Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH:
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
i
i
II. Harga Pokok Proses tanpa Persediaan Barang Dalam Proses
(BDP) di Awal dan Akhir Periode.
.....................................................................................................
.....................................................................................................
19
III. Harga Pokok Proses dengan Persediaan Barang Dalam Proses
(BDP) di Akhir Periode
.....................................................................................................
.....................................................................................................
19
IV. Hybrid Costing (Operation Costing)
.....................................................................................................
.....................................................................................................
24
ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG
I. Jenis Jenis Departemen
.....................................................................................................
.....................................................................................................
25
II. Jenis Jenis Dasar Alokasi
.....................................................................................................
.....................................................................................................
25
III. Tujuan Alokasi
.....................................................................................................
.....................................................................................................
25
IV. Pengalokasian Biaya Satu Departemen Ke Departemen
Lainnya
.....................................................................................................
.....................................................................................................
26
V. Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung
.....................................................................................................
.....................................................................................................
29
VI. Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Biaya Produk
ii
.....................................................................................................
.....................................................................................................
30
VII. Alokasi Biaya Patungan
.....................................................................................................
.....................................................................................................
31
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
iii
PRODUCT AND SERVICE COSTING: JOB-ORDER SYSTEM
I. Karakteristik Proses Produksi
Secara umum, sistem manajemen biaya perusahaan mencerminkan
proses produksi. Sistem manajemen biaya yang dimodelkan setelah proses
produksi memungkinkan manajer untuk lebih memantau kinerja ekonomi
perusahaan. Proses produksi dapat menghasilkan produk atau layanan yang
nyata. Produk atau layanan tersebut mungkin serupa sifatnya atau unik.
Karakteristik proses produksi ini menentukan pendekatan terbaik untuk
mengembangkan sistem manajemen biaya.
1. Perusahaan Manufaktur versus Perusahaan Jasa
Manufaktur mencakup menggabungkan bahan baku, tenaga kerja,
dan overhead untuk memproduksi produk baru. Sistem akuntansi
tradisional menekankan pada manufaktur dan mengabaikan jasa. Ekonomi
kita telah semakin berorientasi jasa. Manajer harus mampu untuk
menelusuri biaya jasa yang diserahkan sama akuratnya dengan mereka
menelusuri harga pokok produksi. Rentang antara perusahaan
pemanufakturan dan jasa dapat ditunjukkan dengan continuum yang
ditunjukkan pada peraga sebagai berikut :
Jasa Produk
Manufaktur Manufaktur
Jasa murni ditunjukkan pada sisi kiri. Jasa murni tidak melibatkan
bahan baku dan tidak tersedia barang berwujud bagi pelanggan. Empat area
dimana jasa berbeda dari produk adalah: tidak berwujud, tidak terpisahkan,
heterogenitas, dan tidak tahan lama. Tidak berwujud mengacu pada sifat
non fisik dari jasa bertentangan dengan produk. Tidak terpisahkan berarti
bahwa produksi dan konsumsi tidak terpisahkan dari jasa. Heterogenitas
mengacu pada peluangan variasi yang lebih besar dalam kinerja jasa
dibandingkan pada produksi produk. Tidak tahan lama berarti bahwa jasa
tidak dapat disimpan tetapi harus dikonsumsi saat dilakukan. Tidak
terwujudnya jasa mengakibatkan perbedaan yang besar dalam akuntansi
untuk jasa terhadap produk. Perusahaan jasa tidak dapat menyimpan jasa
1
dan karenanya memiliki persediaan pasokan dari minimal hingga
menengah. Perusahaan manufaktur memiliki persediaan bahan baku,
pasokan, barang dalam proses, dan barang jadi. Karena penting dan
kompleksnya persediaan dalam pemanufakturan, kita akan menghabiskan
waktu lebih banyak pada perusahaan pemanufakturan dalam akuntansi
untuk biaya persediaan. Perbedaan penting lainnya antara perusahaan jasa
dan pemanufakturan adalah heterogenitas dari tenaga kerja. Asumsi kunci
dari ekonomi mikro adalah homogenitas tenaga kerja. Yaitu, satu tenaga
kerja langsung diasumsikan identik dengan tenga kerja lainnya. Asumsi ini
merupakan basis standar tenaga kerja dalam perhitungan harga pokok
standar.
Ciri perusahaan jasa dan keterkaitannya dengan Sistem Manajemen
Biaya:
Dampak pada Sistem
Ciri Hubungan dengan Bisnis Manajemen Biaya
2
Manfaat jasa hilang dengan Terdapat kebutuhan menjadi sis-
Tidak tahan
lama cepat tem yang terstandardisasi un-
Jasa dapat dilakukan beru- tuk menangani pelanggan.
langkali pada satu
pelanggan
Aspek yang lebih jauh dari heterogenitas tenaga kerja adalah bahwa
pekerja tidak sama dari satu hari ke hari lainnya. Pekerja dapat dipengaruhi
oleh pekerjaan yang dilakukan, kombinasi individu lain dengan siap
mereka bekerja, pendidikan, dan pengalaman mereka, dan faktor personal
seperti faktor rumah. Tidak terpisahkan berarti bahwa perbedaan pada
pelanggan mempengaruhi perusahaan jasa lebih dari peusahaan
pemanufakturan. Tidak terpisahkan juga berarti bahwa pelanggan
mengevaluasi jasa berbeda dengan produk. Sebagai hasilnya, perusahaan
jasa mungkin perlu menghabiskan lebih banyak uang pada sejumlah
sumber daya dan lebih sedikit pada sumber daya lainnya dibanding yang
dibutuhkan pada perusahaan. Sebagai tambahan, lingkungan dari
perusahaan jasa memungkinkan untuk mengenakan harga yang lebih tinggi
yang menunjukkan mutunya lebih tinggi. Tidak tahan lamanya jasa sangat
serupa dengan tidak berwujud. Namun, terdapat perbedaan kecil antara
tidak berwujud dan tidak tahan lama, jasa tidak tahan lama efeknya jangka
pendek. Tetapi, tidak semua jasa masuk ke dalam kategori ini. Pengaruh
manajemen biaya adalah jasa yang tidak tahan lama membutuhkan sistem
yang dengan mudah menangani pelanggan yang datang berulang kali.
Pelanggan dapat menerima resiko yang lebih tinggi ketika membeli jasa
dibandingkan ketika membeli produk. Akuntan internal yang
bertanggungjawab untuk memperoleh data mengenai mutu jasa harus
secara akurat melaporkan kabar baik seperti halnya kabar buruk.
Perusahaan manufaktur dapat menawarkan generasi atau penggantian
produk. Tetapi perusahaan jasa harus mempertimbangkan waktu pelanggan
yang terbuang. Yang penting disini adalah bahwa perusahaan jasa dan
pemanufakturan dapat memiliki kebutuhan yang berbeda akan data dan
akuntansi. Penting bahwa akuntan dilatih antar fungsional.
2. Produk dan jasa unik terhadap produk dan jasa terstandardisasi
3
Cara kedua menggelompokkan produk dan jasa menurut tingkat
keunikan. Jika perusahaan memproduksi produk yang unik, dalam batch
kecil, dan jika produk-produk tersebut menimbulkan biaya-biaya yang
berbeda, maka perusahaan harus menelusuri biaya-biaya dari tiap produk
atau batch. Pada sisi lain, perusahaan mungkin membuat banyak unit yang
identik dari produk yang sama. Karena unitnya sama, maka biaya masing-
masing unit juga sama. Akuntansi untuk biaya unit yang identik relatif
mudah dan mengacu pada perhitungan harga pokok proses. Tiap produk
pada dasarnya tidak dapat dibedakan dari produk sejenisnya. Hal yang
terpenting disini adalah bahwa biaya satu produk identik dengan biaya
produk lainnya. Karenanya, perusahaan jasa dapat pula menggunakan
pendapatan perhitungan harga pokok proses. Hal yang menarik, perusahaan
cenderung ke arah perhitungan harga pokok pesanan karena meningkatnya
keragaman produk.
4
pengukuran mencakup penentuan jumlah dolar dari bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung dan overhead yang digunakan pada produksi. Ada
dua cara yang umum dipakai untuk mengukur biaya yang berhubungan
dengan produksi : perhitungan biaya sebenarnya dan perhitungan biaya
normal. Perhitungan biaya sebenarnya mengharuskan perusahaan untuk
menggunakan biaya sebenarnya dari semua sumber daya yang digunakan
dalam produksi untuk menentukan biaya unit. Perhitungan biaya normal
mengaharuskan perusahaan menggunakan biaya sebenarnya dari bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung pada unit yang diproduksi.
Namun, biaya overhead digunakan berdasarkan estimasi yang ditentukan
sebelumnya.
3. Perhitungan biaya sebenarnya
Dengan menggunakan biaya yang sebenarnya untuk bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead untuk menentukan biaya unit. Bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung mempunyai hubungan yang jelas,
dapat diidentifikasi dengan unit yang diproduksi. Masalah utama dengan
menggunakan biaya yang sebenarnya untuk perhitungan biaya unit adalah
biaya overhead pemanufakturan. Jika periode waktu yang dipilih relatif
pendek (misalnya satu bulan), sehingga informasi biaya dapat dihasilkan
dengan tepat waktu, merata-ratakan dapat menghasilkan biaya overhead per
unit yang berfluktuasi secara dramatis dari bulan ke bulan. Hal ini terjadi
karena, pertama, biaya overhead yang tidak terjadi secara seragam di
sepanjang tahun. Kedua, biaya overhead per unit berfluktuasi secara
dramatis karena tingkat produksi yang tidak seragam. Perusahaan
membutuhkan informasi biaya unit di sepanjang tahun. Informasi ini
diperlukan tepat waktu untuk laporan keuangan interim dan untuk
membantu manajer mengambil keputusan seperti penentuan harga.
4. Perhitungan biaya normal
Solusi yang mungkin bagi permasalahan yang berhubungan dengan
perhitungan biaya sebenarnya adalah untuk memperkirakan tarif overhead
yang sebenarnya pada akhir tahun pada awal tahun dan kemudian
menggunakan tarif yang ditentukan sebelumnya di sepanjang tahun untuk
memperoleh informasi biaya unit yang dibutuhkan. Tarif akhir tahun yang
sebenarnya dapat diperkirakan dengan mengestimasi biaya overhead untuk
5
tahun depan dan membagi estimasi biaya tersebut dengan produksi yang
diharapkan. Sistem biaya yang mengukur biaya overhead berdasarkan basis
yang ditentukan sebelumnya dan menggunakan biaya sebenarnya untuk
bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung disebut sistem perhitungan
biaya normal. Kesukaran prinsip pada perhitungan biaya normal adalah
bahwa tarif overhead yang ditentukan sebelumnya cenderung berbeda
dengan tarif yang sebenarnya. Pada kenyataannya semua perusahaan
membebankan overhead pada produksi yang sudah ditentukan sebelumnya.
Karena, masalah pengukuran yang berhubungan dengan penggunaan biaya
overhead yang sebenarnya dipecahkan dengan menggunakan estimasi biaya
overhead. Sistem harga pokok pesanan yang menggunakan biaya
sebenarnya untuk bahan baku dan tenaga kerja dan mengestimasi biaya
untuk disebut sistem harga pokok pesanan normal.
5. Pembebanan biaya
Sekali biaya diakumulasikan dan diukur, biaya tersebut dibebankan
pada unit produk produksi atau unit jasa yang dilakukan. Keputusan
mengenai desain produk dan peluncuran produk baru dipengaruhi oleh
biaya unit yang diharapkan. Keputusan untuk membuat atau membeli suatu
produk, untuk menerima atau menolak pesanan khusus, atau untuk
mempertahankan atau membuang lini produk membutuhkan informasi
biaya unit.
6
yang beroperasi jauh dibawah kapasitas produksi, informasi biaya variabel
mungkin jauh lebih berguna dalam keputusan untuk menerima atau
menolak permintaan khusus. Harus ditegaskan bahwa informasi biaya
keseluruhan berguna sebagai masukkan untuk sejumlah keputusan internal
sebagaimana juga untuk perlaporan keuangan. Dalam jangka panjang,
untuk produk manapun yang dapat hidup, harganya harus menutupi biaya
keseluruhan. Pentingnya biaya unit untuk perusahaan non-manufaktur.
Perusahaan jasa dan nirlaba juga membutuhkan informasi unit biaya.
Secara konsep, cara kita mengakumulasikan dan membebankan biaya
adalah sama apakah suatu perusahaan manufaktur atau bukan. Perusahaan
jasa menggunakan data biaya dengan cara yang sama dengan perusahaan
manufaktur. Mereka menggunakan biaya untuk menentukan, kelayakan
produk baru, dan lain-lain. Perusahaan nirlaba harus menelusuri biaya
untuk memastikan bahwa mereka memberikan jasa mereka dengan cara
yang efisien biaya. Agen pemerintahan memiliki tanggung jawab kepada
pembayar pajak untuk menggunakan dana secara bijaksana. Produksi
informasi biaya unit untuk menghasilkan biaya unit, diperlukan baik
pengukuran biaya maupun pembebanan biaya.
7. Informasi biaya unit yang diproduksi
Perbedaan dasar diantara perhitungan biaya sebenarnya dan normal
adalah penggunaan dari tarif overhead yang ditentukan sebelumnya. Suatu
tarif overhead yang ditentukan sebelumnya dihitung dengan formula
sebagai berikut :
7
overhead yang ditentukan sebelumnya ditentukan dimuka, biasanya pada
awal tahun.
8. Informasi biaya unit yang diproduksi
Dalam menentukan tarif biaya overhead, adalah penting untuk
memilih basis kegiatan yang berhubungan dengan konsumsi overhead.
Terdapat lima pendorong kegiatan yang umum dipakai:
1) Unit yang diproduksi
2) Jam tenaga kerja langsung
3) Dolar tenaga kerja langsung
4) Jam mesin
5) Bahan langsung
Ukuran yang paling jelas dari kegiatan produksi adalah keluaran.
Dalam penetapan produk tunggal, biaya overhead pada suatu periode dapat
langsung ditemukan pada periode luaran bahan produk tersebut. Namun,
kebanyakan perusahaan, menghasilkan lebih dari satu produk. Karena
produk yan berbeda secara khas menggunakan jumlah overhead yang
berbeda, metode yang tidak akurat. Dalam penetapan produk ganda seperti
ini, biaya overhead adalah umum pada lebih dari suatu produk, dan produk
yang berbeda dapat menggunakan overhead pada tarif yang berbeda. Tidak
ada metode tunggal untuk menentukan overhead yang memuaskan semua
pihak yang terlibat. Dapat dikatakan bahwa overhead seharusnya
dibebankan sebanding dengan pendapatan yang diperoleh. Usaha harus
dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut yang
menyebabkan konsumsi overhead. Sekali faktor-faktor penyebab ini
diidentifikasi atau pendorong kegiatan, harus digunakan untuk mengatakan
biaya overhead pada produk. Unit yang diproduksi tidak harus
mencerminkan jam mesin atau konsumsi biaya mesin, karenanya dapat
dikatakan bahwa jam mesin adalah pendorong kegiatan yang lebih baik
dan seharusnya digunakan untuk membebankan biaya overhead ini.
9. Memilih Tingkat Kegiatan
Dua kandidat utama yang diharapkan adalah kegiatan sesungguhnya
dan kegiatan sebenarnya. Tingkat kegiatan yang diharapkan hanyalah
tingkat produksi yang diharapkan perusahaan untuk diperoleh pada tahun
8
yang akan datang. Tingkat kegiatan normal adalah kegiatan penggunaan
rata-rata yang dialami perusahaan dalam jangka panjang (volume normal
dihitung selama lebih dari satu tahun). Tingkat kegiatan lain yang
digunakan untuk menghitung tarif overhead yang ditentukan sebelumnya
adalah tingkat kegiatan yang berhubungan dengan tingkat teoritis dan
praktis. Tingkat kegiatan teoritis adalah kegiatan produksi absolut
maksimum dari perusahaan manufaktur. Yaitu keluaran yang dapat
direalisasi jika segala sesuatu berjalan sempurna. Tingkat kegiatan praktis
adalah keluaran maksimum yang dapat direalisasi jika segala sesuatu
bekerja dengan efisien. Kegiatan normal dan kegiatan sebenarnya yang
diharapkan cenderung mencerminkan permintaan pelanggan, semetara
kegiatan teoritis dan praktis mencerminkan kemampuan produksi
perusahaan. Pemahaman secara tepat bagaimana overhead diterapkan
sangat penting untuk memahami sistem perhitungan biaya normal.
9
Biaya bahan baku langsung dibebankan pada pekerjaan dengan
menggunakan dokumen sumber yang dikenal sebagai formulir permintaan
bahan baku. Sebagai tambahan untuk memberikan informasi penting untuk
membebankan biaya bahan bakku langsung pada pekerjaan, formulir
permintaan bahan baku juga memiliki jenis data lainnya seperti nomor
permintaan, tanggal, dan tanda tangan.
3. Tiket Waktu Kerja
Tenaga kerja langsung juga harus dihubungkan dengan tiap pekerjaan
tertentu. Alat dengan mana biaya tenaga kerja langsung dibebankan pada
pekerjaan individu adalah sumber yang dikenal sebagai tiket waktu. Tiket
waktu digunakan hanya untuk tenaga kerja langsung.
4. Pembebanan Overhead
Pekerjaan dibebankan biaya overhead dengan menggunakan tarif
overhead yang ditentukan sebelumnya. Secara khas, jam tenaga kerja
langsung merupakan ukuran yang digunakan untuk menghitung biaya
overhead. Misalnya, asumsikan perusahaan telah mengestimasi biaya
overhead untuk tahun mendatang $900.000 dan kegiatan yang diharapkan
adalah 90.000 jam tenaga kerja langsung. Tarif yang ditentukan
sebelumnya adalah $900.000/90.000 jam tenaga kerja langsung=$10 per
jam tenaga kerja langsung.
5. Perhitungan Biaya Unit
Sekali pekerjaan selesai, jumlah biaya produksinya dihitung, pertama
dengan menjumlahkan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead dan kemudian menjumlahkan jumlah individu ini. Jumlah
keseluruhannya dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi untuk
memperoleh biaya unit. Semua lembar harga pokok pesanan perusahaan
dapat berlaku sebagai buku pembantu untuk persediaan barang jadi.
10
Untuk memproduksi tiga puluh rambu pada bulan Januari, dan
memiliki pasokan bahan baku di tangan pada awal Februari, Bob membeli,
secara kredit, $2.500 bahan baku. Jurnal pembelian dicatat sebagai berikut :
1) Bahan baku 2.500
Utang 2.500
11
Tarif overhead= $9.600/4.800=$2 perjam tenaga kerja langsung
Untuk pekerjaan 101, dengan jumlah 120 jam kerja, jumlah biaya
overhead yang dibukukan adalah $240($2x50). Ringkasan jurnal
mencerminkan jumlah $340(contoh, semua pembebanan overhead pada
pekerjaan yang dikerjakan pada bulan Januari) pada pembebanan
overhead.
4) Barang dalam Proses 340
Pengendali Overhead 340
Saldo kredit pada akun pengendali overhead sama dengan jumlah
overhead yang dibebankan pada suatu waktu tertentu. Pada perhitungan
biaya normal, hanya overhead yang dibebankan yang memasuki akun
barang dalam proses.
4. Akuntansi untuk Biaya Overhead yang Sebenarnya
Untuk mengilustrasikan bagaimana biaya overhead yang sebenarnya
dicatat, asumsikan bahwa All Signs mengeluarkan biaya tidak langsung
untuk bulan Januari sebagai berikut :
Pembayaran sewaguna usaha $200
Utilitas 50
Depresiasi pearalatan 100
Buruh tidak langsung 65
Jumlah biaya overhead $415
Prosedur umum adalah mencatat biaya overhead yang sebenarnya
pada sisi debet dari akun pengendali overhead. Misalnya, biaya overhead
yang sebenarnya akan dicatat sebagai berikut :
5) Pengendali overhead 415
Utang sewaguna usaha 200
Utang utilitas 50
Akumulasi depresiasi-peralatan 100
Utang gaji 65
12
Karena pekerjaan 101 telah selesai, jumlah biaya produksi $1.840
harus ditransfer dari akun barang dalam proses ke akun barang jadi.
Transfer ini dijelaskan dengan jurnal berikut :
6) Barang Jadi 1.840
Barang dalam Proses 1.840
Perhatikan bahwa persediaan akhir barang dalam proses $850.
Bagaimana kita memperoleh angka ini? Dari dua pekerjaan tersebut,
pekerjaan 101 selesai dan ditrasfer ke persediaan barang jadi dengan biaya
$1.840. Jumlah ini dikreditkan pada barang dalam proses, menyisakan
saldo akhir $850. Jika tidak, kita dapat menambahkan jumlah yang didebet
pada barang dalam proses untuk semua pekerjaan yang belum
terselesaikan. Pekerjaan 102 merupakan satu-satunya pekerjaan yang masih
dalam proses. Biaya produksi yang dibebankan adalah bahan baku
langsung $500, tenaga kerja langsung $250,dan pembebanan overhead
$100. Jumlah biaya ini menghasilkan biaya persediaan akhir barang dalam
proses.
13
Ingat biaya yang berhubungan kegiatan penjualan dan administrasi
umum diklasifikasikan sebagai biaya non-produksi. Biaya ini merupakan
biaya periode dan tidak pernah dibebankan pada produk dalam sistem biaya
tradisional. Biaya ini bukan merupakan bagian dari arus biaya produksi.
14
menerima 500 kali pembebanan biaya overhead dibandingkan dengan yang
diterima pekerjaan 24. Namun, pada tabel dibawah ini pekerjaan 24 diproduksi
di departemen yang bertanggungjawab untuk memproduksi 75% overhead
keseluruhan pabrik. Bayangkan kesukaran yang dapat ditimbulkan distorsi
perhitungan harga pokok jenis ini bagi perusahaan. Beberapa produk biasanya
dihitung terlalu tinggi, sementara produk lain biayanya dihitung terlalu rendah,
dan hasilnya adalah keputusan penentuan harga yang tidak tepat yang
berpengaruh negatif terhadap posisi bersaing perusahaan
Pekerjaan 23 Dept.A Dept.B Jumlah
Jam mesin 1 0 1
Departemen A Departemen B
15
untuk departemen B adalah $12 per jam tenaga kerja
langsung($180.000/15.000). dengan menggunakan tarif ini, pekerjaan 23 akan
dibebankan overhead $2.000($4x500 jam tenaga kerja langsung) dan pekerjaan
24 dibebankan overhead $6.000($12x500 jam mesin. Pekerjaan 24 sekarang
menerima tiga kali biaya overhead yang dibebankan pada pekerjaan 23, yang
terlihat lebih pantas, karena departemen B menimbulkan biaya overhead tiga
kali dari departemen A.
Tarif departemen dapat memberikan keakuratan perhitungan harga pokok
produk untuk beberapa perusahaan, bahkan lebih memperhatikan pada
bagaimana biaya overhead dibebankan mungkin penting bagi perusahaan lain.
Keakuratan perhitungan harga pokok produk yang lebih tinggi dimungkinkan
melalui penggunaan pendorong kegiatan yang berhubungan dengan non-
volume.
16
tenaga kerja secara khas pada keseluruhan shiftnya. Mereka bekerja dalam
suatu proses tertentu, tidak diperlukan penelusuran tenaga kerja secara
rinci. Bahkan, pada banyak perusahaan, biaya tenaga kerja merupakan
persentase yang demikian kecil dari biaya proses keseluruhan sehingga
biaya tenaga kerja langsung dikombinasikan dengan biaya overhead,
menciptakan kategori biaya konversi.
2. Laporan Produksi
Dalam perhitungan harga pokok proses, biaya-biaya diakumulasikan
berdasarkan departemen untuk suatu periode waktu. Laporan produksi juga
berfungsi sebagai dokumen sumber yang mentransfer biaya-biaya dari akun
barang dalam proses dari departemen sebelumnya ke akun barang dalam
proses departemen selanjutnya. Laporan produksi dibagi menjadi bagian
informasi unit dan bagian informasi biaya. Laporan produksi menelusuri
arus unit melalui departemen, memperlihatkan perhitungan biaya unit, dan
menyatakan pembagian biaya departemen untuk periode yang dilaporkan.
3. Biaya Unit
Secara prinsip, perhitungan biaya unit dalam sistem proses sangat
sederhana. Pertama, hitung biaya produksi untuk departemen proses untuk
suatu periode waktu tertentu. Kedua, hitung keluaran dari departemen
proses untuk periode waktu yang sama. Terakhir, biaya unit untuk proses
dihitung dengan membagi biaya-biaya periode tersebut dengan keluaran
periode tersebut. Tetapi adanya persediaan barang dalam proses
memperumit difinisi biaya dan keluaran yang diperlukan untuk perhitungan
biaya unit.
Ciri-Ciri Dasar Perhitungan Harga Pokok Berdasarkan Proses:
1) Unit homogen melalui suatu rangkaian proses yang serupa
2) Tiap unit pada tiap proses menerima persentase biaya produksi yang
sama
3) Biaya produksi diakumulasikan berdasarkan proses untuk periode
waktu tertentu.
4) Terdapat akun barang dalam proses untuk setiap proses.
5) Arus biaya produksi dan ayat jurnal terkait secara umum sama
dengan perhitungan harga pokok pesanan.
17
6) Laporan produksi departemen merupakan dokumen kunci untuk
penelusuran biaya dan kegiatan produksi
7) Biaya unit dihitung dengan membagi biaya departemen selama
suatu periode dengan keluaran periode tersebut.
II. Harga Pokok Proses tanpa Persediaan Barang Dalam Proses (BDP) di
Awal dan Akhir Periode.
Dengan tidak adanya persediaan BDP di awal dan akhir periode,
perhitungan untuk harga pokok proses menjadi jauh lebih mudah, yaitu dengan
menjumlahkan semua biaya produksi yang dikeluarkan pada periode tersebut
kemudian membaginya dengan unit produksi yang dihasilkan.
Dengan menggunakan manufaktur JIT, akuntan dapat mengabaikan
kalkulasi unit ekuivalen secara keseluruhan karena terdapat sedikit atau tidak
sama sekali barang dalam proses akibat pengurangan waktu tenggang. Akibat
pengurangan yang subtansial atas tingkat persediaan barang dalam proses dan
barang jadi, kebutuhan untuk mengalokasikan biaya secara terpisah ke
persediaan akhir menjadi berkurang. Sistem JIT membebankan biaya tenaga
kerja langsung dan overhead pabrik ke harga pokok penjualan secara langsung
dan bukan ke barang dalam proses dan barang jadi. Pengurangan yang
subtansial atas biaya akuntansi mengabaikan penurunan marjinal dalam
keakuratan biaya produk perusahaan.
III. Harga Pokok Proses dengan Persediaan Barang Dalam Proses (BDP) di
Akhir Periode
Persediaan BDP akan mempengaruhi perhitungan biaya per unit dengan
mempengaruhi pengukuran produksi pada satu periode. Namun kendala yang
dihadapi biasanya adalah nilai BDP tersebut. Jika dibandingkan dengan nilai
pasar, maka belum tentu ada BDP serupa di pasar, sementara jika dinilai sesuai
dengan produk jadi, BDP belum sepenuhnya menjadi produk jadi. Secara
definisi, BDP bukanlah merupakan produk jadi, BDP yang ada pada akhir
periode tidak sama (ekuivalen) dengan satu produk jadi, dan biaya-biaya yang
terkandung dalam BDP sudah pasti berbeda dengan biaya yang terkandung
dalam produk jadi.
1. Pengukuran Unit Ekuivalen
18
Untuk mengilustrasikan permasalahan nilai BDP dan nilai persediaan
produk jadi, bisa dilihat dengan contoh berikut:
Kita asumsikan jika sebuah pabrik gula mempunyai BDP awal nol, ketika
akhir periode beberapa unit telah berwujud barang jadi, namun beberapa
masih dalam tahap produksi atau setengah jadi. Maka hal ini akan
membingungkan, Ketika dicatat unit keluaran sebesar 30.000 unit maka
kita mengabaikan 5.000 unit setengah jadi (BDP), sedangkan jika kita
mengatakan unit keluaran sebesar 35.000 unit maka kita mengabaikan
informasi bahwa 5.000 dari unit keluaran masih berbentuk setengah jadi
atau barang dalam proses (BDP). Karena itu unit keluaran harus diukur
secara tepat sehingga dapat menunjukkan nilai yang sesungguhnya dari
produk jadi ataupun BDP.
Agar BDP bisa disamakan dengan produk jadi biasanya dilakukan
pengukuran dengan unit ekuivalen. Unit ekuivalen adalah unit barang jadi
yang telah diproduksi dibagi dengan proses produksi yang telah dilewati
dalam satu periode dengan pertimbangan tertentu. Menentukan output atau
keluaran dari unit ekuivalen merupakan hal mudah, karena sebuah unit
tidak akan ditransfer ke departemen selanjutnya kecuali unit tersebut telah
selesai prosesnya pada departemen tersebut. Jika melanjutkan contoh
sebelumnya, BDP sejumlah 5.000 unit kita asumsikan telah menyerap
sebanyak 25% dari jumlah keseluruhan biaya produk jadi, maka dengan
mengkalikan 5.000 unit BDP dengan 25% didapatlah unit ekuivalen
sebesar 1.250 unit (5.000 unit x 25%). Maka unit ekuivalen untuk periode
tersebut adalah 30.000 unit barang jadi ditambah dengan 1.250 unit
ekuivalen BDP yaitu 31.250 unit keluaran.
19
1) Analisis aliran fisik unit produk. Tahap ini membagi BDP awal
dan akhir suatu unit, prosentase penyelesaiannya, dan jumlah
unit yang ditransfer keluar.
2) Perhitungan unit ekuivalen. Menyediakan perhitungan tentang
unit ekuivalen.
3) Perhitungan biaya per unit. Menyediakan perhitungan per unit
dalam satuan moneter.
4) Penilaian persediaan. Informasi dari biaya unit selesai dan unit
ekuivalen yang kemudian diolah untuk menunjukkan berapa
biaya unit yang ditransfer dan BDP yang tersisa.
5) Rekonsiliasi Biaya. Tahap ini merupakan pengecekan ulang dari
awal produk yang selesai, BDP, unit ekuivalen hingga unit yang
ditransfer keluar.
3. Barang Dalam Proses Awal
Dalam system biaya proses ini, pada tiap akhir periode pertama masih
terdapat barang dalam proses pada akhir periode. Dimana barang dalam
proses akhir periode pertama akan diberlakukan sebagai barang dalam
proses awal pada periode kedua. Dengan kata lain pada periode kedua
sudah terdapat barang dalam proses awal, sehingga untuk alokasi biaya
produksi terdapat 2 alternatif yang dapat dipilih, yaitu metode masuk
pertama keluar pertama (FIFO) atau metode rata-rata (Average Method).
Unit ekuivalensi merupakan jumlah unit jadi yang dihasilkan dengan
menggunakan bahan, pekerja, overhead yang dikeluarkan selama satu
periode yang tersedia untuk menyelesaikan unit tersebut.
4. Metode FIFO
Dalam metode ini, menganggap biaya produksi periode sekarang
pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal
periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk
mengolah produk yang dimasukkan dalam proses periode sekarang. Oleh
karena itu dalam perhitungan unit ekuivalensi tingkat penyelesaian
persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan.
Proses Pemberlakuan Metode FIFO
20
1) Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk dalam
proses awal menjadi produk selesai.
2) Produksi ekuivalen = (Produksi dalam proses awal x tingkat
penyelesaian yang dibutuhkan untuk berubah menjadi produk jadi)
+ Produksi Current + (Produk dalam proses akhir x Tingkat
penyelesaian yang sudah dinikmati).
5. Metode Rata-rata (Average)
Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal
ditambahkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan periode sekarang
dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk menghasilkan harga pokok
rata-rata tertimbang. Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen
setelah departemen pertama merupakan harga pokok kumulatif, yaitu
merupakan penjumlahan harga pokok dari departemen satu ditambahkan
dengan departemen berikutnya yang bersangkutan
Proses Pemberlakuan Metode Rata-rata
1) Di departemen Pertama :
(1) Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya
produksi, yaitu : biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik dengan cara biaya yang melekat pada
persediaan barang dalam proses awal ditambah biaya-biaya
periode berjalan.
(2) Dihitung jumlah unit ekuivalen produksi yang dihasilkan
dalam periode yang bersangkutan: Barang jadi (yang
ditransfer ke departemen berikutnya) ditambah barang
dalam proses akhir menurut unit ekuivalen. Harga pokok
rata-rata kemudian dihitung berdasarkan total biaya dibagi
jumlah unit ekuivalen.
2) Di departemen Lanjutan :
(1) Dihitung harga pokok rata-rata yang berasal dari
departemen sebelumnya. Harga pokok tersebut terdiri dari :
Harga pokok persediaan awal dan harga pokok yang
diterima pada periode yang bersangkutan.
21
(2) Dihitung harga pokok rata-rata per satuan yang
ditambahkan dalam departemen yang bersangkutan.
(3) Menghitung harga pokok rata-rata per satuan di departemen
yang bersangkutan dengan cara : Harga pokok rata-rata dari
departemen yang mendahului ditambah harga pokok rata-
rata di departemen yang bersangkutan.
6. Perbandingan Metode FIFO dan Average
Metode rata-rata dan Metode biaya FIFO masing-masing mempunyai
keunggulan tersendiri. Pemilihan salah satu metode itu akan tergantung
seluruhnya pada sikap manajemen mengenai prosedur penentuan biaya
yang lebih layak dan praktis. Metode rata-rata umumnya lebih mudah
untuk digunakan karena perhitungannya lebih mudah. Metode ini paling
sesuai jika hanya bahan baku, biaya konversi dan tingkat persediaan stabil.
Metode FIFO paling sesuai digunakan apabila tingkat harga bahan baku,
biaya konversi atau tingkat persediaan berfluktuasi. Metode FIFO lebih
disukai untuk kepentingan pengendalian, karena biaya per unit untuk setiap
periode independen terhadap periode sebelumnya. Perbedaan mendasar
diantara kedua metode terutama berkaitan dengan perlakuan terhadap
persediaan awal barang dalam proses. Kesulitan yang dihadapi dalam
prosedur akuntansi biaya proses adalah:
1) Penentuan kuantitas produksi dan tahap-tahap penyelesaiannya
seringkali bermasalah;
2) Perhitungan biaya bahan seringkali memerlukan analisis yang
cermat;
3) Industri yang menggunakan kalkulasi biaya proses pada umumnya
merupakan jenis industry yang banyak menghasilkan produk
(heterogen).
22
yaitu penggunaan metode Hybrid Costing. Hybrid costing menggunakan
akumulasi biaya berdasarkan pesanan untuk menelusuri bahan baku langsung
ke batch dan menggunakan akumulasi biaya berdasarkan proses untuk
menelusuri biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.
Kalkulasi biaya hybrid (operasi) sangat tepat bagi perusahaan makanan,
pakaian, furniture, otomotif dan perusahaan sejenis. Sebagai contoh perusahaan
pakaian pria yang membuat pakaian yang berbeda dengan bahan baku kain
yang berbeda namun dengan proses penjahitan dengan mesin yang sama.
Sebagaimana dalam kalkulasi biaya pesanan, akuntan secara spesifik
mengalokasikan bahan baku langsung ke batch dengan menggunakan kalkulasi
biaya operasi (hybrid). Walaupun demikian, tenaga kerja langsung dan
overhead diabsorpsi dengan cara yang sama seperti dalam kalkulasi biaya
berdasarkan proses (process costing), serta membebankan biaya konversi ke
seluruh unit fisik yang melewati operasi dengan menggunakan rata-rata biaya
konversi per unit untuk operasi tersebut.
23
dibagi menjadi departemen produksi dan departemen pendukung. Pabrik
pembuat furniture dapat dibagi dua departemen produksi (perakitan dan
penyelesaian) serta empat departemen pendukung (ruang penyimpanan bahan
baku, kafetaria, pemeliharaan, general factory).
24
Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manejer departemen produksi
bertanggung jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi dapat
memastikan bahwa para manejer akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat
marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya. Jadi, mengalokasikan
biaya jasa membantu tiap departemen produksi memilih tingkat konsumsi yang
benar.
25
Total 272.000 $32.640
26
adalah $0,023. Tarif variabel ini digunakan dalam hubungan dengan
departeman audit dibebani 35 persen dari biaya yang di tambah $0,023
per lembar yang difoto copy. Departeman pajak akan dialokasikan 25
persen dari biaya tetap ditambah $0,023 perlembar. Sementara itu MAS
akan dialokasikan 40 persen dari biaya tetap ditambah $0,023 per
lembar.
27
berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian biaya. Ketiga metode
pengalokasian biaya adalah metode langsung, metode berurutan dan metode
timbal balik.
1. Metode langsung
Adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan
biaya departemen pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung
ke departemen produksi secara proporsional terhadap masing-masing
departemen pengguna jasa. Biaya tetap juga dialokasikan langsung kepada
departemen produksi, tetapi berdasarkan proporsi pada kapasitas normal
atau praktis departemen produksi.
2. Metode Berurutan
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara departemen
pendukung telah terjadi. Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh
mengakui interaksi departemen pendukung. Alokasi biaya dilakukan
secara tahap demi setahap mengikuti prosedur penetapan peringkat yang
ditentukan terlebih dahulu. Biasanya urutanya ditentukan dengan
menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah
jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil. Tingkat jasa
biasanya di ukur dengan biaya langsung dari setiap departemen
pendukung; departemen dengan biaya tertinggi dinilai sebagai pemberi
dana terbesar.
Alokasi yang di dapatkan dengan metode berurutan di dapatkan
dengan langkah pertama adalah menghitung rasio alokasi. Langkah kedua
adalah mengalokasikan biaya departemen pendukung dengan
menggunakan rasio alokasi yang dihitung pada langkah pertama.
3. Metode timbal balik
Metode ini mengakui semua interaksi di antara departemen
pendukung. Menurut metode ini salah satu departemen pendukung
menggunakan angka departemen lain dalam menentukan total biaya setiap
departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan interksi antara
departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen
pendukung dialokasikan ke departemen produksi.
Total biaya pendukung adalah jumlah dari biaya langsung ditambah
proposisi biaya yang diterima dari departemen pendukung lainnya. Setelah
total biaya setiap departemen pendukung diketahui, alokasi kedepartemen
28
produksi dapat diketahui. Alokasi ini, berdasarkan proporsi output yang
digunakan oleh setiap departemen produksi.
29
DAFTAR PUSTAKA
Liming Guan; Don R. Hansen; Maryanne M. Mowen. 2009. Cost Management. 6th
Edition. South-Western Cengage Learning. USA.