Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
18
Kapasitas / Daya (desain) :
P-2 : 15 MW
P-3 : 15 MW
P-4 : 15 MW
P-1B : 22 MW
TOTAL : 67 MW
GTG P-II, P-III, P-IV dan P-IB pada kondisi normal beroperasi secara
paralel melalui synchronizing bus. Pada kondisi tertentu seperti pada saat ada
pekerjaan perbaikan di salah satu GTG, maka salah satu atau keempat GTG dapat
dioperasikan secara terpisah (berdiri sendiri).
19
utama ke-UPS hilang, maka supply listrik langsung diambil alih oleh battery. Ada
dua macam alat yang digunakan sebagai pembangkit emergency yaitu :
a. Emergency Diesel Generator
Alat ini berfungsi untuk melayani beban-beban yang sangat kritis
dipabrik apabila pembangkit utama mengalami gangguan. Sistim kerja
Emergency Generator akan bekerja secara otomatis apabila sumber listrik dari
sumber normal hilang sehingga transfer switch dari ATS secara otomatis
akan bekerja mengalihkan sumber listrik dari sumber normal ke sumber
emergency.
b. Uninteruptible Power Supply (UPS) Alat ini berfungsi untuk melayani beban-
beban listrik yang tidak boleh terputus supply listriknya, seperti power supply
untuk panel kendali (Control Room). UPS secara kontinu mensuplai tegangan
120 Volt ke panel kontrol dan DCS, dan apabila supply utama ke UPS hilang
maka supply listrik langsung diambil alih oleh battery.
20
Sistem tegangan ini merupakan jaringan distribusi utama dari
sumber pembangkit ke Pusat-Pusat Beban yang berupa :
Transformator (13,8 KV / 2,4 KV)
Transformator (13,8 KV / 480 V )
Motor dgn beban di atas 2000 HP seperti: 101-J1 P-III/IV, 5209-JCM
P-1B
b. Sistem tegangan 2,4 kv; 3 phase; 50 hz
Sistem tegangan ini digunakan untuk men-supply beban yang berupa :
Motor dengan kapasitas 200 HP s/d 2000 HP (Pompa Sungai,
Pabrik Urea, Cooling Tower, Bulk Storage dll)
Transformator 2,4 KV / 480 V
Transformator 2,4 KV / 110 V
c. Sistem tegangan 480 v; 3 phase; 50 hz
Sistem tegangan ini digunakan antara lain untuk :
Motor-motor dengan kapasitas sampai dengan 200 HP
Lampu-lampu sorot lapangan (Flood Light) di pabrik
Trafo Lampu penerangan
d. Sistem tegangan 220 v, 120 v
Sistem tegangan ini digunakan antara lain untuk :
Instalasi-instalasi listrik baik di perkantoran atau perumahan
Lampu penerangan
Instrumentasi pabrik
Battery Charger
21
ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan
kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan
jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan
magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap. Energi mekanik dari motor
listrik inilah yang banyak dimanfaatkan untuk melakukan kerja dalam dunia
industri.
22
3.2.2. Motor Induksi
Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama :
1. Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator,
beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai,
dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor
ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah
tangga, seperti kipas angin, mesincuci dan pengering pakaian, dan untuk
penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
2. Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan
tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi,
dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki
rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70%
motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt
conveyor, jaringan listrik , dan grinder.Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga
ratusan Hp.
Motor induksi bekerja sebagai berikut, Listrik dipasok ke stator yang akan
menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan
sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang
berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar.
Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan
sinkron namun pada kecepatan dasar yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan
antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya slip/geseran yang meningkat
dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk
menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut
dinamakan motor cincin geser/slip ring motor.
Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung persentase
slip/geseran(Parekh, 2003):
% Slip = (Ns Nb)/Ns x 100
Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM.
23
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
Persamaan berikut dapt digunakan untuk menghitung kecepatan motor :
Ns = 120 f / P
Dimana :
F = Frekuensi (Hz)
P = Jumlah Kutub.
3.3. Transformator
3.3.1. Transformator Secara Umum
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen
pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan
kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk
memperkuat medan magnet yang dihasilkan. Dalam sistem transmisi dan distribusi
tenaga listrik, transformator merupakan salah satu komponen yang paling penting.
24
Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti
besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan
timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual
inductance).
Pada skema transformator di bawah ini, ketika arus listrik dari sumber
tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah
polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus
listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.
Dimana :
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:
25
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik
rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan
sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-
balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan
primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh
kumparan sekunder adalah;
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer.
26
ditentukan dan tidak ada proteksi atau jika proteksi tidak memadai atau tidak
efektif, maka keadaan tidak normal dan akan mengakibatkan kerusakan isolasi.
Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan rugi-rugi daya pada konduktor
akan berkelebihan pula, sedangkan pengaruh pemanasan adalah sebanding dengan
kwadrat dari arus:
H = 2 .R.t
Dimana :
H = panas yang dihasilkan (Joule)
I = arus listrik (ampere)
R = tahanan konduktor (ohm)
t = waktu atau lamanya arus yang mengalir (detik)
27
4. Potential Transformer (PT)
Potential Transformer adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC).
5. Kabel control
Adalah sebagai media penghubung anatar komponen proteksi.
6. Catu daya.
Merupakan sumber tegangan DC untuk sistem proteksi.
28
5. Pertimbangan ekonomis
Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis,
oleh karena jumlah feeder, trafo dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja
persyaratan keamanan yang pokok dipenuhi. Dalam suatu sistem transmisi justru
aspek teknis yang penting. Proteksi relatif mahal, namun demikian pula sistem atau
peralatan yang dilindungi dan jaminan terhadap kelangsungan peralatan sistem
adalah vital. Biasanya digunakan dua sistem proteksi yang terpisah, yaitu proteksi
primer atau proteksi utama dan proteksi pendukung (back up).
6. Realiabilitas (keandalan)
Sifat ini jelas, penyebab utama dari outage rangkaian adalah tidak
bekerjanya proteksi sebagaimana mestinya (mal operation).
7. Proteksi Pendukung
Proteksi pendukung (back up) merupakan susunan yang sepenuhnya
terpisah dan yang bekerja untuk mengeluarkan bagian yang terganggu apabila
proteksi utama tidak bekerja (fail). Sistem pendukung ini sedapat mungkin
indenpenden seperti halnya proteksi utama, memiliki trafo-trafo dan relay-relay
tersendiri. Seringkali hanya triping CB dan trafo -trafo tegangan yang dimiliki
bersama oleh keduanya. Tiap-tiap sistem proteksi utama melindungi suatu area atau
zona sistem daya tertentu. Ada kemungkinan suatu daerah kecil diantara zona -zona
yang berdekatan misalnya antara trafo-trafo arus dan circuit breaker-circuit breaker
tidak dilindungi. Dalam keadaan seperti ini sistem back up (yang dinamakan,
remote back up) akan memberikan perlindungan karena berlapis dengan zona-zona
utama.
29
30