Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2 Juli 2007
ABSTRACT
Intravenous therapy is commonly used to treat patients and it is received through a
peripheral cannula by most hospitalized patients. A consequence of intravenous (IV) devices is
that risk of nosocomial infection is increased, particularly septicemia. Inflammation, hard vein and
thrombophlebitis, and local tenderness are common complication of IV therapy. This can lead to
enhanced morbidity and mortality rates. Some treatments to cure phlebitis patients have been
done to eradicate phlebitis patients during hospital stay. However, mostly phlebitis treatments
have not been standardized as procedure at hospital. Therefore, this study will analyse nurses
treatment when they are performing phlebitis patient care that mostly done at Margono Soekardjo
Hospital.
The purpose of the study was to analyse nurses treatment when caring phlebitis patients
that mostly were done at medical and surgical ward Margono Soekardjo Hospital of Purwokerto
This study utilized survey. Of 38 nurses at T eratai and Asoka wards at Margono Soekardjo
Hospital were involved in this study. Respondents were chosen by quaote sampling method.
Criteria of respondents were nurses at surgical ward who have graduated from DIII nursing with 1
year experience in clinical setting
The study show that nurses tend to elevated phlebitis area to cure phlebitis as the first
choice at (26%), furthermore, by warm compress and range of motion of the area of phlebitis
have the second and the third rank at (23%) and (18%) respectively
82
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007
Karena begitu banyaknya pasien yang Sampel penelitian diambil secara quota
dilakukan terapi IV , maka perawat sampling dalam masa pengambilan data
mempunyai tugas profesional untuk selama 1 bulan. Kriteria sampel adalah
mengenali dan mencegah hal-hal yang perawat dengan tingkat pendidikan minimal
berhubungan dengan terjadinya komplikasi DIII Keperawatan, minimal satu tahun
plebitis. Tindakan perawat selalu dilakukan pengalaman kerja di klinik dan bersedia
untuk mencegah dan meningkatkan menjadi responden. Data di ambil dengan
kesehatan pasien/ klien. menggunakan kuisioner yang berisi
Hasil penelitian yang dilakukan tentang tindakan perawatan pada pasien
Handoyo, Triyanto dan Latifah (2006) dengan phlebitis. Kuisioner terdiri dari
didapatkan prosentase kejadian plebitis di pertanyaan mengenai tindakan perawatan
bangsal bedah RSUD Prof Dr. Margono pada pasien dengan phlebitis. Sebelum di
Soekardjo Purwokerto adalah 31, 7%. lakukan pengambilan data, terlebih dulu
Penelitian tersebut juga menemukan rata- dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas
rata 2-4 pasien mengalami plebitis setiap terhadap kuisioner. Untuk mengetahui
harinya. Penanganan atau tindakan untuk validitas alat tersebut di gunakan uji
mengatasi plebitis merupakan isu penting di Pearson product moment. Setelah
Indonesia khususnya di RSUD Prof Dr. dilakukan uji validitas dan reliabilitas
Margono Soekardjo Purwokerto, karena jika terhadap kuisioner dilanjutkan dengan
plebitis tidak diatasi dapat mengakibatkan pengambilan data di RSUD Margono
sepsis. Dengan memperhatikan latar Soekardjo. Perawat diinstruksikan mengisi
belakang masalah di atas, dapat pilihan mengenai cara-cara tindakan
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai perawatan pada pasien dengan phlebitis di
berikut : " Apa saja tindakan perawatan rumah sakit. Hasil pengumpulan data
yang dilakukan pada pasien dengan kemudian akan diolah dengan komputer
phlebitis Di RSUD Prof Dr. Margono untuk mengetahui tindakan perawatan yang
Soekardjo Purwokerto?" paling sering dilakukan di rumah sakit.
Tujuan
1. Mengetahui gambaran tindakan HASIL DAN BAHASAN
perawatan pada pasien dengan Plebitis adalah suatu inflamasi
phlebitis di RSUD Prof Dr. Margono pada pembuluh darah. Hal ini didefinisikan
Soekardjo Purwokerto. sebagai adanya dua atau lebih tanda dan
2. Menganalisa tindakan perawatan yang gejala ; nyeri, kemerahan, bengkak, panas
paling sering dilakukan pada pasien dan vena terlihat lebih jelas (Karadag dan
dengan phlebitis oleh perawat di RSUD Gorgulu, 2000). Plebitis dapat terjadi selama
Prof Dr. Margono Soekardjo atau setelah terapi intavena dan dapat
Purwokerto. diklasifikasikan menjadi 3 tipe : kimia,
mekanik, dan bakterial (Mazzola, 1999).
METODE PENELITIAN Pada penelitian ini didapatkan
Metode penelitian yang akan responden pasien 38 responden yang
digunakan adalah penelitian survei dengan terdiri dari perawat yang bertugas di bangsal
pendekatan cross sectional. Populasi bedah dan dalam (T eratai dan Asoka )
penelitian ini adalah perawat di bangsal Rumah Rakit Margono Soekardjo
bedah dan adalam (T eratai dan Asoka ) di Purwokerto.
RSUD Margono Soekardjo Purwokerto.
83
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007
Berikut ini hasil pengolahan dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti :
A. Karakteristik responden
84
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007
Seperti pendapat Krzywda dan Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa
Edmiston (2002) yang menerangkan bahwa pemberian obat/ antibiotic bukan merupakan
mengistirahatkan dan meninggikan daerah pilihan yang paling tepat dalam pengobatan
yang mengalami phlebitis, pemberian obat atau tindakan menyembuhkan phlebitis.
ainti inflamasi, pemberian kompres hangat Pemberian antikoagulan pada
serta penggunaan elastic stocking penelitian ini hanya 2% dari tindakan
merupakan tidakan dan treatment pada penanganan phlebitis. Hal ini dimungkinkan
pasien yang mengalami superficial kurangnya ketersediaan obat antikoagulan
thrombophlebitis. Krzywda dan Edmiston di bangsal dan tingginya resiko yang
(2002) juga menerangkan bahwa pemberian ditimbulkan oleh pemberian antikoagulan
antibiotic juga dapat dilakukan untuk pada pasien.. Hadaway (2006)
mempercepat proses penyembuhan menerangkan bahwa beberapa cairan bisa
phlebitis. Namun demikian pemberian obat dipergunakan dalam menjaga terjadinya
termasuk antibiotic melalui slang infus dapat cloting akibat bekuan darah pada slang dan
menjadi salah satu penyebab terjadinya jarum infuse. Penggunaan cairan yang tepat
phlebitis. Hal ini diperkuat oleh pendapat dapat menghilangkan clot/sumbatan
Chee dan T an (2002) yang menegaskan tersebut diantaranya, sodium chloride,
bahwa faktor munculnya phlebitis dapat heparin flush solution,
diakibatkan ketidakcocokan pencampuran ethylenediaminetetraacetate dan ethanol.
obat dalam pembuluh darah. Se,mentara itu Sementara itu pemberian antikoagulan
derajat keasaman (pH levels) lebih dari 11 paling sesui untuk keadaan deep
atau kurang dari 4,3 dan pemberian cairan thrombophlebitis, dimana tindakan
hypertonic (320 mOsm/L) secara significant. pemberian obat harus dipantau dan pasien
dapat menyebabkan terjadinya phlebitis. dalam keadaan istirahat total.
85
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007
86
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.2 Juli 2007
87