Вы находитесь на странице: 1из 11

Berbagai Konsep Perilaku serta Asumsi Tentang Perilaku

Manusia

SIKAP

Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan, baik yang
menguntungkan dan tidak menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan, atau situasi. Sikap
bukanlah perilaku, tetapi sikap menghadirkan suatu kesiapsiagaan untuk tindakan yang
mengarah pada perilaku. Oleh karena itu, sikap merupakan wahana dalam membimbing perilaku.

Komponen Sikap

Dalam organisasi, sikap adalah penting karena mempengaruhi perilaku


kerja. Sikap disusun oleh komponen teori, emosional dan perilaku. Komponen
teori terdiri atas gagasan, persepsi, dan kepercayaan seseorang mengenai penolkan
sikap. Komponen emosional atau afektif mengacu pada perasaan seseorang yang
mengarah pada objek sikap. Komponen perilaku mengacu pada bagaimana satu
kekuatan bereaksi terhadap objek sikap.

Konsep Terdekat Sikap

Kepercayaan

Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai komponen kognitif dari sikap. Kepercayaan


mungkin berdasarkan pada bukti ilmiah, berdasarkan prasangka, atau berdasarkan intuisi.

Opini

Opini terkadang didefinisikan sebagai sinonim dari sikap dan kepercayaan. Pada
umumnya, opini dipandang sebagai konsep terdekat dengan sikap.

Nilai
Nilai merupakan tujuan hidup yang penting sekaligus standar perilaku. Nilai merupakan
pijakan yang paling dalam dan sentimen dasar dimana orang-orang mengorientasikan dirinnya
menuju tujuan yang lebih tinggi dan dimana mereka membedakan sesuatu yang terbaik.

Kebiasaan

Kebiasaan merupakan ketidakseimbangan, respon otomatis, dan pengulangan pola dari


respon pola perilaku. Kebiasaan berbeda dengan sikap, sikap bukan merupakan perilaku.

Fungsi Sikap

Sikap memiliki 4 fungsi utama :

1. Pemahaman
2. Kebutuhan akan kepuasan
3. Ego yang defensive
4. Dan ungkapan nilai

Sikap dan Konsistensi

Riset umumnya telah menyimpulkan bahwa orang-orang mengusahakan konsistensi


antara sikap-sikapnya serta antara sikap dan perilaku. Ini berarti individu berusaha
menghubungkan sikap-sikap mereka yang terpisah dan menyelaraskan sikap dengan perilaku
mereka sehingga mereka kelihatan rasional dan konsisten. Jika terdapat inkonsistensi, kekuatan
untuk mengembalikan individu itu kedalam seimbang terus digunakan agar sikap dan
perilakunya menjadi konsisten lagi.

Formasi Sikap dan Perubahan

Formasi sikap mengacu pada pengembangan suatu sikap yang mengarah pada suatu
objek yang tidak ada sebelumnya. Perubahan sikap mengacu pada substitusi sikap baru bagi
seseorang yang telah ditangani sebelumnya. Sikap dibentuk berdasarkan karakter faktor
psikologis, pribadi, dan faktor sosial.

Teori Terkait dengan Sikap


Teori Perubahan Sikap

Teori perubahan sikap dapat membantu memprediksikan pendekatan yang paling efektif.
Sikap mungkin dapat berubah sebagai hasil pendekatan dan keadaan.

Teori Penguatan dan Tanggapan Stimulus

Teori penguatan dan tanggapan stimulus dari perubahan sikap fokus pada bagaimana
orang menanggapi rangsangan tertentu. Tanggapan sepertinnya diulangi jika tanggapan tersebut
dihargai dan dikuatkan

Teori Pertimbangan Sosial

Teori pertimbangan sosial mengambil pendekatan yang persepsual. Teori ini merupakan
suatu hasil dari perubahan mengenai bagaimana orang-orang merasa menjadi suatu objek dan
bukannya dari hasil perubahan dari mempercayai sautu objek.

Konsistensi dan Teori Tentang Perselisihan

Teori ini berasumsi bahwa orang-orang mencoba untuk memelihara konsistensi atau
kesesuaian antara sikap dan perilaku mereka. Teori ini menekankan pada pentingnya
kepercayaan dan gagasan masyarakat.

Teori Disonansi Kognitif

Disonansi kognitif mengacu pada setiap inkonsistensi yang dipersepsikan oleh seseorang
terhadap dua atau lebih sikapnya, atau terhadap perilaku dengan sikapnya. Disonansi tidak
dilepaskan dari lingkungan kerja organisasi. Oleh karena itu, setiap orang dapat saja terlibat
dalah hal ini.

Teori Persepsi Diri

Menganggap orang-orang mengembangkan sikap berdasarkan pada bagiamana mereka


mengamati dan mengintepretasikan perilaku mereka sendiri. Dengan kata lain, teori ini
mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menunjukkan perilaku, tetapi sikap itu dibentuk setelah
perilaku terjadi guna menawarkan sikap yang konsisten dengan perilaku.
MOTIVASI

Motivasi adalah proses yang dimulai dengan definisi psikologis atau psikologis yang
menggerakan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan insentif. Beberapa teori
motivasi antara lain :

1. Teori motivasi awal


2. Teori kebutuhan dan kepuasan
3. Teori X dan teori Y
4. Teori kebutuhan McClelland
5. Teori dua faktor

Teori Kontemporer Motivasi

Dalam teori ini terdiri dari :

1. Teori keadilan
2. Teori ERG
3. Teori harapan
4. Teori penguatan
5. Teori penetapan tujuan
6. Teori atribusi
7. Teori agensi

PERSEPSI

Persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa,


objek dan manusia. Orang-orang bertindak atas persepsi mereka dengan mengabaikan persepsi
mencerminkan kenyataan.

Rangsangan Fisik VS Kecenderungan Individu

Rangsangan fisik adalah input yang berhubungan dengan perasaan, seperti penglihatan
dan sentuhan. Perbedaan persepsi antara orang-orang karena perasaan individu yang
menerimannya berbeda fungsi dan hal ini terutama sekali disebabkan dengan kecenderungan
perbedaan. Empat faktor lain yang berhubungan dengan kecenderungan individu adalah
keakraban, perasaan, arti penting, dan emosi.

Pilihan, Organisasi dan Penafsiran Rangsangan

Persepsi sebagaimana tersebut diatas, adalah proses dalam pemilihan, pengorganisasian,


dan penginterpretasikan rangsangan.

Keterkaitan Presepsi terhadap Para Akuntan

Para akuntan perilaku dapat menerapkan pengetahuan persepsi terhadap banyak aktivitas
organisasi. Misalnya, dalam evaluasi kinerja, cara penilaian atas seseorang mungkin dipengaruhi
dari persepsi penyelia. Kesalahan atau bias penilaian mungkin diakibatkan oleh sandiwara yang
mencoba untuk menakut-nakuti sehingga karyawan tidak puas dan pada akhirnya meninggalkan
perusahaan. Oleh karena itu, para penyelia perlu mengenali perasaan mereka terhadap
bawahannya.

NILAI

Nilai dinyatakan sebagai suatu modus perilaku atau keadaan akhir dari eksistensi yang
khas dan lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan dengan suatu modus perilaku atau
keadaan akhir yang berlawanan.

Nilai dan Dilema Etika

Secara umum, permasalahan profesi akuntan dapat disimpulkan disebabkan oleh masalah
yang berhubungan dengan pemrosotan standar etika. Dengan diketahuinnya fakta ini, nilai-nilai
dari profesi akuntan hendaknnya yang berarti pada seluruh iklim etika dalam suatu organisasi.

PEMBELAJARAN

Pembelajaran adalah proses dimana perilaku baru diperlukan. Pembelajaran terjadi


sebagai hasil dari motivasi, pengalaman, dan pengulangan dalam merespon situasi.

Pembelajaran Sosial
Individu dapat belajar dengan mengamati kejadian pada orang lain dengan diberitahu
maupun dengan mengalami secara langsung. Pandangan bahwa manusia dapat belajar baik lewat
pengamatan maupun pengalaman langsung ini telah disebut sebagai teori pembelajaran sosial.

KEPRIBADIAN

Kepribadian adalah intisari dari perbedaan individu. Kepribadian cenderung bersifat konsisten
dan kronis. Konsep kepribadian dan pengetahuan tentang komponennya adalah penting karena
memungkinkan untuk memprediksi perilaku.

Penentu Kepribadian

Kepribadian seorang dewasa umumnya dianggap terbentuk dari faktor keturunan dan
lingkungan yang diperlunak oleh kondisi situasi.

EMOSI

Emosi adalah perasaan yang intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu. Emosi
jarang dipandang bersifat membangun atau mampu merangsang perilaku kinerja. Beberapa
emosi, terutama digambarkan dalam waktu yang salah tentu dapat mengurangi kinerja karyawan.

FEUDALISM AND CAPITALISM

Semua sistem ekonomi yang ditandai dengan hubungan sosial dasar antara mereka yang
menggunakan wewenang dan semua orang yang mentaati dan antara mereka yang memiliki alat
produksi dan mereka yang tidak. Pemeriksaan sejarah perkembangan hubungan-hubungan sosial
akan memberi kita gagasan tentang asumsi yang mendasari tentang perilaku manusia yang telah
ditandai bisnis, ekonomi, dan akuntansi.

Sistem Feodal

Pada akhir abad ke-15 aturan politik, sosial, dan ekonomi di Eropa menjadi sangat
tertutup. Dikenal sebagai feodalisme, aturan sosial-ekonomi tersebut ditetapkan sebagai
seperangkat hubungan sosial berdasarkan status yang diperoleh dari lahir (berdasarkan
keturunan). Di pertengahan Eropa, seorang laki-laki adalah budak atau a lord, pedagang atau
anggota dari serikat pekerja. Posisinya dalam struktur sosial bergantung pada keluarga dimana ia
dilahirkan, bukan pada pernikahan. Serikat pekerja adalah kumpulan dari pekerja yang
mempunyai keahlian. .

Bangkitnya Masyarakat Industri

Mesin uap, yang ditemukan oleh James Watt pada tahun 1776, dapat dijadikan tanda
dimulainya revolusi industri. Pada masa ini muncul sistem pabrik, sebagai perlawanan terhadap
industri rumah tangga dimana orang-orang bekerja dirumah. Mesin uap dimanfaatkan sebagai
sumber energi, yang memungkinkan sumber energi dapat dibangun dimanapun karena
menggunakan energy hidup dan dapat dipindahkan. Sebelum mesin uap; angin, air dan hewan
digunakan sebagai sumber tenaga.

Salah satu kejadian yang lebih penting adalah adanya enclosure movement di Inggris.
Permintaan akan wool mendorong perkembangan peternakan domba. Yang mengakibatkan tanah
yang tertutup atau dipagari-untuk kebutuhan penggembalaan hewan. Peristiwa ini menyebakan
terciptanya perbudakan dalam jumlah yang besar, mereka yang sebelumnya bekerja lahan
pertanian, bermigrasi dari desa ke kota.

Dengan demikian, lembaran pergerakan ini mengubah budak yang menetap di lahan
pertanian menjadi petani dan budak yang meninggalkan tanah menjadi bebas, berpindah-pindah,
dan tidak memiliki tempat tinggal menjadi kelas para pekerja/buruh yang menjadikan serikat
pekerja sebagai kekuatan resmi mereka.

Kapitalisme vs Feodalisme

Feodalisme menekankan pada tradisi. Kapitalisme tidaklah tradisional. Feodalisme


memenjarakan inovasi, sedangkan kapitalisme mengembangkannya. Dalam feodalisme, aktivitas
ekonomi adalah untuk memenuhi kebutuhan saat itu saja. Kapitalisme memakai perencanaan dan
penggunaan teknologi yang rasional.

Dalam feodalisme terdapat kesetaraan sosial dalam sebuah kelas sosial yang sama, akan
tetapi hal ini tidak berlaku untuk kelas sosial yang berlainan. Pengharapan akan keadilan
sosial adalah dasar dari imbalan ekonomis pada masa pertengahan Eropa. Dalam kapitalisme
tidak ada pengharapan semacam itu. Yang ada adalah pemikiran mengenai penggajian yang
bebas. Dalam kapitalisme ada istilah kami membayar pekerjaan, bukan orang.

Dalam feodalisme juga ada asumsi Just Price. Kapitalisme menggantikannya dengan
Competitive Wages dimana gaji terendah harus dapat memaksimalkan profit (keuntungan).
Kapitalisme menekankan pada tekanan dan tugas untuk bekerja keras. Sebuah motif yang sangat
penting dari kapitalisme adalah pekerjaan untuk mengumpulkan harta/kekayaan.

Tinjauan keperilakuan menepatkannya pada pada kebangkitan dari Semangat Kapitalis.


Ini adalah sebuah pemikiran bahwa seseorang akhirnya harus mengejar keuntungan untuknya
sendiri dan harus merasionalisasikan semua hal dalam kehidupannya. Tinjauan keperilakuan
menyediakan sebuah link yang penting: sebuah sistem nilai yang akan kompatibel dengan
kapitalisme. Sistem nilai ini menjawab sebuah pertanyaan bahwa tidak ada penjelasan yang
rasional: Mengapa seseorang bekerja sangat keras meskipun saat mereka sangat sejahtera? Max
Webber menganalisa tendensi ini dan menggolongkan bahwa ideologi dan nilai-nilai kapitalisme
berakar pada Protestanisme. Nilai-nilai inherent dalam masa awal Calvinisme mempertajam
pandangan dunia atas dunia kewirausahaan kelas menengah yang memulai kapitalisme.

Etika Protestan dan Nilai-Nilai Kapitalisme

Penghematan, disiplin diri, dan rasionalitas merupakan satu set nilai-nilai yang "saleh"
dan bahwa Weber disebut etos kapitalisme. Dengan "etika Protestan" Weber berarti kekuatan
pendorong yang memaksa orang, atas dasar pelayanan kepada Tuhan, untuk bekerja keras dan
tekun, berhemat, menabung, dan berinvestasi. Itu yang penjelasan Weber untuk kondisi
psikologis yang memungkinkan perkembangan kapitalisme. Ini termasuk nilai-nilai, didasarkan
pada teologi dari John Calvin dan Martin Luther, yang disesuaikan dengan bidang ekonomi oleh
kelas meningkatnya pedagang Inggris. Ide-ide ini diterapkan dan keyakinan menyebabkan orang
untuk berperilaku dengan cara yang kondusif, dan memiliki sikap yang diperlukan untuk,
perkembangan kapitalisme.

Dalam Protestantisme individu berdiri sendiri di hadapan Allah dan karena itu
bertanggung jawab langsung kepada Allah atas tindakan masing-masing. Mereka juga tidak
bertanggung jawab kepada wakil suci Tuhan melalui gereja. Teologi Protestan diaplikasikan
pada bidang ekonomi dengan membuat dan rajin bekerja keras "mulia", pekerjaan dianggap
merendahkan.

Singkatnya, etika Protestan memberikan kontribusi terhadap perkembangan kapitalisme


dengan memberikan motivasi terhadap kerja dan kewirausahaan. Hal ini juga menyediakan jenis
orang yang dibutuhkan untuk kapitalisme: jujur, mabuk, impersonal, rasional. Seperti
kapitalisme menjadi lebih formal dan dilembagakan, itu tergantung kurang pada motivasi agama
dan memandang ke dan berupa uang motivasi utilitarian.

Perspektif pada Pekerja

Awal industrialisasi, menyertai filsafat sosial Darwinisme, meyakini pekerja menjadi


rendah karena mereka masih berjuang untuk bertahan hidup. Gerakan manajemen ilmiah, yang
terkait dengan kerja Frederick Taylor di awal 1900-an, pekerja dipandang sebagai dasarnya
malas dan hanya tertarik pada keuntungan ekonomi. Pada tahun 1920-an pekerja dipandang
sebagai sebuah paket sifat yang dapat dipahami melalui pengujian ekstensif. Gerakan hubungan
manusia dari tahun 1930-an, penumbuhan kerja oleh Elton Mayo, pekerja dianggap sebagai
manusia, tapi masih memperlakukan mereka sebagai faktor biaya.

Selama akhir 1800-an konsep swadaya dan Darwinisme sosial populer di Amerika karena
kesempatan yang tampaknya tak terbatas. Kesuksesan dan kekayaan adalah tanda-tanda
kemajuan dan penghargaan. Itu adalah dunia di mana hanya yang paling mampu dan gigih yang
dapat bertahan. Gerakan "pemikiran baru" (1895-1915) mengatakan lebih lanjut bahwa inisiatif,
usaha individu, dan sikap positif terhadap pekerjaan adalah kunci sukses bagi siapa saja yang
mengupayakan mencapai tujuan. (Pada saat ide-ide ini disebarluaskan, pekerja sudah terbentuk
serikat pekerja, dan mengadopsi ideologi ini akan merusak solidaritas. Oleh karena itu ide
"pemikiran baru " ditolak oleh pekerja).

Gerakan manajemen ilmiah (1912) memiliki tema kerjasama manajemen-buruh. Taylor


percaya bahwa nilai pekerja ditentukan oleh pengujian ilmiah dan pelatihan daripada
keberhasilan pekerja dalam perjuangan untuk bertahan hidup. Selama tahun 1920-an, ideologi
manajemen Amerika menekankan pada kerja tim, atau kerjasama antara pekerja dan manajemen.
Keberhasilan manajer kini terlihat sebagai konsekuensi dari kemampuan dan pelatihan daripada
tanda kebajikan.
ASUMSI TENTANG PERILAKU MANUSIA

Baik ahli teori ekonomi klasik maupun ahli teori manajemen klasik berasumsi bahwa
tujuan utama dari kegiatan bisnis adalah mencapai maksimisasi keuntungan dan bahwa anggota
kelompok mau melakukan hal tersebut karena termotivasi oleh faktor ekonomi. Ahli teori ini
mengasumsikan bahwa para pekerja akan terlibat dalam perilaku yang akan memaksimalkan
pendapatan dan meminimalkan biaya. Dari asumsi tersebut, ahli teori selanjutnya berpendapat
bahwa pekerjaan yang orang-orang lakukan pada dasarnya tidaklah menyenangkan dan mereka
akan lebih memilih untuk menghindarinya bila memungkinkan. Orang-orang dalam teori ini
diasumsikan malas dan tidak efisien, dan hanya dengan memberikan insentif lah yang dapat
memotivasi orang untuk bekerja.

Ahli teori modern melihat pekerjaan sebagai penyaluran potensi diri untuk mendapatkan
arti/makna dan kepuasan dalam hidup. Orang akan bekerja, dan menikmatinya, jika pekerjaan
tersebut dapat memenuhi beberapa kebutuhan dasar mereka. Jadi, seharusnya manajer tidak
membabi buta mengejar keuntungan yang lebih besar, tetapi manajer harus dapat menjadi
pemecah masalah di dalam perusahaan, koordinator, dan pengambil keputusan peran-peran
tersebut dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
Dalam pandangan asumsi seperti itu, akuntansi dipandang sebagai suatu sistem informasi
yang menyediakan data yang tepat dan relevan untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan. Selanjutnya, supaya pemanfaatan berbagai perencanaan, pengendalian, dan laporan
keuangan maksimal, sistem akuntansi harus didasarkan pada kesadaran akan kompleksitas
perilaku manusia dan pemahaman tentang bagaimana orang akan cenderung untuk bereaksi
terhadap informasi akuntansi.
TUGAS AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Berbagai Konsep Perilaku serta Asumsi Tentang Perilaku Manusia

Dosen :

Ayu Chairina Laksmi S.E., MAC., M.Res., Ak., Ph.D.

Disusun Oleh :

Muhammad Rafli Farandy 14312554

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2017/2018

Вам также может понравиться