Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract
This study aims to determine the effect of diabetic foot exercise on Ankle Brachial Index (ABI) in
patients with Diabetes Mellitus Type 2. A design used quasy experiment with one-group pre-test
post-test. The population in this study were patients DM type 2 in one of health public centre in
Payakumbuh city. The sample was recruited with purposive sampling technique as many as 10
samplesthat satisfies the criteria of patient namely DM type 2 without comorbidities. The average ABI
before diabetic foot exercise is 0.77 and after conducted diabetic foot exercise is 1.00.The results of
analysis statistics show there is a significant difference in ABI between before and after conducted
diabetic foot exercise. It was concludedthat theimplementation of thediabetic footexercisecan
improveABIin patients withtype 2 diabetes. The study recommends thatpatients withtype 2 DMis
expectedtobe able totake advantage ofdiabetic footexercise asa naturalpracticalexercisesin
improvingperipheralperfusionas wellasthe prevention of complicationsin patients withtype 2
diabetesspecificallyto the area ofthe foot. Recommendationsforfuture researchisto comparethe
effectiveness ofdiabetic footexercise on blood sugar, legsensitivity, value ofABI, and capillary refill
time
Keywords : Ankle Brachial Index;Diabetic FootExercise;Diabetes Mellitus Type 2
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas senam kaki diabetik terhadap Ankle Brachial
Indexpada pasien Diabetes Melitus Tipe 2.Desainyang digunakan adalah Quasieksperimen dengan
pendekatan one-group pre-test post-test. Populasi penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang ada
di salah satu wilayah kerja puskesmas yang ada di kota Payakumbuh sebanyak 77 orang. Sampel
diambil menggunakan teknikpurposive sampling sebanyak 10 orang sampel yang memenuhi kriteria
yaitu pasien DM tipe 2 tanpa penyakit penyerta.Rata-rataABI sebelum dilakukan senam kaki diabetik
adalah 0.62dan rata-rataABI setelahdilakukan senam kaki diabetik adalah 0.93. Hasil analisis
statistik menunjukkan ada perbedaannilai ABI yang signifikan antara sebelum dan setelah dilakukan
senam kaki diabetik (p value = 0,005). Disimpulkan bahwa pelaksanaan senam kaki diabetikdapat
meningkatkanABI pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini merekomendasikan bahwa pasien DM tipe
2diharapkan untuk dapat memanfaatkan senam kaki diabetiksebagai senam alami yang praktis dalam
meningkatkan perfusi ke periferserta sebagai pencegahan komplikasi pada pasien DM tipe 2
khususnya kedaerah kaki. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah membandingkan
efektifitas senam kaki diabetik terhadap gula darah, sensitifitas kak, nilai ABI, dan waktu pengisian
kapiler
Kata Kunci : Ankle Brachial Index;Diabetes Melitus Tipe 2;Senam Kaki Diabetik.
dalam proses penyembuhan apabila sudah Ankle brachial index (ABI) merupakan
terkena neuropati yang mengakibatkan pemeriksaan non invasive pembuluh darah
ulkus pada kaki. Melakukan perawatan yang berfungsi untuk mendeteksi tanda
kaki secara teratur dapat mengurangi dan gejala klinis dari iskhemia, penurunan
penyakit kaki diabetik sebesar 50-60%. perfusi perifer yang dapat mengakibatkan
Untuk meningkatkan vaskularisasi angiopati dan neuropati diabetik. ABI
perawatan kaki dapat juga dilakukan adalah metode sederhana dengan
dengan gerakan-gerakan kaki yang dikenal mengukur tekanan darah pada daerah
sebagai senam kaki diabetes(Black & ankle (kaki) dan brachial (tangan)
Hawks, 2009;Smeltzer et al., 2010; Lewis memerlukan probe doppler.Hasil
et al., 2011). pengukuran ABI menunjukan keadaan
sirkulasi darah pada tungkai bawah dengan
Senam kaki diabetes dapat membantu rentang nilai sama atau lebih 0,90
sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot menunjukkan bahwa sirkulasi ke daerah
kecil kaki dan mencegah terjadinya tungkai normal dan apabila kurang dari
kelainan bentuk kaki, mengatasi 0.90 dinyatakan sirkulasi ke kaki
keterbatasan jumlah insulin pada penderita mengalami obstruksi. Nilai ini didapatkan
DM mengakibatkan kadar gula dalam dari hasil perbandingan tekanan sistolik
darah meningkat hal ini menyebabkan pada daerah kaki dan tangan(Antono &
rusaknya pembuluh darah, saraf dan Hamonangani, 2014; Gitarja, 2015).
struktur. Senam kaki diabetes juga
digunakan sebagai latihan kaki. Latihan Berpijak pada penjelasan diatas maka
kaki juga dipercaya untuk mengelola peneliti melakukan penelitian dengan
pasien yang mengalami DM, pasien DM tujuan untuk mengetahui efektifitas senam
setelah latihan kaki merasa nyaman, kaki diabetik terhadap ankle Brachial
mengurangi nyeri, mengurangi kerusakan Index (ABI) pada pasien Diabetes Melitus
saraf dan mengontrol gula darah serta (DM) Tipe 2.
meningkatkan sirkulasi darah pada kaki
(Taylor, 2010; Black & Hawks, 2009) METODE
Jenis penelitian ini adalah Quasi
Sirkulasi darah pada daerah kaki dapat eksperimen dengan pendekatan One group
diukur melalui pemeriksaan non invasive Pretest-postest design.Populasi adalah
salah satunya adalah dengan pemeriksaan seluruh pasien diabetes melitus tipe 2 di
ankle brachial index.Nilai ABI pada salah satu wilayah puskesmas di Kota
pasien ABI > 1.0 dan apabila < 0.9 Payakumbuh sebanyak 77 orang dimana
beresiko terjadi gangguan perifer oleh sampel diambil menggunakan teknik
karena itu skrening yang tepat untuk purposive sampling sebanyak 10 orang
pasien DM adalah dengan mengukur ABI. yang memenuhi kriteria umur 40-60 tahun,
Hubungan ABI dan keparahan ulkus diuji pasien DM tipe 2 tanpa penyerta, tidak
dengan analisis koefisien koreksi memiliki infeksi pada daerah kaki.
Spearman dan mendapatkan nilai P = Instrumen yang digunakan dalam
0,008 yang menunjukkan makin rendah penelitian ini adalah tempurung kelapa
nilai ABI maka nilai keparahan ulkus yang digunakan untuk melakukan senam
semakin besar(Kristiani et al., 2015) kaki diabetik yang dimodifikasi dari senam
kaki menggunakan koran,
Tabel 1.1
Rata-rata UmurPasien DM tipe 2
Jenis kelamin pada penelitian ini sama bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
proporsinya antara laki-laki dan terjadinya luka diabetes antara laki-laki
perempuan yaitu 50% (tabel 1.2). dan perempuan dan berbeda hasil
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang lain tentang kejadian ulkus
berbagai penelitian yang menyatakan diabetikum bahwa perempuan lebih
bahwa laki-laki lebih banyak menderita banyak ditemukan ulkus diabetik (Roza et
DM (Purwanti, 2013; Nyamu, Otieno, al., 2015; Nyamu et al., 2003). Hal yang
Amayo, & Mcligeyo, 2003; Peters, sama dengan umur disimpulkan bahwa
Armstrong, & Lavery, 2007). Penelitian jenis kelamin tidak selalu mengakibatkan
yang berbeda juga didapatkan bahwa terjadinya luka diabetes sehingga
perempuan paling banyak menderita DM pencegahan luka diabetes pada kaki sangat
(Roza, Afriant, & Edward, 2015). penting.
Penelitian Purwanti (2013) dinyatakan
Tabel 1.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis KelaminPasien DM tipe 2
Total
No Variabel
%
1 Jenis Kelamin
Perempuan 5 50
Laki-laki 5 50
Total 10 100
Hasil penelitian senam kaki diabetik pada normal (dijelaskan dalam tabel 1.3).
pasien DM tipe 2 didapatkan mean Selisih rata-rata nilai ABI sebelum dan
sebelum senam kaki diabetik adalah 0.62 sesudah melakukan senam diabetik adalah
artinya dalam kategori nilai ABI berada 0,31. Pada uji statistik lebih lanjut
pada obstruksi sedang dan nilai ABI menggunakan Wilcoxon test didapatkan
sesudah senam kaki diabetik adalah 0.93 hasil ada perbedaan yang signifikan antara
yang artinya rata-rata pasien sesudah nilai ABI sebelum dan sesudah senam kaki
senam diabetik nilai ABI dalam keadaan diabetik (dijelaskan dalam tabel 1.4).
.
Tabel 1.3
Rata-rata ABI sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki diabetik
padapasien DM tipe 2
95% CI
Variabel Mean SD Min-Max N
Lower ; Upper
ABI Sebelum dilakukan senam kaki 0.30-0.88 0.47 ; 0.77 10
0.62 0.21
diabetik pada pasien DM tipe 2
ABI Sesudah dilakukan senam kaki 0.88 ; 0.99 10
0.93 0.08 0.75-1.00
diabetik pada pasien DM tipe 2
Tabel 1.4
Perbedaan rata-rata ABI sebelum dan setelah dilakukan senam kaki diabetik
padapasien DM tipe 2
Sirkulasi darah kaki adalah aliran darah Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata
yang dipompakan jantung keseluruh tubuh nilai ABI pasien DM tipe 2 mengalami
salah satunya kaki yang dipengaruhi oleh penurunan dengan nilai 0.62 yang dalam
tiga faktor yaitu viskositas (kekentalan interpretasi kategori obstruksi sedang.
darah), panjang pembuluh darah dan Nilai ABI yang didapatkan pada saat
diameter pembuluh darah. DM merupakan skrining kaki didapatkan nilai yang kurang
salah satu faktor yang mempengaruhi dimana keadaan ini pasien DM rata-rata
tekanan aliran darah karena faktor mengalami gangguan pembuluh darah
viskositas akibat penumpukan gula darah. arteri perifer (Antono & Hamonangani,
Kekentalan darah mengakibatkan aliran 2014). Hal ini sejalan dengan penelitian
darah terganggu ke seluruh tubuh dan yang dilakukan oleh Alvaro-afonso,
menyebabkan penurunan perfusi ke Lzaro-martnez, Aragn-snchez, &
jaringan tubuh. Penurunan perfusi yang Garca-lvarez (2015)pada pasien DM tipe
terberat adalah pada daerah distal ataukaki 2 menggunakan Radiography Arterial
apabila keadaan ini berlangsung lama Calcification (RAC) pada 60 orang
dapat menimbulkan komplikasi seperti didapatkan bahwa 50% pasien DM
PAD dan pada DM adalah dapat memiliki nilai perfusi ke daerah tungkai
menyebabkan luka ganggren. Luka mengalami penurunan, PAD dan
ganggren muncul akibat penurunan perfusi kalsifikasi yang dibuktikan dengan nilai
sehingga jaringan tidak mendapatkan ABI yang tidak normal.
nutrisi dan kurang oksigen serta
neuropathy. Pada pasien DM hal yang Indikator penurunan perfusi ke daerah
ditakuti adalah adanya luka ganggren yang tungkai dapat diukur melalui ABI. ABI
susah untuk disembuhkan (Agustianingsih, adalah rasio dari tekanan darah sistolik
2013) yang diukur di area kaki dan yang diukur
di arteri brachial dan digunakan untuk
tubuh, selain itu membantu membawa perempuan. Rata-rata nilai ABI sebelum
racun lebih banyak untuk dikeluarkan dilakukan senam kaki adalah 0.62 dengan
(Natalia et al., 2012). kategori obstruksi sedang dan rata-rata
nilai ABI setelah senam kaki adalah 0.93
Gerakan kaki yang diberikan dengan dengan kategori normal. Hasil uji lebih
metode active lower ROM efektif lanjut menggunakan Wilcoxon test
meningkatkan nilai ABI pada pasien DM didapatkan hasil bahwa senam kaki
karena diyakini bahwa active lower ROM diabetik efektif meningkatkan nilai ABI.
dimulai dari adanya kontraksi otot yang
mempengaruhi kerja jantung, vasodilatasi, Rekomendasi yang diberikan pada
dan terjadi vasokonstriksi pada pembuluh penelitian ini untuk pasien DM tipe 2
vena sehingga meningkatkan aliran balik disarankan untuk senantiasa melakukan
vena(Suari, Mertha, & Damayanti, 2013). senam ini setiap hari selama 30 menit
Pada sepuluh orang dalam penelitian ini selain untuk mencegah luka diabetes juga
semuanya menunjukkan kenaikan nilai dapat mengontrol gula darah.
ABI setelah melakukan senam kaki selama Rekomendasi untuk perawat yang ada di
30 menit. Dalam gerakan senam kaki juga puskesmas untuk membuat standar
terdapat peregangan kaki (stretching). operational prosedur sebagai bentuk
Stretching kaki dianggap efektif meningkatkan kualitas asuhan
melancarkan sirkulasi darah ke daerah keperawatan pada pasien DM tipe 2.
kaki, meningkatkan kerja insulin dan Untuk penelitian selanjutnya diharapkan
melebarkan pembuluh darah yang diakui membandingkan efektifitas senam kaki
berperan serta meningkatkan tekanan diabetik terhadap gula darah, sensitifitas
sistolik pada kaki (Witari, Triyani, & kaki, nilai ABI dan capillary refill time
Dewi, 2015). serta menambahkan banyak sampel
sirkulasi darah kaki pada penderita Dewi, P., Sumarni, T., & Sundari, R. I.
diabetes melitus tipe 2 di Desa (2012). Pengaruh Senam Diabetes
Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Mellitus dengan Nilai Abi ( Ankle
Kabupaten Semarang. STIKes Ngudi Brachial Index ) pada Pasien Diabetes
Waluyo Semarang. Retrieved from Mellitus di Puskesmas Padamara
perpusnwu.web.id Purbalingga. Jurnal STikes Harapan
Alvaro-afonso, F. J., Lzaro-martnez, J. Bunda, 5, 16. Retrieved from
L., Aragn-snchez, J., & Garca- jurnal.shb.ac.id
lvarez, Y. (2015). What Is the Gitarja, W. S. (2015). Perawatan Luka
Clinical Utility of the Ankle- Brachial Certified Wound Care Clinician
Index in Patients With Diabetic Foot Assosiate (3rd ed.). Bogor: Yayasan
Ulcers and Radiographic Arterial Wocare Indonesia.
Calcification? What Is the Clinical Hastuti, R. T. (2008). Faktor-Faktor
Utility of the Ankle-Brachial Index in Risiko Ulkus Diabetika Pada
Patients With Diabetic Foot Ulcers Penderita Diabetes Melitus (Studi
and Radiographic Arter. The Kasus di RSUD Dr. Moewardi
International Journal of Lower Surakarta). Universitas Diponegoro.
Extremity Wounds.
Kristiani, A. L., Sumangkut, R. M.,
Antono, D., & Hamonangani, R. (2014). Limpeleh, H. P., Bedah, B., Bagian,
Penyakit Arteri Perifer. In S. Setiati, S., Vaskuler, B., & Prof, R. (2015).
I. Alwi, A. W. Sudoyo, & Hubungan Ankle Brachial Index
Simadibrata (Eds.), (VI, Vol. 2, p. Dengan Keparahan Ulkus Pada
1591). Jakarta: Interna Publishing. Penderita Kaki Diabetik. Jurnal
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009). Biomedik, 7(November), 2015.
Medical Surgical Nursing Clinical Laksmi, Agung, I. A., Mertha, I. M., &
Management For Positive Outcomes. Widianah, L. (2006). Pengaruh Foot
(R. G. Carroll & S. Quallich, Eds.) Massage Terhadap Ankle Brachial
(8th ed., Vol. 1). United Stated Index (ABI) Pada Pasien DM Tipe 2
America: Saunders Elsevier. Di Puskesmas II Denpasar Barat.
Chong, S. T. B., Moissinac, K., Hwa, L. Journal Of Udayana.
K., Murugesan, & Kim, S. O. (2004). Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper,
Management of Diabetic Foot. In J. M. M., Bucher, L., & Camera, I. M.
D. Coomarasamy & S. Sivalal (Eds.), (2011). Medical Surgical Nursing
Clinical Practice Guidelines (1st ed., Assessment and Management of
pp. 151). Malaysia. Clinical Problems (8th ed., Vol. 2).
Clairotte, C., Retout, S., Potier, L., St. Louis Missouri: Elsevier Mosby.
Roussel, R., & Escoubet, B. (2009). Natalia, N., Hasneli, Y., & Novayelinda,
Automated Ankle-Brachial Pressure R. (2012). Efektifitas senam kaki
Index Measurement by Clinical Staff diabetik dengan tempurung kelapa
for Peripheral Arterial Disease terhadap tingkat sensitivitas kaki pada
Diagnosis in Nondiabetic and pasien diabetes melitus 2. Jom Unri,
Diabetic Patients. Diabetes Care, 19.
32(7), 12311236.
http://doi.org/10.2337/dc08-2230. Nursing Skin and Wound Care. (2013).
KOPERTIS WILAYAH X 163
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i2 (155-164) )
Procedure: Ankle Brachial Index Suari, P., Mertha, I., & Damayanti, R.
(ABI) in Adults Using a Handheld (2013). Pengaruh pemberian active
Doppler. British Columbia lower ROM terhadap perubahan nilai
Provincial. ankle brachial index pasien DM tipe 2
Nyamu, P. N., Otieno, C. F., Amayo, E. di Wilayah Puskesmas II Denpasar
O., & Mcligeyo, S. O. (2003). Risk Barat. Open Journal System
Factors And Prevalence Of Diabetic Universitas Udayana, 2(1). Retrieved
Foot Ulcers At Kenyatta National from ojs.unud.ac.id
Hospital, Nairobi. East African Suyono, S. (2014). Diabetes Melitus Di
Medical Journal, 80(1), 3643. Indonesia. In S. Setiati, I. Alwi, A.
Peters, E. J., Armstrong, D. G., & Lavery, W. Sudoyo, & Simadibrata (Eds.),
L. A. (2007). Risk Factors for Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (VI,
Recurrent Diabetic Foot. Diabetes Vol. 2, p. 2315). Jakarta: Interna
Care, 30(8), 1820. Publishing.
http://doi.org/10.2337/dc07-0445.A Taylor, R. B. (2010). Managing Diabetes
Purwanti, O. S. (2013). Analisis Faktor- With Exercise 6 Tips for Nerve Pain.
Faktor Risiko Terjadi Ulkus Kaki Retrieved January 15, 2015, from
Pada Pasien Diabetes Melitus Di http://www.webmd.com/diabetes/feat
RSUD DR Moewardi. Universitas ures/6-exercise-tips
Indonesia. Tjokroprawiro, A., & Murtiwi, S. (2014).
Roza, R. L., Afriant, R., & Edward, Z. Terapi Nonfarmakologis Pada
(2015). Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Melitus. In S. Setiati, I.
Ulkus Diabetikum pada Pasien Alwi, A. W. Sudoyo, & M.
Diabetes Mellitus yang Dirawat Jalan Simadibrata (Eds.), Buku Ajar Ilmu
dan Inap di RSUP Dr . M . Jurnal Penyakit Dalam (VI, Vol. 2, p. 2336).
Kesehatan Andalas, 4(1), 243248. Jakarta: Interna Publishing.
Retrieved from Waspadji, S. (2014). Kaki Diabetes. In S.
http://jurnal.fk.unand.ac.id Setati, I. Alwi, A. W. Sudoyo, & M.
Sihombing, D., Nursiswati, & Prawesti, A. Simadibrata (Eds.), Buku Ajar Ilmu
(2008). Gambaran Perawatan Kaki Penyakit Dalam (VI, Vol. 2, p. 2367).
dan Sensasi Sensorik Kaki Pada Jakarta: Interna Publishing.
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Witari, N. M., Triyani, I. G. A. P., &
Journal Of Student Padjajaran Dewi, N. L. P. T. (2015). Pengaruh
University, 114. Latihan Peregangan Kaki (Stretching)
Smeltzer, S., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Terhadap capillary refille time
Cheever, K. H. (2010). Textbook of ekstremitas bawah pasien DM tipe 2.
Medical-Surgical Nursing (12th ed., KMB, Maternitas, Anak Dan Kritis,
Vol. 2). Philadelphia: Wolter Kluwer 2(1), 8995.
Health.