Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
The Relationship Between Injury Healing Factors And Perineum Injury Healing Time
Of Parturition Women
Darmawati1*, Ia Sastra2
1
Bidang Keilmuan Keperawatan Maternitas dan Anak, Program Studi Ilmu Keperawatan,
Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
2
Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
1
Maternity and Pediatric Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine,
Syiah Kuala University, Banda Aceh.
Email: darmawati_dar@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan
luka dengan lama penyembuhan luka perineum. Desain penelitian bersifat deskriptif korelasional. Tehnik
pengambilan 35 sampel secara total sampling. Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 31 Agustus sampai
dengan 15 September 2012 di Kota Banda Aceh. Alat pengumpulan data dilakukan berupa kuesioner dalam
bentuk skala dichotomos choise yang terdiri dari 28 pernyataan, timbangan berat badan dan pita centimeter.
Hasil bivariat ada hubungan antara faktor nutrisi dengan lama penyembuhan luka perineum dengan p-value
(0,012). Ada hubungan antara faktor istirahat dengan lama penyembuhan luka perineum dengan p-value
(0,043). Ada hubungan antara faktor stress dengan lama penyembuhan luka perineum dengan p-value
(0,021). Ada hubungan antara faktor infeksi dengan lama penyembuhan luka perineum dengan p-value
(0,000). Tidak ada hubungan antara faktor merokok dengan lama penyembuhan luka perineum dengan p-
value (0,429). Tidak ada hubungan antara faktor kondisi medis dengan lama penyembuhan luka perineum
dengan p-value (0,429). Tidak ada hubungan antara faktor pengobatan dengan lama penyembuhan luka
perineum dengan p-value (0,429). Tidak ada hubungan antara faktor obesitas dengan lama penyembuhan
luka perineum dengan p-value (0,119). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapakan kepada tenaga
kesehatan khususnya perawat agar dapat memberikan informasi secara akurat kepada ibu-ibu nifas yang
mengalami luka perineum tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum.
Abstract
The aim of this research is to know the relationship between injury healing influence factors and perineum
injury healing time of parturition with correlative descriptive design through total sampling taking technique
in 35 samples. Data collection was done from august, 31st until September 15th, 2012 in Banda Aceh. Data
collection technique was questionnaire in dichotomos choise that includes 28 statements, weight scale and
centimeter scale. The result of this research is, there was relationship between nutrition factor and perineum
injury healing time p-value (0,012), rest factor and perineum injury healing time p-value (0,043), stress
factor and perineum injury healing time p-value (0,021), infection factor and perineum injury healing time p-
value (0,000). There was not a relationship between smoking factor and perineum injury healing time p-
value (0,429), medical condition factor and perineum injury healing time p-value (0,429), medication factor
and perineum injury healing time p-value (0,429), obesity factor and perineum injury healing time p-value
(0,119). In accordance with this result we hope that medical team, especially to the nurses, can give accurate
information to women perineum injury of parturition abort perineum injury healing influence factors.
41
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3 2013
kali dari AKI negara-negara ASEAN dan 50 biasa timbul luka pada vulva di sekitar
kali negara-negara maju, dan salah satunya introitus vagina yang biasanya tidak dalam,
disebabkan karena infeksi dengan proporsi akan tetapi kadang-kadang bisa timbul
20-30%. Kasus infeksi ini, 25-55% perdarahan banyak (Prawirohardjo, 2005).
disebabkan oleh infeksi jalan lahir (Hanifa,
2005). Ruptur perineum dapat terjadi karena adanya
ruptur spontan maupun episotomi perineum,
Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi Aceh yang dilakukan dengan gunting episiotomi.
tahun 2008 sebesar 238/100.000 kelahiran Episiotomi. itu sendiri harus dilakukan atas
hidup (Nasional 228/100.000 lahir hidup indikasi antara lain: bayi besar, perineum
SDKI 2008) sedangkan dari hasil kaku, persalian dengan kelainan letak,
perhitungan data profil kesehatan tahun persalianan dengan menggunakan alat. Baik
2008 menunjukan 191/100.000 lahir hidup. forceps maupun vacuum. Apabila episiotomi
Umumnya kematian ibu berhubungan itu tidak dilakukan atas indikasi dalam
dengan pemenuhan nutrisi dan konsumsi keadaan yang tidak perlu dilakukan dengan
vitamin yang tidak baik, keadaan emergensi, indikasi di atas, maka menyebabkan
persalinan lama serta komplikasi aborsi. peningkatan kejadian dan beratnya
Memperhatikan angka kematian ibu dan kerusakan pada daerah perineum yang lebih
perinatal dapat diperkirakan bahwa 60% berat. Sedangkan luka perineum itu sendiri
kematian ibu akibat kehamilan terjadi akan mempunyai dampak tersendiri bagi ibu
setelah persalinan dan 50% kematian masa yaitu gangguan ketidaknyamanan
nifas terjadi di dalam 24 jam pertama. Salah (Praworohardjo, 2007).
satu program preventif pencegahan yang
merupakan faktor penting dalam upaya Terdapat beberapa faktor yang
penurunan angka kematian tersebut yaitu mempengaruhi dalam penyembuhan luka,
penyediaan pelayanan kesehatan maternal Faktor yang mempegaruhi penyembuhan
dan neonatal (Dinkes Aceh, 2009). luka perineum diantaranya yaitu, status
nutrisi, istirahat, stress, infeksi, merokok,
Pada umumnya, masa nifas cenderung kondisi medis dan pengobatan, dan obesitas
berkaitan dengan proses pengembalian (Boyle, 2008). Faktor yang mempengaruhi
tubuh ibu ke kondisi sebelum hamil, dan proses penyembuhan luka salah satunya
banyak proses diantaranya yang berkenaan status nutrisi, diperlukan asupan protein,
dengan proses involusi iterus, disertai vitamin A dan C. protein mensuplai asam
dengan penyembuhan luka. Luka perineum amino, yang dibutuhkan untuk perbaikan
dialami oleh 75% ibu yang melahirkan jaringan dan degenarasi. Diet yang baik juga
pervaginam (Boyle, 2008). mempertahankan tubuh terhadap infeksi
(Johnson & Wendy, 2004).
Robekan jalan lahir merupakan penyebab
kedua perdarahan setelah atonia uteri yang Infeksi yang terjadi pada luka perineum juga
terjadi pada hampir persalinan pertama dan menghambat penyembuhan, sering
tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. membersihkan area perineum akan
Robekan perineum umumnya terjadi di garis meningkatakan kenyamanan dan mencegah
tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala terjadinya infeksi (Bahiyatun, 2009).
janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis Sesudah partus terdapat luka-luka di
lebih kecil dari pada biasa, sehingga kepala beberapa tempat jalan lahir. Pada hari-hari
janin terpaksa lahir lebih ke belakang dari pertama post partum harus dijaga agar luka-
pada biasa, kepala janin melewati pintu luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari
bawah panggul dengan ukuran yang lebih luar (Prawirohardjo, 2006).
besar dari pada sirkumferensia sub
oksipitobregmantika atau anak dilahirkan Dari studi pendahuluan yang dilakukan di
dengan pembedahan vaginal. Luka biasanya Rumah Sakit Ibu dan Anak, didapatkan data
ringan tapi kadang-kadang terjadi juga luka pada bulan Januari sampai Februari tahun
yang luas dan berbahaya. Sebagai akibat 2012 ada 35 orang melahirkan. Dari 35
persalinan utama pada seorang primipara, orang ibu melahirkan, 14 luka episiotomi
42
Idea Nursing Journal Darmawati, dkk
perineum dan 21 orang luka karena ruptur sendiri oleh peneliti. Kuesiner yang
spontan. Berdasarkan hasil wawancara digunakan terdiri dari 3 bagian yaitu bagian
dengan Ibu-ibu yang melahirkan di Rumah A merupakan data demografi yang
Sakit Ibu dan Anak, 6 dari 10 ibu belum digunakan sebagai kuesioner pembuka,
mengetahui faktor-faktor yang meliputi: umur, pendidikan terakhir, bagian
mempengaruhi penyembuhan luka yaitu, B berupa kuesioner dalam bentuk
nutrisi, istirahat, stress, infeksi, merokok, dichotomos choise yang digunakan untuk
kondisi medis, pengobatan, obesitas, tentang mengukur faktor-faktor yang
sehingga penyembuhan luka lebih lama, mempengaruhi penyembuhan luka perineum
sedangkan 4 dari 10 ibu tidak memiliki ibu nifas dan bagian C merupakan kuesioner
pantangan makanan karna ibu mengetahui tentang lama penyembuhan luka perineum
nutrisi merupakan salah satu faktor yang pada ibu nifas dengan skala direct response
mendukung penyembuhan luka, sehingga question yang berjumlah satu pernyataan,
luka perineum ibu lebih cepat sembuh. untuk variabel dependent yaitu
penyembuhan luka perineum mengacu pada
variabel independent yaitu variabel tanda-
Metode tanda infeksi. Dalam penelitian ini akan
dilakukan pengujian statitik dengan Chi
Desain penelitian yang digunakan adalah Square.
deskriptif korelasi yang pada hakikatnya
merupakan penelitian atau penelaahan
hubungan antara dua variabel pada Hasil
situasi/sekelompok subjek. Hal ini dilakukan
untuk melihat hubungan gejala yang lain Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 31
atau variabel satu dengan yang lainnya. Agustus sampai dengan 15 September 2012
Untuk mengetahui korelasi antara suatu di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Pemerintah
variabel dengan variabel lain tersebut Banda Aceh, kemudian dilanjutkan dengan
diusahakan dengan mengidentifikasi homevisite pada hari ke-10. Jumlah
variabel yang ada pada suatu objek, responden sebagai sampel penelitian adalah
kemudian diidentifikasi hubungan antara 35 orang responden. Teknik pengumpulan
keduanya (Notoatmodjo, 2010). Melalui data yang digunakan adalah dengan
metode ini peneliti ingin mengetahui sejauh menggunakan kuesioner dengan 28 item
mana hubungan antara faktor-faktor yang pernyataan dalam bentuk skala dichotomos
mempengaruhi penyembuhan luka dengan choise.
lama peyembuhan luka perineum di Kota
Banda Aceh tahun 2012. Populasi dalam Data Demografi
penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang Data demografi dalam penelitian ini
mengalami luka perineum di Rumah Sakit meliputi: umur dan pendidikan terakhir.
Ibu Dan Anak Pemerintah Banda Aceh Distribusi frekuensi dari data tersebut dapat
tahun 2012 yang berjumlah 35 orang dilihat pada Tabel dibawah ini:
(Laporan Ruang Rawat Ibu Rumah Sakit
Ibu Dan Anak, 2012). Pengambilan sampel Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi
dilakukan dengan menggunakan metode Responden
total sampling, yaitu populasi menjadi No
Data
Frekuensi Persentase
sampel dalam penelitian ini (Arikunto, Demografi
Umur Ibu:
2002). Jumlah sampel dalam penelitian ini 1 20-35 Tahun 33 94,3
adalah 35 orang, dengan criteria Ibu nifas > 35 Tahun 2 5,7
yang bersedia menjadi responden, Ibu nifas Tingkat
yang mengalami luka jalan lahir (luka Pendidikan:
perineum)dan Ibu nifas yang melahirkan di 2 Rendah 2 5,7
Menengah 14 40,0
Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh, Tinggi 19 54,3
yang bertempat tinggal di Banda Aceh. Alat Total 35 100
pengumpulan data yang digunakan dalam Sumber: Data Primer (diolah tahun 2012).
penelitian ini adalah kusioner yang berisi
daftar pertanyaan yang dikembangkan
43
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3 2013
44
Idea Nursing Journal Darmawati, dkk
Tabel 8.1 Hubungan Faktor Status Nutrisi dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di
Kota Banda Aceh Tahun 2012
Tabel 9.1 Hubungan Faktor Istirahat dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di Kota
Banda Aceh Tahun 2012
Tabel 10.1 Hubungan Antara Faktor Stress dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di
Kota Banda Aceh Tahun 2012
Tabel 11.1 Hubungan Antara Faktor Infeksi dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di
Kota Banda Aceh Tahun 2012
46
Idea Nursing Journal Darmawati, dkk
Tabel 12.1 Hubungan Antara Faktor Kondisi Medis dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu
Nifas di Kota Banda Aceh Tahun 2012
47
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3 2013
Menurut peneliti adanya hubungan antara Hubungan Faktor Stress dengan Lama
istirahat dengan penyembuhan luka Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu
perineum karena pada ibu nifas sangat Nifas
dianjurkan untuk istirahat yang cukup agar
menghindari kelelahan sehabis melahirkan. Hasil analisa dengan menggunakan uji chi-
Selain itu, istirahat yang kurang baik dapat square didapatkan nilai p-value sebesar
menghambat proses penyembuhan luka 0,021 atau p-value < 0,05. Hal ini
secara normal, dengan istirahat yang cukup menunjukkan hipotesa nol (Ho) ditolak,
penyembuhan luka akan lebih baik dan dengan demikian dapat disimpulakan bahwa
cepat. Ibu sehabis melahirkan membutuhkan ada hubungan antara stress sebagai faktor
istirahat yang lebih untuk memperbaiki yang mempengaruhi penyembuhan luka
keadaan tubuh setelah melahirkan. perineum ibu nifas di Kota Banda Aceh.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Menurut peneliti stress mempunyai
Boyle (2008) gangguan tidur dapat hubungan pada penyembuhan luka perineum
menghambat penyembuhan luka, karena dikarenakan umur responden dalam kategori
tidur dapat meningkatkan anabolisme dan dewasa muda lebih dominan yaitu 33 orang
penyembuhan luka termasuk ke dalam responden (94,4%) dimana pada usia yang
proses anabolisme. Menurut Abdul Bari lebih muda dalam menghadapi persalinan itu
(2002), ibu nifas di anjurkan agar istirahat lebih cemas dibandingkan dengan usia >35
yang cukup untuk mencegah kelelahan yang tahun. Menurut Wahid (2007) dengan
berlebihan dan sarankan ibu untuk kembali bertambahnya usia seseorang akan terjadi
ke kegiatan rumah tangga secara perlahan- perubahan aspek fisik dan psikologis,
lahan, serta untuk tidur siang atau dimana usia yang lebih dewasa lebih banyak
beristirahat selagi bayi tidur. mendapatkan pengalaman dan informasi.
Stress pada ibu juga di karenakan nyeri
Menurut Morison (2003), Ibu nifas di akibat luka yang dialami ibu sehingga
anjurkan istirahat yang cukup, mengatur muncul rasa takut dan cemas pada ibu.
kegiatan rumahnya secara perlahan-lahan
48
Idea Nursing Journal Darmawati, dkk
49
Idea Nursing Journal Vol. II No. 3 2013
50
Idea Nursing Journal Darmawati, dkk
51