Вы находитесь на странице: 1из 2

Ratusan orang protes kehadiran gereja di Kabupaten Bogor

Sumber berita : http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-39989672

Mei 2017, ratusan orang yang mengatasnamakan warga muslim Parungpanjang memprotes keberadaan
tiga gereja di Perumahan Griya Parungpanjang pada Minggu 21 Mei. Para peserta aksi tersebut meminta
agar jemaat Gereja Methodist Indonesia, Gereja Huria Kristen Batak Protestan (GHKBP), dan sebuah
gereja katolik untuk meninggalkan tempat ibadah mereka dengan alasan bahwa mereka tidak memiliki
IMB dari pemda setempat. Namun kenyataannya memang Pendeta dari gereja tersebut mengakui
bahwa sangat sulit mendapatkan IMB. Abdi, pendeta dari Gereja Methodist Indonesia mengatakan
bahwa sejak 1999 mereka selalu ditolak saat mau mengurus IMB tersebut.

Menurut anggota dari majelis gereja tersebut, pihak gereja mengalami kesulitan saat proses
administrasi. Menurutnya ia harus melalui rangkaian yang dianggap menyulitkan. Warga sekitar juga
enggan untuk memberikan izin secara tertulis.

Namun, pemerintah menyanggah pernyataan dari pihak gereja. Mereka mengatakan bahwa memang
ada prosesi yang harus dilalui untuk mendapatkan IMB.
SOLUSI

Menurut saya, akar dari permasalahan ini terkait dengan toleransi dari tiap-tiap individu itu sendiri. Dari
apa yang saya lihat selama ini, masyarakat Indonesia cenderung bersikap arogan dan merasa yang paling
benar untuk hal-hal yang menyangkut keagamaan. Pandangan seperti ini harus diubah secepatnya dan
sedini mungkin. Sebagai sesama umat beragama yang disatukan oleh sila ke-1 Pancasila, kita harus
menghormati semua agama dan keyakinan yang dianut oleh orang lain.

Selain itu, untuk masalah ini menurut saya, kita harus menerapkan system pendidikan agama yang
sifatnya terbuka dan tidak mendoktrin. Selama ini, dari apa yang saya lihat, kita sebagai pemeluk agama
cenderung diharuskan untuk menelan bulat-bulat seluruh ajaran agama tanpa adanya kajian mengenai
topic-topik tertentu terlebih dahulu. Kita sudah mendapatkan pendidikan agama sejak kecil, sedangkan
kita juga tahu bahwa anak-anak usia dini masih sangat polos dan cenderung menerima apapun itu yang
diajarkan kepada mereka. Maka dari itu, menurut saya pendidikan agama pada usia dini seharusnya
bersifat lebih terbuka terhadapa pertanyaan-pertanyaan.

Lalu, untuk segala kebijakan-kebijakan pemerintah harusnya lebih bersifat netral dan tidak terbias.
Selama ini dari yang saya lihat,pemerintah RI justru lebih condong ke mayoritas saja, bukannya
menaungi dan mengayomi seluruh agama yang katanya diakui di Indonesia. Jika pemerintah dapat
bersikap lebih netral, maka tentu saja masalah seperti ini tidak akan terjadi.

Вам также может понравиться