Вы находитесь на странице: 1из 14

Bidan: Petugas Mulia Kepercayaan para Ibu

Salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam melayani masyarakat adalah
bidan. Menurut undang-undang yang berlaku di Indonesia, bidan diartikan sebagai
seorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan kebidanan yang telah teregistrasi
sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan.

Karena untuk mendapatkan statusnya harus memenuhi berbagai persyaratan yang dicantumkan
oleh undang-undang, maka pendidikan ini menjadikan seorang bidan sebagai tenaga profesional
kesehatan yang terlatih. Seseorang bisa menjadi bidan dan memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat jika telah menempuh pendidikan minimal Diploma 3 (D3) Kebidanan.

Bidan yang hendak bekerja mandiri maupun bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan harus
memiliki Surat Izin Kerja Bidan atau SIKB. Selain itu, mereka yang hendak menyelenggarakan
praktik mandiri wajib mengantongi Surat Izin Praktik Bidan atau SIPB.

Mengenal Tugas Mulia Bidan

Tugas seorang bidan sebagai profesional tenaga kesehatan adalah membantu wanita mulai dari
sejak masa kehamilan hingga melahirkan. Jika dijabarkan secara lebih terperinci, seperti inilah
tugas mereka.

Melakukan pemeriksaan selama masa kehamilan. Termasuk memonitor kesehatan fisik


dan psikologis ibu hamil.
Menyediakan konsultasi tentang perencanaan keluarga dan perawatan sebelum
kehamilan.
Memberi saran terkait konsumsi makanan, kegiatan olahraga, obat-obatan, dan kesehatan
secara umum kepada ibu hamil.
Membantu ibu hamil dalam merencanakan kelahiran mereka.
Memberikan pendampingan untuk menguatkan emosional dan mendukung proses
persalinan kepada ibu hamil.
Memberikan pengetahuan yang cukup kepada para ibu mengenai kehamilan, kelahiran,
dan perawatan bayi.
Membantu proses kelahiran si
Membuat rujukan ke dokter bila ibu hamil memerlukannya.

Di Indonesia, pekerjaan mulia para bidan telah diatur dalam undang-undang. Secara jelas,
kewenangan para bidan adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan
kesehatan untuk para ibu, anak-anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana. Kepada para wanita secara umum, pelayanan kesehatan yang diberikan
bidan meliputi masa prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui,
dan masa di antara dua kehamilan. Untuk lebih spesifik, pelayanan oleh bidan dapat berupa:

pelayanan antenatal pada kehamilan normal;

pelayanan konseling pada masa prahamil;

pelayanan persalinan normal;


pelayanan ibu nifas normal;
pelayanan ibu menyusui; dan
pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.

Dalam praktiknya, para bidan diperbolehkan melakukan tindakan medis. Beberapa tindakan
medis yang diperbolehkan dilakukan oleh bidan adalah:

episiotomi;
penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
pemberian tablet Fe (zat besi) pada ibu hamil;
pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;
fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu eksklusif;
pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum;
penyuluhan dan konseling;
bimbingan pada kelompok ibu hamil;
pemberian surat keterangan kematian; dan
pemberian surat keterangan cuti bersalin.

Memilih Bidan yang Tepat

Saat ini, profesi bidan sudah banyak tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Bidan juga sudah
mulai banyak dipercaya untuk membantu persalinan karena pendampingan mereka yang fokus
terhadap individu ibu hamil disertai tindakan medis yang minimal. Untuk memastikan bahwa
bidan yang hendak dijadikan pendamping memiliki kualitas mumpuni, beberapa hal harus
diperhatikan.

Secara umum, bidan yang berkualitas mampu memenuhi beberapa kriteria standar, antara lain:

Pastikan mereka telah memiliki izin baik SKIB maupun SIPB.


Seorang bidan harus bisa menjelaskan ikatan yang dimilikinya, apakah dengan fasilitas
pelayanan kesehatan rumah sakit, klinik bersalin, atau praktik mandiri.
Bidan harus memiliki kredibilitas yang baik dan positif.
Sebaiknya cari tahu pengalaman kandidat bidan di dalam dunia kesehatan, baik di rumah
sakit maupun di klinik bersalin.
Pilihlah lokasi bidan yang mudah dijangkau.Utamakan bidan yang siap sedia melayani
kapan pun, terutama saat kondisi darurat terjadi.
Disarankan untuk memilih bidan yang menerima kerja sama dengan pihak penyedia
asuransi kesehatan.

Selanjutnya ketika Anda sudah mendapatkan kandidat yang bagus, masih ada beberapa poin
yang patut ditanyakan sebelum menjatuhkan pilihan, yaitu

Mintalah info dari bidan tersebut mengenai berapa banyak pasien yang menjalani
episiotomi di bawah penanganannya dan dalam keadaan bagaimana prosedur itu
dilakukan.
Cari tahu pendekatan apa yang digunakan bidan tersebut dalam perawatan kehamilan dan
persalinan pasien.
Sebaiknya ketahuilah bagaimana cara bidan mengelola rasa sakit pada pasien yang
melahirkan.
Minta rencana cadangan dari bidan yang hendak dijadikan pendamping jika terjadi hal
darurat pada pasien.
Pastikan bidan yang dipilih mau mendengarkan apa yang diungkapkan pasien.
Pastikan pasien dan keluarga merasa nyaman dengan bidan yang dijadikan pilihan.
Tanyakanlah apakah sang bidan berkonsultasi dengan dokter kandungan dan bisakah
pasien melakukan pertemuan dengan dokter kandungan tersebut.

Selain hal-hal yang telah disebutkan, kondisi kesehatan ibu hamil juga perlu menjadi
pertimbangan. Proses persalinan yang dibantu bidan biasanya dapat dilakukan pada ibu hamil
yang tidak tergolong risiko tinggi mengalami komplikasi.

Karena kehadiran bidan penting untuk mengawal kesehatan dan keselamatan ibu dan anak, maka
sudah sewajarnya pasien mendapatkan pilihan bidan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan
mereka. Tingkat kenyamanan ibu yang menjalani persalinan ditentukan pula oleh pendampingan
dan dukungan dari bidan. Namun memang di lain sisi, pasien juga harus mampu terbuka kepada
tenaga kesehatan yang satu ini agar semuanya bisa berjalan lancar.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat

Saat ini masyarakat seringkali merasakan ketidakpuasan terhadap pelayanan


bahkan tidak menutup kemungkinan mengajukan tuntutan dipengadilan. Apabila
seorang Bidan merugikan pasien dan dituntut oleh pasien tersebut akan merupakan
berita yang tersebar luas di masyarakat melalui media elektronik dan media massa
lainnya. Hal tersebut menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan. Untuk itu
dibutuhkan suatu pedoman yang menyeluruh dan integratif tentang sikap dan prilaku
yang harus dimiliki oleh seorang Bidan. Pedoman ini sudah ada, yaitu "Kode Etik
Bidan."

Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi
yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
Tidak terkecuali seorang bidan, karena bidan merupakan pemberi layanan kepada
masyarakat strata pertama yang tentunya profesi yang lebih dekat dengan masyarakat,
sehingga harus mengedepankan profesionalnya saat memberikan pelayanan.

Kode Etik Bidan Indonesia yang disusun atas dasar penekanan keselamatan klien
diatas kepentingan lainnya. Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran
dan kesungguhan hati dari setiap Bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan
secara profesional dan sebagai anggota tim kesehatan pada umumnya. Dengan
adanya kode etik tersebut tiada lain untuk mengupayakan segala sesuatu agar
kaumnya pada detik-detik yang sangat menentukan pada saat menyambut kelahiran
generasi berikutnya secara selamat, aman dan nyaman merupakan tugas para Bidan.
Tugas tersebut harus diajalnkan Sesuai dengan wewenang dan peraturan
kebijaksanaan yang berlaku bagi Bidan, kode etik ini merupakan pedoman dalam tata
cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan profesional.

Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang


komprehensif terhadap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita pada khususnya,
sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohani
dengan tetap mempertahankan kebutuhan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat
dan keluarga pada khususnya.
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan
mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu: Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai
pendidik bagi anak-anaknya, memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan
ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu, keberadaan bidan
diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada
masyarakat, anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap
memegang teguh kode etik profesi. Sehingga professional itu dapat dijalnkan dengan
baik dan masyarakat sebagai penerima pelayanan merasa puas dan taraf kesehatan
masyarakat dilingkungannya khususnya dan masyarakat keseluruhan umumnya
meningkat.

Kewajiban bidan yang harus dipenuhi dalam menjalankan profesinya yaitu:


a. Setiap bidan senantisasa menunjang tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas dan pengabdiannya.
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan .
c. Setiap badan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat .
d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan menghormati nilai nilai yang berlaku di masyarakat .
e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan kemampuan yang di milikinya .
f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatannya secara optimal.

Bidan harus memberikan pelayanan yang optimal kepada siapa saja, dengan tidak
membedakan pangkat, kedudukan, golongan, bangsa dan agama. Bidan dalam
melaksanakan tugasnya tidak akan menceritakan kepada orang lain dan merahasiakan
segala yang berhubungan dengan tugasnya. Bidan hanya boleh membuka rahasia
pasiennya/kliennya apabila diminta untuk keperluan kesaksian pengadilan.

Kemudian bidan berkewajiban menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi


harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra Bidan. Pada
hakekatnya manusia termasuk klien memiliki keutuhan akan intelektual dan pengakuan
yang hakiki baik dari golongan masyarakat, intelektual, menengah, maupun kelompok
masyarakat kurang mampu. Oleh karena itu Bidan harus menentukan sikap yang
manusiawi (sabar, lemah lembut dan ikhlas) memberi pelayanan. Atas dasar
menghargai martabat setiap insan Bidan harus memberikan pelayanan profesional
yang memadai kepada setiap kliennya.

Profesional artinya memberikan pelayanan sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki
dan manusiawi secara penuh tanpa mementingkan diri sendiri tetapi mendahulukan
kepentingan klien serta menghargai sebagaimana Bidan menghargai dirinya sendiri.
Bidan dalam memberikan pelayanan harus menjaga citra Bidan artinya Bidan sebagai
profesi memiliki nilai-nilai pengabdian yang sangat esensial yaitu bahwa jasa-jasa yang
diberikan kepada kliennya adalah suatu kebijakan sosial, dimana masyarakat akan
merasakan sangat dirugikan atas ketidakhadiran bidan atau ketidakprofesionalan dalam
memberikan pelayanan.

Pada hakekatnya manusia termasuk klien memiliki keutuhan akan intelektual dan
pengakuan yang hakiki baik dari golongan masyarakat, intelektual, menengah, maupun
kelompok masyarakat kurang mampu. Oleh karena itu Bidan harus menentukan sikap
yang manusiawi (sabar, lemah lembut dan ikhlas) memberi pelayanan. Atas dasar
menghargai martabat setiap insan Bidan harus memberikan pelayanan profesional
yang memadai kepada setiap kliennya. Profesional artinya memberikan pelayanan
sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki dan manusiawi secara penuh tanpa
mementingkan diri sendiri tetapi mendahulukan kepentingan klien serta menghargai
sebagaimana Bidan mengharagai dirinya sendiri.

Bidan dalam memberikan pelayanan harus menjaga citra Bidan artinya Bidan
sebagai profesi memiliki nilai-nilai pengabdian yang sangat esensial yaitu bahwa jasa-
jasa yang diberikan kpeada kliennya adalah suatu kebijakan sosial, dimana masyarakat
akan merasakan sangat dirugikan atas ketidakhadiran Bidan.

Kepentingan klien adalah diatas kepentingan sendiri maupun kelompok artinya


Bidan harus mampu menilai situasi saat dimana menghadapi kliennya. Berikan dahulu
pelayanan yang dibutuhkan klien dan mereka tidak boleh ditinggalkan begitu saja.
Bidan harus menghormati hak klien antara lain : Klien berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang memadai, Klien berhak memperoleh perawatan dan pengobatan, Klien
berhak untuk dirujuk pada institusi/bidang ilmu yang lain sesuai dengan
permasalahannya, Klien mempunyai hak untuk menghadapi kematian dengan tenang.

Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,


tugas dan tanggung jawab sesuai kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
Pengabdian dan pelayanan Bidan adalah dorongan hati nurani yang tidak
mendahulukan balas jasa atau bahkan membeda-bedakan memberikan pelayanan
pada masyarakat karena status ekonominya. Bidan dalam melaksanakan pelayanan
harus sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah ditetapkan sesuai dengan
kewenangnya.

Dalam menjalankan kewajibannya terhadap masyarakat, bidan sudah siap dengan


segala risiko yang akan dihadapinya seperti, untuk berangkat ke suatu pertemuan
mendadak ada klien yang datang untuk berkonsultan/partus, tentu kepentingan klien
yang diutamakan sekalipun pertemuan tersebut sangat penting : dengan catatan
usahakan agar mengutus seseorang untuk memberi kabar. Bidan sudah merencanakan
akan mengambil cuti keluar kota, tetapi sebelum berangkat pamong meminta untuk
memberikan ceramah mengenai ASI kepada masyarakat, tentu hal ini akan
didahulukan, dan seterusnya

Dengan memahami apa kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat bidan
diharapkan bukan hanya mengetahui, memahami tetapi juga memenuhi setiap
kewajiban tersebut harus dijalankannya karena kewajiban tersebut merupakan hak klien
yang meskipun klien dan masyarakat tersebut terkadang tidak mengetahuinya tetapi
dalam ranah keprofesionalan bidan dan dalam menjalankan profesinya yang
berpedoman pada Tuhan YME tentunya bidan bekerja menggunakan hati nuraninya,
senantiasa menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Sehingga diluar
keprofesionalan tersebut masyarakat dapat mencapai kehidupan yang layak yang sehat
serta sejahtera dan hidup bahagia bersama keluarga yang dicintainya.
MAKALAH ETIKA BIDAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk tunggal mempunyai arti
kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk
jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan. Menurur filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti : ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan
mempunyai konotasi yang negative yang berhubungan dengan hukum. Seseorang bidan dikatakan professional bila
ia mempunyai kekhususan. Sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawabmenolong
persalinan. Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang harus mempunyai
pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan
dengan ibu dan bayi.
Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dunia, juga
mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu pengetahuan yang
menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini tidak dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi
pelayanan kebidanan. Dengan demikian penyimpangan etik Mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek
kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi Kesehatan
lainnya, mempertanggung jawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidang yang praktek mandiri menjadi
pekerja yang bebas. Mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan
terjadinya penyimpangan etik.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana penyerapan dan pembentukan nilai etika kebidanan pada bidan terhadap masyarakat

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mendapatkan bagaimana penyerapan dan pembentukan nilai etika kebidanan dan dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Etika


Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam kehidupan sehari-hari tidak
hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-kata umum yang sering digunakan, termasuk diluar
kalangan cendekiawan. Dalam profesi bidan etika lebih dimengerti sebagai filsafat moral.
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk tunggal mempunyai arti
kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk
jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan. Menurur filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti : ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

B. Pengenalan Etika Umum


1. Hati Nurani
Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan dengan tingkah laku nyata
kita. Hati nurani memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu sekarang dan disini. Ketika kita tidak
mengikuti hati nurani berarti kita menghancurkan integritas kepribadian kita dan mengkhianati martabat terdalam
kita. Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai esadaran. Berikut ini ada beberapa
contoh-contoh pengalaman hati nurani sesuai lingkup pemgalaman tugas sebagai bidan
2. Hati Nurani
Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung jawab, sehingga pengertian manusia bebas
dengan sendirinya menerima juga bahwa manusia itu bertanggung jawab tanpa kebebasan.

Batas-batas kebebasan meliputi :


a. Faktor internal
b. Lingkungan
c. Kebebasan orang lain
d. Generasi penerus yang akan datang
3. Nilai dan Norma
Nilai merupakan sesuatu yang baik , sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan,
sesuatu yang disukai, sesuatu yang diinginkan.
4. Hak dan Kewajiban
Hak berkaitan degan kewjiban yang bebas, terlepas dari segala ikatan dengan hukum objek.
5. Amoral dan Immoral
Menurut Oxford Dictionary kata amoral dijelaskan sebagai unconcerned with, out of spere of moral, non
moral, diluar etis,Non moral. Sedabgkan Immoral berarti opposed to morality, morally evil, yang berarti tertengtang
dengan moralitas yang baik, secara moral butuk, tidak etis.
6. Moral dan Agama
Agama mempunyai hubungan erat dengan moral. Dasar terpenting drai tingkah lak moral dalh agama.
Mengapa perbuatan itu boleh atau tidak boleh dilakukan, dasarna adalah agama melarang untuk melakukannya.
Agama mengatur bagaimana cara kita hdup. Setiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi
setiap penganutnya. Dalam agama kesalahan moral adalah dosa, tetapi dari sudut filsafat moral , kesalahan moral
adalah pelanggaran prinsip etis,. Bagi penganut agama, Tuhan adalah jaminanberlakunya tatanan moral.

C. Kode Etik Bidan Indonesia


Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/ Mengkes/SK/III/2007 Tentang Standar
Profesi Bidan, didalamnya terdapat Kode Etik Bidan Indonesia. Deskripsi Kode Etik Bidan Indonesia adalah
merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan
merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan
pengabdian profesi. Berikut ini merupakan kode etik Bidan Indonesia.
1. Mukadimah
Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan yang luhur demi tercapainya :
a. Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
b. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
c. Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga Negara Indonesia.
Maka Ikatan Bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang menjadi wadah persatuan dan
kesatuan para bidan di Indonesia Mensiptakan Kode Etik Bidan Indonesia yang disusun atas dasar penekanan
keselamatan klien diatas kepentingan lainnya.
Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari setiap bidan untuk
memberikan pelayanan kesehatan pada umumnya, KIA/KB dan Kesehatan Keluarga pada khususnya.
Mengupayakan segala sesuatu agar kaumnya pada detik-detik yang sangat menentukan pada saat menyambut
kelahiran insan generasi secara selamat, aman dan nyaman merupakan tugas sentral dari para bidan.

D. Etika Moral dan Nilai Dalam Praktik Kebidanan


Kemajuan ilmu pngetahuan dan tehnologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap meningkatya kritis
masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan kebidanan. Menjadi tantangan bagi profesi
bidan untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan praktik kebidanan serta dalam
memberikan pelayanan berkualitas.
Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam mengambil keputusan
dalam merespon situasi yang muncul dalam usaha. Pemahaman tentang etika dan moral menjadi bagian yang
fundamental dan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan. dengan senantiasa menghormati nilai-nilai
pasien.
Etika merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tntang perilaku benar atau salah, kebajikan atau
kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbang manusia
berfikir dan bertindak dalam kehidupannya dilandasi nilai-nilai yang dianutnya.

E. Ciri-ciri Profesional Bidan


1. Menurut T. Raka Joni, 1990 adalah sebagai berikut
- Menguasai visi yang mendasari ketrampilan
- Mempunyai wawasan filosofi
- Mempunyai pertimbangan rasional
- Memiliki sifat yang positif serta mengembangkan mutu kerja
2. Menurut CV. Good
- Memerlukan persiapan dan pendidikan khusus bagi pelaku
- Memiliki kecakapan profesional sesuai persyaratan yang telah dibakukan (organisasi profesi, pemerintah)
- Mendapat pengakuan dari masyarakat dan pemerintah
3. Menurut Scein EH
- Terikat degan pekerjaan seumur hidup
- Mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan pemilihan kariernya dan mempunyai komitmen
seumur hidup
- Memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus melalui pendidikan dan pelatihan
- Mengambil keputusan demi kliennya, berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori
- Berorientasi pada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan klien
- Pelayanan yang diberikan kepada klien berdasarkan kebutuhan objektif klien
- Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien mempunyai otonomi dalam mempertahankan tindakannya
- Membentuk perkumpulan profesi peraturan untuk profesi
- Mempunyai kekuatan status dalam bidang keahliannya, pengetahuan mereka dianggap khusus
- Tidak diperolehkan mengadakan advertensi klien

F. Perilaku Etis Profesional Bidan


Bidan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan kebidanan yang berkualatas
berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan kebidanan. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai
dari pendidikan bidan dan berlanjut pada forum atau kegiatan ilmiah baik formal atau non formal dengan teman,
sejawat, profesi lain maupun masyarakat. Salah satu perilaku etis adalah bila bidan menampilkan prilaku
pengambilan keputusan yang etis dalam membantu memecahkan masalah klien. Dalam membantu memecahkan
masalah ini bidan menggunakan dua pedekatan dalam asuhan kebidanan, yaitu :
1. Pendekatan berdasarkan prinsip
Pendekatan berdasarkan prinsip sering dilakukan dalam etika kedokteran atau kesehatan untuk menawarkan
bimbingan tindakan khusus.
2. Pendekatan berdasarkan asuhan atau pelayanan
Bidan memandang care atau asuhan sebagai dasar dan kewajiban moral. Hubungan bidan dengan pasien
merupakan pusat pedekataan berdasarkan asuhan, dimana memberikan perhatian khusus kepada pasien.

G. Hak dan Kewajiban Pasien


1. Hak pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien :
Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan Peraturan yang berlaku di Rumah sakit atau
institusi pelayanan kesehatan
Pasien berhajk atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur
Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi
Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tan diskriminasi
Pasien berhak memilih bidan untuk menolongnya sesuai dengan keinginannya
Pasien berhak mendapat informasi yang melipiti kehamilan persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan
Pasien berhak mendapat pendamping suami selama proses persalinan berlangsung
Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di rumah sakit,dll
2. Kewajiban pasien
Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit atau institusi
pelayanan kesehatan
Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat yang merawatnya
Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau
institusi pelayanan kesehatan, dokter bidan dan perawat
Pasien atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu disepakati/perjanjian yang telah
dibuatnya

H. Hak dan Kewajiban Bidan


1. Hak bidan
Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya
Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat/jenjang pelayanan kesehatan
Bidan berhak menolak keinginan pasien /klien dan keluarga yang bertentangan dengan peraturan perundangan,
dan kode etik profesi
Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik oleh pasien, keluarga
maupun profesi lain
Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai
Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan
Bidan berhak mendapat kompensasi dan keseahteraan yang sesuai
2. Kewajiban bidan
Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah
bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja
Bidan waib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak
pasien
Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai
dengan kebutuhan pasien
Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau keluarga
Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau keluarga
Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau keluarga
Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau keluarga
Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuia dengan keyakinan
Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang seorang pasien
Bidan wajib memberi informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin
dapat timbul
Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atau tindakan yang akan dilakukan
Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
Bidan wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta menambah ilmu pengetahuannya
melalui pendidikan formal atau non formal
Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara timbal balik dalam memberikan
asuhan kebidanan

I. Etika Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan oleh layanan kesehatan. Pelayanan kebidanan
tergantung bagaimana struktur sosial budaya masyarakat dan termasuk kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.
Parameter sosial demografi dalam pelayanan kebidanan, antara lain : perbaikan status gizi bayi, cakupan
pertolonggan persalinan, menurut angka kematian Ibu, menurunnya angka kelahiran bayi, cakupan penanganan
kasus beresiko, meningkatkan cakupa pemeriksaan antenatal.
Bidan sebagai tenaga pemberi jasa pelayanan harus menyiapkan diri untuk mengantisipasi perubahan
kebutuhan masyarakat atau pelayanan kebidanan. Keadilan dalam sumber daya pelayanan dimulai dari :
pemenuahan kebutuhan klien sesuai, sumber daya pelayanan dalam kebidanan untuk meningkatkan pelayan
kebidanan, dan keterjangkauan tempat pelayanan. Tingkat ketersediaan ini merupaka syarat utama untuk
terlaksananya pelayan kebidanana. Sikap bidan harus tanggap terhadap klien, sesuai kebutuhan klien, tidak
membedakan pelayanan siapapun.

J. Pelaksanaan Etika dalam Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan di suatu institusi memiliki norma dan budaya yang unik. Setiap institusi pelayanan
memiliki norma sendiri dalam memberikan pelayanan yang terdiri dari beberapa praktisi atau profesi kesehatan.
Walaupun demikian subjek pelayanan hanya satu, yaitu manusia atau individu. Sehingga setiap individu harus jelas
batas wewenangnya. Area kewenangan bidan tertuang dalam Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang
registrasi dan praktik bidan. Mengenai kejelas peran bidan diatur dalam standar praktik kebidanan dan standar
pelayanan kebidanan.
1. Etika dalam pelayanan kontrasepsi
Dalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu telah merundingkan dengan suami dan telah menetapkan
metode kontrasepsi yang akan digunakan. Sehingga keputusan untuk memilih kontrasepsi, merupakan hak klien dan
berada diluar kompetensi bidan. Jika klien belum mempunyai keputusan karena disebabkan ketidaktahuan klien
tentang kontrasepsi,maka menjadi kewajiban bidan untuk memberikan informasi tentang kontrasepsi. Yang dapat
dipergunakan klien, dengan memberikan informasi yang lengkap mengenai alat kontrasepsi dan beberapa alternatif
sehingga klien dapat memilih sesuai dengan pengetahuan dan keyakinannya.
2. Etika dalam penelitian kebidanan
Menurut Kode Etik Bidan Internasional adalah bahwa bidan seharusnya meningkatkan pengetahuannya
melalui berbagai proses seperti dari pengalaman pelayanan kebidanan dan dari riset keidanan. Tuntutan masyarakat
terhadap mutu pelayanan kebidanan makin tinggi, karena semakin majunya jaman, dan kita memasuki era
globalisasi, dimana akses informasi bagi masyarakat juga seamkin meningkatkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam kehidupan sehari-hari tidak
hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-kata umum yang sering digunakan, termasuk diluar
kalangan cendekiawan. Dalam profesi bidan etika lebih dimengerti sebagai filsafat moral. Berdasarkan
pembahasan diatas kita telah mengetahui etika serta nilai dalam profesi kebidanan. Dengan kita mengetahui nilai
etika kebidanan maka dalam penyerapan dan pembentukan nilai oleh tenaga bidan dapat dilakukan dengan tepat dan
tidak melenceng dari nilai serta kode etik kebidanan.

B. Saran
Diharapkan tenaga bidan memhami tentang apa itu etika kebidanan sehingga dengan mudah menyerap dan
membetuk nilai etika kebidanan. Sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tidak mengecewakan dan
tidak ada pihak yang dirugikan
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/20520862/Issue-Etik-Pelayanan-Kebidanan
http://www.artikelkebidanan.com/konsep-dasar-etika-205.html
http://www.artikelkebidanan.com/pengenalan-etika-umum-208.html
http://www.artikelkebidanan.com/kode-etik-bidan-indonesia-214.html
http://www.artikelkebidanan.com/etika-moral-dan-nilai-dalam-praktik-kebidanan-216.html
http://www.artikelkebidanan.com/ciri-ciri-profesional-bidan-225.html
http://www.artikelkebidanan.com/perilaku-etis-profesional-228.html
http://www.artikelkebidanan.com/hak-dan-kewajiban-pasien-231.html
http://www.artikelkebidanan.com/hak-dan-kewajiban-bidan-233.html
http://www.artikelkebidanan.com/etika-pelayanan-kebidanan-235.html
http://www.artikelkebidanan.com/pelaksanaan-etika-dalam-pelayanan-kebidanan-238.html

Вам также может понравиться