Вы находитесь на странице: 1из 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

Di Susun Oleh:

1.Putri Nimas R.W (20130661045)


2.Lika Dianna (20130661073)

LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhn (SAP) telah disahkan dan disetujui sebagai Laporan Praktek
Kebidanan 1 yang dilaksanakan pada tanggal 02 Mei di Ruang Nicu RSU Haji Surabaya.

Surabaya, 02 Mei 2015

Mahasiswa Praktek
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Praktek Klinik
D3 Kebidanan Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Surabaya

(Umi Marifah, SST, M.Kes) (Siti Juwariyah)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
Pokok Bahasan : Bayi Baru Lahir Rendah
Sub Pokok Bahasan : Mengetahui Bayi Baru Lahir Rendah
: Ibu- ibu yang datang di ruang NICU RSU Haji Surabaya
Hari,tanggal : Sabtu, 02 Mei 2015
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Nicu RSU Haji Surabaya
Penyuluh : Mahasiswa

I. Latar belakang
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram (WHO, 1994:9). Berat lahir dipengaruhi dua proses penting, yaitu: lamanya (umur)
kehamilan dan pertumbuhan intrauterine. Resiko kematian neonatal dengan BBLR adalah 6,5
kali lebih besar bila dibandingkan dengan bayi lahir berat badan cukup (Ronoatmodjo, 1996).
BBLR dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, ganguan
pendengaran, penglihatan, ganguan belajar, serta rentan terhadap infeksi saluran pernafasan
bagian bawah.
Sekitar 45 % kematian bayi berat lahir rendah (BBLR) (Depkes, 1996). Penelitian ini di
amerika menyatakan bahwa risiko kematian neonatal pada bayi dengan BBLR hamper 40 kali
lebih besar bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan cukup. Selain itu bayi
berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi (Anonim, 2006). WHO
memperkirakan lebih dari 20 juta bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahun dan
mempengaruhi sekitar 16 % dari BBLR di Negara berkembang.
Di Indonesia kejadian BBLR bervariasi, secara nasional menurut analisa SDKI 2002-2003
kejadian BBLR sebesar 6 %. Kejadian BBLR berdasarkan provinsi bervariasi dengan rentang 2
%-15,1 % dimana yang terendah di provinsi sumatera utara dan tertinggi di provinsi Sulawesi
selatan. Di jawa berat BBLR merupakan penyebab kematian bayi (0-1 tahun) nomor 3 pada
tahun 1998 (8,5 %) dan nomor 4 pada tahun 1999 (8,71 %).
II. Tujuan instruksional umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang bayi baru lahir, ibu dapat memahami dan
mengerti tentang:
1. Pengertian BBLR
2. Klasifikasi BBLR
3. Etiologi BBLR
4. Manifestasi Klinis BBLR
5. Diagnosis BBLR
6. Masalah masalah kelainan pada BBLR
7. Penatalaksanaan BBLR

III. Tujuan intruksional khusus


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan ibu yang memiliki
bayi mejelaskan kembali tentang:
1. Pengertian BBLR
2. Klasifikasi BBLR
3. Etiologi BBLR
4. Manifestasi Klinis BBLR
5. Diagnosis BBLR
6. Masalah masalah kelainan pada BBLR
7. Penatalaksanaan BBLR
IV. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah, Tanya jawab
2. Media : Leaflet, LCD, Leptop
3. Garis besar materi (penjelasan terlampir)
1. Pengertian BBLR
2. Klasifikasi BBLR
3. Etiologi BBLR
4. Manifestasi Klinis BBLR
5. Diagnosis BBLR
6. Masalah masalah kelainan pada BBLR
7. Penatalaksanaan BBLR

V. Proses Pelaksanaan

No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu


1 Pendahuluan a. Salam a. Menjawab 3 menit
pembukaan salam
b. b.Menyimak
Menyampaika c.
n tujuan Mendengarkan
penyuluhan , menjawab
c. Menyebutkan pertanyaan
materi atau
pokok bahasan
yang
disampaikan
2 Kerja a. a. Mendengarkan 25
Menyampaika dengan penuh menit
n materi perhatian
penyuluhan b.Menanyakan
tentang BBLR hal-hal yang
b. Memberi belum jelas
kesempatan c.
peserta untuk Memperhatika
bertanya n jawaban dari
c. Menjawab pemateri
pertanyaan d.
d. Evaluasi Menjawab
e. Membagikan pertanyaan
doorprise e. Peserta
kepada peserta antusias dalam
yang bisa menerima
menjawab doorprise
pertanyaan
3 Penutup a. a. 2 menit
Menyimpulka Mendengarkan
n b. Menjawab
b. Salam salam
penutup

VI. Setting Tempat


Peserta Penyuluhan duduk berhadapan dengan penceramah/pemateri
VII. Kriteria Evaluasi
1. Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti Pengertian BBLR
2. Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti Klasifikasi BBLR
3. Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti Etiologi BBLR
4. Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti Manifestasi Klinis BBLR
5. Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti Masalah masalah kelainan pada BBLR
6. Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti Penatalaksanaan BBLR
VIII. Referensi
Sudarti sukarni icesmi ,2014. Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko Tinggi.
Yogyakarta : Medical Bookl
Muslihatun Nur Wafi, 2008. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya
Marmi, Fatmawati Eri. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

MATERI
BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
A. Pengertian BBLR
BBLR adalah Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram terjadi karena umur
kehamilan kurang dari 37 minggu ,berat badan lebih rendah dengan semestinya sekalipun umur
kehamilan cukup (manuaba,2007).
Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi
(sarwono,2004).
Menurut WHO menyatakan BBLR merupakan bayi (neonates) yang lahir dengan memiliki
berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram(hiidayat,2005).
B. Klasifikasi BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Menurut harapan hidupnya:
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gram
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir <1500 gram
Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir < 1000 gram
2) Menurut masa gestasi:
Prematuritas murni yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan
sesuai berat badan untuk usia kehamilan
Dismaturitas yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia
kehamilan.
C. Etiologi
1. Dari factor ibu
a. umur ibu hamil kurang dari 20 minggu atau diatas 35 tahun
b. jarak kelahiran terlalu dekat
c. gizi saat hamil yang kurang
d. factor pekerja yang terlalu berat
e. keadaan social
f. penyakit ibu seperti toksaemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik, DM,
2. Dari factor kehamilan
a. hamil ganda
b. hamil dengan hidramnion
c. perdarahan anterpartum
d. komplikasi kehamilan
2. Dari factor janin
a. cacat bawaaan
b. infeksi dalam Rahim
c. hidramnion
d. kehamilan ganda
3. Dari factor pendukung
a. nutrisi
b. perokok,alcohol,budaya
c. social

D. Manifestasi Klinis BBLR


a. Secara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut :
Berat kurang dari 2500 gram
Panjang kurang dari 45 cm
Lingkar dari < 30 cm
Lingkar kepala < 33 cm
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
Kepala tidak mampu tegak
b. Sistem Pernafasan
Apnea
Ritme tidak teratur
Timbul sianosis
Frekuensi 60-80 /menit
c. System sirkulasi
Kerja jantung lemah dan lambat
Cenderung ditemukan aritme
Nadi 100-160/menit
Tekanan darah rendah
Sirkulasi perifer
d. Pengendali suhu
suhu tubuh cenderung sub normal karena produksi panas yang buruk dan peningkatan kehilangan
panas
e. Sistem pencernaan
Reflek menghisap lemah
Sering terjadi regurgurasi
f. Sistem persyarafan
Tangisan lemah
Sulit dibangunkan
g. Sistem Genetal
Genetal kecil
Pada laki-laki ,testis masih terdapat dalam abdomen
Pada wanita ,labia minor tidak ditutupi oleh labia mayor
E. Diagnosis BBLR
Dalam mendiagnosa bayi dengan BBLR maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
Penghitungan HPHT
Peniliaian secara klinis yaitu : BB, PB, Lingkar dada, dan lingkar kepala

F. Masalah Masalah kelainan pada bayi berat lahir rendah


1. Suhu Tubuh
a) Pusat pengatur nafas tubuh masih belum sempurna
b) Otot bayi masih lemah
c) Kemampuan metabolism panas masih rendah sehingga bayi dengan bblr

2. Pernafasan
a) Pusat pengatur pernafasan belum sempurna
b) Otot pernafasan lemah
3. Alat pencernaan makanan
a) Penyerapan makanan lemah
b) Mudah terjadi reguritasi
c) Otot pencernaan

G. Penatalaksaan BBLR
Perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) :
1) Pengaturan Suhu
Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami hiportemi, oleh sebab itu
suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
Prinsip untuk menjaga kehangatan tubuh bayi
Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat agar tetap hangat walaupun dalam
keadaan dilakukan tindakan. Kepala bayi ditutup topi.
Rawat bayi kecil diruang yang hangat
Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda dingin
Jangan meletakkan bayi langsung di permukaan yang dingin
Ganti popok setiap kali basah
Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin

2) Mencegah Infeksi dengan ketat


BBLR sangat rentan dengan infeksi,perhatikan pronsip-prinsip pendegahan infeksi termasuk
mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3) Nutrisi
Memberikan bayi nutrisi adekuat, yaitu dengan ASI, reflex menelan BBLR belum sempurna,
oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat. Apabila daya hisap belum baik,
bayi di coba menetek sedikit-sedikit. Apabila belum bias menetek, berikan ASI dengan sendok
atau pipet. Apabila belum ada reflex menghisap dan menelan, pasang sonde lambung/NGT.
4) Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan
daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
(saifudin,2002)
5) upaya meningkatkan berat badan pada BBLR
alat pencernaan bayi BBLR belum sempurna,lambung kecil enzim pencernaan belum
matang ,sedangkan kebutuhan proteinya 3-5gram berat badan dan kalori 110 kalori,/kg BB
sehingga pertumbuhan dapat meningkat.pada hari 2-3 hari bayi akan mengalami penurunan berat
badan sekitar 10 %,dan akan pulih kembali pada hari ke 10 .
untuk meningkatkan berat badan pada bayi BBLR perlu diperhatikan asupan
nutrisinya.pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahuui dengan menghisap
cairan lambung,reflek masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit
.bila faktor menghisapnya berkurang maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok
perlahan lahan atau dengan atau dengan memasang sonde .permulaan cairan yang diberikan 50-
60 cc/kg BB/hari teruz dinaikan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg/bb/hari.
6) Perawatan setelah pulang dari rumah sakit gunakan metode kangguru
1. Kanguru mother care
Perawatan metode kanguru merupakan suatu cara khusus dalam merawat bayi BBLR dengan
melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu yang berguna untuk membantu
perkembangan kesehatan bayi melalui penigkatan control suhu ,menyusui,pencegahan
infeksi,dan kontak ibu dengan bayi (KMC India Neteork ,2004)
Depkes RI (2004) mendefinisikan perawatan metode kanguru sebagai suatu cara perawatan
untuk bayi BBLR terutama dengan berat lahir <2000 gram melalui kontak kulit dengan kulit ibu
denagn bayinya dimulai ditempat perawatan diteruskan dirumah,dikombinasi dengan pemberian
ASI yang bertujuan agar bayi tetap hanngat.
2. Manfaat Perawatan Metode Kanguru
Perawatan metode kanguru memberiakn manfaat tidak hanyauntuk perkembangan kesehatan
bayi tetapi juga bagi penyembuhan psikologis ibu sehubungan dengan kelahiran preterm dan
memperoleh kembali peran keibuan.adapun manfaat perawatan metode kanguru sebagi berikut
(Dekes RI,2008;WHO,2003):
a.Manfaat pada bayi
1. Mempertahankn suhu tubuh ,denyut jantung,dan frekuensi pernafasan relative terdapat dalam
batas normal
2. Memperkuat system imun bayi sehingga menurunkan keajdian infeksi nosokomial,penyakit
berat,atau infeksi saluran pernafasanbawah.
3. Kontak dengan ibu menyebabkan efek yang menenangkan sehingga menurunkan stress pada
bayi
4. Menurunkan respon nyeri fisiologis dan perilaku
5. Meningkatkan ikatan ibu dengan bayi
6. Waktu tidur bayi menjadi lama
7. Meningkatkan perkembangan motorik bayi
8. Mempertahankan homestatis
b.Manfat pada ibu
1. Mempermudah pemberian ASI
2. Ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi
3. Hubungan lekat antara ibu dan bayi lebih baik
4. Ibu lebih saying pada bayinya
5. Memberikan pengaruh psikologis ketenangan bagi ibu
6. Meningkatkan produksi ASI

7) Perawatan di rumah sakit kalau ada masalah pernafasan kita pasang nasal jika ada
masalah pencernaan kita pasang sonde
bayi premature atau BBLR mempuyai masalah menyusui karena reflek menghisapnya masih
lemah.untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan
pada bayi dengan pipa lambungtau pipet.dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu
,bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan
dengan pipet atau selang kecil untuk menempel pda puting
PENUTUP

1. Kesimpulan
Bahwa pentingnya menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat akan berdampak Pada
perkembangan bayi dan sistem motorik pada bayi sehingga disini para petugas agar tetap
menjaga merawat dengan baik agar tidak berdampak fatal .
2. Saran
Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR
Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
BBLR
Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR

Вам также может понравиться