Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Model tetes cairan menuntun kita pada formula massa semi empirik (ketergantungan massa nukleus
pada A dan Z).
Eb= a1A- a2A 2/3- a3Z2A-1/3- a4(A-2Z )2 A-1 a5 A-3/4
Kerapatan setetes cairan tidak bergantung pada ukurannya. Dengan begitu, jika tetes itu menyerupai
bola, maka radiusnya sebanding dengan akar 3 jumlah molekulnya.
Hal serupa ditemui pada inti, bahwa radius inti (inti dianggap menyerupai bola) sebanding dengan
A^1/3, sehingga kerapatannya tidak bergantung pada ukuranya.Energi ikat tiap molekul sama, sehingga
energi yang diperlukan untuk memisahkan semua molekul cairan itu sebanding dengan jumlah
molekulnya. Pada inti diketahui hal serupa, bahwa energi ikat rata-rata per nukleon (fraksi ikat)
konstan, yang berarti, energi yang diperlukan untuk memisahkan semua nukleon sebanding dengan
jumlah nukleon.
PENUTUP
KESIMPULAN
Model tetes cairan dikembangkan oleh Niels Bohr, Wheeler, dan Frenkel. Model ini memperlakukan inti
sebagai suatu massa homogen dan setiap nukleon berinteraksi secara kuat dengan tetangga
terdekatnya (Bunbun Bunjali, 2002). Nukleon-nukleon penyusun nucleus saling tarik-menarik sehingga
jarak antar nucleon menjadi sangat rapat. Gaya interaksi adalah gaya jarak pendek yang bersifat jenuh
dan tidak tergantung pada muatan dan spin nukleon, sehingga energi interaksi antarnukleon merupakan
fungsi kontinu dari massa inti ( nomor massa A). Nukleon-nukleon yang ada di permukaan nukleus
mendapatkan gaya tarikan yang lebih kuat kearah dalam nucleus cenderung menjadi bulat seperti
setetes cairan. (Retug, 2005)
Model ini disebut model tetes cairan karena adanya sejumlah kesamaan kelakuan antara inti dan
tetesan suatu cairan. Kesamaan kelakuan tersebut adalah:
(1).Baik tetes cairan maupun inti, keduanya bersifat homogen dan tidak dapat dimamfatkan. Tetes
cairan tersusun oleh sejumlah atom atau molekul , sedangkan inti tersusun atas nukleon . Implikasi dari
hal ini adalah volume inti sebanding dengan massa A. Maka jari-jari inti R = r0 A , dengan r0 suatu
tetapan dengan orde 1,2 1,5 F.
(2). Kemiripan inti dengan tetesan larutan ideal ditunjukkan dengan anggapan bahwa gaya interaksi
antarnukleon adalah sama, tidak memperhatikan muatan maupun spin nukleon, yakni f n-n f n-p f p-p
Hal ini didukung oleh fakta bahwa energi pengikat inti pada pasangan inti cermin adalah hampir
sama, yaitu penggantian gaya p-p oleh gaya n-n tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap
energi pengikat total
(3). Analog dengan suatu tetes cairan, inti atom akan menunjukkan adanya gaya tegangan permukaan,
gaya yang sebanding dengan luas permukaan inti, sehingga terdapat gaya sebanding dengan A .
(4) Gambaran umum untuk tetes cairan, yaitu dapat terjadi penggabungan tetesan kecil menjadi
tetesan yang lebih besar atau sebaliknya, pemecahan tetesan besar menjadi tetesan yang lebih kecil.
Hal ini ada kemiripan dengan reaksi fusi dan
fissi pada reaksi inti.
(5). Jika tetes cairan atau inti ditembaki dengan partikel berenergi tinggi, partikel penembak
ditangkap dan terbentuk suatu inti gabungan (inti majemuk). Kemudian tambahkan eneri partikel yang
tertangkap akan secara cepat didistriusika kepada semua partikel dalam tetesan atau nukleon-nukleon
dalam inti. Proses termalisasi energi ini dalam inti gabunga dapat berlangsung dalam waktu 10- 10
detik, berantung pada kecepatan partikel penembak.
(6). Pelepasan kelebihan energi (dieksitasi) pada tetesan atau inti majemuk dapat dilakukan melalui
proses berikut :
Pada Tetesan
* Pendinginan dengan melepaskan panas
* Penguapan sejumlah partikel
* Pemecahan tetesan menjadi dua tetesan yang lebih kecil
Pada Inti Majemuk:
* Pendinginan dengan memancarkan radiasi
* Pemancaran satu atau lebih partikel
* Pembelahan inti menjadi dua inti yang lebih kecil
Nukleon-nukleon yang berbeda jenis setelah membentuk nukleus menjadi satu-kesatuan, dan tidak lagi
sebagai nukleon yang berdiri-sendiri. Bila nukleus menerima suatu aksi dari luar maka seluruh nukleon
penyusun nukleus memberikan aksi secara bersama-sama.
Dalam keadaan tereksitasi sifat dari nukleus menjadi tidak stabil. Untuk mencapai kestabilan kembali
nukleus akan melakukan reaksi nuklir. Hasil dari reaksi nuklir dapat berwujud energi panas, radiasi
partikel dan gelombang elektromagnet. Terpancarnya partikel-partikel dari nukleon dapat dianalogkan
dengan teruapkannya melekul-molekul air dari tetes cairan.
Model tetes cairan juga mampu menjelaskan mekanismelogis dari reaksi inti berenergi rendah,
menjelaskan gejala pembelahan dan penggabungan inti. Selain itu, model tetes cairan memberikan
dasar perhitungan energi pengikat inti dan massa atom secara inti empirik yang dikemukakan
Weizsacker yang dapat diaplikasikan dalam menghitung tetapan jari-jari nuklir dan memperkirakan
nuklida stabil pada deret isobarik peluruhan .
DAFTAR PUSTAKA
www.community.undip.ac.id.2010...model-tetesan-cairan
www.scribd.com/doc/40055520/model-inti-3
Diposting oleh La olha Khaila di 19.13
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
La olha Khaila
Mataram, NTB, Indonesia
sekarang saya masih kuliah di IKIP Mataram Jurusan Fisika,semester 7
Lihat profil lengkapku