Вы находитесь на странице: 1из 10

ISSN: 1693-1246 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 51-60

Januari 2012
http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpfi

MITIGASI BENCANA ALAM BERBASIS


PEMBELAJARAN BERVISI SCIENCE ENVIRONMENT
TECHNOLOGY AND SOCIETY

A. Rusilowati1*, Supriyadi1, A. Binadja2, S.E.S. Mulyani3


Jurusan Fisika, 2Jurusan Kimia, 3Jurusan Biologi
1

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Semarang (UNNES), Semarang, Indonesia

Diterima: 9 Desember 2011. Disetujui: 20 Desember 2011. Dipublikasikan: Januari 2012

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan (1) mengembangkan perangkat pembelajaran kebencanaan alam bervisi SETS
yang terintegrasi dalam mata pelajaran IPA, (2) mengimplementasikan bahan ajar kebencanaan bervisi Sci-
ence Environment Technology and Society (SETS) terintegrasi dalam mata pelajaran IPA, (3) meningkatkan
pemahaman dan keterampilan guru dan siswa mengenai konsep, prinsip dan praktek penyelamatan diri jika
terjadi bencana alam, (4) meningkatkan kolegialitas antara dosen dan guru serta antarguru dalam mem-
belajarkan materi kebencanaan kepada siswa. Penelitian pengembangan (R&D) multitahun ini dilaksana-
kan berkolaborasi dengan guru di pendidikan dasar dan menengah. Tahap eksplorasi secara teoretis dan
dievaluasi pakar terhadap fitur tema dan subtema dari model pembelajaran kebencanaan terintegrasi dalam
mata pelajaran IPA bervisi SETS, telah dilakukan. Teknik analisis data dengan deskriptif persentase, uji Gain
ternormalisasi, dan uji t. Hasil penelitian berupa lima fitur model pembelajaran seperti: Silabus, RPP, metode
pembelajaran, bahan ajar, serta teknik dan jenis asesmennya yang dikembangkan meliputi materi IPA kelas
IV, V,VI SD dan VII, VII, IX SMP. Kelima fitur dikemas dalam Buku Panduan Mengajarkan Kebencanaan
Alam Terintegrasi dalam IPA (untuk Guru), Buku Ajar (untuk Siswa) dan suplemen berupa komik kartun.
Hasil desiminasi menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan layak diberikan kepada
siswa, dan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mengenali dan menangani bencana.

ABSTRACT

The research aim to (1) developing of instructional of study of natural disaster have vision of SETS (Sci-
ence Environment Technology Soceity) which integrated in subject of IPA, (2) materials implementation
teach disaster have vision to of SETS integrated in subject of IPA, (3) improving understanding and skill of
student and teacher concerning concept, principal and practice saving self if happened natural disaster, (4)
improving team work among teacher and lecturer and also teacher interaction in learning disaster items to
student. This Research and Development (R&D) is executed by teacher in education of base and is middle.
This research represent research of multi years. Eksploration by theory and expert review to theme fitur
and of sub theme of model study of disaster integrated in subject of IPA have vision to of SETS, have been
done. Techniques of data analyze are descriptively percentage, test Gain normalization, and t-test. Result
of research in the form of five fitur model study like: Syllabus, RPP, study method, teaching materials, and
also technique and asesment its developed like items of IPA class of IV, V,VI SD and of VII, VII, IX SMP. Fifth
[of] tidy fitur in Guide-Book Teach Natural disaster Integrated in IPA ( for the Teacher of) and Book Teaching
(for Student). Despitefully, made also suplemen to study nature disaster in the form of cartoon comic. Result
of study model desimination which have been developed to indicate that peripheral of passed to competent
developed study of student, and can improve the understanding of student in recognizing and handling
disaster.

2012 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang

Keywords: mitigation; natural disaster; SETS

*Alamat Korespondensi:
Gdg. D7 Lt. 2 Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang, 50229
Email: susilosumarto@yahoo.com
52 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 51-60

PENDAHULUAN si bencana adalah: (1) menentukan karakteris-


tik perangakat pembelajaran silabus dan ren-
Banyaknya daerah rawan bencana di cana pelaksanaan pembelajaran kebencanaan
Indonesia dan pentingnya peningkatan upa- tanah longsor dan banjir bervisi SETS yang
ya pengurangan risiko bencana merupakan teritegrasi dalam mata pelajaran IPA, (2) me-
landasan kuat bagi bangsa Indonesia untuk ngimplementasikan model pembelajaran ke-
bersama-sama melakukan upaya tersebut bencanaan bervisi SETS terintegrasi dalam
secara terpadu dan terarah. Sebagai tenaga mata pelajaran IPA, (3) Menentukan keefek-
pendidik, tim peneliti akan berkontribusi da- tifan perangkat yang dikembangkan dalam
lam meningkatkan pemahaman masyarakat meningkatkan pemahaman siswa terhadap ke-
terhadap kebencanaan, melalui pembelajaran bencanaan alam.
yang tertintegrasi dalam beberapa mata pela- Sesuai dengan tujuan yang ingin di-
jaran di pendidikan dasar dan menengah. Mo- capai, maka dipilih pustaka tentang konsep
del pembelajaran kebencanaan alam yang di- bencana alam banjir dan tanah longsor seca-
kembangkan bervisi SETS. Guru mentransfer ra umum dan yang terjadi di Semarang. Pada
informasi dan pengetahuan ke siswa dan ma- bagian berikutnya dijelaskan tentang konsep
syarakat. Guru sebagai salah satu komponen mitigasi bencana alam dan model pembela-
masyarakat mempunyai peran yang strategis jaran kebencanaan alam bervisi SETS yang
untuk menyiapkan generasi muda sejak dini terintegrasi dalam beberapa mata pelajaran.
untuk lebih memahami bencana alam. Kon- Model pembelajaran ini dikembangkan untuk
sep bencana alam ini akan mudah dipahami tujuan mitigasi dan manajemen bencana alam
jika dijelaskan dengan menggunakan model melalui sekolah.
pembelajaran bervisi SETS, yaitu keterpaduan Secara umum, praktek mitigasi dapat
antara ilmu (Science), lingkungan (Environ- dikelompokkan ke dalam mitigasi struktural
ment), teknologi (Technology), dan masyarakat dan mitigasi non struktural. Mitigasi struktural
(Society). Model pembelajraan ini dikemas dan berhubungan dengan usaha-usaha pemba-
diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah ngunan konstruksi fisik, sementara mitigasi
yang dilaksanakan mulai pada jenjang pendidi- non struktural antara lain meliputi perencanaan
kan dasar dengan alasan: (1) hasil pendidikan tata guna lahan, memberlakukan peraturan
bersifat tahan lama dan berjangka panjang, (2) pembangunan, dan melalui pendidikan untuk
menjangkau populasi yang cukup besar untuk menyiapkan masyarakat membiasakan diri
masa depan bangsa, dan (3) merupakan masa hidup bersama dengan bencana, khususnya
sangat tepat untuk menyemaikan nilai-nilai so- untuk lingkungan yang sudah terlanjur terba-
sio-moral kepada peserta didik. ngun, sehingga masyarakat dapat merasakan
Tujuan utama dalam penelitian mitiga- keamanan dan kenyamanan dalam hidupnya.

Gambar 1. Jenis Kegiatan Mitigasi Bencana Alam


A. Rusilowati dkk. - Mitigasi Bencana Alam 53

Secara garis besar kegiatan mitigasi bencana mitigasi bencana alam. Kegiatan pendidikan
alam seperti pada Gambar 1. mempunyai dampak yang strategis dalam jang-
Pada Gambar 1 tampak bahwa pendikan ka pendek dan jangka panjang. Pada jangka
mempunyai porsi yang penting pada kegiatan pendek diharapkan masyarakat memperoleh

Hasil akhir
Desiminasi Analisis hasil Siap
model di model
desiminasi Dipasarkan
sekolah rawan pembelajaran
bencana

Gambar 2. Proses Desiminasi Model Pembelajaran Kebencanaan Bervisi SETS

(1) (2) (3)


Penentuan Pengembangan
Penentuan
tema fitur model
silabus
kebencanaan pembelajaran

(Draft I)

Revision
Telaah
cycle
pakar

Penulisan
draft II
Revision
cycle
(4)
Uji coba
terbatas

Penulisan
draft III

Uji coba Revision


skala luas cycle

(5) Analisis hasil uji


coba

(6)
Desiminasi Model di
sekolah

(7) - Model pembelajaran


Final yang teruji
- Buku ajar Kebencanaan

Gambar 3. Model Pengembangan Mitigasi Bencana Berbasis Pembelajaran


54 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 51-60

pengatahauan-pengetahuan praktis tentang bangan lanjutan. Desain penelitian desiminasi


bencana alam yang berguna untuk mengha- hasil pengembangan tahun I dapat dilihat pada
dapi bencana yang setiap waktu dapat terjadi. Gambar 2. Desain penelitian pengembangan
Pada Jangka panjang diharapkan terbentuk lanjutan dapat dilihat pada Gambar 3.
sikap tanggap diri dan kesadaran terhadap Secara bersamaan dilakukan dua ke-
lingkungan sekitarnya yang merupakan daerah giatan penelitian, yaitu desiminasi model yang
rawan bencana. telah diperoleh di tahun I, dan pengembangan
Pendekatan pembelajaran yang dipilih lanjutan pada tahun II. Tahap penelitian untuk
adalah SETS, yang bila diterjemahkan dalam desiminasi meliputi: (1) pelaksanaan desimina-
Bahasa Indonesia akan memiliki kepanja- si, (2) analisis hasil desiminasi, (3) penyusunan
ngan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Ma- model final. Penelitian pengembangan lanju-
syarakat. SETS diturunkan dengan landasan tan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: (1)
filosofis yang mencerminkan kesatuan unsur eksplorasi secara teoretis dan dievaluasi pa-
SETS dengan mengingat urutan unsur-unsur kar serta pihak berkepentingan terhadap lima
SETS dalam susunan akronim tersebut. Dalam fitur model pembelajaran kebencanaan bervisi
konteks pendidikan, SETS membawa pesan SETS, yaitu: silabus dan RPP, tema dan sub-
bahwa untuk menggunakan sains (S-pertama) tema, metode pembelajaran, teknik dan jenis
ke bentuk teknologi (T) dalam memenuhi ke- asesmen lintas kultur, serta buku ajar. (2) Uji
butuhan masyarakat (S-kedua) diperlukan pe- empiris, yang bertujuan untuk memvalidasi
mikiran tentang berbagai implikasinya pada secara empiris kelima fitur model pembelaja-
lingkungan (E) secara fisik maupun mental. ran kebencanaan alam bervisi SETS tersebut.
Dari sana, diharapkan akan diperoleh pemi- (3) Tahap implementasi, yang bertujuan me-
kiran penghasilan teknologi dari transformasi ngimplementasikan model, mengetahui efekti-
sain, tanpa harus merusak atau merugikan fitas model, dan memperoleh model pembela-
lingkungan dan masyarakat (Puskur, Depdik- jaran yang telah teruji.
nas, 2007a: 8). Selanjutnya, kesalingterkaitan Ujicoba dimaksudkan untuk mengetahui
antar- unsur SETS itu menandai bahwa setiap keterbacaan bahan ajar, skenario pembelaja-
unsur saling mempengaruhi dalam proses per- ran (dalam RPP), dan karakteristik alat evalua-
kembangannya. si dan soal. Di samping itu, untuk menentukan
Model pembelajaran bervisi SETS, me- banyaknya waktu yang diperlukan untuk me-
nuntun peserta didik untuk mengaitkan kon- nyelesaikan setiap tema pembelajaran dan tes
sep sain dengan unsur lain dalam SETS. Cara yang direncanakan. Dengan demikian, guru
ini memungkinkan peserta didik memperoleh model dan pembuat tes dapat memperkirakan
gambaran lebih jelas tentang keterkaitan kon- jumlah waktu dan jumlah soal yang sesuai.
sep tersebut dengan unsur lain dalam SETS, Ujicoba produk pengembangan dilaku-
baik dalam bentuk kelebihan ataupun kekuran- kan melalui dua tahap, yaitu uji perseorangan
gannya (Binadja, 2001; 2005). Setiap peserta dan uji lapangan. Uji perseorangan: pertama
didik memiliki kemampuan dasar berbeda-be- dilakukan oleh pakar dan guru bidang studi.
da, melalui penerapan konstruktivisme peserta Kedua dikenakan pada beberapa guru dan sis-
didik dapat melakukan pembelajaran dari ber- wa (5-10 orang). Uji lapangan dilaksanakan di
bagai titik awal yang mereka kenal dekat den- sekolah model (80-100 siswa).
gan konsep sain yang akan dipelajari. Model Berdasarkan pertimbangan geografis
pembelajaran bervisi dan bervisi SETS dengan dan historis terjadinya bencana, kota Sema-
Sains sebagai titik awal yang disesuaikan de- rang ditetapkan sebagai tempat uji empiris
ngan minat dan bakat peserta didik diharapkan model pembelajaran kebencanaan banjir dan
mendorong keingintahuan dan memperkuat tanah longsor bervisi SETS. Subjek ujicoba per-
inisiatif peserta didik untuk mengaitkan dengan orangan adalah para pakar dan praktisi pen-
unsur-unsur SETS lainnya. didikan (3 orang guru), sedangkan subjek uji-
coba lapangan terbatas adalah beberapa guru
METODE dan siswa SD/MI dan SMP/MTs. Subjek ujico-
ba lapangan adalah siswa SD/MI dan SMP/
Penelitian ini merupakan riset dan pe- MTs yang digunakan sebagai sekolah model.
ngembangan (R&D) yang dilaksanakan seca- Teknik pengambilan subjek ujicoba lapangan
ra kolaborasi dengan guru-guru di pendidikan dilakukan secara purposif dan cluster sam-
dasar dan menengah. Pada tahun ke-dua ini, pling. Jumlah sekolah model yang digunakan
dilakukan kegiatan desiminasi dan pengem- sebagai subjek ujicoba dan implementasi untuk
A. Rusilowati dkk. - Mitigasi Bencana Alam 55

setiap jenjang pendidikan adalah 2 sekolah. bangkan, dan (4) peningkatan pemahaman
Jenis data yang diperoleh dari ujicoba guru dan siswa terhadap kebencanaan alam
produk ada dua macam, yaitu data kualitatif yang terintegrasi dalam IPA bervisi SETS.
dan kuantitatif. Data kualitatif berupa masukan- Desiminasi (penyebaran) model pem-
masukan dari para ahli. Data kuantitatif beru- belajaran kebencanaan alam bervisi SETS
pa respons jawaban (skor) siswa terhadap tes teintegrasi dalam mata pelajaran IPA kepada
yang diujikan kepadanya. masyarakat, yang telah diperoleh di tahun se-
Instrumen yang digunakan dalam ujico- belumnya, dilakukan melalui kegiatan seminar
ba ini berupa lembar observasi, kuesioner dan dan implementasi di sekolah. Hasil desiminasi
tes. Lembar observasi untuk mengetahui keter- berupa karya ilmiah (makalah) dan bahan ajar
laksanaan model pembelajaran, aktivitas guru, yang telah divalidasi berdasarkan data empiris
dan siswa. Kuesioner ditujukan kepada guru kegiatan implementasi di sekolah.
untuk mengetahui kesesuaian bahan dengan Hasil pemberian kuesioner kepada
perkembangan siswa, keterbacaan skenario guru-guru IPA SD dan SMP yang tergabung
pembelajaran, dan kesesuaian tes dengan tu- dalam KKG dan MGMP IPA Kota Semarang
juan pembelajaran. Kuesioner juga ditujukan menunjukkan bahwa mereka memerlukan
kepada siswa yaitu untuk mengetahui keter- model pembelajaran kebencanaan alam yang
bacaan bahan ajar dan soal. Tes yang dikem- terintegrasi dalam IPA bervisi SETS. Sebagian
bangkan berbentuk pilihan ganda, dengan 4 besar guru setuju jika pembelajaran kebenca-
pilihan jawaban, dan uraian. naan alam disampaikan secara terintegrasi da-
Ada beberapa teknik analisis yang di- lam pelajaran IPA, karena lebih memudahkan
gunakan untuk menjawab permasalahan pe- siswa dalam memahami konsep kebencanaan,
nelitian. Analisis terhadap validitas model yang tanpa harus menambahkan mata pelajaran
dikembangkan dengan deskriptif kualitatif. baru. Mereka menyadari masih mengalami
Analisis terhadap data hasil uji empiris meng- kesulitan ketika akan mengajarkan kebenca-
gunakan statistik deskriptif persentase, keefek- naan alam terintegrasi dalam mata pelajaran
tifan model dianalisis melalui peningkatan hasil IPA. Oleh karena itu, mereka menyambut baik
belajar siswa menggunakan faktor gain ternor- adanya perangkat pembelajaran yang dapat
malisasi yang signifikansinya diuji dengan uji digunakan untuk mengajarkan kebencanaan
statistik parametrik menggunakan t-test. alam yang terintegrasi dalam IPA. Berdasarkan
Ada 5 fitur pengembangan model mitiga- hasil analis kurikulum dan kajian teoretis dipi-
si bencana alam berbasis pembelajaran yang lihlah model pembelajaran kebencanaan alam
dihasilkan dari penelitian ini. Standar kualitas yang terintegrasi dalam IPA yang dapat dikem-
untuk setiap fitur ditentukan sebagai berikut: 1) bangkan adalah berpendekatan/bervisi SETS.
Hasil penilaian terhadap silabus dan RPP mi- Lima fitur model pembelajaran keben-
nimal berada pada kategori baik; 2) Tema dan canaan alam bervisi SETS yang terintegrasi
sutema pembelajaran minimal berada pada dalam mata pelajaran IPA telah dihasilkan. Pe-
kategori baik; 3) Bahan ajar dan suplemen ten- rangkat tersebut meliputi: (a) pemetaan SK dan
tang mitigasi bencana berbasis pembelajaran KD IPA , (b) Silabus, (c) RPP termasuk LKS
mudah dipahami (koefisien keterbacaan >0,3), nya, (d) materi atau bahan ajar, dan (e) alat
dan mudah digunakan; 4) Alat evaluasi harus evaluasi. Pengembangan perangkat pembela-
reliabel (dengan harga r 0,7), valid, memiliki jaran ini melalui workshop bersama beberapa
tingkat kesukaran sedang (dengan indeks ting- guru SD dan SMP. Kelima fitur model yang di-
kat kesukaran antara 0,3 sampai 0,7), dan ber- kembangkan dikemas dalam Buku Ajar untuk
daya beda baik (dengan indeks daya beda Siswa dan Buku Petunjuk Guru. Produk yang
0,3); 5) Keefektifan model yang dikembangkan dihasilkan pada tahun kedua ini meliputi Bahan
dilihat dari signifikansi peningkatan hasil bela- Ajar SD Kelas IV dan V, dan sebagian materi
jar siswa setelah model diterapkan. untuk kelas VI, dan SMP lekas VII, VIII dan IX.
Validasi terhadap fitur model pembela-
HASIL DAN PEMBAHASAN jaran yang dikembangkan dilakukan oleh para
ahli dan praktisi di lapangan. Untuk kepenti-
Setiap tahapan penelitian menghasilkan ngan validasi telah disusun perangkat peni-
luaran: (1) hasil desiminasi (2) perangkat pem- laian. Instrumen ini telah melalui telaah pakar
belajaran kebencanaan alam yang terintegrasi sebelum digunakan sebagai alat pengambil
dalam IPA bervisi SETS, (3) hasil validasi pakar data. Beberapa masukan dari pakar dan prak-
terhadap perangkat pembelajaran yang dikem- tisi digunakan untuk merevisi instrumen yang
56 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 51-60

Tabel 1. Produk yang Telah Diimplementasikan di Sekolah


Tema/Topik Bahan Ajar Kelas Sekolah Ujicoba
Struktur Akar Tumbuhan dan Fungsinya IV SDN 5 Gajahmungkur Semarang
Penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungan- V SDN 5 Gajahmungkur Semarang
nya
Pelapukan VI SDN 5 Gajahmungkur Semarang
Tahapan Perkembangan Manusia dalam Kaitannya VIII SMPN 30 Semarang
dengan Kebencanaalaman
Materi Ajar Fisika dalam Hubungannya dengan VIII MTs Al Hidayah Semarang
Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor.
Kelangsungan Hidup Manusia dalam Hubungan- IX SMPN 30 Semarang
nya dengan Bencana Alam

Tabel 2. Gain Ternormalisasi Hasil Belajar Siswa


Skor Skor
Tema/Topik Bahan Ajar Gain Kategori
pre-test post-test
Struktur Akar Tumbuhan dan Fungsinya 34,45 79,55 0,688 Sedang
Penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungannya 41,00 80,00 0,661 Sedang
Pelapukan 45,90 82,93 0,684 Sedang
Tahapan Perkembangan Manusia dalam Kaitannya 40,00 72,08 0,535 Sedang
dengan Kebencanaalaman
Materi Ajar Fisika dalam Hubungannya dengan Ben- 42,55 82,11 0,689 Sedang
cana Alam Banjir dan Tanah Longsor.
Kelangsungan Hidup Manusia dalam Hubungannya 47,70 86,00 0,803 Tinggi
dengan Bencana Alam

dikembangkan. Instrumen yang telah tervali- nunjukkan bahwa RPP mudah dilaksanakan,
dasi selanjutnya digunakan untuk menilai seti- materi kebencanaan diberikan dengan propor-
ap fitur model yang telah disusun oleh peneliti si yang sesuai, keterbacaan bahan ajar berada
dan guru di lapangan. Masukan-masukan dari pada kategori mudah dipahami. Masukan dari
pakar digunakan sebagai dasar perbaikan pe- praktisi ditujukan pada
penggunaan teknik eva-
rangkat pembelajaran yang telah dikembang- luasi, masih kesulitan dalam mengarahkan sis-
kan, dan pedoman pengembangan lima fitur wa untuk mengisi komponen-komponen SETS,
model untuk tema yang berbeda. Belum se- terutama yang terkait dengan society. Hasil
mua perangkat pembelajaran dieavaluasi oleh analisis terhadap alat evaluasi terhadap tema/
pakar, mengingat keterbatasan waktu dan ba- topik yang diimplementasikan menunjukkan
nyaknya produk yang dihasilkan. Produk yang bahwa tes valid dan reliabel. Karakteristik butir
sudah diimplementasikan dapat dilihat pada soal memiliki tingkat kesukaran pada kategori
Tabel 1. sangat mudah sampai sangat sukar, dan soal
Beberapa perangkat pembelajaran yang berdaya beda baik.
telah direvisi selanjutnya diujicobakan secara Hasil implementasi menunjukkan bah-
terbatas untuk mendapat masukan dari tim wa model yang dikembangkan cocok untuk
peneliti dan praktisi. Masukan tersebut selan- memahamkan materi kebencanaan alam dan
jutnya digunakan untuk melakukan penyempur- dapat meningkatkan pemahaman guru terha-
naan perangkat pembelajaran. Masukan dari dap model pembelajaran kebencanaan alam
beberapa siswa difokuskan pada keterbacaan yang terintegrasi dalam IPA bervisi SETS, ser-
bahan ajar dan alat evaluasi tes. Perangkat ta meningkatkan pemahaman siswa terhadap
pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan kebencanaan alam. Peningkatan hasil belajar
hasil ujicoba terbatas, selanjutnya diujicobakan menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini da-
secara skala luas di kelas eksperimen. pat dilihat dari besarnya gain ternormalisasi
Data hasil ujicoba model secara terbatas hasil belajar siswa. Secara ringkas gain hasil
dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis me- belajar disajikan pada Tabel 2.
A. Rusilowati dkk. - Mitigasi Bencana Alam 57

Tabel 3. Hasil Uji t dan Ketercapaian Hasil Belajar


ttabel,
Tema/Topik Bahan Ajar thitung Keterangan % Ketercapaian
=0,05
Struktur Akar Tumbuhan dan Fungsinya 10,171 2,074 Signifikan 100
Penyesuaian diri tumbuhan terhadap
9,494 2,060 Signifikan 100
lingkungannya
Pelapukan 20,414 2,045 Signifikan 100
Tahapan Perkembangan Manusia dalam
3,054 2,021 Signifikan 60
Kaitannya dengan Kebencanaalaman
Materi Ajar Fisika dalam Hubungannya
dengan Bencana Alam Banjir dan Tanah 8,794 2,025 Signifikan 95
Longsor.
Kelangsungan Hidup Manusia dalam
15,842 2,021 Signifikan 100
Hubungannya dengan Bencana Alam

Ketercapaian tujuan pembelajaran di- naan alam adalah: (a) Makhluk Hidup dan Pro-
tentukan dari perolehan skor setiap individu ses Kehidupan (SK 2, KD 2.1 dan 2.3; SK 5,
65 dan persentase ketuntasan secara klasi- KD 5.2); (b) Energi dan Perubahannya( SK 7,
kal adalah 85% siswa telah mencapai skor KD 7.1 dan 7.2), dan (c) Bumi dan Alam Se-
65. Hasil analisis terhadap data hasil belajar mesta (SK 9, KD 9.2 ; SK 10, KD 10.1, 10.2,
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa telah 10.3; SK 11, KD 11.3).
mencapai skor minimal 65 dan jumlah siswa Hasil pemetaan materi, diperoleh bebe-
yang telah mencapai skor tersebut sebanyak rapa pokok bahasan IPA kelas V dan standar
85%. Secara ringkas hasil uji t terhadap hasil kompetensi (SK) serta kompetensi dasar (KD)
belajar siswa disajikan pada Tabel 3. yang dapat didisipi kebencanaan alam adalah:
Desiminasi dilakukan melalui pemapa- (a) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan (SK
ran hasil penelitian dalam seminar-seminar 1, KD 1.1; 1.2; 1.3; 1.4 dan 1.5 serta SK 3, KD
regional ataupun nasional. Penyebaran hasil 3.1 dan 3.2); (b) Energi dan Perubahannya(SK
penelitian akan lebih luas dan cepat sampai 5, KD 5.1dan 5.2), dan (c) Bumi dan Alam Se-
ke sasaran, karena sebagian besar peserta mesta (SK 7, KD 7.1 sampai dengan 7.7).
seminar adalah mahasiswa, guru dan prkatisi Hasil pemetaan materi, diperoleh bebe-
pendidikan. Sekolah tempat desiminasi dipilih rapa pokok bahasan IPA kelas VI dan standar
yang lokasinya sangat akrab dengan bencana kompetensi (SK) serta kompetensi dasar (KD)
tanah longsor dan banjir. Dipilihnya SDN 5 Ga- yang dapat didisipi kebencanaan alam ada-
jahmungkur Semarang sebagai tempat desi- lah: (a) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
minasi karena letak sekolah ini di lereng bukit, (SK 3, KD 3.1, 3.2 dan 3.3); (b) Energi dan
yang daerah sekitarnya sering terjadi longsor. Perubahannya(SK 6, KD 6.1dan 6.2).
Sekolah lain yang digunakan sebagai tempat Berdasarkan hasil pemetaan tampak
desiminasi, adalah MTs Al Hidayah di desa bahwa hampir semua materi IPA di SD da-
Desel Sadeng Gunungpati Semarang. Untuk pat dimuati materi kebencanaan alam. Hal ini
daerah banjir, dipilih SD Labschool, SD Kartini, tentunya sangat strategis untuk menanamkan
dan SMPN 30 Semarang. kepedulian anak terhadap lingkungan dan ke-
Berdasarkan hasil analisis kurikulum dan bencanaan alam. Pada tingkat SMP materi ke-
pemetaaan materi, diperoleh simpulan bahwa bencanaan alam juga dapat disisipkan dalam
materi IPA SD memiliki peluang lebih banyak beberapa materi atau pokok bahasan di anta-
untuk disisipi materi kebencanaan. Pada ke- ranya adalah: (a) kelas VIII: SK 1, KD 1.4 dan
sempatan ini dikembangkan fitur model pem- 1.6; SK 5, KD 5.4 dan 5.5; SK 6, KD 6.1 dan
belajaran kebencanaan terintegrasi dalam 6.2, (b) kelas IX: SK 2, KD 2.1.
mata pelajaran IPA bervisi SETS yang diajar- Pengembangan silabus dilakukan de-
kan di semester Gasal. ngan menambahkan SK atau KD atau cukup
Hasil pemetaan materi (Ani, dkk, 2009), indikator pada setiap SK atau KD dari materi
diperoleh beberapa pokok bahasan IPA kelas IPA. Pengaturan alokasi waktu sedemikian se-
IV dan standar kompetensi (SK) serta kompe- hingga tidak perlu menambah jam tatap muka
tensi dasar (KD) yang dapat didisipi kebenca- yang berlebihan. Pemberian materi kebenca-
58 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 51-60

naan alam sedapat mungkin tidak memerlu- sebagai perangkat pembelajaran pada ujicoba
kan waktu ekstra di luar alokasi waktu yang skala luas atau implementasi terbatas.
dialokasikan untuk matapelajaran IPA. Dengan Perangkat pembelajaran yang telah dire-
pendekatan SETS diharapkan tujuan pembe- visi berdasarkan hasil ujicoba terbatas, selan-
lajaran IPA dan kebencanaan dapat tercapai jutnya diujicobakan secara skala luas di kelas
secara bersamaan. eksperimen. Implementasi model dilaksanakan
RPP yang dikembangkan untuk me- di SDN Gajahmungkur 5 Semarang dan SMPN
ngajar siswa SD memilih model pembelajaran 30 Semarang. Pemilihan lokasi ini berdasarkan
contextual teaching and learning (CTL). Model kondisi di daerah SDN Gajahmungkur 5 Sema-
ini lebih dapat menggali kemampuan siswa rang yang rawan longsor, sedangkan di SMPN
dalam menemukan konsep sains, lingkungan, 30 Semarang rawan banjir. Hasil implemen-
teknologi, dan masyarakat. Di samping itu, tasi menunjukkan bahwa model yang dikem-
siswa dapat mengekspresikan hasil karyanya bangkan cocok untuk memahamkan materi
melalui pemajangan di dalam kelas serta mam- kebencanaan alam dan dapat meningkatkan
pu mempresentasikan hasil diskusi di depan pemahaman guru terhadap model pembelaja-
teman sekelasnya. RPP yang dikembangkan ran kebencanaan alam yang terintegrasi dalam
untuk mengajar siswa SMP memilih model IPA bervisi SETS, serta meningkatkan pema-
pembelajaran berbasis masalah (PBL). Model haman siswa terhadap kebencanaan alam.
ini cocok untuk menggali kemampuan siswa Peningkatan hasil belajar siswa dari pretest ke
dalam menemukan konsep sains, lingkungan, posttest berkisar 53,5 % hingga 80,3%. Untuk
teknologi, dan masyarakat (SETS). Kegiatan siswa SD rata-rata peningkatannya sebesar
diskusi dapat berjalan secara maksimal de- 68%, untuk siswa SMP kelas VIII rata-rata 60%
ngan model ini. Kumar & Altschuld (2000) me- dan 80% untuk siswa kelas IX.
nyatakan bahwa masalah SETS seharusnya Analisis terhadap data hasil belajar me-
dihadirkan dalam pembelajaran agar siswa da- nunjukkan bahwa hasil belajar siswa telah
pat melihat aspek positip dan negatip dari ilmu mencapai skor minimal 65. Ketercapaian se-
pengetahuan dan teknologi kaitannya dengan cara klasikal menunjukkan bahwa hampir se-
masalah yang timbul di masyarakat. LKS juga mua kelas telah mencapai batas yang telah
disediakan untuk memandu siswa melakukan ditetapkan yaitu 85% siswa yang telah menca-
diskusi dan memahami materi. Hasil RPP telah pai skor minimal 65. Hanya kelas VIII dengan
direvisi berdasarkan validasi oleh pakar dan materi Kebencanaan Alam dalam Kaitannya
hasil ujicoba kepada praktisi (guru). dengan pertumbuhan dan perkembangan ma-
Hasil validasi, ujicoba terbatas, dan uji- nusia yang belum mencapai 85%. Ketuntasan
coba skala luas menunjukkan bahwa materi klasikal untuk kelas ini hanya 60%. Hasil ini
ajar memiliki tingkat keterbacaan mudah dipa- sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
hami. Hanya untuk materi kebencanaan alam oleh beberapa peneliti. Ernst & Monroe (2004)
dalam kaitannya dengan pertumbuhan dan menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis
perkembangan manusia yang memiliki tingkat lingkungan dapat meningkatkan kemampuan
keterbacaan sedang. Hal ini tercermin juga dari berpikir kritis siswa dan membantu mereka
hasil tes akhir pada setiap bab yang diajarkan. menjadi lebih tepat dalam menyelesaikan ma-
Rata-rata skor yang diperoleh telah mencapai salah lingkungan. Penelitian Kim & Roth (2008)
nilai KKM yang telah ditetapkan. menunjukkan bahwa penerapan pembelaja-
Hasil ujicoba perangkat pembelajaran ran dengan mengkaitkan ilmu pengetahuan,
secara terbatas menunjukkan bahwa masih teknologi, lingkungan dan masyarakat akan
ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam membuat siswa lebih baik, yaitu sikap siswa
RPP dan bahan ajar. Keterbacaan bahan ajar lebih peduli terhadap lingkungan. Frank & Bar-

berada pada kategori mudah dipahami. Alat zilai (2006) dalam penelitiannya menunjukkan
evaluasi valid dan reliabel, memiliki daya beda bahwa 95% siswa berpendapat jika konsep
baik dan tingkat kesukarannya berada pada SETS dimasukkan ke dalam proses pembe-
kategori mudah sampai sedang. Kalimat yang lajaran, maka memberi kesempatan kepada
digunakan dalam alat evaluasi telah mengikuti mereka untuk memperoleh pengetahuan dan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, mempertinggi pemahaman mereka terhadap
pemilihan katanya sesuai dengan usia siswa, antarcabang ilmu pengetahuan. Penelitian
dan tidak menimbulkan ambiguitas. Berdasar- Lee & Erdogan (2007) menunjukkan bahwa
kan masukan dari praktisi, perangkat pembela- terdapat peningkatan minat belajar pada kelas
jaran direvisi dan selanjutnya dapat digunakan yang diterapkan pendekatan STS. Hasil pene-
A. Rusilowati dkk. - Mitigasi Bencana Alam 59

litian Masfuah, dkk (2011) menyimpulkan bah- dan 80% untuk siswa kelas IX. Peningkatan
wa pembelajaran kebencanaan alam dengan hasil belajar ini berada pada kategori sedang
model bertukar pasangan bervisi SETS dapat sampai tinggi.
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan Secara umum model pembelajaran ke-
sikap peduli siswa terhadap bencana.Dengan bencanaan alam terintegrasi dalam matapela-
demikian, secara umum model pembelajaran jaran IPA bervisi SETS yang dikembangkan da-
kebencanaan alam terintegrasi dalam matape- lam penelitian ini cocok diterapkan di sekolah,
lajaran IPA bervisi SETS yang dikembangkan SD dan SMP. Adanya model pembelajaran ini
dalam penelitian ini cocok diterapkan di seko- diharapkan dapat berkontribusi terhadap miti-
lah, SD dan SMP. Adanya model pembelajaran gasi bencana alam melalui pendidikan.
ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap mi- Bagi sekolah-sekolah yang berada di dae-
tigasi bencana alam melalui pendidikan. rah rawan bencana, sebaiknya memberikan
wawasan tentang kebencanaan alam kepada
PENUTUP siswa. Materi kebencanaan tidak harus meru-
pakan mata pelajaran tersendiri, tetapi cukup
Karakteristik perangkat Silabus, RPP diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain,
dan Bahan Ajar yang dikembangkan mengacu salah satunya adalah IPA. Guru diharapkan
kepada model SETS. Pada model ini, materi dapat lebih kreatif dan inovatif dalam membe-
sains/kebencanaan dikaitkan dengan lingku- lajarkan kebencanaan alam, tidak hanya me-
ngan, teknologi dan masyarakat. Format dan ngintegrasikannya dalam mata pelajaran IPA
sistematika silabus disusun berdasarkan prin- tetapi dapat juga melalui mata pelajaran Ba-
sip berorientasi pada pencapaian kompetensi. hasa Indonesia, IPS, Agama, dan PKn. Mo-
Untuk kepentingan pengembangan pembela- del pembelajaran yang digunakan juga dapat
jaran bervisi SETS, KD minimal sama dengan divariasikan, sehingga siswa tidak bosan dan
SKL atau perlu ditambah dengan KD kebenca- upayakan pembelajaran yang berpusat pada
naan alam. Indikator ketercapaian kompeten- siswa (student centered). Pembelajaran ke-
si secara otomatis perlu ditambah, sesuai de- bencanaan tidak berhenti sampai pada tinda-
ngan KD yang diajarkan. Produk pembelajaran kan preventif, tetapi harus mengenalkan cara
dapat berupa SDM dan non SDM. Dari segi penanganan pasca bencana.
SDM, produk yang dihasilkan adalah pema-
haman siswa terhadap mitigasi bencana alam. DAFTAR PUSTAKA
Produk non SDM dapat dilihat dari hasil karya
siswa tentang materi kebencanaan yang dipe- Binadja, A. 2001. Pembelajaran Sains Berwawasan
lajari. Hasil analisis menunjukkan bahwa RPP SETS (Science, Environment, Technology,
yang dikembangkan mudah dilaksanakan dan and Society) untuk Pendidikan Dasar. Maka-
lah ini disajikan pada pelatihan guru sains
materi kebencanaan diberikan dengan propor-
Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah se
si yang sesuai. Bahan ajar dapat diperoleh dari Jawa Tengah
berbagai sumber, internet, buku-buku, lingku- Binadja, A. 2005. Pedoman praktis pengembangan
ngan, dan lain-lain. bahan pembelajaran bervisi SETS. Sema-
Hasil ujicoba menunjukkan bahwa keter- rang: Laboratorium SETS UNNES
bacaan bahan ajar yang dikembangkan berada Depdiknas. (2007a). Model Kurikulum Pendidikan
pada kategori mudah dipahami. Bentuk teknik yang Menerapkan Visi SETS (Science, En-
asesmen yang digunakan untuk menentukan vironment, Technologi, and Society. Jakarta:
keberhasilan kebencanaan tanah longsor dan Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Depdiknas. (2007b). Model Pembelajaran Pendi-
banjir berupa soal objektif, dan uraian. Pada
dikan Menengah di Daerah yang Terkena
soal uraian, siswa diberi gambar yang terkait Bencana Alam. Jakarta: Pusat Kurikulum Ba-
dengan kebencanaan, siswa diminta menga- litbang Depdiknas.
nalisis sesuai dengan tuntutan SETS. Ernst, J. & Monroe, M. 2004. The effect of Environt-
Perangkat yang dikembangkan valid, ment-Besed Education on Students Critical
dan efektif untuk meningkatkan pemahaman Thinkting Skills and Dispossition toward Criti-
siswa terhadap kebencanaan. Hal ini dapat dili- cal Thinking. Environmental Educational Re-
hat dari hasil tes yang diperoleh siswa. Pening- search, (10) 4: 507-522
katan hasil belajara siswa (gain) dari pretest ke Frank, M. & Barzilai, A. 2006. Project-Based Tech-
nology: Instructional Strategy for Developing
posttest berkisar 53,5 % hingga 80,3%. Untuk
Technological Literacy, 18 (1): 39-53
siswa SD rata-rata peningkatannya sebesar Kim, M. & Roth, W.M., 2008. Rethinking the Etics of
68%, untuk siswa SMP kelas VIII rata-rata 60% Scientific Knowledge: A Case Study of Teach-
60 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 51-60

ing the Environment in Science Classroom, cation, 29(11): 1316-1323


Asian Journal of Environment, 9 (4): 516-528 Masfuah, S., Ani Rusilowati & Sarwi. 2011. Pembe-
Kumar, D.D. & Altschuld, J.W. 2000. Sciense, Tech- lajaran Kebencanaan Alam Dengan Model
nology and Society: Policy Implications. Bul- Bertukar Pasangan Bervisi Sets Untuk Me-
letin of Science, Technology, and Society, numbuhkan Berpikir Kritis Siswa. JPFI, 7(2)
20(2), 133-138 Rusilowati, A., Supriyadi, Achmad Binadja, & Sri Mul-
Lee, M.K. & Erdogan, I. 2007. The Effect of Science- yani. 2009. Mitigasi Bencana Berbasis Pem-
Technology-Society on Students Attitudes belajaran Kebencanaan Alam Bervisi SETS
Toward Science and Certain Aspects of Cre- Terintegrasi dalam Beberapa Mata Pelaja-
ativity, International Journal of Science Edu- ran. Laporan Penelitian

Вам также может понравиться