ilmunya ampuh terasa. Tetapi sesuai asal-usul khodamnya itu yang berasal
dari tempat-tempat ngalap berkah / ngelmu gaib, maka jasa yang dimintanya itu sama saja statusnya
dengan pesugihan, yang nantinya orangnya akan menjadi tumbalnya atau sesudah meninggalnya
arwahnya akan dibawa ke tempat-tempat pesugihan itu.

Seringkali kepemilikan sebuah benda gaib berkhodam atau jimat merupakan suatu kebanggaan bagi
pemiliknya. Begitu juga dengan keberadaan khodam pendamping, walaupun keberadaannya tidak
dengan sengaja diundang. Seseorang juga kadang merasa senang dan bangga, bila ada orang yang
bisa melihat gaib mengatakan bahwa ada sesosok gaib yang mendampinginya, menjaganya, dsb.

Tetapi sebaiknya jangan kita terdorong memiliki banyak khodam dan benda-benda berkhodam,
karena dengan begitu sama saja kita mengumpulkan mahluk halus. Satu hal yang perlu diwaspadai,
sebaiknya diperhatikan, apapun jenis gaibnya, bila khodamnya itu berasal dari golongan hitam,
entah gaibnya itu beragama ataupun tidak, pasti akan menyesatkan jalan pikiran manusia dan
pasti akan menyulitkan proses kematian seseorang.

Selain mahluk halus golongan hitam yang keberadaannya adalah khodam keilmuan gaib kita, mahluk
tersebut bisa juga terpanggil datang karena adanya wiridan amalan / doa kita. Seringkali terjadi pada
orang-orang yang tekun dan khusyuk berdoa mendekatkan diri kepada Tuhan, meminta rejeki atau
kesaktian, apalagi pada orang-orang yang kuat doanya karena kondisi yang terpaksa. Sesudahnya
orang tersebut merasakan omongannya ampuh bertuah, kata-katanya manjur selalu terjadi, atau
rejekinya bukan hanya membaik, tapi meningkat drastis dan selalu ada keberuntungan. Kondisi yang
seperti itu sebaiknya dicermati, apakah semua kesaktian, keberuntungan dan ampuhnya ilmunya itu
berasal dari adanya sesosok khodam golongan hitam.

Kadangkala khodam ilmu dari golongan putih tidak mau menjalankan perintah / keinginan seseorang
untuk melakukan perbuatan yang tidak baik atau perbuatan yang dianggapnya "berlebihan" (karena
sosok halus itu mempunyai kaidah kepantasan sendiri), sehingga orang tersebut merasa ilmu dan
khodamnya tidak ampuh. Kebalikannya dengan khodam ilmu dari golongan hitam, mereka tidak
peduli apakah tugas dan perbuatan mereka itu adalah jahat, baik atau tidak baik. Selama mereka
bisa memuaskan tuannya, bisa melakukan semua perintah tuannya, menjadikan tuannya merasa
ilmunya / khodamnya ampuh, tuannya bergantung pada keampuhan kerja mereka, maka mereka
merasa keberadaan mereka bersama si manusia sangat dibutuhkan dan mereka akan terus
menunjukkan kerja yang lebih.

Melebihi mahluk halus dari golongan putih, yang dari golongan hitam akan menunjukkan unjuk kerja
yang lebih, lebih ampuh tuahnya, bahkan mereka akan tetap bekerja walaupun tidak diperintah.
Banyak mahluk halus golongan hitam, dalam bentuk khodam ilmu / pendamping ataupun jimat
seseorang, seringkali dengan sengaja menyesatkan manusia dengan menciptakan kejadian-kejadian
yang menyebabkan manusia tuannya merasa ilmu / jimatnya atau khodamnya ampuh atau merasa
hidupnya penuh keberuntungan, atau merasa doa-doanya selalu dikabulkan Tuhan. Bahkan ada di
antara mereka yang sengaja mendatangkan uang tunai atau makanan atau benda-benda pusaka dan
jimat secara gaib kepada tuannya, atau sengaja mengalirkan rejeki dari orang lain yang datang.
Banyak juga yang dengan sengaja menciptakan "keberuntungan" dalam kejadian kecelakaan,
tuannya itu selamat, tetapi orang lain yang bersamanya celaka. Itu adalah kejadian-kejadian yang
kejadiannya sebenarnya disengaja (direkayasa) oleh khodamnya itu. Bahkan bila ada orang lain yang
bersikap negatif atau mencemooh si manusia tuannya, banyak di antara mereka yang mencelakakan
atau membunuh orang tersebut, diluar sepengetahuan tuannya. Bahkan bila orang itu bertengkar
dengan istri atau anaknya, kadangkala istri dan anaknya itupun bisa menjadi korban, karena
khodamnya itu menganggap mereka sebagai manusia yang mengganggu / menyalahi tuannya itu.

Fenomena-fenomena di atas banyak terjadi pada orang-orang tertentu yang memiliki keilmuan
tertentu, atau pada orang-orang tertentu yang mengamalkan suatu amalan gaib pribadi atau doa
pribadi, yang kemudian tanpa disadarinya perilakunya mengundang datang sesosok khodam
pendamping dari golongan hitam. Kejadian ini banyak terjadi pada orang-orang yang sangat tekun
mewirid suatu amalan keilmuan atau sangat tekun berdoa memohonkan rejeki, apalagi dalam
kondisi yang terpaksa. Bisa juga terjadi pada jenis jasa spiritualis yang kita mintakan tuahnya untuk
keberuntungan / kekayaan. Pada orang-orang itu, khodam yang dari golongan hitam akan bekerja
"lebih", sehingga terkesan ilmunya ampuh atau orangnya menjadi penuh dengan keberuntungan.
Malahan tanpa diminta pun khodamnya akan bekerja untuk memenuhi kepentingan tuannya,
apalagi kalau sengaja diperintahkan untuk itu. Kejadian-kejadian di atas jarang terjadi pada orang-
orang yang berkhodam golongan putih, karena khodam-khodam golongan putih biasanya memiliki
kaidah kepantasan sendiri atas perilaku dan perbuatannya.

Orang-orang yang memiliki khodam gaib dari golongan hitam, dalam bentuk benda-benda gaib
maupun khodam ilmu dan khodam pendamping, biasanya orang-orang tersebut akan mendapatkan
banyak "keberuntungan". Biasanya khodamnya bersifat multi fungsi, khodamnya akan melakukan
apa saja untuk menyenangkan tuannya, walaupun tidak diminta dan tidak dibacakan amalan
gaibnya. Khodamnya itu akan mendatangkan banyak keberuntungan kepada tuannya, menjadikan
tuannya selalu beruntung, rejeki lancar mengalir, kaya raya, usahanya maju, karirnya tinggi, selalu
mendapatkan apa yang diinginkannya, selalu selamat dalam kecelakaan dan marabahaya,
menjadikan ilmu tuannya ampuh (apalagi jika orangnya menjadi spiritualis atau praktisi ilmu gaib),
dan akan "menghukum" orang-orang yang tidak suka atau menyalahi tuannya.

Tanda-tanda di atas bisa dijadikan petunjuk untuk kita berwaspada. Sekalipun seseorang tidak
memiliki keilmuan tertentu, tidak pernah belajar keilmuan gaib, tetapi ia akan dapat merasakan
bahwa ada "sesuatu" yang ampuh yang selalu menjaga dan melindunginya dan memberinya
keberuntungan.

Orang-orang yang sudah merasakan khodamnya "ampuh" seperti di atas biasanya akan syok atau
marah bila khodamnya itu dikatakan golongan hitam, dan akan merasa berat dan tidak akan rela
kalau harus melepaskan khodamnya atau benda gaibnya itu. Dengan demikian secara psikologis
orang itu sudah masuk terjerumus ke dalam perangkap penyesatan khodamnya itu. Bahkan ada juga
orang yang menganggap khodamnya itu sebagai "pemberian" Tuhan, karena khodamnya itu
bersikap "baik", menjaga dan melindunginya dan selalu memberinya "berkah" dan keberuntungan,
apalagi jika yang diamalkannya adalah doa / amalan bernuansa agama.

Bila mahluk halus merasa sudah membantu manusia, maka si manusia 'harus' memberikan 'sesuatu'
sebagai upahnya (sesaji) karena mereka sudah 'bekerja'. Bila tidak diberikan, maka si manusia akan
mendapatkan beberapa 'teguran', yang bentuknya bisa berupa sakit-penyakit, naas, kesialan, atau
pertengkaran keluarga. Tetapi tuntutan upah yang tidak diterima oleh bangsa jin golongan hitam,
akibatnya bagi manusia lebih menyakitkan.

Teguran dan hukuman yang diterima manusia dari mahluk halus golongan hitam biasanya lebih
berat dan lebih menyakitkan dibandingkan teguran yang diterima manusia dari mahluk halus
golongan putih. Selain yang berupa sakit / penyakit, naas, kesialan, atau pertengkaran keluarga,
pancaran energi negatif teguran mereka, selain mengganggu secara psikologis, juga bisa
menyebabkan sel-sel tubuh manusia yang positif berubah menjadi bersifat negatif dan yang sudah
menjadi negatif akan memakan yang positif dan merubahnya menjadi negatif juga (bisa
mengakibatkan penyakit kanker / tumor, kanker otak, kanker rahim, kista rahim, kerusakan organ
ginjal, liver, jantung, dsb). Banyak juga teguran mereka yang berupa kematian. Bila sosok gaib
tersebut adalah khodam pendamping seseorang, hukuman itu seringkali tidak ditujukan kepada
orang tersebut, tetapi kepada orang-orang terdekatnya, kepada anggota keluarganya yang lain, bisa
orang tua, istri / suami, anak-anak dan anak di dalam kandungan. Mahluk halus golongan hitam tidak
mengenal batasan kepantasan atas perbuatan-perbuatan mereka.

Ini adalah salah satu perbedaan sifat dasar mahluk halus dengan sifat dasar manusia. Manusia dapat
berubah menjadi baik dan berbudi pekerti setelah mengenal agama dan Tuhan (walaupun banyak
juga manusia yang tekun beragama dan beribadah, tetapi perilakunya tidak menunjukkan budi
pekerti dan akhlak yang baik).

Mahluk halus yang sudah "diagamakan", sifat dasarnya akan tetap sama sesuai aslinya. Hanya saja
selama manusia yang meng-agama-kan mereka masih hidup, mereka akan menunjukkan perilaku
rajin beribadah. Tetapi ketika manusia itu sudah meninggal, berarti mereka telah terbebas dari
kungkungan manusia tersebut. Terserah mereka apakah akan tetap menjadi baik ataukah kembali
menjadi jahat (ada juga dari mereka yang menyerang balik dan menyiksa roh / arwah orang tersebut
sesudah meninggalnya sebagai pembalasan dendam).

Bila kita menyebutkan adanya Tuhan yang menjadi penguasa atas seluruh kehidupan, termasuk
berkuasa atas kehidupan mahluk halus, mereka tidak akan percaya, karena sebagai sesama mahluk
gaib mereka akan mencari keberadaan Tuhan yang dikatakan juga bersifat gaib. Tetapi karena si
manusia tidak bisa menunjukkan keberadaan Tuhan, sehingga mereka tidak dapat menemukan
Tuhan, dan kekuasaan Tuhan juga tidak dirasakan dalam sehari-harinya mereka, maka mereka tidak
akan percaya bahwa Tuhan benar ada, kecuali kita bisa menunjukkan keberadaan-Nya supaya
mereka bisa pergi mencari dan menemukanNya, kemudian percaya dan ikut menyembahNya. Dalam
kondisi yang seperti itu agama bagi mahluk halus seringkali hanya menjadi simbol saja dan menjadi
suatu hal yang bersifat pemaksaan (begitu juga sering terjadi di dunia manusia).

Beragama ataupun tidak, yang wataknya berkuasa akan tetap memaksakan kekuasaannya kepada
yang lebih lemah dan menindas. Yang suka berbuat jahat akan tetap berbuat jahat. Yang suka usil
dan mengganggu akan tetap berbuat usil dan mengganggu. Tetapi pengertian keagamaan pada
mahluk halus golongan putih akan dapat menambah kebijaksanaannya.

Mahluk halus dari golongan putih, diagamakan ataupun tidak, sifat dasarnya akan tetap sama, yaitu
tidak berkecenderungan jahat. Pengenalannya pada agama dapat menambah kebijaksanaannya dan
membuatnya semakin baik, sehingga dapat lebih mengenal budi pekerti dan kesusilaan.
Mahluk halus dari golongan hitam dan abu abu , yang watak dasarnya berkecenderungan jahat,
diagamakan ataupun tidak, sifat dasarnya akan selalu tetap, yaitu berkecenderungan jahat. Mereka
tidak mengenal akhlak yang baik, karena dunia mahluk halus tidak sama dengan dunia manusia.
Yang mereka lakukan hanyalah sebatas menjalankan tata laku ibadahnya saja sesuai yang
diperintahkan kepada mereka tanpa ada perubahan pada budi pekerti mereka. Justru pengetahuan
agama itu seolah-olah menjadikan mereka seperti memiliki "ilmu" baru, memiliki kekuatan baru,
sehingga pada saat mereka ber-'ulah' dan manusia ingin mengusir mereka, mereka tidak lagi
mempan dibacakan ayat-ayat suci, tidak lagi merasa 'panas' mendengar suara adzan, malahan
mereka dapat mengajari manusia bagaimana caranya membaca ayat-ayat suci, dan selain tetap
menyesatkan, mereka juga mentertawakan manusia karena kebodohannya sendiri, karena telah
mengajarkan mereka "ilmu".

Aturan dan hukum di dunia mahluk halus hanya ada di wilayah dan di lingkungan komunitas mahluk
halus yang di dalamnya ada sosok penguasanya. Komunitas itu bisa berupa perkumpulan biasa saja,
bisa juga kerajaan mahluk halus. Di luar itu kondisinya sama saja seperti di dunia manusia di tempat-
tempat dimana tidak ada aturan yang mengikat, dan tidak ada orang yang menjadi penguasa dan
menegakkan hukum. Yang perilakunya baik akan kelihatan baik, yang jelek akan kelihatan jelek.
Dunianya penuh dengan kekerasan, sehingga orang-orangnya juga akan berkarakter keras dan tidak
segan-segan untuk bertindak keras. Kekuatan (senjata dan kesaktian) akan menjadi sesuatu yang
utama harus dimiliki.

Dunia dan kehidupan mahluk halus berbeda dengan dunia dan kehidupan manusia. Para mahluk
halus, selain sukma manusia dan bangsa dewa, tidak mengenal budi pekerti dan akhlak yang baik
seperti di dunia manusia. Kehidupan mereka sangat bergantung pada kekuatan dan kekuasaan.
Mereka bebas berbuat apa saja, karena tidak ada hukum, penguasa dan penegak hukum yang harus
mereka patuhi, kecuali hukum dan aturan yang ditetapkan oleh atasan mereka dan mahluk halus lain
yang lebih berkuasa yang harus mereka patuhi. Berkelahi dan bertarung adu kekuatan dan menindas
yang lemah adalah hal yang biasa bagi mereka. Karena itu yang lemah harus mengalah dan mengikut
kepada yang kuat atau menyingkir supaya tidak menjadi korban.

Nyawa manusia tidak penting bagi mereka. Apapun perbuatan mereka dan akibatnya terhadap
manusia, tidak penting bagi mereka. Semua akibat perbuatan mereka terhadap manusia berupa
sakit / penyakit, keguguran kandungan, bayi meninggal di dalam kandungan, bayi lahir cacat, sakit
jantung, buang-buang air, kanker otak, kanker rahim, gagal ginjal, gagal jantung, kecelakaan, bahkan
kematian, tidak penting bagi mereka. Sama dengan kondisi bahwa manusia juga tidak menganggap
penting nyawa seekor ayam, kambing, cicak, kucing, anjing, dsb, dan membunuhi hewan yang
dianggap mengganggu seperti kecoa, tikus, ular, semut, nyamuk, dsb, adalah hal yang biasa, bukan
sesuatu yang jahat.
Ada manusia yang jahat atau suka iseng, menjepret cicak, mengikat burung, capung, menembaki
burung, menyakiti kucing / anjing, dsb. Begitu juga halnya para mahluk halus, ada yang suka
mengganggu, usil / jahil, menakut-nakuti, mencelakakan atau bahkan membunuh manusia.

Semakin jahat watak mahluk halus, keberadaannya akan menyesatkan dan semakin membahayakan
manusia.

Semakin tinggi kekuatan mahluk halus, semakin fatal akibat perbuatannya bagi manusia.

Manusia cenderung untuk tidak berhati-hati, karena manusia meremehkan pengaruh keberadaan
mereka, atau menjauhi mereka karena dorongan agama, atau karena memaksakan rasionalisasi
sikap berpikir manusia yang tidak mau menghubung-hubungkan semua kejadian di dunia manusia
dengan keberadaan mahluk halus.

Meskipun sekarang ini sudah jaman modern, bukan berarti kejadian supranatural dan para mahluk
halus itu menghilang dengan sendirinya tidak ada lagi. Di negara-negara yang sudah modern pun
selalu saja ada kejadian-kejadian supranatural atau sakit-penyakit yang sumber penyebab awalnya
adalah interaksi / perbuatan mahluk halus, walaupun manusia tidak mengakuinya. Baik kita percaya
ataupun tidak, mereka tetap ada, hanya interaksinya dengan manusia saja yang terasa berkurang.

Mahluk halus jahat dan penyesat selain yang dari jenis bangsa jin atau jenis halus lainnya, ada juga
yang dari jenis sukma manusia (arwah). Sebagian pengaruh buruk dari keberadaan mereka sudah
dituliskan dalam tulisan berjudul Pengaruh Gaib thd Manusia.

Penggolongan mahluk halus dari sisi perwatakannya ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan
pembersihan gaib (baca juga : Pembersihan Gaib).

Jenis mahluk halus golongan hitam dan abu-abu dan yang berenergi negatif jika ada keberadaannya
bersama manusia dalam bentuk khodam ilmu / pendamping, khodam jimat dan pusaka, atau tinggal
di tempat tinggal manusia, keberadaannya dapat diusir dengan menggunakan minyak jafaron. (Baca
: Pembersihan Gaib 2).

Pembersihan gaib menggunakan minyak jafaron ini hanya efektif digunakan terhadap mahluk halus
golongan hitam dan yang berenergi negatif saja dari jenis gaib selain yang berasal dari sukma
manusia (arwah, pocong, siluman) jika ada di antara mereka yang dirasakan mengganggu.
Dituliskan di atas bahwa mahluk halus golongan hitam pasti akan menyulitkan dalam proses
kematian.

Tapi apakah yang dari golongan putih pasti tidak akan menyulitkan dalam proses kematian ?

Yang namanya resiko selalu ada.

Memang tidak bisa dipastikan apakah yang dari golongan putih pasti tidak akan memberatkan
kematian. Semuanya harus dilihat satu per satu sosok gaibnya untuk dinilai karakternya dan untuk
dinilai apakah nantinya akan ada resiko yang negatif jika berhubungan dengannya.

Tapi secara garis besarnya, yang dari golongan hitam pasti akan memberatkan dalam proses
kematian, bahkan dapat juga memberikan resiko lain baik selama si manusia masih hidup maupun
sesudah meninggalnya.

Mahluk Halus Khusus Untuk Diwaspadai : Setan dan Iblis

Penekanan penggolongan putih dan hitam di atas ada pada pembedaan sifat perwatakan mahluk
halusnya apakah dominan bersifat jahat / mencelakakan dan menyesatkan ataukah tidak.

Sekalipun banyak orang bisa melihat gaib, sekaligus juga ahli dalam hal agama, tetapi jarang sekali
ada yang mampu mengenal dan membedakan karakteristik perwatakan mahluk halus apakah dari
golongan putih ataukah hitam dan menilai pengaruh / akibat perbuatan mereka terhadap manusia.
Tentang mahluk halus yang menyesatkan, yang mencelakakan, setan dan iblis, kebanyakan hanya
menjadi cerita saja dalam dunia kerohanian / agama, tetapi tidak banyak orang yang mampu
mengimplementasikan pengetahuannya tentang setan dan iblis dalam dunia nyata.
Cerita mengenai mahluk halus golongan putih dan hitam ini sebagian terkait dengan pandangan
orang dalam beragama. Jika ada perbedaan pendapat mengenai yang golongan putih dan hitam ini
sebaiknya dibuktikan sendiri kebenarannya, jangan hanya mendasarkan pendapat pada dalil dan
dogma agama, karena seringkali yang terjadi secara nyata tidak semuanya tertulis di dalam kitab suci
agama dan kitab suci agama juga tidak menuliskan semuanya itu.

Ada jenis mahluk halus yang disebut iblis yang ceritanya dalam kitab suci dulu sudah menyesatkan
Adam dan Hawa, yaitu yang sosok aslinya seperti ular tanah berwarna hitam dengan panjang tubuh
+ 2 meter. Sosok halus ini beraura hitam dan kelicikannya luar biasa. Sekalipun tingkat kekuatan dan
kesaktiannya rendah, biasanya hanya antara 1 - 5 kalinya kekuatan gaib mustika merah delima,
tetapi ia tidak takut dengan lawan yang kekuatannya lebih tinggi, karena ia bisa menggerakkan
teman-temannya yang juga beraura hitam dan berkesaktian tinggi untuk membantunya. Karena
kekuatannya tidak cukup tinggi, maka kelicikannya adalah senjata utama yang diandalkannya.
Waspadalah bila anda menemukan sosok gaib jenis ini.

Selain yang berwujud ular di atas, ada banyak mahluk halus iblis yang sosoknya seperti manusia,
tubuh dan wajahnya seperti manusia, tetapi memiliki tanduk di kepalanya. Biasanya sosoknya tinggi
besar lebih dari 2 meter. Badannya kekar bertelanjang dada seperti manusia. Badan dan wajahnya
biasanya hitam gelap atau coklat kemerahan. Kesaktiannya ada yang tinggi, ada juga yang rendah.

Jenis bertanduk itu ada yang bertanduk satu seperti tanduk badak, ada yang bertanduk dua seperti
tanduk kerbau. Ada yang tanduknya pendek, ada yang panjang melingkar seperti tanduk kerbau
aduan. Kekuatannya ada yang rendah seperti gondoruwo, ada juga yang menengah dari beberapa
puluh kalinya kekuatan gaib mustika merah delima sampai beberapa ratus kalinya kekuatan gaib ibu
ratu kidul.

Yang bertanduk satu lebih sering membunuh atau mencelakakan manusia.

Yang bertanduk dua, yang biasa merasuk membuat kesurupan, atau mencelakakan dan membunuh
manusia biasanya kekuatannya rendah. Tetapi yang bertanduk dua itu, yang biasa menyesatkan
manusia, atau yang biasa memberi jasa pesugihan, biasanya kekuatannya kelas menengah, dari
beberapa puluh kalinya kekuatan gaib mustika merah delima sampai beberapa ratus kalinya
kekuatan gaib ibu ratu kidul.
Mahluk halus berwujud manusia dengan tanduk di kepalanya melambangkan sifat watak yang jahat
dan suka menyesatkan, tetapi tidak cukup licik jika dibandingkan dengan iblis ular hitam di atas, dan
tanduknya itu juga menggambarkan sikap yang suka menyerang mengagungkan kekuatannya. Jenis
bertanduk itu juga suka merasuki manusia, atau mencelakakan dan membunuh manusia.
Menghindarlah segera bila bertemu dengan sosok jenis ini, atau jika anda mengetahui ada
keberadaannya di sekitar tempat tinggal anda, apalagi menjadi khodam ilmu / pendamping anda,
segeralah lakukan usaha pembersihan gaib.

Ada juga sosok-sosok gaib golongan hitam berwarna kemerahan seperti kelelawar bersayap. Jenis
halus ini kekuatannya rendah, biasanya tidak sampai 5 md. Jenis ini sering sekali berperilaku seperti
setan yang memberikan bisikan-bisikan yang menyesatkan.

Jenis-jenis iblis di atas, yang sosoknya seperti manusia, yang bertanduk maupun tidak, banyak yang
menjadi khodam pendamping manusia, biasanya ia memposisikan dirinya di belakang si manusia
atau di belakang agak ke kanan.

Sosok-sosok halus yang disebutkan di atas adalah sosok-sosok mahluk halus yang secara tampilan
fisiknya dapat dengan mudah dibedakan dari mahluk halus lainnya, sehingga manusia yang
menemukannya, yang bisa melihatnya, akan dapat dengan mudah melakukan pembedaan dan dapat
segera melakukan tindakan yang diperlukan.

Selain mereka, masih ada banyak sosok halus lain golongan hitam yang sosoknya tidak semuanya
seperti manusia, tidak semuanya bertanduk, tetapi aura kejiwaannya hitam, dan kekuatannya tinggi.

Ada juga sosok halus lain golongan hitam yang sosok wujudnya seperti manusia, tetapi aura
kejiwaannya hitam. Contohnya adalah bangsa jin laki-laki yang wajahnya tampan rupawan, kulitnya
halus dan bersih dan pakaiannya bagus seperti seorang pangeran, atau bangsa jin perempuan yang
wajahnya cantik dan anggun, kulitnya halus dan bersih dan pakaiannya bagus seperti seorang putri
raja. Perwujudan mereka cantik dan ganteng seperti pangeran dan putri, sikap perilaku dan kata-
katanya manis, tetapi wataknya jahat dan licik. Diperlukan ketajaman insting, kemampuan deteksi
dan spiritualitas yang lebih untuk bisa mengetahui dan untuk bisa mendeteksi sifat jahatnya. Mereka
sering disebut pangeran dan ratu kegelapan. Aura kejiwaannya hitam (sangat hitam) dan
kelicikannya luar biasa, sangat senang menyesatkan manusia, menampilkan perwujudannya yang
bagus seolah-olah mereka adalah utusan Tuhan, tapi tidak segan-segan membunuh manusia jika
orang itu membuatnya kesal.
Selain yang sudah disebutkan di atas ada sosok-sosok lain yang beraura kejiwaan hitam (sangat
hitam), tetapi kekuatannya sangat tinggi, bisa sampai 30.000 kali lipat kesaktiannya Ibu Ratu Kidul
(30.000 KRK). Ini adalah jenis jin iblis yang kekuatan gaibnya paling tinggi di bumi. Kebanyakan
sosoknya seperti manusia laki-laki bertubuh tinggi besar kekar bertelanjang dada dengan tinggi
tubuh rata-rata 30 meter, tidak bertanduk. Jarang sekali ada manusia, bahkan mahluk halus, yang
mampu melihat dan mengetahui keberadaan mereka, kecuali mereka yang mengerti kegaiban dan
berkekuatan / berspiritualitas tinggi. Jenis ini tidak banyak bergerak dan jarang sekali berpindah
tempat, tetapi pancaran aura hitam kejiwaannya yang licik, jahat dan menyesatkan mencakup area
yang luas bisa sampai radius ratusan kilometer jauhnya.

Jika dinilai secara kepangkatan, sosok ular hitam di atas berpangkat setingkat menteri. Sekalipun
kekuatan gaibnya rendah, tetapi dihormati dan mempunyai kekuasaan untuk menggerakkan mahluk
halus golongan hitam lainnya. Sedangkan sosok-sosok bertanduk di atas berpangkat setingkat
prajurit sampai perwira, dan biasa menjadi "pelaksana tugas lapangan". Ada yang kesaktiannya
rendah, ada juga yang kesaktiannya tinggi. Yang disebut pangeran dan ratu kegelapan di atas adalah
raja dan ratu yang dihormati dan mempunyai kekuasaan untuk menggerakkan mahluk halus
golongan hitam lainnya. Jenis terakhir di atas yang seperti manusia laki-laki kekar bertelanjang dada
adalah mahluk halus golongan hitam yang kekuatannya paling tinggi, yang menjadi raja-raja dan
jenderal lapangan, yang menjadi penguasa-penguasa tertinggi di lingkungan mahluk halus golongan
hitam. Semua mahluk halus golongan hitam tunduk kepada mereka.

Secara keseluruhan sosok-sosok halus di atas adalah yang seringkali kita sebut sebagai setan dan
iblis (dan sejatinya adalah iblis), yang sifat perbuatannya, tujuan keberadaannya dan pancaran aura
kejiwaannya sengaja menyesatkan manusia atau mencelakakan. Sekalipun keberadaan mereka
tidak tampak mata manusia, tetapi pancaran aura kejiwaan mereka akan mempengaruhi manusia,
bahkan juga mempengaruhi mahluk halus lain ikut menjadi golongan hitam, sehingga mereka yang
tidak eling lan waspada, yang tidak menjaga kebersihan dan kelurusan hatinya, pikiran dan batinnya,
yang tinggi ke-aku-annya dan yang mempunyai kecenderungan menyimpang dari budi pekerti dan
kesusilaan, akan menjadi terpengaruh.

Secara umum mahluk-mahluk halus golongan hitam yang diceritakan sebelumnya di atas, sekalipun
ada yang bentuk tubuh dan wujudnya biasa saja sama dengan mahluk halus lainnya, tetapi sifat
perwatakannya jahat dan cenderung menyesatkan manusia. Mereka adalah kaki tangan / simpatisan
dari yang disebut iblis. Sekalipun kita tidak bisa melihat gaib, atau bisa melihat gaib tapi tidak bisa
melihat keberadaan mereka, dengan cara peka rasa kita bisa merasakan hawa energi mereka yang
mengandung hawa jahat, penuh kebencian dan kelicikan (tipu muslihat jahat) dan dengan pancaran
hawa aura energinya itu mereka memancarkan / menyebarkan sifat-sifat kelicikan, kemunafikan,
rasa kebencian dan permusuhan yang mempengaruhi psikologis mahluk halus dan manusia untuk
juga berhati penuh kelicikan, kemunafikan, kebencian dan permusuhan. Sebaiknya kita berwaspada,
mereka ada dimana-mana, mungkin juga ada di dekat kita, atau bahkan menjadi khodam kita, jangan
sampai kita terpengaruh penyesatan mereka.
Jenis mahluk halus iblis dan yang dari golongan hitam dan abu-abu jika ada keberadaannya bersama
anda dalam bentuk khodam ilmu / pendamping, khodam jimat dan pusaka, atau tinggal di tempat
tinggal anda atau di sekitarnya, sebaiknya keberadaannya diusir saja, lakukan saja dengan cara yang
mudah, yaitu menggunakan minyak jafaron. (Baca : Pembersihan Gaib 2).

Sukma Jahat Manusia

Sosok-sosok halus yang sudah disebutkan sebelumnya di atas, yang sifatnya jahat atau beresiko
merugikan, atau yang sering masuk merasuk ke dalam tubuh manusia, adalah dari jenis bangsa jin,
dhanyang, dedemit atau jenis mahluk halus lainnya.

Selain yang sudah disebutkan di atas ada juga mahluk halus jahat dan penyesat dari jenis sukma
manusia (arwah). Jenis sukma manusia ini lebih sulit untuk digolongkan secara pasti hitam atau putih
seperti jenis mahluk halus lainnya, apalagi oleh orang awam, karena sukma manusia bisa menipu
dan bisa dengan akalnya merubah-ubah sikap dan perilakunya, sama seperti manusia yang masih
hidup.

Selain yang bebas bergentayangan, yang harus diwaspadai adalah juga mahluk halus sukma / arwah
manusia yang tinggal di dalam benda-benda gaib atau benda-benda antik / kuno dan jenis sukma /
arwah yang tinggal bersemayam di tubuh manusia, di dalam badan atau di dalam kepala manusia
yang masih hidup (ketempatan mahluk halus).

Banyak dari mereka yang dulunya tidak berbudi baik dan dari golongan yang jahat masuk
bersemayam di dalam tubuh manusia, menjadikan tubuh manusia yang masih hidup sebagai rumah
mereka, dan mempengaruhi si manusia yang tubuhnya ditempatinya untuk berpikir, berbuat,
berperilaku dan berkepribadian sama seperti yang mereka inginkan, sesuatu yang umumnya tidak
dilakukan oleh sukma orang-orang yang berbudi pekerti baik.
Sebagian lagi hidup sendiri, atau membentuk kelompok-kelompok dari kalangan yang sejenis,
membentuk kekuasaan jahat di alam gaib.

Sebagian lagi dari mereka hidup berkomunitas. Kebanyakan menjadi penghuni tempat-tempat
angker dan wingit yang sewaktu-waktu bisa membuat manusia tewas / celaka. Atau mereka
menghuni tempat-tempat orang "ngalap berkah" dan memaksa mahluk halus dhanyang setempat
untuk tunduk kepada mereka, menjadikan mereka golongan hitam. Dengan cara itu mereka secara
langsung menyesatkan manusia dan sering membawa sukma manusia yang sudah meninggal ke
tempat kediaman mereka untuk diperbudak (dijadikan tumbal).

Selain mereka yang berkekuatan tinggi, ada banyak sukma yang kekuatannya rendah, umumnya
tidak lebih dari 5 md saja, yang kebanyakan dulunya adalah pelaku jahat ilmu gaib dan perdukunan,
yang selanjutnya banyak bersemayam di dalam kepala manusia yang masih hidup. Sekalipun
keberadaan mereka itu dengan sengaja telah menjadikan orangnya merasa bisa melihat gaib dan
merasa mengerti kegaiban, tetapi banyak penglihatan gaibnya yang bersifat fiktif, ilusi dan
halusinasi, yang itu adalah bentuk penyesatan mereka kepada si manusia, yang manusia itu
dijadikannya sarana mereka berpraktek ilmu gaib kembali.

Sebagiannya lagi yang kekuatannya lebih tinggi banyak yang masuk bersemayam di badan manusia
yang masih hidup. Mereka juga dengan sengaja menjadikan orangnya merasa bisa melihat gaib, peka
rasa dan merasa mengerti kegaiban, merasa tubuhnya kuat dan mengandung kegaiban /
"berkaromah" dan kata-katanya manjur selalu terjadi (atau malah menjadi sakit-sakitan karena
tubuhnya tidak tahan kebebanan energi mereka), tetapi banyak kegaibannya yang fiktif, ilusi dan
halusinasi, yang itu adalah bentuk penyesatan mereka kepada si manusia, yang manusia itu
dijadikannya sarana mereka menunjukkan kegaiban dari kesaktian mereka.

(Baca juga : Pengaruh Gaib Thd Manusia).

Mereka yang tinggal bersemayam di dalam kepala atau di dalam badan manusia yang masih hidup
itu umumnya bersifat menyesatkan, menjadikan orangnya semakin memuliakan dirinya sendiri,
menjadikan orangnya merasa dirinya istimewa dan percaya diri karena memiliki kegaiban, karomah,
atau berilmu gaib. Walaupun orangnya tekun beragama, agamis, merasa beriman, dan mulutnya
selalu menyuarakan nama Tuhan, tetapi hatinya akan semakin jauh dari Tuhan, karena akan
didorong oleh rasa keinginan dan hasrat memegahkan dirinya sendiri, dan menjadikan orang-orang
pengikutnya memuliakan diri mereka, bukan memuliakan Tuhan, bahkan menjadikan perhatian
orang-orang terpusat kepada mereka, bukan kepada Tuhan.
Sebenarnya kasus-kasus penyesatan seperti itu sudah juga terjadi di seluruh dunia yang umumnya
kasusnya jauh lebih parah daripada di Jawa, karena umumnya kasus-kasusnya berhubungan dengan
agama dan sudah memunculkan banyak nabi-nabi palsu dan orang-orang sesat yang dipuja dan
dimuliakan orang, yang sampai sekarang sudah menciptakan banyak pengikut yang berhasil
dipengaruhi untuk memuliakan agama tetapi hatinya malah menjadi jauh dari Tuhan. Sedangkan
mahluk halus dan sukma-sukma jahat lainnya mendorong orang menjadi penyembah berhala dan
mempertuhankan dirinya sendiri.

Sedangkan di Jawa kasus penyesatannya kebanyakan bersifat personal, individu. Tetapi yang bersifat
personal / individu itu menjadi fatal akibatnya jika orangnya adalah seorang pemimpin, tokoh
masyarakat, tokoh agama, atau orang-orang berpengaruh lainnya, karena mereka akan dipengaruhi
menjadi berhati jahat dan menyebarkan kebencian dan permusuhan dan pengaruh penyesatan pada
satu orang saja dari antara mereka akan dapat mempengaruhi banyak orang lain pengikut mereka.

Ada juga mahluk halus sukma manusia (arwah) yang tinggal di dalam benda-benda gaib tertentu,
seperti keris, batu akik, benda-benda antik / kuno, dsb. Tujuan keberadaan mereka di dalam benda-
benda itu adalah karena mereka membutuhkan tempat tinggal, menjadikan benda-benda itu sebagai
rumah mereka yang baru, bukan untuk menjadi khodam yang memberikan tuah bagi manusia
pemilik benda-benda itu. Seandainya ada benda-benda itu yang menjadi milik kita, maka sebaiknya
kita sangat berhati-hati dalam memilikinya, jangan sampai kita melakukan kesalahan yang bisa
menyebabkan sosok sukma di dalam benda-benda itu marah dan "menegur" atau "menghukum"
kita.

Juga mahluk halus sukma manusia (arwah) jahat harus diwaspadai karena wataknya yang jelek yang
suka bersemayam di dalam tubuh manusia, di dalam badan atau kepala manusia yang masih hidup
(ketempatan mahluk halus), yang selain bisa menyesatkan jalan pikiran si manusia, memberikan
banyak gambaran gaib fiktif / halusinasi, juga bisa mendatangkan kejadian-kejadian gaib lain yang
negatif.

Sukma manusia yang seringkali masuk merasuk dan bersemayam di tubuh manusia biasanya adalah
sukma (arwah) dari orang-orang yang dulu memiliki keilmuan gaib / kesaktian, sebagiannya dulu
hidup sebagai tokoh-tokoh sakti dunia kejahatan dan berilmu tinggi. Mereka biasanya berwatak
keras dan menonjolkan kesaktian dan kegagahan, cenderung menonjolkan kesombongan dan
mengandalkan kesaktiannya untuk memaksakan kehendaknya (juga sampai sekarang sesudah
mereka menjadi roh / sukma / arwah).
Sosok halus sukma / arwah yang kekuatannya rendah (1 - 2 md), biasanya akan bersemayam di
bagian kepala manusia, tetapi yang kekuatannya lebih tinggi biasanya akan bersemayam di dalam
badan manusia.

Ketika sesosok sukma (arwah) bersemayam di dalam kepala seseorang, biasanya sosok sukma
tersebut akan aktif memberikan bisikan gaib, penglihatan gaib, dsb, akan menjadikan si manusia
memiliki kemampuan melihat gaib, atau bisa mengetahui sesuatu yang gaib, bahkan ada yang bisa
meramal. Tetapi keberadaan sosok sukma tersebut bisa juga mengacaukan alam pikiran si manusia,
memenuhi pikiran si manusia dengan halusinasi dan penglihatan gaib fiktif yang tidak sesuai dengan
kondisi dan arti kejadian gaib yang sesungguhnya, banyak juga yang membisikkan kata-kata jahat
(fitnah) tentang orang lain, sehingga orangnya juga akan menjadi selalu berpikiran jahat / jelek
kepada orang lain.

Jika ada sesosok sukma (arwah) bersemayam di badan seorang manusia (yang masih hidup),
biasanya sehari-harinya si manusia tersebut juga akan merasakan adanya ide-ide atau bisikan gaib /
ilham dan kadang juga menerima penglihatan gaib yang berasal dari sosok halus di dalam tubuhnya
itu. Biasanya si manusia akan merasa memiliki kepekaan batin, mengerti hal-hal gaib. Tetapi
seringkali semua bisikan gaib itu bersifat menyesatkan walaupun halus tidak terasa, banyak juga
yang membisikkan kata-kata jahat tentang orang lain. Kadangkala juga si manusia akan merasakan
adanya dorongan emosi / amarah yang tidak jelas penyebabnya. Di sisi lain sosok sukma arwah
tersebut bisa menjadi khodam kekuatan bagi si manusia ketika si manusia sedang berkelahi dan akan
membantu memberikan inspirasi jika si manusia menjalani laku keilmuan kegaiban maupun
kanuragan.

Baik sosok sukma / arwah itu tinggal di dalam kepala maupun di dalam badan manusia yang masih
hidup biasanya keberadaannya akan membantu si manusia peka rasa, mengerti dan bisa mendeteksi
kegaiban, bahkan banyak yang menjadikan orangnya memiliki kemampuan gaib tertentu tanpa
sebelumnya pernah mempelajarinya. Tetapi banyak penglihatan gaib si manusia yang sifatnya
halusinasi / ilusi, tidak sungguh-sungguh terjadi. Sekalipun benar terjadi, tetapi arti kegaiban yang
ditangkap oleh si manusia seringkali bukanlah arti kejadian gaib yang sesungguhnya (tipuan). Yang
paling buruk adalah jika si sosok sukma itu berwatak sedemikian jahatnya sehingga ia benar-benar
menyesatkan jalan pikiran si manusia, menjadi setan dan iblis bagi si manusia, yang mempengaruhi
si manusia untuk juga berhati jahat dan berperangai buruk (akibatnya fatal jika orangnya adalah
seorang tokoh pemimpin, tokoh masyarakat atau tokoh agama yang akan dipengaruhi menjadi
berhati jahat dan menyebarkan kebencian dan permusuhan).

Baik yang hidup sendiri maupun yang berkomunitas, banyak dari mereka yang mendorong orang
menjadi sok kuasa, yang dalam kekuasaannya itu orang bertindak sewenang-wenang, menonjolkan
kesombongan dan mempertuhankan dirinya sendiri.
Bisa dipastikan bahwa mereka bukanlah sukma leluhur si manusia, kecuali sukma leluhur yang
berwatak jelek, karena sukma leluhur yang berwatak baik biasanya akan menempatkan dirinya
sebagai sosok pendamping dan pelindung, bukannya masuk merasuk dan bersemayam di dalam
tubuh manusia keturunannya.

Ada juga kasus-kasus yang sesosok halus sukma yang masuk bersemayam di dalam tubuh manusia
memiliki musuh di alam gaib, sehingga ia akan sering bertarung. Pada kasus itu sering sekali si sukma
itu menarik masuk mahluk halus lain di bawah kekuatannya untuk dijadikan tamengnya, bisa jenis
ular gaib, banyak juga yang sampai menarik masuk jenis jin iblis bertanduk dua. Keberadaan mereka
itu semakin memperparah gangguan gaib pada orangnya, pada psikologisnya dan pada fisiknya.

Gangguan gaib yang asalnya dari jenis sukma / arwah yang bersemayam di dalam tubuh manusia
yang masih hidup adalah jenis gangguan gaib yang paling sulit ditangkal. Yang bersemayam di dalam
kepala biasanya kekuatannya rendah, kalau lebih kuat biasanya akan bersemayam di dalam badan.

Sosok sukma manusia tersebut biasanya energinya halus sekali sehingga sulit dideteksi dan sulit
dirasakan keberadaannya, dan penampakannya juga halus sekali sehingga sulit dilihat
keberadaannya, ditambah lagi ada banyak sukma manusia pelakunya yang berkesaktian tinggi yang
kesaktiannya bisa sampai puluhan ribu kali lipat kesaktiannya ibu ratu kidul, jauh sekali di atas
kekuatan bangsa jin terkuat di bumi, apalagi dibandingkan khodam ilmu yang umum, dan untuk
mengusirnya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan kekuatan gaib (tenaga dalam, kekuatan
kebatinan / spiritual, atau khodam) yang lebih tinggi saja.

Secara umum keberadaan sesosok gaib, apapun jenis dan wujudnya, yang bersemayam tinggal di
dalam tubuh manusia (di dalam kepala atau badannya) adalah kegaiban tingkat tinggi, sehingga
jarang ada orang, sekalipun orang itu berilmu tinggi / spiritualis kawakan, yang bisa dengan benar
mendeteksi keberadaannya, apalagi untuk menangkalnya, apalagi yang baru sekedar bisa melihat
gaib. Kebanyakan orang yang berusaha mendeteksi / melihat keberadaan sosok halus itu akan
dikelabui dan disesatkan pengertiannya, sehingga ia akan mengatakan bahwa orang yang
ketempatan mahluk halus itu memiliki khodam pendamping penjaga, berwujud harimau atau
prajurit, seringkali malah dikatakannya bahwa itu adalah khodam leluhurnya.

Bersemayamnya sesosok sukma jahat di dalam tubuh atau di dalam kepala seseorang sulit sekali
untuk diketahui, termasuk oleh orang-orang yang tajam penglihatan gaibnya dan yang sudah
bertahun-tahun berpraktek sebagai paranormal dan spiritualis supranatural, karena selain sukma
tersebut halus sekali energi dan penampakannya, menyamarkan keberadaan dirinya dengan suatu
energi (ilmu halimunan), juga ada yang keberadaannya tertutupi oleh mahluk-mahluk halus lain yang
sengaja ditariknya untuk menutupi dirinya. Apalagi jika sukma tersebut berkekuatan tinggi yang
bahkan mampu menarik mahluk halus jin iblis bertanduk dua untuk menutupi dirinya. Hanya orang-
orang yang sangat tinggi tingkat kepekaan / ketajaman kebatinan - spiritualnya saja yang mampu
mendeteksinya.

Tapi sekarang dari uraian pola perilaku dan fenomena yang sudah diceritakan di atas, tentang
kemampuan seseorang melihat gaib tanpa sebelumnya pernah belajar peka rasa, kita mendapatkan
bahan untuk berwaspada terhadap kemungkinan adanya keberadaan sukma jahat tersebut, atau
jenis mahluk halus lainnya, di dalam tubuh kita. Walaupun indikasi-indikasi kejadian seperti disebut
di atas belum tentu pasti menunjukkan adanya sesosok halus di dalam tubuh manusia, karena harus
diperiksa satu per satu kejadiannya, tetapi seharusnya itu menjadi bahan untuk kita berwaspada.

Sifat-sifat energi mahluk halus akan mengikuti perwatakannya. Sifat energi mahluk halus golongan
putih akan berbeda dengan yang dari golongan hitam. Dengan kepekaan rasa orang akan bisa
membedakan kehadiran sesosok halus dari rasa energinya apakah sosok halus itu dari golongan
putih ataukah dari golongan hitam. Dan dengan kepekaan rasa juga orang akan bisa membedakan
energi sesosok gaib apakah bersifat positif ataukah negatif.

Semua mahluk halus, selain yang dari jenis sukma manusia, fisiknya adalah berupa energi sehingga
perbuatan dan pergerakannya bisa dihalangi atau ditangkal dengan pagaran energi yang lebih kuat.

Mahluk halus golongan hitam dan yang berenergi negatif, karena fisiknya berupa energi maka
pergerakannya akan bisa dihalangi atau ditangkal selain dengan pagaran energi yang lebih kuat, juga
dengan pagaran gaib yang padat berisi energi positif yang berlawanan sifatnya dengan energi sosok
gaib yang negatif / hitam. Karena itu jika kita membuat pagaran energi, usahakan selain membuat
dindingnya keras, ada energi penolakannya, juga dibuat di dalamnya padat dengan energi positif,
sehingga jika ada sesosok halus golongan hitam yang mampu menembus dinding pagaran gaibnya,
diharapkan dia tidak akan mampu terus masuk ke dalamnya, karena padatnya energi positif di dalam
pagaran gaib yang sifatnya berlawanan dengan sifat energinya. Seandainya pun kekuatan gaib sosok
halus itu terlalu tinggi sehingga mampu masuk menembus pagarannya, diharapkan dia tidak akan
betah berlama-lama di dalamnya sehubungan dengan ketidak-nyamanan dari adanya energi positif
yang berlawanan sifat dengan energinya.

Pagaran gaib untuk melawan jenis sukma manusia memang sulit dibuat. Selain karena tingkat
kekuatan mereka bervariasi, ada yang rendah, ada juga yang tinggi sekali, juga karena mereka bisa
dengan akalnya beradaptasi dengan bentuk pagaran gaibnya untuk menerobosnya.
Jika untuk menangkal jenis sukma manusia itu digunakan pagaran gaib, maka pagarannya harus
bersifat absolut / solid.

Sekalipun jenis sukma manusia fisiknya juga berupa energi, tetapi tidak murni bersifat energi seperti
mahluk halus lainnya, tetapi dominan bersifat roh, yaitu roh / sukma (arwah) manusia. Lebih sulit
membuat pagaran energi untuk menahan jenis sukma manusia. Untuk menangkalnya pagarannya
harus bersifat absolut / solid. Tetapi kalau pagaran energi itu dibuat, berarti juga akan dapat
menahan roh manusia yang masih hidup (roh pancer dan sedulur papat).

Pagaran energi bersifat pasif, diam saja, tidak seperti roh atau khodam yang bisa bergerak bertindak
sendiri. Jadi untuk penjagaan gaib terhadap sukma manusia jahat itu lebih baik ditambahkan dengan
sesuatu yang bisa bertindak sendiri ketika sukma tersebut datang, misalnya penjagaan gaib dengan
khodam jimat / pusaka atau khodam pendamping. Paling baik adalah penjagaan oleh roh sedulur
papat kita sendiri kalau sudah kuat, berarti kita sendiri harus belajar "membangun" kekuatan gaib
dan sensitif peka rasa sebagai radar deteksi dini.

Dan untuk mengusir sukma jahat tersebut bukan dengan cara membuat pagaran energi, tetapi harus
dengan langsung menghantamkan energi yang lebih kuat kepada sosok sukma tersebut, bisa berupa
energi dari diri sendiri atau energi dari penggunaan khodam / benda gaib. Atau dengan
membungkusnya / mengisolasinya dengan pagaran absolut yang lebih kuat, kemudian pagaran dan
isinya dibuang jauh.

Jadi mahluk-mahluk halus penyesat, yang menyesatkan manusia, selain sosok-sosok halus dari jenis
bangsa jin atau jenis halus lainnya, ternyata ada juga sosok-sosok halus sukma manusia yang jahat.
Sebagian potensi pengaruh buruk dari keberadaan mereka sudah dituliskan dalam tulisan
berjudul Pengaruh Gaib thd Manusia.

Ini adalah salah satu jenis kegaiban tingkat tinggi yang jarang sekali manusia dapat mendeteksi dan
mengetahuinya, apalagi menangkalnya. Sulit untuk manusia, berilmu tinggi sekalipun, untuk bisa
mendeteksi, menangkal atau mengusir keberadaan sukma manusia jahat tersebut, apalagi bila
sukma jahat tersebut menyamarkan keberadaannya dan kesaktian gaibnya juga ada yang sampai
puluhan ribu kali lipatnya kesaktian Ibu Ratu Kidul, dan keberadaannya hanya dapat diusir dengan
kekuatan gaib yang lebih tinggi saja.
Mungkin tidak kita sadari bahwa ada banyak kasus dalam kehidupan manusia yang sumbernya
adalah pengaruh gaib. Salah satu gangguannya adalah yang bersifat fisik. Umumnya jenis halus
sukma manusia energinya tajam, tidak selaras dengan energi tubuh biologis manusia yang masih
hidup, energinya bersifat negatif bagi manusia. Manusia yang di tubuhnya ketempatan jenis halus
sukma manusia cepat atau lambat biasanya akan mengalami gangguan kesehatan, dari yang
kadarnya ringan sampai yang menyebabkan rusak beratnya organ-organ tubuh bagian dalam, di
kepala atau badannya.

Efek resiko lainnya, jenis halus sukma manusia yang masuk dan bertempat tinggal di dalam badan
manusia yang masih hidup pasti akan menyulitkan proses kematiannya, tetapi yang bertempat
tinggal di dalam kepala sifatnya relatif, tidak semuanya akan menyulitkan kematian orangnya.

Pengaruh gaib lainnya adalah kasus-kasus yang orang mendapatkan bisikan-bisikan gaib atau
kesadarannya ditunggangi oleh gaib sehingga orangnya terdorong untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang rendah, dipenuhi pikiran cabul, suka berzinah, memperkosa, suka marah-marah,
emosi tak terkendali, mengamuk, membunuh, dipenuhi pikiran jahat dan suka memfitnah dan
menghasut, menyebarkan kebencian dan permusuhan, dsb, bahkan ada yang sampai benar-benar
hilang kesadarannya, gila. Masing-masing pengaruh gaib itu terhadap psikologis manusia ada kadar
pengaruhnya sendiri-sendiri dari yang kadarnya ringan sampai yang berat.

Walaupun begitu selayaknya manusia sendiri yang harus dapat menahan diri dari segala macam
pengaruh penyesatan, untuk tidak terpengaruh, untuk tidak dikelabui / disesatkan pikirannya, untuk
tidak berbuat jahat, untuk tetap sadar dan menjaga keluhuran budi dan pekerti, apapun agamanya.
Walaupun di dalam dirinya atau di sekitarnya ada mahluk-mahluk halus jahat dan roh-roh penyesat,
ia tetap harus dapat mengendalikan diri untuk tidak terbawa pengaruhnya.

Memang yang utama adalah pengendalian diri, mengutamakan kesadaran yang tinggi untuk selalu
sadar untuk selalu menggunakan kesadaran yang tinggi untuk kontrol diri. Kita sendiri yang harus
tetap bisa kontrol diri, sehingga jika kita mengalami gejolak emosi, atau ada dorongan-dorongan
berbuat tidak baik atau berbuat yang tidak lazim, atau sekalipun di dalam diri kita atau di sekitar kita
ada pribadi-pribadi lain yang sifatnya menggoda / mengganggu / mempengaruhi / menyesatkan, kita
tetap bisa kontrol diri, tetap sadar.

Ada pertanyaan dari pembaca :

Saya membaca obrolan bapak dengan para pembaca yang dalam pencariannya untuk menemukan
Tuhan malah banyak mahluk2 yang mengaku Tuhan mendatangi mereka. Saya sangat tertarik
dengan tema itu. Kira2 apakah hanya dengan eling bisa menyelamatkan mereka dari
kesesatan? Lalu bagaimana orang2 bisa membedakan yang Asli dan Palsu?

Ulasan :

Roh-roh jahat dan penyesat ada dimana-mana. Ada yg datang mengikuti / mendampingi manusia,
ada yg masuk tinggal di dalam badan / kepala manusia (ketempatan mahluk halus). Mereka bukan
hanya datang kpd orang2 yg mencari Tuhan, tapi juga datang kpd orang2 yg awam maupun yg
agamis. Hanya saja orang2 agama dan para spiritualis agamis tidak mampu mengenalinya, apalagi
kalau mereka sendiri ternyata tanpa disadarinya sudah juga disesatkan. Lebih banyak itu hanya
menjadi cerita agama saja.

Seringkali sosok penyesat yg datang itu kekuatannya jauh di atas kemampuan kita untuk mendeteksi
dan menangkalnya. Jadi tinggal kita saja yg berusaha bertahan dari pengaruh penyesatannya. Belajar
membangun ketahanan terhadap penyesatan.

Untuk menghindari kita terbawa penyesatannya tidak cukup kita hanya berserah / bersandar pada
Tuhan. Itu hanya dogma saja. Bagaimana melakukannya kita berserah / bersandar pada Tuhan
? Pasrah tanpa berbuat apa-apa ?

Kita sendiri yg harus selalu eling, tajamkan insting dan peka rasa, kuatkan hikmat ketuhanan dan
belajar fokus kpd Tuhan di atas sana.

Kalau hanya mendengarkan bisikan gaib saja, atau mengawang2, tidak fokus kpd sumbernya,
seringkali kita tidak bisa membedakan sumbernya darimana. Karena itu dalam latihan olah rasa dan
melihat gaib ditekankan juga supaya kita bisa fokus, jangan mengawang-awang, dan dalam laku
kebatinan keagamaan / ketuhanan kita belajar fokus kpd Tuhan di atas sana.

Tambahan :
Ada banyak kejadian yang sifatnya terlalu tinggi untuk bisa kita atasi sendiri ataupun dengan
meminta bantuan orang lain. Sebaiknya kita belajar memperkuat benteng kita dan perlindungan kita
dengan menyatukan diri dengan kekuatan yang paling tinggi, yaitu Tuhan, juga dalam hal meminta
pertolongan. Salah satu caranya adalah dengan kita menekuni laku kebatinan ketuhanan seperti
yang sudah dituliskan dalam tulisan berjudul Kebatinan Dalam Keagamaan.

Selain kita tidak perlu berguru kemana-mana untuk keperluan itu, yang juga masih belum tentu bisa
digunakan untuk mengatasinya jika kejadian-kejadian di atas ternyata terjadi juga pada diri kita
sendiri, laku itu juga sejalan dengan jalan kepercayaan kita sendiri, tidak perlu mencari-cari cara yang
lain, ketekunan kita itu juga akan menambah kualitas kepercayaan dan kerohanian kita sendiri.
Selain kita akan menjadi lebih bisa bersugesti langsung kepada Tuhan, untuk berdoa ataupun untuk
meminta pertolongan, juga kekuatan dari sugesti kita itu akan bisa digunakan untuk banyak
keperluan.

Pengaruh Sinar Bulan Terhadap Mahluk Halus

Bangsa mahluk halus yang terhitung sebagai golongan putih dan golongan hitam, kondisi fisiknya
kuat atau lemah, sangat dipengaruhi oleh sinar bulan. Mahluk halus golongan putih mengambil
sinar bulan sebagai sumber utama kekuatan energinya, sedangkan mahluk halus golongan hitam
mengambil energi dari bumi.

Pada malam bulan purnama (dari bulan sabit menuju bulan purnama), mahluk halus golongan putih
berada dalam kondisi penuh energi. Secara umum kita bisa merasakan suasana yang segar bila
keluar rumah pada saat malam bulan purnama, karena banyak mahluk halus golongan putih yang
keluar bebas di alam untuk mandi sinar bulan purnama, dan pancaran energi positif mereka akan
menyehatkan kita secara fisik maupun psikologis. Sebaliknya, mahluk halus golongan hitam berada
dalam kondisi lemah kekurangan energi dan mereka berdiam di tempat gelap menghindari sinar
bulan.
Pada malam bulan purnama, apalagi pada malam hari Waisak, aura energi positif sinar bulan sedang
dalam kondisi puncaknya. Kondisi ini baik sekali untuk kesehatan dan untuk ritual menambah
kekuatan spiritual atau mencari wangsit.

Pada malam bulan sabit (dari bulan purnama menuju bulan sabit) atau malam mendung dan gelap
tanpa sinar bulan, mahluk halus golongan putih berada dalam kondisi lemah kekurangan energi,
sedangkan mahluk halus golongan hitam berada dalam kondisi penuh energi. Dalam kondisi alam
yang seperti ini para mahluk halus golongan hitam bebas memilih untuk tetap berdiam di tempatnya
berdiam atau keluar bebas di alam. Pancaran aura energi mereka membawa pengaruh negatif
terhadap fisik maupun psikologis manusia.

Pada malam bulan sabit, aura energi kekuatan bumi sedang dalam kondisi puncaknya. Kondisi ini
baik untuk ritual kebatinan dan keilmuan yang menyerap atau menggunakan kekuatan bumi sebagai
sumber kekuatan ilmunya. Tetapi untuk yang sengaja bertirakat untuk tujuan kebatinan, mencari
ilmu atau mencari wangsit, pada malam bulan sabit itu kebanyakan sosok halus yang datang kepada
mereka adalah yang dari golongan hitam dan wangsit / bisikan gaib yang mereka terima kebanyakan
juga berasal dari yang golongan hitam yang kebanyakan palsu dan bersifat menyesatkan. Karena itu
untuk tujuan bertirakat itu paling baik adalah dilakukan pada malam bulan purnama.

Kondisi sinar bulan ini dapat dijadikan suatu petunjuk, tetapi bersifat tidak pasti, hanya sebagai
petunjuk awal saja. Seseorang yang memiliki ilmu gaib berkhodam atau mempunyai khodam
pendamping, ada saat-saat tertentu yang ia merasa ilmunya itu terasa ampuh dan manjur, atau
keinginan-keinginannya banyak terkabul, atau jalan hidupnya terasa ringan banyak keberuntungan.
Bila itu terasa terjadi pada hari-hari yang malamnya adalah malam bulan purnama (dari bulan sabit
menuju bulan purnama), mungkin saja khodamnya itu dari jenis golongan putih. Bila itu terasa
terjadi pada hari-hari yang malamnya adalah malam bulan sabit (dari bulan purnama menuju bulan
sabit) atau hari-hari dan malam cuaca mendung tanpa sinar bulan, bisa jadi khodamnya itu adalah
dari jenis golongan hitam.

Kondisi sinar bulan ini tidak berpengaruh terhadap jenis mahluk halus yang berasal dari jenis sukma
manusia (arwah, pocong, siluman), dedemit gondoruwo, kuntilanak, palasik, wewe gombel,
banaspati, jenis buto, jenis bangsa jin yang sosoknya hitam besar dan yang sosok wujudnya ular.

Pada malam dan hari-hari yang malamnya adalah malam bulan sabit (atau dari bulan purnama
menuju bulan sabit) ada banyak gaib-gaib negatif yang berseliweran. Sebaiknya selama hari-hari itu
kita membatasi diri untuk tidak melakukan ritual atau begadang di luar rumah. Juga untuk laku
meditasi menurunkan energi bulan usahakan tidak melakukannya pada saat bulan sabit. Jangan
sampai apapun aktivitas yang anda lakukan pada malam dan hari-hari yang malamnya adalah malam
bulan sabit itu ada sesosok gaib negatif yang mengikuti anda. Gunakan minyak jafaron merah atau
turunkan energi positif untuk menolak datangnya gaib-gaib negatif (tetapi cara ini tidak dapat
digunakan untuk jenis halus sukma manusia).

Pertanyaan Seputar Perilaku Mahluk Halus

Ada banyak pertanyaan serupa mengenai perilaku mahluk halus, misalnya banyak orang yang
mengatakan bahwa mahluk halus suka menipu. Jadi kalau kita bertanya atau meminta petunjuk
kepada mereka, maka jawaban mereka adalah bohong dan menipu.

Di sisi lain banyak juga orang berkata bahwa mahluk halus lebih tegas daripada manusia. Kalau
jawabannya ya, akan mereka katakan ya, kalau jawabannya tidak, akan mereka katakan tidak. Jadi
mereka berkata yang sebenarnya, tidak menipu.

Mana yang benar ?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, memang tidak akan ada jawaban yang pasti benar, karena
sebenarnya perilaku mahluk halus mirip juga dengan perilaku manusia.

Perilaku mahluk halus sama dengan manusia, ada yang jujur, ada juga yang suka berbohong. Ada
yang polos, lugu dan berintelijensi rendah, ada juga yang cerdik, bijaksana dan berintelijensi tinggi.

Manusia yang suka menyendiri, tidak suka bergaul, biasanya jarang berbohong. Begitu juga mahluk
halus yang hidupnya menyendiri, tidak berkomunitas, biasanya juga tidak suka berbohong.
Manusia yang suka bergaul, berkomunitas, suka berkumpul dan mengobrol dengan teman-
temannya, ada yang suka berbohong, ada juga yang tidak suka berbohong. Begitu juga mahluk halus
yang hidupnya berkomunitas, ada yang suka berbohong, ada juga yang tidak suka berbohong.

Dan seperti juga manusia, manusia yang jujur pun kadangkala juga berbohong. Begitu juga mahluk
halus. Karena itu kita harus pandai-pandai menilai, jangan sampai tertipu.

Tapi kalau dikatakan mahluk halus lebih keras dan tegas daripada manusia, secara umum pandangan
itu bisa dikatakan benar. Kehidupan di alam halus sangat mengutamakan kekuatan dan kesaktian,
maka semua yang hidup di alam halus secara umum lebih keras dan tegas daripada di dunia
manusia. Mereka juga tidak mengenal basa-basi. Jadi apapun yang kita katakan kepada mereka,
yang bisa disamakan dengan harapan atau janji, walaupun maksudnya hanya sekedar basa-basi,
pasti akan dituntut pemenuhannya. Jadi kita harus lebih berhati-hati terhadap perkataan dan
perilaku kita, jangan mengatakan sesuatu yang bisa disamakan sebagai janji / harapan, karena suatu
saat akan dituntut pemenuhannya. Mereka akan "menegur" kita kalau kita tidak memenuhi janji kita
itu.

Misalnya saja pada saat serah terima suatu benda pusaka atau jimat atau ilmu gaib seringkali disertai
pesan untuk merawat, memberi sesaji kembang atau minyak, laku-laku yang harus dijalankan dan
pantangan-pantangan tertentu yang tidak boleh dilanggar. Bila kita tidak mampu menjalaninya atau
merasa berat terbebani dalam jangka panjang, sebaiknya jangan kita sanggupi, jangan meng-iya-kan.
Walaupun kita menyatakan kesanggupan menjalankannya kepada orang yang memberi, tetapi
mahluk gaib benda tersebut atau khodamnya menjadi saksi janji kita, dan janji itu juga berkaitan
dengan dirinya. Bila kita tidak menjalaninya, gaib tersebut dapat menuntut pemenuhan janji kita dan
mungkin juga akan "menghukum" kita dengan caranya sendiri.

Begitu juga halnya dengan roh / sukma / arwah manusia yang sudah hidup di alam halus. Sekalipun
semasa hidupnya seseorang berwatak lembut dan halus, tetapi setelah hidup di alam halus, karena
pengaruh kehidupan di alam halus yang sangat mengedepankan kekerasan, ketegasan dan kekuatan,
mereka juga akan beradaptasi dan akan menjadi lebih galak / keras / tegas, lebih dari watak aslinya
semasa masih hidup.

Ada juga pertanyaan, apakah khodam akik atau keris atau mahluk halus lain yang bergolongan hitam
atau berenergi negatif, ketika ditayuh akan jujur mengakui bahwa dia dari gol. hitam atau berenergi
negatif ?
Jawab : biasanya ya, mereka akan mengakui itu. Tapi kalau itu dari jenis sukma manusia, kalau
wataknya jelek biasanya mereka tidak akan mengakui dan akan cenderung menipu.

Ada juga pertanyaan, apakah sosok iblis yang di tulisan mas tersebut yang berbentuk ular hitam
merupakan sosok IBLIS dari jaman Nabi ADAM...(yang dipanjangkan umurnya sampai Kiamat Tiba?).
Kalau iya kenapa kekuatannya cuma setingkat kanjeng Ratu Kidul ?

Pertanyaan kedua, adakah sosok Jin yang lebih tua umurnya dari IBLIS ? yang masih ada sampai
sekarang ?

Jawab :

Ada banyak iblis ular hitam, bukan hanya satu, hanya saja jarang ketahuan dimana keberadaannya,
karena mereka selalu bergerak berpindah tempat. Selain itu ada banyak mahluk halus jin berwujud
ular, tapi tidak semua orang bisa membedakan ular-ular gaib itu mana yang iblis, mana yang bukan.

Saya belum mengetahui ada mahluk halus, termasuk jin, yg mati dengan sendirinya karena usia tua,
jadi mungkin ada yg umurnya sudah tua sekali, mungkin juga adalah generasi pertama mahluk halus
diciptakan.

Yang lainnya mungkin adalah keturunan mereka.

Mungkin awalnya semua mahluk diciptakan dalam keadaan yang baik. Tetapi sesudah mereka hidup
sebagai mahluk duniawi, ada yang tetap baik, ada yang menjadi jahat.

Dan generasi pertama mahluk halus diciptakan mungkin bukan iblis, tetapi mereka menjadi iblis,
disebut iblis, sesudah wataknya jahat dan menyesatkan.

Dan penggolongan sebagai iblis atau bukan iblis dilihat dari sifat wataknya yg jahat dan
menyesatkan, bukan semata2 dari tingkat kesaktiannya, sehingga mahluk halus yg sifat wataknya
jahat dan menyesatkan ada yg kekuatannya tinggi, ada juga yg rendah. Yang menentukan adalah
sifat jahatnya, bukan kekuatannya.
Tulisan lebih lanjut untuk belajar mengetahui keberadaan dan pengaruh mahluk halus terhadap
manusia dapat dibaca dalam tulisan Menayuh Keris, Pengaruh Gaib Thd Manusia, dan Interaksi
Mahluk Halus.

Bangsa Siluman

Mengenai bangsa siluman, Penulis mempunyai pengertian sendiri tentang bangsa siluman yang
pengertian Penulis ini tidak sejalan dengan pengertian siluman di masyarakat.

Bangsa siluman dalam pengertian Penulis adalah sesosok mahluk halus yang entah sekarang
bentuknya apa tetapi sudah tidak asli lagi seperti sosok wujud aslinya yang adalah sukma manusia,
karena sebenarnya mahluk halus itu aslinya dulu adalah roh / sukma / arwah manusia.

Jadi bangsa siluman dalam pengertian Penulis adalah mahluk halus roh / sukma / arwah manusia,
tetapi sekarang wujudnya sudah berubah, sudah tidak sama lagi dengan wujud aslinya yang adalah
arwah manusia.

Tetapi di masyarakat ada banyak cerita tentang mahluk siluman dan mahluk jadi-jadian, dan
seringkali istilah siluman itu disamakan artinya sebagai mahluk jadi-jadian. Bangsa siluman tidak
sama dengan mahluk jadi-jadian yang sering merubah wujudnya menyerupai manusia atau
menyerupai mahluk halus lain dengan maksud menipu. Mahluk jadi-jadian biasanya adalah bangsa
jin kelas rendah yang suka mengganggu dan menakut-nakuti manusia. Tetapi cukuplah itu menjadi
cerita saja untuk memperkaya wawasan kita, jangan ditentangkan dengan cerita Penulis, karena
pengertian siluman di masyarakat itu tidak sama dengan pengertian siluman menurut pengertian
Penulis, karena Penulis mempunyai penggolongan sendiri tentang jenis-jenis mahluk halus.

Misalnya saja ada cerita tentang Prabu Siliwangi yang mempunyai banyak prajurit siluman macan.
Dari hasil deteksian Penulis, prajurit macannya itu aslinya adalah bangsa jin yang sosoknya macan,
bukan siluman.

Juga ada banyak mahluk halus ular sering disebut siluman ular, padahal dalam kategori Penulis
mahluk halus ular itu adalah asli bangsa jin yang wujudnya ular, bukan siluman.

Juga ada cerita tentang siluman harimau putih, tetapi menurut Penulis harimau putih itu bukan
siluman, tapi adalah bangsa jin.

Selain yang aslinya adalah bangsa jin, ada juga sosok halus ular, macan, dsb yang sebenarnya adalah
mahluk jadi-jadian, karena sosok-sosok itu adalah ubahan wujud mereka, sosok-sosok itu bukanlah
wujud mereka yang asli.
Jadi disini ada perbedaan penggolongan mahluk halus siluman antara versi Penulis dengan versi di
masyarakat, tetapi cukuplah itu untuk menambah pengetahuan kita saja, karena setiap orang boleh-
boleh saja mempunyai versi dan pendapat sendiri-sendiri.

Penulis mempunyai pengertian sendiri tentang siluman. Bangsa siluman menurut kriteria Penulis
adalah mahluk halus yang asal-usulnya adalah sukma manusia, yang karena sesuatu sebab, mungkin
karena kutukan, kemudian wujudnya berubah menjadi sosok lain, atau mungkin karena kekuatan
ilmunya sehingga sifat energinya berubah menjadi seperti bangsa jin, yang tidak lagi sama dengan
sifat energi sukma manusia pada umumnya.

Bagi yang hanya berubah wujudnya saja, maka sifat energinya masih sama dengan sukma manusia.
Bila yang berubah adalah sifat energinya, maka bila keberadaan energinya kita rasakan dengan
telapak tangan, rasanya tidak lagi seperti asap atau gerakan angin seperti umumnya sukma manusia,
tetapi sama seperti bila kita merasakan keberadaan energi jin atau dedemit, yaitu lebih padat terasa,
ibaratnya seperti menggerakkan tangan di dalam air.

Beberapa contoh siluman :

1. Ibu Kanjeng Ratu Kidul.

Menurut sejarahnya, Ibu Kanjeng Ratu Kidul dulunya adalah seorang putri bangsawan bupati, yang
hidup jauh sebelum jaman Ken Arok dan Singasari, yang mengalami penindasan dan kezaliman
dalam hidupnya. Dengan tujuan memperoleh kesaktian untuk menuntut balas, beliau bersama
adiknya melakukan laku prihatin dan tapa brata. Setelah segala kesaktian diperoleh dan berhasil
menuntut balas, beliau bersama dengan adiknya itu, dengan kekuatan ilmunya mereka moksa,
masuk ke alam gaib bersama dengan raga mereka.

Di alam gaib, bersama dengan para pengikutnya, mereka membangun kerajaan gaib. Ibu Kanjeng
Ratu Kidul berkuasa terutama di sepanjang pantai selatan pulau jawa, dari ujung timur sampai ujung
kulon. Posisi kerajaannya + 10 km sebelah selatan pantai Parang Tritis, Yogyakarta.

Ibu Kanjeng Ratu Kidul sering dikatakan sebagai mahluk siluman. Beliau, karena kekuatan ilmunya,
kondisi sifat fisik energinya berubah menjadi seperti sifat fisik energi bangsa jin, tidak lagi sama
dengan sifat fisik energi sukma manusia pada umumnya. Tetapi sosoknya tidak berubah, tetap masih
sesuai aslinya, cantik seperti putri keraton. Jadi yang berubah hanya sifat energi dari sukmanya saja,
tidak lagi sama dengan sifat energi sukma manusia pada umumnya, sedangkan sosoknya tidak
berubah.

(baca juga : Ibu Kanjeng Ratu Kidul).

2. Buaya Buntung dan Ular Buntung Tak Berekor.

Sosok gaib buaya buntung dan ular buntung tak berekor biasanya berasal dari sukma manusia yang
dahulu semasa hidupnya berambisi mengejar kesaktian kanuragan maupun kesaktian gaib yang
kesaktian tersebut saat diperoleh terkait hubungan dengan gaib tertentu (ngelmu gaib).

Tetapi manusia tersebut mati karena kalah dalam pertarungan. Kemudian wujud sukmanya berubah
menjadi buaya buntung atau ular buntung. Ekor yang buntung menjadi tanda bahwa dahulu mereka
mengalami kekalahan dalam suatu pertarungan.

Bila dahulu ilmu kesaktiannya berhubungan dengan mahluk gaib yang berdiam di air, maka
kemudian sosoknya berubah menjadi buaya buntung.

Bila dahulu ilmu kesaktiannya berhubungan dengan mahluk gaib yang berdiam di darat, maka
kemudian sosoknya berubah menjadi ular buntung.

3. Manusia Setengah Ular dan Siluman Kerbau.

Sosok manusia dengan pinggang ke bawah seperti ular dan sosok siluman kerbau biasanya berasal
dari sukma manusia yang dahulu semasa hidupnya berambisi mengejar kesaktian kanuragan
maupun kesaktian gaib yang kesaktian tersebut saat diperoleh terkait hubungan dengan gaib
tertentu.
Bedanya dengan buaya buntung dan ular buntung, manusia tersebut tidak mengalami mati karena
kalah dalam suatu pertarungan. Tetapi setelah kematiannya, wujud sukmanya berubah menjadi
sosok setengah manusia setengah ular atau menjadi siluman kerbau.

4. Buaya Putih dan Siluman Kera.

Sosok gaib buaya putih dan siluman kera biasanya berasal dari sukma manusia yang dahulu semasa
hidupnya berambisi mengejar kekayaan dengan cara pesugihan (atau ngalap berkah) atau menjalani
ilmu gaib tertentu untuk kekayaan. Setelah kematiannya, sukmanya berubah menjadi buaya putih
atau siluman kera.

Bila dulu kekayaannya berhubungan dengan mahluk gaib yang berdiam di air, maka kemudian
sosoknya berubah menjadi buaya putih.

Bila dulu kekayaannya berhubungan dengan mahluk gaib yang berdiam di darat, maka kemudian
sosoknya berubah menjadi siluman kera.

Sebagai catatan, banyak mahluk halus yang sosok wujudnya serupa dengan sosok-sosok siluman
seperti disebutkan di atas. Jadi walaupun ada mahluk halus sosok wujudnya sama dengan sosok-
sosok di atas, belum tentu dia adalah bangsa siluman, karena banyak sosok gaib, biasanya bangsa
jin, yang wujudnya mirip dengan sosok-sosok di atas. Jadi yang dimaksudkan siluman disini adalah
sosok-sosok gaib yang asli merupakan bangsa siluman, yang dulunya adalah manusia.

Contoh mahluk halus yang sosok wujudnya mirip dengan contoh siluman di atas adalah Nyi Blorong,
yang wujudnya adalah manusia perempuan dengan bagian pinggang ke bawah seperti ular.
Nyi Blorong adalah asli bangsa jin. Asal-usul aslinya adalah dari sebuah gunung di Jawa Barat. Dulu ia
pernah bertarung dengan Ibu Ratu Kidul untuk memperebutkan kekuasaan di pantai selatan jawa
dan wilayah jawa tengah dan jawa timur. Tetapi dia kalah. Atas seizin Ibu Ratu Kidul, Nyi Blorong
bertempat tinggal dan berkekuasaan di Pantai Karang Bolong dan sekitarnya (Kebumen-Cilacap,
Jawa Tengah).

Nyi Blorong ini berwatak jahat. Untuk mencari pengikut, dia memberikan kesaktian dan jasa
pesugihan kepada manusia yang memintanya, yang kemudian setelah orang tersebut meninggal
dunia atau tidak mampu memenuhi perjanjian akan dijadikan tumbalnya atau dijadikan budaknya.

Tetapi karena ketidaktahuan orang kemudian terjadi kekeliruan yang kaprah yang Nyi Blorong ini
disamakan orang sebagai Ibu Ratu Kidul dan pesugihan Nyi Blorong ini juga dikatakan sebagai
pesugihan Ibu Ratu Kidul.

------------

Dalam tulisan di halaman ini Penulis menuliskan fenomena wujud roh manusia / arwah dari
seseorang yang sudah meninggal yang berubah menjadi tidak lagi sama seperti wujud manusia
aslinya. Ada yang berubah menjadi siluman kera, siluman kerbau, buaya putih, dsb. Itu terjadi selain
mungkin karena adanya kutukan atas perilaku dan perbuatan seseorang semasa hidupnya, juga
karena sifat perwatakan manusia itu sendiri semasa hidupnya, sehingga setelah meninggal rohnya
berubah wujud menjadi sejenis siluman, yang tidak sama lagi dengan jenis-jenis sukma manusia yang
umum.

Seperti yang sudah dituliskan di halaman sebelumnya, sosok-sosok mahluk halus di alam gaib adalah
menggambarkan perwatakannya yang sesuai dengan perwujudannya masing-masing. Sekalipun
seorang manusia tidak berhubungan atau tidak pernah meminta bantuan kepada suatu gaib
tertentu, tetapi fenomena siluman seperti di atas tetap dapat terjadi. Dan seseorang yang kemudian
sukmanya berubah menjadi siluman, yang menentukan wujud sukmanya akan menjadi seperti apa,
bukan hanya perbuatannya, tetapi juga watak manusia itu sendiri. Ini adalah fenomena kegaiban
dalam hidup yang tidak semua manusia mengetahui dan percaya kebenarannya. Tidak ada cara lain
untuk percaya kecuali mengalaminya sendiri.
Contohnya, siluman monyet / kera adalah menggambarkan watak manusia yang rakus, tamak dan
serakah dan akan melakukan apapun cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, termasuk
dengan perbuatan-perbuatan yang tercela. Sekalipun semasa hidupnya tidak pernah berhubungan
atau meminta bantuan kepada gaib manapun, juga tidak pernah menjalani pesugihan, tetapi tetap
saja dapat terjadi bahwa kemudian sukma seseorang berubah menjadi monyet / kera karena adanya
kutukan akibat perbuatan-perbuatannya semasa hidupnya atau karena sifat perwatakannya sendiri.

Setelah sosoknya berubah menjadi monyet / kera, dia tidak dapat tinggal di dalam komunitas sukma
manusia, tetapi tinggal di dalam komunitas monyet / kera. Apa rasanya setelah tinggal di dalam
kawanan monyet / kera, kemudian dia kawin dengan monyet lain dan beranak-pinak, padahal di
dalam jiwanya dia sadar bahwa dia adalah manusia, bukan monyet. Ditambah lagi dengan
didengarnya adanya ucapan-ucapan manusia yang mengatakan bahwa kawanan monyet tersebut
adalah berasal dari sukma manusia yang semasa hidupnya menjalani pesugihan.

Fenomena-fenomena gaib seperti di atas memang benar terjadi, dan sebaiknya jangan hanya kita
jadikan bahan bacaan atau cerita saja, karena kejadian-kejadian di atas dapat juga terjadi pada diri
kita. Tulisan mengenai bangsa siluman ini seyogyanya memberikan kita suatu kebijaksanaan dalam
hidup, kebijaksanaan dalam berperilaku dan menjaga moral yang baik. Berbagai agama, kebatinan
dan spiritual pun mengajarkan supaya manusia menjadi pribadi yang baik dan berbudi luhur.
Kehidupan beragama dan segala laku amal dan ibadah seharusnya menjadikan pribadi yang baik,
ahklak yang baik, jangan hanya sekedar menekankan pada kerajinan beribadah formal atau ke-Aku-
an beragama saja. Agama mengajar manusia supaya selalu bersyukur dalam hidupnya. Agama tidak
melarang seseorang menjadi kaya, tetapi sifat sombong, tamak dan serakah itu yang harus dihindari.

------------

Bangsa Dedemit

Istilah Bangsa Dedemit digunakan untuk mengelompokkan berbagai macam mahluk halus yang
jenisnya sendiri-sendiri, tetapi semuanya tergolong sebagai tingkat rendah, yaitu dari sisi tingkatan
dimensinya (lebih mudah dilihat dibanding mahluk halus lainnya), kekuatan gaibnya, ataupun
intelijensinya.

Contoh Dedemit seperti yang sering kita dengar adalah :

1. Kuntilanak
Kuntilanak adalah sejenis mahluk halus yang sosoknya dan perangainya menyerupai manusia
perempuan, berambut panjang dan berpakaian putih panjang sampai ke tanah, tetapi kakinya tidak
tampak menginjak tanah. Tetapi tidak semua kuntilanak sosoknya seperti manusia perempuan muda
bergaun putih, ada juga yang seperti ibu-ibu gemuk.

Kuntilanak biasanya hidup berkelompok (berkomunitas). Sering tinggal di pohon-pohon buah yang
sudah pernah berbuah atau di pohon bunga yang pohonnya besar dan sudah pernah berbunga, atau
di lingkungan pemukiman yang berpohon dan teduh.

Tempat tinggal favorit komunitas kuntilanak adalah di lokasi tanah kering atau perumahan yang
dulunya daerah itu adalah rawa-rawa yang sudah dikeringkan airnya. Apalagi bila kemudian tanah di
daerah itu banyak ditanami pohon pisang.

Pohon buah yang buahnya biasa dimakan orang dan sudah pernah berbuah, seperti pohon jambu,
mangga, rambutan, dan pohon bunga yang pohonnya besar dan sudah pernah berbunga, sudah
umum bila pohon-pohon tersebut kemudian akan dihuni mahluk halus sebangsa kuntilanak.
Kuntilanak memiliki sifat seperti manusia perempuan yang juga suka dengan buah-buahan dan
bunga. Biasanya keberadaan mereka tidak mengganggu, kecuali pohonnya jauh dari rumah
pemiliknya atau jauh dari pemukiman atau pemiliknya kerap berbicara atau bersikap negatif
terhadap keberadaan mereka.

Pohon kamboja yang identik dengan kuburan biasanya malah tidak dihuni oleh mahluk halus, tetapi
tanaman kecil bunga mawar, melati, kenanga, biasanya malah ada mahluk halus perempuan bangsa
jin atau kuntilanak yang menungguinya, walaupun keberadaan mereka biasanya tidak bersifat
negatif. Apalagi pohon kembang kantil yang pohonnya besar, biasanya ada banyak kuntilanak dan
jenis sukma / arwah dan pocong yang tinggal di pohon itu.
Foto bangsa jin yang sosoknya mirip kuntilanak,
dikirimkan oleh Galuh Eska.

Perangai kuntilanak mirip seperti manusia perempuan, senang dengan buah dan bunga, senang
bercanda, senang menggoda manusia dan senang dengan anak kecil / bayi (biasanya bukan dengan
maksud mengganggu). Biasanya tidak jahat, walaupun ada juga yang suka jahil dan mengganggu.

Di dalam komunitas kuntilanak ada juga yang perangainya keras dan tidak menyukai kehadiran
manusia di lingkungan tenpat tinggal mereka dan kerap mengganggu manusia supaya tidak tinggal
disitu.

Di antara para mahluk halus, kuntilanak termasuk mahluk halus yang kekuatan gaibnya paling
rendah.

Sebagian dari mereka ada yang suka mengikut manusia dengan cara menempel di bagian tertentu
tubuh manusia. Walaupun secara energi mereka tergolong sebagai berenergi positif, tetapi manusia
yang ketempelan kuntilanak seringkali tidak tahan dengan keberadaan energi mereka di tubuhnya
dan sering merasa sakit / pusing ringan atau pegal-pegal. Sekalipun sudah kerokan atau dipijat,
tetapi rasa pusing atau pegal itu akan selalu ada selama kuntilanak tersebut belum pergi dari
tubuhnya. Keberadaan mereka di dalam tubuh manusia dapat diusir dengan mandi guyuran
rendaman daun kelor.

Tetapi banyak orang tidak dapat membedakan kuntilanak dengan mahluk halus lain yang sosoknya
mirip dengan kuntilanak. Ada banyak bangsa jin yang sosoknya seperti manusia perempuan,
berpakaian putih sampai ke tanah dan berambut panjang sering dikatakan sebagai kuntilanak. Ada
juga yang sosoknya mirip kuntilanak, tetapi pakaiannya ada yang berwarna merah, biru, kuning, dsb.
Itu sebenarnya adalah bangsa jin, bukan kuntilanak. Walaupun sosoknya mirip, tetap saja mereka
berbeda. Sifat energi dan psikologisnya pun berbeda antara bangsa jin dengan kuntilanak. Dan
walaupun sosoknya mirip seperti kuntilanak, tetapi kekuatannya lebih tinggi daripada kuntilanak,
sehingga tidak dapat diusir dengan daun kelor.

Jika ada sesosok kuntilanak yang secara alami menjadi khodam batu akik atau khodam benda gaib
lainnya, biasanya mereka akan memberikan tuah pengasihan.
Tetapi ada sebagian dari mereka yang berkarakter keras. Jika mereka menjadi khodam jimat atau
khodam pendamping, mereka akan menunjukkan bahwa mereka ampuh, dan mereka akan
melakukan apa saja untuk dianggap ampuh. Bentuk tuahnya bisa apa saja mengikuti kebutuhan si
manusia, bisa ampuh untuk pengasihan, kerejekian (menjurus pesugihan), bahkan menjadikan si
manusia tahan pukul atau bahkan kebal senjata tajam.

Sekalipun kekuatan gaibnya rendah, kuntilanak bisa saja bertuah kekebalan, karena sebenarnya
sosok kuntilanak banyak juga yang menjadi khodam jimat kebal isian. Ampuh tidaknya jimatnya
tergantung orang yang mewiridkan amalan gaibnya.

Jika ada sesosok kuntilanak yang menjadi khodam pendamping, mereka lebih suka mengikut kepada
manusia laki-laki. Jika menjadi khodam batu akik atau khodam jimat lainnya, mereka lebih suka jika
bendanya dimiliki oleh manusia laki-laki. Kepada laki-laki pemilik bendanya itu biasanya si khodam
kuntilanak akan sering memberikan mimpi bercinta. Selebihnya mereka akan memberikan unjuk
kerja yang ampuh. Tetapi sosok kuntilanak ini juga bersifat pencemburu, dan jika itu terjadi, ia akan
bertindak sama seperti halnya orang yang sedang cemburu. Jika itu terjadi, berarti mereka sudah
menunjukkan adanya tendensi yang negatif.

Jika anda memiliki benda yang berkhodam kuntilanak, atau memiliki khodam pendamping
kuntilanak, jika anda merasa cocok boleh saja dipelihara. Tapi sebaiknya anda harus bisa kontrol diri,
karena kalau lemah, secara psikologis anda akan dikuasainya. Jadi selama memilikinya sebaiknya
anda harus selalu bisa kontrol diri.

Jika khodam kuntilanak itu bersikap netral, mereka tidak akan terpengaruh oleh minyak jafaron
merah. Tetapi jika mereka bertendensi negatif seperti ditulis di atas, maka mereka akan menjadi
terpengaruh oleh minyak jafaron. Khodam jimat dan pendamping kuntilanak anda yang bertendensi
negatif itu akan pergi jika bendanya dioleskan dengan minyak jafaron, atau jika anda mandi dengan
campuran minyak jafaron, atau jika mereka terkena asap bakaran minyak jafaron. Dengan kata lain,
jika dirasakan adanya gangguan dari sosok kuntilanak yang bertendensi negatif tersebut minyak
jafaron ini dapat digunakan untuk mengusir keberadaan kuntilanak tersebut (baca juga :
Pembersihan Gaib 2).

2. Gondoruwo.

Gondoruwo adalah sesosok mahluk halus yang biasanya tingginya 3 - 4 meter dan berbulu hitam
atau hitam kecoklatan di seluruh tubuhnya seperti orang utan. Biasanya hidup sendirian. Sering
tinggal di bagian bawah pohon besar, di tembok rumah, atau di bagian bangunan yang teduh dan
sepi.
Energinya bersifat negatif bagi manusia, bisa menyebabkan manusia sakit-sakitan, terutama anak-
anak dan orang yang sensitif tubuhnya, jika si manusia sering berada di dekatnya atau jika ada
gondoruwo yang tinggal di dekat tempat tinggal manusia, terutama di dekat ruang tidurnya.

Gondoruwo termasuk mahluk halus yang sulit dibaca jalan pikirannya dan lebih banyak
menggunakan insting / naluri. Gondoruwo memiliki kekuatan gaib 2 kali kekuatan kuntilanak.

Sekalipun kekuatan gaibnya rendah, jika menjadi khodam jimat, gondoruwo bisa saja bertuah
kekebalan, karena sebenarnya sosok gondoruwo banyak juga yang menjadi khodam jimat kebal
isian. Ampuh tidaknya jimatnya tergantung orang yang mewiridkan amalan gaibnya.

Tempat tinggal favorit gondoruwo adalah di lokasi pemakaman, lokasi bekas pemakaman, di
bangunan yang di bawahnya ada makam, dan di bangunan-bangunan kosong yang dulunya dihuni
manusia.

Kadang ada gondoruwo yang mengikut manusia dengan cara berdiam di bagian tertentu tubuh
manusia. Karena mereka tergolong sebagai berenergi negatif, maka biasanya manusia yang
ketempatan gondoruwo akan merasakan sakit dan akan semakin parah sakitnya (berbeda dengan
ketempelan kuntilanak yang hanya pegal-pegal atau pusing ringan). Rasa sakit itu akan selalu ada
dan semakin berat / parah selama gondoruwo tersebut belum pergi dari tubuhnya.

Misalnya ada gondoruwo yang berdiam di bagian perut manusia, biasanya manusia tersebut akan
sakit perutnya, sakit maag, mulas, mencret, buang-buang air, dsb, yang kalau dibiarkan akan menjadi
semakin parah sakitnya dan dapat mengakibatkan kematian. Bila berdiam di bagian kepala, dapat
menyebabkan pusing atau sakit kepala yang berat, pandangan berputar-putar / vertigo, kehilangan
keseimbangan berdiri dan mudah jatuh tersungkur.

Keberadaan mereka di dalam tubuh manusia dan pengaruh negatif energinya dapat diusir dan
dinetralkan dengan mandi guyuran rendaman daun kelor atau mandi dengan campuran minyak
jafaron merah (baca juga : Pembersihan Gaib 2). Tetapi bila sakit yang diderita akibat keberadaan
gondoruwo tersebut sudah terlanjur merusak saraf manusia (terutama saraf keseimbangan di
kepala), maka harus juga dipulihkan dengan cara dipijat / diurut saraf-sarafnya atau dengan pijat
refleksi.

Kalau hanya membedakan dari sisi penampakan wujudnya seringkali orang tidak dapat membedakan
gondoruwo dengan mahluk halus lain yang sosoknya mirip dengan gondoruwo. Ada banyak bangsa
jin yang sosoknya berbulu lebat di seluruh tubuhnya, hitam, besar, tinggi, berwajah seram, sering itu
dikatakan sebagai gondoruwo. Tetapi tetap saja mereka berbeda. Sifat energi dan psikologisnya pun
berbeda antara bangsa jin dengan gondoruwo. Dan walaupun sosoknya mirip seperti gondoruwo,
tetapi bangsa jin itu kekuatan gaibnya cukup tinggi sehingga tidak dapat diusir dengan daun kelor.

3. Wewe Gombel.

Ada beberapa kejadian yang dialami oleh anak-anak, terutama bayi, yang sudah meninggal, yaitu
rohnya dijemput oleh sesosok mahluk halus yang biasa disebut wewe gombel. Sosoknya seperti ibu-
ibu tua agak gemuk dengan buah dadanya panjang menggantung. Anak-anak yang dijemputnya akan
dijadikan peliharaannya. Biasanya hidup sendirian di hutan atau di daerah berpohon yang sepi
bersama anak-anak yang dijemputnya.

Bila wewe gombel mendekati anak manusia yang masih hidup, biasanya si anak akan menangis
terus-menerus ketakutan. Wewe gombel ini bisa ditangkal dengan memborehkan bawang merah
dan bawang putih (yang sudah ditumbuk dihaluskan) di tubuh bayi / anak, seperti yang sudah biasa
dilakukan di dalam masyarakat Jawa, atau dengan sedikit mengoleskan minyak jafaron di dada atau
di kepala anak tersebut.

Wewe Gombel memiliki kekuatan gaib setingkat dengan kuntilanak.

4. Tuyul.

Tuyul adalah mahluk halus bertubuh seperti anak kecil yang seringkali dimanfaatkan manusia untuk
pesugihan dengan cara diperintahkan mencuri uang milik orang lain.

Orang yang memelihara tuyul berarti harus memeliharanya seperti layaknya ia memelihara anak
sendiri, misalnya menyediakan kamar dan tempat tidur, mainan, makanan / permen, menyusuinya
dan membawanya jalan-jalan.

Dalam kategori Tuyul ada 2 jenisnya.

Pertama adalah Tuyul yang berasal dari roh manusia (arwah anak-anak) yang diperintahkan menjadi
tuyul oleh orang-orang tertentu. Mereka tetap tergolong sebagai roh / sukma manusia. Biasanya
kekuatan gaib mereka rendah.

Yang kedua adalah Tuyul yang asli tercipta sebagai mahluk halus Tuyul, bukan berasal dari roh /
arwah manusia. Wujudnya mirip manusia anak-anak, tetapi sosoknya ada yang bermata satu (di
tengah jidat), ada yang bermata tiga, ada yang berkuping panjang dan lancip, ada yang memiliki
tanduk di kepalanya. Perilakunya juga mirip seperti anak-anak, yaitu senang bermain dan bercanda,
suka meminta mainan atau mencuri, dsb. Banyak di antara mereka yang berkelakuan jahat, galak
dan ganas dan berkekuatan gaib tinggi, Ada yang kekuatannya sama dengan Ibu Ratu Kidul, tidak
sama dengan jenis tuyul yang berasal dari sukma manusia anak-anak. Jenis tuyul yang kedua ini oleh
Penulis digolongkan sama dengan mahluk halus golongan hitam.

Jenis Tuyul yang kedua ini berbahaya, termasuk bagi pemiliknya. Walaupun bekerjanya lebih giat dan
hasil kerjanya lebih banyak daripada jenis yang pertama, tetapi mudah marah dan cenderung jahat.
Bila tuntutannya tidak dipenuhi mereka akan menyerang pemiliknya, bahkan mungkin
membunuhnya. Bila minta disusui, tuyul itu menuntut untuk disusui oleh manusia yang adalah istri si
pemilik tuyul tersebut. Nafsu minum susu dan daya hisap tuyul tersebut sangat kuat tidak seperti
anak-anak pada umumnya. Tuyul tersebut akan menguras habis air susu yang menyusuinya dan
darah wanita itupun akan ikut tersedot, apalagi bila air susunya tidak ada karena tidak sedang
menyusui. Orang yang menyusui tuyul tersebut akan kesakitan, kurus dan lemas. Bila sang majikan
mempunyai anak, tuyul tersebut sering juga merasa cemburu dan dapat mencelakakan atau bahkan
membunuh anak tersebut.

Untuk menangkal tuyul kita bisa membuatkan bola pagaran gaib absolut yang menyelubungi tempat
penyimpanan benda-benda berharga kita. Pagaran gaib itu bisa dibuatkan oleh khodam cincin batu
akik, pusaka, khodam pendamping, atau kita mencoba membuatnya sendiri, dengan sugesti
membuat pagaran gaib absolut yang tidak bisa ditembus oleh segala macam mahluk halus.

Secara umum kekuatan tuyul tidak lebih daripada kekuatan kuntilanak, tetapi jika ternyata yang
kerap mencuri benda-benda berharga itu bukan tuyul, tapi adalah mahluk halus lain, seperti babi
ngepet atau jenis jin pesugihan, pagaran gaibnya harus dibuat lebih kuat lagi. Karena kekuatan
mahluk halus yang mencuri itu belum diketahui, sebaiknya gunakan saja kekuatan kita atau khodam
yang terkuat yang kita miliki.

5. Sundel Bolong

Sundel Bolong adalah sesosok mahluk halus yang sosoknya menyerupai kuntilanak, berambut
panjang dan berpakaian putih panjang sampai ke tanah. Jumlahnya tidak banyak. Biasanya hidup
sendirian di bagian bawah pohon besar. Bedanya dengan kuntilanak adalah Sundel Bolong ini
punggungnya berlubang dan wajahnya menakutkan. Jika kita lewat di dekatnya, dari tempat
keberadaannya sering tercium bau busuk / bacin. Sundel Bolong memiliki kekuatan gaib setingkat
dengan kuntilanak.

6. Palasik

Palasik adalah sesosok mahluk halus yang sosoknya menyerupai kuntilanak, berambut panjang dan
berpakaian putih panjang sampai ke tanah. Biasanya hidup sendirian di bukit-bukit batu. Bedanya
dengan kuntilanak adalah Palasik ini wajahnya menakutkan, biasanya bertaring dan ada bekas darah
di sekitar taringnya. Palasik memiliki kekuatan gaib setingkat dengan kuntilanak.

Palasik hidup dengan meminum darah hewan ternak, manusia bayi dan anak-anak. Dilakukannya
pada jarak tertentu (+ 15 m). Dengan sorot matanya ia menghisap darah korbannya. Setelah puas,
korbannya akan ditinggalkannya (tidak sampai mati). Pada hari yang lain akan didatanginya lagi
korbannya itu untuk dihisap kembali darahnya. Sebenarnya yang diminumnya bukanlah darah, tetapi
energi dari darah.
Pada saat-saat tertentu ketika Palasik sedang haus darah, tubuhnya akan berubah menjadi sosok
kepala terbang dengan rambut panjangnya terurai (kadang dengan usus menggantung). Dia akan
mencari korban apa saja yang bisa dimangsanya, hewan ternak atau manusia. Bahkan isi perut
korbannya pun ikut dimakannya.

Gambar Palasik,

oleh Nikoagus Setiawan.

Bila Palasik ini mendekati hewan ternak, biasanya hewan-hewan itu akan diam ketakutan dan tidak
ada satupun yang bersuara. Tetapi manusia bayi dan anak-anak kecil yang didekati Palasik biasanya
akan menangis terus-menerus karena ketakutan. Bila berhasil dihisap darahnya, maka bayi dan
anak-anak itu akan sakit dan lemas seperti kekurangan darah. Bila terjadi beberapa kali bayi dan
anak tersebut bisa meninggal dunia karena lemah kekurangan darah.

Palasik ini bisa ditangkal dengan memborehkan bawang merah dan bawang putih (yang sudah
ditumbuk dihaluskan) di tubuh bayi / anak, seperti yang sudah biasa dilakukan di dalam masyarakat
Jawa, atau dengan sedikit mengoleskan minyak jafaron di dada atau di kepala anak tersebut.

Ada juga jenis mahluk halus lain yang gemar menghisap darah, yaitu yang sosoknya mirip seperti
pacet (lintah darat) dengan panjang tubuh sekitar 15 cm, berwarna hitam. Biasanya hidup di hutan
dan di daerah pepohonan yang jauh dari permukiman manusia. Korbannya bisa hewan hutan atau
manusia yang melintas di wilayahnya. Dia akan mendekati / mengejar mangsanya dengan cara
melentingkan tubuhnya.

Ada juga sejenis bangsa jin golongan hitam yang berwujud harimau. Biasanya tinggal di hutan, tetapi
akan mendekati permukiman manusia untuk mencari mangsa (sering disebut harimau jadi-jadian).
Jika tidak dapat menemukan hewan ternak untuk dimangsanya, jenis ini juga akan memangsa
manusia. Biasanya korbannya akan meninggal dunia, kadangkala juga isi perut korbannya akan ikut
dimakannya, persis seperti harimau sungguhan.

Ada juga manusia yang ketempatan mahluk halus jenis jin harimau ini. Keberadaan mahluk halus ini
akan berlaku sebagai khodam kesaktian ilmu harimau. Biasanya pada hari-hari tertentu manusia itu
akan haus darah dan akan memangsa hewan ternak berikut daging mentahnya, tetapi juga akan
memangsa manusia jika tidak dapat menemukan hewan ternak.

Dalam kondisi gaibnya jenis jin ini dapat ditangkal dengan borehan bawang merah dan bawang putih
(mahluk halus tersebut masih dapat mendekati manusia, tetapi tidak akan memangsa manusia yang
diborehkan bawang merah dan bawang putih), tetapi borehan bawang itu tidak dapat digunakan
menangkal perilaku negatif manusia yang ketempatan mahluk halus ini.

7. Gundul Pringis (Ndas Glundung / Setan Glundung)

Penampakan Gundul Pringis seringkali diawali dengan suara seperti jatuhnya buah kelapa dari
pohonnya. Namun ketika didekati ternyata kelapa itu mempunyai mata, hidung dan mulut yang bisa
menyeringai, yang kemudian berubah menjadi sebuah kepala manusia dengan mata yang tajam
menatap.

Gundul Pringis ini dapat mengejar orang dengan cara menggelinding dan menggigitnya hingga
terluka parah. Sekalipun tidak sampai terkena gigitannya, biasanya orang tersebut akan jatuh sakit
karena shock dan trauma.

8. Si Muka Rata

Penampakannya berwujud seperti manusia biasa, tetapi memiliki wajah yang rata, tanpa bentuk
mata, hidung atau mulut dan tidak ada lekuk-lekuk wajah sebagaimana wajah manusia. Biasanya
mereka tidak bersikap jahat atau mengganggu manusia.

Berbeda dengan mahluk halus lain yang keberadaannya tidak ingin diketahui oleh manusia,
kadangkala Si Muka Rata tidak peduli keberadaan mereka terlihat oleh manusia. Seringkali mereka
dengan sengaja mendatangi manusia dengan tujuan menolong atau memberitahukan sesuatu yang
bersifat penting bagi si manusia, walaupun kemudian si manusia tersebut malah ketakutan. Mereka
juga kerap menolong manusia yang sedang memancing atau menangkap ikan di danau atau empang,
sehingga tangkapan ikannya banyak.

Seringkali banyak penampakan Si Muka Rata yang sebenarnya adalah tipuan dari mahluk jin kelas
rendah yang sengaja menampakan diri sebagai Si Muka Rata dan mendatangi manusia dengan
tujuan menakuti-nakuti / menipu.
Foto bangsa jin yang sosoknya mirip kuntilanak,

dikirimkan oleh Galuh Eska.

Foto aslinya

Foto aslinya

setelah diberi sedikit pencahayaan

Foto aslinya

setelah diberi efek negative film

Bangsa Jin

Bangsa jin adalah jenis mahluk halus yang paling banyak jumlahnya dan yang paling sering
berinteraksi dengan manusia. Bangsa jin adalah jenis mahluk halus yang paling sering menjadi
khodam cincin / jimat atau menjadi khodam pendamping / khodam ilmu.

Bangsa jin memiliki bentuk wujud yang bermacam-macam dan terdiri dari berbagai tingkat
kesaktian dan dimensi. Berbeda pulau dan daerah, biasanya juga berbeda-beda wujud
umumnya. Ada yang menyeramkan / menakutkan. Ada juga yang cantik / ganteng, enak
dipandang. Ada yang menyerupai manusia. Ada juga yang menyerupai binatang. Ada juga yang
bentuknya aneh, tidak seperti bentuk mahluk hidup pada umumnya, seperti berbentuk asap,
berbentuk tali tambang, berbentuk kain selendang, berbentuk segulungan angin, dsb.
Banyak orang yang menganggap bahwa bila ada mahluk halus sosoknya besar, gagah, seram, pasti
juga sakti. Tetapi yang sebenarnya adalah, apapun bentuk sosok wujudnya, bukan merupakan
tolok ukur dari kesaktian / kekuatan gaibnya. Apapun wujudnya, kesaktiannya adalah bersifat
relatif.

Tetapi yang pasti, apapun wujudnya (wujudnya yang asli, bukan berubah dengan maksud
menyamar / menipu) merupakan gambaran kepribadian, perwatakan dan perilakunya, yang
semuanya sesuai dengan perlambang sosoknya masing-masing.

Misalnya :

- sosok macan, berarti watak dan perilakunya seperti macan, mudah marah, setia, mudah
berteman.

- sosok ular, watak dan perilakunya seperti ular, sulit ditebak pikirannya, dapat menyerang tanpa
alasan.

- sosok ular naga, berarti watak dan perilakunya seperti naga, berwibawa, berkuasa, setia.

- sosok raksasa buto, watak dan perilakunya seperti raksasa, kurang pikir, suka main kekerasan.

- sosok manusia, berarti watak dan perilakunya seperti manusia, bisa diajak bertukar pikiran.

(baca juga : Hakekat Wujud Mahluk Halus).

Banyak sosok gaib bangsa jin yang wujudnya seperti manusia. Tingginya sama seperti manusia.
Berpakaian dan berpenampilan seperti manusia, misalnya sosoknya berjubah, berpakaian prajurit,
berbaju hitam seperti baju petani, atau seperti pendekar, atau berpenampilan seperti anggota
kerajaan. Mereka berpikir dan berbicara seperti manusia. Kesaktian mereka relatif, ada yang
tinggi, ada yang rendah. Sosok seperti manusia ini menggambarkan kepribadiannya yang seperti
manusia, dapat berpikir dan bertindak seperti manusia. Jenis-jenis mahluk gaib seperti inilah yang
sering dijadikan tempat untuk bertanya, bertukar pikiran, meminta ilmu, meminta petunjuk,
wangsit, dsb. Tetapi seperti halnya manusia, mereka juga bisa menipu.

Dari sifat energinya, sebagian bangsa jin tergolong sebagai mahluk halus berenergi positif,
sebagian lainnya berenergi negatif, dan penggolongan berdasarkan watak dan kepribadiannya,
yaitu golongan hitam atau golongan putih, dan yang sulit dibaca jalan pikirannya, berlaku untuk
mereka (baca : Penggolongan Mahluk Halus).
Walaupun mereka ada di sekitar kita dan mungkin juga berdiam di rumah kita, biasanya mereka
tidak merasa ada hubungan dengan kita, 'urusan sendiri-sendiri'. Tetapi bila kita dianggap
mengganggu atau berbuat kesalahan terhadap mereka atau keberadaannya, mereka bisa marah
dan mungkin akan "menegur" kita dengan cara mereka sendiri.

Kadangkala tanpa sepengetahuan kita, ada mahluk jin bergolongan putih di sekitar kita yang kerap
menolong kita dan keluarga, misalnya membantu menjaga keamanan rumah, mengobati yang
sedang sakit, membantu memperlaris warung / toko, membantu memberi ilham untuk
penyelesaian masalah, dsb. Biasanya bila mereka sudah cocok dengan kita atau rumah kita, bila
sudah pernah membantu, mereka akan terus membantu tanpa meminta imbalan.

Ada bangsa jin yang senang membantu atau berinteraksi dengan manusia, terutama adalah yang
memiliki kaitan dengan leluhur seseorang. Mereka memperlakukan kita seolah-olah kita adalah
anak cucu keturunannya. Kadang-kadang mereka datang menjenguk kita, mengobati yang sedang
sakit, atau mengikut kepada seseorang yang dia merasa cocok. Ketika mereka datang, mereka
menunjukkan bau-bauan tertentu atau rasa tertentu supaya manusia tahu bahwa mereka datang.
Ada juga yang datang "mengendarai" binatang tertentu dan hinggap di rumah kita, misalnya kupu-
kupu dan burung liar. Paling banyak adalah kupu-kupu yang berwarna coklat, dan ada yang
disebut kupu-kupu gajah karena ukurannya besar dan sayapnya lebar seperti telinga gajah. Bila
keberadaan binatang-binatang itu tidak mengganggu, sebaiknya juga jangan diganggu.

Kadangkala tanpa sepengetahuan kita, ada juga mahluk jin di sekitar kita yang berenergi panas
dan kerap menyusahkan kita dan keluarga, misalnya membuat suasana rumah 'panas', sehingga
kita mudah marah dan bertengkar, tidak betah di rumah, menyebabkan sakit-sakitan, warung /
toko sepi pengunjung, mendatangkan banyak kesialan, musibah, dsb. Mereka tidak bermaksud
jahat, hanya saja energinya tidak cocok dengan manusia. Tetapi jin yang bergolongan hitam
biasanya kecenderungannya bersikap jahat kepada kita, walaupun kita tidak berbuat jahat atau
salah kepada mereka.

Banyak mahluk jin yang berkesaktian rendah, bahkan lebih rendah daripada kesaktian kuntilanak
yang di antara para mahluk halus termasuk yang kesaktiannya paling rendah. Tetapi banyak juga
dari mereka yang berkesaktian tinggi, bahkan kesaktiannya bisa mencapai ribuan kali lipat
kesaktian Ibu Kanjeng Ratu Kidul. Biasanya semakin tinggi kesaktiannya, semakin halus
dimensinya (semakin sulit dilihat), dan walaupun energinya besar dan tajam, tetapi juga semakin
halus, semakin sulit dirasakan / dideteksi. Kebanyakan kita yang walaupun dapat melihat /
mengetahui kehadiran mahluk halus di sekitar kita, tetapi tidak dapat melihat / mengetahui /
mendeteksi keberadaan jin-jin berkesaktian tinggi di sekitar kita.

Banyak jin yang hidup sendiri, tetapi banyak juga yang bersosialisasi dan hidup dalam komunitas.
Yang menjadi penguasa di suatu tempat biasanya adalah jin yang hidup berkomunitas, bukan jin
yang hidup sendiri. Jin yang hidup sendiri, walaupun berkesaktian tinggi dan paling tinggi di
lingkungannya berada, belum tentu dia menjadi penguasa di lingkungannya berada. Biasanya jin
lain, yang walaupun kesaktiannya lebih rendah, dia yang menjadi penguasa dan merekrut banyak
pengikut di bawah kekuasaannya. Tetapi jin penguasa itu berusaha menjalin hubungan
pertemanan dengan jin sakti tersebut, supaya bila diperlukan saat bertahan dari serangan gaib
lain, dia bisa berlindung kepada jin tersebut.

Selain berlindung kepada jin sakti di lingkungannya, banyak jin yang berlindung kepada kesaktian
suatu benda gaib, benda mustika, atau pusaka, yang berada di alam gaib. Sering kita menyebut jin
tersebut sebagai 'penunggu' atau penjaga benda gaib. Benda gaib mustika atau pusaka itu sendiri
biasanya khodamnya bukan dari golongan jin, tetapi dari golongan tersendiri, sesuai jenis benda
gaibnya. Jin yang menjadi penjaga benda gaib tersebut biasanya kekuatannya 1/2 atau 3/4
kekuatan khodam benda gaibnya. Jadi khodam benda gaibnya lebih sakti daripada jin tersebut. Jin
tersebut bukan khodamnya, tetapi berusaha untuk 'menguasai' benda gaib tersebut dengan
maksud menjadikan benda tersebut sebagai jimatnya bila diperlukan dalam bertahan dari suatu
serangan.

Sebagian dari mereka juga menyukai emas dan intan. Seringkali emas dan intan yang disimpan
manusia di bawah tanah, jika dalam jangka waktu tertentu tidak diperhatikan / disentuh oleh si
manusia, maka barang-barang itu akan diambil oleh bangsa jin tersebut, dimasukkan ke alam gaib
dan dijadikan harta mereka yang berharga. Kita sering menyebut mereka sebagai khodam
penunggu harta karun gaib (Pusaka & Mustika di Alam Gaib).

Kekhususan Kegaiban Pulau Jawa

Di dunia gaib dan kehidupan mahluk halus, pulau Jawa merupakan satu-satunya tempat di bumi
ini yang memiliki keunikan dan kekhususan tersendiri dalam hal kegaiban, yang tidak ada dan
tidak akan pernah ada persamaannya dengan tempat lain di manapun di bumi ini. Sebagian
keunikan gaib ini kami tuliskan dalam halaman ini, sebagian lainnya terkandung di dalam tulisan di
halaman lain.

Salah satunya adalah adanya penjaga gaib berupa mahluk-mahluk halus yang sedang tapa, yang
hanya akan bangun dan bergerak dalam waktu dan kondisi tertentu saja. Para mahluk halus yang
sedang tapa itu, ketika sudah tiba waktunya, mereka akan serentak bangun dari tapanya untuk
melakukan suatu perbuatan gaib, sesuai apa yang sudah menjadi suratan alam. Selain itu juga ada
mahluk-mahluk halus yang selalu bergerak mengelilingi pulau Jawa, berpatroli.

Jin Daratan, Jin Air dan Jin Udara

Sesuai tempat kediamannya, bangsa jin digolongkan sebagai jin daratan, jin air dan jin udara.

Jin daratan bisa adalah bangsa jin dataran rendah, pesisir pantai, bukit, gunung dan hutan.

Jin air bisa adalah bangsa jin penghuni sungai, danau, situ, pantai dan laut.

Jin udara hidup dan berkedudukan di udara, + 1 km di atas laut atau daratan.

Masing-masing golongan jin tersebut tidak bersosialisasi dengan golongan jin dari tempat
kediaman yang lain. Bila ada jin daratan yang akan menyeberang ke pulau lain, selagi masih di
daratan ia harus menghindari lokasi yang penguasa gaib daratannya lebih kuat daripada dirinya,
dan sesampainya di laut, ia juga harus mencari 'jalan' yang keberadaan jin air / laut lebih rendah
kekuatannya daripada dirinya (mungkin terpaksa harus berliku-liku). Begitu juga jin air yang ingin
ke daratan atau melewati suatu pulau. Selain harus menghindari lokasi yang penguasa airnya lebih
kuat daripada dirinya, sesampainya di daratan, ia masih harus mencari 'jalan' yang keberadaan jin
daratan lebih rendah kekuatannya daripada dirinya.

Itulah sebabnya manusia yang mempunyai jimat untuk kesaktian kanuragan maupun kesaktian
gaib, terutama yang khodamnya sifatnya menonjolkan kekuatan dan kegagahan, bila berpindah
pulau, atau menyeberangi jembatan sungai, atau bila berada di atas laut, kadangkala kemudian
jimatnya tersebut tidak berfungsi. Sebabnya adalah karena khodamnya tidak dapat terus berada
di dalam jimat tersebut yang posisinya sedang berada di atas air yang mungkin di tempatnya
berada ada penguasa air yang lebih sakti daripada dirinya, dan terpaksa harus mencari 'jalan' lain
yang lebih aman baginya, atau mungkin juga sama sekali tidak dapat menyeberang, sehingga
jimatnya tersebut menjadi tidak berfungsi. Tetapi jimat yang berfungsi selain untuk kesaktian,
yang khodamnya tidak menonjolkan kekuatan dan kegagahan, misalnya untuk keselamatan,
pengasihan, dsb, biasanya bisa menyeberang, karena khodamnya lebih bisa mengkondisikan diri
untuk tidak menonjolkan kekuatan dan kegagahan, lebih bisa merendahkan diri untuk berkata:
'permisi numpang lewat'.
Selain sosok-sosok bangsa jin yang biasa berada di lingkungan manusia, atau yang sudah dikenal
atau biasa ditemui manusia, beberapa contoh sosok bangsa jin yang akan kami sebutkan adalah
sosok-sosok yang bersifat khusus, yang berdimensi tinggi (tetapi tidak terlalu tinggi), yang
mungkin belum banyak diketahui oleh manusia dan bisa menjadi bahan latihan melihat gaib untuk
kita yang sudah bisa melihat gaib.

Dunia Gaib dan Mahluk Halus

Cerita mengenai mahluk halus seringkali menjadi cerita dan dongeng yang merakyat, melegenda,
banyak pengkultusan pada tokoh-tokoh mahluk halus tertentu dan ada pihak-pihak tertentu yang
memanfaatkannya untuk kepentingannya sendiri dengan membesar-besarkan cerita dan menutup-
nutupi kebenarannya, sehingga akan tetap menjadi cerita misteri di masyarakat. Sebagian lagi ada
yang dengan sengaja memunculkan cerita mitos dan legenda yang tendensius mendiskreditkan
sesosok tokoh halus tertentu, fitnah, untuk kepentingannya sendiri. Sebagian lagi ada yang
menghubung-hubungkannya dengan agama yang mengajar orang untuk tidak percaya dengan
keberadaan mahluk halus dan pengaruhnya bagi manusia, sebagian lagi membelokkannya, menolak
hubungan dengan mahluk halus, tetapi mengarahkan pengkultusan kepada tokoh-tokoh tertentu
untuk dipuja-puja atau bahkan menjadi tempat untuk berdoa dan meminta "berkah".

Yang berhubungan dengan kegaiban dan fenomena-fenomena gaib, salah satu cara memahami
agama dengan benar adalah dengan memahami bahwa kitab suci hanya memuat cerita dan hal-hal
pokok saja supaya manusia mengenal ketuhanan (Tuhan dan Nabi-Nabi) dan menjadi tuntunan bagi
manusia untuk beribadah kepadaNya. Dan apa yang tertulis di dalam kitab suci konteksnya adalah
sesuai dengan masa terjadinya ketika suatu ayat / firman dituliskan, sehingga maksud dan isi ayat /
firman itu harus dimengerti dan dipahami kembali untuk diperiksa kecocokkan konteksnya dengan
kondisi kehidupan manusia pada masa sekarang, karena kondisi dulu dengan sekarang tidak sama,
harus diperiksa satu per satu kecocokkan suatu ayat / firman dengan konteksnya masing-masing di
jaman sekarang (sehingga kemudian muncul banyak interpretasi dan perdebatan di kalangan umat
beragama, walaupun masih satu agama).

Apa yang sudah tertulis di dalam kitab suci bukanlah merupakan satu-satunya kondisi yang ada
dalam kehidupan ini. Apa yang sudah tertulis dalam kitab suci harus dimengerti dan dipahami
kembali konteksnya pada masa sekarang supaya mendapatkan pemahaman yang benar. Dan apa
yang tidak tertulis di dalam kitab suci bukan berarti tidak ada, dan bukan berarti salah.

Banyak kejadian dan fenomena dalam kehidupan ini yang tidak semuanya tertulis dalam kitab suci,
dan sebagian besar terjadinya kejadian-kejadian itu juga bersifat alami, kejadiannya tidak dibuat-
buat, tidak mengada-ada, terjadi secara alami apa adanya. Kitab suci tidak memuat semua kondisi
yang ada di bumi ini. Dan semua kejadian dalam kehidupan manusia yang terjadi tetapi tidak tertulis
dalam kitab suci, atau terjadi tetapi tidak sesuai dengan yang tertulis di dalam kitab suci, bukanlah
selalu berarti menyimpang dari kitab suci dan agama atau berarti menyimpang dari iman dan moral
beragama.

Tulisan mengenai keberadaan mahluk halus, khususnya di Jawa, bukanlah bermaksud klenik atau
membesar-besarkan cerita mistik, juga bukan untuk dipertentangkan dengan agama jika ada
perbedaan di dalamnya, tetapi pengungkapannya dimaksudkan untuk menambah wawasan saja dan
untuk menambah kebijaksanaan bersikap, sepanjang pengetahuan yang kami miliki. Selain itu juga
dimaksudkan untuk menambah wawasan meluruskan cerita / dongeng di masyarakat atau cerita di
film-film horor yang menyeramkan yang terkait dengan tokoh-tokoh mahluk halus tertentu yang
menurut pihak-pihak yang paham sebagian besar cerita-cerita itu memberikan gambaran yang
keliru.

Sebagai tambahan, anda bisa menggunakan cara-cara yang serupa seperti dalam tulisan Ilmu Tayuh
/ Menayuh Keris untuk menilai kebenarannya, keberadaannya dan sifat-sifat karakter suatu sosok
gaib yang akan kami tuliskan dalam halaman-halaman berikutnya.

Kekhususan Kegaiban Pulau Jawa

Di dunia gaib dan kehidupan mahluk halus, pulau Jawa merupakan satu-satunya tempat di bumi ini
yang memiliki keunikan dan kekhususan nuansa gaib yang tidak pernah ada dan tidak akan pernah
ada persamaannya dengan tempat-tempat lain dimanapun di bumi. Keunikan dan kekhususan gaib
ini kami tuliskan dalam halaman-halaman berikutnya, tetapi kami tuliskan dengan bahasa cerita yang
sederhana, sehingga mungkin tidak banyak pembaca yang akan menyadarinya.

Kekhususan nuansa gaib ini tidak terlepas dari peranan para Dewa yang telah menjalankan tugasnya
untuk mengayomi tanah jawa, melindungi dan memelihara kerahasiaan kegaiban tanah jawa,
sehingga hanya sedikit sekali manusia, bahkan mahluk halus, yang dapat mengetahuinya. Hanya
manusia yang para Dewa berkenan saja yang bisa tahu. Itupun terbatas hanya sebagian rahasia saja,
tidak semuanya. Seseorang harus memiliki spiritualitas yang luar biasa tinggi dan memiliki wahyu
dewa dalam dirinya untuk dapat mengetahui keseluruhan rahasia itu.

Dan kegaiban tanah Jawa akan segera tiba pada puncaknya karena akan tiba masanya seluruh
mahluk halus di bumi ini akan tunduk berada di bawah kekuasaan seorang manusia dari tanah Jawa !
Ibu Kanjeng Ratu Kidul

Siapakah sesungguhnya Ibu Kanjeng Ratu Kidul itu?

Benarkah sungguh-sungguh ada ataukah hanya dongeng saja?

Percayakah anda dengan cerita tentang Ibu Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai
Selatan? Sebagian dari anda mungkin akan berkata TIDAK. Tapi coba anda tanyakan kepada mereka
yang hidup di dalam lingkungan Keraton Yogyakarta. Mereka sangat yakin dengan kebenaran cerita
itu.

Pertanyaan itu pantas timbul, karena Ibu Kanjeng Ratu Kidul termasuk mahluk halus. Hidupnya di
alam halus (gaib), sukar untuk dilihat, sukar untuk ditemui, sukar untuk dibuktikan dengan nyata.
Pada umumnya orang mengenalnya hanya dari cerita legenda mulut ke mulut saja.

Tidak diketahui dengan pasti sejak kapan legenda tentang Ibu Kanjeng Ratu Kidul ini berawal. Namun
demikian, legenda mengenai penguasa mistik pantai selatan ini sudah melegenda di kalangan rakyat
suku Jawa dan Sunda, terutama yang tinggal di daerah pesisir selatan pulau Jawa. Di dalam legenda
itu juga ada kepercayaan bahwa penguasa pantai selatan itu, Ibu Kanjeng Ratu Kidul, merupakan
"istri spiritual" bagi raja-raja Mataram sejak dulu sampai sekarang.

Di sepanjang pantai selatan Jawa, dari ujung timur sampai Ujung Kulon, ada banyak tempat yang
menjadi (katanya) tempat petilasan Ibu Kanjeng Ratu Kidul atau dijadikan orang tempat untuk
pemujaan kepadanya. Anda juga pasti pernah mendengar, bahwa ada sebuah kamar khusus (nomor
308) di lantai atas Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, yang disajikan khusus untuk Ibu Kanjeng
Ratu Kidul. Siapapun yang ingin bertemu dengan sang Ratu bisa masuk ke ruangan itu, tapi harus
melalui seorang perantara (kuncen) yang menyajikan persembahan dan tatalaku untuk bertemu
dengan sang Ratu.

Kuatnya kepercayaan masyarakat tentang Ibu Kanjeng Ratu Kidul sampai-sampai memunculkan
kepercayaan bahwa jika ada orang hilang di pantai selatan Jawa, pasti karena diambil oleh sang
Ratu.
Menurut sejarahnya, Ibu Kanjeng Ratu Kidul dulunya adalah seorang putri bangsawan bupati yang
pernah hidup jauh sebelum jaman Ken Arok dan Singasari, yang dulu mengalami penindasan dan
kezaliman dalam hidupnya. Dengan tujuan memperoleh kesaktian untuk menuntut balas, beliau
bersama adiknya menjalankan laku prihatin dan tapa brata. Setelah segala kesaktian diperoleh dan
berhasil menuntut balas, beliau bersama dengan adiknya itu, dengan kekuatan ilmunya mereka
moksa, masuk ke alam gaib bersama dengan raga mereka.

Di alam gaib, bersama dengan para pengikutnya, mereka membangun kerajaan gaib. Ibu Kanjeng
Ratu Kidul berkuasa terutama di sepanjang pantai selatan pulau jawa, dari ujung timur sampai ujung
kulon. Posisi berada kerajaannya + 10 km sebelah selatan pantai Parang Tritis, Yogyakarta. Di
istananya di laut selatan juga tinggal sukma ibu kandungnya yang sering disebut sebagai Kanjeng
Mbok.

Ibu Ratu Dewi Lanjar, adik Ibu Kanjeng Ratu Kidul, berkuasa terutama di pantai utara Pekalongan -
Tegal. Posisi kerajaannya + 10 km sebelah utara pantai Pekalongan, Jawa Tengah.

Mereka mendedikasikan kekuasaannya untuk membantu manusia yang kesusahan dan tertindas.
Kepada yang memintanya, selain memberi pertolongan berupa kesaktian dan bala tentara untuk
mengusir roh halus yang mengganggu manusia, mereka juga membantu dalam bidang ekonomi
berupa dana gaib dan membantu memperlancar rejeki dan usaha, tetapi bukan pesugihan. Mereka
tidak melayani pesugihan. Mereka akan membantu manusia yang meminta pertolongan tanpa
menuntut imbalan. Tetapi bila orang yang meminta tolong itu menyatakan suatu janji tertentu,
maka akan dituntutnya pelaksanaan janji itu.

Di sepanjang laut selatan pulau Jawa ada banyak berdiam jin laut yang kesaktiannya jauh melebihi
Ibu Ratu Kidul, tetapi mereka hidup sendiri-sendiri dan tidak menjadi penguasa wilayah. Ibu Kanjeng
Ratu Kidul menjalin pertemanan dengan mereka sebatas supaya tidak terjadi bentrokan yang dapat
merugikan dirinya sendiri. Jadi sekalipun Ibu Kanjeng Ratu Kidul menjadi ratu dan penguasa laut
selatan jawa, tetapi beliau sama sekali tidak berkuasa atas para jin laut yang kesaktiannya melebihi
dirinya.

Dulu ada semacam perjanjian atau kesepahaman bahwa manusia perempuan yang memakai baju
berwarna merah atau hijau gadung berarti menganggap Ibu Ratu Kidul sebagai keluarga atau orang
tua leluhurnya, sehingga seorang perempuan yang memakai baju merah atau hijau gadung di
wilayah kekuasaan Kerajaan Ibu Ratu Kidul, terutama di pantai selatan pulau Jawa, akan diajak
olehnya atau oleh prajurit / dayang-dayangnya untuk bergabung di Kerajaan Ibu Ratu Kidul, karena
dianggap keluarganya (pakaian merah dan hijau gadung adalah warna resmi pakaian di dalam
Kerajaan Ibu Ratu Kidul).

Ibu Kanjeng Ratu Kidul mempunyai anak perempuan bernama Nyi Rara Kidul yang juga cantik seperti
ibunya. Walaupun agak bandel dan suka mencobai orang yang sok sakti, tetapi tidak jahat.

Ibu Kanjeng Ratu Kidul juga mempunyai anak laki-laki bernama Raden Rangga, hasil perkawinannya
dengan Jaka Tingkir (Sultan Adiwijaya). Raden Rangga ini mempunyai kesaktian yang lebih tinggi
daripada ibunya, tetapi masih jauh jika dibandingkan dengan kesaktian ayahnya. Walaupun juga
seperti kakaknya, bandel dan suka mencobai orang yang sok sakti, tetapi patuh kepada orang
tuanya. Raden Rangga lebih sering berada di darat, di situs-situs Majapahit dan di Candi Dieng.

Ketika sedang bepergian, Ibu Kanjeng Ratu Kidul sering menggunakan kendaraan kebesarannya
berupa kereta kencana yang ditarik oleh 12 ekor kuda. Anaknya Nyi Rara Kidul lebih sering
menunjukkan kebesarannya dengan berdiri menunggangi gulungan ombak laut yang besar.
Sedangkan Raden Rangga memiliki tunggangan gajah sama seperti ayahnya.

Tidak seperti yang banyak menjadi cerita di masyarakat, mitos dan legenda, bahwa Ibu Kanjeng Ratu
Kidul mempunyai hubungan dekat dengan raja-raja keraton Yogya, atau bahkan dikatakan
bersuamikan raja-raja Yogya. Yang sebenarnya terjadi adalah Ibu Kanjeng Ratu Kidul sama sekali
belum pernah bertemu langsung dengan raja-raja Yogya, termasuk dengan Panembahan Senopati.
Tetapi beliau menghormati keraton Yogya, karena ada upaya dari pihak keraton yang melakukan
penghormatan kepadanya melalui para abdi dalem dan para spiritualisnya.

Sebenarnya ada segitiga kekuasaan gaib yang melingkupi Yogyakarta dan sekitarnya, yaitu kerajaan
Ibu Kanjeng Ratu Kidul di selatan, dan di utara Yogya adalah Eyang Sapujagat sebagai penguasa
gunung Merapi dan Eyang Krama di gunung Merbabu. Tetapi selama ini hanya gunung Merapi saja
yang diakui, sedangkan gunung Merbabu tidak diakui, sehingga kehidupan spiritual dan supranatural
yang terkait dengan keraton Yogyakarta seringkali menjadi pincang dan terganggu. Padahal segitiga
kekuasaan gaib itulah yang selama ini mengangkat pamor keraton Yogya dari dulu sampai sekarang,
sehingga walaupun raja-rajanya lemah karisma wibawanya, tetapi tetap dihormati oleh rakyatnya,
dan sampai sekarang keraton Yogya juga dihormati oleh pemerintah Indonesia.
Para penguasa segitiga kekuasaan gaib itu saling mengenal dan menjalin pertemanan satu dengan
lainnya, tetapi Eyang Krama dari gunung Merbabu sekarang sudah tidak lagi berada di tempatnya
semula, sudah pindah menetap di tempat lain.

Ibu Kanjeng Ratu Kidul juga mempunyai hubungan dekat dengan para dewa. Hubungannya adalah
dalam hal wahyu-wahyu dewa. Beliau banyak menerima permintaan dari orang-orang tertentu yang
ingin terpenuhi keinginannya menjadi bagian dalam kepemimpinan pemerintahan. Ibu Kanjeng Ratu
Kidul memintakan wahyu kepemimpinan untuk mereka kepada para dewa, supaya dengan wahyu
tersebut keinginan mereka terlaksana.

Ibu Kanjeng Ratu Kidul juga sudah mengetahui tentang sosok Satria Piningit yang akan menjadi Ratu
Adil di Tanah Jawa, tetapi beliau tidak berani mengungkapkannya. Beliau 'miris' dengan kegaiban
orang tersebut. Beliau sangat berhati-hati dan menjaga jarak, jangan sampai membuat kesalahan,
karena jika itu terjadi, bukan hanya dirinya, bahkan suaminya atau para dewa sekalipun, tidak akan
mampu menolongnya dari hukuman. Sekalipun Ibu Kanjeng Ratu Kidul bukan bawahannya, tetapi
beliau ada di bawah kekuasaan orang itu.

Dalam cerita mistis di masyarakat sering ada kesimpang-siuran cerita yang menyamakan Ibu Ratu
Kidul dengan Nyi Blorong.

Nyi Blorong adalah asli bangsa jin. Asal-usul aslinya adalah dari sebuah gunung di Jawa Barat. Dulu ia
pernah bertarung dengan Ibu Ratu Kidul untuk memperebutkan kekuasaan di pantai selatan jawa
dan wilayah jawa tengah dan jawa timur. Tetapi dia kalah. Atas seizin Ibu Ratu Kidul, Nyi Blorong
bertempat tinggal dan berkekuasaan di Pantai Karang Bolong dan sekitarnya (Kebumen-Cilacap,
Jawa Tengah).

Nyi Blorong ini berwatak jahat. Untuk mencari pengikut, dia memberikan kesaktian dan jasa
pesugihan kepada manusia yang memintanya, yang kemudian setelah orang tersebut meninggal
dunia atau tidak mampu memenuhi perjanjian akan dijadikan tumbalnya atau dijadikan budaknya.

Tetapi karena ketidaktahuan orang kemudian terjadi kekeliruan yang kaprah yang Nyi Blorong ini
disamakan orang sebagai Ibu Ratu Kidul dan pesugihan Nyi Blorong ini juga dikatakan sebagai
pesugihan Ibu Ratu Kidul.
Pada masa sekarang ada orang-orang yang mengatasnamakan Ibu Kanjeng Ratu Kidul dalam
keilmuannya, seolah-olah mereka sering bertemu dengan ibu Ratu Kidul atau keilmuannya ada
hubungannya dengan beliau. Padahal sebenarnya mereka tidak mengenal dan tidak pernah bertemu
dengan Ibu Ratu Kidul. Ibu Ratu Kidul juga tidak mengenal dan tidak pernah menemui mereka. Jadi
dalam hal ini mereka hanya menunggangi nama Ibu Ratu Kidul saja untuk kepentingan mereka.

Di sisi lain, ada juga spiritualis yang bertopeng memberikan jasa kebatinan kerohanian untuk
ketenangan hidup. Sebagiannya merekrut anggota dan mengadakan ritual di pantai selatan seolah-
olah mereka mengenal Ibu Ratu Kidul. Padahal sebenarnya mereka tidak mengenal dan tidak pernah
bertemu dengan Ibu Ratu Kidul. Ibu Ratu Kidul juga tidak mengenal dan tidak pernah menemui
mereka. Jadi dalam hal ini mereka hanya menunggangi nama Ibu Ratu Kidul saja untuk kepentingan
mereka. Padahal laku ritual, doa-doa dan ilmu-ilmu yang mereka ajarkan kepada para anggotanya
berlatar-belakang-kan agama, diambilkan dari kitab suci agama, untuk apa mereka meminta restu
kepada Ibu Ratu Kidul. Kenapa tidak meminta restu langsung kepada Tuhan ?

Ibu Kanjeng Ratu Kidul sering dikatakan sebagai mahluk siluman. Beliau, karena kekuatan ilmunya,
kondisi sifat fisik energinya berubah menjadi seperti sifat fisik energi bangsa jin, tidak lagi sama
dengan sifat fisik energi sukma manusia pada umumnya. Tetapi sosoknya tidak berubah, tetap masih
sesuai aslinya, cantik seperti putri keraton. Jadi yang berubah hanya sifat energi dari sukmanya saja,
tidak lagi sama dengan sifat energi sukma manusia pada umumnya, sedangkan sosoknya tidak
berubah (baca juga : Sifat Kesaktian Mahluk Halus).

Welcome to Javanese2000.
Seputar Budaya Kebatinan Jawa

Kebatinan dan Agama

Mistisisme dan Klenik

Pencarian Kebatinan Baru

Laku Prihatin dan Tirakat


Hari Baik - Hari Buruk

Ngobrol JODOH

Ngobrol Permasalahan Hidup 1

Ngobrol Permasalahan Hidup 2

Ngobrol Permasalahan Hidup 3

Kebatinan dan Spiritual

Kanuragan & Tenaga Dalam

Olah Rasa dan Kebatinan

Olah Batin dan Kebatinan

Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam

Olah Sukma dan Kebatinan

Olah Spiritual dan Kebatinan

Olah Roh, Manunggaling Kawula Lan Gusti

Sedulur Papat Kalima Pancer

Sedulur Papat Yang Terpisah

Aku dan Guru Sejati

Sejatinya Manusia

Aku, Sejatinya Aku, dan Sukma Sejati

Sukma Sejati

Kebatinan Dalam Keagamaan

JIWA Yang SEPUH

JIWA Yang SEPUH 2

Terawangan / Melihat Gaib

Kesaktian Manusia

Belajar Keilmuan Batin

Kekhawatiran Melihat Gaib

Efek Negatif Ilmu Kebatinan ?


Gila Karena Ilmu Kebatinan ?

Meditasi Energi

Energi Alam dan Meditasi

Tempat-tempat Mistis

Ngobrol 1

Ngobrol 2

Ngobrol 3

Ngobrol 1 Kebatinan-Kegaiban

Ngobrol 2 Kebatinan-Kegaiban

Ngobrol 3 Kebatinan-Kegaiban

Ngobrol 4 Kebatinan-Kegaiban

Ngobrol 5 Kebatinan-Kegaiban

Ngobrol 6 Kebatinan-Kegaiban

Ngobrol 7 Kebatinan-Kegaiban

Ngobrol 8 Kebatinan-Kegaiban

Ngobrol 9 Kebatinan-Kegaiban

Ngobrol 10 Kebatinan-Kegaiban

Ngobrol Terawangan Gaib

Ngobrol Pantangan Ilmu

Ngobrol Belajar Keilmuan Gaib

Ngobrol Belajar Keilmuan Gaib

Ilmu / Rajah Kalacakra

Spiritual & Kebatinan Keris Jawa

Gaib Di Dalam Keris Jawa

Karakter-Karakter Keris Jawa

Status Keris dan Kelas Keris

Wahyu Keraton Di Dalam Keris Jawa


Keris Keningratan

Keris Lurus dan Keris Luk

Keris Jawa dan Empu Keris

Tata Cara Dalam Perkerisan

Perawatan Keris Jawa

Ilmu Tayuh / Menayuh Keris

Arti Mimpi Menayuh Keris

Tuah Keris

Tuah Keris - Filosofi Dasar

Tuah Keris - Jaman Sekarang

Tuah Keris - Jaman Sekarang-2

Filosofi Tuah Keris Jawa

Menyatunya Keris dgn Pemilik

Mengoptimalkan Fungsi Keris 1

Mengoptimalkan Fungsi Keris 2

Mengoptimalkan Fungsi Keris 3

Keris Pusaka Orang Tua

Pemilik Keris Sebenarnya

Keris Tayuhan & Keris Ageman

Keris Berhawa Aura Panas

Keris Kamardikan

Keris Tindih

Keris Junjung Derajat

Keris Combong dan Keris Pamengkang Jagad

Keris Berpamor Pemilih

Keris yang Dikosongkan Isinya

Keris dan Kesaktian


Keris Kyai Condong Campur

Ngobrol - Keris dan Kebatinan

Ngobrol - Keris 1

Ngobrol - Keris 2

Ngobrol - Keris 3

Ngobrol - Keris 4

Ngobrol - Keris 5

Pembuatan Keris Bali

Museum Pusaka Taman Mini

Benda-Benda Gaib dan Bertuah

Batu Akik

Mustika

Kesaktian Mustika

Benda-benda Bertuah Lain

Jimat Rajahan & Khodam Isian

Sesaji

Mengisi Khodam

Pengalaman Mengisi Khodam

Ngobrol 1 Benda Gaib

Ngobrol 2 Benda Gaib

Ngobrol 3 Benda Gaib

Ngobrol 4 Benda Gaib

Pasar Batu Akik Rawa Bening

Dunia Gaib dan Mahluk Halus

Hakekat Wujud Mahluk Halus

Kesaktian Mahluk Halus

Penggolongan Mahluk Halus


Interaksi Mahluk Halus

Rumah Angker / Wingit

Pantangan dan Larangan

Pengaruh Gaib Thd Manusia

Ketempatan Mahluk Halus 1

Ketempatan Mahluk Halus 2

Ketempatan Mahluk Halus 3

Ketempatan Mahluk Halus 4

Pagaran Gaib / Proteksi Diri

Pembersihan Gaib 1

Pembersihan Gaib 2

Pembersihan Gaib 3

Pembersihan Gaib 4

Pembersihan Gaib 5

KHODAM

Roh Manusia / Sukma / Arwah

Bangsa Siluman

Bangsa Dedemit

Bangsa Halus Lain-lain

Ibu Kanjeng Ratu Kidul

Pusaka & Mustika di Alam Gaib

Bangsa Jin

Bangsa Jin Daratan

Bangsa Jin Air dan Jin Udara

Bangsa Buto

Dewa

Dewa dan Wahyu Dewa


Dewa Wisnu & Wahyu Dewa

Dewa dan Tanah Jawa

Dewa dan Satria Piningit - 1

Dewa dan Satria Piningit - 2

Dewa dan Satria Piningit - 3

Dewa dan Satria Piningit - 4

Dewa dan Satria Piningit - 5

Dewa dan Satria Piningit - 6

Dewa dan Satria Piningit / Ratu Adil

Dewa dan Ramalan, Benarkah Manusia Dapat Mendahului Kehendak Tuhan ?

Ngobrol 1

Ngobrol 2

Ngobrol 3

Ngobrol - Khodam

Ngobrol - Ikatan Sukma

Ngobrol - Ramalan

Ngobrol - Putaran Jaman

Ngobrol - Satria Piningit

Ngobrol - Fenomena Kegaiban

Turunnya Wahyu Dewa

Kerajaan Galuh Di Cianjur

BHARATAYUDHA Di Alam Gaib

Dongeng Tanah Jawa

Gajah Mada dan Majapahit

Gajah Mada dan Perang Bubat

Syech Siti Jenar

Jaka Tingkir
Jaka Tingkir - Arya Penangsang

Arya Penangsang - Sutawijaya

Wafatnya Sultan Adiwijaya

Panembahan Senopati

Artikel Lain

Penyebab Awal Sakit-Penyakit

Sistem Kasta Di Masyarakat

Imperialisme - Kolonialisme

Liberalisme

Kapitalisme - Sosialisme - Komunisme

Negara Agama - Sekularisme

Penulis Lain

Pengalaman Memiliki Keris

Keris Tayuhan atau Keris Ageman

Bahan Material Keris

Pemindahtanganan & Mahar Keris

Nguri-Uri Budaya

Keris Kamardikan

Related Topics

DEWA

Bangsa Dewa yang benar-benar ada sosoknya adalah Dewa dan Dewi India, yang memiliki
peradaban, tempat tinggal dan pusat pemerintahan di Kahyangan. Mengenai siapa saja nama-nama
dewa dan tokoh-tokoh dewa dapat disimak dari kebudayaan dan kepercayaan bangsa India atau
dalam kisah pewayangan. Walaupun beberapa tokoh dalam pewayangan tidak sungguh-sungguh ada
sosoknya, dan ada juga jalan cerita yang dibelokkan, tidak lagi sesuai dengan cerita aslinya, tapi
cukup untuk menjadi dasar pengetahuan kita mengenai bangsa dewa dan perilakunya.
Di seluruh dunia ada kepercayaan dan pemujaan kepada dewa dan dewi, bukan hanya di jawa atau
Cina atau India saja, tapi juga di Eropa, Asia, Arab, Afrika, Amerika (Indian), Eskimo, Australia
(Aborigin), Jepang, dsb, tetapi tidak semua sosok dewanya benar-benar ada. Kebanyakan dewa dan
dewi itu adalah hasil ciptaan / pemikiran manusia sendiri (pemujaan pada mitos dan legenda), dan di
dalam persaingan antar bangsa masing-masing bangsa "menciptakan" sendiri dewa-dewa yang lebih
"hebat" daripada dewa-dewa bangsa lain untuk maksud dipuja.

Sosok-sosok dewa yang benar-benar ada hanya diketahui oleh orang-orang dan masyarakat yang
berbudaya kebatinan dan spiritual tinggi.

Di tempat-tempat yang budaya kebatinan dan spiritualnya tidak tinggi, biasanya dewa-dewa mereka
adalah dewa-dewa ciptaan pemikiran mereka sendiri untuk maksud dipuja (berhala). Termasuk raja-
raja mereka juga disebut keturunan dewa, supaya dipuja dan dihormati oleh rakyatnya.

Sosok dewa-dewi yang benar-benar ada adalah Dewa dan Dewi India. Pemujaan pada kedewaan
mereka bukan berdasarkan hasil pikiran manusia semata (animisme / dinamisme), tetapi
berdasarkan kemampuan spiritual bangsa India yang bisa mendeteksi dan mengenal mahluk halus
tingkat tinggi seperti dewa dan buto.

Pada jaman dulu, di negara India dan sekitarnya, yang hingga saat ini masih tetap merupakan
wilayah dengan budaya kebatinan dan spiritual nomor 1 tertinggi di dunia, kebanyakan tokoh
manusia dan orang-orang sakti dunia persilatan, selain menguasai ilmu-ilmu kesaktian, juga
menguasai kebatinan dan spiritual tingkat tinggi, sehingga mereka juga mengenal mahluk halus
berdimensi tinggi seperti dewa dan mengerti juga tentang wahyu-wahyu yang diturunkan oleh
dewa. Dan berkelahi / bertarung dengan mahluk halus berkesaktian dan berdimensi tinggi seperti
buto adalah sesuatu yang biasa.

Para Dewa berpusat tempat tinggal di Kahyangan, di lereng gunung Himalaya, sebagai pusat
pemerintahan Dewa, tetapi sehari-harinya mereka tersebar ke banyak tempat, bukan hanya di India,
nusantara dan Cina saja, tapi ke seluruh dunia. Dan wahyu-wahyu yang mereka turunkan adalah juga
untuk semua orang di dunia. Ada banyak sekali bangsa dewa, tetapi yang umumnya dikenal oleh
manusia biasanya hanya dewa-dewa utama saja yang menjadi tokoh-tokoh pemimpin di kalangan
dewa, sedangkan selain dewa-dewa utama ada juga dewa-dewa setingkat senopati dan prajurit.
Bangsa Dewa memiliki bentuk tubuh bermacam-macam. Kebanyakan memiliki bentuk tubuh dan
ukuran yang sama dengan manusia India, tetapi ada juga yang bertubuh seperti binatang, misalnya
Hanoman dan Sun Go Kong yang bertubuh seperti kera dengan tinggi + 2 m dan Ganesha yang
bertubuh manusia tetapi berkepala dan berwajah seperti gajah. Dalam kehidupan para dewa, ada
yang menjadi pemuka / tokoh pemimpin, ada yang menjadi senopati perang, ada juga yang menjadi
prajurit. Batara Indra adalah Dewa berwatak keras yang diserahi tugas untuk urusan keamanan
Kahyangan dan menjadi panglima perang bangsa dewa.

Pemerintahan dewa disusun oleh para tokoh / pemuka bangsa dewa. Manajeman mereka sangat
terkoordinasi. Sekalipun bangsa dewa memiliki pemerintahan kerajaan kahyangan, memiliki
pemimpin, panglima, senopati dan prajurit, tetapi tidak ada yang menjadi raja. Yang ada adalah
kepemimpinan yang diakui oleh semua dewa dan masing-masing dewa memiliki tugas dan peran
yang saling terkoordinasi.

Para Dewa mengemban tugas dari Sang Penguasa Alam untuk menuntun dan mengayomi kehidupan
manusia. Karena itu sebagian besar tujuan dari manajemen para dewa adalah untuk mempengaruhi
kehidupan manusia, supaya semuanya sesuai dengan kehidupan yang dikehendaki oleh para dewa,
yaitu tertib, beradab dan berbudi pekerti. Sehingga bila diketahui ada / akan ada seorang manusia
atau mahluk halus yang berpotensi menjadi perusak kehidupan maupun moral manusia, maka
mereka akan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencegah / mengatasinya.
Sesudahnya, bila ada manusia atau mahluk halus yang dianggap berjasa bagi dewa, atau dikasihi
dewa, maka mereka akan diangkat kepada derajat yang tinggi (menurut pandangan para dewa),
yaitu dijadikan dewa atau diberi kemuliaan setingkat dewa dan diberi tempat tinggal di kahyangan.

Dalam menjalankan tugasnya di bumi yang terkait dengan bangsa manusia, para dewa tersebar ke
banyak tempat. Mereka mempengaruhi kehidupan manusia secara langsung maupun tidak langsung.
Hubungan mereka terutama adalah dengan para pemimpin manusia (raja atau presiden) di seluruh
dunia dan tokoh-tokoh spiritual tertentu yang mereka berkenan, dan peran mereka tersebut masih
terus berlangsung hingga masa sekarang, tetapi tidak semua orang dapat melihat atau berhubungan
dengan dewa, karena tidak memiliki spiritualitas yang tinggi, yang menjadi dasar untuk mengenal
dewa.

Selain yang asli sebagai dewa / dewi, ada beberapa dewa dan dewi yang asal-usulnya berasal dari
bangsa manusia, karena dianggap berjasa kepada dewa, atau dikasihi oleh dewa. Ada juga yang
asalnya dari bangsa manusia atau bidadari yang diperistri oleh dewa. Mereka mendapatkan
penghormatan khusus dari para dewa, diakui / diangkat derajatnya menjadi dewa / dewi, diubah
secara fisik menjadi dewa dan dewi, diberi kekuatan dan kesaktian setingkat dewa, dan diberi
tempat tinggal bersama dewa di kahyangan.

Bidadari adalah sebangsa mahluk halus yang wujudnya mirip manusia perempuan, berpakaian
seperti penari atau perempuan ningrat jawa jaman dulu, yaitu memakai kain / kemben dan
berselendang seperti penari jawa, hidup sebagai rakyat dan menjadi pelayan para dewa. Dalam
waktu-waktu tertentu, biasanya pada malam bulan purnama, mereka diijinkan untuk turun ke bumi,
untuk pergi ke tempat-tempat yang mereka ingin datangi.

Dari sisi energinya bangsa Dewa termasuk mahluk halus yang berenergi positif terhadap manusia.

Dari sisi kekuatan dan kesaktiannya bangsa Dewa memiliki kemampuan untuk melipat-gandakan
kekuatannya sampai menjadi 3 kali lipat kondisi normalnya (triwikrama), dan kekuatan kesaktian
maksimal rata-rata dewa ketika bertriwikrama bisa mencapai 300 kali lipat kekuatan-kesaktiannya
Ibu Ratu Kidul.

Semua bangsa Dewa memiliki kemampuan triwikrama, yaitu suatu kemampuan untuk
memaksimalkan kekuatannya hingga mencapai 3 kali lipat kondisi normalnya. Keadaan ini biasanya
terjadi dalam kondisi bertarung atau kondisi yang mengharuskannya mengeluarkan segenap
kekuatannya. Yang sering kita dengar tentang triwikrama adalah triwikrama Dewa Wisnu.
Triwikrama Dewa Wisnu terkenal dalam pewayangan karena pada saat bertriwikrama tubuhnya
berubah menjadi raksasa tinggi besar menakutkan. Sedangkan dewa-dewa lain yang sedang
bertriwikrama bentuk tubuhnya tidak berubah, hanya kekuatannya saja yang bertambah.

Bangsa Dewa termasuk mahluk halus yang berdimensi tinggi. Sulit untuk dilihat dengan mata,
termasuk oleh orang-orang yang mampu melihat gaib (kecuali mereka menguasai dimensi spiritual
yang tinggi yang ditandai dengan lingkaran halo di belakang kepalanya). Bahkan para mahluk halus
sendiripun jarang ada yang bisa melihat Dewa. Biasanya para dewa-lah yang menunjukkan dirinya
kepada manusia, barulah manusia dapat melihat mereka. Selain sulit dilihat, energi fisik mereka pun
sangat halus dan sulit untuk dideteksi, sehingga jarang ada yang dapat mengetahui / merasakan
kehadiran mereka, termasuk para mahluk halus sekalipun, walaupun ada dewa hadir berada di
dekatnya.

Bangsa Dewa adalah mahluk halus yang berintelijensi tinggi seperti manusia. Mereka mempunyai
peradaban dan pemerintahan dewa. Pada dasarnya mereka mempunyai tempat tinggal tetap di
Kahyangan yang secara duniawi letaknya ada di lereng Gunung Himalaya, tetapi banyak Dewa yang
tinggal di antara manusia karena mempunyai maksud dan tujuan sendiri. Tetapi secara berkala
mereka bertemu atau kembali berkumpul di kahyangan untuk urusan pemerintahan Dewa (Penulis
pernah bertemu dengan para dewa yang sedang bersidang pada suatu malam purnama sekitar
tahun 2008, di suatu lokasi penggalian situs Majapahit yang baru ditemukan di daerah Pare,
Jombang-Kediri, Jawa Timur).

Misalnya Dewa Semar (Dewa Ismaya) dan Dewa Narada yang tinggal dan 'berkelana' di pulau Jawa.
Mereka sering berdiam atau mengunjungi Candi Dieng dan situs-situs Majapahit. Dewa Semar dan
Dewa Narada memiliki ikatan batin dengan tempat-tempat tersebut, karena sejak jaman dulu
mereka menjadi pengayom orang Jawa, terutama tokoh-tokoh pemimpinnya. Sesudah jaman
Majapahit berakhir-pun Dewa Semar dan Dewa Narada masih menjadi pengayom orang-orang
tertentu di Jawa, dengan tidak kelihatan mata.

Begitu juga dengan Dewi Kuan Im, Dewa Sun Go Kong dan Dewa kekayaan Tionghoa (lupa namanya),
yang lebih sering berada di daratan Cina, karena mempunyai misi tertentu disana.

Dewi Kuan Im dan bidadari,

oleh Nikoagus Setiawan.


Dewi Kuan Im adalah dewa perempuan yang biasanya berada di daratan Cina, cantik dengan sorot
wajah lembut dan teduh. Sama seperti Batara Guru, Dewi Kuan Im juga memiliki pancaran kekuatan
spiritual berupa lingkaran halo berwarna kuning di belakang kepalanya.

Dewi Kuan Im sering menampakkan diri kepada manusia dan sering menolong yang sedang
kesusahan. Kadang dalam penampakannya beliau duduk di atas sebuah singgasana berbentuk
seperti awan atau daun teratai dan membawa sebuah buku kitab berisi rahasia kehidupan, yang
akan diajarkan atau diturunkan dalam bentuk wahyu atau wangsit kepada manusia yang
menjalankan suatu laku tirakat / bertapa mencari pengetahuan spiritual tentang kehidupan. Dewi
Kuan Im adalah salah satu dewa yang telah memberi Budha Gautama wahyu keilmuan dan spiritual,
dan beliau mengetahui itu. Dan karenanya beliau sangat menghormati sang Dewi.

Dewa kekayaan Tionghoa (lupa namanya) bertubuh seperti orang tua Cina, gendut dan berkepala
botak.

Dewa Hanoman dan Dewa Sun Go Kong memiliki bentuk tubuh seperti kera besar dengan tinggi
tubuh + 2 m. Mereka mendedikasikan diri untuk membela kebenaran dan keadilan dan pantang
mundur walaupun harus berhadapan dengan mahluk yang lebih sakti sekalipun. Tetapi mereka
memiliki perbedaan. Hanoman bertubuh asli seperti kera putih besar kekar dan perwatakannya
seperti orang tua. Sun Go Kong bertubuh seperti manusia tetapi berbulu dan berekor seperti kera
dan perwatakannya seperti anak-anak yang suka bermain dan bercanda.

Dalam sejarah hidupnya, Dewa Hanoman pernah berguru kepada seseorang di Jawa Timur, yaitu
kepada Resi Mayangkara. Karena ketekunan lakunya kesaktiannya meningkat menjadi 2 kali lipat
daripada sebelumnya yang sama dengan kesaktian rata-rata dewa utama. Resi Mayangkara telah
menjadikan Hanoman sebagai dewa yang paling sakti, bahkan melebihi kesaktian Dewa Wisnu dan
Dewa Semar.

Kemudian setelah itu para dewa yang lain datang berbondong-bondong ingin juga belajar kepada
sang resi. Tetapi mereka tidak dapat menemukan keberadaan sang resi walaupun sudah dicari-cari
hingga ke pelosok negeri. Resi Mayangkara sudah lebih dulu moksa, masuk ke alam gaib bersama
dengan raganya. Dan di alam gaib pun beliau menggunakan suatu ilmu halimunan, sehingga tidak
ada mahluk halus, termasuk bangsa dewa, yang dapat melihatnya.

Resi Mayangkara memang tidak mau sembarang menerima murid, tetapi kepada Dewa Hanoman
beliau berkenan dan menaruh harapan. Perwatakan dewa Hanoman yang sepuh dan seperti prajurit
ksatria menjadikan Resi Mayangkara percaya bahwa Hanoman akan mengamalkan ilmunya hanya
untuk kebajikan.

Sampai sekarang situs tempat pertapaan Resi Mayangkara di dekat Pare, Jawa Timur, masih sering
didatangi oleh para peziarah yang berharap sesuatu kepadanya. Tetapi beliau sendiri sekarang sudah
tidak lagi tinggal di sana, yang ada adalah dhanyang-dhanyang setempat yang menjaga kesakralan
pertapaannya.

Situs tempat pertapaan Dewa Hanoman menimba ilmu tidak jauh letaknya dari situs tempat
pertapaan Resi Mayangkara di dekat Pare, Jawa Timur, dan masih sering didatangi oleh para
peziarah yang berharap sesuatu kepadanya. Tetapi sama seperti Resi Mayangkara, beliau sekarang
sudah tidak lagi tinggal di sana, yang ada adalah dhanyang-dhanyang setempat yang menjaga
kesakralan pertapaannya.

Dewa Semar dan Dewa Narada memiliki bentuk tubuh yang hampir sama, yaitu seperti orang tua
bertubuh gemuk dan gendut, dan tubuh agak membungkuk. Wajah mereka putih seperti memakai
bedak putih dengan tinggi badan kira-kira 2 m (seperti rata-rata tinggi badan orang Eropa). Perilaku
dan sikap sepuh berpikirnya sangat bijaksana, cocok menjadi orang-orang tua pengayom.

Seharusnya Dewa Semar yang menjadi pemimpin di Kahyangan. Sosok bijaksana dan mengayomi
ditambah kesaktiannya yang lebih tinggi dibandingkan dewa-dewa lain (tetapi tidak lebih tinggi dari
Dewa Wisnu, setara), menjadikannya sosok pemimpin yang diterima oleh semua dewa. Tetapi Dewa
Semar lebih suka tinggal di bumi bersama manusia, karena beliau memiliki misi tersendiri.
Kepemimpinan Kahyangan diserahkan kepada Batara Guru. Jadi secara de yure kepemimpinan ada
di tangan Batara Guru, tetapi secara de facto Batara Semar yang dijadikan pemimpin. Bahkan Batara
Guru pun mengkonsultasikan dulu semua keputusan yang sifatnya penting kepadanya, misalnya
tentang wahyu keprabon dan wahyu-wahyu besar lain yang akan diturunkan kepada seorang
manusia. Dewa Semar adalah dewa pemimpin yang turun ke bawah.

Tambahan :
Ulasan di bawah ini terinspirasi pertanyaan dari seorang pembaca dari penglihatannya tentang
adanya sosok gaib seorang perempuan cantik yang menghuni dasar sungai Gangga, yang berpakaian
kain sari India, memakai kerudung ala wanita India, warna pakaian dan kerudungnya merah.

Makara Sungai Gangga,

oleh Nikoagus Setiawan.

Sepengetahuan Penulis disana benar ada sosok itu, tetapi itu bukan Dewi, itu adalah pemimpin dari
para dhanyang yang menjaga Sungai Gangga, yang menyampaikan laporan tentang permohonan
orang-orang yang datang ke Sungai Gangga itu ke Kahyangan.

Dewi Gangga sendiri tinggal di istana kecil di bagian hulu Sungai Gangga di pegunungan. Di sungai itu
juga ada sesosok naga / makara sungai Gangga yang biasa menjadi tunggangan Dewi Gangga. Aslinya
panjang naga itu sekitar 1 km.

Sungai Gangga adalah sebuah sungai di India yang dianggap suci dan sakral dan dijadikan tempat
ritual keagamaan dan ritual pribadi oleh masyarakat setempat.

Dewi Gangga bertugas menjaga kesucian dan kesakralan sungai Gangga.

Dewa Ganesha juga sering turun mengunjungi orang-orang yang datang ke Sungai Gangga.

Dewa dan Wahyu Dewa


Pemerintahan dewa disusun oleh para tokoh / pemuka bangsa dewa. Manajemen mereka sangat
terkoordinasi. Sekalipun bangsa dewa memiliki pemerintahan di kahyangan, memiliki pemimpin,
memiliki panglima, senopati dan prajurit, tetapi tidak ada yang menjadi raja. Yang ada adalah
kepemimpinan yang diakui oleh semua dewa dan masing-masing dewa memiliki tugas dan peran
yang saling terkoordinasi.

Para Dewa mengemban tugas dari Sang Penguasa Alam untuk menuntun dan mengayomi kehidupan
manusia. Karena itu sebagian besar tujuan dari manajemen para dewa adalah untuk mempengaruhi
kehidupan manusia, secara langsung maupun tidak langsung, supaya sesuai dengan kehidupan yang
dikehendaki oleh para dewa, yaitu tertib, beradab dan berbudi pekerti. Sehingga bila diketahui ada /
akan ada seorang manusia atau mahluk halus yang berpotensi menjadi perusak kehidupan maupun
moral manusia, mereka akan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencegah /
mengatasinya. Sesudahnya, bila ada manusia atau mahluk halus yang dianggap berjasa bagi dewa,
atau dikasihi dewa, maka akan mereka angkat kepada derajat yang tinggi (menurut pandangan para
dewa), yaitu dijadikan dewa atau dewi, diberikan kemuliaan setingkat dewa dan diberi tempat
tinggal di kahyangan.

Dalam menjalankan tugasnya di bumi yang terkait dengan kehidupan manusia, para dewa tersebar
ke banyak tempat. Mereka mempengaruhi kehidupan manusia secara langsung maupun tidak
langsung. Hubungan mereka terutama adalah dengan para pemimpin manusia (raja atau presiden)
di seluruh dunia, dan tokoh-tokoh manusia tertentu yang mereka berkenan, dan wahyu-wahyu yang
mereka turunkan adalah untuk semua manusia di seluruh penjuru bumi. Peran mereka tersebut
masih terus berlangsung hingga masa sekarang, tetapi tidak semua orang dapat mengetahuinya,
apalagi melihat dan berhubungan dengan dewa, karena tidak memiliki tingkat spiritualitas yang
tinggi, yang menjadi dasar untuk mengenal dewa.

Dari sisi perwatakannya, bangsa Dewa adalah mahluk halus yang berintelijensi tinggi seperti manusia
dan mengenal budi pekerti. Mereka mempunyai peradaban dan pemerintahan dewa. Pada dasarnya
mereka mempunyai tempat tinggal tetap di Kahyangan yang secara duniawi letaknya ada di lereng
Gunung Himalaya. Tetapi banyak Dewa yang tinggal di sekitar dunia manusia, karena mempunyai
maksud dan tujuan tersendiri. Tetapi secara berkala mereka kembali bertemu atau berkumpul di
kahyangan untuk urusan pemerintahan Dewa.

Para dewa mempengaruhi kehidupan manusia secara langsung dengan cara memerintahkan,
menginspirasi atau menunjukkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh manusia tertentu
yang ditemuinya, atau mengatur suatu pertemuan seseorang dengan seseorang yang lain, sehingga
kemudian situasi dan kondisi menjadi berubah.
Dalam tindakan para dewa mempengaruhi kehidupan manusia secara langsung ini peranan Dewa
Wisnu sangat menonjol. Dewa Wisnu hidup menyendiri, tidak melibatkan diri dengan manajemen
para dewa dan seringkali melakukan tindakan sendiri mendahului para dewa yang lain, tidak
berkoordinasi dengan dewa-dewa yang lain.

Dewa Wisnu tidak pernah terlibat dalam diskusi ketika para dewa akan menurunkan suatu wahyu
yang penting. Dewa Wisnu seringkali melakukan tindakan sendiri berupa 'penitisan' kepada manusia-
manusia tertentu. Walaupun dikemudian hari terbukti bahwa peranan Dewa Wisnu ini ternyata
sangat penting, tetapi kadangkala secara sepintas, ketika itu terjadi, penitisan tersebut dapat
dianggap merupakan 'tandingan' dari para manusia lain yang menjadi pilihan para dewa. Walaupun
tindakannya tersebut tidak disukai oleh para dewa yang lain, karena dilakukan tanpa adanya
koordinasi, tetapi mereka tetap saling menghormati dan menghargai bahwa tindakan masing-masing
dewa itu tentulah bertujuan baik, karena mereka juga adalah dewa-dewa yang baik, caranya saja
yang tidak disukai.

Para dewa mempengaruhi kehidupan manusia secara tidak langsung salah satunya adalah dengan
cara menurunkan wahyu-wahyu tertentu kepada manusia-manusia tertentu.

Pengertian Wahyu secara umum adalah diturunkannya restu Tuhan (Dewa) kepada seseorang yang
kewahyon sesuai tujuan wahyunya.

Wahyu hanya diturunkan kepada orang-orang tertentu saja yang para Dewa berkenan, bukan
kepada sembarang orang, sehingga walaupun seseorang bertirakat atau bertapa brata di tempat-
tempat yang angker dan wingit, tidak pasti bahwa kemudian orang itu akan menerima wahyu.
Mungkin yang akan diterimanya hanyalah sebatas wangsit / bisikan gaib saja dari mahluk-mahluk
halus penghuni tempatnya bertirakat.

Wahyu hanya diturunkan kepada orang-orang tertentu saja yang para dewa berkenan memberikan
wahyunya kepadanya, walaupun orang-orang itu tidak ada hubungan batin dan perbuatan dengan
dewa, karena para dewa bermaksud memberikan kebaikan kepadanya, atau karena adanya suatu
tujuan yang khusus yang orangnya dijadikan lokomotif perubahan jaman atau orangnya dijadikan
lokomotif perbaikan kehidupan.
Tuah / fungsi / manfaat utama sebuah wahyu adalah sebagai penginspirasi spiritual dan untuk
melipatgandakan pengaruh dari perbuatan-perbuatan orang-orang yang menerima wahyu.

Manfaat wahyu itu akan bekerja sendiri seiring dengan aktivitas dan perbuatan si manusia penerima
wahyu yang sejalan dengan sifat kegaiban wahyunya, sehingga perbuatan-perbuatannya itu
memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dirinya tanpa wahyu. Wahyu yang sudah ada
pada seseorang akan menjadi pasif peranan dan pengaruhnya jika orang si penerima wahyu tidak
melakukan aktivitas dan perbuatan yang sejalan dengan sisi kegaiban wahyunya.

Tujuan dari diturunkannya wahyu dewa adalah untuk menjadi penginspirasi pikiran orang-orang
penerimanya dan memperkuat pengaruh perbuatan dan pengaruh dari sifat-sifat baik yang ada pada
diri seorang manusia, sehingga pengaruh perbuatan dan pengaruh sifat-sifat baiknya itu menjadi
lebih besar daripada dirinya yang tanpa wahyu.

Wahyu dewa diturunkan kepada orang-orang tertentu yang (diharapkan nantinya) mempunyai posisi
atau pengaruh penting dalam kehidupan manusia, misalnya seorang pemimpin (raja / presiden) dan
para pejabatnya, para spiritualis / pemuka agama / kerohanian, dan para ksatria utama, yang
(diharapkan nantinya) keberadaan mereka sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia dan
menjadi perhatian dan panutan banyak orang.

Sebuah wahyu dimengerti dari sifat dan tujuan wahyunya diturunkan dan dari besar-kecilnya kadar
wahyu yang diturunkan kepada seseorang, tetapi di dunia manusia ada banyak penamaan wahyu
untuk membedakan suatu wahyu dengan wahyu yang lain.

Wahyu-Wahyu Utama

Ada banyak wahyu yang diturunkan kepada manusia.

Jenis-jenis wahyu yang dianggap sebagai wahyu utama / penting adalah :

1. Wahyu Keprabon dan Wahyu Makutarama.

2. Wahyu Kepangkatan dan Derajat.


3. Wahyu Kesepuhan dan Wahyu Spiritual.

4. Wahyu Wibawa dan Derajat dan Wahyu Keningratan.

Wahyu-wahyu di atas, pada masing-masing wahyu yang sejenis ada tingkatannya sendiri-sendiri,
tidak semuanya setingkat, dan wahyu sejenis dengan tingkatan yang sama juga tidak sama besarnya
/ kadarnya. Masing-masing sudah ada peruntukkannya sendiri-sendiri sesuai yang para dewa
berkenan.

1. Wahyu Keprabon dan Wahyu Makutarama.

Wahyu yang dianggap paling penting adalah Wahyu Keprabon dan Wahyu Makutarama, yaitu
wahyu kepemimpinan pemerintahan kenegaraan setingkat raja (presiden) yang diturunkan kepada
para pemimpin manusia di seluruh dunia.

Wahyu kepemimpinan pemerintahan kenegaraan memiliki sifat yang sangat penting, karena wahyu
itu terkait dengan seorang pemimpin negara yang posisinya dan perbuatan-perbuatannya
mempunyai pengaruh paling besar dalam kehidupan manusia di wilayah pemerintahannya masing-
masing. Tetapi tidak semua orang dapat menerima wahyu kepemimpinan, dan tidak semua orang
yang menjadi pemimpin / raja memiliki wahyu dewa dalam dirinya.

Ada banyak tingkatan dalam wahyu kepemimpinan pemerintahan dan tidak semuanya disebut
wahyu keprabon. Sesuai tingkatannya, ada wahyu kepemimpinan yang untuk setingkatan raja /
presiden, adipati, bupati, sampai lurah.

Wahyu Keprabon (wahyu raja) adalah wahyu kepemimpinan kenegaraan yang paling tinggi
tingkatannya, yang hanya diturunkan kepada orang-orang yang (diharapkan nantinya) menjadi raja /
presiden di dunia manusia.

Walaupun wahyu keprabon tingkatannya sama, yaitu wahyu kepemimpinan untuk orang-orang
setingkat raja / presiden, tetapi wahyu-wahyu itu tidak sama besarnya, sehingga tidak semua raja
yang menerima wahyu keprabon akan menjadi raja besar. Sedikit yang menjadi raja besar, lebih
banyak yang hanya menjadi raja kecil dan raja transisi saja.

Begitu juga wahyu kepemimpinan yang untuk tingkatan adipati / bupati / lurah, tidak semuanya
sama besarnya, sehingga tidak semua adipati / bupati / lurah akan besar kekuasaannya. Sedikit yang
kekuasaannya besar, lebih banyak yang kekuasaannya kecil dan singkat.

Masing-masing wahyu, tingkatannya, dan besar-kecilnya, sudah ada peruntukannya sendiri-sendiri


sesuai yang para dewa berkenan.

Sesuai sebutannya sebagai Wahyu Keprabon terkandung di dalamnya apa yang disebut Wahyu
Keraton, yaitu wahyu kepemimpinan yang akan dapat mengantarkan seseorang kepada posisi yang
tinggi menjadi seorang kepala pemerintahan, menjadi raja / presiden / kepala negara atau kepala
daerah, sesuai kelas dan peruntukkan wahyunya (sesuai tingkatan wahyunya).

Unsur penting dari sudah diterimanya wahyu keprabon, sesuai tingkatannya masing-masing, adalah
untuk penginspirasi dan penunjang jalan kepemimpinan si penerima wahyu, yang tanpa adanya
wahyu tersebut jabatan / posisinya akan mudah digoyang / diganggu, atau malah orangnya akan
jatuh karena jabatannya itu.

Wahyu Keprabon dan Wahyu Makutarama mempunyai tingkatan dan tujuan yang sama, yaitu
wahyu yang dianugerahkan kepada orang-orang tertentu yang menjadi pilihan dewa untuk menjadi
pemimpin setingkat raja dalam kehidupan manusia, tetapi wahyu-wahyu itu mempunyai sisi spiritual
yang berbeda.

Wahyu Makutarama sebenarnya adalah bentuk khusus dari wahyu kepemimpinan kenegaraan.

Wahyu makutarama memiliki makna kualitas spiritual yang jauh lebih baik daripada wahyu
keprabon, dan wahyu makutarama yang telah diterima oleh seseorang dapat juga mengundang
wahyu keprabon untuk turun kepada keturunan si manusia penerima wahyu makutarama.
Menurut legenda, kerajaan yang rajanya mendapatkan wahyu Makutarama akan menjadi negara
yang adil dan makmur, gemah ripah loh jinawi, rakyatnya tidak menderita kekurangan apapun dan
negerinya memperoleh perlindungan dari Yang Maha Kuasa.

Dalam wejangannya kepada Raden Arjuna, Prabu Kresna, dalam rupa Begawan Kesawasidhi,
mengatakan bahwa wahyu makutarama sebenarnya adalah ilmu yang dipakai oleh Prabu Rama
ketika menjadi raja, yang disebut Hasta Brata, yang tidak lain merupakan ilmu pemerintahan yang
harus dimiliki oleh seorang raja atau pemimpin agar rakyat mengalami hidup aman, tentram,
damai dan berkecukupan (tata tentrem titi raharja).

Makna yang terkandung di dalam ajaran Hasta Brata adalah tentang perbuatan dan sifat-sifat budi
pekerti yang sempurna yang harus dimiliki dan dilakukan oleh seorang raja / pemimpin, sehingga
seorang raja yang teguh memegang hasta brata akan tetap berjaya dan membawa kesentosaan,
keadilan, kemakmuran dan akan dihormati dan dikasihi oleh rakyatnya, karena segala bentuk
pengayoman dan perlindungan didapatkan oleh rakyatnya dari rajanya yang berbudi luhur.

Wahyu makutarama hanya akan turun kepada seorang raja / pemimpin yang perwatakan dan
perbuatan-nya sesuai dengan sifat-sifat dalam Hasta Brata. Seorang pemimpin yang demikian itulah
yang akan menerima dan menjadi wadah yang sesuai bagi wahyu makutarama, sifat-sifat seorang
raja yang berjiwa luhur dan mulia.

Jadi, minimal ada dua sisi dalam Hasta Brata itu.

Pertama adalah sifat-sifat pribadi sang pemimpin yang harus sesuai dengan sifat-sifat dalam Hasta
Brata.

Kedua adalah perbuatan dan tindakan sang pemimpin yang harus sesuai dengan sifat-sifat dalam
Hasta Brata dan sang pemimpin harus mampu melakukan perbuatan dan tindakan untuk
mewujudkan Hasta Brata.

Wahyu makutarama yang sudah ada dalam diri seseorang akan menginspirasi orang tersebut untuk
terus teguh berpegang pada sifat-sifat baiknya itu dan mencegahnya dari perbuatan yang
menyimpang dari Hasta Brata.

Jadi untuk dapat menerima dan menjadi wadah wahyu makutarama, bukan hanya sifat-sifat
perwatakan dan pribadinya saja, tetapi orangnya juga harus mampu berbuat untuk mewujudkan
yang tersirat yang menjadi tuntutan wahyu makutarama. Dan dengan keberadaan wahyu tersebut
bersamanya karisma wibawa sang pemimpin akan memancar ke seluruh negeri dan akan dapat
dirasakan perbawanya oleh rakyatnya.

Sifat-sifat pribadi sang pemimpin tersebut dan mampu berbuat sesuai Hasta Brata akan dapat
menjadi tempat bernaung rakyatnya dan membawa kehidupan rakyat menjadi baik. Mudah-
mudahan kondisi sang pemimpin, rakyat dan negara yang baik akan juga diberkahi Tuhan.

Tetapi sulit sekali seseorang memiliki sifat-sifat semulia itu, karena walaupun sebenarnya sifat-sifat
itu ada dalam diri setiap orang, tetapi kehidupan duniawi seringkali telah membentuk manusia
menjadi pribadi yang juga duniawi, lebih mengedepankan kepentingan duniawi dirinya sendiri. Tidak
banyak orang yang mampu menjaga sifat-sifat kepribadian dan tidak banyak orang yang mampu
berbuat mewujudkan Hasta Brata, sehingga wahyu makutarama menjadi bersifat khusus dan hanya
sedikit sekali orang / pemimpin yang dapat menerima wahyu tersebut.

Sifat-sifat pribadi seorang pemimpin yang menerima wahyu makutarama memiliki kualitas pribadi
yang lebih tinggi daripada seorang pemimpin biasa, termasuk yang menerima wahyu keprabon.
Tetapi tidak banyak pemimpin manusia yang pribadinya memenuhi kriterianya, sehingga tidak
banyak orang yang menerima wahyu makutarama. Lebih banyak manusia yang hanya menginginkan
wahyu keprabon saja atau berambisi mengejar tampuk kekuasaan saja, bahkan banyak orang yang
melakukan intrik-intrik nista untuk mewujudkan ambisinya menjadi orang nomor satu di negerinya.

Bila wahyu keprabon dan wahyu makutarama diturunkan oleh para dewa kepada orang-orang yang
berbeda dalam waktu dan tempat yang sama, maka di dunia manusia, penerima wahyu keprabon
memiliki posisi yang lebih tinggi daripada penerima wahyu makutarama, karena hanya satu orang
saja yang dapat resmi memegang jabatan tertinggi kepemimpinan, dan orang itu adalah orang yang
menerima wahyu keprabon.

Walaupun begitu, mereka yang dianugerahi wahyu makutarama, walaupun di dunia manusia tidak
resmi memegang jabatan pemimpin tertinggi, tetapi diakui dewa setingkat dengan yang menerima
wahyu keprabon, bahkan diakui lebih tinggi daripada sang pemimpin yang menerima wahyu
keprabon saja tetapi tidak menerima wahyu makutarama, karena pengakuan makutarama berlaku
selamanya (termasuk setelah si manusia meninggal dunia), sedangkan pengakuan keprabon hanya
berlaku selama si manusia memegang jabatan pemimpin di dunia, dan seorang pemimpin yang
menerima wahyu makutarama memiliki sifat-sifat perwatakan dan perbuatan yang baik, yang lebih
daripada pemimpin lainnya yang menerima wahyu keprabon maupun yang tidak, sehingga orangnya
mendapatkan penghargaan dan dikasihi dewa, sehingga wahyu makutarama yang telah diterimanya
dapat juga mengundang wahyu keprabon untuk turun juga kepada keturunannya, sehingga
keturunannya juga dapat menjadi raja-raja di dunia manusia.
Wahyu keprabon yang telah diterima seseorang dapat mengundang wahyu keningratan atau wahyu-
wahyu lain yang lebih rendah untuk turun kepada keturunannya, sehingga orang-orang
keturunannya (keturunan ningrat) akan lebih mudah hidup mulia dan berderajat tinggi dibandingkan
orang-orang lain yang umum.

Tetapi wahyu makutarama yang telah diterima seseorang bukan hanya dapat mengundang wahyu-
wahyu yang lain untuk turun juga kepada keturunan-keturunannya, tetapi dapat juga mengundang
wahyu keprabon untuk turun kepada keturunannya, sehingga keturunannya dapat juga menjadi
raja-raja di dunia manusia (termasuk dapat mengundang wahyu keprabon yang besar derajatnya,
sehingga keturunannya dapat juga menjadi raja-raja besar di dunia manusia), tetapi sifatnya selektif,
tidak sembarang keturunannya bisa menerima wahyu, apalagi yang tidak menghargai dewa dan
wahyu.

Contohnya adalah yang dulu terjadi pada para Pandawa. Mereka semua dianugerahi wahyu
makutarama, artinya mereka semua diakui memiliki watak dan perbuatan yang baik, dan diakui juga
sebagai pemimpin, setingkat dengan raja. Tetapi hanya Yudistira yang menerima wahyu keprabon.
Yang menjadi raja pemimpin yang tertinggi kemudian memang adalah Yudistira (termasuk menjadi
raja atas saudara-saudaranya). Walaupun begitu para anggota Pandawa yang lain pun diakui juga
setingkat dengan raja yang menerima wahyu keprabon. Dan dengan wahyu makutarama itu
keberadaan mereka membawa kesejahteraan bagi rakyatnya di wilayah mereka masing-masing, dan
wahyu makutarama dalam diri mereka dapat mengundang wahyu keprabon untuk turun juga
kepada keturunan mereka, sehingga keturunan mereka juga dapat menjadi raja-raja di dunia
manusia.

Wahyu keprabon juga sudah banyak diturunkan kepada raja-raja di tanah Jawa, tetapi wahyu
makutarama hanya dianugerahkan kepada Ratu Tribhuana Tunggadewi saja, raja Majapahit (selain
dirinya menerima juga wahyu raja yang besar).

Manusia yang dianugerahi wahyu keprabon atau wahyu kepemimpinan lain sejenisnya, sesuai
tingkatannya masing-masing, entah bagaimana pun caranya, pastilah akan terpilih dan diangkat
menjadi pemimpin. Wahyu tersebut berfungsi untuk menambah wibawa dan kharisma seseorang
yang para dewa berkenan supaya manusia lain memilihnya dan mendukungnya sebagai pemimpin.
Selain itu, wahyu tersebut juga membantu membuka pikiran sang pemimpin, menginspirasinya
untuk dapat melakukan tindakan-tindakan kepemimpinan.
Tetapi kemudian, apa saja yang dilakukan oleh sang pemimpin tersebut murni adalah
tanggungjawabnya sendiri, yang mungkin saja tidak semua perilaku dan perbuatannya berkenan bagi
para dewa, sehingga kemudian wahyu tersebut diambil kembali dan diganti dengan wahyu lain yang
lebih kecil kadarnya. Secara manusiawi kita dapat melihat pemimpin-pemimpin yang telah
kehilangan pamor dan wibawanya, yang awalnya sedemikian besar kharisma dan wibawanya
sehingga disukai dan dielu-elukan orang, tetapi kemudian pudar karismanya, bahkan di-emoh-i, tidak
lagi diinginkan keberadaannya.

Wahyu Keprabon adalah wahyu kepemimpinan dalam bidang pemerintahan kenegaraan (Wahyu
Keraton).

Selain wahyu kepemimpinan dalam bidang pemerintahan kenegaraan yang disebut Wahyu
Keprabon / Keraton, juga ada wahyu kepemimpinan di bidang sosial, yaitu wahyu kepemimpinan
yang diberikan kepada orang-orang tertentu yang menjadi pemimpin perusahaan, ekonomi, politik,
kemasyarakatan dan sosial.

Wahyu-wahyu di bidang sosial itu sifat-sifatnya dan tingkatan-tingkatan wahyunya mirip dengan
wahyu keprabon, ada yang untuk seorang pemimpin perusahaan setingkat / sekelas raja, adipati,
bupati sampai lurah (perusahaan besar / konglomerasi, perusahaan menengah dan kecil), hanya saja
sebutannya bukan wahyu keprabon karena wahyunya bukan untuk kepemimpinan kenegaraan,
tetapi untuk kepemimpinan di bidang sosial. Bersama peranan orang-orang itu di dalamnya
perusahaan dan badan-badan sosial akan berkembang menjadi besar dan akan juga mengangkat
kemajuan perusahaan dan badan-badan sosial lainnya (menjadi lokomotif kemajuan bagi yang lain)
yang secara keseluruhan keberadaan mereka akan membawa kebaikan bagi kehidupan banyak
orang dan dunia.

Wahyu-wahyu di bidang sosial itu, sesuai tingkatannya masing-masing, banyak juga yang diturunkan
kepada orang-orang individu tertentu yang bersama wahyu yang diterimanya itu orang-orang itu
terinspirasi dan mendapatkan kemudahan dalam usahanya mengembangkan sistem atau produk
yang sistem atau produknya itu pengaruhnya besar dalam kehidupan orang banyak dan dunia,
menjadi lokomotif perubahan jaman.

Fungsi utama wahyu-wahyu tersebut adalah sebagai "penerang" dan "penginspirasi' yang akan
mencerahkan pikiran manusia-manusia yang kewahyon mengenai apa saja tindakan yang harus
dilakukannya dalam masing-masing peranannya dan sebagai penarik manusia lain supaya
mendukungnya dalam setiap tindakan dan perbuatannya.
2. Wahyu Kepangkatan dan Derajat.

Wahyu keprabon tidak berdiri sendirian.

Diturunkannya wahyu keprabon selalu disertai dengan diturunkannya wahyu kepangkatan dan
derajat , hanya saja waktunya tidak selalu bersamaan. Wahyu kepangkatan dan derajat diturunkan
kepada orang-orang tertentu yang hubungan kerjanya dekat dengan orang yang menerima wahyu
kepemimpinan, yang dengan telah diterimanya wahyu itu orangnya dalam aktivitasnya akan
menunjang si penerima wahyu keprabon.

Sesuai sebutannya sebagai Wahyu Keprabon terkandung di dalamnya apa yang disebut Wahyu
Keraton, yaitu wahyu kepemimpinan yang akan dapat mengantarkan seseorang kepada posisi yang
tinggi menjadi seorang kepala pemerintahan, menjadi raja, kepala negara atau kepala daerah, sesuai
kelas dan peruntukkan wahyunya (sesuai tingkatan wahyunya).

Di bawah wahyu keraton / keprabon, ada wahyu lain yang disebut wahyu kepangkatan dan derajat,
yaitu wahyu yang akan dapat mengantarkan seseorang kepada posisi / jabatan yang tinggi setingkat
menteri atau wakil kepala pemerintahan di dalam pemerintahan pusat atau daerah, sesuai kelas dan
peruntukkan wahyunya (sesuai tingkatan wahyunya).

Diturunkannya wahyu kepangkatan dan derajat dimaksudkan supaya orang yang menerima wahyu
tersebut dalam segala aktivitas dan tindakannya akan menunjang dan menaikkan wibawa dan
derajat orang lain yang menerima wahyu kepemimpinan. Biasanya orang yang menerima wahyu
kepangkatan dan derajat akan menjadi tangan kanan sang pemimpin, terutama menjadi wakil atau
pejabat langsung di bawah sang pemimpin.

Unsur penting dari sudah diterimanya wahyu keprabon, sesuai tingkatannya masing-masing, adalah
untuk menunjang jalan kepemimpinan si penerima wahyu, yang tanpa adanya wahyu tersebut
jabatan / posisinya akan mudah digoyang / diganggu, atau malah orangnya akan jatuh karena
jabatannya itu. Dan keberadaan orang lain yang menerima wahyu kepangkatan dan derajat, selain
wahyu itu akan menaikkan derajat dirinya sendiri, juga akan membantu memperlancar urusan-
urusan kepemimpinan dan akan juga menaikkan derajat / martabat orang si penerima wahyu
keprabon di mata umum.
Contoh wahyu kepangkatan dan derajat yang besar adalah yang dulu diterima oleh mahapatih
Gadjah Mada yang menerima wahyu kepangkatan dan derajat yang sama besar kadarnya dengan
wahyu raja yang diterima oleh rajanya, Ratu Tribhuana Tunggadewi.

3. Wahyu Kesepuhan dan Wahyu Spiritual.

Selain wahyu-wahyu yang sudah disebutkan di atas, masih ada banyak wahyu lain yang mempunyai
tujuan kegunaan sendiri-sendiri. Yang paling dianggap penting, selain wahyu kepemimpinan dan
wahyu kepangkatan adalah wahyu kesepuhan dan wahyu spiritual yang diturunkan kepada orang-
orang tertentu yang menjadi pemuka masyarakat, tokoh-tokoh spiritual / kepercayaan, ksatria-
ksatria utama, dan tokoh-tokoh manusia tertentu, yang peruntukkannya kepada siapa wahyu itu
akan diturunkan harus didiskusikan dahulu di dalam manajemen pemerintahan dewa. Salah satu
wahyu besarnya adalah yang dulu sudah diturunkan kepada Budha Gautama.

Wahyu kesepuhan akan memudahkan orang penerimanya untuk memahami dan mempelajari
keilmuan dan pengetahuan tingkat tinggi dan membantu mengarahkannya menjadi seorang sepuh
yang linuwih dan waskita.

Wahyu spiritual akan memudahkan orang penerimanya untuk memahami keilmuan dan
pengetahuan yang berdimensi tinggi yang akan sulit sekali dicapainya jika hanya mengandalkan
kemampuan dari diri sendiri saja.

Secara keseluruhan Wahyu Kesepuhan dan Wahyu Spiritual berfungsi untuk membuka pikiran,
menginspirasi dan menunjang kemampuan si manusia penerima wahyu supaya lebih mudah dalam
memahami, mempelajari dan menekuni pengetahuan dan keilmuan, apapun jenisnya, dari yang
tingkatannya rendah sampai yang tingkatan dan dimensinya tinggi, baik yang bersifat kesaktian,
kegaiban, kerohanian / keagamaan, maupun yang bersifat teknis ilmu pengetahuan dan teknologi
modern futuristik (sesuai jaman dan jalan kehidupan orangnya).

4. Wahyu Wibawa dan Derajat dan Wahyu Keningratan


Ada juga wahyu wibawa dan derajat dan wahyu keningratan.

Wahyu-wahyu itu berfungsi untuk memperkuat pancaran karisma wibawa seseorang sehingga
wibawa dan derajatnya dihormati oleh orang lain. Wahyu-wahyu itu akan mengantarkan orang si
penerima wahyu kepada derajat yang tinggi dan dihormati sesuai peruntukkan wahyunya.

Wahyu wibawa dan derajat banyak diturunkan kepada orang-orang tertentu karena statusnya yang
penting di masyarakat, seperti kepada orang-orang tertentu yang menjadi tokoh di masyarakat,
tokoh-tokoh sesepuh, tokoh-tokoh dunia usaha / bisnis, tokoh-tokoh politik dan sosial, tokoh-tokoh
agama dan kepada orang-orang ningrat (wahyu keningratan), yang orang-orang itu posisinya dan
statusnya dihormati, mempunyai pengaruh besar dan menjadi teladan bagi masyarakat. Wahyu-
wahyu itu akan menjadikan orang-orang si penerima wahyu terpandang dan dihormati statusnya,
mengantarkannya kepada derajat yang tinggi sesuai peruntukkan wahyunya.

Wahyu Wibawa dan Derajat dan Wahyu Keningratan akan mengantarkan orang penerimanya
kepada derajat yang tinggi dan dimuliakan (diakui dan dihormati) dan membuatnya diterima dimana
saja di banyak kalangan dan akan memudahkannya melakukan hubungan dengan manusia lainnya.

Khusus Wahyu Keningratan, wahyu tersebut hanya diturunkan kepada orang-orang tertentu saja
yang ningrat dan keturunan ningrat. Wahyu itu akan menjadikan orangnya tampak elegan,
berwibawa dan penuh karisma keagungan, mempermudah jalan hidup dan kerejekian dan
mempermudah orangnya mencapai derajat tinggi dan kemuliaan. Tetapi wahyu keningratan yang
sudah diterima oleh seseorang akan lemah pengaruhnya jika orangnya sendiri tidak menghargai
keningratan.

Di dalam wahyu keningratan terkandung di dalamnya sifat-sifat berbagai macam jenis wahyu, baik
wahyu kepangkatan dan derajat, wibawa dan derajat, spiritual dan kesepuhan, dan wahyu
keningratan, tetapi masing-masing sifat wahyunya itu akan menyesuaikan dirinya dengan karakter,
kepribadian, status sosial dan jalan kehidupan orangnya, sehingga orangnya tidak akan menerima
keseluruhan sifat-sifat wahyunya itu, yang akan diterimanya hanyalah yang sejalan saja dengan
kepribadian dan jalan hidupnya.

Secara sempit pengertian keningratan adalah orang-orang kalangan ningrat dan keturunannya saja,
bukan orang lain yang tidak ningrat dan tidak ada garis keturunan ningrat. Itu adalah pandangan
sempit di dunia manusia. Tetapi dalam hubungannya dengan dewa dan wahyu dewa pengertian
ningrat lebih dari itu.
Pengertian istilah ningrat dan keningratan yang tertulis di atas, dan yang terkait dengan dewa dan
wahyu dewa, berlaku bukan pada orang-orang yang hanya sekedar berstatus keturunan ningrat saja,
tetapi untuk mereka orang-orang ningrat dan keturunan ningrat yang menghargai keningratan
dirinya sendiri, yang menjaga wibawa dan derajat kepribadiannya yang tinggi dengan perilaku dan
perbuatan-perbuatan yang baik dan terhormat. Wahyu keningratan adalah untuk mereka itu, bukan
untuk orang-orang keturunan ningrat yang kepribadiannya rendah, yang tidak menghargai
keningratan dirinya sendiri, yang wahyu akan lemah pengaruhnya jika dimiliki oleh mereka. Silakan
dibaca juga tentang Hakekat Keningratan di halaman berjudul : Keris Keningratan.

Wahyu Keprabon adalah wahyu keningratan yang paling tinggi tingkatannya.

Wahyu keningratan adalah turunan dari wahyu keprabon (derajat yang lebih rendah daripada wahyu
keprabon).

Wahyu keprabon yang telah diterima seseorang dapat mengundang wahyu keningratan untuk turun
kepada keturunannya, sehingga orang-orang keturunannya (keturunan ningrat) akan lebih mudah
hidup mulia dan berderajat tinggi dibandingkan orang-orang lain yang umum.

Tetapi wahyu makutarama yang telah diterima seseorang bukan hanya dapat mengundang wahyu-
wahyu yang lain untuk turun juga kepada keturunan-keturunannya, tetapi dapat juga mengundang
wahyu keprabon untuk turun juga kepada keturunannya, sehingga keturunannya dapat juga menjadi
raja-raja di dunia manusia, tetapi sifatnya selektif, tidak sembarang keturunannya bisa menerima
wahyu, apalagi yang tidak menghargai dewa dan wahyu.

Wahyu Kepangkatan dan Derajat, Wahyu Kesepuhan, Wahyu Spiritual, dan Wahyu Wibawa dan
Derajat secara umum dapat diterima oleh orang-orang yang umum, bukan hanya yang keturunan
ningrat saja, tetapi juga orang-orang yang bukan keturunan ningrat, tetapi Wahyu Keningratan
hanya diturunkan kepada orang-orang ningrat dan keturunan ningrat saja.

Wahyu Kepangkatan dan Derajat, Wahyu Kesepuhan dan Wahyu Spiritual, dan Wahyu Wibawa dan
Derajat yang diterima oleh seorang ningrat / keturunannya secara umum semuanya disebut Wahyu
Keningratan. Pada seorang ningrat atau keturunannya wahyu-wahyu itu mewujud menjadi bersifat
keningratan, sehingga wahyu-wahyu itu bukan hanya akan bekerja sesuai sifat-sifat asli wahyunya,
tetapi juga akan mengangkat derajat hidup orang penerimanya.

Dengan demikian yang disebut Wahyu Keningratan itu pengertiannya bukan semata-mata hanya
sebatas wahyu yang diturunkan kepada orang-orang ningrat saja, tetapi terkandung juga di
dalamnya wahyu-wahyu yang lain, hanya saja wahyu-wahyu itu diberikan khusus hanya kepada
orang-orang ningrat / keturunannya saja sehingga secara umum disebut wahyu keningratan dan
semua wahyu-wahyu itu bukan hanya akan bekerja sesuai sifat asli wahyunya, tetapi akan juga
mempermudah jalan hidup dan kerejekian dan akan mempermudah orangnya mencapai derajat
tinggi dan kemuliaan.

Wahyu-wahyu yang sudah disebutkan di atas adalah wahyu-wahyu yang utama dan penting yang
seringkali para dewa sampai harus ikut mengawal perjalanan turunnya wahyu kepada orang si
penerimanya supaya dalam perjalanannya wahyu itu tidak diambil orang atau mahluk halus lain.

Sebuah wahyu dimengerti dari sifat dan tujuan wahyunya dan dari besar-kecilnya kadar wahyu yang
diterima oleh seseorang, tetapi di dunia manusia ada banyak penamaan wahyu untuk membedakan
antara wahyu yang satu dengan wahyu yang lain.

Masing-masing wahyu, sesuai fungsinya masing-masing, memiliki tingkatan sendiri-sendiri, dan


wahyu untuk tingkatan yang sama juga tidak semuanya sama besarnya / kadarnya.

Misalnya wahyu kepemimpinan pemerintahan kenegaraan.

Wahyu kepemimpinan pemerintahan kenegaraan tidak semuanya setingkat dengan wahyu


keprabon, karena sesuai tinggi-rendahnya tingkatannya, ada wahyu kepemimpinan kenegaraan yang
untuk setingkatan raja / presiden, adipati, bupati, dan lurah.

Untuk tingkatan wahyu yang sama juga tidak semuanya sama besarnya. Misalnya wahyu
kepemimpinan kenegaraan setingkat wahyu keprabon. Tidak semua wahyu keprabon sama besarnya
pada setiap raja, sehingga tidak semua raja akan menjadi raja besar. Sedikit yang menjadi raja besar,
lebih banyak yang hanya menjadi raja kecil dan raja transisi.

Begitu juga wahyu kepemimpinan kenegaraan yang untuk tingkatan adipati / bupati / lurah, tidak
semuanya sama besarnya, sehingga tidak semua adipati / bupati / lurah akan besar kekuasaannya.
Sedikit yang kekuasaannya besar, lebih banyak yang kekuasaannya kecil dan singkat.
Begitu juga halnya dengan wahyu-wahyu yang lain, masing-masing ada tingkatannya sendiri-sendiri
dan wahyu untuk tingkatan yang sama tidak semuanya sama besarnya.

Wahyu-wahyu tersebut di atas dianugerahkan kepada manusia-manusia yang perbuatan-


perbuatannya atau posisinya dianggap memiliki pengaruh penting dalam kehidupan manusia, sesuai
bidang kehidupannya masing-masing, sehingga dengan telah diterimanya wahyu-wahyu tersebut
keberadaan dan perbuatan orang-orang itu akan memberikan pengaruh kegaiban / psikologis yang
lebih besar daripada yang mampu dilakukannya tanpa wahyu. Sesudah menerima wahyu-wahyu
tersebut pengaruh dari keberadaan dan perbuatan mereka diharapkan memberikan pengaruh positif
yang signifikan lebih besar kepada masyarakat, sehingga orangnya dan perbuatan-perbuatannya
akan dapat menjadi panutan dan teladan dan menjadi lokomotif kehidupan masyarakat.

Dengan demikian, pengertian wahyu itu adalah pemberian restu dari Tuhan (dan Dewa) untuk
orangnya yang terkandung di dalam pemberian wahyu itu harapan dan amanat supaya dengan telah
diterimanya wahyu itu keberadaan dan perbuatan orangnya menjadi signifikan lebih besar
pengaruhnya terhadap kehidupan banyak manusia yang itu akan sulit bisa dilakukannya tanpa
wahyu.

Sayang sekali banyak orang yang tidak mampu mengemban amanat dari wahyu yang sudah
diterimanya, baik wahyu kepemimpinan dan kepangkatan, wibawa dan derajat, ataupun wahyu
spiritual dan kesepuhan dan keningratan. Banyak perbuatan mereka yang para Dewa tidak
berkenan. Seharusnya dengan adanya restu dan berkah dan naiknya derajatnya mereka membentuk
diri menjadi pribadi yang baik, menjadi tokoh pengayom dan panutan masyarakat. Tetapi ternyata
banyak orang dan tokoh masyarakat yang dengan tingginya karismanya telah memanfaatkannya
untuk bermegah diri, untuk memaksimalkan hasrat duniawinya, untuk mengejar tahta, harta atau
wanita, menggerakkan dan menunggangi kekuatan massa untuk menaikkannya kepada derajat yang
tinggi menjadi penguasa (presiden, bupati, dsb), atau untuk mengeruk dan menumpuk kekayaan
untuk pribadi dan kelompoknya, atau memanfaatkan tingginya karismanya untuk mengejar wanita,
sehingga para Dewa mencabut kembali wahyunya dari padanya, sehingga orang-orang itu sesudah
dirinya tanpa wahyu kemudian kehilangan karismanya di mata masyarakat dan diabaikan, banyak
juga yang kemudian kehidupannya menjadi terpuruk dan hina.

Pada jaman dulu di negara India dan sekitarnya, seperti sudah dikisahkan di dalam pewayangan,
cerita tentang wahyu dewa menjadi cerita yang penting. Di sana, kebanyakan tokoh manusia dan
orang-orang sakti dunia persilatan, selain menguasai ilmu-ilmu kesaktian, juga menguasai kebatinan
dan spiritual tingkat tinggi, sehingga mereka juga mengenal mahluk halus berdimensi tinggi seperti
dewa, dan mengerti juga tentang kegaiban wahyu yang diturunkan oleh para dewa. Dan berkelahi /
bertarung dengan mahluk halus berkesaktian dan berdimensi tinggi seperti buto adalah sesuatu
yang biasa.

Wahyu-wahyu seperti yang diceritakan dalam dunia pewayangan adalah wahyu-wahyu besar.
Masing-masing diberi nama sendiri-sendiri sesuai sifat dan tujuan wahyunya untuk membedakan
antara wahyu yang satu dengan wahyu lainnya. Keberadaan wahyu-wahyu itu sangat penting karena
para tokoh manusia pada masa itu mengerti tentang kegaiban wahyu, sehingga ketika mengetahui
bahwa akan ada sebuah wahyu besar yang akan diturunkan para dewa ke dunia manusia, mereka
akan berebut untuk memilikinya dan mereka akan melakukan apa saja, termasuk tapa brata, untuk
menyesuaikan dirinya agar menjadi sesuai dengan persyaratan wahyunya, supaya dirinya dapat
menjadi wadah bagi wahyunya, supaya wahyunya berkenan bersemayam di dalam dirinya.

Tetapi wahyu-wahyu tidak akan turun dan menyatu kepada seseorang yang merubah
kepribadiannya secara dadakan hanya untuk bisa meraih sebuah wahyu. Wahyu-wahyu hanya akan
menyatu dengan orang-orang yang mapan kepribadiannya sesuai sifat-sifat wahyunya, sehingga
dengan telah bersemayamnya sebuah wahyu dalam diri seseorang, maka karisma dari sifat-sifat
orang itu akan memancar keluar berlipat-ganda kekuatannya dan dapat dirasakan perbawanya oleh
semua orang di sekitarnya dan wahyunya akan mengantarkannya kepada posisi, status dan derajat
yang sesuai dengan tujuan kegaiban wahyunya.

Sesudah masa kutukan keris Mpu Gandring berakhir, wahyu raja (wahyu keprabon) yang besar
diturunkan kepada raja Singasari yang bernama Sri Rajasa Kertanegara. Di bawah pemerintahannya
kerajaan Singasari berjaya menguasai suatu wilayah yang luas, sampai ke Kamboja. Tetapi raja
tersebut tewas terbunuh oleh pemberontakan Jayakatwang.

Sesudah runtuhnya kerajaan Singasari, Raden Wijaya menjadi perintis dan pendiri kerajaan
Majapahit. Tetapi kerajaan Majapahit mencapai kejayaannya di bawah kepemimpinan Ratu
Tribhuana Tunggadewi, yang menerima wahyu makutarama, sekaligus juga menerima wahyu besar
raja (wahyu keprabon) yang dulu diterima oleh kakeknya Sri Rajasa Kertanegara, raja terakhir
Singasari, dengan Gajah Mada sebagai mahapatihnya, yang menerima wahyu kepangkatan dan
derajat yang sama besar kadarnya dengan wahyu rajanya. Di bawah kepemimpinan mereka wilayah
kekuasaan Singasari dahulu diperluas lagi menjadi wilayah yang sekarang dikenal sebagai wilayah
Nusantara (baca juga : Gajah Mada dan Majapahit).
Wahyu-wahyu keprabon berikutnya yang diturunkan kepada raja-raja selanjutnya semakin kecil
kadarnya, sehingga raja-raja selanjutnya tidak mampu menjadi raja besar, hanya menjadi raja kecil
dan raja transisi saja, dan kerajaannya pun hanya menjadi kerajaan kecil dan transisi saja, tidak
mampu menjadi kerajaan besar.

Setelah jaman kerajaan berakhir dan berganti menjadi jaman Republik, seperti yang sudah diketahui
secara spiritual, dan sudah juga diramalkan sejak dulu, kepemimpinan negara Indonesia tidak
terlepas dari adanya wahyu keprabon.

Wahyu keprabon yang diturunkan kepada presiden pertama RI adalah wahyu yang penting. Presiden
itulah yang ditentukan sebagai pembuka jalan "kebangkitan" pemerintahan tanah jawa, dan batas-
batas wilayah Singasari - Majapahit dipulihkan kembali. Sayangnya, beliau tidak bisa "membesarkan"
Indonesia dan tidak bisa merangkul dan menyalurkan dengan benar banyak orang yang
semangatnya menggebu-gebu ingin tampil menjadi pemimpin dan penguasa.

Dalam sejarah negara Indonesia, wahyu keprabon yang diturunkan kepada presiden ke 2 Indonesia
adalah wahyu yang paling besar kadarnya, karena presiden itulah yang ditentukan sebagai
yang "membesarkan" negara dan bangsa Indonesia. Sayangnya, sang presiden tidak tahu kapan
masa tugasnya berakhir, sehingga harus secara paksa diturunkan dari tahtanya.

Wahyu keprabon yang diturunkan kepada "raja-raja" berikutnya semakin kecil dan ringan kadarnya,
sehingga "raja-raja"- nya tidak bisa menjadi "raja besar" dan tidak bisa mengangkat negara
Indonesia menjadi negara besar.

Tetapi nanti, seperti sudah diramalkan oleh para leluhur, seorang pemuda, yang disebut Sang Satria
Piningit, Sang Ratu Adil, adalah yang sudah ditentukan sebagai pewaris pemerintahan tanah jawa.
Sebagai orang yang dipilih dan dikasihi Dewa (dipilih dan dikasihi Tuhan), segala macam wahyu-
wahyu besar keprabon dan makutarama, berbagai wahyu besar kepemimpinan, spiritual,
kerohanian, kesepuhan, dsb, akan tumpuk padanya. Bahkan pusaka-pusaka dewa dan pusaka-
pusaka sakti tanah jawa, yang telah moksa dari kehidupan manusia, juga diwariskan kepadanya. Ia
tidak hanya akan menjadi "raja" di dunia manusia, tetapi juga akan menjadi raja di dunia mahluk
halus (semua mahluk halus akan tunduk padanya dan yang menentangnya akan remuk di
tangannya).
Demikianlah cara para dewa mempengaruhi kehidupan manusia secara tidak langsung. Selain
melakukannya dengan cara menurunkan wahyu-wahyu kepada manusia-manusia tertentu yang
terpilih, para dewa juga melakukan dengan cara lain, yaitu membuka jalan hidup seseorang
(individu) sehingga kehidupannya menjadi terangkat dan dapat mencapai kemuliaan. Tetapi
seringkali manusianya tidak menyadari itu, dan tidak percaya bahwa ada 'tangan-tangan gaib' yang
bekerja dalam kehidupannya, yang bahkan sebenarnya sudah bekerja sebelum manusia itu
lahir. Karena itu seringkali manusia menjadi sombong dan takabur, menganggap semua
keberhasilannya adalah keberuntungan dan hasil usahanya sendiri.

Wahyu adalah suatu jenis mahluk halus dari jenis tersendiri, yang memiliki tugas khusus dalam
kehidupan manusia, yang peranannya sangat terorganisir dan komandonya dipegang oleh para
Dewa. Kepada siapa mereka akan ditugaskan, semua kewenangannya ada di tangan para Dewa.
Tidak ada satu pun manusia atau mahluk halus dengan kemampuannya sendiri dapat meraih sebuah
wahyu, kecuali diperkenankan Dewa.

Wujud gaib wahyu berbentuk bola-bola cahaya. Secara fisiknya dimensinya sangat halus, sehingga
jarang sekali ada manusia yang mampu melihat wujud aslinya dan sulit mengetahui lokasi
keberadaan tempat tinggalnya. Yang sering terlihat hanyalah aura energinya saja, biasanya berwarna
putih kebiruan, kehijauan, keunguan atau kemerahan, ketika sebuah wahyu sedang turun kepada
seseorang yang kewahyon. Setelah tugasnya selesai mereka segera kembali ke asalnya.

Ada juga jenis mahluk halus lain yang sifatnya mirip dengan gaib wahyu, yaitu yang menjadi isi gaib
keris jawa. Wujudnya bisa bermacam-macam, sama seperti mahluk halus lain. Jenis ini juga
berdimensi halus, tetapi lebih mudah dilihat daripada wujud gaib wahyu dewa. Tetapi mereka tidak
dikomando oleh para dewa. Mereka lebih mandiri. Tetapi mereka juga menghormati para dewa yang
menjadi pengayom kehidupan manusia. Mereka mau turun untuk mengikut kepada seorang
manusia hanya jika diminta oleh seorang spiritualis (empu keris) yang memiliki wahyu dewa dalam
dirinya. Tuah / karisma wahyu dewa yang sudah ada di dalam diri seseorang akan menjadi berlipat
ganda pengaruhnya setelah wahyu dewa dalam dirinya berpadu dengan wahyu keris yang
dimilikinya.

Setelah tugasnya selesai, kebanyakan wahyu keris tidak segera kembali ke asalnya, tetapi memilih
tetap tinggal di dalam keris yang telah menjadi rumahnya yang baru. Tetapi banyak keris-keris yang
dulu terkenal sakti, kini telah menghilang dari kehidupan manusia, mereka moksa, masuk ke alam
gaib bersama dengan fisik kerisnya, karena tidak mau kerisnya jatuh ke tangan orang-orang yang
mereka tidak berkenan. Yang masih tinggal hanyalah keris-keris tiruan / turunannya saja.

Mahluk halus wahyu dewa dan wahyu keris jawa bertempat tinggal di udara di atas gunung
Himalaya, dekat dengan tempat tinggal para dewa di Kahyangan.

Dalam pengertian umum sehari-hari di masyarakat, wahyu ada yang disebut sebagai wisik / wangsit,
yaitu suatu bentuk pemberitahuan / bisikan gaib kepada seseorang tentang akan terjadinya suatu
kejadian tertentu.

Tetapi pengertian Wahyu secara umum adalah diturunkannya restu Tuhan (Dewa) kepada
seseorang yang kewahyon sesuai tujuan wahyunya. Wahyu hanya diturunkan kepada orang-orang
tertentu saja yang para Dewa berkenan, bukan kepada sembarang orang, sehingga walaupun
seseorang bertirakat atau melakukan tapa brata di tempat-tempat yang angker dan wingit, tidak
pasti bahwa kemudian orang itu akan menerima wahyu. Mungkin yang akan diterimanya hanyalah
sebatas wisik / wangsit / bisikan gaib saja dari mahluk-mahluk halus penghuni tempatnya bertirakat.

Sebuah wahyu dimengerti dari sifat dan tujuan wahyunya diturunkan dan dari besar-kecilnya kadar
wahyu yang diterima oleh seseorang, tetapi di dunia manusia ada banyak penamaan wahyu untuk
membedakan antara wahyu yang satu dengan wahyu yang lain. Misalnya Wahyu
Cakraningrat. Mengenai nama-nama wahyu yang dikenal oleh manusia para pembaca bisa mencari
sendiri dalam tulisan-tulisan di internet atau menanyakannya kepada orang-orang yang mengerti
pewayangan yang mungkin tahu nama-nama wahyu dan artinya.

Dewa Wisnu dan Wahyu Dewa

Dalam menjalankan tugasnya di bumi yang terkait dengan bangsa manusia, para dewa tersebar ke
banyak tempat. Mereka mempengaruhi kehidupan manusia secara langsung maupun tidak langsung.
Hubungan mereka terutama adalah dengan para pemimpin manusia (raja / presiden) di seluruh
dunia, dan tokoh-tokoh manusia tertentu yang mereka berkenan, dan wahyu-wahyu yang mereka
turunkan adalah untuk semua manusia di seluruh penjuru bumi. Peran mereka tersebut masih terus
berlangsung hingga masa sekarang, tetapi tidak semua orang dapat melihat atau berhubungan
dengan dewa, karena tidak memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi, yang menjadi dasar untuk
mengenal dewa.

Para dewa mempengaruhi kehidupan manusia secara tidak langsung salah satunya adalah dengan
cara menurunkan wahyu-wahyu kepada manusia-manusia tertentu. Yang paling dianggap penting,
selain wahyu kepemimpinan kenegaraan dan wahyu kepangkatan, adalah wahyu spiritual dan wahyu
kesepuhan yang diturunkan kepada para pemuka masyarakat, tokoh-tokoh spiritual atau
kepercayaan, dan tokoh-tokoh manusia tertentu, yang peruntukkannya kepada siapa wahyu itu akan
diturunkan, harus didiskusikan dahulu di dalam manajemen pemerintahan dewa. Wahyu-wahyu
tersebut dianugerahkan kepada para manusia yang posisinya / kepemimpinannya dianggap memiliki
pengaruh penting dalam kehidupan manusia, sesuai bidangnya masing-masing.

Tetapi wahyu-wahyu tersebut tidak akan turun kepada seseorang yang merubah kepribadiannya
secara dadakan hanya untuk bisa meraih sebuah wahyu. Wahyu-wahyu tersebut hanya akan
menyatu dengan orang-orang yang mapan kepribadiannya sesuai sifat-sifat wahyunya, sehingga
dengan keberadaan wahyu tersebut dalam diri seseorang, maka karisma dari sifat-sifat orang itu
akan memancar keluar berlipat ganda kekuatannya dan dapat dirasakan perbawanya oleh semua
orang di sekitarnya.

Demikianlah cara para dewa mempengaruhi kehidupan manusia secara tidak langsung. Selain
melakukannya dengan cara menurunkan wahyu-wahyu tertentu kepada manusia-manusia tertentu
yang terpilih, para dewa juga melakukan dengan cara lain, yaitu membuka jalan hidup seseorang
sehingga kehidupannya menjadi terangkat dan dapat mencapai kemuliaan. Tetapi seringkali
manusianya tidak menyadari itu atau juga tidak percaya bahwa ada 'tangan-tangan gaib' yang
bekerja dalam kehidupannya, yang bahkan sebenarnya sudah bekerja sebelum manusia itu lahir.
Karena itulah seringkali manusia menjadi sombong dan takabur, menganggap semua
keberhasilannya adalah hasil usahanya sendiri.

Dalam tindakannya mempengaruhi kehidupan manusia secara langsung para dewa menginspirasi,
memberi wejangan-wejangan, memerintahkan, atau menunjukkan tindakan-tindakan yang harus
dilakukan oleh manusia tertentu yang ditemuinya, atau mengatur suatu pertemuan seseorang
dengan seseorang yang lain, sehingga kemudian situasi dan kondisi menjadi berubah. Contohnya
adalah seperti Dewa Wisnu yang melalui Kresna manusia titisannya "mengajar" Arjuna, atau Dewa
Hanoman dan Dewa Semar yang kerap muncul di dunia manusia.

Selain itu beberapa dewa juga melakukannya dengan cara "penitisan" kepada manusia, yaitu
bersemayam di dalam tubuh manusia tertentu, biasanya dilakukan sejak si manusia tersebut masih
di dalam kandungan ibunya. Berbeda dengan wahyu dewa yang bersemayam di dalam tubuh
seseorang untuk melaksanakan tugas tertentu saja sesuai yang diperintahkan kepadanya, pengaruh
dari penitisan dewa lebih dari itu. Penitisan dewa biasanya menghasilkan kesaktian dan kewaskitaan
yang luar biasa, bahkan sejak si manusia tersebut masih kecil dan belum belajar ilmu kesaktian.
Dengan penitisannya, Dewa tersebut menyatu dengan kepribadian si manusia, membentuk
kepribadiannya, sehingga si manusia memiliki sifat-sifat kepribadian yang mirip dengan dewa yang
menitis, dan menginspirasi si manusia supaya melakukan perbuatan-perbuatan yang dikehendaki
oleh Dewa tersebut. Keberadaan dewa tersebut juga menjadi sumber kekuatan gaib bagi si manusia
sejak si manusia itu belum belajar ilmu kesaktian. Keberadaan dewa tersebut juga menginspirasi si
manusia untuk menekuni spiritualitas dan kesaktian, sehingga biasanya seorang manusia titisan
dewa akan menjadi manusia yang sakti dan berspiritual tinggi.

Dengan demikian penitisan dewa di dalam diri seseorang mempunyai pengaruh dan keistimewaan
yang lebih dibanding wahyu yang diterima oleh seseorang. Dengan cara penitisan ini dewa yang
bersangkutan menjalankan misinya dalam kehidupan manusia secara langsung melalui perantaraan
manusia tempatnya menitis. Tetapi tidak banyak orang yang "beruntung" ketitisan dewa, karena
tujuan dewa menitis kepada seseorang bukanlah semata-mata karena kecocokkannya kepada orang-
orang tertentu, tetapi karena ada misi tertentu yang ingin diwujudkannya melalui manusia
titisannya.

Dalam tindakan-tindakan para dewa mengatur kehidupan manusia secara langsung, peranan Dewa
Wisnu sangat menonjol.

Dewa Wisnu hidup menyendiri. Pembawaannya agak angkuh, sangat percaya diri dengan kesaktian
dan kewaskitaannya, walaupun sebenarnya hanya beda tipis dibanding dewa-dewa utama lainnya.
Dewa Wisnu tidak melibatkan diri dalam manajemen para dewa dan seringkali melakukan tindakan
sendiri mendahului para dewa yang lain, tidak berkoordinasi dengan dewa-dewa yang lain.

Dewa Wisnu tidak pernah terlibat dalam diskusi ketika para dewa akan menurunkan sebuah wahyu
yang penting. Dewa Wisnu seringkali melakukan tindakan sendiri berupa "penitisan" kepada
manusia-manusia tertentu. Penitisannya itu dilakukan pada manusia tertentu dan pada masa-masa
tertentu yang bersifat kritis, yang tanpa adanya penitisan Dewa Wisnu, sulit bagi si manusia untuk
dapat menguasai keadaan. Manusia yang menjadi titisannya, biasanya, sesuai karakter Dewa Wisnu,
akan menjadi manusia yang berwibawa dan berkarisma tinggi, sakti dan waskita, dan menjadi tokoh
sentral yang dihormati oleh manusia di sekitarnya.
Walaupun dikemudian hari terbukti bahwa peranan Dewa Wisnu itu ternyata sangat penting, tetapi
pada saat penitisan itu terjadi, secara sepintas, penitisan tersebut dapat dianggap
merupakan 'tandingan' dari manusia lain yang menjadi pilihan para dewa. Walaupun tindakannya
tersebut tidak disukai oleh para dewa yang lain, karena dilakukannya tanpa adanya koordinasi,
tetapi mereka tetap saling menghormati dan saling menghargai bahwa tindakan masing-masing
dewa itu tentulah bertujuan baik, hanya caranya saja yang tidak disukai.

Contohnya adalah penitisan Dewa Wisnu pada pribadi Sri Rama ketika dalam hidupnya Sri Rama
harus menyelamatkan istrinya dari penculikan buto Rahwana. Walaupun dalam perkara itu Sri Rama
juga dibantu oleh dewa-dewa lainnya, termasuk Hanoman yang turun tangan langsung sebagai
ujung tombak pasukan Sri Rama, tetapi penitisan Dewa Wisnu telah menjadikan Sri Rama seorang
manusia yang berkesaktian tinggi yang diperlukan untuk berhadapan dengan Rahwana dan bala
tentaranya.

Penitisan itu juga telah menjadikan Prabu Rama seorang raja yang memiliki sifat-sifat perwatakan
yang sejalan dengan sifat-sifat wahyu makutarama (Hasta Brata), sehingga walaupun tidak
menerima wahyu makutarama, tetapi bersama Dewa Wisnu di dalam dirinya, karisma wibawa dari
sifat-sifatnya itu telah menjadikan Sri Rama seorang raja yang mengantarkan rakyatnya pada
kesejahteraan dan hidup sentosa, sama dengan seorang raja yang menerima wahyu makutarama.

Contoh lainnya adalah seperti dikisahkan dalam pewayangan berlakon Mahabharata dan
Bharatayudha. Jauh sebelum kejadiannya terjadi, para dewa sudah mengetahui bahwa nantinya
akan terjadi perang saudara besar-besaran di dalam keluarga besar Bharata, antara para Pandawa
dengan saudara-saudaranya para Kurawa. Perang itu akan menyeret banyak manusia ke dalamnya.
Bahkan banyak manusia yang sebelumnya berada di pihak yang benar dan netral, kemudian menjadi
berada di posisi membela yang salah.

Para dewa berkeputusan bahwa dalam setiap pertikaian, pihak yang benarlah yang harus menang
dan yang salah harus kalah, dan para dewa akan membela pihak yang benar. Dalam hal ini, pihak
yang dibenarkan adalah para Pandawa dan pihak yang disalahkan adalah para Kurawa. Sebelum para
dewa lain bertindak, Dewa Wisnu sudah lebih dulu menitis kepada Prabu Kresna sejak masih di
dalam kandungan ibunya, jauh sebelum perang Bharatayudha terjadi.
Mengapa Dewa Wisnu menitis kepada Prabu Kresna ?

Mengapa tidak menitis kepada para Pandawa ?

Apa maksud penitisannya ?

Sebelum perang Bharatayudha terjadi, para dewa sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Mereka
membina moral dan pekerti manusia-manusia yang akan terlibat di dalam pertikaian. Mereka juga
membekali manusia-manusia tertentu di pihak Pandawa dengan ilmu-ilmu kesaktian dan senjata-
senjata sakti yang sulit dicari tandingannya, karena itu adalah senjata-senjata milik dewa, yang
kemudian setelah urusannya selesai, senjata-senjata itu akan kembali lagi kepada dewa pemiliknya.
Ada juga dewa-dewa lain yang membekali kesaktian dan senjata kepada orang-orang yang nantinya
berada di pihak Kurawa, selain karena orang-orang tersebut dikasihinya, juga supaya di dalam
perang tersebut kekuatannya tidak berat sebelah.

Peranan dewa Wisnu di dalam titisannya, Prabu Kresna, terbukti sangat penting. Prabu Kresna
menjadi tokoh penting di dunia manusia, menjadi seorang raja yang dihormati, selain karena
kepemimpinannya, juga karena kesaktian dan kewaskitaannya, yang memberikan banyak
pencerahan dan pengayoman budi pekerti kepada banyak orang, terutama adalah kepada anak-anak
raja yang nantinya akan naik tahta menjadi raja, supaya menjadi raja yang berbudi pekerti dan
menjadi raja yang mengayomi dan melindungi rakyatnya.

Prabu Kresna juga berhasil memberikan "pencerahan" kepada Arjuna, yang ketika itu menolak untuk
maju berperang melawan saudara-saudaranya para Kurawa. Arjuna adalah salah satu tokoh penting
di pihak Pandawa, yang tanpa keikut-sertaannya dalam Bharatayudha, situasinya akan berubah
drastis. Karena sifat-sifat perwatakan dan perbuatan-perbuatannya, Arjuna menjadi ksatria yang
sangat dikasihi dewa.

Peranan dewa Wisnu yang berhasil memberikan "pencerahan" kepada Arjuna mendapatkan
penghargaan besar dari para dewa yang lain, karena di luar dugaan semua dewa, ternyata Arjuna
menolak untuk maju berperang melawan Kurawa. Karena peranan dewa Wisnu itulah, tanpa
mengabaikan peranan penting para dewa yang lain, pihak Pandawa dapat mengalahkan para
Kurawa, sehingga misi para dewa untuk menegakkan kebenaran menjadi berhasil.
Contoh lain tindakan-tindakan para dewa dalam mempengaruhi kehidupan manusia secara langsung
ini adalah seperti apa yang terjadi di pulau Jawa. Ketika para dewa menjatuhkan pilihannya kepada
raja Singasari, Sri Rajasa Kertanegara, dan raja-raja Majapahit di Jawa Timur, Dewa Wisnu melakukan
tindakan sendiri dengan menitis ke dalam diri Prabu Siliwangi, raja kerajaan Pajajaran di Jawa
Barat. Apa hubungannya ?

Pusaka dan Mustika di Alam Gaib

Mustika di Alam Gaib

Benda-benda tertentu yang digolongkan sebagai Mustika, adalah benda-benda gaib asli dan alami
yang secara fisik tidak boleh diasah, diubah atau dimodifikasi bentuknya, karena bila itu dilakukan
maka (dikhawatirkan) kegaiban dari benda itu akan hilang atau luntur. Sebuah batu yang tergolong
mustika, misalnya batu anti cukur, tidak boleh diasah untuk diperkecil bentuknya dan tidak boleh
digosok walaupun maksudnya supaya lebih mengkilat. Bila itu sampai dilakukan, dikhawatirkan
kemampuan batu itu untuk menjadikan anti cukur kemudian menjadi luntur (tidak anti cukur lagi).

Yang tergolong sebagai mustika adalah benda-benda yang dapat diketahui nilai kegaibannya
(seringkali harus dinilai secara kebatinan) dan kegaibannya kuat, dan fisik bendanya terbentuk asli
dari alam, bukan dibentuk oleh manusia, dan isi gaibnya bukan gaib "isian".

Mustika adalah benda-benda yang sarat dengan muatan gaib, karena itu secara alami benda-benda
mustika lebih banyak berada di alam gaib daripada di alam nyata manusia. Kegaiban itulah yang
menjadikannya sebuah mustika, yang berbeda dengan benda-benda serupa di dunia manusia.
Walaupun benda-benda mustika ini ada yang ditemukan di alam nyata, tetapi lebih banyak lagi yang
ada di alam gaib.

Menurut pengetahuan Penulis, benda mustika yang terbaik kegaibannya adalah yang diperoleh dari
alam gaib. Mustika dari alam gaib ini lebih banyak yang diperoleh dari hasil penarikan gaib. Tetapi
ada juga mustika dari alam gaib ini yang diperoleh tanpa disengaja, misalnya ada mustika yang
datang sendiri atau menampakkan diri kepada seseorang untuk diambilnya, karena merasa cocok
atau sudah waktunya benda itu mengikut kepada seseorang.

Banyak mustika, apapun jenisnya, bila dicari dengan sengaja biasanya tidak akan ditemukan. Tetapi
kadangkala ada orang yang beruntung, karena menemukannya dengan tidak sengaja. Misalnya, ada
orang yang beruntung tanpa sengaja menemukan sebuah mustika wesi kuning menggantung di
pohon jati, menggantung di pohon pisang, ada juga yang di pohon seri. Semula mereka mengiranya
sebagai kepompong biasa. Tetapi setelah dipegang, kepompong itu keras, tidak lembek. Kemudian
kepompong itu diambil dan dibawanya pulang. Beberapa kejadian ajaib pun dialaminya setelah
mendapatkan kepompong itu.

Mustika wesi kuning yang ditemukan dengan posisi menggantung di atas, kira-kira 2 meter di atas
tanah, biasanya bisa untuk jimat kekebalan, kegaibannya lebih baik daripada yang ditemukan di
tanah atau yang posisinya di bawah, yang biasanya tidak bisa untuk jimat kekebalan, hanya cukup
untuk jimat kekuatan badan.

Ada juga sebuah sumur yang airnya berwarna merah, yang sekalipun sudah berkali-kali dikuras
airnya, tapi tetap saja airnya berwarna merah, yang ternyata di dalam sumur tersebut terdapat
sebuah mustika merah delima yang sudah mewujud di dunia manusia.

Selain yang diperoleh dari alam gaib, ada juga mustika yang diperoleh dari alam nyata (alam
manusia), karena di alam manusia pun banyak benda-benda yang serupa dengan benda-benda
mustika di alam gaib. Tetapi mustika dari alam manusia ini kualitas kegaibannya adalah kelas 2. Yang
terbaik adalah mustika yang didapat dari alam gaib, yang hasil penarikannya sempurna.

Mustika dari alam gaib, yang didapat dari hasil penarikan gaib, akan benar menjadi mustika dengan
syarat hasil penarikannya sempurna. Kalau tidak sempurna maka kegaibannya sulit untuk bisa
ditunjukkan. Biasanya proses penarikan dari alam gaib dilakukan orang dalam 2 tahapan. Tahap
pertama adalah menarik dan menghadirkan benda gaibnya ke alam nyata. Tahap ke 2 adalah proses
menyempurnakan kegaiban benda gaibnya itu supaya 'mapan' di tempatnya dan berfungsi dengan
semestinya.

Cara yang umum dilakukan orang dalam proses penarikan gaib adalah dengan menggunakan jasa
khodam gaib tertentu (khodam ilmu penarikan gaib) untuk menghadirkan benda gaibnya ke dunia
manusia. Dengan cara ini biasanya akan terjadi "pemaksaan", yaitu dengan kekuatan gaibnya yang
lebih tinggi khodam tersebut merebut bendanya dari mahluk halus penjaganya, kemudian memaksa
benda gaibnya untuk mewujud di dunia manusia. Yang sering terjadi kemudian, walaupun bendanya
berhasil mewujud, tetapi tidak dengan kegaibannya, sehingga terpaksa harus disempurnakan lagi
kegaibannya. Itu juga kalau si orang penariknya mampu menyempurnakan kembali kegaibannya.
Pada banyak kasus penarikan gaib, benda gaibnya malah kosong, khodamnya tidak ikut serta di
dalam benda gaibnya. Bila itu terjadi, maka khodamnya harus dipanggil lagi untuk kembali tinggal di
dalam bendanya. Tetapi walaupun kemudian khodamnya sudah kembali, biasanya kegaiban benda
itu sulit sekali untuk disempurnakan.

Dalam kasus di atas, jika khodamnya tidak dipanggil kembali untuk tinggal di dalam bendanya,
berarti bendanya dibiarkan kosong. Walaupun bendanya kosong tidak berpenghuni gaib, tetapi
benda tersebut masih menyisakan energi bekas kehidupan sosok gaib sebelumnya. Sisa energi itulah
biasanya yang mengundang sosok gaib lain untuk kemudian datang dan masuk, tinggal di dalam
benda tersebut.

Karena kondisinya kosong tidak berpenghuni gaib, jika bendanya tidak dipagari, maka biasanya akan
ada sosok halus lain yang kemudian masuk dan tinggal di dalam benda tersebut. Dengan demikian
sosok gaib yang kemudian menjadi khodam benda tersebut bukanlah khodam aslinya, tetapi adalah
mahluk halus yang baru masuk tersebut. Umumnya yang kemudian masuk dan tinggal di dalam
bendanya adalah bangsa jin kelas rendah, kuntilanak atau gondoruwo. Karena itu terhadap benda-
benda hasil penarikan gaib kita harus waspada terhadap sosok gaib yang berdiam di dalam
bendanya, jangan sampai benda itu berisi sosok gaib yang berenergi negatif dan berwatak jelek.

Cara yang terbaik dalam melakukan penarikan gaib adalah dengan mengsugesti khodam benda
gaibnya sendiri untuk mewujudkan bendanya (dengan amalan gaib) dan memenuhi sesajinya sesuai
persyaratan khodam benda gaibnya. Jika ini dilakukan, biasanya benda gaibnya akan mewujud
dengan kegaiban yang sempurna.

Seringkali orang yang akan melakukan penarikan gaib akan mencari benda-benda gaib sampai ke
tempat-tempat yang jauh sekali jaraknya dari tempat tinggalnya, bahkan sampai ke gunung-gunung
dan hutan. Memang ada benda-benda gaib tertentu yang jarang sekali ada, sehingga harus dicari
sampai ke tempat-tempat yang jauh, misalnya mustika rante babi, stambul atau bambu petuk.
Tetapi untuk benda-benda gaib lain, biasanya ada banyak jumlahnya dan lebih mudah ditemukan.

Contohnya adalah mustika merah delima dan wesi kuning yang banyak dicari orang. Mustika-
mustika itu sangat banyak jumlahnya dan tersebar di banyak tempat. Ada yang sendiri-sendiri, tetapi
banyak juga yang tinggal mengelompok. Kebanyakan mereka berada di lingkungan permukiman
manusia, jarang sekali ada di hutan yang jarang dikunjungi manusia. Bahkan banyak yang posisinya
berada di bawah bangunan rumah manusia (setengah meter di bawah tanah), sehingga rumah
tersebut menjadi terkesan teduh dan wingit. Mustika wesi kuning sering sekali ditemukan berada di
dalam kelompok mustika merah delima. Penulis tidak mengetahui penyebabnya mengapa bisa
begitu. Mungkin ada keterkaitan sifat antara khodam wesi kuning dengan khodam mustika merah
delima sehingga di alam gaibnya mereka tinggal bersama dalam satu kelompok.

Memang kalau hanya mengandalkan kemampuan melihat gaib saja seseorang akan sulit sekali untuk
mencari benda-benda gaib di alam gaib. Bahkan seringkali walaupun jaraknya dekat dengan
tempatnya berada, ia tidak mengetahuinya. Diperlukan kepekaan 'rasa' dan kepekaan batin untuk
dapat dengan cepat mengetahui keberadaan benda-benda gaib, termasuk untuk dapat dengan cepat
mendeteksi keberadaan mahluk-mahluk halus.

Masing-masing benda gaib atau mahluk halus akan memancarkan suatu rasa energi atau suasana
alam tertentu di tempat keberadaannya, apakah suasana teduh, angker / wingit, panas, dsb.
Kepekaan rasa batin / spiritual diperlukan untuk mengetahui suasana gaib tersebut. Setelah suasana
gaib tersebut didapatkan, ditemukan pada suatu lokasi, barulah diperjelas dengan penglihatan batin
atau dengan kemampuan melihat gaib. Bila sudah terbiasa menerapkan kepekaan batin untuk
mendeteksi suasana gaib tidak akan sulit, karena polanya bisa diketahui.

Mustika wesi kuning dan mustika merah delima akan memancarkan suasana alam yang teduh dan
wingit. Mereka sendiri juga menyukai suasana yang teduh. Bila tempat keberadaannya yang semula
teduh kemudian berubah menjadi panas dan gersang pun biasanya mereka akan berpindah tempat,
mencari tempat lain yang teduh. Pancaran keteduhan itu akan semakin terasa bila disitu berdiam
sekelompok mustika. Tetapi masing-masing benda gaib itu dijaga oleh sesosok mahluk halus,
biasanya bangsa jin, yang menjadikan mustika-mustika tersebut sebagai jimatnya.

Begitu juga suatu lokasi atau bangunan yang dihuni oleh mahluk halus. Masing-masing mahluk halus
itu akan memancarkan suasana gaib tertentu. Bangunan yang dihuni oleh kuntilanak, gondoruwo,
bangsa jin beraura pengasihan atau bangsa jin beraura kekerasan, bangsa jin kelas rendah atau
bangsa jin kelas atas, bangsa jin golongan putih atau bangsa jin golongan hitam / abu-abu, masing-
masing akan berbeda rasanya.

Dan tergantung pada tingkat kemampuan kepekaan rasa dan kekuatan spiritualnya, seseorang dapat
melakukan pendeteksian sampai jarak yang cukup jauh, bahkan bisa sampai berkilo-kilo meter atau
bahkan ber-ratus-ratus kilometer jauhnya dari tempatnya berada. Tidak perlu pergi mencari-cari
sendiri, membuang-buang waktu, tenaga dan ongkos untuk mendatangi tempat-tempat yang jauh.
Untuk menariknya pun bisa dilakukan dari jarak jauh, tidak harus mendatangi lokasinya.
Di alam gaib juga ada banyak mustika yang bentuknya serupa dengan batu mulia dan batu akik di
alam nyata manusia, seperti batu berlian, giok, biduri bulan, safir, jamrud, tapak jalak, kendit, dsb.
Batu-batu tersebut memberikan tuah seperti batu sejenisnya di alam manusia, tetapi kekuatan
tuahnya bisa puluhan atau ratusan kali lipat dibanding batu sejenisnya di alam manusia, karena
kegaiban mahluk gaib (khodam) di dalamnya.

Masing-masing batu mempunyai "rasa energi" sendiri-sendiri. Untuk tempat tinggalnya para mahluk
halus akan mencari batu-batu yang sesuai dengan sifat energinya masing-masing, sehingga
perwatakan mahluk gaib di dalam sebuah batu dan tuah / karisma yang berasal daripadanya akan
sesuai dengan sifat dari masing-masing batunya. Untuk tempat tinggalnya mahluk halus / khodam
yang berwatak keras akan juga mencari benda-benda yang beraura keras. Begitu juga sebaliknya,
mahluk halus yang berwatak halus akan juga mencari benda-benda yang beraura lembut.
Keberadaan khodam / mahluk halus di dalam sebuah mustika akan memperkuat aura dan energi
bendanya yang itu bisa menjadi tuah bagi manusia. Kalau kita sudah terbiasa mempelajari
perwatakan mahluk halus dan benda-benda gaib, dengan melihat bendanya saja kita bisa
memperkirakan sosok gaib / khodam yang berdiam di dalamnya (kecuali khodamnya isian atau
bukan khodam aslinya).

Ada beberapa jenis batu mustika dari alam gaib, selain batu mustika merah delima, yang bila
bendanya dicelupkan ke dalam air, maka airnya akan berubah warna.

Misalnya batu mustika safir biru yang bila dicelupkan ke dalam air, maka airnya akan berubah warna
menjadi biru. Kegunaannya untuk pengasihan, menyelaraskan aura tubuh supaya menjadi positif
dan untuk pengobatan sakit ringan.

Ada juga batu yang bila dicelupkan ke dalam air, maka airnya akan berubah menjadi berlapis 2
warna, 3 warna, atau 5 warna (panca warna).

Ada batu berlian mustika yang bila terkena sinar matahari / lampu akan memantulkan warni-warni
cahaya yang indah dan mencolok mata, lebih daripada batu berlian biasa. Apalagi bila dicelupkan ke
dalam air, maka airnya akan memancarkan cahaya warna-warni yang indah, indah sekali dipandang
mata. Kegunaannya untuk menaikkan kharisma dan membersihkan pancaran aura tubuh dan wajah.
Hasilnya akan luar biasa sekali bila mustika berlian ini dijadikan susuk di wajah.

Ada juga mustika berupa emas (kebanyakan berbentuk bola-bola kecil atau lonjong seperti telur
ayam dan telur angsa) yang bila berhasil sempurna ditarik ke alam manusia, emas itu akan
memancarkan cahaya berwarna kuning yang indah dipandang mata, berbeda dengan emas-emas
lain yang cahayanya kuning biasa saja.

Jenis-jenis mustika seperti disebutkan di atas adalah yang biasa dikenal oleh manusia. Selain yang
sudah disebutkan di atas, ada banyak sekali macam mustika di alam gaib yang namanya tidak bisa
disebutkan satu per satu. Benda-benda itu juga mempunyai fungsi / tuah seperti benda-benda lain
yang sudah dikenal manusia.

Ada juga mustika di alam gaib yang bahkan kekuatan gaib dan tuahnya bisa sampai puluhan atau
ratusan kali lipatnya kekuatan gaib mustika merah delima. Sayangnya benda-benda yang
kekuatannya tinggi tersebut keberadaannya hanya sedikit sekali dan jarang sekali ditemui oleh
manusia, dan mereka sangat selektif dalam menerima seseorang sebagai tuannya, sehingga banyak
manusia tidak mengetahuinya dan tidak dapat memilikinya (apalagi tidak banyak orang yang dapat
mengukur kekuatan gaibnya).

Pusaka di Alam Gaib

Bukan hanya benda-benda mustika, banyak juga pusaka-pusaka dalam bentuk keris dan tombak
yang berada di alam gaib, paling banyak berada di Jawa Timur, Jawa Tengah dan di kota Jakarta dan
sekitarnya. Keberadaan pusaka gaib di suatu tempat biasanya akan menjadikan tempat tersebut
bersuasana wingit atau angker, sesuai perwatakan masing-masing pusaka. Bila pusaka tersebut
memiliki pembawaan 'panas' dan berwibawa, maka biasanya tempatnya berada akan berkesan
angker. Sebaliknya, bila pusaka tersebut berkarakter halus dan teduh, maka biasanya tempatnya
berada akan berkesan wingit. Masing-masing pusaka gaib itu juga dijaga oleh sesosok mahluk halus,
biasanya bangsa jin, yang menjadikan pusaka gaib tersebut sebagai jimat / pusakanya.

Ditinjau dari kualitas fisik dan kekuatan gaibnya biasanya pusaka-pusaka di alam gaib di wilayah Jawa
Timur secara umum lebih baik dibandingkan yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Jakarta atau Jawa
Barat.

Pusaka-pusaka di alam gaib Jawa Timur banyak yang memiliki hiasan-hiasan mewah, banyak yang
bertatahkan emas dan intan, berwibawa dan berkesaktian tinggi. Biasanya adalah peninggalan
jaman kerajaan Kediri, Singasari atau Majapahit atau milik para bangsawan Kediri, Singasari dan
Majapahit jaman dulu. Sedangkan yang berada di Jawa Tengah biasanya bentuknya lebih sederhana,
tidak banyak yang memiliki hiasan mewah. Kualitas kegaibannya juga tidak sebaik yang di Jawa
Timur, apalagi yang dibuat pada jaman Demak dan Mataram Islam. Sebagian pusaka di Jawa Tengah
yang berhiaskan emas dan berkesaktian tinggi kebanyakan asalnya adalah pusaka dari Jawa Timur
yang dipindahkan ke Jawa Tengah pada jaman kerajaan Demak dan Pajang atau dipindahkan oleh
gaib-gaib penjaganya dari Jawa Timur ke Jawa Tengah.

Pusaka-pusaka di alam gaib kota Jakarta dan Jawa Barat banyak yang menampilkan kesan
berwibawa dan angker. Biasanya adalah peninggalan orang-orang jaman kerajaan Cirebon dulu.
Sedangkan yang memiliki hiasan-hiasan mewah, bertatahkan emas dan intan, dan berkesaktian
tinggi, kebanyakan asalnya adalah pusaka dari Jawa Timur yang dipindahkan sampai ke Jakarta dan
sekitarnya oleh gaib-gaib penjaganya.

Di alam gaib Jawa Barat, kota Jakarta dan sekitarnya juga banyak ditemukan jenis-jenis senjata /
pusaka berbentuk kujang, pedang panjang dan golok, tetapi jumlahnya tidak banyak.

Yang berbentuk kujang ada 3 jenisnya, yaitu yang logamnya putih seperti baja, kuning seperti
kuningan dan yang hitam buatan seorang empu yang dalam pembuatannya logamnya ditempa
seperti pembuatan keris. Kujang yang berwarna hitam itu lebih tinggi kegaibannya daripada yang
putih atau kuning, sehingga yang paling banyak ditemukan di alam gaib juga adalah kujang yang
berwarna hitam, sebagiannya berpasangan dengan yang berwarna putih atau kuning.

Pedang panjang yang dari alam gaib ada 2 jenisnya, yang logamnya keras, kebanyakan bekas milik
tentara Jepang dulu, dan yang logamnya lentur hingga bisa dilingkarkan di pinggang, biasanya
buatan negeri Cina.

Golok-golok di alam gaib sebagian bentuknya biasa saja, sebagian lagi beraksara Arab (seperti golok
Ciomas).

Masing-masing pusaka gaib itu juga dijaga oleh sesosok mahluk halus, biasanya bangsa jin, yang
menjadikan benda-benda tersebut sebagai jimat / pusakanya.

Selain benda-benda berukuran besar, banyak juga benda-benda jimat dalam bentuk keris-keris dan
golok kecil (yang bisa dimasukkan ke dalam dompet), batu cincin, jimat rajahan, dsb, di alam gaib.
Kebanyakan adalah jimat para pendekar dan jawara jaman dulu. Masing-masing benda tersebut
biasanya juga dijaga oleh sesosok mahluk halus, biasanya bangsa jin, yang menjadikan benda
tersebut sebagai jimat / benda koleksinya.

Pusaka-pusaka tombak dan keris yang berasal dari alam gaib ada 2 macamnya, dikenali pada saat
pertama penarikannya.
Yang pertama adalah yang asli dari alam gaib. Biasanya badan kerisnya berwarna hitam atau warna
lain sesuai aslinya dan tidak ada bagian yang berwarna coklat karatan, apalagi keropos karatan.
Biasanya gagang, sarung kayu dan perlengkapan aksesories lainnya masih utuh dan dalam kondisi
baik tidak termakan cuaca dan usia.

Yang kedua adalah pusaka yang ditarik dari alam gaib, tetapi sebenarnya tidak sungguh-sungguh
berasal dari alam gaib. Biasanya badan kerisnya berwarna coklat atau hitam kecoklatan seperti besi
karatan atau ada bagian yang berwarna coklat karena karatan. Jenis ini biasanya adalah keris yang
diselubungi oleh gaib, sehingga tidak tampak mata manusia. Jadi secara fisiknya keris tersebut
sebenarnya masih berada di dunia manusia (dan bisa karatan), tetapi diselubungi oleh gaib
(halimunan), sehingga tidak kelihatan mata manusia. Biasanya juga gagang kayu dan sarungnya
sudah tidak ada, sudah rusak / hancur termakan cuaca dan usia. Jenis ini biasanya tingkat kesaktian
gaibnya rendah. Mungkin dulunya adalah pusaka milik para petani atau prajurit berpangkat rendah.
Jenis ini biasanya cukup mudah ditarik dengan tenaga dalam atau amalan gaib dan tidak perlu sesaji.

Mustika, pusaka dan benda-benda lain dari alam gaib yang berhasil ditarik ke alam manusia biasanya
akan mengeluarkan bau harum seperti bau harum bunga melati pada saat pertamanya di dunia
manusia. Bila disentuh dengan tangan, bau harum yang menempel di tangan tersebut tidak akan
mudah hilang dalam sehari dua hari, walaupun sudah mencuci tangan. Ada juga yang memancarkan
hawa panas jika dipegang dengan tangan.

Benda-benda pusaka dan benda gaib lain yang berada di alam gaib, sebagian adalah karena isi
gaibnya sendiri yang membawa benda gaibnya masuk ke alam gaib, atau karena pernah ada kejadian
bencana alam seperti gunung meletus atau tanah longsor yang menjadikan benda-benda tersebut
tertimbun tanah, yang kemudian akan dibawa masuk ke alam gaib oleh sosok-sosok halus
penjaganya sebagai benda pusakanya.

Harta Karun di Alam Gaib

Di alam gaib juga banyak terdapat emas dan berlian (harta karun gaib). Paling banyak didapati di
Jawa Timur. Yang ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah kebanyakan adalah peninggalan kerajaan dan
bangsawan jaman dulu. Emasnya tersimpan di dalam kotak kayu (peti) dan butiran-butiran intan
terbungkus dalam kantong kain. Emasnya berbentuk perhiasan manusia jaman kerajaan dahulu,
seperti gelang, kalung, dsb, dan ada sebagian di lokasinya tersimpan juga pakaian kebesaran milik
raja atau bangsawan pemilik harta karun itu. Banyak juga yang bentuknya boneka-boneka atau
patung kecil (golek kencana). Bahkan ada beberapa tempat di Jawa Timur yang di lokasi tersebut
tersimpan segunungan emas berbentuk bola-bola kecil seukuran kelereng dan bola golf. Emas dan
berlian dari Jawa Timur dan Jawa Tengah ini oleh gaib penjaganya banyak yang dipindahkan sampai
ke Jawa Barat dan Jakarta.

Di Jawa Barat dan Jakarta, di alam gaibnya juga banyak tersimpan emas dan berlian. Selain yang
pindahan dari Jawa Timur dan Jawa Tengah yang bentuknya perhiasan jaman kerajaan, kebanyakan
adalah peninggalan jaman penjajahan Belanda yang bentuk emasnya kotak dan batangan. Biasanya
dulunya adalah milik penjajah Belanda yang belum sempat dikirim ke negeri Belanda atau milik
pejabat Belanda yang menyimpan untuk dirinya sendiri (korupsi), yang niatnya semula akan dibawa
sendiri pulang ke negeri Belanda, tetapi sampai akhir hayatnya orang itu tidak sempat pulang ke
Belanda (meninggal di Indonesia). Biasanya emas-emas tersebut dulunya disimpannya di dalam
tanah atau di bawah lantai dan dirahasiakan. Beberapa waktu kemudian ketika emas-emas tersebut
hilang dari perhatian manusia (setelah orangnya meninggal), emas-emas tersebut dikuasai oleh
bangsa jin dan dimasukkan ke alam gaib.

Ada juga di alam gaib benda-benda peninggalan Jepang. Biasanya berupa senjata pedang katana dan
peti-peti yang isinya seperti emas batangan, tetapi sebenarnya itu bukan emas, tetapi kuningan,
bahan untuk membuat peluru.

Di Jawa Barat dan Jakarta, di alam gaibnya juga banyak tersimpan harta karun berbentuk uang, uang
logam maupun uang kertas, dengan wadah berbentuk peti kayu. Kebanyakan adalah uang lama yang
sudah tidak berlaku lagi, sedikit sekali dalam bentuk uang rupiah yang masih berlaku. Biasanya
dulunya adalah milik para perampok atau koruptor yang menyimpan untuk dirinya sendiri, tetapi
sampai akhir hayatnya pemiliknya tidak sempat membelanjakannya. Biasanya uang dalam peti
tersebut dulunya disimpannya di dalam tanah atau di bawah lantai dan dirahasiakan. Beberapa
waktu kemudian ketika sudah hilang dari perhatian manusia (setelah orangnya meninggal), uang-
uang tersebut dikuasai oleh bangsa jin dan dimasukkan ke alam gaib.

Banyak mahluk halus yang juga menyukai emas dan berlian seperti manusia. Mereka menyimpannya
untuk dirinya sendiri. Anda sendiri dapat membuktikannya. Cobalah cincin emas anda (yang kualitas
emasnya bagus), diikat dengan benang yang cukup panjang. Kemudian cincin itu dipendam di dalam
tanah sedalam 50 cm atau lebih dalam lagi. Lokasinya anda rahasiakan. Hanya anda saja yang tahu.
Benang yang mengikat cincin itu tidak semuanya ikut dipendam, sebagian menjulur di atas tanah,
dan diikatkan ke batang pohon, dsb, sebagai tanda penunjuk lokasi cincin itu dipendam. Dalam
tempo 3 hari atau lebih jangan diperiksa dan jangan ditengok lokasi pendamannya. Bila kualitas
emas anda bagus dan disukai oleh mahluk halus, selewat 3 hari cincin emas anda akan hilang. Yang
tersisa hanyalah benang yang sebelumnya digunakan mengikat cincin tersebut.

Cermat Sebelum Berbuat

Penulis ingin menasehatkan kepada para pembaca yang berminat dengan benda-benda mustika,
pusaka atau harta karun gaib seperti tersebut di atas supaya berhati-hati, apalagi kalau harus
memaharinya atau mendanai persyaratan penarikannya dengan harga yang mahal.

Benda mustika sangat diinginkan orang dan orang akan senang dan bangga sekali bila memilikinya.
Namun banyak mustika yang palsu atau sengaja dipalsukan, atau asli hasil penarikan dari alam gaib,
tetapi tidak sempurna hasilnya, sehingga kegaibannya tidak dapat dimanfaatkan dengan semestinya.
Ada juga benda yang secara fisik mirip dengan sebuah mustika, tetapi kegaibannya palsu belaka,
karena isi gaibnya adalah 'isian', atau asma'an, dsb, bukan gaib asli dari sebuah mustika.

Sebagian benda-benda mustika dan jimat dari alam gaib, walaupun tidak sempurna hasil
penarikannya, tetapi banyak yang masih menyimpan kegaibannya, hanya saja kadarnya sudah
menurun, tidak lagi seperti yang seharusnya. Misalnya yang seharusnya bisa untuk kekebalan,
kemudian kadarnya menurun sehingga tidak lagi bisa untuk kekebalan. Mustika merah delima hanya
akan berguna untuk pengasihan, mustika wesi kuning dan badar besi hanya akan berguna untuk
kewibawaan, dsb. Sebagian lagi benda-benda hasil penarikan gaibnya "kosong", karena khodamnya
tidak ikut serta, sehingga kemudian tidak akan berfungsi sebagai benda mustika dan bendanya akan
diisi oleh mahluk halus lain untuk tinggal di dalamnya.

Penulis memang tidak menguasai ilmu penarikan gaib, dan kalau ingin mengambil benda-benda dari
alam gaib penarikannya dilakukan oleh orang lain, tetapi dari pengetahuan dan pengalaman Penulis,
memang banyak penarikan gaib yang tidak sempurna, karena metode ilmunya kurang baik atau
kurang tepat.

Selain yang benda hasil tarikannya kosong tidak berkhodam, yang sering terjadi juga adalah
walaupun bendanya berhasil mewujud ke alam nyata, dan khodam aslinya ada di dalam bendanya,
tetapi bendanya dan khodamnya tidak memberikan kegaibannya, sehingga terpaksa kegaibannya
harus disempurnakan lagi. Itu juga kalau si pelaku penarikan gaibnya mampu menyempurnakan
kegaibannya.

Sebenarnya kemungkinan terjadinya hasil penarikan gaib yang tidak sempurna itu bisa dicermati dari
metodenya atau dilihat dari hasil penarikan gaib yang sudah biasa dilakukan oleh seseorang.
Misalnya sebelum kita melakukan penarikan gaib melalui perantaraan seseorang, kita bisa
menanyakan hasil penarikan gaib yang biasa dilakukannya. Jika yang ditarik itu mustika merah
delima, apakah mustika yang ditariknya itu memerahkan air dan memberikan efek kekebalan tubuh.
Atau jika menarik keris, apakah keris tarikannya itu utuh, muncul lengkap dengan gagang, sarung
dan aksesories lainnya dan ada khodamnya.

Jika kemungkinannya nantinya mustika merah delima tarikannya itu tidak dapat memerahkan air
dan tidak dapat memberikan efek kekebalan, berarti hasil tarikannya tidak sempurna. Atau jika
orang itu belum pernah berhasil menarik benda-benda yang hasilnya sempurna untuk kekebalan,
berarti kemungkinannya tipis orang itu akan dapat mengambilkan benda gaib dengan kondisi
kegaiban sempurna, apapun jenis bendanya. Atau jika menarik keris, banyak kejadian yang muncul
kemudian hanya besinya saja, sedangkan perlengkapan lain seperti gagang dan sarungnya tidak ada,
seringkali malah khodamnya tidak ikut (bendanya kosong tidak ada isi gaibnya).

Ada banyak keris sakti dan fisiknya bersalutkan emas dan intan berlian, kebanyakan dulunya adalah
milik para bangsawan, petinggi-petinggi kerajaan dan orang-orang kaya. Jika pun berhasil
diwujudkan lengkap di dunia manusia seringkali kondisinya tidak sempurna, lapisan emasnya hanya
akan menjadi kuningansari, dan intan berliannya hanya menjadi batu-batu kecil seperti kristal tapi
tidak bercahaya seperti kristal asli, dan kerisnya sendiri tidak berkhodam.

Jika terjadi kejadian-kejadian di atas, supaya bendanya menjadi lebih berguna maka terpaksa kita
minta kepada orang yang menarik benda gaib tersebut supaya khodam aslinya dikembalikan,
dimasukkan kembali ke dalam benda gaibnya (khodam aslinya dipanggil lagi dan diminta tinggal
kembali di dalam benda gaibnya), kemudian kegaiban bendanya disempurnakan lagi supaya
khodamnya mapan di tempatnya dan bendanya memberikan tuah dan kegaiban seperti yang
seharusnya dan wujudnya juga asli sempurna seperti seharusnya.

Untuk selanjutnya untuk melakukan penarikan gaib lagi jangan melalui orang itu lagi, karena hasilnya
tidak akan sempurna, misalnya untuk menarik tombak atau keris, nantinya yang muncul hanya
besinya saja, gagangnya, sarungnya dan aksesories lain tidak muncul, atau menarik mustika hanya
akan muncul batunya saja yang tidak berkhodam. Sebenarnya orang itu bukannya tidak mampu
melakukan penarikan gaib, tetapi ilmu orang tersebut tidak cocok untuk penarikan gaib, hanya cocok
untuk mengeluarkan benda-benda santet dari dalam badan atau untuk membersihkan badan /
rumah dari benda-benda gaib dan mahluk halus yang dianggap mengganggu.

Jika seseorang berguru ilmu gaib, selain diperkenalkan tentang ilmu santet, kepada orang itu
mungkin juga diajari ilmu untuk menangkal santet dan menyembuhkan orang yang disantet. Salah
satu ilmunya adalah untuk mengeluarkan benda-benda santet dari dalam tubuh orang yang disantet.
Jika ilmu itu digunakan untuk penarikan pusaka dan mustika atau harta karun, biasanya hasil
penarikannya tidak sempurna, hanya muncul bendanya saja tetapi tidak bisa mewujud dengan
kondisi kegaiban yang sempurna seperti yang seharusnya.

Benda-benda mustika yang mempunyai keistimewaan khusus, seperti mustika merah delima atau
mustika-mustika lain yang bisa merubah air menjadi berubah warna atau membuat orang menjadi
kebal tusuk, anti cukur, dsb, memang memerlukan perlakuan khusus, terutama pada saat proses
penarikan gaibnya.

Bila mustika anda penarikannya dilakukan oleh orang lain, sebaiknya jangan langsung dibawa pulang.
Sebaiknya dipastikan dulu kepada orang tersebut tentang kemapanan / kesempurnaan kegaibannya,
sesaji dan amalan gaibnya (jika ada), untuk memastikan bahwa setelah anda bawa pulang benda
tersebut akan bisa setiap saat sempurna menunjukkan keistimewaannya.

Sebuah mustika yang kondisinya tidak sempurna tidak akan banyak berguna, kondisinya akan sama
saja dengan benda lain yang berkhodam, malahan masih lebih baik jika kita memiliki sebuah benda
gaib isian, yang walaupun bukan asli sebuah mustika, tetapi tuahnya bisa lebih bagus dan lebih kuat
daripada tuah sebuah mustika yang tidak sempurna kegaibannya. Jadi, tidak perlu kita membayar
mahal untuk sebuah mustika yang tidak sempurna kegaibannya, kecuali bila kemudian kita sendiri
dapat menyempurnakan kegaibannya dengan mewirid amalan gaib atau ritual gaib lain untuk
menyempurnakan kegaibannya.

Dalam proses penarikan benda gaib, biasanya digunakan minyak Arab yang mahal harganya sebagai
sesaji. Sebaiknya dipastikan dahulu sebelumnya, bahwa orang yang melakukan penarikan tersebut
benar mampu, sudah biasa melakukannya dan hasil penarikannya benar sempurna. Bila hasilnya
tidak sempurna, maka hasil yang didapat tidak akan banyak berguna dan tidak ada keistimewaan
yang bisa ditunjukkan. Dengan demikian mustika merah delima hanya akan tampak seperti batu
merah siam biasa. Mustika wesi kuning hanya akan menjadi kepompong yang keras dan berat
seperti kepompong logam. Emas akan menjadi seperti logam kuningan (kuningan sari). Berlian akan
tampak seperti batu kristal, tetapi tidak bercahaya seperti batu kristal asli. Penarikan uang kertas
yang tidak sempurna akan tampak seperti uang kertas sungguhan tetapi tidak ada tanda-tanda
sebagai uang kertas asli, akan menjadi sama dengan uang palsu, bisa-bisa anda ditangkap polisi
karena dituduh menyimpan dan mengedarkan uang palsu.

Selain karena ilmunya yang tidak cocok, ketidak-sempurnaan mustika hasil penarikan gaib seringkali
terjadi karena dalam proses penarikan itu digunakan jasa khodam gaib tertentu untuk menarik dan
mewujudkan bendanya ke dunia manusia. Dengan cara ini biasanya akan terjadi "pemaksaan", yaitu
dengan kekuatan gaibnya yang lebih tinggi khodam tersebut merebut mustikanya dari sosok halus
penjaganya dan memaksa benda mustikanya untuk mewujud di dunia manusia, sehingga
menjadikan khodam mustikanya sakit hati, ngambek dan tidak mau menyatukan dirinya dengan si
manusia dan tidak mau memberikan tuahnya / keistimewaannya. Bahkan banyak khodam
mustikanya yang kemudian pergi, sehingga yang mewujud hanya bendanya saja, tidak dengan
khodamnya.

Ada juga orang / spiritualis yang khodamnya adalah dari jenis golongan hitam. Biasanya khodamnya
itu ampuh untuk banyak urusan gaib. Tetapi jika khodamnya itu digunakan untuk ilmu penarikan
gaib, maka bisa dipastikan bahwa semua benda gaib yang ditariknya, baik mustika maupun pusaka,
akan kosong isinya, bendanya akan kosong tidak berkhodam, karena khodam benda gaib tarikannya
itu tidak mau berdekatan dengan khodam orang tersebut yang dari golongan hitam.

Pada banyak kasus penarikan gaib, benda gaibnya seringkali kosong, khodamnya tidak ikut serta di
dalam benda gaibnya, sehingga sosok halus yang kemudian masuk menjadi penghuni benda gaib
tarikan itu bukanlah khodam aslinya. Bila itu terjadi, maka khodam aslinya harus dipanggil lagi untuk
kembali tinggal di dalam bendanya. Tetapi walaupun kemudian khodam aslinya sudah kembali,
biasanya kegaiban benda itu sulit sekali untuk disempurnakan. Biasanya tidak bisa lagi
disempurnakan. Akan tetap menjadi benda gaib yang tidak sempurna.

Cara yang terbaik dalam melakukan penarikan gaib adalah dengan mengsugesti khodam benda
gaibnya sendiri untuk mewujudkan bendanya (dengan amalan gaib) dengan memenuhi sesajinya
sesuai persyaratan khodam benda gaibnya. Jika ini dilakukan, biasanya benda gaibnya dapat
mewujud dengan kegaiban yang sempurna.

Sebaiknya sebelumnya meminta petunjuk dulu (dengan komunikasi gaib atau meminta petunjuk
gaib / wangsit) tentang kapan menariknya, bagaimana proses penarikannya, dan tata cara beserta
sesaji apa yang harus disediakan sebelum melakukan penarikan. Dengan demikian proses
penarikannya harus mengikuti persyaratan yang ditentukan oleh khodam gaib bendanya.
Selain itu ada banyak jenis mustika di alam gaib yang sebenarnya tidak memberikan tuah bagi
manusia. Contohnya adalah mustika-mustika yang khodamnya berwujud seperti hewan burung, ular,
kuda, dsb. Dengan demikian sekalipun benda-benda tersebut berhasil sempurna diwujudkan ke
dunia manusia, tetap saja bendanya itu nantinya tidak bermanfaat, karena khodamnya tidak
memberikan tuah apa-apa untuk manusia. Dalam hal ini diperlukan kecermatan yang tinggi untuk
memilih-milih benda gaib yang bertuah sebelum menariknya ke dunia manusia, karena tidak
semuanya akan memberikan tuah yang bermanfaat. Begitu juga halnya bila kita ingin membeli
sebuah mustika, sebaiknya kita cermat memilih dan menilai, jangan sampai bendanya itu walaupun
berkhodam, tapi ternyata sebenarnya tidak memberikan tuah, atau sekalipun awalnya bertuah tapi
nantinya akan tidak lagi bertuah, karena tuahnya itu bukanlah tuahnya yang asli, tapi karena
sebelumnya sudah diwiridkan amalan gaib / asmaan (tuahnya hanya bersifat sementara).

Bila anda sudah memiliki sebuah mustika atau benda-benda berharga lainnya, sebaiknya
keberadaannya cukup untuk diri anda sendiri, jangan dipamerkan / dipertontonkan, jangan sampai
anda menyesal jika kemudian benda berharga anda itu luntur kegaibannya, atau hilang dicuri orang.

Fenomena Khusus Alam Gaib

Selain benda-benda yang asli dari alam gaib, ada banyak benda-benda di alam gaib yang asal-usulnya
adalah benda-benda yang dulunya milik manusia. Banyak sekali kejadian orang-orang yang sudah
meninggal, arwahnya membawa serta benda-benda kesayangannya ke alam gaib, bukan hanya
benda-benda pusaka, mustika dan jimat, pakaian dan perhiasan, tetapi juga hewan-hewan
kesayangan mereka (paling banyak adalah hewan kuda tunggangan, ada juga yang berbentuk kereta
kuda). Dalam hal ini benda-benda tersebut tidak diwariskan kepada anak-cucunya, tetapi dibawanya
serta bersamanya ke alam gaib.

Selain itu ada juga benda-benda di alam gaib yang asal-usulnya dahulu adalah milik seseorang,
berupa mustika dan pusaka, yang setelah orang tersebut meninggal dunia, kemudian benda-benda
tersebut menghilang sendiri ke alam gaib, karena tidak ingin dimiliki oleh orang-orang yang mereka
tidak berkenan, walaupun orang-orang itu adalah anak-cucu keturunan si manusia yang meninggal
tersebut.
Kejadian-kejadian tersebut di atas menunjukkan bahwa benda-benda tersebut dulunya tidak
diwariskan kepada anak-cucu keturunannya. Dengan demikian jika kita merasa adalah keturunan
dari seseorang dan ada benda miliknya yang berada di tangan seseorang melalui penarikan gaib,
maka kita tidak bisa mengklaim bahwa benda tersebut adalah hak kita sebagai ahli waris, karena
benda itu tidak diwariskan kepada kita. Lagipula mungkin saja orang tersebut adalah juga keturunan
si pemilik benda itu, atau melalui penarikan gaib tersebut si pemilik benda itu mewariskan bendanya
itu kepada orang tersebut, bukan kepada kita.

Ada juga mustika dan pusaka yang aslinya adalah milik bangsa jin atau mahluk halus lain, ada yang
dimiliki untuk dirinya sendiri, ada juga yang diberikan kepada manusia tertentu, yang kemudian
setelah urusannya selesai benda-benda tersebut kembali lagi kepada mahluk halus pemiliknya.
Selain itu juga ada berbagai macam benda harta karun, baik yang aslinya adalah milik para mahluk
halus sendiri, atau juga yang dulunya adalah milik manusia yang diambil oleh mahluk halus dan
dimasukkan ke alam gaib.

Selain itu ada juga mustika dan pusaka milik bangsa dewa yang dulu diberikan kepada orang-orang
tertentu yang dikasihi dewa, mustika dan pusaka yang sulit dicari tandingannya, karena benda-
benda itu adalah milik dewa, yang kemudian setelah urusannya selesai, benda-benda tersebut
kembali lagi kepada dewa pemiliknya. Tetapi di alam sana tidak semua mustika dan pusaka itu
dibawa-bawa oleh dewa pemiliknya, banyak di antaranya yang diletakkan di suatu tempat yang sulit
dijangkau oleh manusia dan keberadaannya sulit untuk diketahui oleh manusia (biasanya diletakkan
di puncak-puncak gunung atau di lereng kawahnya).

Mungkin sudah terbiasa kita mendengar cerita di masyarakat tentang orang-orang yang kesambet,
kerasukan, ketempatan, atau ketempelan mahluk halus. Tetapi mungkin tidak banyak orang
mengetahui bahwa manusia juga bisa ketempelan atau ketempatan benda-benda mustika dan
pusaka dari alam gaib. Kejadian-kejadian ini memang langka, tetapi benar terjadi.

Pada masa sekarang ada juga kejadian benda-benda gaib mengikut kepada seseorang. Ada beberapa
benda pusaka keris / tombak, mustika dan benda-benda harta karun, dsb, yang masih dalam bentuk
gaibnya, mengikut kepada seseorang dengan cara menempel di tubuhnya. Benda-benda tersebut,
karena belum mewujud menjadi benda nyata yang sempurna, kebanyakan memberi tuah untuk
kekuatan badan (untuk berkelahi), penjagaan dari serangan gaib (santet / guna-guna) dan
menambah karisma wibawa.
Kejadian-kejadian itu ada juga yang terjadi karena disengaja oleh seseorang, yang dengan
kemampuan gaibnya menarik benda-benda gaib tersebut, kemudian ditempelkan ke tubuhnya, tidak
diubah menjadi benda nyata.

Sebagian lagi kejadiannya tidak disengaja. Ada orang-orang yang menerima benda-benda tersebut
sebagai warisan dari leluhurnya yang sudah meninggal, walaupun meninggalnya sudah berpuluh-
puluh atau beratus-ratus tahun yang lalu. Sebagian lagi terjadi karena benda-benda tersebut sengaja
datang sendiri untuk mengikut kepada seseorang.

Mahluk halus banyak yang datang sendiri kepada manusia. Ada yang menjadi khodam pendamping,
ada yang bersemayam di dalam tubuh manusia, ada juga yang hanya tinggal di rumah kediaman
manusia. Dalam hal benda-benda gaib itu berarti mahluk halusnya datang kepada manusia bersama
dengan rumah gaibnya.

Benda-benda tersebut, masih dalam bentuk gaibnya, menempel pada tubuh seseorang. Biasanya
keberadaan benda-benda tersebut tidak bersifat negatif, biasanya justru akan memberikan manfaat
yang positif sesuai fungsi dari masing-masing bendanya. Biasanya juga keberadaan benda-benda
tersebut tidak akan menyulitkan proses kematian, karena keberadaannya hanya menempel saja
pada energi tubuh si manusia, tidak seperti susuk yang sejak awal memang sudah disatukan dengan
fisik dan sukma manusia pemakainya. Tetapi orang-orang yang ketempatan benda-benda tersebut
mungkin akan merasakan sakit pegal-pegal di tubuhnya, di bagian yang ketempatan benda-benda
gaib itu, karena tidak tahan dengan keberadaan energi benda-benda gaib tersebut di tubuhnya dan
seringkali juga orang-orang tersebut tidak sadar bahwa sakit pegal-pegalnya itu adalah karena
dirinya ketempatan benda-benda gaib.

Di luar kejadian-kejadian itu ada satu kejadian luar biasa yang tidak ada padanannya dengan
kejadian lain dalam sejarah kehidupan manusia di belahan dunia manapun pada jaman apapun
dimana ada seorang manusia jawa yang menerima sedemikian banyaknya benda-benda mustika dan
pusaka-pusaka sakti yang dulunya sangat ternama pada jamannya masing-masing. Selain orang itu
sendiri mampu menarik dan memindahkan benda-benda gaib ia juga banyak menerima benda-
benda gaib sebagai pemberian.

Berbagai macam mustika dan pusaka sakti tanah jawa yang telah moksa dan menghilang dari
kehidupan manusia diwariskan kepadanya oleh para leluhurnya, sebagiannya lagi datang sendiri
menggabungkan diri untuk mengikut kepadanya. Mustika dan pusaka-pusaka Dewa, senjata kunta,
panah pasopati, senjata cakra, gada bima, dsb, juga diwariskan kepadanya. Bahkan banyak mahluk
halus dari berbagai penjuru bumi datang mengikut kepadanya dan memberikan pusaka-pusaka dan
benda-benda miliknya sebagai persembahan dan penghormatan kepadanya. Selain mustika dan
pusaka, berbagai macam benda harta karun dari alam gaib juga diberikan kepadanya, bahkan ada
segunungan emas gaib di bawah rumahnya.

Sedemikian banyaknya benda-benda gaib yang diterimanya, sehingga tidak semuanya dibawanya.
Sebagian menempel di tubuhnya, sebagian diletakkan di dalam kamarnya, sebagian lagi diletakkan di
halaman belakang rumahnya. Benda-benda itu masih dibiarkan dalam kondisi gaibnya, tidak diubah
menjadi benda nyata, dan belum ada satu pun manusia atau mahluk halus yang mampu merebut
benda-benda tersebut darinya, kecuali ia mengizinkannya.

Ini adalah sebuah fenomena gaib yang tidak sembarang manusia dapat mengetahuinya.

Mungkin suatu saat, tidak sekarang, anda juga dapat mengetahui dan mengenal jati diri orang itu.

Sekalipun orang itu tidak mempertunjukkan kegaibannya sehingga tidak banyak orang yang tahu dan
menyadari kegaibannya, mungkin dengan cara melihat gaib anda juga dapat menyaksikan sendiri
kebenaran fenomenanya.

Benda-Benda Gaib dan Bertuah


Ada banyak benda-benda gaib dan bertuah selain keris dan pusaka. Sebagian besar bahan dasarnya
adalah batu yang dapat dijadikan cincin / kalung, atau yang terbuat dari kayu dan logam. Umumnya
bentuknya lebih kecil dan pemeliharaannya lebih sederhana daripada keris, sehingga lebih banyak
diminati orang dan banyak dijadikan jimat. Selain itu, ada banyak benda di sekitar kita yang tanpa
kita ketahui sebenarnya memiliki kegaiban dan menyimpan tuah tersendiri.

Benda bertuah yang paling banyak dimiliki manusia di jawa dan digunakan sehari-hari adalah dari
jenis batu akik. Pengertian batu akik adalah jenis-jenis batu yang nilai kekerasannya berada di bawah
batu permata dan tidak digolongkan sebagai batu mulia. Di pulau Jawa juga banyak jenis-jenis batu
mulia, tetapi sifatnya adalah batu lokal, dan lebih banyak disamakan dengan kelas batu akik, tidak
disamakan dengan batu mulia yang mahal harganya. Batu-batu ini dimuliakan orang tidak seperti
batu mulia yang indah dan mahal harganya, tetapi disukai karena bentuk fisik dan warnanya bagus
(relatif bagi setiap orang), harganya yang relatif murah, dan dianggap memiliki suatu kegaiban / tuah
tertentu bagi pemakainya.

Tuah yang diharapkan dari sebuah batu akik adalah dapat memberikan aura atau pengaruh positif
bagi si pemakai. Jenis kegaiban (tuah) yang sering dipercaya orang diberikan oleh batu akik adalah
tuah untuk pengasihan, penglaris dagangan, keselamatan, kekuatan (pukulan), pengobatan /
kesehatan, dan ketenangan hati. Kebanyakan batu akik memberikan kegaiban biasa saja, tetapi
cukup untuk mengsugesti pemakainya dalam memakainya. Ada juga batu akik, walaupun jumlahnya
sangat sedikit, yang kegaibannya sangat tinggi, seperti anti cukur, anti bacok, dsb. Penulis tidak akan
membahas sisi gaib dari batu akik, karena kegaibannya tidak dapat dikategorikan secara seragam,
sehingga harus dilihat batunya satu per satu.

Ada benda-benda tertentu yang digolongkan sebagai Mustika, yaitu yang secara fisik tidak boleh
diasah, diubah atau dimodifikasi bentuknya, karena bila itu dilakukan dikhawatirkan kegaiban dari
benda itu akan hilang atau luntur. Sebuah batu yang tergolong mustika, misalnya sebuah batu hitam
untuk kekebalan, tidak boleh diasah untuk diperkecil bentuknya dan tidak boleh digosok walaupun
maksudnya supaya lebih mengkilat. Bila itu dilakukan, dikhawatirkan batu tersebut akan luntur
kegaibannya, tidak lagi menjadikan pemakainya kebal senjata tajam.

Mustika adalah benda-benda yang sarat dengan muatan gaib, karena itu secara alami benda-benda
mustika lebih banyak berada di alam gaib daripada di alam nyata manusia. Kegaiban mustika itulah
yang menyebabkannya banyak diinginkan orang. Sebuah mustika yang kegaibannya sempurna,
kegaibannya itu akan bisa dirasakan langsung oleh pemiliknya. Misalnya yang kegunaannya untuk
kekuatan, keselamatan dan kekebalan, maka kegaibannya itu bisa ditunjukkannya dengan
menjadikan manusia pembawanya tahan menerima pukulan, menjadi kebal tidak mempan dibacok,
kebal terhadap tusukan senjata tajam, rambutnya tidak mempan dicukur, tahan panasnya api dan
tidak akan terbakar. Kekuatan kegaiban itulah yang menjadikannya sebuah mustika yang berbeda
dengan benda-benda serupa di dunia manusia. Walaupun benda-benda mustika ini ada yang
ditemukan di alam nyata manusia, tetapi lebih banyak lagi yang berada di alam gaib.

Selain benda-benda gaib berbentuk pusaka, mustika, batu akik dan jimat-jimat kecil lainnya, yang
biasa dimiliki orang adalah benda gaib berupa jimat rajahan. Di dalam masyarakat jawa, jimat
rajahan yang paling banyak adalah yang beraksara arab dan jawa. Selain itu ada juga doa-doa khusus
dalam aksara cina, sansekerta, dsb.

Benda-benda rajahan banyak digunakan sebagai jimat pribadi atau dipasang di dinding rumah
sebagai sarana tolak balak atau pengusir gangguan mahluk halus. Namun sayangnya, Penulis
seringkali mendapati rajahan-rajahan itu, sekalipun masih menyimpan tuah sebagai pengusir aura-
aura negatif, tetapi kadar kekuatan gaibnya sudah sangat menurun.

Dalam penyimpanannya, sebaiknya semua benda gaib tidak dibungkus dengan plastik atau
dimasukkan ke dalam benda-benda yang terbuat dari plastik, karena plastik itu akan membatasi /
menghalangi pancaran gaib dari benda gaibnya.

Seringkali mungkin kita sendiri tidak menyadari bahwa benda di hadapan atau di sekitar kita yang
kelihatannya biasa saja ternyata memiliki kegaiban tertentu yang mungkin bermanfaat untuk kita,
mungkin juga merugikan. Pohon, rumah dan bangunan lain sudah umum bila dihuni oleh gaib.
Bahkan perabotan rumah kita pun dapat saja merupakan rumah bagi sesuatu gaib. Perabotan yang
seringkali dihuni oleh gaib adalah tongkat kayu, tempat tidur dan lemari dari kayu jati, patung-
patung hiasan dari tanah liat / keramik, dan tiang sokoguru. Biasanya ini terjadi pada rumah-rumah
bermodel kuno / klasik dan rumah / bangunan yang udaranya pengap atau lembab.
Menurut hemat Penulis, itu memang biasa terjadi. Mahluk gaib bisa berdiam di mana saja, bahkan di
dalam tubuh manusia sekalipun. Yang menentukan apakah sesuatu benda menjadi bertuah atau
tidak adalah sifat energi dari benda tersebut, ditambah pengaruh keberadaan gaib di dalamnya. Bila
sesuatu benda mempunyai sesosok gaib yang berdiam di dalamnya, maka ada 2 hal yang perlu
dipertimbangkan secara bijaksana, yaitu apakah keberadaan gaib itu memberikan pengaruh tertentu
kepada manusia, dan jika memberikan pengaruh, pengaruhnya itu bersifat negatif ataukah positif.

Bila sifat energinya atau keberadaan gaib di dalamnya memberikan manfaat untuk manusia, maka
kita akan menyebutnya bertuah, tetapi bila dirasakan mengganggu, maka terhadap isi gaib benda itu
harus dilakukan pemberishan gaib. Bila keberadaan gaibnya tidak memberikan pengaruh apa-apa
bagi manusia, maka kita tidak menyebutnya benda bertuah, tetapi hanya merupakan benda biasa
saja yang ada penghuni gaibnya.

Kita akan menyebut keberadaan gaib itu bersifat positif bagi manusia bila sifat aura dan energinya
selaras dengan manusia. Artinya tidak menimbulkan sesuatu yang merugikan manusia, malah
bersifat menguntungkan. Begitu juga sebaliknya. Kita akan menyebut keberadaan gaib itu bersifat
negatif bagi manusia bila sifat aura dan energinya tidak selaras dengan manusia dan cenderung
merugikan.

Untuk mempelajari sifat-sifat dan sisi kegaiban suatu benda bertuah dan tentang kecocokkannya
dengan seseorang dapat digunakan cara menayuh yang serupa seperti dalam tulisan : Ilmu Tayuh /
Menayuh Keris.

Bila kita menyadari ada sesuatu benda milik kita yang berpenghuni gaib, maka kita harus dapat
menentukan apakah sifat gaibnya itu baik (positif) ataukah berpengaruh negatif terhadap manusia.
Kita juga harus bijaksana untuk bersikap supaya perilaku kita tidak menyinggung atau membuat
mereka marah. Bila kita menyadari bahwa keberadaan gaib itu bersifat negatif, maka kita harus
bijaksana untuk melakukan tindakan-tindakan pembersihan gaib (mungkin dengan bantuan
paranormal), supaya kita tidak sampai mengalami pengaruh negatifnya, atau memindah-
tangankannya jika tidak mampu diatasi. (Pengaruh Gaib Thd Manusia)

--------------------
Batu Akik

Benda bertuah yang paling banyak dimiliki manusia di jawa dan umum digunakan sehari-hari adalah
batu akik. Pengertian batu akik adalah jenis-jenis batu perhiasan yang nilai kekerasannya berada di
bawah batu permata dan tidak tergolong sebagai batu permata. Di pulau Jawa juga ada banyak jenis-
jenis batu mulia, tetapi jenisnya adalah batu lokal, dan kadarnya lebih banyak disamakan dengan
kelas batu akik, tidak disamakan dengan batu permata yang mahal harganya. Batu-batu itu
dimuliakan orang tidak seperti batu permata yang indah dan mahal harganya, tetapi disukai karena
bentuk fisik dan warnanya bagus (relatif bagi setiap orang), harganya relatif murah, dan ada juga
yang dianggap memiliki suatu kegaiban / tuah tertentu bagi pemakainya yang disebut batu aji dan
sebagiannya lagi sebenarnya adalah batu mustika.

Pengertian batu akik adalah jika kita memandang batu akik itu sebagai sebuah batu cincin hiasan,
yang tidak termasuk dalam kategori batu permata dan mustika. Jika kita memandangnya sebagai
batu yang memberikan tuah kegaiban tertentu (karena ada sosok gaib di dalamnya), maka jenis ini
sering disebut sebagai batu aji.

Tuah yang diharapkan dari sebuah batu akik adalah bisa memberikan aura atau pengaruh positif bagi
si pemakai, baik pengaruh secara fisik maupun psikologis, seperti tuah untuk pengasihan,
keselamatan, kekuatan tubuh dan pukulan, pengobatan / kesehatan, dan ketenangan hati.
Kebanyakan batu akik memberikan kegaiban biasa saja, tetapi cukup untuk mengsugesti pemakainya
dalam memakainya. Ada juga batu akik, walaupun jumlahnya sangat sedikit, yang kegaibannya
sangat tinggi, seperti batu anti cukur, anti bacok, dsb, yang sebagian besar sebenarnya adalah
sebuah mustika.

Penulis tidak akan membahas sisi kandungan gaib (sisi perkhodaman) dari batu akik, karena
kegaibannya tidak dapat dikategorikan secara seragam, sehingga harus dilihat batunya satu per satu.
Tetapi secara alami sebuah batu dengan sendirinya sudah mengandung suatu aura energi yang bagi
manusia ada yang dirasakan bermanfaat sehingga yang seperti itu disebut sebagai tuah dari sebuah
batu dan batunya disebut bertuah. Jika batu bertuah itu dihuni oleh sesosok gaib (khodam), maka
keberadaan gaib itu di dalam batunya akan memperkuat aura energi / tuah batunya. Sifat-sifat
sesosok gaib yang tinggal di dalam sebuah batu biasanya sejalan dengan sifat-sifat batunya sehingga
pancaran energi dari si gaib akan memperkuat pancaran aura energi (tuah) dari batunya.

Masing-masing batu secara alami mengandung hawa energi yang berpengaruh pada orang
pemakainya. Batu akik yang memiliki tuah tinggi biasanya dominan berasal dari kegaiban sesosok
mahluk halus di dalam batunya (batunya tidak kosong, ada "isinya"). Ada batu-batu alam yang ketika
masih dalam kondisi aslinya di alam tidak berpenghuni gaib. Tetapi setelah batunya dipotong-potong
dan diasah, kemudian batunya menjadi berisi mahluk halus (ada sesosok mahluk halus yang masuk
menghuni batu itu).
Tetapi tidak semua batu akik dihuni sesosok gaib di dalamnya, dan batu akik yang berpenghuni
mahluk gaib di dalamnya pun tidak semuanya memberikan tuah tertentu kepada manusia
pemakainya, karena mahluk gaibnya mungkin hanya sekedar tinggal saja di dalam batu tersebut,
sehingga jika diinginkan supaya sosok gaib di dalam batu itu memberikan tuah tertentu, maka
batunya harus lebih dulu di-"aktif"-kan kegaibannya dengan laku tertentu, misalnya diwiridkan suatu
amalan gaib dan diberi sesaji tertentu.

Tuah yang alami dari batu akik yang dinikmati oleh para pemakainya adalah berasal dari hawa aura
energi alami batunya, tetapi batu akik yang tuahnya besar biasanya berasal dari kegaiban mahluk
halus di dalamnya. Sifat-sifat sesosok gaib yang tinggal di dalam sebuah batu biasanya sejalan
dengan sifat-sifat batunya, sehingga keberadaan mahluk gaibnya itu akan memperkuat aura energi
(tuah) dari batunya. Batu-batu yang seperti itu akan semakin kuat tuahnya bila batunya diberikan
sesajinya dan diwiridkan amalan gaib untuk tuah yang sejalan dengan tuah alami batunya. Kalau
amalannya tidak sejalan atau berlawanan dengan tuah alami batunya, mungkin batunya malah jadi
tidak bagus tuahnya, dan tidak stabil tuahnya.

Tetapi ada banyak batu akik yang di dalamnya berisi gaib, tapi batunya sendiri tidak memberikan
tuah apa-apa, termasuk walaupun batunya sudah diwiridkan amalan gaib. Mungkin jenis batunya
sendiri tidak mengandung aura tertentu yang bermanfaat bagi manusia, sehingga walaupun berisi
gaib, tuahnya tidak terbentuk dan tidak jelas apakah akan bermanfaat bagi manusia.

Dalam memilih batu akik, biasanya pemilihan warna merupakan faktor utama. Batunya sendiri
adalah sebagai sarana menyimpan / menyalurkan energi / aura yang kekuatannya sebagai
penyimpan / penyalur energi itu antara satu batu akik dengan batu akik lainnya berbeda-beda
tergantung pada masing-masing jenis batunya, keaslian batunya, warnanya, bentuknya, ukuran
besar-kecilnya, cara memakainya, dsb.

Selain sisi gaibnya, masing-masing batu secara alami memiliki energi / aura sendiri-sendiri yang
pengaruhnya akan dirasakan sebagai positif atau negatif tergantung pada kecocokkan si pemakai.
Seseorang yang fisiknya atau psikologisnya sangat sensitif, biasanya akan dapat langsung merasakan
pengaruh dari batu cincin yang dipakainya, entah pengaruhnya itu baik ataupun tidak baik bagi
dirinya. Pengaruh baik atau tidak baik yang dirasakan setiap orang tidak sama, tergantung
kecocokkannya dengan batunya, sehingga pengaruh dari sebuah batu yang sama akan dirasakan
berbeda oleh setiap orang, tergantung kecocokkannya masing-masing dengan batu tersebut.
Sebagai tambahan, anda bisa menggunakan cara-cara yang serupa seperti dalam tulisan Ilmu Tayuh
/ Menayuh Keris dan Olah Rasa dan Kebatinan untuk mengetahui karakter aura energi batu-batu
akik atau permata milik anda, atau apakah benda-benda anda tergolong sebagai mustika, atau untuk
belajar mendeteksi apakah ada keberadaan mahluk gaib di dalam benda-benda tersebut, untuk
mengetahui sifat-sifat karakter gaibnya (jika ada), kecocokkannya dengan anda, apa tuah yang
diberikannya, persyaratan dan sesaji apa yang dimintanya, jika ada, dsb.

Jenis batu dan sifatnya :

Jenis batu yang warnanya padat (tidak tembus pandang / cahaya) lebih baik dalam menyerap dan
menyimpan energi / aura. Bagi pemakainya, pengaruh yang dirasakan biasanya adalah :

- Pengaruh Positif : lebih mantap dalam bersikap / berpendirian (tidak mudah goyah)

- Pengaruh Negatif : terlalu kukuh pada pendirian, pikiran cepat penat.

- Pengaruh Positif : kondisi tubuh lebih stabil, bertenaga.

- Pengaruh Negatif : tubuh sering terasa penat atau pegal.

Jenis batu yang berwarna bening (transparan tembus pandang / cahaya ) lebih baik dalam
melepaskan / menyalurkan energi / aura. Bagi pemakainya, pengaruh yang dirasakan biasanya
adalah :

- Pengaruh Positif : lebih ceria, segar.

- Pengaruh Negatif : sering lengah, kurang berhati-hati.

- Pengaruh Positif : mudah mendapatkan ide-ide baru / ilham.


- Pengaruh Negatif : kurang konsentrasi berpikir, mudah lupa.

Batu yang berukuran cukup besar (relatif bagi setiap orang) biasanya lebih baik dalam menyimpan /
menyalurkan energi dibandingkan batu yang berukuran lebih kecil.

Batu alam asli biasanya menyimpan / menyalurkan energi yang lebih sejuk dibandingkan batu
masakan atau batu imitasi yang biasanya menyimpan / menyalurkan energi yang berhawa lebih
panas dan dapat menyebabkan panas dalam dan mudah lelah berpikir / stress.

Batu tua (biasanya lebih mengkilap) biasanya menyimpan dan menyalurkan energi yang berhawa
lebih panas (hangat), dibandingkan batu muda (batu muda biasanya kurang mengkilap dibandingkan
batu yang tua).

Batu yang lebih muda biasanya lebih baik dalam menyimpan dan menyalurkan energi yang sejuk,
dibandingkan batu yang tua.

Jenis batu yang bulat, lonjong atau setengah gepeng lebih baik dalam menyerap dan menyimpan
energi / aura. Jenis batu yang bentuknya meruncing seperti asahan berlian lebih baik dalam
melepaskan energi / aura.

Cara Memakai Cincin :

- Kenakan di tangan kiri jika dimaksudkan untuk kecantikan / keindahan, kesehatan, ketenangan hati
dan

pikiran, kesegaran berpikir dan keceriaan.


- Kenakan di tangan kanan jika dimaksudkan selain yang dipakai di tangan kiri, seperti untuk
pengasihan,

kerejekian, kekuatan, kegagahan, kewibawaan, kepangkatan, kemantapan berpikir / bersikap, dsb.

Jika mengenakan 2 cincin batu, maka :

- cincin batu yang karakternya keras dikenakan di tangan kanan, seperti yang untuk kekuatan,
kegagahan,

kewibawaan, kepangkatan, kemantapan berpikir / bersikap, dsb.

- cincin batu yang karakternya halus dikenakan di tangan kiri, seperti yang untuk kecantikan /
keindahan,

kesehatan, ketenangan hati dan pikiran, kesegaran berpikir, keceriaan, kerejekian dan pengasihan.

(Khusus untuk cincin batu akik yang berkhodam jin laki-laki kekar yang menonjolkan kekuatan dan
kegagahan, cincinnya harus dipakai di tangan kanan. Pantang baginya diposisikan di sebelah kiri).

Memilih Ikatan Cincin :

- Berbahan emas. Menyalurkan hawa panas yang halus. Baik untuk menambah kesegaran pikiran /

semangat, keceriaan, aura wajah lebih bersinar, dan menambah kharisma.

Batu cincin berwarna gelap akan terlihat kontras dan harmonis bila diikat dengan cincin berbahan
emas.

Ikatan cincin berbahan emas 22 karat atau lebih tidak cocok untuk mengikat batu cincin yang
beraura

kekuatan / panas, karena ikatannya akan mudah kendor (dikhawatirkan batunya lepas dan jatuh).

Bahan emas ini juga kurang cocok untuk batu aji yang bertuah untuk kekuatan atau kekebalan,
karena

bahan emas itu dapat meredam / mengurangi "power"nya atau kegalakannya.

- Berbahan emas swasa (14 atau 15 karat). Bersifat kombinasi antara ikatan cincin berbahan emas
dan baja.
Bahan emas 14 karat cukup baik untuk ikatan cincin, ikatannya tidak mudah kendor.

Sebaiknya emasnya dipilih yang 14 karat, maksimal 18 karat. Kalau lebih dari itu biasanya logam
emasnya

lebih lunak, sehingga dikhawatirkan ikatan batunya mudah kendor dan batunya lepas / jatuh
(terutama

untuk mengikat batu cincin berkhodam). Bahan emas ini sebaiknya tidak digunakan untuk
mengikat batu aji

yang bertuah untuk kekuatan atau kekebalan.

- Berbahan perak. Cocok untuk mengikat batu cincin yang beraura lembut. Menambah kesejukan.

Bila berada di bawah sinar bulan purnama, dapat menyerap energi bulan purnama, sejuk, baik
untuk

kesehatan dan memperkuat aura wajah.

- Berbahan perak yang disepuh / dilapis emas, bersifat kombinasi antara cincin berbahan emas dan
perak.

- Berbahan baja putih (monel) bersifat netral. Cocok untuk mengikat batu cincin yang beraura
lembut maupun

yang beraura kekuatan / panas. Bila digunakan untuk mengikat batu cincin yang beraura lembut
akan

menambah kesejukannya. Bahan baja putih ini juga baik untuk digunakan mengikat batu aji yang
bertuah

untuk kekuatan atau kekebalan.

- Berbahan kuningan, menyalurkan hawa panas juga tetapi tidak sekuat emas. Kurang baik untuk
kesehatan,

dapat menyebabkan mudah masuk angin, panas dalam, dan kepala terasa berat / pusing.

Beberapa jenis batu akik dan potensi pengaruhnya sbb :


Batu Giok (giok Cina ataupun giok lokal). Membuat hati bertambah tenang dan tentram.

Batu giok ada yang berwarna hijau, coklat dan hitam.

Batu giok muda hijau dapat menyerap energi negatif tubuh dan membantu menetralisir panas
dalam, sehingga tubuh dan pikiran pemakainya menjadi lebih sehat.

Dibandingkan batu giok tua, batu giok muda yang berwarna hijau muda keputihan lebih kuat dalam
menyerap energi negatif tubuh dan membersihkan aura wajah. Ada beberapa batu giok muda
keputihan yang ketika menyerap energi negatif orang pemakainya, batu itu akan berubah warnanya
menjadi lebih gelap dan kusam.

Bila batunya secara alami berisi gaib di dalamnya, biasanya tuah alaminya adalah membantu
kerejekian, pengasihan dan keteduhan hati.

Batu Biduri Bulan. Berwarna putih transparan, akan memantulkan warna putih kebiruan bila terkena
cahaya. Membantu aura tubuh dan wajah menjadi lebih bersih, cerah dan bersinar dan
memancarkan aura pengasihan. Bila batunya secara alami berisi gaib di dalamnya, biasanya tuah
alaminya adalah membantu pengasihan.

Batu Anggur. Umumnya berwarna putih transparan dan di dalamnya ada seperti kabut putih.
Menambah ketenangan hati dan pengasihan.

Batu Merah Siam. Yang berwarna bening merah terang dapat menambah semangat, keceriaan dan
kesegaran berpikir. Bila batunya secara alami berisi gaib di dalamnya, biasanya tuah alaminya adalah
membantu kerejekian, pengasihan dan kesegaran hati.

Batu Merah Siam Rose (batu siam merah keunguan atau merah jambu). Memperkuat rasa kasih
kepada orang lain. Bila batunya secara alami berisi gaib di dalamnya, biasanya tuah alaminya adalah
membantu kerejekian dan pengasihan.

Batu Akik Hitam. Menambah kemantapan bersikap, menambah kesan gagah dan berwibawa. Yang
bagus adalah yang batunya tua (mengkilap dan ster-nya jelas terlihat). Bila batunya secara alami
berisi gaib di dalamnya, biasanya tuah alaminya adalah membantu stamina dan kekuatan badan.

Batu Badar.

Batu Yaman. Berwarna coklat gelap atau hitam, tetapi berwarna kemerahan bila ditembusi sinar.
Menambah kemantapan bersikap. Bagi orang-orang yang sensitif, jenis batu yaman dan batu-batu
berwarna coklat seperti madu dapat menyebabkan pikiran berat dan cepat penat (pikiran butek).

Batu Kecubung Asihan.

Batu kecubung asihan berwarna ungu terang memberikan pengaruh pengasihan yang lebih kuat
daripada yang berwarna ungu gelap.

Bila batunya secara alami berisi gaib di dalamnya biasanya tuah alaminya :
Batu kecubung yang batunya muda berwarna ungu terang tidak tembus sinar menambah
ketentraman hati dan memancarkan aura pengasihan (membuat orang pemakainya selalu dikasihi
oleh orang lain).

Batu kecubung yang batunya tua berwarna bening ungu gelap tembus sinar kebanyakan berfungsi
untuk membantu kepangkatan / karir.

Batu Es / Kristal. Menambah ketenangan hati dan pikiran.

Batu Kalimaya. Batunya bisa berwarna apa saja dan akan memantulkan sinar warna-warni bila
terkena cahaya matahari. Menambah rasa percaya diri. Hawa energinya agak panas.

Jenis batu ini biasanya tidak dihuni gaib / khodam.

Batu Sulaiman. Untuk ketentraman batin, menambah karisma keagunggan.

Batu Mata Kucing (cat eye / tiger eye). Menambah keberanian dan rasa percaya diri. Berhawa aura
panas. Bagi yang cocok, energi batunya yang agak panas itu bisa dirasakan membuat pikiran segar
dan tubuh terasa bertenaga.

Bagi yang tidak cocok, atau yang tubuhnya sensitif, energi batunya yang agak panas itu dapat
menyebabkan panas dalam, memudahkan masuk angin, radang tenggorokan dan kerontokan
rambut. (Hati-hati, banyak batu mata kucing masakan dan imitasi).

Jenis batu ini biasanya tidak dihuni gaib / khodam.

Batu Zamrud. Berwarna hijau daun sampai hijau tua. Sejuk dan teduh di hati.

Bila batunya secara alami berisi gaib di dalamnya, biasanya tuah alaminya adalah membantu
kerejekian dan keteduhan hati.

Batu Pirus. Yang bagus adalah yang berwarna biru dan gambar uratnya berwarna emas. Menambah
karisma wibawa dan kebijaksanaan kesepuhan. Cocok untuk orang-orang tua.

Batu Aquamarine. Biru bening. Sejuk, berbelas-kasih.

Batu Ruby. Menumbuhkan dan menjaga rasa cinta. Bila batunya secara alami berisi gaib di
dalamnya, biasanya tuah alaminya adalah membantu pengasihan.

Batu Kinyang Air. Sejuk di hati.

Batu Tapak Jalak. Untuk kekuatan badan. Mengeluarkan aura panas yang menyebabkan pemakainya
menjadi mudah marah, disegani dan dijauhi orang (yang persilangan cincinnya tebal dan menonjol
keluar).

Batu Madu. Berwarna coklat tembus sinar seperti madu. Bagi orang-orang yang sensitif, jenis batu
berwarna coklat seperti madu dapat menyebabkan pikiran berat dan cepat penat (pikiran butek).

Batu Combong, yaitu batu yang mempunyai lubang alami yang tembus dari atas sampai ke bagian
bawah batunya. Sebagian kalangan menganggap batu combong berkasiat untuk pengasihan dan bisa
untuk pelet, walaupun Penulis seringkali tidak menemukan kebenarannya. Tetapi banyak batu akik
combong yang aslinya bukanlah batu combong, karena combongnya itu adalah hasil rekayasa si
pengasah batu.

Sebagai catatan, pengaruh dan hawa aura energi batu-batu yang disebut di atas adalah yang bersifat
alami dari batunya. Seandainya batu-batu tersebut ada berpenghuni gaib di dalamnya (berkhodam),
mungkin kemudian hawa energi batu tersebut akan berubah, tidak sama lagi dengan aslinya, karena
adanya pengaruh aura energi dari keberadaan sesosok gaib di dalamnya.

Tuah yang alami dari batu akik yang dinikmati oleh para pemakainya adalah berasal dari hawa aura
energi alami batunya, tetapi batu akik yang tuahnya besar biasanya berasal dari kegaiban mahluk
halus di dalamnya. Biasanya sifat-sifat sesosok gaib yang tinggal di dalam sebuah batu biasanya
sejalan dengan sifat-sifat batunya, sehingga keberadaan mahluk gaibnya itu akan memperkuat aura
energi (tuah) dari batunya. Batu-batu yang seperti itu akan semakin kuat tuahnya bila batunya
diberikan sesajinya dan diwiridkan amalan gaib untuk tuah yang sejalan dengan tuah alami batunya.
Kalau amalannya tidak sejalan atau berlawanan dengan tuah alami batunya, mungkin batunya malah
jadi tidak bagus tuahnya, dan tidak stabil tuahnya.

Jadi kalau anda sudah mempunyai batu-batu seperti jenis-jenis di atas, kalau diinginkan tuahnya
sebaiknya batunya diberikan sesajinya sebulan sekali dan selalu dipakai. Jika ingin diwiridkan amalan
gaib untuk memperkuat tuahnya, sebaiknya amalannya sejalan dengan sifat-sifat alami batunya
seperti dituliskan di atas.

Dalam memilih batu akik biasanya orang memilihnya berdasarkan warna batunya, ukurannya dan
kilauan sinar mengkilapnya. Sebaiknya diperhatikan juga unsur manfaat dan kecocokkan aura energi
batu tersebut dengan pemakainya. Misalnya, orang yang berpembawaan keras dan panas,
emosional dan yang keras bersikukuh dengan pemikiran dan pendapatnya, mungkin akan lebih baik
jika memakai batu yang berhawa aura teduh supaya lebih baik dalam hubungan sosialnya, dan
orang-orang yang karakternya kurang bersemangat, kurang mantap pendiriannya dan kurang gigih
dalam berusaha, mungkin lebih cocok memakai batu yang berhawa aura agak panas untuk
menambah semangat dan untuk menambah kekerasan pendirian dalam mengambil keputusan.

Cara menilai kecocokkan sebuah batu dengan seseorang, yang mudah adalah dengan meminjam
pakai cincin batu milik teman, dirasakan kecocokkannya, dirasakan apakah hawa auranya terasa
nyaman. Setelah itu mungkin bisa mencari batu cincin yang sejenis dengan cincin itu jika dirasa
cocok.
Untuk mempelajari sifat-sifat dan sisi kegaiban batu akik dan yang bertuah dan tentang
kecocokkannya dengan seseorang dapat digunakan cara menayuh yang serupa seperti dalam tulisan
: Ilmu Tayuh / Menayuh Keris.

Seringkali orang mengkoleksi / memakai batu akik adalah bukan hanya karena keindahan atau
kecocokkannya dengan batunya, tetapi karena ada tuah tertentu yang diharapkan dan banyak juga
yang khusus meminta atau membeli batu akik dari orang pinter atau paranormal. Jenis kegaiban
(tuah) yang sering dipercaya orang diberikan oleh batu akik adalah tuah untuk pengasihan, penglaris
dagangan, keselamatan, kekuatan tubuh dan pukulan, dan kerejekian. Bagi pemakainya, batu-batu
tersebut dimiliki bukan hanya sebagai benda koleksi atau dipakai sebagai pemanis, tetapi juga
sebagai jimat. Kebanyakan batu akik secara alami memberikan kegaiban biasa saja, tetapi cukup
untuk mengsugesti pemakainya dalam memakainya. Yang tuahnya kuat biasanya sudah diwiridkan
amalan gaib. Tetapi ada juga batu akik, walaupun jumlahnya sangat sedikit, yang kegaibannya sangat
tinggi, seperti batu anti cukur, anti bacok / tusuk senjata tajam, dsb.

Khodam dari sebuah batu akik biasanya tetap berdiam di dalam bendanya, tidak menjadi khodam
pendamping, sehingga untuk mendapatkan tuahnya bendanya harus selalu dipakai / dibawa. Jika
ada sebuah batu akik yang dikatakan bertuah penjagaan gaib, umumnya batu akik itu tidak sungguh-
sungguh bertuah penjagaan gaib, jarang sekali ada batu akik yang bertuah penjagaan gaib, umumnya
hanya memberikan tuah kekuatan badan saja dan membantu ketahanan tubuh terhadap serangan
gaib, khodamnya pasif, tidak aktif untuk fungsi penjagaan gaib seperti benda-benda gaib yang
khodamnya menjadi khodam pendamping.

Pengertian istilah batu akik adalah jika kita memandang batu akik sebagai sebuah batu cincin hiasan,
yang tidak termasuk dalam kategori batu permata dan mustika. Jika kita memandangnya sebagai
batu yang memberikan tuah kegaiban tertentu (karena ada sosok gaib di dalamnya), maka jenis ini
disebut sebagai batu aji.

Khodam jimat batu akik, jimat rajahan, khodam jimat isian / asma'an dan khodam keris kamardikan
bisa dari jenis apa saja, bisa dari jenis bangsa jin, kuntilanak, gondoruwo, sukma manusia (arwah)
atau pun jenis mahluk halus lainnya. Karena itu orang-orang yang memiliki benda-benda gaib
tersebut sebaiknya berwaspada, terutama pada perwatakan mahluk halusnya dan pengaruh negatif
dari keberadaannya (misalnya mencari tahu dengan cara yang sama seperti menayuh keris).

Bila anda mempunyai benda-benda koleksi pribadi atau ada bagian rumah anda yang kira-kira
berpenghuni gaib, sebaiknya anda oleskan sedikit dengan minyak jafaron, sambil anda oleskan juga
sedikit di jari-jari tangan anda, supaya kalau isi gaibnya ada yang dari golongan hitam atau yang
berenergi negatif, maka mahluk halus itu akan pergi menjauh, untuk menjauhkan resiko negatif dari
keberadaannya. Jika jelas bahwa perwatakan sosok gaib benda itu tidak baik dan ada memberikan
pengaruh negatif, maka sebaiknya segera melakukan Pembersihan Gaib (baca juga : Sesaji Untuk
Benda Gaib dan Pembersihan Gaib 2).

Secara umum, dengan kepekaan rasa, dengan melihat bentuk fisik sebuah batu akik kita bisa
memperkirakan isi sosok gaib yang menghuni di dalamnya dan tuahnya, jika ada, tetapi ini hanya
berlaku untuk batu akik yang secara alami berpenghuni gaib di dalamnya, bukan untuk batu-batu
jimat isian.

Ada batu-batu tertentu yang masih muda umurnya, biasanya ditandai dengan permukaan batunya
yang tidak mengkilap. Biasanya warnanya padat, tidak bening transparan. Walaupun sesudah diasah
batunya bisa mengkilap, tetapi mengkilapnya tidak cukup bagus.

Jenis-jenis batu muda ini banyak yang di dalamnya berpenghuni gaib, tetapi kebanyakan mahluk
halus tidak betah tinggal di dalam jenis batu muda sehingga jenis batu muda ini tidak cocok untuk
dijadikan jimat isian. Batu-batu yang masih muda ini, jika secara alami berpenghuni gaib, biasanya isi
gaibnya adalah mahluk halus kelas bawah dan yang kekuatannya rendah. Kebanyakan isinya adalah
jenis kuntilanak, bangsa jin yang sosoknya mirip kuntilanak dan bangsa jin yang sosoknya berbulu
hitam tinggi besar. Mahluk halus yang kekuatannya lebih tinggi biasanya tidak mau tinggal di batu-
batu yang masih sangat muda, mereka lebih suka batu yang sudah cukup tua, tapi tidak terlalu tua.

Ada batu-batu tertentu yang sudah cukup tua, tapi tidak terlalu tua, biasanya permukaan batunya
mengkilap bagus sesudah diasah. Walaupun batunya mengkilap, tetapi ster-nya tidak kelihatan
(mengkilap tapi tidak ada ster-nya). Jenis-jenis batu (akik) ini banyak yang di dalamnya berpenghuni
gaib, dan mudah untuk menyimpan energi (jika ingin diisi energi atau khodam tertentu).

Ada batu-batu tertentu yang sudah sangat tua umurnya, biasanya batunya bening transparan. Jika
sudah diasah batunya akan mengkilap bagus dan banyak yang muncul garis ster-nya, ada yang ster-
nya 4 garis, 5 garis, 6 garis. Jenis batu yang sangat tua seperti itu kurang bagus untuk menyimpan
energi dan tidak ada sosok gaib yang akan betah tinggal disitu. Jika batu-batu itu secara alami
berpenghuni gaib, biasanya isi gaibnya adalah jenis bangsa jin yang sosoknya mirip kuntilanak
Jadi kalau anda menginginkan batu-batu yang tidak berpenghuni gaib seharusnya anda memilih
batu-batu tua seperti di atas, atau memilih jenis-jenis batu permata yang batunya sudah sangat tua.
Tetapi jika menginginkan batu-batu yang berisi khodam, atau nantinya akan diisi energi atau khodam
gaib tertentu, seharusnya memilih batu-batu yang umurnya sudah cukup tua, tetapi tidak terlalu tua
dan juga tidak terlalu muda (dikira-kira). Tetapi uraian di atas bukanlah sesuatu yang pasti, karena
untuk mengetahui dengan pasti kondisi yang sebenarnya haruslah dengan cara diperiksa satu per
satu batunya.

Jenis-jenis batu kalimaya, mata kucing atau batu-batu lain yang batunya tua dan jenis-jenis batu
masakan dan imitasi biasanya tidak berpenghuni gaib dan tidak ada sesosok gaib yang merasa cocok
/ betah untuk tinggal di dalamnya. Jika pun batu-batu itu sengaja diisi gaib kemungkinannya sosok
gaibnya itu akan pergi lagi, tidak betah tinggal disitu. Jadi kalau anda berniat mengisikan khodam ke
dalam sebuah batu sebaiknya tidak menggunakan jenis-jenis batu tua seperti itu dan tidak juga yang
imitasi atau masakan.

Bagi yang hobi mengkoleksi batu akik, mungkin bisa juga mengumpulkan batu-batu mentahnya
untuk diasah menjadi batu cincin. Bagi yang awam dan yang belum biasa mengasah batu mentah
menjadi batu cincin, mungkin tidak mengerti jenis-jenis batu yang cocok untuk dijadikan batu cincin.
Sebagai petunjuk awal, batu-batu yang cukup tua dan dalam kondisi basah mengkilat memantulkan
sinar matahari biasanya cukup baik untuk diasah dijadikan batu cincin.

Bagi yang berminat mencari batu-batu akik mentah, sambil piknik berwisata, anda dapat mencarinya
di daerah pegunungan berbatu atau di bagian hulu sungai.

Batu Mentah.

Contoh gambar batu mentah, yang sebelah kiri adalah bahan untuk membuat batu akik es (berwarna
putih bening transparan), dan yang sebelah kanan adalah bahan untuk membuat batu akik kecubung
bintang (setelah jadi, batu cincinnya berwarna hitam bening dan bila diterawang ada bintik-bintik
putih di dalamnya seperti melihat bintang-bintang di malam hari).
Batu yang sudah dipotong-potong

dan dibentuk

Dalam proses pembuatannya, batu mentah itu akan dipotong-potong tipis kira-kira seukuran tebal
dan lebar batu cincinnya. Potongan batu mentah itu kemudian diasah menggunakan gerinda batu
untuk dibentuk lagi menjadi batu cincin. Setelah menjadi berbentuk batu cincin, akan diasah lagi
menggunakan potongan bambu atau langsung digosok menggunakan kertas yang mengandung
serbuk intan untuk menjadikan batunya mengkilat.

Batu-batu yang sesudah dijadikan batu cincin ada isi gaibnya biasanya ketika kondisinya belum
diasah, masih dalam bentuk bahan mentah, biasanya tidak berisi gaib, tidak berkhodam. Tetapi
sesudah batunya diasah menjadi batu cincin kemudian banyak yang di dalamnya dihuni gaib dan
menjadi khodamnya.

Ada juga penggemar batu akik yang sengaja mencari batu-batu yang memiliki corak gambar tertentu
yang unik, yang ada corak gambarnya dan sengaja dicari yang gambarnya khusus, ada yang
gambarnya seperti ular naga, keris, semar, gunung, kuntilanak, pocong, orang sedang sholat, tulisan
arab, dsb. Posisi gambarnya bisa di bagian luar batunya, bisa juga di bagian dalamnya. Sesudah itu
barulah batunya dibentuk dengan posisi gambarnya mencolok kelihatan. Gambar-gambar yang
seperti itu sering dengan sengaja dicari oleh penggemar batu akik. Walaupun batu-batu dengan
gambar-gambar tersebut diyakini mempunyai kegaiban tertentu, tetapi sesungguhnya tidak
semuanya mengandung kegaiban, karena gambarnya adalah gambar biasa saja yang terbentuk oleh
alam. Namun ada juga pengrajin batu imitasi / masakan / adonan yang sengaja membuat gambar-
gambar tertentu di dalam batunya.

Ada juga batu mentah yang memiliki lubang (combong). Ada juga sebagian orang yang sengaja
merekayasa menjadikan batu berlubang menjadi batu combong, sehingga walaupun hasilnya setelah
direkayasa itu fisiknya sama dengan batu combong, tetapi aslinya bukanlah batu combong. Banyak
orang yang meyakini batu combong itu bertuah pengasihan / pelet, walaupun sebenarnya tidak
semua batu combong bertuah seperti itu, karena untuk memastikan apakah tuahnya benar seperti
itu harus diperiksa masing-masing isi gaib batunya. Batu-batu combong itu akan benar memberikan
tuah pengasihan / pelet jika batu-batu itu di dalamnya berpenghuni gaib, dan sosok gaibnya
memberikan tuah itu.
Sebagai informasi untuk penggemar batu akik, di Jakarta ada pasar khusus batu akik, yaitu Pasar
Batu Akik Rawa Bening. Lokasinya di seberang Setasiun Jatinegara. Pasar ini selain menjual batu
cincin yang sudah siap pakai, juga menyediakan jasa untuk mengkilapkan batu dan mengasah /
membentuk batu mentah menjadi batu siap pakai. Ada juga toko-toko yang menyediakan aksesories
untuk dijadikan kalung batu dan tasbih, dan ada juga yang menjual keris atau benda-benda antik
lain.

Baca juga : Pasar Batu Akik Rawa Bening.

Tips :

Untuk merawat / membersihkan logam cincin anda bisa menggunakan sikat gigi dan odol untuk
menggosoknya, tetapi odolnya jangan yang mengandung herbal atau sari-sari tumbuhan, karena
dapat merusak warna logamnya menjadikannya belang berwarna kehitaman. Penggunaan sikat gigi
dan odol itu juga dapat untuk membersihkan benda-benda logam lain, seperti jam tangan (yang
kedap air), kalung, dsb.

Batu-batu cincin yang berhawa aura panas, seperti batu mata kucing, tapak jalak dan kalimaya, pada
sebagian orang yang sensitif batu-batu itu dapat menyebabkan sakit panas dalam yang juga dapat
menyebabkannya mudah mengalami radang tenggorokan, radang saluran pernafasan, sariawan,
kerontokan rambut dan pikiran cepat lelah / penat. Untuk mengurangi efek hawa aura panas itu
dapat dilakukan dengan mencelupkan beberapa saat sebatas batunya ke dalam air teh tubruk dingin
(bukan teh celup).

Ikatan cincin yang terbuat dari emas, perak dan kuningan, sebaiknya jangan dicelupkan / direndam

di dalam air kelapa, air teh tubruk, dan air fermentasi, karena logamnya bisa menjadi berkarat
(tiengan), menjadikannya belang berwarna coklat kehitaman / kehijauan.
Menayuh Keris Langkah awal menilai sebuah keris

Filosofi, Spiritual dan Kebatinan Keris Jawa.

Ilmu Tayuh Keris / Menayuh Keris

Keris Isi / Kosong

Isi Gaib Keris

Tuah Keris

Kontak Rasa dan Batin Dengan Keris

Menangguh Keris

Komunikasi Pemilik Keris dengan Kerisnya

Ilmu Tayuh Keris adalah suatu jenis ilmu yang bersifat kebatinan untuk mengetahui sisi gaib dari
sebuah keris.

Ilmu Tayuh Keris adalah suatu cara kebatinan untuk mengetahui berbagai informasi mengenai
sebuah keris, untuk menentukan apakah sebuah keris memiliki isi gaib di dalamnya ataukah kosong,
untuk mengetahui perwatakan isi gaib keris, untuk mengetahui jenis tuah keris dan untuk
menentukan apakah sebuah keris cocok dimiliki oleh seseorang ataukah tidak. Ilmu ini bersifat
kebatinan, terutama bersifat kepekaan seseorang untuk dapat menilai karakter sebuah keris dan
menilai kecocokkannya dengan karakter manusia pemiliknya.

Untuk menayuh sebuah keris, mencaritahu sisi kegaiban dari sebuah keris (isoteri keris) selain
menggunakan kemampuan kebatinan dengan dasar kepekaan rasa, sebaiknya kita juga menanyakan
/ mencocokkan jawaban pertanyaannya langsung kepada gaib kerisnya.

Inti dari ilmu menayuh adalah menyampaikan komunikasi manusia kepada sesuatu yang gaib untuk
mendapatkan jawaban / informasi tentang sesuatu hal dari sosok gaib yang bersangkutan. Dalam hal
menayuh keris, berarti si manusia berkomunikasi dengan gaib si keris untuk mendapatkan segala
sesuatu jawaban / informasi tentang si keris.

Secara umum orang menayuh sisi kegaiban sebuah pusaka / keris adalah dengan cara menilai keris
dari bentuk fisik sebuah keris. Misalnya untuk memperkirakan jenis tuah dari sebuah keris dan
menilai kecocokkannya dengan orang si pemilik kerisnya, orang akan menilainya /
memperkirakannya dengan cara memperhatikan bentuk fisik kerisnya, seperti bentuk dapurnya,
bentuk gambar pamornya, dsb. Sesudah bisa diperkirakan sisi kegaibannya barulah keris itu dinilai
kecocokkannya dengan orang si pemilik keris.

Misalnya saja ada anggapan bahwa keris-keris berpamor ngulit semangka, pedharingan kebak, udan
mas, dsb adalah keris-keris bertuah kerejekian. Maka jika ada keris yang fisiknya berpamor tersebut,
keris itu akan dikatakan bertuah kerejekian. Sesudah itu barulah kerisnya dinilai kecocokkannya
dengan orang pemiliknya.

Biasanya orang awam yang memiliki keris untuk mengetahui perihal kegaiban dari kerisnya itu,
misalnya untuk mencaritahu jenis tuah kerisnya dan kecocokkan kerisnya dengan dirinya, ia akan
pergi menanyakannya kepada orang-orang yang dianggapnya mengerti mengenai sisi gaib / isoteri
keris, misalnya kepada seorang paranormal / spiritualis, penjamas keris, kolektor keris, dsb.
Walaupun jawaban mereka tidak selalu akurat, entah benar entah salah, dan jawaban satu orang
dengan orang lainnya juga tidak selalu sama, apapun jawaban mereka itu adalah informasi yang
penting bagi si pemilik keris, karena ia sendiri tidak paham perihal isoteri keris dan tidak tahu cara
menayuh keris.

Cara lain yang umum dilakukan orang untuk menayuh sendiri kerisnya adalah dengan cara
mendatangkan mimpi tayuhan dengan cara meletakkan keris atau tombaknya di bawah bantal
sebelum tidur. Jika pada malam pertama tidak berhasil akan diulanginya lagi pada malam
berikutnya, dan seterusnya, sampai mimpi yang diharapkan itu datang. Dengan cara ini si pemilik
keris berharap dapat bertemu dengan 'isi' keris di dalam mimpinya.

Namun cara itu tidak selalu berhasil. Kadang-kadang mimpi yang dinantikan itu tidak muncul, atau
seandainya bermimpi, sesudah bangun tidur pun orangnya lupa akan isi mimpinya. Bahkan karena
rasa penasarannya, ada orang yang sampai menuruti perkataan orang lain, yaitu ketika tidur
kerisnya diselipkan di balik bajunya atau bahkan ditempatkan di bawah kakinya (ada juga yang untuk
mengetahui isi gaib batu cincin, sampai-sampai batu cincin itu diikatkan di jempol kakinya).
Di dunia perkerisan juga dikenal adanya istilah ilmu tangguh keris.

Ilmu Tangguh Keris adalah ilmu untuk memperkirakan asal-usul dan jaman pembuatan sebuah keris.

Tujuan dari ilmu tangguh keris adalah untuk memperkirakan umur dari sebuah keris, kapan dan
dimana sebuah keris dibuat dan siapa empu pembuatnya.

Sama dengan cara umum yang orang menayuh keris dengan memperhatikan bentuk fisik kerisnya,
secara umum orang menangguh sebuah pusaka / keris juga dengan cara menilainya dari melihat
bentuk fisik kerisnya, misalnya dengan cara melihat fisik kerisnya diperhatikan ciri khas atau gaya
pembuatan kerisnya, jenis besi keris dan pamornya, besarnya, panjangnya dan ketebalan bilah
kerisnya, bentuk pamornya, bentuk lekuk kerisnya, dsb, barulah kemudian diperkirakan kapan keris
itu dibuat dan diperkirakan juga siapa empu keris pembuatnya.

Cara umum orang menayuh dan menangguh keris di atas yang dilakukan dengan memperhatikan
bentuk fisik sebuah keris didasarkan pada suatu asumsi bahwa ada suatu tren / pakem dan gaya
pembuatan keris yang seragam tapi berbeda antar daerah dan berbeda antar jaman, dan berbeda
juga antar empu keris yang keris-keris buatannya masing-masing mempunyai gaya / ciri-ciri sendiri-
sendiri. Adanya keseragaman pakem dan perbedaan-perbedaan itulah yang dijadikan dasar untuk
menilai / memperkirakan tangguh dan sisi kegaiban sebuah keris yang itu mungkin akan berbeda
antara satu keris dengan keris-keris lainnya dan jawaban satu orang dengan orang lainnya juga tidak
akan selalu sama, karena sifatnya hanyalah perkiraan saja dan berdasarkan interpretasi dari masing-
masing orang.

Cara yang umum dan biasa dilakukan orang untuk menayuh sendiri kerisnya adalah dengan cara
mendatangkan mimpi, tetapi sayangnya cara tayuhan itu tidak selalu membuahkan hasil. Atau ia
menanyakannya kepada seorang spiritualis / paranormal, kolektor keris, penjamas keris, dsb.

Untuk dapat menayuh keris atau benda gaib lainnya, sebenarnya orang tidak harus lebih dulu
menjadi seorang ahli kebatinan. Untuk mengetahui kecocokkan sebuah keris dengan orang
pemiliknya tidak harus dilakukan dengan ritual khusus dan olah batin khusus. Orang awam pun bisa,
asalkan tahu caranya dan melakukannya dengan benar.

Di bawah ini dituliskan beberapa teknik menayuh keris yang sudah sangat disederhanakan, tetapi
efisien dan efektif, dan dapat dilakukan oleh banyak orang, termasuk oleh orang-orang yang masih
awam sekalipun.
Ini juga menjadi bahan pembelajaran untuk kita belajar menayuh dan belajar kontak rasa yang jika
kita interest dan tekun mempelajarinya kita bisa juga menguasai pelajarannya yang bukan hanya
sebatas cara-cara praktis menayuh keris, tetapi juga akan sampai pada kemampuan seperti seorang
spiritualis, yaitu menilai sisi kegaiban keris dan melihat isi gaib keris secara batin.

Syarat dasarnya adalah orangnya harus bisa kontak rasa dan batin, harus bisa bersugesti keluar,
sugesti / kata-katanya tidak hanya berputar-putar di kepalanya saja seperti orang yang sedang
berkata-kata sendiri kepada dirinya sendiri, tetapi kata-katanya itu harus bisa sampai kepada sosok
gaib yang dituju (isi gaib keris), sama seperti kita berbicara kepada orang lain yang kata-kata kita
harus sampai kepada orang yang dituju.

Teknik menayuh yang diperkenalkan di halaman ini selain digunakan untuk mencaritahu sisi
kegaiban dari sebuah keris juga dapat ditujukan untuk menilai isi gaib dari benda-benda gaib lain
selain keris seperti cincin batu akik dan mustika, khodam pendamping atau kepada mahluk gaib lain
di sekitar rumah kita, atau kepada roh / sukma kita sendiri. Teknik menayuh ini juga dapat digunakan
untuk menangguh keris.

Ilmu Tayuh / Menayuh Keris yang diperkenalkan di dalam halaman ini menggunakan pendekatan
rasa kebatinan, sehingga cukup mudah untuk dilakukan. Dalam melakukan tayuhan ini kita
mengedepankan kontak rasa dan kepekaan rasa untuk kontak batin dengan sosok-sosok gaibnya,
dan dalam menyampaikan sugesti / perintah cukup dilakukan dengan cara sambat saja untuk
menyampaikan niat / kehendak batin, tidak perlu amalan gaib, apalagi mewirid amalan gaib atau
ritual lain yang merepotkan.

Dalam semua laku yang bersifat kebatinan selalu mengedepankan penghayatan, baik itu laku yang
bersifat kerohanian / ketuhanan / keagamaan, maupun yang bersifat keilmuan, bukan sebatas
terlaksananya suatu bentuk laku formalitasnya, bukan juga mengedepankan amalan doa dan
mantra. Begitu juga aktivitas orang dalam kehidupannya yang modern, selalu ada unsur kebatinan
yang berupa penghayatan atau penjiwaan atas laku atau aktivitasnya yang kualitas seseorang atas
penghayatan atau penjiwaan itu bisa sangat membedakan hasil dan prestasi yang mampu diraihnya
dibandingkan orang lain yang sama-sama melakukan aktivitas yang sama.

Karena itu jika seseorang menjalani suatu laku yang bersifat kebatinan, baik kerohanian maupun
keilmuan, selalu dituntut supaya orangnya mampu menghayati lakunya, sehingga jika orang itu
mengalami kesulitan dalam ia menjalani lakunya itu kemungkinan penyebabnya adalah karena ia
belum bisa menghayati lakunya.
Jika seseorang sudah bisa menghayati lakunya, maka ia akan menemukan suatu rasa yang bersifat
khusus, yang itu hanya ada dalam lakunya itu saja, tidak ada dalam aktivitas lainnya.

Pada tahap selanjutnya untuk ia melakukan suatu perbuatan dalam lakunya itu ia melakukannya
dengan cara bersugesti, yaitu mengkondisikan sikap batinnya secara khusus , mendayagunakan
penghayatan rasa untuk melakukan suatu perbuatan tertentu, mendayagunakan kekuatan rasa.

Penghayatan, olah rasa dan olah sugesti adalah dasar-dasar dalam keilmuan kebatinan dan dpiritual,
selalu ada dalam semua laku yang bersifat kebatinan dan spiritual yang itu harus lebih dulu bisa
dikuasai oleh para pelakunya sebelum mereka menapak ke tingkatan yang lebih tinggi.

Untuk belajar menayuh dengan teknik teknik tayuhan di halaman ini diharapkan anda cukup kreatif
dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang detail. Jika digunakan untuk menangguh keris
diharapkan anda juga memiliki pengetahuan mengenai asal-usul dan jaman pembuatan keris dan
nama-nama empu keris sesuai jamannya masing-masing.

Di dalam halaman ini ada digunakan istilah kata sugesti.

Arti kata sugesti tergantung konteks pembicaraannya.

Kalau istilah sugesti digunakan dalam hubungannya dengan benda gaib atau khodam, kita memberi
sugesti sama artinya dengan kita memberi perintah, sambil membayangkan hasilnya atau
memvisualisasikan cara kerjanya. Dengan cara itu kita menyampaikan niat / kehendak batin kita
tentang apa yang kita ingin supaya itu dilakukan oleh khodamnya. Jadi maksud arti kata sugesti itu
berarti kita mempengaruhi / membuat khodamnya melakukan suatu perbuatan seperti yang kita
ingin ia melakukannya.

Kalau istilah sugesti digunakan dalam hubungannya dengan meditasi, dalam meditasi kita bersugesti
berarti kita melakukan suatu perbuatan dalam meditasi sambil membayangkan kejadiannya atau
memvisualisasikan proses laku dan hasilnya, atau kita mengkondisikan batin kita sesuai bentuk dan
maksud sugesti dalam meditasinya.

Kalau istilah sugesti digunakan dalam hubungannya dengan mengsugesti diri, artinya kita melakukan
suatu perbuatan membuat / mengkondisikan diri (dan batin) kita supaya berada dalam kondisi yang
kita bayangkan / visualisasikan, atau kita mengkondisikan batin kita sesuai bentuk dan maksud
sugestinya.

Kalau istilah sugesti digunakan dalam hubungannya dengan mengsugesti orang lain, artinya kita
melakukan suatu perbuatan membuat / mempengaruhi orang lain supaya berada dalam kondisi
yang kita inginkan / visualisasikan, bisa juga berarti kita mengkondisikan orang lain dalam pengaruh
bentuk dan maksud sugesti kita.

Dalam halaman ini juga ada digunakan istilah kata sambat.

Arti kata sambat adalah kita menyampaikan isi hati, pertanyaan atau kehendak batin kita kepada
benda gaibnya (keris) seolah-olah dia adalah manusia, sama seperti kita berbicara kepada orang lain,
dilakukan dalam hati tetapi ditujukan kepada keris atau benda gaibnya dengan cara
menyambungkan rasa / kontak batin dengan keris atau benda gaibnya.

Memberi sugesti / perintah kepada mahluk halus dan khodam benda gaib bisa dengan cara sambat,
membacakan mantra / amalan gaib, atau dengan mewiridkan mantra / amalan gaib.

Dalam halaman ini memberikan perintah / sugesti kepada khodam benda gaibnya (keris) cukup
dengan sambat saja untuk menyampaikan niat / kehendak batin kita seolah-olah kerisnya adalah
manusia, tidak perlu amalan gaib, apalagi mewiridkan amalan gaib atau ritual lain yang merepotkan.

Dalam semua sugesti anda, kepada keris, batu akik dan mustika ataupun kepada khodam
pendamping anda yang lain, perlakukanlah mereka sebagai manusia yang bisa diajak ngobrol,
sehingga anda menyampaikan sugesti anda juga seperti orang yang sedang berbicara kepada orang
lain (sambat).

Bila anda sudah berhasil mempelajari dan mempraktekkan cara-cara menayuh dalam halaman ini
berarti anda sudah belajar melatih olah rasa , kontak rasa dan batin dan sugesti terhadap sesosok
gaib tertentu, yang itu menjadi dasar untuk anda dapat menyampaikan sugesti / komunikasi kepada
sesosok mahluk halus.

Ketika sedang menayuh minimal ditanyakan apakah sosok gaibnya dari golongan putih ataukah dari
golongan hitam, apakah energinya bersifat negatif ataukah positif, apa saja manfaat dari keberadaan
keris atau benda-benda gaib lain atau khodam pendamping, beserta syarat-syarat dan sesaji yang
diminta olehnya, dan adakah pengaruhnya yang bersifat negatif, misalnya apakah energinya negatif
dan tidak cocok untuk kesehatan, apakah memberatkan urusan kerejekian, adakah ketidak-cocokkan
dengan anggota keluarga yang lain, dsb. Semua indikasi negatif yang anda temukan dalam tayuhan
anda dapat menjadi dasar bagi anda untuk mempertimbangkan apakah keberadaannya baik untuk
anda atau mempertimbangkan untuk anda melakukan pembersihan gaib.

Dalam menayuh itu sebaiknya juga ditanyakan apakah benda-benda gaib anda itu sudah aktif
bertuah. Kalau ternyata masih belum aktif bertuah sebaiknya ditanyakan juga penyebabnya.
Misalnya saja penyebabnya adalah karena perawatan dan sesajinya yang kurang pas, yang masih
kurang tepat, berarti sisi itu harus diperbaiki supaya benda-benda gaib dan khodam anda benar aktif
bertuah.

Untuk keris-keris Jawa / Bali dan keris-keris lain yang sisi perkhodamannya sama dengan keris jawa
sebaiknya perawatan dan sesajinya mengikuti isi tulisan yang berjudul Perawatan Keris Jawa.

Untuk benda-benda gaib lain selain keris jawa, misalnya untuk keris kamardikan, batu akik
berkhodam, mustika, jimat-jimat dan khodam pendamping sebaiknya perawatan dan sesajinya
mengikuti tulisan yang berjudul Sesaji.

Tentang itu bisa juga ditayuh, anda tanyakan langsung kepada keris-kerisnya, benda-benda gaib atau
khodam anda apakah sekarang ini tuahnya masih pasif, dan apakah nantinya sesudah perawatan
dan sesajinya mengikuti tulisan itu (sebutkan juga cara perawatannya dan sesajinya) keris-kerisnya,
benda-benda gaib atau khodam anda itu akan menjadi aktif bertuah (tanyakan juga pendapatnya
tentang perbedaannya sebelum dan sesudah perawatannya mengikuti isi tulisan itu).

Anda bisa menggunakan cara-cara dalam tulisan Ilmu Tayuh / Menayuh Keris ini dan Olah Rasa dan
Kebatinan untuk mengetahui apakah benda-benda milik anda berpenghuni gaib di dalamnya,
apakah termasuk sebagai batu akik ataukah mustika, menanyakan kecocokkannya dengan anda,
adakah dan apakah tuah yang diberikannya, persyaratan dan sesaji apa yang dimintanya, dan
pantangannya, jika ada, dsb. Cara menayuh itu juga bisa untuk mengetahui sifat-sifat perwatakan
gaibnya, apakah berisi sosok gaib yang baik ataukah yang perwatakannya jelek / golongan hitam dan
apakah energinya bersifat positif atakah negatif.

Karakteristik mahluk halus dari golongan hitam dan yang berenergi negatif terhadap manusia dapat
dibaca di : Penggolongan Mahluk Halus.
Kemampuan menayuh gaib dan kemampuan olah rasa (baca: Olah Rasa dan Kebatinan) adalah
satu kesatuan kemampuan yang seharusnya dikuasai oleh orang-orang yang interest dengan
kegaiban. Kami harapkan kemampuan-kemampuan itu juga dapat anda kuasai, karena itu akan
berguna sekali sebagai kemampuan dasar dalam hal mempelajari kebatinan dan kegaiban dan akan
menjadi dasar untuk kemampuan yang lebih tinggi lagi bagi anda yang ingin mengerti atau interest
dengan hal-hal gaib, apalagi jika anda memiliki benda-benda gaib dan khodam pendamping.

Cara-cara tayuhan sederhana yang diuraikan dalam halaman ini diperuntukkan untuk orang-orang
awam yang belum mengerti tentang gaib, sehingga dengan cara-cara tayuhan sederhana inipun
mereka bisa juga mengerti sisi gaib dari benda-benda gaib mereka dan sisi kegaiban lain dalam
kehidupan mereka. Tetapi jika mereka interest dan tekun mempelajarinya mereka bisa juga
menguasai pelajarannya yang bukan hanya sebatas cara-cara praktis menayuh keris, tetapi juga
sampai pada kemampuan seperti seorang spiritualis, yaitu menilai sisi kegaiban keris dan melihat isi
gaib keris secara batin (melihat gaib secara batin dan berkomunikasi secara batin / kontak rasa).

Cara-cara tayuhan ini juga berguna untuk belajar mencaritahu sisi kegaiban dari benda-benda gaib
dan pusaka yang banyak diperjualbelikan orang (di internet) dan untuk menilai kebenaran dari
promosi dagang (iklan) sang penjual bendanya dengan menayuh dari foto bendanya. Dengan
demikian sebelum memilih / membeli sebuah benda gaib atau pusaka, selain melihat sendiri
bendanya dari fotonya, para pembaca juga sudah lebih dulu bisa memeriksa sisi kegaibannya apakah
sesuai dengan apa yang sedang dicarinya.

Cara menayuh yang utama adalah dengan cara melihat / bertemu dan berkomunikasi langsung
secara batin / kontak rasa dengan gaib / khodamnya ybs yang latihannya dituliskan di bagian bawah
halaman ini. Tetapi di halaman ini diperkenalkan juga 5 teknik tayuhan sederhana sebagai alat bantu
menayuh, yaitu menayuh lewat mimpi dan menayuh dengan ayunan keris / bandul.

Penulis merekomendasikan supaya para pembaca menguasai teknik tayuhan minimal dengan
ayunan bandul, karena cukup praktis melakukannya dan bisa dilakukan dengan banyak macam
benda yang bisa dijadikan bandul, baik bendanya itu berkhodam ataupun tidak. Sesudah itu mahir,
pelajarannya bisa dilanjutkan dengan latihan olah rasa kontak batin untuk menayuh.

Jika para pembaca sudah mencoba menayuh lewat mimpi dan dari hasil tayuhannya itu masih ada
pertanyaan lain yang belum terjawab, sebaiknya pertanyaan-pertanyaan itu dicaritahu jawabannya
dengan melakukan tayuhan lagi dengan cara ayunan bandul atau dengan ayunan keris.
Inti dari ilmu menayuh adalah menyampaikan komunikasi manusia kepada sesuatu yang gaib untuk
mendapatkan jawaban / informasi tentang sesuatu hal dari gaib yang bersangkutan (dalam hal
menayuh keris, berarti si manusia berkomunikasi dengan gaib si keris).

Dengan demikian yang disebut menayuh itu adalah usaha untuk mendapatkan jawaban / informasi
tentang sesuatu hal gaib. Caranya sendiri bisa dilakukan dengan banyak macam cara, dengan
menanyakannya langsung kepada gaib yang bersangkutan dengan cara kontak rasa / batin untuk
berkomunikasi langsung dengan gaibnya, ataupun dengan cara-cara bantuan menayuh lewat mimpi
atau dengan ayunan keris / bandul.

Jadi kalau di dalam jawaban pertanyaan dari anda atau pembaca yang lain Penulis ada
menganjurkan supaya anda atau pembaca ybs melakukan tayuhan, berarti anda atau pembaca itu
bisa melakukan tayuhannya dengan cara berkomunikasi langsung dengan gaibnya, menayuh lewat
mimpi, ataupun menayuh dengan cara ayunan keris / bandul, tergantung cara apa yang anda dan
pembaca itu kuasai.

Dalam latihan olah rasa dan latihan tayuhan Penulis sangat menekankan supaya para pembaca yang
interest untuk melatihnya supaya belajar keras untuk bisa membedakan mahluk halus yang baik dan
yang tidak baik. Itu adalah upaya kita untuk berhati-hati karena segala sesuatu perbuatan dan
kepemilikan kita atas suatu benda gaib dan khodam selalu saja ada resikonya.

Dalam kita menayuh, menerawang atau mendeteksi sesuatu yang gaib usahakan supaya secara
otomatis kita bisa langsung mengetahui apakah yang sedang kita terawang / tayuh itu
perwatakannya baik ataukah tidak baik.

Jika dalam langkah awal kita sudah merasakan bahwa sosok gaibnya itu tidak baik wataknya,
sebaiknya tayuhan dan penerawangannya jangan dipertegas, jangan sampai karena adanya kontak
rasa dan batin yang tidak baik itu menjadi perhatian kepada kita, atau malah mendatangi kita.
Karena itu untuk langkah awalnya lebih baik kalau kita menggunakan minyak jafaron dan membuat
pagaran gaib untuk perlindungan kita.

Cara-cara Menayuh Keris


Cara 1 Menayuh Keris - Lewat Mimpi.

Cara pertama menayuh keris adalah meminta jawaban lewat mimpi seperti yang sudah umum
dilakukan orang. Sebaiknya tayuhan ini dilakukan di dalam kamar atau di ruangan lain yang tidak ada
gangguan dari orang lain dan dilakukan sebelum tidur. Bila seseorang memiliki beberapa buah keris,
maka untuk menayuh keris-kerisnya itu harus dilakukan satu per satu, tidak sekaligus, supaya jelas
bahwa mimpi yang didapatkannya adalah berasal dari keris A, bukan dari keris B, dsb.

Caranya yang benar adalah sebagai berikut :

Cara pertama, keris yang akan kita tayuh dengan hormat kita keluarkan dari sarungnya, lalu kita
letakkan di hadapan kita, di atas meja atau di atas bantal. Kemudian kita sampaikan maksud niat kita
dengan mengkomunikasikannya langsung kepada si keris, yaitu kita berkata-kata kepada si keris,
seolah-olah keris itu adalah manusia, minta tolong supaya ditunjukkan lewat mimpi, tentang tanda
kecocokkannya dengan si keris, atau kita sampaikan pertanyaan-pertanyaan yang lain yang kita ingin
itu dijawab oleh si keris lewat mimpi.

Jika benda yang ingin ditayuh adalah benda lain selain keris, seperti batu akik dan mustika, maka
dengan cara bendanya digenggam kita berkata-kata langsung kepada bendanya, kita sampaikan
keinginan kita berkenalan lewat mimpi seolah-olah benda itu adalah manusia, sesudahnya bendanya
dikembalikan lagi ke tempat penyimpanannya.

Cara kedua, setelah kerisnya dikeluarkan dari sarungnya, keris diangkat tegak ke atas kepala di
depan wajah, dan sambil menunduk keris tersebut disentuhkan ke dahi. Dalam posisi itu kita
berkata-kata kepada si keris (berkata-kata di dalam hati, tetapi ditujukan kepada si keris),
menyampaikan isi hati kita kepada si keris.

Cara kedua ini baik sekali untuk kita menyatukan rasa dengan si keris, atau untuk menyampaikan
sugesti / perintah / keinginan kita terhadap si keris. Dengan cara ini kita akan dapat merasakan
energinya di kepala kita. Ada keris-keris yang energinya tajam, ada juga yang energinya tidak tajam,
tapi akan terasa berat di kepala kita. Cara ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi apakah sebuah
keris benar berpenghuni gaib ataukah kosong isi gaibnya, dengan merasakan keberadaan energi
gaibnya.
Dengan cara kedua tersebut, sambil kita berusaha untuk merasakan "rasa" keris supaya kita bisa
menyatukan rasa hati dengan si keris, mendekatkan batin kita dengan si keris, cara itu baik untuk
menyampaikan sesuatu kepada si keris, misalnya untuk menayuh keris supaya hadir di dalam mimpi
atau untuk mengsugesti si keris untuk menyatu dengan kehidupan kita (seperti contoh yang
dituliskan dalam bagian akhir tulisan Tuah Keris-Jaman-Sekarang), atau untuk memberikan perintah
tertentu kepada si keris, dengan cara berkonsentrasi berbicara di dalam hati, tetapi ditujukan
langsung kepada si keris. Jika dilakukan dengan benar, cara ini secara otomatis akan membuat kita
fokus kepada kerisnya.

Dengan cara pertama atau kedua tersebut di atas, kata-kata yang disampaikan kepada si keris,
misalnya :

" Kerisku, datanglah ke dalam mimpiku. Saya ingin kenalan.

Tunjukkanlah kepada saya tanda apakah keris ini cocok bersama saya

dan tunjukkan juga kegunaan keris ini bagi saya.

Kalau ada syarat-syarat / perawatan yang diminta kepada saya, sampaikan juga di dalam mimpi
saya " .

Dalam menyampaikan komunikasi kita itu, usahakan supaya perhatian kita bisa fokus kepada si keris,
kalau perlu kata-katanya diulang beberapa kali untuk memastikan bahwa komunikasi yang kita
lakukan dapat benar sampai kepada si keris. Sesudahnya, keris itu dimasukkan lagi ke dalam
sarungnya, bisa kemudian diletakkan di bawah bantal, bisa juga diposisikan di atas kepala, sebelum
tidur, tetapi sebaiknya keris itu dikembalikan lagi saja ke tempat penyimpanannya semula (tidak
harus ditaruh di bawah bantal).

Yang penting sugesti komunikasi kita itu harus sampai kepada kerisnya, sehingga kemudian
khodamnya akan menjawabnya lewat mimpi, sehingga tidak perlu kerisnya ditaruh di bawah bantal.

Sebelum tidur, si pemilik keris harus ingat bahwa ia meminta tanda lewat mimpi, jadi sesudah
bangun tidur ia harus ingat apa isi mimpinya.
Jawaban di dalam mimpi biasanya berupa suatu kejadian yang bersifat "perlambang", maksudnya,
jawaban dari si keris biasanya adalah berupa kejadian di alam mimpi yang bersifat perlambang /
simbol, yang arti dan maksudnya masih harus diartikan lagi oleh orang yang bersangkutan.

Kehidupan mahluk halus di alam gaib mirip dengan kehidupan manusia pada jaman kerajaan dulu.
Jika mereka membangun sebuah bangunan gaib untuk tempat tinggal mereka, bangunannya mirip
dengan istana kerajaan atau rumah jaman dulu. Perilaku mereka juga mirip dengan perilaku manusia
jaman dulu. Itulah juga sebabnya bila kita melakukan tayuhan lewat mimpi, biasanya mereka akan
memberikan jawaban mimpi yang bersifat perlambang, karena manusia jaman dulu juga, sesuai
tatakrama yang berlaku, kalau memberikan nasehat atau petunjuk biasanya tidak secara langsung,
tetapi dalam bentuk kiasan atau perlambang yang dengan bijaksana harus dimengerti artinya.

Bila keris itu cocok atau berjodoh dengan si pemilik, maka di dalam mimpinya, keris itu akan
menampilkan diri sebagai sosok yang bersahabat. Bila keris itu cocok atau berjodoh dengan si
pemilik, mungkin si pemilik keris akan bermimpi bertemu dengan seorang bayi, anak-anak, wanita,
pemuda atau orang tua, harimau, atau orang tinggi besar, yang menyatakan ingin ikut, ingin
diangkat anak, atau ingin diperistri, atau bermimpi bercinta, atau bermimpi ada orang yang
menyertai / menemani dalam perjalanan, atau mimpi ada marabahaya tetapi kemudian ada
seseorang yang melindungi, atau memimpikan kejadian lain yang sifatnya bersahabat dan baik. Ini
adalah tanda bahwa si keris berkenan kepadanya.

Bila keris itu tidak cocok atau tidak berjodoh dengan si pemilik, maka di dalam mimpinya, keris itu
akan menampilkan diri sebagai sosok yang tidak bersahabat. Bisa jadi, yang ditemui dalam mimpinya
adalah sosok yang menakutkan, berkelahi dengannya, mengejar-ngejar, atau mengancam. Mimpi
yang seperti itu adalah sebagai isyarat dari 'isi' keris yang tidak cocok dengannya atau tidak cocok
untuk dimilikinya. Bila ini yang kita alami, sebaiknya janganlah kita memaksakan diri untuk tetap
memiliki keris itu.

Bila menayuh keris dilakukan lewat mimpi, sebaiknya dilakukan minimal 2 kali berturut-turut, supaya
dari ke 2 mimpi tersebut kita dapat mengambil sebuah kesimpulan yang sama, sehingga kita dapat
merasa yakin bahwa mimpi itu adalah mimpi yang diberikan sebagai jawaban dari si keris, bukan
mimpi biasa. Bila mimpinya sudah 2 kali diberikan, biasanya si keris tidak akan memberikan mimpi
untuk ketiga kalinya, karena menganggap si manusia sudah tahu jawabannya. Baca juga : Arti Mimpi
Menayuh Keris.
Setelah mendapatkan mimpi, jika masih ada arti mimpi yang belum dimengerti, sebaiknya
jawabannya ditanyakan langsung kepada kerisnya dengan cara-cara tayuhan no. 2 dan 3 di bawah
ini.

Selain di bagian akhir halaman ini, pada tulisan berjudul Olah Rasa dan Kebatinan dan Terawangan
Gaib Penulis juga menuliskan cara meditasi sederhana untuk mencoba melihat / berkomunikasi
langsung dengan isi gaib keris atau dengan sosok khodam benda-benda gaib lain, mungkin anda
ingin juga mempelajarinya.

Ada cara lain yang bisa menjadi alternatif yang cukup baik, misalnya batu akik, yaitu sesudah anda
meminta khodamnya datang di dalam mimpi sambil anda menggenggam batu akik berkhodam milik
anda itu anda duduk santai bersandar, atau tiduran. Kendorkan pikiran anda seperti sedang
melamun. Jangan keras berpikir. Anda buka kepekaan rasa dan batin. Anda coba kontak rasa dengan
"isi" batu akik anda. Kalau berhasil, nantinya akan ada kontak batin berupa tanya jawab seperti
aliran ilham yang mengalir di pikiran anda. Mudah-mudahan nantinya bisa juga terbayang sosok
wujud gaibnya. Kalau anda tertidur, mudah-mudahan anda akan bertemu dengan "isi" akik anda di
dalam mimpi. Kalau itu dilakukan terhadap keris anda, kerisnya diletakkan di samping anda agak
jauh, supaya kalau anda tertidur kerisnya tidak ketindihan tubuh anda.

Jawaban di dalam mimpi biasanya berupa suatu kejadian yang bersifat "perlambang", maksudnya,
jawaban dari si keris biasanya adalah berupa kejadian di alam mimpi yang bersifat perlambang /
simbol, yang arti dan maksudnya masih harus diartikan lagi oleh orang yang bersangkutan.

Begitu juga dengan sosok gaibnya. Sosok gaib yang muncul di dalam mimpi tayuhan kita biasanya
adalah sosok-sosok perlambang saja, bukan gambaran sosok asli khodamnya. Jadi jangan anda
menganggap sosok yang muncul / tergambar di dalam mimpi adalah sosok wujud aslinya.

Sesudah menayuh lewat mimpi, sebaiknya tayuhannya dilanjutkan lagi dengan tayuhan ayunan keris
atau dengan ayunan bandul / pendulum seperti contoh di bawah ini (menayuh cara 2 dan 3) untuk
lebih memastikan lagi arti mimpinya dan tentang detail pertanyaan-pertanyan lain yang tidak
terjawab lewat mimpi. Dalam penayuhannya nantinya selain ditanyakan apa arti mimpinya (dengan
pertanyaan yang detail), juga ditanyakan seperti apa sosok asli khodamnya (lebih baik ditambah
dengan kepekaan rasa untuk "menangkap" gambaran sosoknya di dalam benak kita) dan tuahnya.
Apabila kita sudah melakukan tayuhan cara 1 di atas, yaitu menayuh lewat mimpi, dan kita sudah
diberikan mimpi tayuhannya, sebaiknya menayuh keris itu dilanjutkan dengan menayuh cara 2 dan
3, yaitu menayuh keris dengan ayunan keris / bandul, digunakan untuk menindaklanjuti tayuhan
sebelumnya, yaitu untuk menanyakan langsung kepada gaib kerisnya tentang arti mimpi yang
diberikannya.

Orang lain, termasuk Penulis, belum tentu bisa menterjemahkan arti mimpi seseorang, karena yang
paling tahu tentang arti mimpi itu adalah sosok gaibnya sendiri yang memberikan mimpi itu. Karena
itu jika kita diberikan mimpi tertentu, atau kira-kira mimpinya berhubungan dengan gaib, sebaiknya
kita menanyakan langsung arti mimpinya kepada sosok gaib yang memberikan mimpi tersebut.
Dalam hubungannya dengan mimpi tayuhan keris, sebaiknya kita tanyakan langsung kepada gaib
kerisnya tentang arti mimpi yang diberikannya kepada kita.

Ada pertanyaan-pertanyaan serupa dari beberapa pembaca, yaitu sesudah ia meminta kerisnya
datang ke dalam mimpinya, ia tidak mendapatkan mimpi yang diharapkannya tersebut. Jika ini
terjadi pada anda, mungkin saja penyebabnya adalah karena anda belum bisa menyampaikan
sugesti / komunikasi anda kepada gaib si keris, komunikasi anda tidak sampai kepada kerisnya.
Untuk melatih supaya komunikasi anda benar sampai kepada kerisnya sebaiknya anda mempelajari
cara menayuh keris dengan model ayunan keris / bandul.

Syarat dasar untuk kita bisa berkomunikasi dengan gaib adalah kita harus bisa menyampaikan
sugesti kita keluar, sugesti kita harus sampai dan bisa dimengerti oleh sosok gaibnya, bukan seperti
kita berkata-kata sendiri di dalam hati, atau suara kita hanya berputar-putar di dalam pikiran kita
saja. Sama seperti kita berbicara kepada orang lain, suara kita harus sampai kepada orang yang kita
tuju, jangan sampai dia tidak mendengar suara kita. Bisa tidaknya kita menayuh dengan model
ayunan keris atau dengan bandul (cara 2 dan 3), bisa menjadi tanda apakah kita bisa menyampaikan
sugesti / komunikasi kita keluar, sampai kepada sosok gaibnya. Sebaiknya cara menayuh no. 2 dan 3
ini juga anda latih sampai mahir.

Sebelum melakukan tayuhan cara 2 dan 3 ini sebaiknya benda yang dijadikan alat tayuhan, yaitu
keris atau bandulnya, kita tayuh dulu apakah ada berisi khodam / mahluk halus di dalamnya, apakah
dari jenis sukma manusia (arwah) atau selain jenis arwah manusia. Jika bendanya berisi sejenis
sukma / arwah manusia sebaiknya kita berwaspada, jangan sampai sukma / arwah di dalam benda
tersebut menipu / menyesatkan tayuhan kita. Sebaiknya jangan dipakai.
Kemudian sebaiknya ditayuh juga apakah di sekitar kita ada sesuatu yang berpotensi menipu /
menyesatkan / membelokkan tayuhan kita. Kalau ada, sebaiknya dicaritahu juga jenis dan wujud
sosoknya seperti apa dan dimana posisinya, untuk bahan kewaspadaan kita.

Cara 2 Menayuh Keris - Ayunan Keris.

Cara menayuh keris yang ke 2 adalah dengan model ayunan keris. Dengan cara ini keris kita tersebut
kita jadikan pendulum ayunan. Keris yang akan kita tayuh, dengan hormat kita keluarkan dari
sarungnya. Kemudian kita pegang ujung keris (dekat bagian runcingnya) dengan 2 jari kita, yaitu
jempol dan jari telunjuk, dan bagian wajah dapur keris menghadap kepada kita. Pegang yang kuat
jangan sampai lepas / jatuh, tetapi harus tetap lentur supaya kerisnya dapat leluasa membuat
gerakan mengayun. Posisi siku tangan dekat / menempel dengan tubuh. Sebagian energi kita juga
kita salurkan melalui tangan kepada si keris untuk menambah kuat sugesti penyatuan rasa dengan
kerisnya dan membantu si keris membuat ayunan.

Dengan cara menayuh ini kita melakukan kontak rasa dan batin dengan si keris dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepadanya (bertanya di dalam hati tetapi ditujukan kepada si keris seolah-
olah dia adalah manusia). Pertanyaan-pertanyaan yang kita sampaikan adalah yang jawabannya
: ya atau tidak.

Contoh:

Saya ingin bertanya, tolong dijawab dengan benar.

Jika jawabannya ya, mengayunlah yang kencang maju-mundur.

Jika jawabannya tidak, mengayunlah yang kencang ke kiri dan ke kanan.

- Apakah keris ini merasa cocok mengikut saya?

- Bila mengikut saya, apakah keris ini akan memberikan tuahnya kepada saya ?

- Apakah keris ini bertuah untuk kerejekian ?

- Apakah keris ini bertuah untuk keselamatan / penjagaan gaib ?

- Apakah keris ini bertuah untuk kewibawaan ?


- Apakah keberadaan keris ini memberatkan kerejekian saya ?

- Apakah ada permintaannya kepada saya?

- Apakah minta diberi sesaji setiap bulan ?

- Kalau minta sesaji, apakah sesajinya itu kembang telon?

- Apakah keris ini merasa cocok kalau sesajinya minyak cendana kupang ?

- Apakah keris ini minta dijamas setiap tahun ?

- Apakah bulan Suro nanti keris ini minta dijamas ?

- Apakah bulan Maulud nanti keris ini minta dijamas ?

(Baca juga : Perawatan Keris Jawa).

Dari setiap pertanyaan anda di atas :

- bila jawabannya ya, maka kerisnya akan bergerak mengayun maju-mundur.

- bila jawabannya tidak, maka kerisnya akan bergerak mengayun ke kiri dan ke kanan.

Langkah awal sebelum bertanya kita buat gerakan ayunan berputar dengan tujuan memudahkan si
keris dalam membuat ayunan jawaban. Setelah itu kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepadanya dan perhatikan apakah dia bergerak mengayun maju-mundur atau mengayun ke kiri dan
ke kanan. Bila gerakan ayunannya kurang kuat, maka kita bisa memintanya supaya bergerak lebih
kencang.
Kita harus bisa jujur dan netral terhadap ayunan jawaban keris ini, artinya kita harus bisa netral
supaya gerakan ayunan keris ini adalah asli gerakan jawaban dari si keris, bukan gerakan ayunan dari
jawaban keinginan kita.

Seharusnya si keris menjawab dengan bergerak mengayun maju-mundur atau mengayun ke kiri dan
ke kanan. Bila keris tersebut terus bergerak berputar atau gerakannya mengambang tidak jelas,
mungkin sugesti kita terhadap si keris kurang kuat, pertanyaan kita tidak sampai kepadanya, atau
mungkin si keris tidak tahu jawabannya, atau jawabannya bersifat rahasia yang si keris merasa berat
menjawabnya karena tidak ingin kita mengetahuinya.

Gerakan mengayunnya keris bisa juga diperintahkan, sesuai sugesti / perintah kita, berputar ke
kanan searah jarum jam jika jawabannya ya, dan sebaliknya berputar ke kiri jika jawabannya tidak.
Jika itu yang kita inginkan, maka sebelumnya keris itu diayunkan maju-mundur untuk mempermudah
si keris membuat ayunan berputar.

Untuk keperluan menayuh keris, mungkin akan lebih mudah kalau kita menayuh dengan
menggunakan keris itu sendiri sebagai alat ayunan dibandingkan menayuh dengan cara lain. Kalau
sudah pernah berhasil menayuh dengan cara ini, kalau kita mempunyai beberapa buah keris,
nantinya kita bisa menggunakan salah satu keris yang dirasa cocok untuk semua tayuhan.

(Cara ke 2 menayuh keris ini diajarkan kepada Penulis oleh seorang pakar keris, Pak Frans, yang
tinggal di daerah Cipayung-Ciracas, Jakarta Timur. Terima kasih Pak Frans ! ).

Untuk latihan awalnya ada baiknya kerisnya kita ayun maju-mundur,

kemudian kita perintahkan kerisnya berputar ke kanan.

Kalau kerisnya sudah berputar ke arah kanan ....

Kemudian kita perintahkan supaya berputar lebih kencang lagi ... , lebih kencang lagi ....

Kemudian kita perintahkan kerisnya berputar ke kiri.

Kemudian kita perintahkan supaya berputar lebih kencang lagi ... , lebih kencang lagi ....

Latihan itu berguna untuk mengetes apakah sugesti kita sampai kepada kerisnya.

Kalau sugesti kita tidak sampai, maka kerisnya tidak akan berputar lebih kencang. Begitu juga ketika
menayuh, kalau sugesti kita tidak sampai, maka jawaban tayuhannya akan mengambang, atau
kerisnya tidak merespon pertanyaan kita. Jadi, kalau ternyata sugesti kita tidak sampai, maka kita
harus terus melatih sampai sugesti kita benar sampai kepada kerisnya, latihan kontak rasa, karena
itu adalah syarat dasar untuk kita bisa menayuh dengan ayunan keris.

Kalau kepekaan kita pada ujung-ujung jari tangan kita cukup baik, biasanya pada saat kita memegang
keris yang untuk menayuh itu kita akan merasakan adanya setruman listrik halus di ujung-ujung jari
tangan kita. Ada juga yang merasakannya seperti sengatan-sengatan listrik tajam di ujung-ujung jari
tangannya.

Ada sebagian orang yang rajin menjamas kerisnya, selain karena tradisi, juga karena dalam
penjamasan keris ada proses melumuri keris dengan warangan / arsenik, yang walaupun beracun,
tetapi berguna untuk membantu mengawetkan logam keris dan untuk menonjolkan motif pamor
pada badan keris, sehingga gambar pamor keris akan tampak kontras dan kelihatan lebih indah.
Karena bahan warangan sifatnya beracun, maka setelah memegang keris sebaiknya kita segera
mencuci tangan dengan sabun cuci pakaian (jangan sabun mandi, karena kadar pembersihannya
kurang kuat). Entah kerisnya diwarangi ataupun tidak, sebaiknya kita segera mencuci tangan setelah
memegang keris, untuk kehati-hatian.

Menayuh dengan teknik ayunan keris ini sangat baik untuk dijadikan cara kita menayuh, tetapi
karena ada unsur resiko dari adanya bahan warangan pada keris, dan memegang logam keris dapat
berpotensi memunculkan karat pada logam keris, maka Penulis menganjurkan supaya sesudah bisa
menayuh dengan ayunan keris, para pembaca juga bisa menayuh dengan ayunan bandul sebagai
cara yang lebih aman dalam menayuh.

Cara 3 Menayuh Keris - Menggunakan Bandul.

Cara menayuh keris yang ke 3 adalah dengan menggunakan bandul sebagai pendulum ayunan.
Dengan cara ini kita membuat bandul pendulum terlebih dahulu. Misalnya seuntai kalung yang
memiliki mata dari batu. Bisa juga cincin batu akik yang diikat dengan benang atau tali tipis. Benda
yang untuk dijadikan bandul bisa apa saja, bisa benda-benda berkhodam, bisa juga tidak, tetapi
untuk latihan awalnya akan lebih baik bila yang kita jadikan pendulum adalah benda-benda yang
agak berat dan memiliki khodam di dalamnya. Panjang tali pendulumnya kira-kira satu jengkal
tangan.

Dalam penggunaannya teknik menayuh dengan bandul ini sama dengan menayuh dengan ayunan
keris, hanya saja benda yang kita gunakan untuk ayunan bukan keris, tapi benda-benda lain selain
keris yang kita jadikan bandul.

Contoh Bandul Pendulum.


Cara menggunakannya adalah dengan memegang tali pendulum dengan 2 jari kita, yaitu jempol dan
jari telunjuk, dan jari-jari kita itu menghadap ke bawah, tidak ke atas. Pegang yang kuat jangan
sampai jatuh. Sebagian energi kita juga kita salurkan melalui tangan kepada pendulum itu untuk
memperkuat kontak rasa dan sugesti dan untuk membantu pendulum itu mengayun.

Sama dengan cara ke 2 di atas yang menayuh dengan ayunan keris, dengan cara ini kita sampaikan
pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah ya atau tidak.

Bila jawabannya ya, maka pendulumnya akan bergerak berputar ke kanan searah jarum jam. Bila
jawabannya tidak, maka pendulumnya akan bergerak berputar ke kiri.

Keris yang akan kita tayuh, dengan hormat kita keluarkan dari sarungnya dan kita letakkan di
hadapan kita. Sebelum bertanya kita buat pendulum bergerak mengayun maju-mundur dengan
tujuan memudahkan si pendulum dalam membuat ayunan jawaban. Setelah itu kita mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepadanya dan perhatikan apakah dia bergerak berputar ke kiri atau ke
kanan. Bila gerakan ayunannya kurang kuat, kita bisa memintanya supaya bergerak mengayun lebih
kencang.
Kita harus bisa jujur dan netral terhadap ayunan pendulum ini, artinya kita harus bisa netral supaya
gerakan ayunannya adalah asli gerakan jawaban dari si pendulum, bukan gerakan ayunan dari
keinginan kita.

Sama dengan tayuhan menggunakan ayunan keris, untuk bandul ini kita latihan awal dulu.

Untuk latihan awalnya bandulnya kita ayun maju-mundur, kemudian kita perintahkan berputar ke
kanan. Kalau sudah berputar ke arah kanan ....

Kemudian kita perintahkan supaya berputar lebih kencang lagi ... , lebih kencang lagi ....

Kemudian kita perintahkan bandulnya berputar ke kiri.

Kemudian kita perintahkan supaya berputar lebih kencang lagi ... , lebih kencang lagi ....

Latihan itu berguna untuk mengetes apakah sugesti kita sampai kepada bandulnya.

Kalau sugesti kita tidak sampai, maka bandulnya tidak akan berputar lebih kencang. Begitu juga
ketika menayuh, kalau sugesti kita tidak sampai, maka jawaban tayuhannya akan mengambang, atau
bandulnya tidak merespon pertanyaan kita. Jadi, kalau ternyata sugesti kita tidak sampai, maka kita
harus terus melatih sampai sugesti kita bisa sampai kepada bandulnya, latihan kontak rasa, karena
itu adalah syarat dasar untuk kita bisa menayuh dengan ayunan bandul.

Kalau kepekaan pada ujung-ujung jari tangan kita cukup baik pada saat kita menayuh itu ketika kita
memegang tali bandulnya kita akan merasakan adanya setruman listrik halus di ujung-ujung jari
tangan kita seperti aliran listrik yang mengalir melalui tali bandulnya.

Contoh:

Saya ingin bertanya, tolong dijawab dengan benar.

Jika jawabannya ya, ayunkanlah bandul ini yang kencang berputar ke kanan searah jarum jam.

Jika jawabannya tidak, ayunkanlah bandul ini yang kencang berputar ke kiri.

- Apakah keris ini mau kalau sarungnya saya ganti dengan yang baru ?

- Apakah keris ini mau kalau sarungnya saya ganti dengan yang memakai pendok ?
- Apakah keris ini mau kalau sarungnya saya ganti dengan yang memakai pendok yang berlapis
emas ?

- Apakah keris ini mau kalau gagang kayunya saya ganti ?

- Apakah keris ini mau kalau mendak-nya saya ganti dengan yang baru ?

- Apakah keris ini mau kalau mendak-nya saya ganti dengan yang berlapis emas ?

- Apakah keris ini mau kalau dipasangi salut ?

- Apakah boleh ganja keris ini diganti dengan yang berlapis emas ?

- Apakah keris ini dibuat pada jaman kerajaan Majapahit ?

- Apakah keris ini dibuat pada jaman raja Hayam Wuruk ?

- Apakah keris ini bersifat keris keningratan ?

- Kalau keris ini adalah keris keningratan, apakah cocok mengikut saya ?

- Apakah saya juga ada garis keningratan ?

- Apakah ada anggota keluarga saya yang tidak cocok dengan keberadaan keris ini ?

- Kalau ada anggota keluarga saya yang tidak cocok, apakah keberadaan keris ini nantinya akan
dapat

menjadi gangguan bagi keluarga saya ?

Dari setiap pertanyaan anda di atas :

- bila jawabannya ya, maka kalung tersebut akan berputar ke kanan searah jarum jam.

- bila jawabannya tidak, maka kalung tersebut akan berputar ke kiri.

Seharusnya pendulum tersebut menjawab dengan bergerak berputar ke kiri atau ke kanan. Bila
pendulum tersebut bergerak mengayun maju-mundur atau gerakannya mengambang tidak jelas,
mungkin sugesti kita kurang kuat, pertanyaan kita tidak sampai kepadanya, atau mungkin keris itu
tidak tahu jawabannya, atau jawabannya bersifat rahasia yang si keris tidak ingin kita
mengetahuinya.

Jika objek yang menjadi tujuan tayuhan adalah sebuah keris, menayuh keris itu dengan langsung
memegang kerisnya (cara 2 menayuh keris) akan langsung terasa efektivitas keberhasilannya karena
yang menggerakkan ayunan keris itu adalah si gaib keris itu sendiri, sehingga akan lebih terasa
kontak batin kita dengan si keris melalui rasa di tangan kita atau rasa di dada.

Sedangkan menayuh keris dengan menggunakan bandul / pendulum di atas (cara 3 menayuh keris)
bersifat tidak langsung, artinya yang menggerakkan bandul itu adalah sosok gaib yang berdiam di
dalam bandul itu atau kekuatan sukma / batin kita sendiri, bukan gaib kerisnya, sehingga akan
kurang terasa kontak batin kita dengan si keris, dan seringkali bandulnya mengayun tidak mantap.
Karena itu akan lebih baik jika bandul yang kita gunakan adalah benda-benda yang ada isi gaibnya.
Atau kita melakukan tayuhan itu dengan menekan rasa di dada kepada keris dan bandul tersebut
bersama-sama, sehingga gerakan ayunan bandul itu akan lebih mantap (tetapi kita harus tetap
netral terhadap arah ayunan bandulnya).

Menayuh dengan model bandul ini akan sangat efektif dilakukan untuk bertanya langsung kepada
sosok gaib di dalam bandul itu sendiri, bukan kepada gaib keris yang menjadi objek tayuhannya.

Cara ini efektif untuk menayuh isi gaib sebuah cincin batu akik, yaitu dengan menjadikan cincin itu
sendiri sebagai bandulnya dan kita menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan kita kepada cincin
itu.

Karena itu menayuh dengan model bandul pendulum ini dikhususkan untuk yang tidak mempunyai
keris, tetapi mempunyai benda gaib lain dalam bentuk batu cincin, kalung, dsb, yang bisa dijadikan
bandul pendulum dengan cara diikat benang / tali (cincin / kalungnya dijadikan bandul ayunan).

Dengan langsung bertanya kepada gaib di dalam bandul tersebut kita juga akan mendapatkan
jawaban yang benar dan gerakan jawaban mengayunnya mantap. Dalam menayuh dengan bandul
ini kontak rasa batin kita lakukan kepada sosok gaib di dalam bandul itu sendiri. Termasuk jika cara
ini digunakan untuk bertanya tentang sebuah keris, kontak rasa batin kita adalah kepada bandulnya,
bukan kepada kerisnya.

Dengan cara menayuh ini anda bisa dengan mudah mencaritahu informasi tentang benda gaib anda.

Misalnya anda menayuh keris anda :


Saya ingin bertanya, tolong dijawab dengan benar.

Jika jawabannya ya, ayunkanlah bandul ini yang kencang berputar ke kanan searah jarum jam.

Jika jawabannya tidak, ayunkanlah bandul ini yang kencang berputar ke kiri.

- Apakah keris ini asli keris jawa ?

- Apakah keris ini khodamnya sejenis bangsa jin ?

- Apakah keris ini khodamnya sejenis gaib wahyu keris ?

- Apakah keris ini dibuat pada jaman kerajaan Demak ?

- Apakah keris ini dibuat pada jaman kerajaan Mataram Panembahan Senopati ?

- Apakah keris ini isi khodamnya hanya satu ?

- Apakah keris ini isi khodamnya suami-istri ?

- Apakah keris ini khodamnya akan menjadi khodam pendamping ?

- Apakah keris ini sosok wujud khodam gaibnya seperti manusia ?

jika ya, tanya lagi :

- Apakah keris ini sosok khodamnya seperti laki-laki tinggi besar ?

- Apakah keris ini sosok khodamnya seperti laki-laki ksatria ?

- Apakah keris ini sosok khodamnya seperti bapak-bapak berjubah ?

- Apakah keris ini sosok khodamnya seperti ibu-ibu jawa berkemben ?

- Apakah keris ini sosok khodamnya suami istri ?

jika tidak, tanya lagi :

- Apakah keris ini sosok khodamnya seperti ular ?

- Apakah keris ini sosok khodamnya seperti naga ?

- Apakah keris ini sosok khodamnya seperti ular naga jawa (ular naga tetapi tidak berkaki) ?
- Berapakah kekuatan keris ini, apakah sampai 60 md ? 70 md ? 80 md ? 100 md ?

- Apakah keris ini merasa cocok mengikut saya ?

- Apakah keris ini bertuah kerejekian ?

- Apakah keris ini bertuah kewibawaan ?

- Apakah keris ini bertuah penjagaan gaib ?

- Apakah keris ini bertuah membantu kepangkatan ?

- Apakah keris ini bertuah junjung derajat ?

- Apakah keris ini perlu dibacakan amalan gaib supaya tuahnya ampuh ?

Dengan menayuh itu anda bisa tambahkan pertanyaan apakah kerisnya itu keris Jawa, Bali, Malaysia,
dsb, dan tanyakan juga apakah sesaji anda akan cocok dengan kerisnya (sebutkan juga cara dan jenis
sesaji anda, karena nantinya itu juga akan berpengaruh terhadap kuat tidaknya tuahnya kepada
anda).

Nantinya ditanyakan juga apa saja tuahnya dan apakah tuahnya sejalan dengan jalan kerejekian dan
kehidupan anda.

Dengan cara menayuh itu, apakah khodam kerisnya sejenis khodam wahyu keris jawa, berapa
kekuatannya, apa tuahnya, sejarah kerisnya, dsb, bisa ditanyakan langsung kepada khodam kerisnya
dengan membuat pertanyaan-pertanyaan yang mendetail.

Misalnya anda menayuh batu akik anda :

Saya ingin bertanya, tolong dijawab dengan benar.

Jika jawabannya ya, ayunkanlah bandul ini yang kencang berputar ke kanan searah jarum jam.

Jika jawabannya tidak, ayunkanlah bandul ini yang kencang berputar ke kiri.
- Apakah batu ini berkhodam ?

jika ya, tanya lagi :

- Apakah batu ini khodamnya dari jenis golongan putih ?

- Apakah batu ini khodamnya dari jenis golongan hitam ?

- Apakah batu ini khodamnya berenergi positif ?

- Apakah batu ini khodamnya berenergi negatif ?

Kalau ya, tanya lagi apa efek negatif energinya, apakah membuat mudah sakit, apakah membuat
mudah

marah, apakah memberatkan kerejekian.

- Apakah ada resiko negatif kalau saya memiliki batu ini ?

Kalau ya, tanya lagi resiko negatifnya itu apa, apakah membuat mudah sakit, apakah membuat
mudah

marah, apakah memberatkan kerejekian, apakah ada yang akan menjadi tumbal, apakah akan
disesatkan,

apakah membahayakan keselamatan anda atau keluarga, apakah akan menyulitkan kematian.

- Apakah batu ini khodamnya sejenis bangsa jin ?

- Apakah batu ini khodamnya sejenis sukma manusia ?

- Apakah batu ini khodamnya sejenis dedemit ?

- Apakah batu ini khodamnya sejenis dhanyang ?

- Apakah batu ini khodamnya sejenis khodam mustika ?

- Apakah batu ini khodamnya adalah khodam aslinya ?

- Apakah batu ini khodamnya hanya satu ?

- Apakah batu ini khodamnya kembar ?

- Apakah batu ini khodamnya suami istri ?

- Apakah batu ini khodamnya akan menjadi khodam pendamping ?

- Apakah batunya harus selalu dibawa ?


- Apakah batu ini sosok wujud khodamnya seperti manusia ?

jika ya, tanya lagi :

- Apakah batu ini sosok khodamnya seperti laki-laki kekar bertelanjang dada ?

- Apakah batu ini sosok khodamnya seperti laki-laki ksatria tinggi besar ?

- Apakah batu ini sosok khodamnya seperti bapak-bapak berjubah ?

- Apakah batu ini sosok khodamnya seperti ibu-ibu berkemben ?

- Apakah batu ini sosok khodamnya seperti perempuan bergaun putih ?

jika tidak seperti manusia, tanya lagi :

- Apakah batu ini sosok khodamnya berbulu hitam tinggi besar ?

- Apakah batu ini sosok khodamnya seperti ular ?

- Apakah batu ini sosok khodamnya seperti naga ?

- Apakah batu ini sosok khodamnya seperti macan ?

- Apakah batu ini sosok khodamnya seperti raksasa ?

- Berapakah kekuatan batu ini, apakah sampai 40 md? 60 md ? 70 md ? 80 md ? ......

- Apakah batu ini bertuah untuk pengasihan ?

- Apakah batu ini bertuah untuk kerejekian ?

- Apakah batu ini bertuah untuk kewibawaan ?

- Apakah batu ini bertuah untuk kekuatan berkelahi ?

- Apakah batu ini bertuah untuk penjagaan gaib ?

- Apakah batu ini bertuah untuk membantu karir / kepangkatan ?

- Apakah batu ini bertuah untuk junjung derajat ?

- Apakah batu ini perlu dibacakan amalan gaib supaya tuahnya ampuh ?
- Apakah batu ini sesajinya minyak misik putih ?

- Apakah batu ini sesajinya minyak misik hitam ?

- Apakah batu ini sesajinya minyak melati ?

- Apakah batu ini sesajinya minyak jafaron ?

- Apakah batu ini sesajinya kopi panas ?

(Baca juga : Sesaji).

Baik tayuhan dengan ayunan keris atau dengan bandul, kita bisa juga bertanya tentang sedulur
papat kita sendiri.

Contoh pertanyaan :

- Berapa kekuatan roh pancer saya ? Apakah sampai 5 md, 10 md, 15 md, ...... dst.

- Berapa kekuatan roh sedulur papat saya ? Apakah sampai 5 md, 10 md, 15 md, ...... dst.

- Apakah sedulur papat saya sudah lengkap 4 ?

- Apakah sedulur papat saya yang terpisah ada di bawah kekuasaan mahluk halus lain ?

Ketika kita sedang mengalami suatu sakit-penyakit, atau merasakan sesuatu yang tidak biasa dalam
diri kita ataupun dalam keluarga kita, dengan teknik tayuhan kita bisa juga menanyakan jawabannya.

misalnya :

Kaki kanan saya terasa panas dan linu,

- Apakah disitu ada sesuatu yang gaib ?

- Kalau benar ada, seperti apa sosok gaibnya, apakah seperti ular ? apakah seperti manusia ?

- Apakah saya kesambet ?

- Berapakah kekuatannya, apakah sampai 40 md, 50 md, 60 md, ... dst.


(Kalau benar anda kesambet, sebaiknya anda langsung melakukan tindakan pembersihan gaib.
Dicoba dulu di bagian sakitnya anda oleskan misik putih sambil meminta maaf karena anda tidak
melihatnya. Mudah-mudahan ia mau melepaskan serangannya).

Punggung saya terasa panas,

- Apakah disitu ada sesuatu yang gaib ?

Kalau benar ada :

- Seperti apa sosok gaibnya, apakah seperti manusia ? apakah sosoknya hitam tinggi besar ?

- Apakah saya kesambet ?

- Apakah dia datang untuk mengganggu / menyerang ?

- Apakah ada efek negatifnya kalau saya biarkan saja ?

- Berapakah kekuatannya, apakah sampai 40 md, 50 md, 60 md, ... dst.

(Kalau benar anda kesambet, sebaiknya anda langsung melakukan tindakan pembersihan gaib.
Dicoba dulu di bagian sakitnya anda oleskan misik putih sambil meminta maaf karena anda tidak
melihatnya. Mudah-mudahan ia mau melepaskan serangannya).

- Apakah dia datang untuk menjadi khodam pendamping ?

- Apakah itu khodam saya ?

Kalau benar, tanyakan apa sesajinya, apakah minyak misik putih ? minyak jafaron ? kopi manis
panas ?

Dengan tayuhan ayunan keris kita bisa juga mencaritahu apakah ada mahluk halus lain yang berdiam
di dalam diri kita, apakah diri kita ketempatan mahluk halus.

misalnya :

- Apakah saya ada ketempelan mahluk halus ?

- Apakah di dalam tubuh saya ada mahluk halus lain ?

jika ya, tanya lagi :

- Apakah mahluk halus itu berdiam di kepala saya ?

- Apakah mahluk halus itu berdiam di dalam badan saya ?


- Apakah mahluk halus itu dari jenis bangsa jin ?

- Apakah mahluk halus itu dari jenis sukma manusia ?

- Apakah mahluk halus itu berpotensi negatif ?

Dengan cara-cara tayuhan anda bisa menanyakan secara detail tentang mahluk halusnya itu.

Dalam hal diri kita ketempatan mahluk halus, jika mahluk halusnya itu adalah dari jenis selain sukma
manusia, misalnya dari jenis bangsa jin, dedemit, dsb, baik ia golongan putih ataupun hitam,
jawaban tayuhannya masih bisa diharapkan benar. Tetapi jika mahluk halusnya adalah sukma
(arwah) manusia, kemungkinan besar jawaban tayuhannya akan sengaja disesatkannya. Karena itu
dalam hal menayuh ini kita harus juga peka rasa dan tajam insting untuk tahu apakah tayuhan kita
benar atau salah dan apakah tayuhan kita sudah disesatkan.

Tentang kasus ketempatan mahluk halus silakan dibaca pemahamannya dalam tulisan berjudul :
Pengaruh Gaib Thd Manusia).

Menayuh dan Berinteraksi

Dengan cara menayuh keris ini kita juga bisa mencaritahu apakah diri kita berkhodam, atau apakah
kita ada didampingi oleh sesosok sukma leluhur kita.

Di bawah ini diasumsikan kita menggunakan keris. Cara tayuhan ini bisa juga dengan bandul lain,
tergantung kemampuan adaptasi dan kontak rasa kita.

Pada awalnya kita bisa sampaikan kepada kerisnya untuk mendeteksi apakah benar ada sesosok gaib
yang mendampingi kita, apakah diri kita berkhodam atau ada didampingi oleh sukma leluhur.

Misalnya :

- Apakah saya berkhodam ?

- Apakah saya didampingi oleh sesosok gaib ?

jika ya, tanya lagi :


- Apakah di sebelah kanan saya ?

- Apakah di belakang saya ?

- Apakah itu khodam keris ?

- Apakah itu khodam jin ?

- Apakah itu dari jenis sukma manusia ?

- Apakah itu sukma leluhur saya sendiri ?

Jika jawabannya adalah benar diri kita berkhodam, tetapi itu bukan sukma leluhur, kita bisa
melanjutkannya dengan pertanyaan yang serupa seperti kita menayuh isi gaib batu akik atau keris.

Jika jawabannya adalah sukma leluhur, kita bisa melanjutkannya dengan pertanyaan :

- Apakah ia laki-laki ?

- Apakah ia bapak-bapak ?

- Apakah ia ibu-ibu ?

- Apakah ia perempuan muda ?

- Apakah ia sendiri saja ?

- Apakah suami istri ?

Sesudahnya kita bisa mencoba berinteraksi bertanya jawab dengan gaib pendamping kita itu dengan
perantaraan kerisnya, kita meminta tolong kepada kerisnya untuk disampaikan pertanyaan-
pertanyaan kita kepada khodam atau leluhur kita itu, sedangkan jawaban dari khodam atau leluhur
kita itu tetap berupa gerakan ayunan keris.

Tetapi jika kita sudah bisa dan sudah biasa menayuh, kita bisa bertanya dengan fokus batin langsung
kepada khodam atau leluhur kita itu. Misalnya kita sudah tahu posisinya di sebelah kanan kita, atau
di sebelah belakang kita, maka fokus batin kita ditujukan untuk bertanya langsung kepada sosok
khodam atau leluhur di kanan atau di belakang kita itu, sedangkan jawaban dari khodam atau
leluhur kita tetap berupa gerakan ayunan keris.

Misalnya khodam kita itu ada di sebelah kanan kita, sambil fokus menayuh kita juga kontak rasa
dengan sosok gaib di sebelah kanan kita itu :
- Eyang, apakah kontak saya sampai kepada Eyang ?

Jika belum ada jawaban, mungkin kontak tayuhan kita belum sampai kepadanya. Berarti kita harus
menambah kuat kontak rasa kita kepadanya sampai kita tersambung dengannya.

Jika dirasakan masih ada kesulitan dalam kita berkontak langsung dengan gaibnya, mungkin kita
perlu latihan olah rasa seperti contoh di tulisan berjudul Olah Rasa Dan Kebatinan untuk belajar
membuka rasa pada kegaiban, supaya kita bisa juga berinteraksi dengan leluhur dan khodam kita.

Jika kontak tayuhan kita sudah sampai kepadanya, sudah ada konfirmasi bahwa kita tersambung
dengannya, kemudian kita bisa bertanya jawab lebih lanjut dengannya, misalnya :

- Apakah anda adalah bangsa jin ?

- Apakah anda adalah wahyu keris jawa ?

- Apakah anda adalah sukma leluhur saya ?

- Apakah anda adalah laki-laki ?

Jika ya :

- Apakah anda bersosok laki-laki ksatria ?

- Apakah anda bersosok bapak-bapak ?

- Apakah anda bersosok kakek-kakek ?

- Ki, saya ingin kenalan lewat mimpi, apakah anda mau masuk ke dalam mimpi saya nanti malam ?

Jika bukan laki-laki :

- Apakah anda adalah perempuan ?

- Apakah anda bersosok ibu-ibu ?

- Apakah anda bersosok nenek-nenek ?

- Apakah anda bersosok perempuan muda ?

- Nyi, saya ingin kenalan lewat mimpi, apakah anda mau masuk ke dalam mimpi saya nanti malam ?
Selebihnya kita bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang kita ingin tahu jawabannya.
Diperlukan kreativitas kita dalam menciptakan pertanyaan untuk mengarahkan pengetahuan kita.

Cara menayuh itu bisa ditingkatkan dengan olah rasa untuk belajar kontak rasa dan batin langsung
dengan khodam atau leluhur kita itu. Dengan cara ini fokus batin kita ditujukan untuk bertanya
langsung kepada sosok khodam atau leluhur di kanan atau di belakang kita itu, dan untuk
menangkap jawaban dari khodam atau leluhur kita itu kita juga berusaha untuk peka rasa, sehingga
jawaban dari khodam atau leluhur selain tetap berupa gerakan ayunan keris, juga bisa kita tangkap
dengan rasa, berupa ide dan ilham yang mengalir dalam pikiran kita, sehingga jawaban yang bisa kita
tangkap menjadi lebih lengkap, misalnya jawaban tentang namanya, asal-usul mereka, pesan-
pesannya, dsb.

Cara menayuh no.2 dan 3 ini, yaitu menayuh dengan cara ayunan keris dan dengan menggunakan
bandul, akan lebih efisien dan lebih praktis melakukannya daripada menayuh dengan cara mimpi,
dan bisa dilakukan kapan saja, baik siang hari maupun malam.

Sesudah bisa menayuh dengan ayunan keris atau dengan bandul, sebaiknya kemudian kita berlatih
menanyakan pertanyaan-pertanyaannya ke dalam diri kita, kepada batin / sukma kita sendiri. Fokus
batin kita adalah kepada pancer atau sedulur papat kita sendiri. Paling baik adalah fokus kepada
pancer kita sendiri, sehingga nantinya yang akan menjawab / menggerakkan bandulnya adalah
pancer kita sendiri. Dalam hal ini kita harus sudah cukup matang dalam latihan olah rasa untuk bisa
membedakan pancer dan sedulur papat kita, karena antara kita kontak dengan pancer dan dengan
sedulur papat rasanya akan berbeda

Dengan cara di atas yang kita fokus bertanya kepada sukma kita sendiri kita bisa menayuh dengan
menggunakan benda apapun sebagai bandul tayuhannya walaupun kosong tidak berkhodam. Karena
pertanyaan-pertanyaannya kita tujukan kepada diri kita sendiri, maka nantinya yang akan menjawab
/ menggerakkan bandulnya adalah sukma kita sendiri.

Bagi anda yang tidak mempunyai keris, untuk belajar menayuh ini tidak perlu anda membeli keris,
karena anda bisa melakukan penayuhan dengan model bandul pendulum, dengan menggunakan
benda apa saja yang bisa dijadikan bandul.
Untuk keperluan membuat bandulnya juga tidak perlu anda membeli benda khusus seperti
pendulum kristal, dsb. Cincin batu akik yang diikat tali / benang saja bisa digunakan, atau bisa juga
menggunakan batu koral atau batu kali atau batu kecil lain yang diikat dengan benang atau tali tipis.
Kalau punya tasbih, tasbih itu juga bisa dijadikan bandul tayuhan.

Menggunakan benda-benda tidak berkhodam seperti batu kali, biji kelereng, gagang kayu, dsb,
sangat berguna untuk menghindari tayuhan kita disesatkan karena ternyata benda bandul kita berisi
mahluk halus penyesat, terutama jenis sukma manusia. Kasus seperti ini sudah dialami oleh
beberapa orang pembaca. Jadi tidak perlu kita mencari-cari benda khusus untuk dijadikan bandul
tayuhan. Gunakan saja benda-benda biasa tidak berkhodam di sekitar kita.

Jika dalam melakukan tayuhan model bandul ini terasa bandulnya tidak mengayun mantap, coba
saja bandulnya diganti dengan benda lain yang sedikit lebih berat, bisa juga dicoba menggunakan
gagang kayu agak panjang.

Jika menayuh dengan ayunan keris atau dengan bandul di atas (cara 2 dan 3) keris dan bandulnya
sudah mau bergerak menjawab, coba kemudian kita berikan pertanyaan-pertanyaan yang masing-
masing jawabannya ya dan tidak, pertanyaannya bergantian, supaya kita bisa menilai apakah
jawaban yang kita terima itu sudah akurat.

Lebih mudah lagi dengan mencoba menanyakan jawaban atas jatidiri anda sendiri.

Berikan variasi pertanyaan yang jawabannya ya dan tidak.

Kalau jawaban tayuhannya benar sesuai aslinya jatidiri anda, mungkin tayuhan anda memang sudah
benar.

Keakuratan dan respon dari keris / bandulnya sangat bergantung pada ditujukan kepada siapa
pertanyaan tayuhan kita itu.

Kalau ditujukan kepada diri sendiri maka yang menggerakkan bandulnya adalah sukma kita sendiri.

Kalau ditujukan kepada bandulnya maka yang menggerakkan bandulnya adalah khodam dari
bandulnya

Kalau ditujukan kepada kerisnya maka yang menggerakkan bandulnya adalah khodam dari kerisnya
Kalau ditujukan kepada bandulnya, sedangkan bandulnya sendiri kosong tidak berkhodam, bisa jadi
gerakannya akan mengambang tidak jelas.

Lebih baik kalau kita membiasakan diri menujukan pertanyaannya kepada diri kita sendiri, ke dalam
diri sendiri, sehingga nantinya yang menggerakkan bandulnya adalah sukma kita sendiri.

Kalau kita sudah biasa menujukan pertanyaan ke dalam diri sendiri, maka nantinya yang
menggerakkan bandulnya adalah sukma kita sendiri, entah bandulnya berkhodam ataupun tidak.

Termasuk jika pertanyaannya ditujukan kepada bandulnya, kalau sudah biasa menujukan pertanyaan
kepada diri sendiri maka nantinya yang menggerakkan bandulnya adalah sukma kita sendiri, bukan
khodam bandulnya.

Dengan demikian, jika kita sudah terbiasa berinteraksi dengan sukma kita sendiri, karena yang
menggerakkan bandulnya adalah sukma kita sendiri, bukan khodam benda gaibnya, maka kita akan
bisa menggunakan benda apapun untuk dijadikan alat tayuhan, tidak harus benda berkhodam. Itu
akan juga menjadi alat bantu sukma kita belajar mendeteksi dan menilai sesuatu yang gaib.

Cara 4 Menayuh Keris.

Cara sederhana menayuh keris bisa juga digunakan untuk memperbandingkan antara 2 buah keris.
Cara ini biasa digunakan untuk memperbandingkan 2 buah keris, mana yang lebih tua umurnya atau
mana yang lebih sakti.

Caranya sebagai berikut :


Ke 2 buah keris yang akan kita perbandingkan dengan hormat kita keluarkan dari sarungnya.
Kemudian diletakkan melintang di atas pergelangan tangan kita, satu di kanan satu lagi di kiri, di atas
sebuah meja datar. Masing-masing keris diposisikan ujungnya berhadapan, berdekatan, tidak
bersentuhan.

Biasanya secara otomatis ujung keris yang lebih muda umurnya akan merendah, merunduk,
menghormat kepada yang lebih tua. Karena itu perintahkan / sugesti- kan supaya ke 2 keris itu
netral, dan bisa melintang berhadapan dengan ketinggian ujung keris yang sama.

Setelah ke 2 keris itu bisa diam dan bisa melintang dengan ketinggian ujung keris yang sama, kita
sampaikan pertanyaan kita, misalnya :

- mana dari ke 2 keris ini yang umurnya lebih tua ? atau,

- mana dari ke 2 keris ini yang lebih sakti ? atau,

- mana dari ke 2 keris ini, sesuai tuahnya masing-masing, yang lebih banyak memberikan tuahnya
kepada

saya pemiliknya ?
Maka kemudian salah satu dari ujung keris-keris itu akan merendah, dan ujung keris yang satunya
akan meninggi. Itulah jawabannya. Artinya, sebagai jawabannya, keris yang lebih muda umurnya
atau yang lebih lemah, akan merunduk menghormat kepada keris yang lebih tua umurnya atau yang
lebih kuat.

Cara 5 Menayuh Keris.

Cara ke 5 ini merupakan kombinasi dan kelanjutan cara menayuh sesudah kita menguasai cara-cara
tayuhan sebelumnya di atas, sesudah bisa melatih kepekaan rasa dan kontak rasa dengan kerisnya.

Cara ke 5 menayuh keris ini sangat mudah dilakukan, dengan syarat anda sudah bisa berkontak rasa
/ batin dengan sosok-sosok gaib keris, bandul, ataupun dengan sukma anda sendiri dan sesudah
dengan cara itu anda bisa dengan benar mendapatkan jawaban tayuhannya. Syarat lainnya adalah
anda cukup bisa peka rasa untuk merasakan dan mengikuti arah gerakan yang diprakarsai oleh keris,
batu akik, atau sukma anda sendiri sebagai bentuk jawabannya atas pertanyaan-pertanyaan anda.

Cara ke 5 menayuh ini dilakukan dengan memegang bendanya melintang di depan dada, siku tangan
ditekuk dengan posisi dekat dengan tubuh, posisi kepalan tangan yang memegang keris kira-kira
sejengkal dari dada, atau lebih dekat lagi.

Cara menayuh 5 ini bisa digunakan untuk menayuh keris, batu akik atau benda apapun yang bisa
digenggam.

Jika anda memegang keris, maka kerisnya dipegang dengan posisi berdiri di arah depan dada.

Jika anda memegang batu akik, maka batu akiknya digenggam di dalam kepalan tangan di arah
depan dada.

Contoh:

Saya ingin bertanya, tolong dijawab dengan benar.


Jika jawabannya ya, gerakkan tangan saya mendekat ke dada.

Jika jawabannya tidak, gerakkan tangan saya menjauh dari dada.

Selanjutnya silakan anda sampaikan pertanyaan-pertanyaan anda, misalnya seperti contoh-contoh


pertanyaan di atas.

Atas setiap pertanyaan anda di atas, tangan anda yang memegang keris atau batu akik :

- bila jawabannya ya, maka tangan anda akan digerakkan mendekat ke dada anda.

- bila jawabannya tidak, maka tangan anda akan digerakkan menjauh dari dada anda ke arah depan
anda.

Cara ke 5 menayuh keris ini sangat mudah dilakukan, dengan syarat anda sudah bisa peka rasa dan
sudah bisa berkontak rasa / batin dengan gaib isi keris, akik, bandul, ataupun dengan sukma anda
sendiri, dan sesudah dengan cara itu anda bisa dengan benar mendapatkan jawaban tayuhannya.
Syarat lainnya adalah anda cukup bisa peka rasa untuk merasakan dan mengikuti arah gerakan yang
diprakarsai oleh keris, batu akik, atau sukma anda sendiri, sebagai bentuk jawabannya atas
pertanyaan-pertanyaan anda.

Syarat anda cukup bisa peka rasa untuk merasakan dan mengikuti arah gerakan yang diprakarsai
oleh keris, batu akik, atau sukma anda sendiri, sebagai bentuk jawabannya atas pertanyaan-
pertanyaan anda, adalah syarat mutlak yang anda harus mampu memenuhinya, karena dorongan
rasa untuk menggerakkan tangan anda itu sangat halus hampir tak terasa. Karena itu sebaiknya anda
benar-benar mampu peka rasa, kendorkan pikiran.

Setelah anda cukup mahir melakukannya, anda bisa meningkatkan kemampuan tayuhan anda itu
dengan tangan anda tidak menggenggam benda apapun, dan pertanyaannya disampaikan ke dalam
hati anda sendiri, ke dalam diri sendiri, sehingga yang akan menjawab dan menggerakkan tangan
anda mendekat atau menjauh adalah sukma anda sendiri dilakukan sambil kontak batin dengan keris
/ akik sebagai subyek tayuhannya.

Syarat anda bisa kontak rasa dengan sukma anda sendiri dan cukup bisa peka rasa untuk merasakan
dan mengikuti arah gerakan yang diprakarsai oleh sukma anda sendiri sebagai bentuk jawabannya
atas pertanyaan-pertanyaan anda adalah syarat mutlak yang anda harus mampu memenuhinya.
Dorongan rasa untuk menggerakkan tangan anda itu sangat halus hampir tak terasa, sehingga anda
benar-benar harus mampu fokus batin untuk bisa peka rasa.
Dengan demikian bila anda sudah menguasai cara tayuhan 5 ini, dengan bantuan gerakan tangan,
maka anda akan bisa menayuh dimanapun kapanpun tanpa orang lain tahu bahwa anda sedang
menayuh. Ini akan menjadi cara menayuh yang praktis ketika kita sedang berada di sebuah pameran
keris, di toko keris dsb, karena di pameran atau di toko keris itu sungkan rasanya untuk kita
menayuh satu per satu keris dengan bandul atau dengan ayunan keris dan tidak mungkin kita
menayuh dengan cara mimpi. Dengan cara tayuhan ini anda akan bisa menayuhnya baik dengan cara
memegang kerisnya ataupun dengan hanya mengepalkan tangan saja dengan cara anda fokus
kepada keris yang dituju.

Dan dengan teknik tayuhan ini, sejalan dengan kepekaan anda pada kontak rasa dan batin, anda juga
akan bisa mendapatkan informasi lainnya tentang kerisnya yang tidak sebatas hanya pada jawaban
ya dan tidak saja, berupa ilham yang mengalir di pikiran anda.

Penjelasan Tambahan

Inti dari ilmu menayuh adalah menyampaikan komunikasi manusia kepada sesuatu yang gaib untuk
mendapatkan jawaban / informasi tentang sesuatu hal dari gaib yang bersangkutan (dalam hal
menayuh keris, berarti si manusia berkomunikasi dengan gaib si keris). Ilmu menayuh ini dapat juga
dilakukan kepada sosok gaib dari benda-benda lain selain keris, seperti kepada isi gaib dari batu
cincin dan mustika, khodam pendamping atau kepada mahluk gaib lain di rumah kita. Jika
pertanyaannya tentang khodam pendamping atau kepada mahluk gaib lain di rumah kita, maka
pertanyaannya harus ditujukan langsung kepada khodamnya / mahluk halusnya itu.

Cara-cara menayuh keris di atas adalah cara-cara menayuh keris yang sederhana dan praktis, tetapi
benar, bukan tipuan. Selama melakukan tayuhan itu usahakan untuk bisa menetralkan hati dan
pikiran, menerima jawaban si keris apa adanya. Jika dalam usaha berkomunikasi itu anda belum bisa
menggerakkan keris dan bandul seperti contoh di atas, mungkin sugesti anda tidak sampai kepada si
keris. Jika itu yang terjadi maka anda harus melatih fokus rasa kepada si keris / bandulnya supaya
sugesti anda benar sampai kepadanya. Kalau perlu ucapan anda itu disampaikan sambil anda
berbicara, supaya lebih pasti bahwa sambat anda sampai kepada yang dituju.

Dalam menyampaikan sugesti di atas kita lakukan di dalam hati, tetapi ditujukan kepada si keris,
bukan sekedar berkata-kata di dalam hati. Kalau memang benar sugesti anda tidak sampai, maka jika
anda meminta si keris datang ke dalam mimpi anda, bisa dipastikan bahwa anda tidak akan
mendapatkan mimpi jawaban dari si keris, karena sugesti komunikasi anda tidak sampai kepada si
keris.

Syarat dasar untuk kita bisa berkomunikasi dengan gaib adalah kita harus bisa menyampaikan
sugesti kita keluar, sugesti kita harus bisa sampai dan bisa dimengerti oleh sosok gaibnya, bukan
seperti kita berkata-kata sendiri di dalam hati, atau suara kita hanya berputar-putar di dalam pikiran
kita saja. Bisa tidaknya kita menayuh dengan model ayunan keris atau bandul (cara 2 dan 3), bisa
menjadi petunjuk apakah kita bisa menyampaikan sugesti / komunikasi kita keluar, kepada sosok
gaibnya. Dengan kata lain, cara itu bisa menjadi tanda apakah kita bisa berkata-kata kepada sosok
gaib yang kita tuju, apakah kata-kata kita itu sampai kepadanya.

Cobalah energi di tangan kita salurkan seolah-olah menyatukannya dengan energi keris / bandulnya.
Dengan cara itu fokus kita akan ada pada rasa , bukan pikiran. Dengan demikian diharapkan dengan
rasa kita akan bisa kontak rasa dan batin dengan keris / bandulnya.

Jadi kuncinya adalah pada penyatuan rasa, sehingga terjadi kontak rasa dan batin.

Kalau fokus kita ada pada pikiran, maka nantinya sama saja seperti kita berkata-kata sendiri di dalam
hati atau berkata-kata di dalam pikiran kita sendiri, kata-kata kita tidak sampai kepada keris /
bandulnya. Berarti kita hanya berputar-putar saja di dalam pikiran atau perasaan kita, tidak mampu
menyampaikan sugesti kita keluar.

Memang ada pertanyaan-pertanyaan serupa dari beberapa pembaca, yaitu ketika ia meminta
kerisnya datang ke dalam mimpinya, ia tidak mendapatkan mimpi yang diharapkannya tersebut,
atau ketika ia mencoba menayuh dengan cara ayunan keris atau dengan bandul, keris atau
bandulnya itu tidak mantap bergerak menjawab pertanyaan-pertanyaannya.

Jika anda juga mengalami itu terjadi, ada kemungkinan sugesti / kontak batin anda tidak sampai
kepada khodam / gaib yang dituju. Jika itu yang terjadi berarti anda masih harus belajar
menyampaikan sugesti / kontak batin anda supaya bisa sampai kepada khodam / gaib yang dituju.
Kalau perlu ucapan anda itu disampaikan sambil anda berbicara, supaya lebih pasti bahwa sambat
anda sampai kepada yang dituju.

Coba saja anda terus melatih menayuh dengan bandul batu dengan menekan rasa di dada.
Kalau batunya mau bergerak berputar ketika anda perintahkan berputar ke kiri atau ke kanan,
berarti sugesti anda sampai. Tapi kalau batunya tidak bereaksi berarti sugesti anda tidak sampai.

Latihan menayuh itu juga berguna untuk melatih rasa supaya anda bisa kontak batin dengan khodam
pendamping atau dengan mahluk halus yang lain.

Atau jika dengan cara di atas keris / bandulnya masih belum juga bergerak, coba saja dengan cara
berbicara dengan mulut kita berikan perintah supaya bandulnya berputar ke kanan atau ke kiri
(jangan lupa sebelumnya bandulnya digerakkan dulu maju-mundur untuk memudahkannya bergerak
berputar ke kanan atau ke kiri).

Menayuh bisa dilakukan kapan saja, tergantung mood-nya

Menayuh itu tidak harus dengan menggunakan benda berkhodam, karena yang menggerakkannya
bisa juga adalah batin / sukma kita sendiri.

Kuncinya adalah pada rasa, penyatuan rasa dengan bandulnya, dalam bentuk kita menyalurkan rasa
melalui tangan mengalir ke bandulnya. Kalau sudah pernah berhasil sekali, nantinya kita akan tahu
bahwa menggerakkan bandulnya harus dengan kontak rasa. Nantinya menayuh dengan benda apa
saja bisa, dengan batu kali atau gagang kayu juga bisa.

Jika masih mengalami kesulitan, coba saja menggunakan benda lain yang agak berat. Setelah
bandulnya digerakkan mengayun maju mundur, kemudian dengan sepenuh rasa (bukan sepenuh
hati, tapi sepenuh rasa) bendanya diperintahkan berputar ke kanan. Kita jangan hanya sekedar
menunggu bendanya berputar ke kanan, tapi dengan rasa kita coba menggerakkan ayunannya ke
kanan (bukan menggunakan tangan untuk menggerakkan bandulnya ke kanan, tapi dengan rasa).

Kalau sudah pernah berhasil, sudah bisa merasakan penyatuan rasa dengan bandulnya, nantinya
dengan penyatuan rasa itu tidak perlu kita menggerakkannya ke kanan, bandulnya yang akan
bergerak sendiri ke kanan.

Sesudah bisa menayuh dengan ayunan dan bandul (cara 2 dan 3) di atas, selanjutnya akan lebih
efisien dan efektif jika dalam menayuh itu kita bertanya ke dalam batin kita sendiri. Caranya, sambil
kita juga menyalurkan / menekan rasa melalui tangan kepada bandul tersebut untuk memudahkan
gerakannya, kita menanyakan jawabannya kepada batin kita sendiri. Dengan cara ini nantinya yang
menggerakkan ayunan bandulnya adalah sukma kita sendiri. Dengan cara ini kita melatih kepekaan
rasa dalam menayuh, bukan sekedar kita menunggu jawaban ayunan dari bandul itu. Karena yang
menggerakkan bandulnya adalah sukma kita sendiri, maka jika pun bandul itu kosong tidak berisi
sesosok gaib, bandulnya akan tetap mengayun mantap. Dengan cara ini kita juga bisa menayuh
dengan menggunakan benda-benda lain, walaupun bendanya tidak berkhodam.

Teknik menayuh dengan cara ayunan keris dan bandul di atas baik sekali untuk kita melatih
menyampaikan sugesti batin kita keluar, supaya bukan hanya berputar-putar di dalam alam pikiran
dan perasaan kita sendiri, tetapi supaya kita bisa menyampaikannya keluar. Juga baik untuk kita
melatih Olah Rasa.

Usahakan dalam setiap penayuhan di atas kita melakukan tayuhan sampai bisa mendapatkan
kesimpulan yang cukup mendetail tentang keris / akik kita.

Misalnya dalam hal menayuh keris dicapai kesimpulan :

- Khodamnya dari jenis wahyu keris

- Sosok wujudnya suami istri, bapak-bapak berjubah dan ibu-ibu berkemben

- Kekuatan keseluruhannya 70 md

- Tuah utamanya untuk membantu kepangkatan, kerejekian dan penjagaan gaib.

- Kerisnya dibuat di Jawa Tengah pada jaman (tangguh) kerajaan Mataram Panembahan Senopati

- Sesajinya yang terbaik minyak cendana kupang, sebulan sekali

- Khodam-khodamnya akan menjadi khodam pendamping

Misalnya dalam hal menayuh cincin batu akik dicapai kesimpulan :

- Khodamnya dari jenis bangsa jin, golongan putih

- Sosok wujudnya bapak-bapak berjubah

- Kekuatan keseluruhannya 80 md

- Energinya positif

- Tuah utamanya untuk membantu kepangkatan,

- Sesajinya yang terbaik olesan minyak misik putih, sebulan sekali

- Khodamnya tidak menjadi khodam pendamping


- Cincinnya harus selalu dipakai

Menayuh dengan cara-cara di atas bisa dilakukan untuk bermacam-macam keperluan, dari bertanya
untuk mengetahui kecocokkan keris dengan kita, apa sesaji yang diminta, kerisnya perlu dijamas
atau tidak, atau informasi lainnya tentang kerisnya, juga bisa digunakan untuk bertanya tentang
segala sesuatu yang lain dalam kehidupan kita yang kira-kira si keris tahu jawabannya. Usahakan
supaya kita sendiri kreatif dalam menciptakan ide-ide pertanyaan.

Jika kita sudah bisa melakukan cara-cara menayuh di atas, terutama cara 2 dan 3, yaitu menayuh
dengan ayunan keris atau menggunakan bandul, jika kita ingin membeli sebuah benda gaib / jimat /
keris, sebelum membelinya kita bisa menayuhnya lebih dulu, yaitu dengan melihat fotonya.
Menayuh lewat foto tinggal anda tunjukkan saja foto bendanya, kemudian anda tanyakan segala
sesuatunya.

Apabila kita sudah melakukan tayuhan cara 1 di atas, yaitu menayuh lewat mimpi, dan kita sudah
diberikan mimpi tayuhannya, sebaiknya cara 2 dan 3, yaitu menayuh dengan ayunan keris atau
bandul digunakan untuk menindaklanjuti tayuhannya, yaitu untuk menanyakan langsung kepada
gaib kerisnya tentang arti mimpinya.

Orang lain, termasuk Penulis, belum tentu bisa menterjemahkan arti mimpi seseorang, karena yang
paling tahu tentang arti mimpi itu adalah pihak yang memberikan mimpi itu. Karena itu jika kita
diberikan mimpi tertentu, atau kira-kira mimpinya berhubungan dengan gaib, sebaiknya kita
menanyakan langsung arti mimpinya kepada sosok gaib yang memberikan mimpi tersebut. Dalam
hubungannya dengan mimpi tayuhan keris, sebaiknya kita tanyakan langsung kepada gaib kerisnya
tentang arti mimpi yang diberikannya kepada kita.

Cara menayuh 1, 2 dan 3 bisa dikombinasikan untuk kita memberikan sugesti perintah kepada si
keris, yaitu cara menayuh 2 dan 3 digunakan untuk bertanya, kemudian dengan cara 1, dengan cara
menempelkan kerisnya ke dahi, atau dengan cara bendanya digenggam untuk jenis benda gaib lain,
kita menyampaikan sugesti perintah kepada si gaib keris atau khodam benda gaib lain sebagai tindak
lanjut dari jawaban pertanyaan menayuh 2 dan 3 sebelumnya.
Misalnya cara menayuh 2 dan 3 digunakan untuk menanyakan hal-hal tertentu dalam kehidupan
kita, kemudian dilanjutkan dengan cara menempelkan kerisnya ke dahi atau dengan menggenggam
bendanya kita memberi perintah tertentu :

- apakah di rumah kita ada mahluk gaib yang bersifat tidak baik / mengganggu (kalau ada, minta
tolong

supaya dibersihkan atau minta diberitahu cara membersihkannya).

- apakah saat ini ada anggota keluarga kita yang sedang diganggu mahluk halus (kalau ada, minta
tolong

supaya dibersihkan atau minta diberitahu cara membersihkannya).

- bila ada anggota keluarga yang sedang sakit, minta tolong supaya disembuhkan atau minta
diberitahu

obatnya.

- apakah kita mempunyai musuh dalam selimut di lingkungan rumah atau di kantor.

- bila kita mempunyai suatu masalah kita bisa meminta supaya ditunjukkan jalan keluarnya.

- bila keris itu bertuah untuk kerejekian, mintalah supaya keris itu memberikan aura yang baik untuk

kerejekian kepada kita dan masing-masing anggota keluarga kita.

- bila keris itu bertuah untuk penjagaan gaib, mintalah supaya keris itu memberikan pagaran gaib
dengan

aura yang baik (aura yang tidak berlawanan dengan kerejekian dan kesehatan) untuk masing-
masing

anggota keluarga dan untuk seluruh bagian rumah (termasuk halamannya) dan mintalah bantuan
penjagaan

gaibnya sehari-hari dan minta juga peringatan jika akan ada suatu kejadian buruk.

- bila anda sudah menjamas keris anda, tanyakanlah apakah keris itu merasa cocok dengan
jamasannya,

dan apakah mau dijamas di tempat itu lagi.

- apakah di halaman atau di lingkungan rumah anda ada sumber mata air yang belum tampak keluar
airnya

(jika ada, usahakan dicari titik lokasinya).

Ada pertanyaan :

Apakah tayuhan dan kontak rasa itu jadi satu ataukah terpisah ?
Bagaimana cara mengontrolnya,

Maksudnya misalkan ketika saya menayuh bertanya terhadap sukma / sedulur papat saya tentang si
A apakah otomatis akan ada kontak rasa dengan A ?

Terima kasih

Jawab :

Kontak rasanya kpd subyek tempat anda bertanya, sekalian ditunjukkan objeknya yg anda tanyakan.

thanks

Tambahan :

Dalam hal kita menayuh suatu kekuatan gaib sebaiknya kita menggunakan bahasa yang cermat
mengikuti sikap berpikir pihak yang memberikan jawaban, jangan sampai jawabannya malah
membuat kita salah paham.

Misalnya kita bertanya tentang kekuatan khodam sebuah keris :

- Apakah keris ini kekuatannya 80 md ?

Jika keris itu benar kekuatannya 80 md, maka akan dijawab ya.

Bagaimana kalau dijawab tidak ?

Apakah itu berarti kekuatan keris itu di bawah 80 md ?

Atau malah lebih dari itu?

Sebutan kekuatan 80 md itu adalah ukuran ketinggian kekuatan yang presisi, yang akurat, yang
setingkat, yang sama dengan 80 md. Jadi kalau kekuatannya tidak tepat 80 md, maka tayuhannya
akan dijawab tidak. Jadi kalau jawabannya tidak, maka jangan dulu kita menganggap kekuatannya
kurang dari itu, mungkin saja kekuatannya malah lebih dari itu.

Kalau kekuatannya 80 md, maka jika ditanya :

Apakah kekuatannya 70 md, tayuhannya akan dijawab tidak.


Apakah kekuatannya 100 md, juga akan dijawab tidak, karena kekuatan 100 md itu tidak sama
dengan 80 md.

Lebih baik kalau pertanyaannya diganti bahasanya menjadi :

- Apakah keris ini kekuatannya ada 80 md ?

Kalau kekuatan keris itu 70 md, maka tayuhannya akan dijawab tidak, tapi

kalau kekuatan keris itu 80 md atau lebih, maka tayuhannya akan dijawab ya.

Kalau kekuatan keris itu 100 md, maka tayuhannya :

- Apakah keris ini kekuatannya ada 80 md ? jawabannya ya.

- Apakah keris ini kekuatannya ada 90 md ? jawabannya ya.

- Apakah keris ini kekuatannya ada 100 md ? jawabannya ya.

- Apakah keris ini kekuatannya ada 110 md ? jawabannya tidak.

- Apakah keris ini kekuatannya ada 120 md ? jawabannya tidak.

Berarti kesimpulannya : kekuatan keris itu 100 md.

Jawaban tentang ketinggian kekuatan gaib itu sifatnya adalah perkiraan saja, hanya kira-kira saja,
jangan dianggap akurat seperti mengukur dengan alat meteran. Jadi kalau ada perbedaan dengan
tayuhan orang lain, termasuk dengan tayuhan Penulis, kalau selisih perbedaannya tidak banyak
sebaiknya tidak perlu dipermasalahkan. Tapi kalau selisihnya banyak, mungkin memang ada tayuhan
yang salah.

Tambahan lagi, untuk menayuh suatu kekuatan gaib yang kekuatannya tinggi sekali mungkin
jawaban tayuhannya tidak bisa akurat, karena bukan hanya manusia, termasuk juga mahluk halus
(dan khodam) belum tentu bisa mengukur dengan akurat suatu kekuatan gaib yang jauh lebih tinggi
daripada kekuatannya sendiri. Begitu juga sebaliknya, mungkin tayuhannya juga tidak akurat untuk
mengukur suatu kekuatan yang jauh lebih rendah.
Untuk menambah pemahaman dan menambah kematangan penayuhan kita, berikut ini diberikan
sedikit masukan dalam proses penayuhan.

Karena ada selisih / perbedaan sikap berpikir kita dengan orang lain dan dengan mereka yang di
alam halus, sebaiknya kita menyikapi itu dengan melakukan tayuhan yang detail dan tegas dan
menyeluruh sampai tuntas.

Jika dalam suatu tayuhan kita meminta / menyuruh suatu perbuatan tertentu kepada keris misalnya,
sebaiknya kita tanyakan lagi / konfirmasi ulang kepada keris yang kita perintah, sesudahnya juga kita
tanyakan kepada sukma kita sendiri apakah perintah itu sudah dikerjakan dan apakah sudah berhasil
dikerjakan.

Misalnya :

1. Setelah dalam suatu tayuhan kita mendapatkan jawaban bahwa di rumah kita berdiam suatu
sosok gaib yang negatif dan kita ingin meminta keris kita itu untuk mengusirnya, tanyakan
kepadanya apakah ia sanggup untuk mengusirnya. Jika sanggup, barulah kemudian kita memintanya
untuk mengusirnya (tanyakan juga apakah perlu dibantu oleh pusaka / khodam kita yang lain. Jika
pekerjaannya cukup berat mungkin memang perlu sekaligus semua khodam / benda gaib kita
diperintahkan melakukan pembersihan gaib bersama-sama).

Beberapa saat sesudahnya kita tanyakan lagi kepadanya apakah pengusiran itu sudah dilaksanakan.

Jika tidak, jika katanya belum dilaksanakan, kita bisa meminta ulang untuk ia laksanakan.

Jika iya, jika katanya benar sudah ia laksanakan, ditanyakan lagi apakah berhasil ?

Jika berhasil, selebihnya kita tanyakan lagi apakah di rumah kita masih ada sesuatu yang lain yang
perlu dibersihkan.

Kalau katanya masih ada, maka kita bisa memintanya untuk membersihkan yang kurang baik itu dan
proses tayuhan di atas diulangi lagi.

Kalau katanya sudah tidak ada, sudah bersih, selebihnya tinggal dengan kepekaan rasa kita
mendeteksi apakah benar yang kurang baik itu sudah tidak ada.

2. Sesudah mendapatkan jawaban tuntas dari si keris, kita tanyakan lagi kepada sukma / sedulur
papat kita, apakah benar sekarang ini rumah kita sudah "bersih" ?
Kalau katanya sudah bersih, selebihnya tinggal dengan kepekaan rasa kita mendeteksi apakah benar
yang kurang baik itu sudah tidak ada.

Contoh Sugesti Untuk Mengoptimalkan Fungsi Keris :

Contoh sugesti penyatuan dengan gaib keris sesuai manfaat tuahnya masing-masing :

Setelah keris dikeluarkan dari sarungnya, keris diangkat tegak ke atas kepala di depan wajah, dan
sambil menunduk keris tersebut disentuhkan ke dahi. Dalam posisi itu kita berkata-kata kepada si
keris (berkata-kata di dalam hati, tetapi ditujukan kepada si keris) :

- Dampingilah keseharian saya, pancarkan aura yang baik supaya dagangan saya laris banyak
pembelinya.

- Dampingilah keseharian saya, pancarkan aura yang baik supaya teman-teman sekerja, atasan dan

bawahan, semua orang suka dan bersahabat dengan saya, supaya urusan sosial dan pekerjaan saya

menjadi lebih baik.

- Dampingilah keseharian saya, usir dan jauhkan orang-orang dan mahluk halus yang berniat
mengganggu

dan bersikap jahat kepada saya.

- Lindungilah rumah saya dan para penghuninya dari gaib-gaib dan energi negatif dan yang
mengganggu,

berikanlah pagaran / perisai gaib yang melindungi saya dan semua anggota keluarga saya dan
berikanlah

pagaran gaib yang melindungi rumah saya dan halamannya. Jadikanlah pagaran gaib itu beraura
baik untuk

kerejekian, kesehatan dan hubungan sosial kami.

Pindahkan gaib-gaib tidak baik ke tempat yang jauh dari permukiman supaya tidak mengganggu
manusia.
Beritahukan juga hasilnya kepada saya lewat mimpi.

Jika anda mengsugestikan pusaka atau benda-benda gaib lain anda untuk perlindungan gaib,
sebaiknya sugesti perintahnya jangan hanya untuk melindungi / menjaga anda, tetapi juga
diperintahkan untuk mengusir semua yang bersifat negatif dan yang berpotensi menjadi gangguan
bagi anda dan keluarga. Lebih baik lagi jika kepada kerisnya anda juga minta dibuatkan pagaran gaib.

Contoh sugesti penyatuan dengan gaib keris sesuai manfaat tuahnya masing-masing selengkapnya
silakan dibaca di tulisan berjudul : Mengoptimalkan-Fungsi-Keris-1 dan Mengoptimalkan Fungsi
Keris 3.

Contoh sugesti untuk usaha pembersihan gaib silakan dibaca di : Pembersihan Gaib
2 dan Pembersihan Gaib 3.

Harap diperhatikan, seringkali semua sosok gaib, termasuk yang berdiam di dalam sebuah keris,
mustika ataupun jimat, tidak mau keberadaan atau jati dirinya diketahui oleh manusia. Mereka
sendiri masing-masing memiliki nama, tetapi nama mereka dan juga sosok mereka seperti apa, tidak
ingin diketahui oleh manusia. Mereka juga tidak mempermasalahkan keris, mustika atau jimat itu
diberi nama atau sebutan apa, sepanjang nama dan sebutan itu tidak bersifat merendahkan. Para
empu keris juga biasanya tidak memberi nama pada keris-keris buatannya. Pemberian nama keris
biasanya dilakukan oleh manusia pemiliknya untuk melakukan pembedaan antara keris yang satu
dengan keris yang lain.

Terjadi demikian karena pada umumnya para mahluk gaib secara alami memang keberadaan dan jati
dirinya tidak ingin diketahui oleh manusia, dan sosok gaib di dalam sebuah keris, jimat atau mustika
tidak lagi berdiri sendiri-sendiri, tetapi sudah menjadi satu kesatuan dengan benda gaibnya.
Diharapkan manusia pemiliknya akan memiliki keris atau benda-benda gaib tersebut secara utuh
beserta kegaiban di dalamnya, tidak perlu menyebutkan nama atau membayangkan sosok gaibnya
seperti apa. Dengan demikian sebaiknya kita juga tidak memaksakan diri untuk mencari tahu nama
dan sosok gaibnya seperti apa, untuk menghargai mereka, cukup kita menyebutkan nama keris,
mustika, atau nama jimatnya saja, bukan nama sosok gaibnya.

Untuk jenis keris dan tombak atau pusaka lain, seperti itulah yang diinginkan oleh sosok gaib keris /
tombak. Mereka ingin kita memandang mereka sebagai sesuatu yang menyatu dengan keris dan
tombaknya. Jadi diharapkan kalau kita care dengan mereka, kita juga care dengan benda gaibnya
dan merawatnya, bukan sekedar menginginkan tuahnya dan memperlakukannya seperti benda jimat
atau seperti khodam ilmu yang selalu dipanggil-panggil nama khodamnya. Jadi kalau kita ingin
menayuh atau ingin memberikan sugesti, jika keris atau tombaknya berada di dekat kita, sebaiknya
dilakukan sambil dipegang bendanya, atau jika bendanya berada jauh dari kita, misalnya kita sedang
berada di suatu tempat sedangkan kerisnya ditinggal di rumah, maka cukup kita sampaikan sugesti
sambil fokus batin kepada fisik kerisnya di rumah, bukan memanggil-manggil nama sosok gaibnya
untuk datang kepada kita. Atau jika anda tahu khodamnya sudah mendampingi anda, misalnya di
sebelah kanan anda, cukup anda menyampaikan sugesti langsung kepada sosok gaib di sebelah
kanan anda itu.

Keris (atau benda-benda gaib lain) dan khodamnya adalah satu kesatuan yang tidak boleh dianggap
terpisah.

Secara kebatinan dalam mengsugesti keris (atau benda-benda gaib lain) tidak perlu (dan tidak harus)
anda menyebut nama khodamnya, walaupun anda tahu nama khodamnya dan khodamnya sudah
mendampingi anda.

Jika suatu saat anda membutuhkan bantuan kegaiban keris-keris anda (atau benda-benda gaib lain)
atau anda ingin memberikan sugesti, dalam mengsugestikan keris-keris anda cukup dilakukan
dengan memegang kerisnya saja. Atau seandainya pun anda sedang berada di suatu tempat dan
keris anda ditinggal di rumah, anda tetap dapat berinteraksi dan menyampaikan sugesti sambil
memfokuskan batin kepada fisik kerisnya di rumah, dan panggil saja : Kerisku .....

Atau jika anda sudah bisa merasakan keberadaan khodamnya yang mendampingi anda di sebelah
kanan, juga tidak perlu anda menyebutkan namanya, cukup sampaikan saja sugesti anda kepada
sosok gaib di sebelah kanan anda itu, panggil saja Ki, Nyi, Mbah, Eyang, dsb.

Dalam keilmuan ilmu gaib dan ilmu khodam, yang keilmuannya berdasarkan amalan gaib dan
mantra, dalam mewirid atau mengucapkan mantranya memang seringkali nama khodamnya disebut
/ dipanggil, supaya lebih kuat sugestinya. Cara itu hanya baik untuk jenis khodam pendamping yang
adalah khodam ilmu, yang hanya akan bertindak jika diberikan perintah khusus (setelah amalan
ilmunya dibacakan).

Tetapi untuk jenis khodam pendamping yang bukan khodam ilmu, biasanya mereka siap setiap saat
bertindak sesuai jenis tuahnya masing-masing dan sesuai situasi yang dihadapi walaupun tidak
dipanggil namanya dan tidak dibacakan amalan gaib, apalagi jika sudah ada kesatuan batin antara
orangnya dengan khodamnya. Untuk khodam lain yang bukan khodam ilmu, cara mengucapkan
mantra atau memanggil nama khodamnya itu dapat juga menimbulkan efek samping lain. Kalau
sudah biasa dipanggil / disebut namanya nantinya khodamnya akan menjadi pasif, tidak akan
bertindak sendiri, hanya akan bertindak kalau namanya disebut atau sesudah amalannya dibacakan.

Mungkin itu terjadi juga pada kita. Kalau sudah terbiasa nama kita dipanggil / disebut, nantinya kita
akan menjadi pasif, tidak mau datang atau bertindak kalau kita tidak dipanggil dan tidak diperintah
secara khusus.

Jika hubungan batin kita sudah baik, maka tidak perlu mereka kita sambati, mereka akan bertindak
sendiri . . .

Seperti yang sudah Penulis tuliskan tentang filosofi tujuan pembuatan keris dan filosofi tentang tuah
keris, sebuah keris diciptakan untuk menjadi pendamping manusia pemiliknya dan kegaibannya
sudah disesuaikan dengan manusia itu. Dengan demikian keris itu akan aktif berinteraksi dengan
kebatinan si manusia, dan si manusia juga aktif menyatukan sugesti kebatinannya dengan kerisnya,
karena mereka meyakini bahwa kerisnya itu bukanlah sekedar sebuah senjata / pusaka, tetapi juga
adalah tanda diturunkannya restu Tuhan (Dewa) untuk mereka. Dan itu tetap berlaku walaupun
mereka bukanlah manusia pertama yang menjadi pemilik keris.

Dengan demikian tanpa perlu disuruh-suruh, apalagi dengan amalan gaib, kerisnya itu akan aktif
mengikuti sugesti kebatinan si manusia, dan si manusia juga tahu bagaimana menyatukan kebatinan
dirinya dengan kerisnya sehingga kegaiban keris itu menyatu dengan dirinya dan mampu
melipatgandakan kemampuan dan keberhasilannya dalam banyak perbuatan.

Dalam hal ini dibutuhkan adanya kesatuan kebatinan antara si manusia dengan keris-kerisnya.

Kondisinya sama dengan manusia yang mampu menyatu berinteraksi batin dengan roh sedulur
papatnya, sehingga sedulur papatnya itu akan aktif berinteraksi dengan kebatinannya dan akan aktif
menjadi pelindungnya mengikuti sugesti pancernya untuk mengusir roh-roh gaib negatif dan
serangan gaib dan aktif membantu keberhasilan dari usaha dan perbuatan si manusia dalam
hidupnya.

Kondisinya sudah jauh berbeda dengan jaman sekarang yang keris hanya dijadikan koleksi pusaka
yang hanya diharapkan tuahnya saja, yang orangnya sudah tidak ada kesatuan kebatinan dengan
keris-kerisnya, sehingga keris-kerisnya itu menjadi pasif, yang akan bergerak bertindak hanya
sesudah diperintahkan untuk bertindak.
Ada juga pertanyaan tentang bagaimana cara yang mudah untuk berinteraksi dengan khodam benda
gaib.

Jawaban singkat ini pada dasarnya berlaku juga untuk khodam pendamping, dilakukan tanpa perlu
menyebut / memanggil nama khodamnya, sbb :

Untuk memberi perintah / sugesti, anda bisa lakukan dengan cara anda genggam bendanya dan
sampaikan perintah anda (atau amalan gaibnya) kepada bendanya seolah-olah dia adalah manusia.

Untuk bertanya-jawab / berkomunikasi, anda bisa lakukan dengan cara menggenggam bendanya
dan dengan kontak rasa anda sampaikan pertanyaan-pertanyaan anda kepadanya seolah-olah dia
adalah manusia, dan dengan kepekaan rasa "dengarkan" jawabannya yang berupa ilham yang
mengalir dalam pikiran anda.

Masalah Keakuratan Menayuh

Walaupun urusan tayuh-menayuh ini kelihatannya sepele, tapi ternyata tidak semua orang bisa
menayuh dengan benar. Faktor ketidak-akuratan menayuh ini bisa berasal dari diri kita sendiri, bisa
juga dari luar diri kita.

Kelemahan yang berasal dari diri kita sendiri seharusnya sudah lebih dulu bisa kita atasi, barulah
tayuhannya lebih bisa diharapkan benar. Jangan ada kesalahan tayuhan yang berasal dari diri kita
sendiri. Sesudahnya barulah kita kritisi seandainya saja ada kesalahan tayuhan yang berasal dari luar
diri kita.

Ada beberapa poin yang perlu menjadi bahan koreksi kita yang berhubungan dengan keakuratan
tayuhan kita yang sumber penyebabnya adalah kelemahan dari diri kita sendiri. Jadi tidak semua
ketidak-akuratan dalam penayuhan berasal dari adanya pihak lain yang membelokkan jawaban
tayuhan kita. Sebaiknya kelemahan-kelemahan dari diri sendiri ini kita atasi lebih dulu supaya
tayuhan kita bisa diharapkan benar.
1. Kita belum bisa kontak rasa tersambung dengan sesuatu yang gaib.

Kelemahan ini sifatnya pokok dan mendasar sekali. Karena kelemahan ini dalam semua penayuhan
kita akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang benar. Mungkin jika menggunakan
bandul atau keris, bandul atau keris kita itu akan sama sekali tidak bereaksi menjawab tayuhan kita.
Dan ketika kita meminta diberikannya mimpi tayuhan, mungkin tidak akan ada mimpi tayuhan yang
diberikan kepada kita.

2. Sukma kita belum terlatih untuk mendeteksi kegaiban.

Dalam hal kita menayuh dengan menanyakannya kepada sukma kita sendiri, mungkin saja tayuhan
kita sudah benar dan kita sudah mendapatkan jawaban tayuhan dari sukma kita sendiri. Tetapi
mungkin ada beberapa tayuhan yang tidak tepat jawabannya yang penyebabnya berasal dari
kelemahan kita sendiri. Penyebabnya mungkin adalah karena sukma kita belum terlatih untuk
mendeteksi kegaiban.

Misalnya saja sukma kita belum bisa mendeteksi keberadaan sukma leluhur kita atau khodam
pendamping yang sudah mendampingi kita, atau tentang sesuatu gaib yang lain.

Ini akan menjadi kesulitan ketika kita menayuh posisi keberadaannya, sosok wujudnya, dsb, karena
sukma kita sendiri belum benar-benar bisa mendeteksi keberadaannya, masih mengambang samar-
samar. Dengan demikian tayuhan kita mengenai sosok wujudnya, kekuatannya, dsb, akan juga tidak
tepat jawabannya, karena sukma kita sendiri masih belum sungguh-sungguh bisa mendeteksi
keberadaannya, masih mengambang samar-samar.

3. Sukma kita belum terlatih untuk mengukur kekuatan gaib.

Mungkin sukma kita sudah bisa mendeteksi gaib dan kita sudah bisa mendapatkan jawaban tayuhan
tentang keberadaan sesuatu yang gaib, tetapi mungkin sukma kita belum terlatih untuk mengukur
kekuatan gaib.
Ini akan menjadi kesulitan ketika kita menayuh kekuatan gaib, misalnya tayuhan untuk mengukur
kekuatan khodam kita atau kekuatan sesuatu gaib yang lain atau untuk mengukur kekuatan sukma
kita sendiri. Jawaban tayuhannya akan tidak akurat.

Jika kondisinya begitu, untuk mengatasi kelemahan ini maka dalam tayuhan kita tentang kekuatan
dari sesuatu gaib / khodam sebaiknya kita menanyakannya langsung kepada gaib yang bersangkutan
dan untuk mengukur kekuatan sukma kita sendiri lebih baik kita menanyakannya kepada khodam
keris / akik kita (menanyakan kesaksian dari khodam keris / akik kita).

Dalam hal kita belum bisa kontak rasa tersambung dengan sesuatu yang gaib berarti kita perlu
latihan olah rasa untuk belajar melatih kontak rasa dan batin dengan sosok-sosok halus.

Di dalam kita menayuh, ada kondisinya yang kita menanyakannya kepada sukma kita sendiri,
jawabannya adalah kesaksian dari sukma kita sendiri.

Misalnya itu diterapkan ketika kita menayuh ada-tidaknya sosok-sosok halus di rumah kita. Jawaban
tayuhannya adalah kesaksian dari sukma kita sendiri.

Di dalam tayuhan di atas yang pertanyaan tayuhannya ditujukan kepada sukma kita sendiri, fokus
batin kita adalah kepada pancer atau sedulur papat kita sendiri. Paling baik adalah kita fokus kepada
pancer kita sendiri, sehingga nantinya yang akan menjawab / menggerakkan bandulnya adalah
pancer kita sendiri. Dalam hal ini kita harus sudah cukup matang dalam latihan olah rasa untuk kita
bisa membedakan kontak kita apakah dengan pancer atau dengan sedulur papat kita, karena antara
kita kontak dengan pancer dan dengan sedulur papat rasanya akan berbeda. (Pikiran, perasaan,
pancer dan sedulur papat adalah sesuatu yang berbeda, dan bisa dibedakan. Semuanya tergantung
pada kedalaman kemampuan kebatinan kita sendiri).

Ada kalanya fokus batin kita kepada sedulur papat agak mengambang, tidak benar-benar kita bisa
fokus kepada sedulur papat, sehingga kita tidak bisa membedakan apakah jawaban tayuhannya
adalah benar dari sedulur papat kita ataukah dari khodam keris / akik, ataukah dari sesuatu gaib
yang lain. Ini adalah bahan pemicu untuk kita membiasakan fokus batin kepada pancer kita sendiri,
terutama untuk meminimalisir adanya ketidak-akuratan tayuhan yang berasal dari pembelokan
jawaban tayuhan oleh sesuatu gaib yang lain, terutama jika ternyata di sekitar kita atau bahkan di
dalam tubuh kita ada roh-roh penyesat.
Jika kadar kegaibannya rendah mungkin jawaban sukma kita benar, sukma kita bisa mendeteksi gaib
yang kadar kegaibannya rendah. Tetapi untuk kegaiban lain yang lebih tinggi mungkin sukma kita
belum terlatih, sukma kita belum bisa mendeteksi semua kegaiban, apalagi yang kadar kegaibannya
tinggi.

Misalnya sukma kita belum sungguh-sungguh bisa mendeteksi keberadaan sukma leluhur yang
mendampingi kita, atau belum bisa mendeteksi dengan benar sosok wujud mahluk halus yang
berdiam di dalam tubuh kita atau di tubuh orang lain, jika memang mahluk halus itu benar-benar
ada.

Jika itu masalahnya berarti kita sendiri perlu latihan mendeteksi kegaiban, jangan hanya latihan
menayuh saja. Misalnya dengan latihan olah rasa.

Di dalam kita menayuh, ada juga kondisinya yang kita harus kontak dengan objek tayuhannya, bukan
sebatas hanya menanyakannya kepada sukma kita sendiri.

Misalnya itu kita terapkan dalam kita menayuh sukma leluhur atau khodam yang mendampingi kita.

Dalam tayuhan kita itu yang kita menanyakan informasi tentang sukma leluhur atau khodam yang
mendampingi kita, kita harus juga kontak dengan mereka, sehingga kita bisa mendapatkan jawaban
tayuhan langsung dari mereka.

Benar-tidaknya jawaban tayuhan sifatnya terbatas, tergantung apakah subyek yang kita tanyai itu
benar mengetahui permasalahannya dan untuk pertanyaan yang sifatnya kegaiban tingkat tinggi
tergantung apakah subyek yang kita tanyai itu berspiritualitas tinggi.

Mereka yang di alam gaib, termasuk sedulur papat kita, statusnya sebenarnya sama juga dengan
kita. Kondisinya tergantung apakah mereka berspiritualitas tinggi dan apakah mereka punya
lingkungan pergaulan yang luas.

Kalau spiritualitasnya tinggi mereka bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kita yang bersifat
kegaiban tingkat tinggi.

Kalau pergaulannya luas mereka bisa mendapatkan banyak bocoran dari gaib-gaib lain, termasuk
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kita yang bersifat kegaiban tingkat tinggi.

Jawaban mereka akan banyak tidak akurat kalau mereka tidak berspiritualitas tinggi dan tidak punya
pergaulan yang luas.
Walaupun urusan tayuh-menayuh ini kelihatannya sepele, tapi ternyata belum tentu kita bisa
menayuh dengan benar dan akurat. Mungkin kita masih punya kelemahan yang membuat tayuhan
kita tidak akurat. Sebaiknya kelemahan kita sendiri ini bisa kita atasi supaya tayuhan kita bisa
diharapkan benar. Jangan sekedar asal bisa menayuh.

Kalau dirasakan masih ada tayuhan yang salah sebaiknya kita menayuh diri kita sendiri dulu, apakah
ada faktor-faktor di dalam diri kita yang membuat tayuhan kita tidak akurat. Misalnya apakah sukma
kita belum mampu mendeteksi kegaiban, ataukah di dalam diri kita, di dalam badan / kepala ada
bersemayam mahluk halus yang membelokkan / menyesatkan tayuhan kita (diri kita ketempatan
mahluk halus). Sebelum kita bisa mengatasi masalah-masalah keakuratan tayuhan yang berasal dari
pihak lain seharusnya kita sudah lebih dulu mengatasi kelemahan-kelemahan kita sendiri dalam
menayuh, mengkondisikan diri kita sendiri untuk benar-benar punya kemampuan menayuh.
Sesudahnya barulah kita mengatasi kesalahan penayuhan yang asalnya dari luar diri kita.

Secara keseluruhannya untuk kita bisa mengatasi kelemahan-kelemahan kita itu berarti kita perlu
latihan olah rasa untuk belajar melatih kontak rasa dan batin dengan sosok-sosok halus. Ikuti saja
latihannya di tulisan berjudul Olah Rasa Dan Kebatinan.

Masalah tayuhan dan olah rasa sifatnya sangat mendasar dan pokok dalam semua hal yang terkait
dengan pendeteksian dan pengetahuan gaib.

Selain bisa menguasai teknik-teknik tayuhannya sebaiknya tayuhannya juga dikombinasikan dengan
deteksian rabaan tangan.

Misalnya sebelum kita menayuh ada-tidaknya khodam di dalam keris / akik kita, dengan deteksian
rabaan tangan kita coba dulu mendeteksi apakah ada tanda-tanda rasa setruman halus di ujung-
ujung jari kita atau rasa panas / dingin di telapak tangan kita sebagai penanda awal apakah keris /
akik kita benar berisi khodam.

Misalnya juga dari tayuhan dikatakan di depan kita ada khodam, coba kita raba ke arah depan kita,
apakah benar disitu ada sesuatu yang gaib (khodam). Dengan cara begitu kita bisa lebih pasti apakah
tayuhan kita itu benar.

Ada pertanyaan :
- Berapa kali yang dianggap banyaknya batasan penayuhan ?

- Apakah sosok yang muncul pada penayuhan dianggap sebagai tuah ?

- Jika sosok tersebut bukan tuah, apakah memungkinkan untuk mengisi tuah yang berlawanan
dengan

karakter sosok tersebut ?

Jawab :

Tidak ada batasan dalam menayuh keris, yang penting adalah apa yang anda lakukan itu pantas, dan
jangan menunjukkan sikap yang tidak pantas, misalnya jangan menunjukkan sikap anda tidak
percaya kepada jawaban si keris.

Kalau ada yang anda ragu-ragu, sebaiknya dicaritahu sendiri penyebabnya, mungkin ada cara anda
yang masih belum tepat, tetapi jangan menunjukkan sikap tidak percaya kepada kerisnya.

Sosok yang muncul pada mimpi tayuhan bukanlah tuah, tetapi adalah gambaran sosok gaib yang
berdiam di dalam kerisnya. Sosok gaib itulah yang memberikan tuah / manfaat keris. Tapi gambaran
di dalam mimpi bisa juga adalah perlambang dari tuahnya. Dalam penayuhan berikutnya nantinya
ditanyakan juga apa detail tuahnya.

Sosok gaib yang muncul di dalam mimpi tayuhan kita biasanya adalah sosok-sosok perlambang saja,
bukan gambaran sosok asli khodamnya. Jadi jangan menganggap sosok yang tergambar di dalam
mimpi adalah sosok wujud aslinya. Dalam penayuhannya nantinya ditanyakan juga seperti apa sosok
asli khodamnya (lebih baik ditambah dengan kepekaan rasa untuk "menangkap" gambaran sosoknya
di dalam benak kita).

tanya :

Nuwun kangmas..

Kemarin saya coba tayuh keris dengan cara memegang keris di ujung bilahnya, ternyata berhasil..

Apakah memang iya kangmas.. ?

dan saya coba juga dengan akik saya berhasil juga (model pendulum).
Tolong yakinkan saya...

Jawab :

Saya belum tahu pasti apakah anda benar sudah berhasil tayuhannya.

Sebaiknya anda coba uji dgn menanyakan jawaban atas jatidiri anda sendiri.

Berikan variasi pertanyaan yang jawabannya ya dan tidak.

Kalau jawaban tayuhannya benar sesuai aslinya jatidiri anda, mungkin tayuhan anda memang sudah
benar.

terima kasih

tanya :

Kenapa tayuhan saya sering tidak akurat kalau digunakan untuk mencari barang hilang, atau untuk
mencaritahu informasi tentang orang lain, dsb.

Jawab :

Kebanyakan tayuhan memang tidak bisa digunakan untuk menayuh dunia nyata manusia, karena
sebenarnya itu termasuk sesuatu yg tidak patut dilakukan (tidak patut - bisa dijadikan salah guna),
sehingga tayuhannya akan dibelokkan, tapi saya tidak tahu siapa yg membelokkan.

thanks

Keakuratan dalam menayuh keris cara no.1 di atas, yaitu menayuh keris lewat mimpi, penjelasannya
sbb :
Pertama, masalah rasa dan sugesti.

Kita harus bisa bersugesti kontak rasa dan batin dengan si keris (dilatih terus). Artinya, jangan kita
hanya sekedar berkata-kata di dalam hati, tetapi komunikasi pikiran kita itu harus bisa sampai
kepada gaib si keris, sehingga si keris bisa "mendengar" komunikasi kita dan kemudian akan
menjawabnya. Sama dengan kita berkomunikasi dengan orang lain, mungkin kita harus berkata-kata
dengan keras dan berhadapan dengan orangnya supaya orang itu jelas menangkap ucapan-ucapan
kita.

Kedua, bila seseorang sudah memiliki beberapa buah keris, maka untuk menayuh keris-kerisnya itu
harus dilakukan satu per satu, tidak sekaligus, supaya jelas bahwa mimpi tayuhan yang
didapatkannya adalah berasal dari keris A, bukan dari keris B, dsb.

Ketiga, bisa saja setelah kita meminta diberikan mimpi, pada malam harinya ada sosok halus lain
yang datang kepada kita dan memberikan mimpi kepada kita sebagai tanda pemberitahuan tujuan
kedatangannya, misalnya mimpi bercinta atau mimpi dikejar-kejar mahluk halus. Dalam kasus ini
mimpi tersebut adalah mimpi perihal kedatangan sosok halus tersebut, bukan mimpi tayuhan keris.

Karena itu bila menayuh keris dilakukan lewat mimpi, sebaiknya dilakukan minimal 2 kali, supaya
dari ke 2 mimpi tersebut kita dapat mengambil sebuah kesimpulan yang sama dan dapat merasa
yakin bahwa mimpi itu adalah mimpi tayuhan yang diberikan sebagai jawaban dari si keris. Dan bila
mimpinya sudah 2 kali diberikan, biasanya si keris tidak akan memberikan mimpi untuk ketiga
kalinya, karena dianggap si manusia sudah tahu jawabannya.

Baca juga : Arti Mimpi Menayuh Keris.

Sebaiknya menayuh dengan mimpi dan dengan model ayunan keris / bandul itu dilakukan sebagai
satu kesatuan teknik tayuhan, sehingga kita lebih mengerti artinya dan bisa mengambil kesimpulan
yang benar.

Maksudnya, sesudah menayuh dengan mimpi dan kita sudah diberikan mimpinya, tayuhannya kita
lanjutkan dengan model ayunan keris / bandul untuk lebih memastikan lagi arti mimpinya dan
tentang detail pertanyaan-pertanyan lain yang tidak terjawab lewat mimpi.

Begitu juga sebaliknya, sesudah kita bisa kontak dengan gaib kerisnya, sesudah menayuh dengan
model ayunan keris / bandul, tayuhannya kita lanjutkan dengan memintanya hadir di dalam mimpi
kita untuk memberikan tanda kepada kita atau penjelasan lain yang kita belum mengetahuinya.
Keakuratan dalam menayuh keris cara no. 2 dan 3 di atas (model ayunan / bandul) tergantung pada
beberapa faktor :

Pertama, masalah rasa dan sugesti.

Kita harus bisa bersugesti kontak rasa dan batin dengan si keris (dilatih terus). Artinya, jangan kita
hanya sekedar berkata-kata di dalam hati, tetapi komunikasi pikiran kita itu harus bisa sampai
kepada gaib si keris, sehingga si keris bisa "mendengar" komunikasi kita dan kemudian
menjawabnya. Kalau kontak rasa / komunikasi kita tidak sampai kepada si keris, maka jawaban
ayunan si keris akan mengambang, mungkin malah tidak menjawab sama sekali, karena pertanyaan-
pertanyaan kita tidak sampai kepadanya.

Sama dengan kita berkomunikasi dengan orang lain, mungkin bukan hanya kita harus berkata-kata
dengan jelas dan berhadapan dengan orangnya, tetapi suara kita juga harus ditujukan kepadanya,
supaya orang itu jelas menangkap ucapan-ucapan kita.

Kedua, keakuratannya tergantung juga apakah ada pihak tertentu yang mempengaruhi gerakan
jawaban si keris.

Bila kita mempunyai rasa takut dan was-was, atau ada keinginan tertentu supaya si keris menjawab
sesuai keinginan kita, maka jawabannya akan menjadi tidak akurat, bisa saja batin kita sendiri yang
menggerakkan keris tersebut, sehingga gerakan ayunan tersebut bukan asli jawaban si keris.

Dalam menayuh sebaiknya jangan kita terburu-buru, dan harus bisa netral, supaya jawaban
tayuhannya bisa akurat dan tidak terdorong untuk menjawab dengan meng-iya-kan harapan /
keinginan kita.

Ada juga kejadian ketika seorang teman mencoba belajar menayuh keris dengan model ayunan
seperti di atas, ternyata tanpa sepengetahuannya ada leluhurnya (almarhum) yang
memperhatikannya. Leluhur tersebut tidak ingin dia bermain-main dengan keris, maka sang leluhur
tersebut menyuruh kerisnya untuk menjawab dengan tidak benar. Dalam hal ini, gaib si keris
mengikuti perintah si leluhur tersebut, bukan karena takut atau kalah kuat, tetapi karena si keris
menghormati si leluhur tersebut, karena seharusnya yang menjadi pengayom dan pelindung orang
tersebut adalah leluhurnya tersebut, bukan si keris (baca juga : Menyatunya Keris dgn Pemilik).
Dengan demikian jawaban tayuhan dari si keris bukanlah asli jawaban si keris, tapi adalah jawaban
yang diperintahkan oleh leluhur orang tersebut kepada si keris.

Mungkin tidak ada yang menyadari bahwa kepemilikan keris jawa bisa menghubungkan seseorang
dengan leluhurnya. Itu adalah salah satu keistimewaan keris jawa dibandingkan benda-benda gaib
lain. Seandainya saja kemudian ada sesosok leluhur yang datang, mungkin beliau hanya mewakili
kehadiran dari para leluhur yang lain.

Maka dalam proses menayuh itu kita tambahkan pertanyaan :

" Apakah ini asli jawaban keris ini ? "

" Apakah ada pihak lain yang mempengaruhi jawaban keris ini ? ", jika jawabannya ya, tanya lagi :

" Apakah keinginan batin saya sendiri ? ", jika jawabannya ya, berarti anda harus bisa bersikap
netral.

" Apakah leluhur saya ? ", jika jawabannya ya, tanya lagi :

" Sekarang di manakah dia ? Apakah di belakang saya (atau apakah di atas saya) ? ".

" Tolong sampaikan kepadanya supaya saya diijinkan belajar menayuh, karena maksud keinginan
saya

adalah ingin lebih mengerti mengenai kegaiban keris, bukan sekedar bermain-main keris, dan
sampaikan

juga rasa terima kasih saya atas pengayomannya ".

Kalau kita ada didampingi / didatangi oleh sosok-sosok sukma leluhur kita, sebaiknya kita lebih dulu
menayuh tentang mereka, berusaha mencaritahu tentang jatidiri mereka dan kemudian berkenalan
dengan mereka, karena sebenarnya mereka itulah yang lebih dulu harus ditayuh, supaya kita sendiri
menyadari keberadaan mereka dan mengenal mereka. Jangan sampai mereka menjadi tamu yang
merasa tidak diperhatikan oleh si tuan rumah.

Karena merasa ingin diperhatikan, ingin supaya kita tahu perihal keberadaan mereka untuk kita,
kadangkala cara mereka menarik perhatian kita adalah dengan cara membelokkan jawaban tayuhan
kita. Karena itu sebaiknya kita mencaritahu dan berkenalan dengan mereka dulu. Sesudahnya
barulah kita menayuh yang lain. Kalau mereka merasa kita sudah mengetahui perihal mereka, maka
tidak perlu lagi mereka menarik perhatian kita dengan membelokkan jawaban-jawaban tayuhan kita,
justru nantinya mereka akan membantu tayuhan kita dan akan memberikan peringatan-peringatan
atas sesuatu yang penting yang akan terjadi pada kita, biasanya lewat mimpi. Sebaiknya sesudahnya
kalau kita ada menerima suatu pemberitahuan, lewat mimpi atau berupa ide / ilham dan rasa firasat,
sebaiknya kita tanggap, siapa tahu itu adalah pemberitahuan yang sifatnya penting untuk kita.

Menayuh tentang leluhur itu bisa dilakukan dengan cara yang sama seperti kita menayuh keris. Pada
awalnya pertanyaan-pertanyaan kita bisa kita minta tolong kepada kerisnya untuk disampaikan
kepada leluhur kita itu, dan jawaban dari leluhur adalah berupa gerakan ayunan keris.

Tetapi jika kita sudah bisa dan sudah biasa menayuh, kita bisa bertanya dengan fokus batin langsung
kepada sosok-sosok leluhur kita. Misalnya kita sudah tahu posisinya di sebelah kanan kita, atau di
sebelah belakang kita, maka fokus batin kita ditujukan untuk bertanya langsung kepada sosok
leluhur di kanan atau di belakang kita itu, sedangkan jawaban dari leluhur kita tetap berupa gerakan
ayunan keris.

Cara menayuh itu bisa ditingkatkan dengan olah rasa untuk belajar kontak rasa dan batin dengan
sosok-sosok leluhur kita itu. Dengan cara ini fokus batin kita ditujukan untuk bertanya langsung
kepada sosok leluhur di kanan atau di belakang kita itu, dan untuk menangkap jawaban dari leluhur
kita itu kita juga berusaha untuk peka rasa, sehingga jawaban dari leluhur selain tetap berupa
gerakan ayunan keris, juga bisa kita tangkap dengan rasa, berupa ide dan ilham yang mengalir dalam
pikiran kita, sehingga jawaban yang bisa kita tangkap menjadi lebih lengkap, misalnya jawaban
tentang namanya, asal-usul mereka, pesan-pesannya, dsb.

Selebihnya, kalau kita sadar ada sosok leluhur yang datang / mendampingi kita, walaupun tidak
harus, tetapi sebaiknya kita memberikan sesaji untuk mereka sebagai bentuk penghormatan kita
kepada orang-orang tua kita yang mau datang berkunjung kepada anak cucu keturunannya, bahkan
mau mendampingi kehidupan kita.

Baca juga : Sesaji.

Harus disadari bahwa sosok-sosok leluhur yang datang kepada kita, apalagi yang sudah aktif
mendampingi kita (menjadi khodam pendamping), keberadaan mereka itu adalah karena adanya
rasa ikatan batin antara mereka sebagai orang tua kepada anak-cucu keturunannya. Tidak semua
orang mendapatkan perhatian dari para leluhurnya. Karena itu jika ada leluhur yang khusus datang
untuk kita, sebaiknya kita lebih memperhatikan mereka, termasuk lebih mendahulukan dalam hal
sesajinya, daripada benda-benda gaib atau khodam kita yang lain, karena ikatan batin mereka
kepada kita lebih kuat daripada khodam-khodam kita yang lain, dan untuk menghormatinya,
janganlah kita memperlakukan mereka sama seperti khodam-khodam kita yang lain, perlakukanlah
mereka sebagai orang tua yang datang mendampingi dan menaungi kita keturunannya.
Seringkali mengenai sosok-sosok dan nama-nama leluhur bersifat pribadi yang si leluhur tersebut
lebih suka kalau orang keturunannya itu sendiri yang mencaritahu dan berkenalan langsung dengan
mereka, tidak melalui orang lain. Karena itu sebaiknya kita belajar untuk bisa berkontak batin
dengan gaib, jangan menanyakan perihal leluhur kita kepada orang lain (termasuk kepada Penulis).
Kalau ada keperluan tertentu, para leluhur itu juga lebih suka si keturunannya itu sendiri yang
menyampaikan langsung keperluannya kepada mereka.

Karena itu yang berhubungan dengan leluhur kita itu sebaiknya kita sendiri yang menanyakan /
menelusurinya, jangan melalui orang lain. Kita bisa mencaritahu sendiri dengan cara olah rasa, atau
dengan cara menayuh keris kita meminta bantuan dari keris / tombak kita untuk menjadi
perantaranya (bisa juga kepada keris kita minta disampaikan kepada leluhur kita itu supaya hadir di
dalam mimpi untuk berkenalan). Selebihnya kita melatih olah rasa untuk belajar kontak rasa untuk
berinteraksi langsung dengan mereka.

Ketidak-akuratan jawaban tayuhan bisa juga berasal dari adanya sosok-sosok gaib penyesat yang
bersama kita, yang berdiam di dalam kepala / tubuh kita, atau berada di sekitar kita. Mahluk halus
penyesat itu bisa adalah sesosok mahluk halus golongan hitam / abu-abu, bisa juga adalah sesosok
sukma (arwah) manusia jahat.

Jika mahluk halusnya adalah dari jenis selain sukma / arwah manusia, misalnya sejenis bangsa jin
golongan hitam, jawaban tayuhannya masih bisa diharapkan benar. Bahkan ia juga akan mengaku
bahwa ia adalah dari jenis golongan hitam. Tapi bila mahluk halusnya itu adalah dari jenis sukma /
arwah manusia jahat, kemungkinan besar jawaban tayuhan kita akan disesatkannya. Ia juga tidak
akan mengaku bahwa ia dari golongan yang jahat. Bahkan ia bukan saja akan memberikan jawaban
tayuhan yang salah, tapi juga sengaja akan menyesatkan, dan memberikan ilusi dan halusinasi yang
tidak benar. Karena itu diperlukan juga ketelitian dan kepekaan kita dalam mendeteksi kegaiban
yang bersama kita atau yang ada di lingkungan kita. Diperlukan kemampuan kita untuk bisa
mendeteksi / menilai apakah sesosok gaib yang bersama kita atau yang berada di lingkungan kita
adalah dari jenis yang baik ataukah yang tidak baik perwatakannya.

Jika kita mengharapkan adanya jawaban dari sesuatu gaib dan kita rasakan adanya jawaban dari gaib
yang lain yang terasa menyesatkan tayuhan kita, paling baik mengatasinya adalah dengan kita fokus
kepada pancer kita sendiri, terutama jika pancer kita sudah mampu berfungsi sebagai roh, dilatih
dengan latihan olah rasa sampai nantinya pancer kita bukan hanya berfungsi secara biologis saja,
tetapi juga mampu berperan sebagai roh yang mengerti dan mampu mendeteksi gaib / roh lain.
Usahakan dalam menayuh itu kita bertanya kepada pancer kita sendiri, karena sebenarnya aspek
biologis kita, pikiran dan perasaan bisa dibedakan dengan aspek roh kita, pancer dan sedulur papat.
Rasanya akan berbeda.

Tidak mudah memang, tapi bukannya mustahil. Perlu latihan fokus olah rasa yang lebih untuk kita
lebih dalam lagi mengenal dan menggali sisi terdalam diri kita sendiri.

Kalau sudah bisa begitu, potensi kesalahan dalam menayuh yang berasal dari kesalahan menangkap
suara dari sedulur papat atau dari khodam kita akan lebih bisa diminimalisir. Dan sekalipun di dalam
diri kita, di dalam badan / kepala atau di sekitar kita ada mahluk halus penyesat kita akan tetap bisa
membedakannya antara suara mereka dengan yang berasal dari roh pancer kita sendiri, karena
rasanya akan berbeda. Dengan fokus kepada pancer (kesadaran kita) sendiri kita akan bisa
mendapatkan jawaban tayuhan yang lebih akurat, yang tidak terdistorsi oleh suara-suara yang lain.

Ketiga, mungkin saja gaib kerisnya berbohong.

Misalnya yang kita tanyakan adalah bersifat sensitif dan rahasia dan si keris tidak ingin kita tahu
tentang itu, si keris merasa berat untuk memberi tahu, mungkin saja kemudian dia berbohong, atau
jawabannya mengambang tidak jelas. Kalau ini yang terjadi, menayuh dengan cara apapun,
termasuk dengan terawangan gaib atau dengan komunikasi gaib sekalipun tetap saja dia akan
berbohong.

Bila kita netral dan terbiasa dengan menayuh keris, maka dengan rasa dan sugesti kita akan tahu
sendiri apakah jawabannya asli dari kerisnya ataukah tidak. Menayuh dengan cara apapun, termasuk
dengan terawangan dan komunikasi gaib, ketajaman feeling kita juga diperlukan supaya kita tahu
jawabannya itu benar atau tidak. Sama halnya kita ngobrol dengan teman-teman kita, perlu feeling
untuk tahu apakah mereka berbohong ataukah tidak. Di luar semua itu, setidaknya cara menayuh
keris ini bisa menjadi sarana melatih kontak batin kita dengan gaib keris kita.

Di saat lain, mungkin saja kerisnya tidak tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kita. Jika benar
begitu, maka jawaban ayunan dari si keris akan mengambang tidak jelas. Karena itu dalam setiap
pertanyaan kita itu sebaiknya jangan kita terburu-buru, kita berikan jeda beberapa saat supaya gaib
si keris bisa mencaritahu jawabannya dengan lebih akurat, juga supaya kerisnya tidak asal meng-iya-
kan saja.
Cara menayuh yang lebih mudah adalah menggunakan ayunan bandul pendulum dengan bertanya
ke dalam batin kita sendiri, sehingga nantinya yang menggerakkan bandul itu adalah batin kita
sendiri. Dengan cara ini maka kita akan bisa melakukan tayuhan setiap saat dan bisa menggunakan
bermacam-macam benda untuk dijadikan alat bantu tayuhan, dan bendanya tidak harus berkhodam.
Sebaiknya cara ini dipelajari untuk memudahkan anda mencaritahu jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan anda, termasuk untuk mencaritahu kebenaran dari pernyataan dan perkataan orang lain
(termasuk kebenaran isi dari tulisan-tulisan Penulis), walaupun kebenaran yang anda dapatkan itu
bersifat relatif, karena berdasarkan pendapat versi batin anda sendiri atau pendapat versi khodam
benda gaibnya.

Yang utama harus kita cermati adalah apakah jawaban dari tayuhan kita itu adalah jawaban asli dari
tayuhan itu, ataukah ada pengaruh lain yang membelokkan jawaban tayuhannya, sesudahnya
barulah kita analisa kebenarannya sesuai konteks pertanyaannya.

Jika kita sudah menguasai teknik-teknik tayuhan di atas dengan benar, maka atas satu objek yang
sama, jika kita menayuhnya dengan berbagai teknik tayuhan di atas, hasil tayuhannya akan
memberikan kesimpulan yang sama. Jika masih ada yang berbeda hasilnya antara teknik yang satu
dengan yang lainnya, maka harus dipelajari lagi apa yang membuatnya berbeda, mungkin ada
tayuhan kita yang tidak akurat, atau ada persepsi pengertian kita yang keliru yang tidak sejalan
dengan persepsi pengertian benda / khodam yang kita tayuh.

Sebaiknya kita bisa menguasai penayuhan sebagai kemampuan pribadi kita sendiri, sehingga tidak
perlu lagi kita bergantung kepada orang lain (juga tidak perlu lagi bergantung kepada Penulis), dan
tidak terombang-ambing dengan adanya pandangan orang lain yang berbeda. Kalau ada perbedaan
dengan tayuhan orang lain, maka kita akan bisa membedakan mana tayuhan yang benar, dan bisa
dicari penyebabnya apa yang membuatnya berbeda.

Dari pengalaman Penulis pribadi cara menayuh yang terasa sekali kontak batin dan rasa dengan
kerisnya adalah menayuh dengan ayunan keris, dengan dua jari menjepit dekat bagian ujung
kerisnya. Bahkan beberapa kali atas tayuhan keris-keris milik orang lain yang sebelumnya pemiliknya
itu tidak memperhatikan kerisnya, tidak yakin akan keampuhan dan manfaatnya, sehingga kerisnya
itu disepelekan, dalam tayuhan itu Penulis ditantang oleh kerisnya itu sendiri untuk Penulis
menunjukkan kehebatan keris itu kepada sang pemilik.

Dalam tayuhan-tayuhan itu Penulis mendapatkan tarikan rasa untuk memberdirikan kerisnya di
lantai atau di atas meja tanpa sandaran apapun dengan bagian tajamnya di bawah. Dan memang
setelah kerisnya diberdirikan keris itu bisa berdiri tanpa sandaran apapun di lantai atau di atas meja
dengan bagian tajamnya di bawah. Dengan cara itu keris itu sudah menunjukkan bahwa walaupun ia
disepelekan, tetapi sebenarnya ia adalah benda gaib yang istimewa, karena belum tentu ada keris
lain yang dikatakan orang ampuh bisa dengan seketika diberdirikan tanpa sandaran apapun. Sayang
sekali karena sifatnya spontan maka kejadian-kejadiannya tidak sempat difoto.

Tetapi karena banyak keris yang bilahnya mengandung warangan beracun, maka Penulis
menganjurkan supaya para pembaca tidak menayuh keris dengan memegang bilah kerisnya. Lebih
baik menayuh dengan bandul saja atau dengan tayuhan cara 5.

Tips dalam mengsugesti khodam untuk pagaran gaib :

Cara-cara sugesti di atas bisa digunakan untuk mengsugesti pembuatan pagaran gaib. Semua jenis
khodam dan benda-benda gaib, selain dari jenis sukma manusia, dapat disugestikan untuk
memberikan pagaran gaib. Pagaran gaib yang dimaksud disini adalah sebentuk energi untuk pagaran
gaib, bukan memasangkan khodam untuk penjagaan gaib.

Semua benda gaib yang kegaibannya berasal dari sesosok mahluk halus yang berdiam di dalamnya
(khodam), terutama yang berfungsi untuk penjagaan gaib / keselamatan, kekuatan dan wibawa,
kegaibannya dapat juga disugestikan untuk membantu dalam hal lain, misalnya diminta
menyembuhkan anggota keluarga yang sedang sakit (sakit biasa maupun sakit karena guna-guna,
pelet atau santet), diminta membuatkan pagaran gaib untuk rumah dan orang-orang penghuninya,
diminta membersihkan rumah dari keberadaan gaib-gaib negatif atau untuk pembersihan gaib,
membantu menjaga keteduhan rumah dan ketentraman keluarga, membantu melariskan dagangan,
dsb.

Sebelum membuat pagaran gaib sebaiknya sebelumnya kita melakukan upaya pembersihan gaib
dulu, jangan sampai sesuatu yang akan kita pagari itu ternyata di dalamnya sudah bersemayam
"sesuatu yang tidak baik".

"Sesuatu yang tidak baik" itu harus dibersihkan lebih dulu, jangan sampai ia semakin nyaman
bersemayam disana karena kita pagari.

Jika anda menggunakan khodam pusaka atau benda gaib lain atau khodam pendamping untuk
membuat pagaran gaib sebaiknya ada pemahaman sbb : gunakanlah khodam atau benda gaib yang
kekuatan gaibnya paling tinggi. Kekuatan tertinggi pagaran gaib yang bisa dibuatnya adalah sebatas
kekuatan gaib si khodam, tetapi sebaiknya disugestikan supaya kekuatan pagarannya hanya
setengahnya saja dari kekuatannya yang tertinggi, dan disugestikan energinya bersifat teduh, baik
untuk kesehatan dan kerejekian / pergaulan, bisa juga energi pagarannya dimintakan beraura
pengasihan atau kewibawaan jika anda menginginkannya begitu.

Kekuatan pagaran gaib yang hanya setengah kekuatannya itu penggunaannya sbb :

1. Pagaran gaib untuk manusia, disugestikan supaya kekuatan pagaran yang hanya setengah itu kuat
tak dapat

ditembus oleh mahluk halus yang bertujuan tidak baik.

2. Pagaran gaib untuk rumah, bangunan atau benda-benda lain, disugestikan supaya energi
pagarannya bersifat

positif, hanya untuk menolak energi negatif dan mahluk halus yang dari golongan hitam, yaitu
yang berenergi

negatif dan yang bertendensi / berpengaruh negatif. Karakteristik mahluk halus dari golongan
hitam dan yang

berenergi negatif terhadap manusia dapat dibaca di : Penggolongan Mahluk Halus.

Pagaran gaib untuk rumah disugestikan supaya energi pagarannya bersifat positif, hanya untuk
menolak yang golongan hitam, yang berenergi negatif dan yang bertendensi / berpengaruh negatif.
Jadi mahluk halus yang bersifat baik dan tidak berpengaruh negatif akan tetap bisa masuk atau
lewat. Jadi khodam-khodam anda yang lain, khodam cincin, jimat, keris, atau khodam teman-teman
anda, roh sedulur papat, sukma leluhur, dsb, yang kekuatannya lebih rendah daripada pagarannya
tetap bisa masuk ke dalam rumah, selama tidak termasuk dalam kriteria yang harus ditolak.

Pagaran gaib untuk manusia, walaupun kekuatannya hanya setengahnya, tetapi harus kuat supaya
tak dapat ditembus mahluk halus yang bertujuan tidak baik. Sehingga walaupun di rumahnya atau di
manapun dia berada ada banyak sosok-sosok halus, ia akan tetap aman, selama tidak ada yang bisa
menembus pagarannya.

Uraian di atas didasarkan pada pemahaman sbb :

- Kondisi lemahnya pertahanan gaib seseorang dpt memudahkan mahluk halus mana saja untuk
menyerang,

merasuk, menempel atau bersemayam di tubuh seseorang.


- Adanya pagaran gaib dapat membantu menjaga keselamatan dari gangguan gaib.

- Tetapi semakin tingginya kegaiban (termasuk pagaran gaib) yang ada pada sebuah rumah,
bangunan atau lokasi

tertentu atau pada diri seseorang, juga dapat mengundang datangnya sosok-sosok halus yang lebih
tinggi

kekuatannya daripada kekuatan pagarannya, yang tidak jelas apakah yang datang itu bersifat baik
atau tidak.

Jadi adanya energi pagaran gaib, selain berfungsi untuk melindungi, juga dapat mendatangkan resiko
negatif, yaitu akan dapat mengundang datangnya sosok-sosok halus untuk bersemayam di
dalamnya. Jadi kalau kekuatan pagaran gaib yang kita buat hanya setengah kekuatannya, seandainya
ada datang sosok halus yang lebih kuat daripada pagarannya, dan dicurigai berpengaruh negatif,
diharapkan kekuatan gaib yang tertinggi bisa digunakan untuk mengusirnya.

Kalau dalam membuat pagaran gaibnya sudah digunakan kekuatan yang tertinggi, jika ada sesosok
halus yang datang, yang lebih kuat daripada pagarannya, kita tidak akan dapat berbuat apa-apa,
karena kekuatan tertinggi yang sudah kita gunakan ternyata ada yang mampu menembusnya.

Mudah-mudahan pemahaman di atas dapat menambah kebijaksanaan spiritual kita.

Benda-benda gaib anda yang bisa untuk kekebalan (bisa dites untuk kekebalan) sebaiknya jangan
disugestikan untuk memberikan tuah / fungsi lain, supaya tuah kekebalannya tidak berubah / luntur.

Begitu juga benda-benda gaib anda yang lain, yang tuahnya bersifat khusus dan tuahnya juga sudah
bagus, misalnya yang khusus untuk pengasihan / kerejekian, sebaiknya jangan disugestikan untuk
memberikan tuah / fungsi lain, supaya tuah khususnya itu tidak berubah / luntur.

Sebagai catatan tambahan, jika anda ingin mengupayakan laku pembersihan gaib, anda bisa
mengkombinasikan cara-cara pembersihan gaib seperti contoh-contoh yang sudah dituliskan dalam
halaman-halaman bertemakan Pembersihan Gaib.

Jika anda ingin melakukan suatu laku ritual untuk mencoba mencari kesembuhan dan upaya
pembersihan gaib, anda bisa datang ke tempat-tempat mistis seperti yang dicontohkan dalam
tulisan berjudul Tempat-tempat Mistis karena aura positifnya dan para penghuni gaibnya akan
menjauhkan mahluk halus yang beraura dan bertendensi negatif.
Melatih Olah Rasa dan Batin Dalam Menayuh Keris

Jika sebelumnya kita sudah mempelajari perkerisan dari sisi bentuk fisiknya, misalnya dari tulisan-
tulisan di internet atau dari buku teori perkerisan tentang bentuk dapur dan pamor keris, mungkin
itu akan membantu, walaupun akan membingungkan juga bila kita lupa teorinya, atau menemukan
jenis-jenis keris yang tidak persis sama dengan teori di buku perkerisan, apalagi bila menemukan
keris-keris yang ragamnya tidak semuanya persis sama dengan yang ada di buku perkerisan.

Jika kita sudah memiliki keris dan ingin menayuhnya untuk mengetahui bentuk tuah dan sifat
karakter gaibnya, mungkin tidak menjadi masalah, karena kita bisa melakukannya sendiri kapan saja
sambil kita belajar teori perkerisan. Tetapi itu akan menjadi masalah jika kita datang ke pedagang
keris untuk membeli sebuah keris, atau ketika kita datang ke sebuah pameran tosan aji. Di tempat
pedagang atau di pameran itu mungkin kita akan sungkan untuk menayuh dengan model ayunan,
dan tidak mungkin menayuh dengan cara mimpi, apalagi disitu ada tersedia banyak keris yang untuk
melihatnya atau menayuhnya harus dipilih satu per satu.

Menilai sebuah keris dari bentuk fisiknya saja mungkin bisa untuk menilai jenis tuahnya, tetapi tidak
bisa untuk menilai karakter gaib keris, itu karena hanya bisa diketahui dengan kepekaan rasa. Karena
itu selain teori bentuk fisik keris, perlu juga kita melatih kepekaan rasa dan kontak batin, supaya
kapan pun dan dimana pun kita berada kita tetap bisa menilai sisi gaib dari masing-masing keris yang
kita jumpai.

Bila kita sudah bisa melakukan tayuhan dengan cara ke 2 atau ke 3 di atas dan sudah terbiasa
melakukannya, maka cara-cara menayuh itu bisa ditingkatkan untuk melatih kepekaan rasa dan
batin.

Berikut ini disajikan cara-cara praktis melatih kepekaan rasa untuk bisa langsung berinteraksi dengan
isi gaib keris seperti yang dilakukan oleh orang-orang spiritualis dan paranormal. Kalau anda bisa
menguasainya berarti nantinya anda bisa juga berpraktek sebagai seorang spiritualis / paranormal.
Latihan olah rasa dengan cara menayuh keris sebagai berikut :

1. Lakukanlah cara-cara menayuh keris nomor 2 atau 3 di atas.

Bila kita sudah bisa melakukan tayuhan dengan cara ke 2 atau ke 3 di atas dan sudah terbiasa
melakukannya, maka cara-cara menayuh itu bisa ditingkatkan untuk melatih kepekaan rasa dan
batin, untuk melatih kontak rasa dan batin, dengan cara menemukan rasa di dada apakah
jawabannya ya atau tidak, sebelum keris atau pendulum itu bergerak menjawab. Pada tahapan ini
kita bukan hanya memperhatikan jawaban berupa bergeraknya keris atau pendulum, tetapi juga
memperhatikan rasa di dada (kontak rasa), apakah jawabannya ya atau tidak, sebelum keris atau
pendulum itu bergerak menjawab.

Lakukan penayuhan dan biasakan bersikap netral supaya gerakan jawaban si keris adalah asli
jawaban si keris.

Selama melakukan penayuhan itu usahakan untuk menyatukan rasa dan hati dengan si keris, dan
perhatikan rasa di dada (kontak rasa di dada), apakah jawabannya ya atau tidak, sebelum keris atau
pendulum itu bergerak menjawab. Lakukan beberapa kali penayuhan sampai kita bisa dan terbiasa
merasakan rasa di dada sebelum keris atau pendulum itu bergerak menjawab.

Sesudah kita bisa mendapatkan rasa di dada tentang jawabannya sebelum keris atau pendulum itu
bergerak menjawab, maka untuk tahapan selanjutnya kita dapat mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada keris tanpa harus memegangnya, dan kita juga tidak lagi memerlukan pendulum,
karena 'rasa' dari jawabannya akan bisa kita ketahui dalam hati dengan rasa di dada, tanpa harus
memegangnya. Karena itu latihlah terus cara menayuh ini dengan menyatukan hati dan
memperhatikan rasa di dada, apakah jawabannya ya atau tidak, sebelum keris atau pendulum itu
bergerak menjawab.

2. Bila kita sudah bisa mendapatkan rasa di dada tentang jawabannya sebelum keris atau pendulum
itu bergerak menjawab, maka kita sudah bisa masuk ke tahap ke 2 ini. Pada tahapan ini kita
mengsugesti diri untuk bertanya kepada si keris, kontak rasa dan batin tanpa memegang /
menyentuhnya, menayuh secara imajiner. Sugestikan dengan rasa bahwa anda terhubung dengan si
keris (bayangkan seolah-olah anda memegang kerisnya), ajukan pertanyaan dalam hati tetapi
ditujukan kepada si keris (kontak rasa), dan perhatikan rasa jawabannya di hati kita, apakah
jawabannya ya atau tidak.
Cara di atas, sambil merasakan rasa di dada, bisa juga dilakukan sambil membayangkan seolah-olah
anda memegang kerisnya, bayangkan dan perhatikan arah gerakan ayunan jawaban si keris di benak
anda. Usahakan untuk tidak mengedepankan pikiran, tetapi satukan rasa dengan kerisnya.

Setelah bisa dan terbiasa dengan cara ini biasanya juga akan ada rasa lain (seperti ilham) mengenai
informasi-informasi lain tentang si keris, misalnya tentang apa tuahnya, kecocokkannya dengan
seseorang, sosok wujud gaibnya, dsb.

3. Setelah bisa mendapatkan jawaban tayuhan dari sebuah keris tanpa kita memegang /
menyentuhnya, pada tahapan ini kita tingkatkan kualitas kemampuan kita itu, yaitu selain
mempertajam kepekaan rasa tentang jawaban si keris apakah ya atau tidak, juga mempertajam
kepekaan rasa untuk mendapatkan informasi lain tentang si keris dalam bentuk bisikan gaib seperti
mengalirnya ilham dalam pikiran kita, misalnya tentang apa tuahnya, kecocokkannya dengan
seseorang, dsb (mendengarkan bisikan / jawaban gaib dalam bentuk ilham yang mengalir dalam
benak kita).

Setelah anda cukup mahir dengan cara di atas, yaitu menayuh dengan tanpa memegang kerisnya
dan tanpa menggunakan pendulum, dan anda bisa merasakan rasa jawabannya dan rasa lain seperti
ilham yang mengalir, maka anda akan dapat menilai karakter sebuah keris hanya dengan melihatnya
dari jauh, atau hanya melihat fotonya saja, atau dengan membayangkan sendiri, membayangkan
sebuah keris yang sudah pernah anda lihat sebelumnya, dengan mengsugesti diri untuk kontak batin
dengan kerisnya. Anda akan dapat menilai, apakah keris tersebut cocok dengan seseorang, hawanya
bersifat panas atau teduh, apa kegunaan tuahnya, dsb.

4. Pada tahapan ini kita tingkatkan kualitas kemampuan kita di atas, yaitu selain mempertajam
kepekaan rasa tentang jawaban si keris apakah ya atau tidak, apa tuahnya, bagaimana
kecocokkannya dengan seseorang, dsb, juga mempertajam kepekaan rasa untuk mendapatkan
informasi tentang seperti apa wujud sosok gaibnya (melalui ilham dan gambaran gaib yang mengalir
dalam benak kita) dan belajar berkomunikasi langsung dengan sosok gaibnya. Usahakan untuk tidak
mengedepankan pikiran, tetapi satukan rasa dengan kerisnya.

Sambil menayuh secara imajiner itu, jika gambaran sosok gaib si keris sudah didapatkan, walaupun
samar, fokuskan batin kita kepada sosok gaib itu untuk mempertajam penglihatan batin kita.
Usahakan untuk bisa lama berkonsentrasi batin kepada sosok gaib itu (jangan fokus dengan pikiran,
tapi dengan rasa dan batin). Sambil kita fokuskan batin kepada sosok gaib itu ulangi pertanyaan-
pertanyaan kita mengenai keris itu, apa saja tuahnya, bagaimana kecocokkannya dengan seseorang,
kapan keris itu dibuat, dsb, kepada sosok gaibnya itu. Dengan cara ini selain kita belajar melihat gaib
secara batin, kita belajar juga berkomunikasi dengan gaib, belajar menyampaikan komunikasi dan
belajar juga "mendengar" secara kontak batin jawaban komunikasi dari sosok gaibnya itu berupa
rasa dan ilham yang mengalir dalam benak kita. Lakukanlah dengan hormat.

Dalam usaha mendapatkan gambaran gaib tentang sosok gaib di atas, sebelum gambaran sosoknya
muncul terbayang, usahakan untuk kita tidak membayang-bayangkan sosoknya, jangan berilusi,
tetapi satukan rasa dengan kerisnya, sampai sosok gaibnya tergambar dengan sendirinya. Sesudah
kita mendapatkan gambaran sosok gaibnya barulah kita fokuskan batin kepada sosok gaibnya itu.
Jadi sesudah sosoknya jelas tergambar, barulah kemudian kita beralih fokus kepada sosok gaibnya
tersebut, bukan lagi kepada kerisnya.

____

Olah laku dan olah rasa di atas yang berkenaan dengan pendeteksian atau komunikasi dengan
sesuatu yang gaib bisa juga disebut tayuhan. Jika anda masih kesulitan dalam mendapatkan hasil
dari olah laku di atas, mungkin bentuk lakunya yang berupa tatacara bermeditasi terasa agak formal,
terasa agak kaku, anda bisa mencoba cara lain, yaitu dengan cara yang rileks santai. Misalnya sambil
anda menggenggam batu akik berkhodam milik anda, anda duduk santai bersandar, atau tiduran.
Kendorkan pikiran anda. Jangan keras berpikir. Anda buka kepekaan rasa dan batin. Anda coba
kontak rasa dengan "isi" batu akik anda. Kalau berhasil, nantinya akan ada kontak batin berupa tanya
jawab seperti aliran ilham yang mengalir di pikiran anda. Mudah-mudahan nantinya bisa juga
terbayang sosok wujud gaibnya. Kalau anda tertidur, mudah-mudahan anda akan bertemu dengan
"isi" akik anda di dalam mimpi.

Memang tidak semua orang bisa mudah melihat mahluk halus.

Kalau anda ingin belajar bisa melihat mahluk halus, anda harus membuka kepekaan rasa, jangan
berkeras pada sikap berpikir, karena itu bisa menumpulkan kepekaan rasa.

Dalam semua laku kebatinan dan spiritual kita harus mengedepankan rasa batin, bukan pikiran.
Karena itu dalam proses latihan di atas kita harus mengedepankan batin, bukan pikiran. Biarkan
ilham dan gambaran gaib mengalir sampai tuntas di pikiran kita. Jika dalam kondisi itu kita beralih
menggunakan pikiran, maka kemudian aliran kontak batin itu akan terputus, sehingga terpaksa kita
harus mengulang lagi dari awal. Kalau semuanya sudah dapat dimengerti dengan rasa dan batin,
barulah kemudian dinalar dengan pikiran.

____

Melihat gaib atau berkomunikasi dengan sesosok gaib biasanya dilakukan dengan cara kita masuk ke
dalam "frekwensi gaib", atau secara sadar masuk ke alam bawah sadar (mengambang seperti sedang
melamun). Implisit dalam uraian di atas, latihan di atas adalah ditujukan untuk itu. Karena itu jika
kita sudah bisa masuk ke dalam frekwensi gaib itu, mengambang seperti sedang melamun, janganlah
kemudian beralih menggunakan pikiran, jangan berpikir atau berkata-kata dengan pikiran,
sampaikan semua pertanyaan seperti orang yang sedang melamun, semuanya dilakukan secara
imajiner. Biarkan semua ilham mengalir sampai selesai, jangan terputus karena kita berpikir.

Untuk menayuh keris, jika anda memegang kerisnya, akan lebih baik kalau anda menyalurkan energi
di tangan untuk merasakan persentuhan dengan energi kerisnya. Dengan cara itu biasanya
kemudian akan ada kontak rasa dan akan terbayang sosok gaibnya seperti apa, termasuk tuah dan
kekuatannya. Begitu juga untuk menayuh benda-benda gaib lain.

Untuk menayuh keris melalui fotonya, akan lebih baik jika dilakukan dengan cara sambil
membayangkan keris aslinya kita menyalurkan energi di tangan kepada keris di dalam fotonya untuk
bersentuhan dengan energi keris aslinya, biasanya kemudian akan ada kontak rasa dan akan
terbayang sosok gaibnya seperti apa, termasuk tuah dan kekuatannya. Begitu juga kalau melihat foto
orang atau foto lokasi tertentu, cara di atas dilakukan sambil membayangkan orangnya, atau lokasi
aslinya, bukan sekedar memperhatikan fotonya. Jika kontak rasa kita benar, dengan cara itu kita juga
akan bisa merasakan setruman halus atau rasa panas / dingin di telapak tangan atau di ujung-ujung
jari kita sama seperti kita bersentuhan dengan keris aslinya. Rasanya akan berbeda ketika kita fokus
kepada kerisnya dengan posisi lain di dalam fotonya di sekitar kerisnya.

Bila anda cukup mahir dengan cara-cara olah rasa di atas, dan berhasil menguasainya, berarti anda
sudah melatih kepekaan dan ketajaman rasa batin, dan bila dengan cara-cara di atas anda juga dapat
mengetahui wujud sosok gaibnya (dengan ilham dan gambaran gaib yang mengalir di dalam pikiran
anda), berarti anda sudah memasuki tahapan cara melihat gaib dengan batin. Setelah anda mahir
dengan semuanya itu, intuisi anda akan tajam dalam banyak hal. Anda juga akan bisa berlaku seperti
layaknya seorang konsultan keris.

Cara-cara latihan di atas juga akan melatih rasa kepekaan dan ketajaman batin kita dalam banyak
hal, termasuk juga menjadi salah satu cara untuk belajar "mendengarkan" pikiran orang lain.

____

Faktor terbesar yang menjadi penghalang pencapaian keberhasilan dari suatu laku meditasi dan
tayuhan adalah adanya mahluk halus di dalam kepala atau di dalam badan yang keberadaan mereka
itu sering sekali memberikan bisikan gaib dan penglihatan yang bersifat fiktif, ilusi dan halusinasi.

Karena itu jika anda sadar diri anda berkhodam sebaiknya sebelum melakukan tayuhan anda
sampaikan kepada khodam-khodam anda itu dan semua mahluk halus yang bersama anda supaya
jangan memberikan gambaran dan bisikan gaib apapun yang tidak sejalan dengan aslinya.
Perintahkan supaya mereka mengikuti saja jalan pikiran anda.

Sesudah diperintahkan begitu mudah-mudahan semua gaib yang bersama anda tidak akan
memberikan halusinasi kepada anda, tetapi gaib yang di dalam badan / kepala, terutama yang
jenisnya adalah sukma (arwah) manusia, kemungkinannya akan tetap memberikan halusinasi,
karena sudah watak dasarnya menipu dan menyesatkan. Karena itu atas adanya jenis sukma di
dalam tubuh manusia Penulis menganjurkan untuk diisolasi dan dikeluarkan saja. Selebihnya tinggal
anda sendiri untuk kritis membedakan mana yang nyata dan mana yang fiktif / ilusi, jangan sampai
terbawa mengikuti yang sifatnya fiktif / menipu. Usahakan untuk belajar bisa fokus kepada sedulur
papat kita sendiri dalam hal inspirasi, ide dan ilham dan gambaran gaib, jangan kepada yang lain.

Perhatian :
Inti dari ilmu menayuh adalah menyampaikan komunikasi manusia kepada sesuatu yang gaib untuk
mendapatkan jawaban / informasi tentang sesuatu hal dari gaib yang bersangkutan (dalam hal
menayuh keris, berarti si manusia berkomunikasi dengan gaib si keris).

Dengan demikian yang disebut menayuh itu adalah usaha untuk mendapatkan jawaban / informasi
tentang sesuatu hal gaib. Caranya sendiri bisa dilakukan dengan banyak macam cara, dengan
menanyakannya langsung kepada gaib yang bersangkutan dengan olah rasa / kontak rasa untuk
berkomuniksi dengan gaib, maupun dengan cara-cara bantuan lewat mimpi, atau dengan ayunan
keris / bandul.

Jadi kalau di dalam jawaban pertanyaan dari anda atau pembaca yang lain Penulis ada
menganjurkan supaya anda atau pembaca ybs melakukan tayuhan, berarti anda atau pembaca itu
bisa melakukan tayuhannya dengan cara berkomunikasi langsung dengan gaibnya, menayuh lewat
mimpi, atapun menayuh dengan cara ayunan keris / bandul, tergantung cara apa yang anda dan
pembaca itu kuasai.

Dalam latihan olah rasa dan latihan tayuhan Penulis sangat menekankan supaya para pembaca yang
interest untuk melatihnya supaya belajar keras untuk bisa membedakan mahluk halus yang baik dan
yang tidak baik. Itu adalah upaya kita untuk berhati-hati karena segala sesuatu perbuatan dan
kepemilikan kita atas suatu benda gaib dan khodam selalu saja ada resikonya.

Dalam kita menayuh, menerawang atau mendeteksi sesuatu yang gaib usahakan supaya secara
otomatis kita bisa langsung mengetahui apakah yang sedang kita terawang itu perwatakannya baik
ataukah tidak baik.

Jika dalam langkah awal kita sudah merasakan bahwa sosok gaibnya itu tidak baik wataknya,
sebaiknya tayuhan dan penerawangannya jangan dipertegas, jangan sampai karena adanya kontak
rasa dan batin yang tidak baik itu menjadi perhatian kepada kita, atau malah mendatangi kita.
Karena itu untuk langkah awalnya lebih baik kalau kita menggunakan minyak jafaron dan membuat
pagaran gaib untuk perlindungan kita.

Halaman ini sudah menjelaskan cara-cara sederhana menayuh keris sampai cara-cara olah rasa
dalam menayuh keris untuk kita bisa menayuh keris secara langsung berhadapan dengan kerisnya
maupun untuk "menginderai" keris melalui fotonya.
Untuk belajar olah rasa, selain mengikuti panduan seperti cara-cara di atas, sebaiknya anda juga
belajar olah rasa yang panduan latihannya sudah dituliskan dalam halaman lain yang berjudul Olah
Rasa dan Kebatinan.

Penulis juga ada menuliskan tentang cara meditasi untuk kita masuk ke dalam "frekwensi gaib"
untuk tujuan langsung melihat dan berkomunikasi dengan sosok-sosok halus tertentu (misalnya
sosok gaib keris) dalam bagian akhir tulisan berjudul Terawangan / Melihat Gaib.

Cara lain untuk mengolah kepekaan rasa dan bagi anda yang memiliki benda-benda gaib, khodam
pendamping atau ketempatan khodam leluhur, ada beberapa panduan yang berguna untuk
mengoptimalkan fungsinya, seperti yang tertulis dalam :

- Olah Rasa dan Kebatinan

- Menyatukan Keris dgn Pemilik.

- Mengoptimalkan Fungsi Keris

Komunikasi Keris dengan Pemiliknya

Cara menayuh keris seperti diceritakan di atas adalah upaya manusia untuk dapat berkomunikasi
dengan kerisnya, meminta jawaban dari si keris atas pertanyaan-pertanyaan si pemilik kepada
kerisnya.

Bagaimana sebaliknya ?

Bagaimana cara si keris bila ingin berkomunikasi atau menyampaikan sesuatu kepada si pemilik keris
?
Ada beberapa cara yang biasanya terjadi bila si keris ingin menyampaikan sesuatu kepada manusia /
si pemilik keris (si keris meminta perhatian dari si pemilik keris), sbb :

1. Menimbulkan kejadian-kejadian aneh.

Cara ini antara lain adalah membuat suara-suara aneh di lemari / tempat penyimpanan keris,
menimbulkan suara / bisikan tertentu yang hanya dapat didengar oleh si pemilik keris dan
keluarganya, membuat penampakkan gaib, misalnya penampakkan sinar, penampakkan orang
masuk ke dalam rumah, dsb.

2. Memberi ilham atau mimpi.

Cara ini misalnya memberikan bisikan ilham di benak si pemilik keris atau keluarganya (sering
disebut bisikan gaib atau wangsit), atau memberikan mimpi yang biasanya kejadian di dalam mimpi
merupakan sebuah perlambang dari suatu kejadian. Seringkali bila diberi mimpi, orang yang diberi
mimpi tidak mengerti arti mimpinya atau mungkin lupa akan mimpinya setelah bangun tidur.

3. Membuat si pemilik keris atau anggota keluarganya sakit.

Biasanya sesudah kejadian 1 dan 2 di atas terjadi, tidak ada lagi kejadian yang berlanjut. Namun bila
apa yang akan disampaikan oleh si keris dianggap penting, dan si pemilik keris belum juga tanggap
akan arti maksudnya, maka cara ke 3 inilah yang kadang dilakukan oleh si gaib keris, supaya si
pemilik keris benar-benar memperhatikan.

Kejadian 1 sampai 3 di atas secara awam sering diartikan sebagai fenomena-fenomena gaib yang
biasa terjadi kalau kita memiliki keris, tapi ada juga orang yang menganggapnya sebagai adanya
gangguan gaib atau kerisnya mengganggu. Ada juga orang yang secara sempit dan dangkal
mengartikannya bahwa kerisnya itu tidak baik, jahat, mencelakakan, dsb. Namun sebenarnya
tidaklah selalu benar begitu artinya.

Seperti sudah Penulis jelaskan sebelumnya bahwa bila kita memiliki keris atau benda gaib lainnya,
sebaiknya kita mengerti dengan kegaibannya dan tanggap akan kejadian-kejadian gaib yang terjadi.
Jadi adanya kejadian-kejadian di atas bukanlah selalu berarti gangguan gaib. Sebaiknya kita
mempertajam kepekaan kita atau mengkonsultasikannya kepada orang yang benar mengerti. Cara-
cara menayuh keris di atas dapat digunakan untuk mencari tahu arti dan penyebab kejadian-
kejadian itu.
Dengan adanya kejadian-kejadian gaib itu mungkin ada beberapa hal yang ingin disampaikan oleh si
keris :

Si keris meminta diberi sesaji (atau mengingatkan sudah waktunya diberi sesaji).

Si keris meminta kerisnya dibersihkan atau mungkin dijamas.

Teguran, bahwa ada perbuatan salah si pemilik atau keluarganya kepada si keris.

Ada mahluk gaib atau orang yang berniat jahat kepada si pemilik keris / keluarganya.

Ada keluarga / kerabat yang memerlukan pertolongan.

Ada musibah yang akan menimpa si pemilik keris / keluarganya (mengingatkan supaya waspada).

Ulasan mengenai interaksi mahluk halus dan pengaruhnya terhadap manusia dapat dibaca dalam
tulisan berjudul Interaksi Mahluk Halus dan Pengaruh Gaib Thd Manusia.

Ada beberapa hal yang ingin disampaikan oleh penulis kepada para pembaca untuk
dilakukan, karena sifat pentingnya, adalah sebagai berikut :

Bila kita memiliki keris, perlakukanlah seolah-olah dia adalah manusia anggota keluarga kita. Kita
harus menghormatinya, sehingga diapun menghormati kita. Jangan memperlakukannya dengan
tidak hormat, tetapi juga jangan terlalu meninggikan dia dan memperlakukannya dengan terlalu
istimewa (jangan terlalu memuliakan / mengkultuskan keris). Jangan menjadikannya suatu bentuk
pemujaan.

Simpanlah keris di tempat yang bersifat pribadi, yang tidak sembarang orang boleh masuk dan
menjamahnya, misalnya di kamar tidur, tidak di ruang tamu. Letakkan di posisi yang tinggi, tidak
lebih rendah daripada tinggi dada orang dewasa. Jangan di bawah, apalagi di lantai. Bila disimpan di
lemari, letakkan di rak paling atas.

Jangan menciumi bau keris dan jangan menyimpan keris di sela-sela tumpukan pakaian, karena keris
mengandung racun yang bahkan uapnya bisa meracuni dan mengganggu kesehatan kita.

Kalau bermimpi berkelahi jangan sampai kalah, kalau dikejar jangan sampai tertangkap.

Jangan terlalu sering melakukan jamasan (memandikan) keris, karena dapat mengikis logam keris.
Cukup sekali saja dalam setahun, bulan suro atau maulid (bulan maulid yang terbaik) atau sekali saja
seumur hidup kita, yaitu pada saat pertama memiliki keris itu. Selebihnya cukup kita minyaki saja
setiap 3 atau 6 bulan sekali supaya keris itu tidak karatan. Lagipula kebanyakan keris merasa tidak
cocok dengan cara orang sekarang menjamas keris.

Jangan memberi sesaji macam-macam. Cukup kembang telon atau kembang setaman (kembang
tujuh rupa) sesuai budaya jawa. Lebih praktis kalau kita meminyakinya sendiri dengan minyak
cendana merah yang dicampur sedikit minyak singer, cukup setahun sekali atau dua atau tiga kali
dalam setahun. Bila tempat menyimpan keris diberi dasar kain berwarna hitam akan dapat
menaikkan kekuatan gaib dan wibawa keris.

Usahakan untuk mengetahui sendiri keperluan keris kita. Walaupun perlu, tetapi jangan bergantung
kepada pendapat orang lain, walaupun dia seorang ahli kebatinan. Kita bisa tahu sendiri tentang
karakter keris kita dengan menayuhnya dengan cara-cara seperti diceritakan di atas. Manfaat lainnya
adalah kita akan menjadi lebih mengerti mengenai keris kita dan secara psikologis kita dan si keris
akan menjadi lebih dekat.

Keris yang baik untuk kita akan menyesuaikan diri dengan kehidupan kita, dia tidak akan menuntut
perlakuan yang merepotkan kita. Bila keris itu meminta perlakuan yang aneh atau merepotkan kita,
misalnya minta dibakarkan menyan, minta sesaji daging mentah, telor ayam mentah, darah ayam,
dsb, berarti keris itu tidak baik untuk kita.

Keris yang tidak baik atau tidak sejalan dengan kita sebaiknya jangan kita paksakan untuk kita miliki,
supaya kita tidak terbebani oleh pengaruh buruknya.

Bila kita tidak menginginkan keberadaan sebuah keris, karena alasan pribadi ataupun alasan agama,
jangan kemudian keris itu disepelekan dengan begitu saja dibiarkan tersimpan di gudang, di kolong
tempat tidur, dsb, apalagi dibuang. Lebih baik kalau kita serahkan kepada orang lain yang mungkin
lebih mengerti dan bisa merawat keris itu atau kita serahkan saja ke museum.

Ada pertanyaan :

Apakah tayuhan dan kontak rasa itu jadi satu ataukah terpisah ?

Bagaimana cara mengontrolnya,

Maksudnya misalkan ketika saya menayuh bertanya terhadap sukma / sedulur papat saya tentang si
A apakah otomatis akan ada kontak rasa dengan A ?

Terima kasih

Jawab :

Kontak rasanya kpd subyek tempat anda bertanya, sekalian ditunjukkan objeknya yg anda tanyakan.
thanks

Tambahan :

Dalam hal kita menayuh suatu kekuatan gaib sebaiknya kita menggunakan bahasa yang cermat
mengikuti sikap berpikir pihak yang memberikan jawaban, jangan sampai jawabannya malah
membuat kita salah paham.

Misalnya kita bertanya tentang kekuatan khodam sebuah keris :

- Apakah keris ini kekuatannya 80 md ?

Jika keris itu benar kekuatannya 80 md, maka akan dijawab ya.

Bagaimana kalau dijawab tidak ?

Apakah itu berarti kekuatan keris itu di bawah 80 md ?

Atau malah lebih dari itu?

Sebutan kekuatan 80 md itu adalah ukuran ketinggian kekuatan yang presisi, yang akurat, yang
setingkat, yang sama dengan 80 md. Jadi kalau kekuatannya tidak tepat 80 md, maka tayuhannya
akan dijawab tidak. Jadi kalau jawabannya tidak, maka jangan dulu kita menganggap kekuatannya
kurang dari itu, mungkin saja kekuatannya malah lebih dari itu.

Kalau kekuatannya 80 md, maka jika ditanya :

Apakah kekuatannya 70 md, tayuhannya akan dijawab tidak.

Apakah kekuatannya 100 md, juga akan dijawab tidak, karena kekuatan 100 md itu tidak sama
dengan 80 md.

Lebih baik kalau pertanyaannya diganti bahasanya menjadi :

- Apakah keris ini kekuatannya ada 80 md ?

Kalau kekuatan keris itu 70 md, maka tayuhannya akan dijawab tidak, tapi
kalau kekuatan keris itu 80 md atau lebih, maka tayuhannya akan dijawab ya.

Kalau kekuatan keris itu 100 md, maka tayuhannya :

- Apakah keris ini kekuatannya ada 80 md ? jawabannya ya.

- Apakah keris ini kekuatannya ada 90 md ? jawabannya ya.

- Apakah keris ini kekuatannya ada 100 md ? jawabannya ya.

- Apakah keris ini kekuatannya ada 110 md ? jawabannya tidak.

- Apakah keris ini kekuatannya ada 120 md ? jawabannya tidak.

Berarti kesimpulannya : kekuatan keris itu 100 md.

Jawaban tentang ketinggian kekuatan gaib itu sifatnya adalah perkiraan saja, hanya kira-kira saja,
jangan dianggap akurat seperti mengukur dengan alat meteran. Jadi kalau ada perbedaan dengan
tayuhan orang lain, termasuk dengan tayuhan Penulis, kalau selisih perbedaannya tidak banyak
sebaiknya tidak perlu dipermasalahkan. Tapi kalau selisihnya banyak, mungkin memang ada tayuhan
yang salah.

Tambahan lagi, untuk menayuh suatu kekuatan gaib yang kekuatannya tinggi sekali mungkin
jawaban tayuhannya tidak bisa akurat, karena bukan hanya manusia, termasuk juga mahluk halus
(dan khodam) belum tentu bisa mengukur dengan akurat suatu kekuatan gaib yang jauh lebih tinggi
daripada kekuatannya sendiri. Begitu juga sebaliknya, mungkin tayuhannya juga tidak akurat untuk
mengukur suatu kekuatan yang jauh lebih rendah.

Untuk menambah pemahaman dan menambah kematangan penayuhan kita, berikut ini diberikan
sedikit masukan dalam proses penayuhan.

Karena ada selisih / perbedaan sikap berpikir kita dengan orang lain dan dengan mereka yang di
alam halus, sebaiknya kita menyikapi itu dengan melakukan tayuhan yang detail dan tegas dan
menyeluruh sampai tuntas.

Jika dalam suatu tayuhan kita meminta / menyuruh suatu perbuatan tertentu kepada keris misalnya,
sebaiknya kita tanyakan lagi / konfirmasi ulang kepada keris yang kita perintah, sesudahnya juga kita
tanyakan kepada sukma kita sendiri apakah perintah itu sudah dikerjakan dan apakah sudah berhasil
dikerjakan.

Misalnya :

1. Setelah dalam suatu tayuhan kita mendapatkan jawaban bahwa di rumah kita berdiam suatu
sosok gaib yang negatif dan kita ingin meminta keris kita itu untuk mengusirnya, tanyakan
kepadanya apakah ia sanggup untuk mengusirnya. Jika sanggup, barulah kemudian kita memintanya
untuk mengusirnya (tanyakan juga apakah perlu dibantu oleh pusaka / khodam kita yang lain. Jika
pekerjaannya cukup berat mungkin memang perlu sekaligus semua khodam / benda gaib kita
diperintahkan melakukan pembersihan gaib bersama-sama).

Beberapa saat sesudahnya kita tanyakan lagi kepadanya apakah pengusiran itu sudah dilaksanakan.

Jika tidak, jika katanya belum dilaksanakan, kita bisa meminta ulang untuk ia laksanakan.

Jika iya, jika katanya benar sudah ia laksanakan, ditanyakan lagi apakah berhasil ?

Jika berhasil, selebihnya kita tanyakan lagi apakah di rumah kita masih ada sesuatu yang lain yang
perlu dibersihkan.

Kalau katanya masih ada, maka kita bisa memintanya untuk membersihkan yang kurang baik itu dan
proses tayuhan di atas diulangi lagi.

Kalau katanya sudah tidak ada, sudah bersih, selebihnya tinggal dengan kepekaan rasa kita
mendeteksi apakah benar yang kurang baik itu sudah tidak ada.

2. Sesudah mendapatkan jawaban tuntas dari si keris, kita tanyakan lagi kepada sukma / sedulur
papat kita, apakah benar sekarang ini rumah kita sudah "bersih" ?

Kalau katanya sudah bersih, selebihnya tinggal dengan kepekaan rasa kita mendeteksi apakah benar
yang kurang baik itu sudah tidak ada.

Contoh Sugesti Untuk Mengoptimalkan Fungsi Keris :


Contoh sugesti penyatuan dengan gaib keris sesuai manfaat tuahnya masing-masing :

Setelah keris dikeluarkan dari sarungnya, keris diangkat tegak ke atas kepala di depan wajah, dan
sambil menunduk keris tersebut disentuhkan ke dahi. Dalam posisi itu kita berkata-kata kepada si
keris (berkata-kata di dalam hati, tetapi ditujukan kepada si keris) :

- Dampingilah keseharian saya, pancarkan aura yang baik supaya dagangan saya laris banyak
pembelinya.

- Dampingilah keseharian saya, pancarkan aura yang baik supaya teman-teman sekerja, atasan dan

bawahan, semua orang suka dan bersahabat dengan saya, supaya urusan sosial dan pekerjaan saya

menjadi lebih baik.

- Dampingilah keseharian saya, usir dan jauhkan orang-orang dan mahluk halus yang berniat
mengganggu

dan bersikap jahat kepada saya.

- Lindungilah rumah saya dan para penghuninya dari gaib-gaib dan energi negatif dan yang
mengganggu,

berikanlah pagaran / perisai gaib yang melindungi saya dan semua anggota keluarga saya dan
berikanlah

pagaran gaib yang melindungi rumah saya dan halamannya. Jadikanlah pagaran gaib itu beraura
baik untuk

kerejekian, kesehatan dan hubungan sosial kami.

Pindahkan gaib-gaib tidak baik ke tempat yang jauh dari permukiman supaya tidak mengganggu
manusia.

Beritahukan juga hasilnya kepada saya lewat mimpi.

Jika anda mengsugestikan pusaka atau benda-benda gaib lain anda untuk perlindungan gaib,
sebaiknya sugesti perintahnya jangan hanya untuk melindungi / menjaga anda, tetapi juga
diperintahkan untuk mengusir semua yang bersifat negatif dan yang berpotensi menjadi gangguan
bagi anda dan keluarga. Lebih baik lagi jika kepada kerisnya anda juga minta dibuatkan pagaran gaib.
Contoh sugesti penyatuan dengan gaib keris sesuai manfaat tuahnya masing-masing selengkapnya
silakan dibaca di tulisan berjudul : Mengoptimalkan-Fungsi-Keris-1 dan Mengoptimalkan Fungsi
Keris 3.

Contoh sugesti untuk usaha pembersihan gaib silakan dibaca di : Pembersihan Gaib
2 dan Pembersihan Gaib 3.

Harap diperhatikan, seringkali semua sosok gaib, termasuk yang berdiam di dalam sebuah keris,
mustika ataupun jimat, tidak mau keberadaan atau jati dirinya diketahui oleh manusia. Mereka
sendiri masing-masing memiliki nama, tetapi nama mereka dan juga sosok mereka seperti apa, tidak
ingin diketahui oleh manusia. Mereka juga tidak mempermasalahkan keris, mustika atau jimat itu
diberi nama atau sebutan apa, sepanjang nama dan sebutan itu tidak bersifat merendahkan. Para
empu keris juga biasanya tidak memberi nama pada keris-keris buatannya. Pemberian nama keris
biasanya dilakukan oleh manusia pemiliknya untuk melakukan pembedaan antara keris yang satu
dengan keris yang lain.

Terjadi demikian karena pada umumnya para mahluk gaib secara alami memang keberadaan dan jati
dirinya tidak ingin diketahui oleh manusia, dan sosok gaib di dalam sebuah keris, jimat atau mustika
tidak lagi berdiri sendiri-sendiri, tetapi sudah menjadi satu kesatuan dengan benda gaibnya.
Diharapkan manusia pemiliknya akan memiliki keris atau benda-benda gaib tersebut secara utuh
beserta kegaiban di dalamnya, tidak perlu menyebutkan nama atau membayangkan sosok gaibnya
seperti apa. Dengan demikian sebaiknya kita juga tidak memaksakan diri untuk mencari tahu nama
dan sosok gaibnya seperti apa, untuk menghargai mereka, cukup kita menyebutkan nama keris,
mustika, atau nama jimatnya saja, bukan nama sosok gaibnya.

Untuk jenis keris dan tombak atau pusaka lain, seperti itulah yang diinginkan oleh sosok gaib keris /
tombak. Mereka ingin kita memandang mereka sebagai sesuatu yang menyatu dengan keris dan
tombaknya. Jadi diharapkan kalau kita care dengan mereka, kita juga care dengan benda gaibnya
dan merawatnya, bukan sekedar menginginkan tuahnya dan memperlakukannya seperti benda jimat
atau seperti khodam ilmu yang selalu dipanggil-panggil nama khodamnya. Jadi kalau kita ingin
menayuh atau ingin memberikan sugesti, jika keris atau tombaknya berada di dekat kita, sebaiknya
dilakukan sambil dipegang bendanya, atau jika bendanya berada jauh dari kita, misalnya kita sedang
berada di suatu tempat sedangkan kerisnya ditinggal di rumah, maka cukup kita sampaikan sugesti
sambil fokus batin kepada fisik kerisnya di rumah, bukan memanggil-manggil nama sosok gaibnya
untuk datang kepada kita. Atau jika anda tahu khodamnya sudah mendampingi anda, misalnya di
sebelah kanan anda, cukup anda menyampaikan sugesti langsung kepada sosok gaib di sebelah
kanan anda itu.
Keris (atau benda-benda gaib lain) dan khodamnya adalah satu kesatuan yang tidak boleh dianggap
terpisah.

Secara kebatinan dalam mengsugesti keris (atau benda-benda gaib lain) tidak perlu (dan tidak harus)
anda menyebut nama khodamnya, walaupun anda tahu nama khodamnya dan khodamnya sudah
mendampingi anda.

Jika suatu saat anda membutuhkan bantuan kegaiban keris-keris anda (atau benda-benda gaib lain)
atau anda ingin memberikan sugesti, dalam mengsugestikan keris-keris anda cukup dilakukan
dengan memegang kerisnya saja. Atau seandainya pun anda sedang berada di suatu tempat dan
keris anda ditinggal di rumah, anda tetap dapat berinteraksi dan menyampaikan sugesti sambil
memfokuskan batin kepada fisik kerisnya di rumah, dan panggil saja : Kerisku .....

Atau jika anda sudah bisa merasakan keberadaan khodamnya yang mendampingi anda di sebelah
kanan, juga tidak perlu anda menyebutkan namanya, cukup sampaikan saja sugesti anda kepada
sosok gaib di sebelah kanan anda itu, panggil saja Ki, Nyi, Mbah, Eyang, dsb.

Dalam keilmuan ilmu gaib dan ilmu khodam, yang keilmuannya berdasarkan amalan gaib dan
mantra, dalam mewirid atau mengucapkan mantranya memang seringkali nama khodamnya disebut
/ dipanggil, supaya lebih kuat sugestinya. Cara itu hanya baik untuk jenis khodam pendamping yang
adalah khodam ilmu, yang hanya akan bertindak jika diberikan perintah khusus (setelah amalan
ilmunya dibacakan).

Tetapi untuk jenis khodam pendamping yang bukan khodam ilmu, biasanya mereka siap setiap saat
bertindak sesuai jenis tuahnya masing-masing dan sesuai situasi yang dihadapi walaupun tidak
dipanggil namanya dan tidak dibacakan amalan gaib, apalagi jika sudah ada kesatuan batin antara
orangnya dengan khodamnya. Untuk khodam lain yang bukan khodam ilmu, cara mengucapkan
mantra atau memanggil nama khodamnya itu dapat juga menimbulkan efek samping lain. Kalau
sudah biasa dipanggil / disebut namanya nantinya khodamnya akan menjadi pasif, tidak akan
bertindak sendiri, hanya akan bertindak kalau namanya disebut atau sesudah amalannya dibacakan.

Mungkin itu terjadi juga pada kita. Kalau sudah terbiasa nama kita dipanggil / disebut, nantinya kita
akan menjadi pasif, tidak mau datang atau bertindak kalau kita tidak dipanggil dan tidak diperintah
secara khusus.

Jika hubungan batin kita sudah baik, maka tidak perlu mereka kita sambati, mereka akan bertindak
sendiri . . .
Seperti yang sudah Penulis tuliskan tentang filosofi tujuan pembuatan keris dan filosofi tentang tuah
keris, sebuah keris diciptakan untuk menjadi pendamping manusia pemiliknya dan kegaibannya
sudah disesuaikan dengan manusia itu. Dengan demikian keris itu akan aktif berinteraksi dengan
kebatinan si manusia, dan si manusia juga aktif menyatukan sugesti kebatinannya dengan kerisnya,
karena mereka meyakini bahwa kerisnya itu bukanlah sekedar sebuah senjata / pusaka, tetapi juga
adalah tanda diturunkannya restu Tuhan (Dewa) untuk mereka. Dan itu tetap berlaku walaupun
mereka bukanlah manusia pertama yang menjadi pemilik keris.

Dengan demikian tanpa perlu disuruh-suruh, apalagi dengan amalan gaib, kerisnya itu akan aktif
mengikuti sugesti kebatinan si manusia, dan si manusia juga tahu bagaimana menyatukan kebatinan
dirinya dengan kerisnya sehingga kegaiban keris itu menyatu dengan dirinya dan mampu
melipatgandakan kemampuan dan keberhasilannya dalam banyak perbuatan.

Dalam hal ini dibutuhkan adanya kesatuan kebatinan antara si manusia dengan keris-kerisnya.

Kondisinya sama dengan manusia yang mampu menyatu berinteraksi batin dengan roh sedulur
papatnya, sehingga sedulur papatnya itu akan aktif berinteraksi dengan kebatinannya dan akan aktif
menjadi pelindungnya mengikuti sugesti pancernya untuk mengusir roh-roh gaib negatif dan
serangan gaib dan aktif membantu keberhasilan dari usaha dan perbuatan si manusia dalam
hidupnya.

Kondisinya sudah jauh berbeda dengan jaman sekarang yang keris hanya dijadikan koleksi pusaka
yang hanya diharapkan tuahnya saja, yang orangnya sudah tidak ada kesatuan kebatinan dengan
keris-kerisnya, sehingga keris-kerisnya itu menjadi pasif, yang akan bergerak bertindak hanya
sesudah diperintahkan untuk bertindak.

Ada juga pertanyaan tentang bagaimana cara yang mudah untuk berinteraksi dengan khodam benda
gaib.

Jawaban singkat ini pada dasarnya berlaku juga untuk khodam pendamping, dilakukan tanpa perlu
menyebut / memanggil nama khodamnya, sbb :

Untuk memberi perintah / sugesti, anda bisa lakukan dengan cara anda genggam bendanya dan
sampaikan perintah anda (atau amalan gaibnya) kepada bendanya seolah-olah dia adalah manusia.
Untuk bertanya-jawab / berkomunikasi, anda bisa lakukan dengan cara menggenggam bendanya
dan dengan kontak rasa anda sampaikan pertanyaan-pertanyaan anda kepadanya seolah-olah dia
adalah manusia, dan dengan kepekaan rasa "dengarkan" jawabannya yang berupa ilham yang
mengalir dalam pikiran anda.

Masalah Keakuratan Menayuh

Walaupun urusan tayuh-menayuh ini kelihatannya sepele, tapi ternyata tidak semua orang bisa
menayuh dengan benar. Faktor ketidak-akuratan menayuh ini bisa berasal dari diri kita sendiri, bisa
juga dari luar diri kita.

Kelemahan yang berasal dari diri kita sendiri seharusnya sudah lebih dulu bisa kita atasi, barulah
tayuhannya lebih bisa diharapkan benar. Jangan ada kesalahan tayuhan yang berasal dari diri kita
sendiri. Sesudahnya barulah kita kritisi seandainya saja ada kesalahan tayuhan yang berasal dari luar
diri kita.

Ada beberapa poin yang perlu menjadi bahan koreksi kita yang berhubungan dengan keakuratan
tayuhan kita yang sumber penyebabnya adalah kelemahan dari diri kita sendiri. Jadi tidak semua
ketidak-akuratan dalam penayuhan berasal dari adanya pihak lain yang membelokkan jawaban
tayuhan kita. Sebaiknya kelemahan-kelemahan dari diri sendiri ini kita atasi lebih dulu supaya
tayuhan kita bisa diharapkan benar.

1. Kita belum bisa kontak rasa tersambung dengan sesuatu yang gaib.

Kelemahan ini sifatnya pokok dan mendasar sekali. Karena kelemahan ini dalam semua penayuhan
kita akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang benar. Mungkin jika menggunakan
bandul atau keris, bandul atau keris kita itu akan sama sekali tidak bereaksi menjawab tayuhan kita.
Dan ketika kita meminta diberikannya mimpi tayuhan, mungkin tidak akan ada mimpi tayuhan yang
diberikan kepada kita.
2. Sukma kita belum terlatih untuk mendeteksi kegaiban.

Dalam hal kita menayuh dengan menanyakannya kepada sukma kita sendiri, mungkin saja tayuhan
kita sudah benar dan kita sudah mendapatkan jawaban tayuhan dari sukma kita sendiri. Tetapi
mungkin ada beberapa tayuhan yang tidak tepat jawabannya yang penyebabnya berasal dari
kelemahan kita sendiri. Penyebabnya mungkin adalah karena sukma kita belum terlatih untuk
mendeteksi kegaiban.

Misalnya saja sukma kita belum bisa mendeteksi keberadaan sukma leluhur kita atau khodam
pendamping yang sudah mendampingi kita, atau tentang sesuatu gaib yang lain.

Ini akan menjadi kesulitan ketika kita menayuh posisi keberadaannya, sosok wujudnya, dsb, karena
sukma kita sendiri belum benar-benar bisa mendeteksi keberadaannya, masih mengambang samar-
samar. Dengan demikian tayuhan kita mengenai sosok wujudnya, kekuatannya, dsb, akan juga tidak
tepat jawabannya, karena sukma kita sendiri masih belum sungguh-sungguh bisa mendeteksi
keberadaannya, masih mengambang samar-samar.

3. Sukma kita belum terlatih untuk mengukur kekuatan gaib.

Mungkin sukma kita sudah bisa mendeteksi gaib dan kita sudah bisa mendapatkan jawaban tayuhan
tentang keberadaan sesuatu yang gaib, tetapi mungkin sukma kita belum terlatih untuk mengukur
kekuatan gaib.

Ini akan menjadi kesulitan ketika kita menayuh kekuatan gaib, misalnya tayuhan untuk mengukur
kekuatan khodam kita atau kekuatan sesuatu gaib yang lain atau untuk mengukur kekuatan sukma
kita sendiri. Jawaban tayuhannya akan tidak akurat.

Jika kondisinya begitu, untuk mengatasi kelemahan ini maka dalam tayuhan kita tentang kekuatan
dari sesuatu gaib / khodam sebaiknya kita menanyakannya langsung kepada gaib yang bersangkutan
dan untuk mengukur kekuatan sukma kita sendiri lebih baik kita menanyakannya kepada khodam
keris / akik kita (menanyakan kesaksian dari khodam keris / akik kita).
Dalam hal kita belum bisa kontak rasa tersambung dengan sesuatu yang gaib berarti kita perlu
latihan olah rasa untuk belajar melatih kontak rasa dan batin dengan sosok-sosok halus.

Di dalam kita menayuh, ada kondisinya yang kita menanyakannya kepada sukma kita sendiri,
jawabannya adalah kesaksian dari sukma kita sendiri.

Misalnya itu diterapkan ketika kita menayuh ada-tidaknya sosok-sosok halus di rumah kita. Jawaban
tayuhannya adalah kesaksian dari sukma kita sendiri.

Di dalam tayuhan di atas yang pertanyaan tayuhannya ditujukan kepada sukma kita sendiri, fokus
batin kita adalah kepada pancer atau sedulur papat kita sendiri. Paling baik adalah kita fokus kepada
pancer kita sendiri, sehingga nantinya yang akan menjawab / menggerakkan bandulnya adalah
pancer kita sendiri. Dalam hal ini kita harus sudah cukup matang dalam latihan olah rasa untuk kita
bisa membedakan kontak kita apakah dengan pancer atau dengan sedulur papat kita, karena antara
kita kontak dengan pancer dan dengan sedulur papat rasanya akan berbeda. (Pikiran, perasaan,
pancer dan sedulur papat adalah sesuatu yang berbeda, dan bisa dibedakan. Semuanya tergantung
pada kedalaman kemampuan kebatinan kita sendiri).

Ada kalanya fokus batin kita kepada sedulur papat agak mengambang, tidak benar-benar kita bisa
fokus kepada sedulur papat, sehingga kita tidak bisa membedakan apakah jawaban tayuhannya
adalah benar dari sedulur papat kita ataukah dari khodam keris / akik, ataukah dari sesuatu gaib
yang lain. Ini adalah bahan pemicu untuk kita membiasakan fokus batin kepada pancer kita sendiri,
terutama untuk meminimalisir adanya ketidak-akuratan tayuhan yang berasal dari pembelokan
jawaban tayuhan oleh sesuatu gaib yang lain, terutama jika ternyata di sekitar kita atau bahkan di
dalam tubuh kita ada roh-roh penyesat.

Jika kadar kegaibannya rendah mungkin jawaban sukma kita benar, sukma kita bisa mendeteksi gaib
yang kadar kegaibannya rendah. Tetapi untuk kegaiban lain yang lebih tinggi mungkin sukma kita
belum terlatih, sukma kita belum bisa mendeteksi semua kegaiban, apalagi yang kadar kegaibannya
tinggi.

Misalnya sukma kita belum sungguh-sungguh bisa mendeteksi keberadaan sukma leluhur yang
mendampingi kita, atau belum bisa mendeteksi dengan benar sosok wujud mahluk halus yang
berdiam di dalam tubuh kita atau di tubuh orang lain, jika memang mahluk halus itu benar-benar
ada.

Jika itu masalahnya berarti kita sendiri perlu latihan mendeteksi kegaiban, jangan hanya latihan
menayuh saja. Misalnya dengan latihan olah rasa.
Di dalam kita menayuh, ada juga kondisinya yang kita harus kontak dengan objek tayuhannya, bukan
sebatas hanya menanyakannya kepada sukma kita sendiri.

Misalnya itu kita terapkan dalam kita menayuh sukma leluhur atau khodam yang mendampingi kita.

Dalam tayuhan kita itu yang kita menanyakan informasi tentang sukma leluhur atau khodam yang
mendampingi kita, kita harus juga kontak dengan mereka, sehingga kita bisa mendapatkan jawaban
tayuhan langsung dari mereka.

Benar-tidaknya jawaban tayuhan sifatnya terbatas, tergantung apakah subyek yang kita tanyai itu
benar mengetahui permasalahannya dan untuk pertanyaan yang sifatnya kegaiban tingkat tinggi
tergantung apakah subyek yang kita tanyai itu berspiritualitas tinggi.

Mereka yang di alam gaib, termasuk sedulur papat kita, statusnya sebenarnya sama juga dengan
kita. Kondisinya tergantung apakah mereka berspiritualitas tinggi dan apakah mereka punya
lingkungan pergaulan yang luas.

Kalau spiritualitasnya tinggi mereka bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kita yang bersifat
kegaiban tingkat tinggi.

Kalau pergaulannya luas mereka bisa mendapatkan banyak bocoran dari gaib-gaib lain, termasuk
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kita yang bersifat kegaiban tingkat tinggi.

Jawaban mereka akan banyak tidak akurat kalau mereka tidak berspiritualitas tinggi dan tidak punya
pergaulan yang luas.

Walaupun urusan tayuh-menayuh ini kelihatannya sepele, tapi ternyata belum tentu kita bisa
menayuh dengan benar dan akurat. Mungkin kita masih punya kelemahan yang membuat tayuhan
kita tidak akurat. Sebaiknya kelemahan kita sendiri ini bisa kita atasi supaya tayuhan kita bisa
diharapkan benar. Jangan sekedar asal bisa menayuh.

Kalau dirasakan masih ada tayuhan yang salah sebaiknya kita menayuh diri kita sendiri dulu, apakah
ada faktor-faktor di dalam diri kita yang membuat tayuhan kita tidak akurat. Misalnya apakah sukma
kita belum mampu mendeteksi kegaiban, ataukah di dalam diri kita, di dalam badan / kepala ada
bersemayam mahluk halus yang membelokkan / menyesatkan tayuhan kita (diri kita ketempatan
mahluk halus). Sebelum kita bisa mengatasi masalah-masalah keakuratan tayuhan yang berasal dari
pihak lain seharusnya kita sudah lebih dulu mengatasi kelemahan-kelemahan kita sendiri dalam
menayuh, mengkondisikan diri kita sendiri untuk benar-benar punya kemampuan menayuh.
Sesudahnya barulah kita mengatasi kesalahan penayuhan yang asalnya dari luar diri kita.

Secara keseluruhannya untuk kita bisa mengatasi kelemahan-kelemahan kita itu berarti kita perlu
latihan olah rasa untuk belajar melatih kontak rasa dan batin dengan sosok-sosok halus. Ikuti saja
latihannya di tulisan berjudul Olah Rasa Dan Kebatinan.

Masalah tayuhan dan olah rasa sifatnya sangat mendasar dan pokok dalam semua hal yang terkait
dengan pendeteksian dan pengetahuan gaib.

Selain bisa menguasai teknik-teknik tayuhannya sebaiknya tayuhannya juga dikombinasikan dengan
deteksian rabaan tangan.

Misalnya sebelum kita menayuh ada-tidaknya khodam di dalam keris / akik kita, dengan deteksian
rabaan tangan kita coba dulu mendeteksi apakah ada tanda-tanda rasa setruman halus di ujung-
ujung jari kita atau rasa panas / dingin di telapak tangan kita sebagai penanda awal apakah keris /
akik kita benar berisi khodam.

Misalnya juga dari tayuhan dikatakan di depan kita ada khodam, coba kita raba ke arah depan kita,
apakah benar disitu ada sesuatu yang gaib (khodam). Dengan cara begitu kita bisa lebih pasti apakah
tayuhan kita itu benar.

Ada pertanyaan :

- Berapa kali yang dianggap banyaknya batasan penayuhan ?

- Apakah sosok yang muncul pada penayuhan dianggap sebagai tuah ?

- Jika sosok tersebut bukan tuah, apakah memungkinkan untuk mengisi tuah yang berlawanan
dengan

karakter sosok tersebut ?

Jawab :
Tidak ada batasan dalam menayuh keris, yang penting adalah apa yang anda lakukan itu pantas, dan
jangan menunjukkan sikap yang tidak pantas, misalnya jangan menunjukkan sikap anda tidak
percaya kepada jawaban si keris.

Kalau ada yang anda ragu-ragu, sebaiknya dicaritahu sendiri penyebabnya, mungkin ada cara anda
yang masih belum tepat, tetapi jangan menunjukkan sikap tidak percaya kepada kerisnya.

Sosok yang muncul pada mimpi tayuhan bukanlah tuah, tetapi adalah gambaran sosok gaib yang
berdiam di dalam kerisnya. Sosok gaib itulah yang memberikan tuah / manfaat keris. Tapi gambaran
di dalam mimpi bisa juga adalah perlambang dari tuahnya. Dalam penayuhan berikutnya nantinya
ditanyakan juga apa detail tuahnya.

Sosok gaib yang muncul di dalam mimpi tayuhan kita biasanya adalah sosok-sosok perlambang saja,
bukan gambaran sosok asli khodamnya. Jadi jangan menganggap sosok yang tergambar di dalam
mimpi adalah sosok wujud aslinya. Dalam penayuhannya nantinya ditanyakan juga seperti apa sosok
asli khodamnya (lebih baik ditambah dengan kepekaan rasa untuk "menangkap" gambaran sosoknya
di dalam benak kita).

tanya :

Nuwun kangmas..

Kemarin saya coba tayuh keris dengan cara memegang keris di ujung bilahnya, ternyata berhasil..

Apakah memang iya kangmas.. ?

dan saya coba juga dengan akik saya berhasil juga (model pendulum).

Tolong yakinkan saya...

Jawab :

Saya belum tahu pasti apakah anda benar sudah berhasil tayuhannya.

Sebaiknya anda coba uji dgn menanyakan jawaban atas jatidiri anda sendiri.

Berikan variasi pertanyaan yang jawabannya ya dan tidak.


Kalau jawaban tayuhannya benar sesuai aslinya jatidiri anda, mungkin tayuhan anda memang sudah
benar.

terima kasih

tanya :

Kenapa tayuhan saya sering tidak akurat kalau digunakan untuk mencari barang hilang, atau untuk
mencaritahu informasi tentang orang lain, dsb.

Jawab :

Kebanyakan tayuhan memang tidak bisa digunakan untuk menayuh dunia nyata manusia, karena
sebenarnya itu termasuk sesuatu yg tidak patut dilakukan (tidak patut - bisa dijadikan salah guna),
sehingga tayuhannya akan dibelokkan, tapi saya tidak tahu siapa yg membelokkan.

thanks

Keakuratan dalam menayuh keris cara no.1 di atas, yaitu menayuh keris lewat mimpi, penjelasannya
sbb :

Pertama, masalah rasa dan sugesti.

Kita harus bisa bersugesti kontak rasa dan batin dengan si keris (dilatih terus). Artinya, jangan kita
hanya sekedar berkata-kata di dalam hati, tetapi komunikasi pikiran kita itu harus bisa sampai
kepada gaib si keris, sehingga si keris bisa "mendengar" komunikasi kita dan kemudian akan
menjawabnya. Sama dengan kita berkomunikasi dengan orang lain, mungkin kita harus berkata-kata
dengan keras dan berhadapan dengan orangnya supaya orang itu jelas menangkap ucapan-ucapan
kita.
Kedua, bila seseorang sudah memiliki beberapa buah keris, maka untuk menayuh keris-kerisnya itu
harus dilakukan satu per satu, tidak sekaligus, supaya jelas bahwa mimpi tayuhan yang
didapatkannya adalah berasal dari keris A, bukan dari keris B, dsb.

Ketiga, bisa saja setelah kita meminta diberikan mimpi, pada malam harinya ada sosok halus lain
yang datang kepada kita dan memberikan mimpi kepada kita sebagai tanda pemberitahuan tujuan
kedatangannya, misalnya mimpi bercinta atau mimpi dikejar-kejar mahluk halus. Dalam kasus ini
mimpi tersebut adalah mimpi perihal kedatangan sosok halus tersebut, bukan mimpi tayuhan keris.

Karena itu bila menayuh keris dilakukan lewat mimpi, sebaiknya dilakukan minimal 2 kali, supaya
dari ke 2 mimpi tersebut kita dapat mengambil sebuah kesimpulan yang sama dan dapat merasa
yakin bahwa mimpi itu adalah mimpi tayuhan yang diberikan sebagai jawaban dari si keris. Dan bila
mimpinya sudah 2 kali diberikan, biasanya si keris tidak akan memberikan mimpi untuk ketiga
kalinya, karena dianggap si manusia sudah tahu jawabannya.

Baca juga : Arti Mimpi Menayuh Keris.

Sebaiknya menayuh dengan mimpi dan dengan model ayunan keris / bandul itu dilakukan sebagai
satu kesatuan teknik tayuhan, sehingga kita lebih mengerti artinya dan bisa mengambil kesimpulan
yang benar.

Maksudnya, sesudah menayuh dengan mimpi dan kita sudah diberikan mimpinya, tayuhannya kita
lanjutkan dengan model ayunan keris / bandul untuk lebih memastikan lagi arti mimpinya dan
tentang detail pertanyaan-

Вам также может понравиться