Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan
oleh virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa
2.2 Etiologi
Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh RNA virus
genus Morbillivirus, famili Paramyxoviridae. Virus ini dari famili yang sama
berukuran 100-250 nm dan mengandung inti untai RNA tunggal yang diselubungi
dengan lapisan pelindung lipid. Virus campak memiliki 6 struktur protein utama.
lipid, maka mudah diinaktivasi oleh cairan yang melarutkan lipid seperti eter dan
kloroform. Selain itu, virus juga dapat diinaktivasi dengan suhu >37C dan
<20C, sinar ultraviolet, serta kadar (pH) ekstrim (pH <5 dan >10).5,7 Virus ini
jangka hidupnya pendek (short survival time), yaitu kurang dari 2 jam (Soedarmo
et al, 2010).
2.3 Epidemiologi
menduduki tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi 0,7%
dan tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada anak usia 1-4 tahun
kematian, dengan penurunan jumlah kematian sebesar 75% dari 544.400 pada
tahun 2000 menjadi 145.700 pada tahun 2013 (WHO, 2015). Sebelum era
vaksinasi, lebih dari 90% anak di bawah 15 tahun pernah mengalami morbili
(Furuse et al, 2010). Pada tahun 2011, Indonesia memiliki cakupan vaksinasi
campak sebesar 93,4% dan terdapat kasus campak sebesar 21.893 kasus dengan
2.4 Patofisiologi
droplet melalui udara, sejak 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari
setelah timbul ruam. Di tempat awal infeksi, penggandaan virus sangat minimalis
dan jarang dapat ditemukan virusnya. Virus masuk ke dalam limfatik lokal, bebas
getah bening regional. Di sini virus memperbanyak diri dengan sangat perlahan
yang rentan terhadap infeksi, turut aktif membelah (Soedarmo, S etc 2010).
lengkap, tetapi 5-6 hari setelah infeksi awal, terbentulah fokus infeksi yaitu ketika
orofaring, konjungtiva, saluran nafas, kulit, kandung kemih dan usus (Soedarmo,
S etc 2010).
Pada hari ke 9-10, fokus infeksi yang berada di epitel saluran nafas dan
konjungtiva, akan menyebabkan timbulnya nekrosis pada satu sampai dua lapis
sel. Pada saat itu virus dalam jumlah banyak masuk kembali ke pembuluh darah
dan menimbulkan manifestasi klinis dari sistem saluran nafas diawali dengan
keluhan batuk pilek disertai selaput konjungtiva yang tampak merah. Respon
imun yang terjadi adalah proses peradangan epitel pada sistem saluran pernafasan
diikuti dengan manifestasi klinis berupa demam tinggi, anak tampak sakit berat
dan tampak suatu ulsera kecil pada mukosa pipi yang disebut bercak Koplik, yang
hipersensitivity terhadap antigen virus, muncul ruam makulopapular pada hari ke-
14 sesudah awal infeksi dan pada saat itu antibodi humoral dapat dideteksi pada
kulit. Kejadian ini tidak tampak pada kasus yang mengalami defisit sel-T
campak dan diduga terjadi suatu reaksi Arthus. Daerah epitel yang nekrotik di
tertentu pneumonia juga dapat terjadi, selain itu campak dapat menyebabkan gizi
2.5 Diagnosis
Morbili memiliki gejala klinis khas yaitu terdiri dari 3 stadium yang
yang bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas
(WHO, 2007)
Gambar 2.1
Gejala Klinis Khas Morbili
berupa ruam makulopapular. Gejala klinis klasik campak adalah adanya stadium
prodromal demam disertai coryza, batuk, konjungtivitis, dan penyebaran ruam
makulopapular. Penyakit lain yang menimbulkan ruam yang sama antara lain:
1. Rubella (Campak Jerman) dengan gejala lebih ringan dan tanpa disertai
batuk. Rubella merupakan suatu penyakit virus yang umum pada anak dan
dewasa muda, yang ditandai oleh suatu masa prodormal yang pendek,
2. Roseola infantum dengan gejala batuk ringan dan demam yang mereda
prodromal.
tetapi tidak disertai batuk dan bercak Koplik. Biasanya timbul nyeri dan
pembengkakan sendi yang tidak ada pada campak (Pudjiadi et al, 2010).
2.7 Penatalaksanaan
IU tiap hari
komplikasi.
2.7.2 Pengobatan dengan komplikasi :
2.7.2.1 Ensefalopati
tappering off).
2.7.2.2 Bronkopneumonia
selama 7-10
b) Oksigen 2 liter/menit
a) Hiperpireksia (suhu>39.0 C)
b) Dehidrasi
c) Kejang
2.9 Pencegahan
Vaksinasi Campak dapat diberikan pada usia 9 bulan dan booster pada
usia 18 bulan. Vaksinasi bersama rubela dan mumps (MMR) pada usia 15 - 18
bulan dan ulangan pada usia 10-12 tahun atau 12-18 tahun.
Gambar 2.2
Jadwal imunisasi IDAI 2017
dan sekunder apabila tidak ada proteksi setelah terjadi serokonversi. Berbagai
antibodi yang dibawa sejak lahir yang dapat mentralisir virus vaksin campak yang
masuk, (b) Vaksinnya yang rusak, (c) Akibat pemberian imunoglobulin yang
yang kurang kuat sehingga respons imun yang terjadi tidak adekuat dan tidak
2.10 Komplikasi
c) Otitis media
d) Ensefalopati: timbul pada 0,01 0,1% kasus campak. Gejala berupa
demam, nyeri kepala, letargi, dan perubahan status mental yang biasanya
muncul antara hari ke-2 sampai hari ke-6 setelah munculnya ruam.
kasus terjadi perburukan yang cepat dalam 24 jam. Gejala sisa dapat
2.11 Prognosis
Mortalitas dan morbiditas meningkat pada penderita dengan faktor risiko yang
1-3%, dapat meningkat sampai 5-15% saat terjadi KLB campak (Halim R 2016).
Di awal abad 20, kematian akibat campak bervariasi antara 2.000 dan
10.000, atau sekitar 10 kematian per 1.000 kasus campak. Dengan perbaikan
dalam perawatan kesehatan dan terapi antimikroba, nutrisi yang lebih baik, dan
tahun 1982 dan 2002, CDC memperkirakan bahwa ada 259 kematian akibat
campak. Pneumonia dan ensefalitis komplikasi di sebagian besar kasus yang fatal,
dan kondisi immunodefi efisiensi yang ed identifi di 14-16% dari kematian
(Mason H, 2011).