Вы находитесь на странице: 1из 11

Idea Nursing Journal Darmawati, dkk

ISSN : 2087 2879

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN


LUKA DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU NIFAS

The Relationship Between Injury Healing Factors And Perineum Injury Healing Time
Of Parturition Women

Darmawati1*, Ia Sastra2
1
Bidang Keilmuan Keperawatan Maternitas dan Anak, Program Studi Ilmu Keperawatan,
Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
2
Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
1
Maternity and Pediatric Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine,
Syiah Kuala University, Banda Aceh.
Email: darmawati_dar@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan
luka dengan lama penyembuhan luka perineum. Desain penelitian bersifat deskriptif korelasional. Tehnik
pengambilan 35 sampel secara total sampling. Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 31 Agustus sampai
dengan 15 September 2012 di Kota Banda Aceh. Alat pengumpulan data dilakukan berupa kuesioner dalam
bentuk skala dichotomos choise yang terdiri dari 28 pernyataan, timbangan berat badan dan pita centimeter.
Hasil bivariat ada hubungan antara faktor nutrisi dengan lama penyembuhan luka perineum dengan p-value
(0,012). Ada hubungan antara faktor istirahat dengan lama penyembuhan luka perineum dengan p-value
(0,043). Ada hubungan antara faktor stress dengan lama penyembuhan luka perineum dengan p-value
(0,021). Ada hubungan antara faktor infeksi dengan lama penyembuhan luka perineum dengan p-value
(0,000). Tidak ada hubungan antara faktor merokok dengan lama penyembuhan luka perineum dengan p-
value (0,429). Tidak ada hubungan antara faktor kondisi medis dengan lama penyembuhan luka perineum
dengan p-value (0,429). Tidak ada hubungan antara faktor pengobatan dengan lama penyembuhan luka
perineum dengan p-value (0,429). Tidak ada hubungan antara faktor obesitas dengan lama penyembuhan
luka perineum dengan p-value (0,119). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapakan kepada tenaga
kesehatan khususnya perawat agar dapat memberikan informasi secara akurat kepada ibu-ibu nifas yang
mengalami luka perineum tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum.

Kata kunci: Faktor penyembuhan luka, luka perineum, ibu nifas.

Abstract
The aim of this research is to know the relationship between injury healing influence factors and perineum
injury healing time of parturition with correlative descriptive design through total sampling taking technique
in 35 samples. Data collection was done from august, 31st until September 15th, 2012 in Banda Aceh. Data
collection technique was questionnaire in dichotomos choise that includes 28 statements, weight scale and
centimeter scale. The result of this research is, there was relationship between nutrition factor and perineum
injury healing time p-value (0,012), rest factor and perineum injury healing time p-value (0,043), stress
factor and perineum injury healing time p-value (0,021), infection factor and perineum injury healing time p-
value (0,000). There was not a relationship between smoking factor and perineum injury healing time p-
value (0,429), medical condition factor and perineum injury healing time p-value (0,429), medication factor
and perineum injury healing time p-value (0,429), obesity factor and perineum injury healing time p-value
(0,119). In accordance with this result we hope that medical team, especially to the nurses, can give accurate
information to women perineum injury of parturition abort perineum injury healing influence factors.

Keywords: Injury healing factors, perineum injury, parturition women.

Pendahuluan hamil, melahirkan dan masa nifas, serta


kualitas hidup ibu yang masih rendah dari
Angka kematian ibu di Indonesia mencapai segi kesehatan (SKRT, 2006). Angka
262 per 100.000 kelahiran hidup. Masalah Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong
yang ditemukan adalah masih rendahnya masih tinggi dibandingkan dengan negara-
kesehatan perempuan yang disebabkan oleh negara ASEAN yaitu sebesar 390 per
tingginya angka kematian ibu pada saat 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut 3-6

41

Idea Nursing Journal Vol. II No. 3 2013

kali dari AKI negara-negara ASEAN dan 50 biasa timbul luka pada vulva di sekitar
kali negara-negara maju, dan salah satunya introitus vagina yang biasanya tidak dalam,
disebabkan karena infeksi dengan proporsi akan tetapi kadang-kadang bisa timbul
20-30%. Kasus infeksi ini, 25-55% perdarahan banyak (Prawirohardjo, 2005).
disebabkan oleh infeksi jalan lahir (Hanifa,
2005). Ruptur perineum dapat terjadi karena adanya
ruptur spontan maupun episotomi perineum,
Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi Aceh yang dilakukan dengan gunting episiotomi.
tahun 2008 sebesar 238/100.000 kelahiran Episiotomi. itu sendiri harus dilakukan atas
hidup (Nasional 228/100.000 lahir hidup indikasi antara lain: bayi besar, perineum
SDKI 2008) sedangkan dari hasil kaku, persalian dengan kelainan letak,
perhitungan data profil kesehatan tahun persalianan dengan menggunakan alat. Baik
2008 menunjukan 191/100.000 lahir hidup. forceps maupun vacuum. Apabila episiotomi
Umumnya kematian ibu berhubungan itu tidak dilakukan atas indikasi dalam
dengan pemenuhan nutrisi dan konsumsi keadaan yang tidak perlu dilakukan dengan
vitamin yang tidak baik, keadaan emergensi, indikasi di atas, maka menyebabkan
persalinan lama serta komplikasi aborsi. peningkatan kejadian dan beratnya
Memperhatikan angka kematian ibu dan kerusakan pada daerah perineum yang lebih
perinatal dapat diperkirakan bahwa 60% berat. Sedangkan luka perineum itu sendiri
kematian ibu akibat kehamilan terjadi akan mempunyai dampak tersendiri bagi ibu
setelah persalinan dan 50% kematian masa yaitu gangguan ketidaknyamanan
nifas terjadi di dalam 24 jam pertama. Salah (Praworohardjo, 2007).
satu program preventif pencegahan yang
merupakan faktor penting dalam upaya Terdapat beberapa faktor yang
penurunan angka kematian tersebut yaitu mempengaruhi dalam penyembuhan luka,
penyediaan pelayanan kesehatan maternal Faktor yang mempegaruhi penyembuhan
dan neonatal (Dinkes Aceh, 2009). luka perineum diantaranya yaitu, status
nutrisi, istirahat, stress, infeksi, merokok,
Pada umumnya, masa nifas cenderung kondisi medis dan pengobatan, dan obesitas
berkaitan dengan proses pengembalian (Boyle, 2008). Faktor yang mempengaruhi
tubuh ibu ke kondisi sebelum hamil, dan proses penyembuhan luka salah satunya
banyak proses diantaranya yang berkenaan status nutrisi, diperlukan asupan protein,
dengan proses involusi iterus, disertai vitamin A dan C. protein mensuplai asam
dengan penyembuhan luka. Luka perineum amino, yang dibutuhkan untuk perbaikan
dialami oleh 75% ibu yang melahirkan jaringan dan degenarasi. Diet yang baik juga
pervaginam (Boyle, 2008). mempertahankan tubuh terhadap infeksi
(Johnson & Wendy, 2004).
Robekan jalan lahir merupakan penyebab
kedua perdarahan setelah atonia uteri yang Infeksi yang terjadi pada luka perineum juga
terjadi pada hampir persalinan pertama dan menghambat penyembuhan, sering
tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. membersihkan area perineum akan
Robekan perineum umumnya terjadi di garis meningkatakan kenyamanan dan mencegah
tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala terjadinya infeksi (Bahiyatun, 2009).
janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis Sesudah partus terdapat luka-luka di
lebih kecil dari pada biasa, sehingga kepala beberapa tempat jalan lahir. Pada hari-hari
janin terpaksa lahir lebih ke belakang dari pertama post partum harus dijaga agar luka-
pada biasa, kepala janin melewati pintu luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari
bawah panggul dengan ukuran yang lebih luar (Prawirohardjo, 2006).
besar dari pada sirkumferensia sub
oksipitobregmantika atau anak dilahirkan Dari studi pendahuluan yang dilakukan di
dengan pembedahan vaginal. Luka biasanya Rumah Sakit Ibu dan Anak, didapatkan data
ringan tapi kadang-kadang terjadi juga luka pada bulan Januari sampai Februari tahun
yang luas dan berbahaya. Sebagai akibat 2012 ada 35 orang melahirkan. Dari 35
persalinan utama pada seorang primipara, orang ibu melahirkan, 14 luka episiotomi

42

Idea Nursing Journal Darmawati, dkk

perineum dan 21 orang luka karena ruptur sendiri oleh peneliti. Kuesiner yang
spontan. Berdasarkan hasil wawancara digunakan terdiri dari 3 bagian yaitu bagian
dengan Ibu-ibu yang melahirkan di Rumah A merupakan data demografi yang
Sakit Ibu dan Anak, 6 dari 10 ibu belum digunakan sebagai kuesioner pembuka,
mengetahui faktor-faktor yang meliputi: umur, pendidikan terakhir, bagian
mempengaruhi penyembuhan luka yaitu, B berupa kuesioner dalam bentuk
nutrisi, istirahat, stress, infeksi, merokok, dichotomos choise yang digunakan untuk
kondisi medis, pengobatan, obesitas, tentang mengukur faktor-faktor yang
sehingga penyembuhan luka lebih lama, mempengaruhi penyembuhan luka perineum
sedangkan 4 dari 10 ibu tidak memiliki ibu nifas dan bagian C merupakan kuesioner
pantangan makanan karna ibu mengetahui tentang lama penyembuhan luka perineum
nutrisi merupakan salah satu faktor yang pada ibu nifas dengan skala direct response
mendukung penyembuhan luka, sehingga question yang berjumlah satu pernyataan,
luka perineum ibu lebih cepat sembuh. untuk variabel dependent yaitu
penyembuhan luka perineum mengacu pada
variabel independent yaitu variabel tanda-
Metode tanda infeksi. Dalam penelitian ini akan
dilakukan pengujian statitik dengan Chi
Desain penelitian yang digunakan adalah Square.
deskriptif korelasi yang pada hakikatnya
merupakan penelitian atau penelaahan
hubungan antara dua variabel pada Hasil
situasi/sekelompok subjek. Hal ini dilakukan
untuk melihat hubungan gejala yang lain Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 31
atau variabel satu dengan yang lainnya. Agustus sampai dengan 15 September 2012
Untuk mengetahui korelasi antara suatu di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Pemerintah
variabel dengan variabel lain tersebut Banda Aceh, kemudian dilanjutkan dengan
diusahakan dengan mengidentifikasi homevisite pada hari ke-10. Jumlah
variabel yang ada pada suatu objek, responden sebagai sampel penelitian adalah
kemudian diidentifikasi hubungan antara 35 orang responden. Teknik pengumpulan
keduanya (Notoatmodjo, 2010). Melalui data yang digunakan adalah dengan
metode ini peneliti ingin mengetahui sejauh menggunakan kuesioner dengan 28 item
mana hubungan antara faktor-faktor yang pernyataan dalam bentuk skala dichotomos
mempengaruhi penyembuhan luka dengan choise.
lama peyembuhan luka perineum di Kota
Banda Aceh tahun 2012. Populasi dalam Data Demografi
penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang Data demografi dalam penelitian ini
mengalami luka perineum di Rumah Sakit meliputi: umur dan pendidikan terakhir.
Ibu Dan Anak Pemerintah Banda Aceh Distribusi frekuensi dari data tersebut dapat
tahun 2012 yang berjumlah 35 orang dilihat pada Tabel dibawah ini:
(Laporan Ruang Rawat Ibu Rumah Sakit
Ibu Dan Anak, 2012). Pengambilan sampel Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi
dilakukan dengan menggunakan metode Responden
total sampling, yaitu populasi menjadi No
Data
Frekuensi Persentase
sampel dalam penelitian ini (Arikunto, Demografi
Umur Ibu:
2002). Jumlah sampel dalam penelitian ini 1 20-35 Tahun 33 94,3
adalah 35 orang, dengan criteria Ibu nifas > 35 Tahun 2 5,7
yang bersedia menjadi responden, Ibu nifas Tingkat
yang mengalami luka jalan lahir (luka Pendidikan:
perineum)dan Ibu nifas yang melahirkan di 2 Rendah 2 5,7
Menengah 14 40,0
Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh, Tinggi 19 54,3
yang bertempat tinggal di Banda Aceh. Alat Total 35 100
pengumpulan data yang digunakan dalam Sumber: Data Primer (diolah tahun 2012).
penelitian ini adalah kusioner yang berisi
daftar pertanyaan yang dikembangkan

43

Idea Nursing Journal Vol. II No. 3 2013

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, dapat


diketahui bahwa dari 35 responden, c. Tingkat Stress
distribusi frekuensi terbesar umur responden Berdasarkan hasil pengumpulan data
berada pada kategori antara 20-35 tahun untuk sub variabel stress ibu pada masa
yaitu sebanyak 33 responden (94,3%). nifas maka diperoleh nilai total 158
Ditinjau dari tingkat pendidikan yang paling sehingga dapat ditentukan nilai rata-rata
banyak adalah tingkat pendidikan tinggi x = 4,6. Selanjutnya responden
yaitu sebanyak 19 responden (54,3%). dikategorikan berdasarkan kriteria tinggi
apabila nilai x 4,6 dan kategori rendah
Analisa Univariat x < 4,6. Maka dari hasil perhitungan
Berdasarkan hasil pengolahan data. frekuensi berdasarkan stress ibu pada
Didapatkan hasil sebagi berikut : masa nifas pada kategori tinggi sebanyak
a. Faktor Status Nutrisi 19 orang responden (54,3%).
Berdasarkan hasil pengumpulan data
untuk sub variabel status nutrisi ibu pada Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Stress
masa nifas diperoleh nilai total 515 pada Ibu Nifas di Kota Banda Aceh Tahun 2012
sehingga dapat ditentukan nilai rata-rata No Tingkat Stress Frekuensi Persentase
1 Tinggi 19 54,3
x = 14,7, selanjutnya responden 2 Rendah 16 45,7
dikategorikan berdasarkan kriteria baik Total 35 100
apabila nilai x 1,47 dan katagori kurang Sumber: Data Primer (diolah tahun 2012).
apabila x < 14,7. Maka dari hasil
perhitungan berdasarkan status nutrisi ibu d. Infeksi Pada Masa Nifas
pada masa nifas berada pada katagori Berdasarkan hasil pengumpulan data
baik sebanyak 19 orang responden untuk sub variabel infeksi pada masa
(54,3%). nifas maka diperoleh nilai total 310
sehinnga dapat ditentukan nilai rata-rata
Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Status Nutrisi
pada Ibu Nifas di Kota Banda Aceh Tahun 2012 x = 8,9. Selanjutnya responden
No Status Nutrisi Frekuensi Persentase dikategorikan berdasarkan kriteria ada
1 Baik 19 54,3 infeksi apabila nilai x 8,9 dan kategori
2 Kurang 16 45,7 tidak ada infeksi apabila x < 8,9. Maka
Total 35 100 dari hasil perhitungan frekuensi
Sumber: Data Primer (diolah tahun 2012). berdasarkan infeksi pada ibu nifas berada
pada kategori tidak ada infeksi sebanyak
b. Faktor Istirahat 21orang responden (60,0%).
Berdasarkan hasil pengumpulan data
untuk sub variabel istirahat ibu pada Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Infeksi pada ibu
masa nifas, maka diperoleh nilai total nifas di kota banda aceh tahun 2012
291, sehingga dapat ditemukan nilai rata- No Infeksi Frekuensi Persentase
Tidak Ada
rata x = 8,3. Selanjutnya responden 1
Infeksi
21 60,0
dikategorikan berdasarkan kriteria baik 2 Ada Infeksi 14 40,0
apabila nilai x 8,3 dan kategori kurang Total 35 100
apabila x < 8,3. Hasil pengkategorian Sumber: Data Primer (diolah tahun 2012).
tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1.
Maka perhitungan berdasarkan istirahat e. Kondisi Medis (DM, Hepatik, Ginjal)
ibu pada masa nifas berada pada kategori Berdasarkan hasil pengumpulan data
kurang sebanyak 20 orang responden untuk sub variabel kondisi medis pada
(57,1%). masa nifas maka diperoleh nilai total 207
sehingga dapat ditentukan nilai rata-rata
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Istirahat pada Ibu
Nifas di Kota Banda Aceh Tahun 2012
x = 5.9. Selanjutnya responden di
No Istirahat Frekuensi Persentase kategorikan berdasarkan kriteria ada
1 Cukup 15 42,9 apabila nilai x 5.9 dan kategori tidak
2 Tidak Cukup 20 57,1 ada apabila x < 5.9. Maka dari hasil
Total 35 100 perhitungan frekuensi berdasarkan
Sumber: Data Primer (diolah tahun 2012).

44

Idea Nursing Journal Darmawati, dkk

kondisi medis (DM, Hepatik, Ginjal)


sebanyak 34 orang responden (97,1%).

Tabel 6.1 Distribusi Frekuensi Kondisi Medis


pada Ibu Nifas di Kota Banda Aceh Tahun 2012 Berdasarkan tabel 9.1 di atas dapat
No Kondisi Medis Frekuensi Persentase diperhatikan dari 15 orang responden yang
1 Tidak Ada 34 97,1
memiliki istirahat yang cukup, 12 (34,2%)
2 Ada 1 2,9
Total 35 100 orang responden diantaranya mengalami
Sumber: Data Primer (diolah tahun 2012). luka yang baik dan dari 20 orang responden
f. Lamanya Penyembuhan Luka Perineum Tabel 7.1 Distribusi Frekuensi Lama
Penyembuhan pada Ibu Nifas di Kota Banda
Ibu Nifas
Aceh Tahun 2012
Berdasarkan hasil pengumpulan data Lama
untuk variabel dependen yaitu lama No Frekuensi Persentase
Penyembuhan
penyembuhan luka perineum ditentukan 1 Baik 20 57,1
dengan kategori penyembuhan luka 2 Buruk 15 42,9
perineum yang baik dan penyembuhan Total 35 100
luka perineum yang buruk. Hasil Sumber: Data Primer (diolah tahun 2012).
pengkategorian tersebut dapat dilihat
pada tabel 6.1 di bawah ini: Berdasarkan Analisa Bivariat
data yang didapatkan diketahui bahwa Analisa bivariat digunakan untuk
penyembuhan luka perineum ibu nifas menganalisa hubungan antara faktor nutrisi
berada pada kategori baik sebanyak 20 dengan lama penyembuhan luka perineum
orang responden (57,1%). pada ibu nifas di Kota Banda Tahun 2012.
a. Hubungan Faktor Nutrisi dengan Lama
Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu
Nifas

Tabel 8.1 Hubungan Faktor Status Nutrisi dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di
Kota Banda Aceh Tahun 2012

Lama Penyembuhan Luka


Status Nutrisi Ibu Total P
Baik Buruk
Nifas Value
F % F % F %
Baik 15 48,8 4 11,4 19 54,3
Kurang 5 14,2 11 31,4 16 45,7 0,05 0,012
Total 20 57,1 15 42,9 35 100
Sumber: Data primer diolah (2013).

Berdasarkan tabel 8.1 di atas dapat Hasil uji statistik didapatkan p-value
diperhatikan dari 19 orang responden yang < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
memiliki nutrisi yang baik, terdapat 15 hipotesa nol (Ho) ditolak yaitu ada
(48,8%) orang responden mengalami hubungan antara faktor nutrisi dengan lama
penyembuhan luka yang baik, dan dari 16 penyembuhan luka perineum di Rumah
orang responden yang memiliki nutrisi yang Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Banda Aceh
kurang terdapat 11 (31,4%) orang responden Tahun 2012.
yang mengalami penyembuhan luka yang
b. Hubungan Antara Faktor Istirahat dengan
buruk.
Lama Penyembuhan Luka Perineum pada
Ibu Nifas

Tabel 9.1 Hubungan Faktor Istirahat dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di Kota
Banda Aceh Tahun 2012

Lama Penyembuhan Luka


Istirahat pada Ibu Total P
Baik Buruk
Nifas Value
F % F % F %
Cukup 12 34,2 3 8,57 15 42,9
Tidak Cukup 8 22,8 12 34,2 20 57,1 0,05 0,043
Total 20 57,1 15 42,9 35 100
Sumber: Data primer diolah (2013). 45

Idea Nursing Journal Vol. II No. 3 2013

(40%) orang responden diantaranya


mengalami penyembuhan luka yang buruk.

responden yang memiliki istirahat yang


tidak cukup, 12 (34,4%) orang responden
diantaranya mengalami penyembuhan
luka yang buruk. Hasil uji statistik
didapatkan p-value < 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesa nol (Ho) c. Hubungan Antara Faktor Stress dengan
ditolak yaitu ada hubungan antara faktor Lama Penyembuhan Luka Perineum pada
istirahat dengan lama penyembuhan luka Ibu Nifas
perineum di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemerintah Banda Aceh Tahun 2012.

Tabel 10.1 Hubungan Antara Faktor Stress dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di
Kota Banda Aceh Tahun 2012

Lama Penyembuhan Luka


Total P
Stress pada Ibu Nifas Baik Buruk
Value
F % F % F %
Tinggi 13 37,1 3 8,57 16 45,7
Rendah 7 20 12 34,2 19 54,3 0,05 0,021
Total 20 57,1 15 42,9 35 100
Sumber: Data primer diolah (2013).

Berdasarkan tabel 10.1 di atas dapat Hasil uji statistik didapatkan p-value
diperhatikan dari 16 orang responden yang < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
memiliki stress yang rendah, 13 (37,1%) hipotesa nol (Ho) ditolak yaitu ada
orang responden diantaranya mengalami hubungan antara faktor stress dengan lama
penyembuhan luka yang baik dan dari 19 penyembuhan luka perineum di Rumah
orang responden yang memiliki stress yang
Sakit Ibu Dan Anak Pemerintah Banda Aceh
tinggi 12 (34,2%) orang responden
diantaranya mengalami penyembuhan luka Tahun 2012.
yang buruk.
d. Hubungan Antara Faktor Infeksi dengan
Lama Penyembuhan Luka Perineum pada
Ibu Nifas

Tabel 11.1 Hubungan Antara Faktor Infeksi dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di
Kota Banda Aceh Tahun 2012

Lama Penyembuhan Luka


Infeksi pada Ibu Total P
Baik Buruk
Nifas Value
F % F % F %
Tidak Ada 20 57,1 1 2,85 21 60
Ada 0 0 14 40 14 40 0,05 0,000
Total 20 57,1 15 42,9 35 100
Sumber: Data primer diolah (2013).

Berdasarkan tabel 11.1 di atas dapat Hasil uji statistik didapatkan p-value
diperhatikan dari 21 orang responden yang < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak mengalami infeksi, 20 (57,1%) orang hipotesa nol (Ho) ditolak yaitu ada
responden diantaranya mengalami hubungan antara faktor infeksi dengan lama
penyembuhan luka yang baik dan 14 orang penyembuhan luka perineum di Rumah
responden yang mengalami infeksi 14 Sakit Ibu Dan Anak Pemerintah Banda Aceh
Tahun 2012.

46

Idea Nursing Journal Darmawati, dkk

itu dapat menghambat penyembuhan luka


e. Hubungan Antara Faktor Kondisi Medis secara normal. Hasil penelitian ini sesuai
dengan Lama Penyembuhan Luka
Perineum pada Ibu Nifas

Tabel 12.1 Hubungan Antara Faktor Kondisi Medis dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu
Nifas di Kota Banda Aceh Tahun 2012

Lama Penyembuhan Luka


Kondisi Medis pada Total P
Baik Buruk
Ibu Nifas Value
F % F % F %
Tidak Ada 20 57,1 14 40 34 97,1
Ada 0 0 1 2,85 1 2,85 0,05 0,429
Total 20 57,1 15 42,9 35 100
Sumber: Data primer diolah (2013).

Berdasarkan tabel 12 di atas dapat
diperhatikan dari 34 orang responden yang dengan pendapat Potter dan Perry (2005)
tidak ada mengalami kondisi medis, 20 penyembuhan luka secara normal
(57,1%) orang responden diantaranya memerlukan nutrisi yang tepat. Proses
mengalami penyembuhan luka yang baik penyembuhan luka bergantung pada
dan dari 1 orang responden yang mengalami tersedianya protein, vitamin, mineral, zink,
kondisi medis 1 (2,85%) orang responden tembaga, karbohidrat, air (mineral). Zat-zat
mengalami penyembuhan luka yang buruk. makanan tersebut dapat mempercepat
Hasil uji statistik didapatkan p-value > 0,05. pembentukan jaringan baru dalam proses
Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol penyembuhan luka.
(Ho) diterima yaitu tidak ada hubungan
antara faktor kondisi medis dengan lama Menurut Jonson dan Taylor (2004) untuk
penyembuhan luka perineum di Rumah penyembuhan luka diperlukan asupan nutrisi
Sakit Ibu Dan Anak Pemerintah Banda Aceh yang adekuat. Protein mensuplai asam
Tahun 2012. amino, yang dibutuhkan untuk perbaikan
jaringan dan generasi. Vitamin A dan zink
DISKUSI dibutuhkan untuk epitelialisasi, vitamin C
untuk integrasi kapiler zat besi untuk
Hasil analisa tentang hubungan Faktor menghantarkan oksigen.
Nutrisi dengan Lama Penyembuhan Luka
Perineum pada Ibu Nifas dengan Makanan yang dikonsumsi ibu nifas harus
menggunakan uji chi-square didapatkan bermutu, bergizi dan cukup kalori.
nilai p-value sebesar 0,012 atau p-value < Sebaiknya bahan makanan yang
0,05. Hal ini menunjukkan hipotesa nol (Ho) mengandung protein, banyak cairan, sayur-
ditolak, dengan demikian dapat sayuran dan buah-buahan. Makanan yang
disimpulakan bahwa ada hubungan antara baik dapat mempercepat penyembuhan luka,
status nutrisi sebagai faktor yang penjabaran empat sehat lima sempurna perlu
mempengaruhi penyembuhan luka perineum diperhatikan. Hal ini sesuai dengan
ibu nifas di Kota Banda Aceh. kebutuhan ibu masa nifas menurut
Ambarwati dan Wulandari (2010) ibu nifas
Menurut peneliti, adanya hubungan antara harus memakan makanan yang mengandung
status nutrisi dengan penyembuhan luka sumber tenaga, sumber pembagun, sumber
perineum disebabkan karena sebagian besar pengatur, dan pelindung. Menurut Suherni
ibu berada pada pendidikan kategori (2009), menyatakan bahwa diet atau
Pendidikan Tinggi dimana pengetahuan ibu pengaturan pola makanan adalah pengaturan
lebih baik tentang asupan nutrisi sehingga makanan yang sehat dan seimbang meliputi
ibu tidak ada lagi pantangan makanan pada kecukupan nutrsi makro dan mikro.
masa nifas, yang mana pantangan makanan Sesuai dengan penelitian Masadah (2009),
tentang Hubungan Berpantang Makanan

47

Idea Nursing Journal Vol. II No. 3 2013

Tertentu dengan Penyembuhan Luka sehingga dapat menyediakan waktu untuk


Perineum pada Ibu Nifas di klinik umum istirahat kira-kira untuk siang hari 2 jam dan
dan Rumah Bersalin Medika Utama malam 7-8 jam. Kurang istirahat pada ibu
Balongbendo Sidoarjo, adanya hubungan nifas dapat berakibat mengurangi jumlah
kebiasaan berpantang makanan tertentu ASI, memperlambat Involusi, menghambat
dengan penyembuhan luka perineum pada penyembuhan luka, yang akhirnya bisa
ibu nifas didapatkan nilai (p = 0,000). Ibu menyebabkan perdarahan, depresi.
nifas yang memiliki pantangan makanan
tertentu sebanyak 19 orang (67,85%) Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
memiliki nutrisi yang kurang baik oleh Friese (2007), tentang Quantity And
karena itu penyembuhan luka akan lebih Quality Of Sleep In The Surgical tidur yang
lama, sebaliknya ibu yang tidak memilki terganggu dikaitkan dengan disfungsi sistim
pantangan makanan penyembuhan luka akan kekebalan tubuh, gangguan ketahanan
lebih baik. terhadap infeksi, perubahan keseimbangan
nitrogen dan ganngguan penyembuhan luka.
Hubungan antara Faktor Istirahat dengan Pada pasien operasi terjadinya gangguan
Lama Penyembuhan Luka Perineum pada tidur sering diabaikan sehingga
Ibu Nifas dengan menggunakan uji chi- penyembuhan luka operasi sembuh dengan
square didapatkan nilai p-value sebesar waktu yang lama. Penelitian ini juga
0,043 atau p-value < 0,05. Hal ini didukung oleh penelitian Med J (2003),
menunjukkan hipotesa nol (Ho) ditolak, tentang Sleep Helps Healing
dengan demikian dapat disimpulakan bahwa penyembuhan luka yang baik memerlukan
ada hubungan antara istirahat sebagai faktor istirahat yang cukup. Proses penyembuhan
yang mempengaruhi penyembuhan luka luka didukung oleh sisntesis protein, yang
perineum ibu nifas di Kota Banda Aceh. muncul pada saat tidur dan istirahat.

Menurut peneliti adanya hubungan antara Hubungan Faktor Stress dengan Lama
istirahat dengan penyembuhan luka Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu
perineum karena pada ibu nifas sangat Nifas
dianjurkan untuk istirahat yang cukup agar
menghindari kelelahan sehabis melahirkan. Hasil analisa dengan menggunakan uji chi-
Selain itu, istirahat yang kurang baik dapat square didapatkan nilai p-value sebesar
menghambat proses penyembuhan luka 0,021 atau p-value < 0,05. Hal ini
secara normal, dengan istirahat yang cukup menunjukkan hipotesa nol (Ho) ditolak,
penyembuhan luka akan lebih baik dan dengan demikian dapat disimpulakan bahwa
cepat. Ibu sehabis melahirkan membutuhkan ada hubungan antara stress sebagai faktor
istirahat yang lebih untuk memperbaiki yang mempengaruhi penyembuhan luka
keadaan tubuh setelah melahirkan. perineum ibu nifas di Kota Banda Aceh.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Menurut peneliti stress mempunyai
Boyle (2008) gangguan tidur dapat hubungan pada penyembuhan luka perineum
menghambat penyembuhan luka, karena dikarenakan umur responden dalam kategori
tidur dapat meningkatkan anabolisme dan dewasa muda lebih dominan yaitu 33 orang
penyembuhan luka termasuk ke dalam responden (94,4%) dimana pada usia yang
proses anabolisme. Menurut Abdul Bari lebih muda dalam menghadapi persalinan itu
(2002), ibu nifas di anjurkan agar istirahat lebih cemas dibandingkan dengan usia >35
yang cukup untuk mencegah kelelahan yang tahun. Menurut Wahid (2007) dengan
berlebihan dan sarankan ibu untuk kembali bertambahnya usia seseorang akan terjadi
ke kegiatan rumah tangga secara perlahan- perubahan aspek fisik dan psikologis,
lahan, serta untuk tidur siang atau dimana usia yang lebih dewasa lebih banyak
beristirahat selagi bayi tidur. mendapatkan pengalaman dan informasi.
Stress pada ibu juga di karenakan nyeri
Menurut Morison (2003), Ibu nifas di akibat luka yang dialami ibu sehingga
anjurkan istirahat yang cukup, mengatur muncul rasa takut dan cemas pada ibu.
kegiatan rumahnya secara perlahan-lahan

48

Idea Nursing Journal Darmawati, dkk

Hasil penelitian sesuai dengan pendapat kaitannya terhadap perawatan kesehatan,


Bale (2000) ansietas dan stress dapat hygine, pemeriksaan kehamilan dan pasca
mempengaruhi sistem imun sehingga dapat persalinan, oleh karena itu ibu tidak
menghambat penyembuhan luka. Menurut mengalami infeksi pasca melahirkan.
Boyle (2008) persalinan merupakan stresor Hasil penelitian ini sesuai dengan
utama dan karena situasi ini tidak pernah penelitian Bucknall (2005), tentang The
berubah, maka pada saat-saat seperti ini Effeck Of Local Infection Wound
sistem imun harus dapat ditingkatkan. Healing ada hubungan infeksi dengan
Menurut Bryant (2000) stress tambahan penyembuhan luka. Infeksi lokal
dapat disebabkan oleh nyeri, takut sehingga menunda penyembuhan luka dengan
mengakibatkan perubahan vaskular yang baik, dimana jaringan sekitar luka terjadi
menyebabkan berkurangnya kadar oksigen peradangan. Hasil penelitian ini juga
dalam jaringan berkurang sehingga sesuai dengan penelitian Martin (2003),
mengahambat penyembuhan luka. tentang Wound Infection infeksi
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian penyebab utama menghambat
Yetti (2011), tentang Hubungan Tingkat penyembuhan luka dimana luka
Stress Dengan Proses Penyembuhan Luka seharusnya sembuh secara normal tapi
Ganggren didapatkan (p = 0,000) terdapat akibat adanya infeksi luka sembuh lebih
hubungan antara tingkat stress dengan lama, dan luka ini bisa berkelanjutan
penyembuhan luka dimana pada 9 responden menjadi luka yang kronis.
(88,9%) yang mengalami stress pada tingkat Rizki (2010), tentang Faktor-
tinggi dan sedang mengalami penyembuhan Faktor yang Berpengaruh pada
luka yang buruk, sedangkan 3 responden Penyembuhan Luka Perineum Ibu Pasaca
(10%) yang mengalami stress ringan Persalinan didapatkan nilai (p = 0,000)
mengalami penyembuhan luka yang baik. dalam penelitiannya mengatakan ada
hubungan antara tanda-tanda REEDA
Hubungan Faktor Infeksi dengan Lama (Redness, Edema, Ekimosis, Discharge,
Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Aproximation) dengan penyembuhan
Nifas luka dimana luka yang disertai dengan
adanya tanda-tanda REEDA tidak
Hasil analisa dengan menggunakan uji chi- sembuh secara normal dan sebaliknya
square didapatkan nilai p-value sebesar luka yang tidak ada tanda-tanda REEDA
0,000 atau p-value < 0,05. Hal ini tidak mengalami hambatan penyembuhan
menunjukkan hipotesa nol (Ho) ditolak, luka yang normal.
dengan demikian dapat disimpulakan bahwa
ada hubungan antara infeksi sebagai faktor Hubungan Faktor Kondisi Medis dengan
yang mempengaruhi penyembuhan luka Lama Penyembuhan Luka Perineum pada
perineum ibu nifas di Kota Banda Aceh. Ibu Nifas
Menurut peneliti adanya hubungan infeksi Hasil analisa dengan menggunakan
dengan penyembuhan luka karena uji chi-square didapatkan nilai p-value
berdasarkan hasil penelitian ibu yang sebesar 0,429 atau p-value > 0,05. Hal ini
memiliki tingkat pendidikan tinggi lebih menunjukkan hipotesa nol (Ho) diterima,
banyak yaitu 19 (54,3%), di mana ibu yang dengan demikian dapat disimpulkan
memiliki pendidikan yang lebih tinggi bahwa tidak ada hubungan antara
mempunyai pengetahuan yang lebih banyak kondisi medis sebagai faktor yang
juga, sehingga ibu mengetahui perawatan mempengaruhi penyembuhan luka
luka yang benar sehingga ibu tidak perineum ibu nifas di Kota Banda Aceh.
mengalami infeksi pada luka. Menurut Menurut peneliti tidak ada
Depkes RI (2010) menyatakan bahwa hubungan antara kondisi medis dengan
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang penyembuhan luka pada penelitian ini
semakin tinggi pula pengetahuannya. Ibu dikarenakan, karena kebanyakan
berpendidikan tinggi lebih mudah menerima responden pada penelitian ini tidak
suatu ide baru dibanding ibu yang mengalami kondisi medis yang serius itu
berpendidikan rendah. Menurut Suhardjo dikarenakan umur responden lebih
tinggi rendahnya tingkat pendidikan ibu erat banyak pada ketegori dewasa muda

49

Idea Nursing Journal Vol. II No. 3 2013

sehingga belum banyak mengalami 3. Ada hubungan antara stress dengan


penyakit yang serius. Tingkat pendidikan lama penyembuhan luka perineum
pada responden juga pada kategori pada ibu nifas di Kota Banda Aceh.
tingkat pendidikan tinggi yang lebih 4. Ada hubungan antara infeksi dengan
banyak sehingga ibu mengetahui untuk lama penyembuhan luka perineum
lebih menjaga kesehatan. Sesuai dengan pada ibu nifas di Kota Banda Aceh.
pendapat Soedibyo (2007) bahwa 5. Tidak ada hubungan antara kondisi
pendidikan memiliki peranan penting medis dengan lama penyembuhan
dalam menentukan kualitas hidup luka perineum pada ibu nifas di Kota
manusia. Banda Aceh.
Menurut Potter dan Perry (2005)
menyatakan diabetes menyebabkan b. Saran
hemoglobin memiliki afinitas yang lebih Diharapkan kepada institusi
besar untuk oksigen, sehingga pelayanan kesehatan agar memberikan
hemoglobin gagal melepas oksigen ke informasi yang akurat tentang faktor-
jaringan. Hiperglikemia mengganggu faktor yang mempengaruhi penyembuhan
kemampuan leukosit untuk melakukan luka yang dapat mempengaruhi
fagositosis dan juga mendorong penyembuhan luka perineum, serta apa-
pertumbuhan infeksi jamur dan ragi yang apa saja yang mungkin menyebabkan
berlebihan. Lewis (2004) juga terjadinya penyembuhan luka perineum
menyatakan diabetes melitus yang lama dan buruk. Dengan banyaknya
menyebabkan gangguan sirkulasi dan informasi yang diperoleh, khususnya ibu
perfusi jaringan, selain itu hiperglikemia yang mengalami luka perineum dapat
menghambat fagositosis dan merawat luka perineum dengan baik.
mencetuskan terjadi infeksi jamur dan Kepada ibu, khususnya ibu yang
ragi. mengalami luka perineum agar dapat
Hasil penelitian ini tidak sesuai mengontrol luka dengan baik, merawat
dengan penelitian Vincent (2005), luka dengan benar, melakukan cek up
tentang Wound Healing Its Impairment yang teratur agar penyembuhan luka
In The Diabetic Foot ada hubungan perineum dapat sembuh dengan cepat dan
antara kondisi medis dengan baik.
penyembuhan luka, penyembuhan luka
yang optimal membutuhkan integritas KEPUSTAKAAN
kulit yang baik, dan didukung oleh Ambarwati & Wulandari. (2010). Asuhan
peristiwa biologis dan dan perbaikan kebidanan nifas. Yogyakarta: Nuha
molekul sel yang kompleks. Namun Medika.
penyembuhan luka dapat terganggu
disebabkan oleh Diabetes Mellitus, Bale et al. (2000). An introduction to
Diabetes Mellitus dapat Menyebabkan wounds.london: Emap Healthcare
kelemahan dalam mensuplai darah ke Ltd.
jaringan.
. Boyle, M. (2008). Pemulihan luka. Jakarta:
EGC.

KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan Bryant, R. (2000). Acute and chronic
1. Ada hubungan antara status nutrisi wounds. London: Mosby Year Book.
dengan lama penyembuhan luka
perineum pada ibu nifas di Kota Bucknall. (2005). The effeck of local
Banda Aceh. infection wound healing. Journal
2. Ada hubungan antara istirahat dengan British of sugery. Volume 67. 851-
lama penyembuhan luka perineum 855.
pada ibu nifas di Kota Banda Aceh.
Depkes RI. (2010). Indonesia sehat 2010.
Jakarta.

50

Idea Nursing Journal Darmawati, dkk

Vincent, F. (2005). Wound healing its


Dinkes NAD. (2009). Profil Dinas impairment in the diabetic foot.
Kesehatan Aceh. Volume 336. 1736-1743.
(http://www.dinkes.aceh.go.id/).
Wahid, I. (2007) Pengantar riset
Friese. (2007). Quantity and quality of sleep keperawatan komunitas. Jakarta: CV.
in the surgical. Journal of trauma- Sanggung Seto.
injury infection. Volume 63. 1210-
1214. Yetti. (2010). Hubungan tingkat stress
dengan proses penyembuhan luka
Hanifa, W. (2005). Ilmu kebidanan. Jakarta: ganggren. Jurnal keperawatan.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono. Volume IV. 29-32.

Johnson & Wendy. (2004). Buku ajar


praktik kebidanan. Jakarta: EGC.

Joyce, K. S. (2010). Understanding the role


of nutrition and wound healing.
Journal Nutrition Cilnical Practice.
61-68.

Martin, R. (2003). Wound infection. Journal


surgical North America. Volume 77.
637-650.

Masadah. (2010). Hubungan berpantang


makanan tertentu dengan
penyembuhan luka perineum pada ibu
nifas. Jurnal Penelitian Kesehatan
Suara Forikes, 18-24.

Med, J. (2003). Sleep helps healing. Volume


289. 1400-1401.

Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi


penelitian kesehatan. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu kebidanan.


Jakarta: YBP-SP.

Prawirohardjo, S. (2006). Ilmu kebidanan.


Jakarta: YBP-SP.

Prawirohardjo, S. (2007). Ilmu kebidanan.


Jakarta: YBP-SP.

Rizki, S. (2010). Faktor-faktor yang


berpengaruh pada penyembuhan luka
SC. Jurnal Unimus. 98-104.

Suherni, dkk. (2009). Perawatan masa nifas.


Yogyakarta: Fitramaya.

51

Вам также может понравиться