Вы находитесь на странице: 1из 14

BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Diposting oleh: riswan dwiputra - Selasa, 03 Desember 2013

BAB I
PENDAHULUAN
click here to download
A. Latar Belakang Masalah
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki interelasi terhadap pemenuan
gizi masyarakat , maka tidak mengherankan jika semua negara baik maju maupun negara
berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yg cukup, aman dan bergizi.
Salah satunya yaitu pengawetan bahan pangan.
Keamanan pangan merupakan persyaratan utama yang harus dimiliki oleh setiap produksi
yang beredar dipasaran. Untuk menjamin keamanan pangan olahan, maka dibutuhkan kerjasama
antara pemerintah, produsen industri makanan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari
produsen, dengan pengaturan dan pembinaan dari pemerintah.
Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia dewasa ini, maka semakin banyak jenis
bahan makanan yang diproduksi, dijual dan dikonsumsi dalam bentuk yang lebih awet dan lebih
praktis dibanding dengan bentuk segarnya. Semua jenis makanan siap santap dan minuman awet
tersebut dapat menjadi busuk dan masih layak untuk dikonsumsi. Kemudahan tersebut dapat
terwujud diantaranya berkat perkembangan teknologi produksi dan penggunaan Bahan
Tambahan Makanan (BTM).
Salah satu masalah keamanan pangan yang masih memerlukan pemecahan yaitu penggunaan
bahan tambahan, untuk berbagai keperluan. penggunaan Bahan tambahan makanan dilakukan
pada industri pengolahan pangan maupun dalam pembuatan, berbagai pengaruh jajanan yang
umumnya dihasilkan oleh industri kecil atau rumah tangga.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian BTP ( bahan tambahan pangan) !
2. Bagaimana Jenis-jenis BTP !
3. Bagaimana Cara pengelolahan BTP?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian BTP
2. Mengetahui Jenis-jenis BTP
3. Mengetahui Cara Pengelolahan BTP

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian BTP
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan
sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan,
cita rasa ,tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan.Selain itu dapat meningkatkan nilai
gizi seperti protein ,mineral dan vitamin .Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak
zaman dahulu.Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alamidan buatan ata
sintesis.
Keamanan pangan merupakan persyaratan utama yang harus dimiliki oleh setiap produksi
yang beredar dipasaran. Untuk menjamin keamanan pangan olahan, maka dibutuhkan kerjasama
antara pemerintah, produsen industri makanan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari
produsen, dengan pengaturan dan pembinaan dari pemerintah.
Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia dewasa ini, maka semakin banyak jenis
bahan makanan yang diproduksi, dijual dan dikonsumsi dalam bentuk yang lebih awet dan lebih
praktis dibanding dengan bentuk segarnya. Semua jenis makanan siap santap dan minuman awet
tersebut dapat menjadi busuk dan masih layak untuk dikonsumsi. Kemudahan tersebut dapat
terwujud diantaranya berkat perkembangan teknologi produksi dan penggunaan Bahan
Tambahan Makanan (BTM).
Salah satu masalah keamanan pangan yang masih memerlukan pemecahan yaitu penggunaan
bahan tambahan, untuk berbagai keperluan. penggunaan Bahan tambahan makanan dilakukan
pada industri pengolahan pangan maupun dalam pembuatan, berbagai pengaruh jajanan yang
umumnya dihasilkan oleh industri kecil atau rumah tangga.
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan bagian dari
bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat
pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.
Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa, emak, rupa dan
konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan
yang sering disebut zat adiktif kimia (food aditiva).Adakalanya makanan yang tersedia tidak
mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi.
Ketentuan bahan tambahan pangan dalam pangan

1.Mengawetkan pangan
2.Membentuk pangan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak.
3.Memberikan warna dan aroma lebih menarik
4.Meningkatkan warna dan aroma lebih menarik.
5.Menghemat biaya.

Salah satu masalah keamanan pangan yang masih memerlukan pemecahan yaitu penggunaan
bahan tambahan, untuk berbagai keperluan. penggunaan Bahan tambahan makanan dilakukan
pada industri pengolahan pangan maupun dalam pembuatan, berbagai pengaruh jajanan yang
umumnya dihasilkan oleh industri kecil atau rumah tangga.
Penggunaan Bahan Tambahan makanan yang tidak memenuhi syarat termasuk bahan
tambahan memang jelas-jelas dilarang, seperti pewarna, pemanis dan bahan pengawet.
Pelarangan juga menyangkut dosis penggunaan bahan tambahan makanan yang melampaui
ambang batas maksimum yang telah ditentukan (Effendi, 2004). Batas maksimum penggunaan
siklamat adalah 500 mg 3 g/kg bahan, sedangkan untuk sakarin adalah 50-300 mg/kg bahan
(Depkes, 1997). Batas Maksimun Penggunaan pewarna sintetik yang dizinkan seperti Pancrew 4
R : 300mg/Kg bahan makanan, tatrazin, brilliant blue dan sunset yellow : 100mg/Kg bahan
makanan (Depkes, 1998).
Menurut WHO makanan jajanan di Indonesia tidak menerapkan standar yang
direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO). Selain itu balai POM Jakarta juga
telah memantau makanan jajanan anak sekolah selama tahun 2003 sedikitnya 19.465 jenis
makanan yang dijadikan sampel dalam pengujian tersebut ditemukan 185 item mengandung
bahan pewarna berbahaya, 94 item mengandung Boraks, 74 item mengandung formalin, dan 52
item mengandung Benzoat atau pengawet yang mana kesemuanya ditemukan dalam makanan
dengan kadar berlebih, sehingga mengharuskan Badan POM menariknya dari pasaran.
Hal ini juga didukung dengan hasil penelitian BPOM terhadap 163 sampel dari 10 propinsi
dan sebanyak 80 sampel (80%) tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan produk. Dari
produk makanan jajanan itu banyak ditemukan penggunaan bahan pengawet dan pewarna yang
dapat mengganggu kesehatan anak sekolah seperti penyakit kanker dan ginjal. Sebuah penelitian
yang pernah dilakukan oleh Ravianto ( 2000 ) di kota Makassar menunjukkan bahwa semua
sampel (100%) makanan dan minuman jajanan yang dijual di lapangan Karebosi mengandung
siklamat.
Penelitian lain menunjukkan bahwa dari 19 jenis makanan dan minuman jajanan yang dijual
di kompleks SD Sudirman kota Makassar ditemukan 15 jenis jajanan masih menggunakan
pemanis sintetik berupa sakarin dan siklamat (Sukmawati, 2000). Fakta ini di perkuat oleh hasil
pemeriksaan dari Badan Pemeriksa Obat makanan (BPOM) Makassar pada tahun 2003 tedapat
lebih 90% makanan jajanan yang masih menggunakan pemanis buatan berupa sakarin dan
siklamat serta pewarna tekstil ( Sumber: Republika Online 10 oktober 2003 Laporan: WED )
Untuk menghasilkan produk-produk makanan yang bermutu harus menggunakan beberapa
jenis bahan tambahan makanan yang aman dikonsumsi dan telah diizinkan Depkes. Tujuan
penggunaan bahan tambahan makanan untuk mendapatkan mutu produk yang optimal. Dalam
hal ini penggunaan bahan tambahan makanan, tentunya tidak terlepas dari aspek-aspek pemilihan
atau penetapan, pembelian, aplikasi, cara mendapatkannya, ketersediaan bahan tambahan
makanan, dan peraturan pemerintah mengenai bahan tambahan makanan.

B. Jenis-jenis Bahan Tambahan Pangan


Bahan aditif makanan dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok tertentu tergantung
kegunaanya, diantaranya :
a) Penguat rasa
Zat penyedap ditambahkan pada makanan bertujuan untuk meningkatkan cita rasa
makanan dan menekan rasa yang tidak diinginkan dalam makanan, misalnya rasa bawang yang
tajam, rasa sayuran mentah dan rasa pahit dalam sayuran kaleng. Bahan penyedap alami yang
umum digunakan masyarakat Indonesia adalah bawang putih, bawang bombay, biji pala, merica,
ketumbar, sereh, daun pandan, daun salam, terasi, garam dapur dan gula yang dicampur dengan
komposisi tertentu, cuka dan asam jawa yang dapat menyebabkan rasa makanan menjadi asam
segar.
Monosodium Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan dan
juga untuk melezatkan makanan. Adapun penguat rasa alami diantaranya
adalah xcbunga cengkeh,pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar. Contoh penguat rasa buatan
adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka,benzaldehida, amil asetat.
Bahan penyedap yang sering digunakan adalah vetsin atau disebut sebagai monosodium
glutamat dan disingkat MSG. MSG banyak terdapat dalam hampir semua makanan ringan.
Bahkan jika orang memasak hampir tidak pernah ketinggalan MSG. MSG akan bersifat aman
dan tidak berbahaya sejauh penggunaannya tidak berlebihan. Menurut Badan Pengawasan
Makanan Internasional, batas pemakaian MSG adalah 2-3 gram / hari. Di Indonesia konsumsi
MSG yang aman adalah 1,8 3,0 gram / hari untuk dewasa dan 0,18 0,2 gram / hari untuk
balita.
Dampak negatif dari pemakaian MSG adalah penyakit yang disebut Sindrom Restoran
Cina (Chinesse Restaurant Syndrome). Selain itu juga dapat menimbulkan kesemutan pada leher,
rahang bawah, lengan serta punggung terasa panas. Selain itu menurut FDA (Food and Drug
Administration) pemakaian MSG secara terus menerus dapat memicu beberapa gejala penyakit
antara lain tekanan darah tinggi, jantung berdebar, stroke ringan, gangguan tidur, asma, sulit
menelan dan kegemukan. Kelebihan MSG dalam tubuh anak kecil dapat mengakibatkan
kelemahan atau kerusakan syaraf otak.
Minuman ringan maupun jajanan anak-anak semacam agar-agar dan bermacam-macam
kue memiliki rasa buah-buahan yang segar. Rasa buah-buahan tersebut didapat dari senyawa
kimia tertentu seperti berikut ini .
1) Senyawa amil kaproat
memberikan aroma apel dan nanas
2) Senyawa benzaldehida
menimbulkan aroma cherry dan almond
3) Senyawa amil asetatm
menimbulkan aroma pisang
4) Senyawa benzil asetat
menimbulkan aroma strawberry.
5) Aroma Bunga-bungan :
Aroma bunga-bungaan ditimbulkan dari senyawa sitronelal
6) Vanili :
Senyawa vanili menjadikan makanan seperti es campur dan kolak pisang terasa lebih lezat.
7) Senyawa diasetil
Dengan menambahkan senyawa diasetil, akan diperoleh aroma mentega.
8) Senyawa menthol :
Pencampuran senyawa mentol pada kembang gula atau permen dan rokoK akan memberikan
aroma mint yang menyegarkan.

b) Pemanis
Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis.
Beberapa jenis pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, dan aspartam.
Pemanis buatan ini juga dapat menurunkan risiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang
bersifat karsinogen.
1) sakarin( gula sukrosa ) atau "biang gula" memiliki tingkat kemanisan 350 500 kali gula
alami, penggunaan sakarin yang berlebihan dapat menyebabkan rasa pahit getir pada makanan
atau minuman dan juga berbahaya.
2) Siklamat, Siklamat merupakan pemanis buatan yang dapat mempertajam rasa manis sampai 300
kali lebih manis dari gula. Siklamat mempunyai nilai kalori yang lebih rendah dibanding gula.
Hasil metabolisme siklamat merupaka zat yang bersifat karsinogenik, sehingga penggunaannya
perlu dibatasi atau dilarang sama sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
siklamat dapat mengakibatkan tumor kantung kemih pada binatang percobaan.
3) Sorbitaol dan Aspartam, Banyak digunakan untuk orang diet atau untuk minuman rendah kalori
dan untuk penderita penyakit kencing manis atau diabetes.
4) Kalium-asesulfam, Serbuk kristal dengan kemanisan 200 kali gula ini rasa manisnya bersih dan
tidak menetap

Catatan : Tahun 1998, FDA (Food and Drug Administrasion) menyetujui penggunaan
pemanis baru yaitu sukralose yang memiliki tingkat kemanisan 600 kali gula, molekul pemanis
ini tidak diserap oleh tubuh.

c) Pengawet
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan,
karena serangan bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan
adalah reaksioksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis lainnya. Pengawetan
makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat menyimpan kelebihan bahan makanan
yang ada dan dapat digunakan kembali saat musim paceklik tiba.
Contoh:
1) Larutan asam cuka 4 %Larutan asam cuka 4 % adalah merupakan bahan pengawet yang
digunakan untuk mengawetkan bermacam-macam roti. Larutan ini berfungsi menghambat
pertumbuhan kapang (sejenis jamur).
2) Asam sitrat (citrat acid)
Asam sitrat berbentuk kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini mudah larut dalam air, spirtus,
dan etanol, tidak berbau, rasanya sangat asam, serta jika dipanaskan akan meleleh kemudian
terurai yang selanjutnya terbakar sampai menjadi arang. Asam sitrat juga terdapat dalam sari
buah-buahan seperti nanas, jeruk, lemon, dan markisa. Asam ini dipakai untuk meningkatkan
rasa asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan minuman, produk air susu,
selai, jeli, dan lain-lain. Asam sitrat berfungsi sebagai pengawet pada keju dan sirup, digunakan
untuk mencegah proses kristalisasi dalam madu, gula-gula, dan juga untuk mencegah pemucatan
berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan. Larutan asam sitrat yang encer dapat
digunakan untuk mencegah pembentukan bintik-bintik hitam pada udang. Penggunaan
maksimum dalam minuman sebesar 3 gram/liter sari buah.
3) Ester metil dan propil paraben atau asam sorbat
Asam sorbat adalah bahan pengawet yang digunakan dalam produk keju, sari buah minuman
anggur, dan produk panggang. Asam sorbat digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur atau
khamit pada derajat keasaman optimum.
4) Garam nitrit dan nitrat
Garam nitrit dan nitrat merupakan bahan yang digunakan sebagai pengawet daging dan keju.
5) Asam propionat (natrium propionat atau kalsium propionat)
Sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Untuk bahan tepung terigu,
dosis maksimum yang digunakan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan; sedangkan untuk bahan
dari keju, dosis maksimum sebesar 0,3% atau 3 gram/kg bahan.
6) Benzoat (acidum benzoicum, flores benxoes atau benzoic acid)
Benzoat biasa diperdagangkan sebagai gram natrium benzoat, dengan ciri-ciri berbentuk serbuk
atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan yang tinggi akan
meleleh dan terbakar. Benzoat juga banyak digunakan sebagai pengawet minyak goring.
7) Sendawa
Merupakan senyawa organik yang berbentuk krsital putih atau tak berwarna, rasanya asin dan
sejuk. Sendawa mudah larut dalam air dan meleleh pada suhu 3770C. Ada tiga bentuk sendawa,
yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat, dan natrium nitrat. Sendwa dapat dibuat dengan mereaksikan
kalium klorida dengan asam nitrat atau natrium nitrat.
Dalam industri biasa digunakan untuk korek api, bahan peledak, pupupk, dan juga untuk
pengawet bahan pangan. Penggunaan maksmumnya sebanyak 0,1% atau 1 gram / kh bahan.
a. BHA (butil hidroksianisol)
b. BHT (butil hidrositoluen)
c. PG (propilgat)
d. Tokoferol (vitamin E)
e. Asam askorat (vitamin C)
d) Pewarna
Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan. Penggunaan
pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan berasal
dari alam sepertikunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan karamel.
Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun1856, zat pewarna ini lebih stabil
dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat
ini ada kurang lebih 90% zat warna buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu
contohnya adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam
pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140.[2] Selain tartrazin ada pula pewarna buatan,
seperti sunsetyellow FCF (jingga), k4. Zat Pewarna Sintetis
Dari hasil pengamatan di pasar-pasar ditemukan 5 zat pewarna sintetis yang paling banyak
digemari di Indonesia adalah warna merah, kuning, jingga, hijau dan coklat. Dua dari lima zat
pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah Rhodamine-B dan metanil yellow. Kedua zat
pewarna ini termasuk golongan zat pewarna industri untuk mewarnai kertas, tekstil, cat, kulit
dsb. dan bukan untuk makanan dan minuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
kedua zat warna tersebut kepada tikus dan mencit mengakibatkan limfoma. Selain itu, boraks,
juga merupakan zat pewarna favorit yang sering digunakan oleh produsen makanan.armoisin
(Merah), brilliant blue FCF (biru).

e) Pengental
Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau
mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu.
Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat,karagenan).

f) Pengemulsi
Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air
dan sebaliknya. Padamayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah dari
airnya. Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, Gom arabdan gliserin.

g) Zat Pengembang adonan


Bahan pengembang alami yang banyak digunakan adalah jamur roti/ragi roti/yeast. Bahan
pengembang alami bekerja sesaat setelah dicampur dengan bahan makanan. Bila dalam kondisi
yang sesuai yaitu tanpa oksigen, zat pengembang akan bekerja dengan baik menghasilkan gas
CO2. Oleh karenanya setelah bahan tercampur dengan baik, adonan akan ditutup beberapa saat
agar zat pengembang dapat bekerja.
Bahan pengembang kimia yang umum digunakan adalah tepung soda kue yang terdiri dari
campuran natrium bikarbonat (NaHCO3), natrium alumunium sulfat (Na2Al2(SO4)4) dan
kalsium hidrofosfat (CaH4(PO4)2).
Zat pengembang kimia bekerja pada saat kue dipanaskan atau pada saat pemanggangan.
Prinsip kerja bahan pengembang adalah menghasilkan gas CO2 yang dapat menyebabkan
adonan mengembang.

h) zat pemucat
Zat pemucat secara umum digunakan dalam produk terigu. Cara kerja zat pemucat adalah
mengoksidasi pigmen pemberi warna pada bahan makanan, menghasilkan senyawa yang tidak
berwarna. Zat pemucat juga membantu dalam proses mengembangkan adonan roti. Dengan
menambahkan zat pemucat, adonan roti dapat menahan gas atau gelembung udara, sehingga roti
dapat mengembang.
Beberapa zat pemucat yang digunakan adalah:
1. Benzoil peroksida
2. Kalium bromat
3. Kalsium iodat
4. Nitrosil klorida

i) Lain-lain
Selain itu terdapat pula macam-macam bahan tambahan makanan, seperti
1. antioksidan, seperti butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol
(vitamin E),
2. pengikat logam,
3. pemutih, seperti hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit,
4. pengatur keasaman, seperti aluminium amonium sulfat, kalium sulfat, natrium sulfat, asam
laktat,
5. zat gizi,
6. anti gumpal, seperti aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida.

Bahan tambahan pangan Sesuai dengan SK.Menkes No.722 / Menkes / Per /1X /88 Tgl
.20-9-1988 Adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari
bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk
pangan, antara lain: Bahan pewarna, Pengawet, Penyedap Rasa, Anti Gumpal, Pemucat dan
Pengental.

Ketentuan btp dalam pangan


1.Mengawetkan pangan
2.Membentuk pangan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak.
3.Memberikan warna dan aroma lebih menarik
4.Meningkatkan warna dan aroma lebih menarik.
5.Menghemat biaya.

C. Contoh bahan tambahan pangan yang aman di gunakan dalam makanan


1. PENGAWET MAKANAN:
Asam Benzoat /Benzoic Acid : Dosis 1g/kg adonan
Sodium Benzoat/Pengawet : Dosis 1g/kg adonan
Asam Propionat(Propionic Acid) : Dosis 2g/kg (untuk roti)
Belerang Dioksida : Dosis 500mg/kg

2. PEWARNA MAKANAN:
ambal : Dosis300mg/kg(makanan) 70mg/kg(minuman)
: Dosis70mg/kg(makanan)300mg/kg(minuman
Erytrosine : Dosis 300mg/kg
Kuning FCF
Sunset Yellow

3. PEMANIS:
Sakarin : Dosis 2,5mg/kg berat badan/hari
Sodium Siklamat/Pemanis : Dosis 11mg/kg berat badan/hari
Aspartam : Dosis 40mg/kg berat badan/hari
Sorbitol (digunakan untuk penderita Diabetes dan orang yang membutuhkan kalori rendah)

4. PENYEDAP RASA & AROMA:


MSG (Mono Sodium Glutamate) : Dosis 120mg /kg berat badan /hari

5. PEMUTIH & PEMATANG TEPUNG:


Asam Askorbat/Ascorbic Acid/Vitamin C : Dosis 200mg/kg berat badan/hari
Aceton peroksida secukupnya.

6. PENGENTAL:
: Dosis 10g/kg (ada 2 macam: Pectin Apple & Pectin Citrus)
Gelatin : Dosis 5g/kg
CMC/Carboxy Methyl Cellulose

7. PENGERAS:
Calplus FG : Dosis 260mg/kg
Polis Alum Crystal (acar).

8. ANTI OKSIDAN:
Asam Ascorbat/Ascorbic Acid/Vitamin C : Dosis 500mg/kg produk daging
BHT Dosis 200mg/kg anti tengik untuk minyak goreng.
TBHQ Dosis anti tengik untuk minyak goreng.

9. PENGATUR KEASAMAN :
Untuk menurunkan PH.
Citric Acid/Asam Sitrat (jeruk) : Dosis 3g/kg
Malic Acid /Asam Malat (apel)
Tartaric Acid (anggur)
Buffer Liquid/Buffered Lactic Acid /asam susu
Untuk menaikkan PH
Soda Kue/Sodium Bikarbonat : Dosis 2g/kg
Soda Kie S/ Sodium Carbonate

10. ANTI KEMPAL/ANTI GUMPAL/ANTI CACKING AGENT:


Magnesium Karbonat/Magnesium Carbonate 20g/kg
Magnesium Stearat 15g/kg
ACA/Silica
Premium ACA/Light Silica
11. SEKUESTRAN:
Asam Fosfat 5g/kg
Citric Acid/Asam Sitrat secukupnya

D. Efek samping
Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuaidosis, apalagi bahan
aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah
menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain. Maka dari
itu pemerintahmengatur penggunaan bahan aditif makanan secara ketat dan juga melarang
penggunaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat menimbulkan masalah kesehatan yang
berbahaya.[3] Pemerintah juga melakukan berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif
makanan yang aman dan murah.

E. Undang-undang Tentang Pangan


Menurut undang-undang RI No 7 Tahun 1996 tentang Pangan, pada Bab II mengenai
Keamanan Pangan, pasal 10 tentang Bahan Tambahan Pangan dicantumkan:
1. Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apa pun
sebagai bahan tambahan pangan yang dinyatakan terlarang atau melampau ambang batas
maksimal yang telah ditetapkan.
2. Pemerintah menetapkan lebih lanjut bahan yang dilarang dan atau dapat digunakan sebagai
bahan tambahan pangan dalam kegiatan atau proses produksi pangan serta ambang batas
maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat 1.

F. Kehalalan
Daftar Bahan tambahan makanan yang termasuk kelompok diragukan kehalalannya

Daftar Bahan tambahan makanan yang diragukan kehalalannya


Bahan makanan Alasan
Potasium nitrat (E252) Dapat dibuat dari limbah hewani atau sayuran. Digunakan
untukpengawet, kuring, mempertahankan warna daging. Contoh
pada sosis, ham, keju Belanda.
L-asam tartarat (E334) Kebanyakan sebagai hasil samping industri wine, sebagai
antioksidan pemberi rasa asam produk susu beku,
jelly, roti, minuman, tepungtelur, wine, dll.
Turunan asam tartarat Dapat berasal dari hasil samping industri wine
E335, E336, E337, E353 antioksidan, buffer, pengemulsi, dll.
(dari E334)
Gliserol/gliserin (E422) Hasil samping pembuatan sabun, lilin dan asam lemak dari
minyak/lemak (dapat berasal dari lemak hewani). Sebagai
pelarut rasa, menjaga kelembaban (humektan), plasticizer pada
pengemas. Bahan coating untuk daging, keju, kue, camilan, dll.
Asam lemak dan Dapat berasal dari turunan hasil hidrolisis lemak hewani.
turunannya, E430, E431, Pengemulsi, penstabil, E343: antibusa. Terdapat pada produk
E433, E434, E435, E436 roti dan kue, donat, produk susu (es krim), desserts beku,
minuman, dll.
Pengemulsi yang dibuat Dapat dibuat dari hasil hidrolisis lemak hewani untuk
dari gliserol dan/atau menghasilkangliserol dan asam lemak sebagai pengemulsi,
asam lemak (E470 penstabil, pengental, pemodifikasi tekstur, pelapis, plasticizer,
E495) dll. Terdapat pada Snacks, margarin, desserts, coklat, cake,
puding.
Edible bone Dibuat dari tulang hewan, anti craking agent, suplemen
phosphate (E542) mineral. Terdapat pada makanan suplemen.
Asam stearat Dapat dibuat dari lemak hewani walaupun secara komersil
dibuat secara sintetik dari anticracking agent.
L-sistein E920 Dapat dibuat dari bulu hewan/unggas dan di Cina dibuat dari
bulu manusia. Sebagai bahan pengembang adonan, bahan dasar
pembuatan perisa daging. Untuk produksi tepung dan produk
roti, bumbu dan perisa.
Wine vinegar danmalt Masing-masing dibuat dari wine dan bir. Sebagai pemberi
vinegar rasabumbu-bumbu, saus, salad.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan
sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan,
cita rasa ,tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan.
Tujuan penggunaan bahan tambahan makanan untuk mendapatkan mutu produk yang
optimal.
Bahan Tambahan Pangan (BTP) dikelompok berdasarkan tujuan penggunaannya di dalam
pangan. Pengelompokan BTP yang diizinkan digunakan adalah :

1. Pewarna, memperbaiki atau memberi warna pada makanan.


2. Pemanis Buatan, menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak/hampir tidak mempunyai
nilai gizi.
3. Pengawet, mencegah/menghambat fermentasi, pengasaman/peruraian lain pada makanan yang
disebabkan mikroba.
4. Antioksidan, dapat mencegah/menghambat proses oksidasi lemak sehingga mencegah
ketengikan.
5. Antikempal, mencegah menggumpalnya makanan yang berupa serbuk seperti tepung atau
bubuk.
6. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, memberikan, menambah/mempertegas rasa dan aroma.
7. Pengatur keasaman (pengasam, penetral, dan pendapar), dapat mengasamkan, menetralkan, dan
mempertahankan derajat keasaman makanan.
8. Pemutih dan pematang tepung, mempercepat proses pemutihan dan/pematang tepung sehingga
dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
9. Pengemulsi, pemantap dan pengental, membantu terbentuknya dan memantapkan sistem dispersi
yang homogen pada makanan.
10. Pengeras, memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.
11. Sekuestran, mengikat ion logam yang ada dalam makanan sehingga memantapkan warna, aroma,
dan tekstur.

B. Saran
Menghindari dan cermat dalam memilih makanan yang aman dan bebas dari bahaya-bahaya
zat-zat tertentu. Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas,
seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat
undang-undang

DAFTAR PUSTAKA
http://coretanhatiyuan.blogspot.com/2011/10/bahaya-bahan-tambahan-
pangan.html
http://anekamesin.com/cara-membuat-kompos.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21770/4/Chapter%20II.pdf
http://m7z4science.blogspot.com/2013/01/makalah-bahan-tambahan-
makanan.html
http://antometa208.blogspot.com/2013/05/pengertian-bahan-tambahan-
pangan.html

Вам также может понравиться