Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Koloid


Nama koloid untuk pertama kali diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Istilah
koloid berasal dara bahasa Yunani, yaitu kolla yang berarti lem dan oid yang berarti seperti.
Secara harfiah koloid dapat diartikan seperti lem. Karena, koloid diibaratkan seperti lem
dalam hal kemampuan difusinya. Nilai difusi koloid sama rendahnya dengan lem.
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara
merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar
antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal
dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari
serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem
koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll. mayones adalah campuran homogen
di air dan minyak dan cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu
koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan
ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel
yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom,
molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel
dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih.
Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8.
Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin.
Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.

2.2. Jenis - Jenis Koloid

Koloid merupakan suatu sistem yang terdiri dari dua fase yaitu fase terdispersi dan fase
pendispersi (medium pendispersi). Berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersinya,
koloid dikelompokkan menjadi 8 jenis koloid, seperti yang tercantum dalam tabel berikut.
Keterangan :

a) Sol
Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi berupa zat padat dalam medium
pendispersi zat cair.

Sol adalah sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan. Berdasarkan sifat
adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita mengenal dua macam sol;

a. Sol liofil,
Dimana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk
suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya cinta cairan (Bahasa Yunani;
lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah padat disebut gel. Contoh gel antara lain
selai dan gelatin.
Ciri-ciri sol liofil :
1. Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium
terdispersinya
2. Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan
3. Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses
solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di
sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung.
4. Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi
5. Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
6. Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi,
kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium
pendispersinya.
7. Memberikan efek Tyndall yang lemah
8. Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali

b. Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan. Liofib
artinya takut cairan (phobia=takut). ). Contoh koloid liofob adalah sol sulfida dan sol
logam.
Ciri-cirinya :
1. Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium
pendisperinya
2. Memiliki muatan positif atau negative
3. Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya.
4. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik
5. Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi
6. Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan
7. Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol
8. Memberikan efek Tyndall yang jelas
9. Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel
Jika medium pendispersinya berupa air, kedua macam koloid di atas masing-masing
disebut koloid hidrofil (cinta air) dan koloid liofob (takut air). Contoh koloid hidrofil
adalah kanji, protein, lem, sabun, dan gelatin. Adapun contoh koloid hidrofob adalah
sol-sol sulfide dan sol-sol logam.Sol terbagi menjadi tiga jenis yaitu :

1. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi pada

Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam

2. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair

Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat

3. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas

Contoh: debu di udara, asap pembakaran


b) Aerosol

Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi padat atau cair dalam medium

pendispersi gas.Contoh produk yang dibuat dalam bentuk aerosol, hairspray, semprot obat

nyamuk, farfum, cat semprot. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan

pendorong(propelan aerosol). Bahan pendorong yang banyak digunakan adalah CFC dan

karbondioksida.

c) Emulsi

Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium pendispersi sama-
sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran koloid, harus ditambahkan zat
pengemulsi (emulgator). Susu merupakan emulsi lemak dalam air, dengan kasein sebagai
emulgatornya. Obat-obatan yang tidak larut dalam air banyak yang dibuat dan dipanaskan
dalam bentuk emulsi.
Emulsi merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi cair dalam medium pendispersi
cair. Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair tersebut tidak saling
melarutkan.Emulsi digolongkan ke dalam dua bagian yaitu :

Emulsi minyak dalam air ( M/A )

Contoh : santan, susu, lateks

Emulsi air dalam minyak ( A/M )

Contoh : mayonaise, minyak bumi, minyak ikan

Untuk membuat emulsi diperlukan zat pengemulsi (emulgator). Contohnya, sabun

mengemulsikan minyak ke dalam air, kasein dalam susu, kuning telur dalam mayonaise. Ada

tiga jenis emulsi yaitu :

1. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat

Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi

2. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair

Contoh: susu, mayones, krim tangan


3. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas

Contoh: hairspray dan obat nyamuk.

d) Buih

Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi gas dalam medium pendispersi cair.

Seperti halnya emulsi untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun,

deterjen, protein. Buih digunakan pada proses pengolahan biji logam, pada alat pemadam

kebakaran.Adakalanya buih tidak dikehendaki, untuk memecah/mencegah buih dapat

digunakan zat eter, isoamil alkohol. Buih dibagi menjadi dua jenis yaitu :

1. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat.

Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam

2. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair

Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun

Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama- sama
berupa gas, campurannya tergolong larutan

e) Gel
Merupakan koloid yang setengah kaku ( antara padat dan cair).Contohnya agar-agar,
lem kanji, selai, gelatin, gel silika. Gel dapat terbentuk dari sol yang zat terdispersinya
mengadsorpsi medium pendispersinya.

2.3.Sifat-Sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel

koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini
ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat

itu disebut efek tyndall.

Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan

disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan

pada sistem koloid cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid

mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut.

Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang

terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. Di lingkungan kita sering terjadi efek Tyndall,

diantaranya :

1. Terjadinya warna biru di langit pada siang hari dan warna merah atau jingga di langit

pada saat matahari terbenam di ufuk barat.

2. Sorot lampu proyektor di gedung bioskop akan tampak jelas ketika ada asap rokok.

3. Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut.

4. Berkas sinar matahari yang melalui celah daun pepohonan pada pagi hari yang berkabut.

Gambar Efek Tyndall:


2. Gerak Brown

Gerak partikel- partikel dalam sistem koloid yang terus menerus dengan arah zig zag
(random ). Karena terjadi tumbukan antar partikel. Hal ini pertama kali diamati oleh Robert
Brown pada tahun 1827. Gerak brown dapat diamati oleh miksroskop. Gerak Brown ialah
gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak
acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan
melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag
ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut
dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada
zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan
medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan
tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari
segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung
tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan
arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.

Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi.
Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang
terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak
ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown
juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi
kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari
partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin
rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.Adapun gerak Brown ini
mengakibatkan partikel-partikel koloid relatif stabil meskipun ukuran yang relatif besar,
sebab dengan adanya partikel yang bergerak secara terus menerus, pengaruh dari gaya
gravitasi kurang berarti.Penerapan Gerak Brown dalam kehidupan sehari-hari contoh Gerak
Brown adalah Susu.
Gambar gerak Brown yang terjadi pada sisitem koloid:

3. Adsorpsi

Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel


koloid. Adsorpsi dapat terjadi karena adanya kemampuan pada partikel koloid untuk menarik
(ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik tersebut, dapat terjadi karena
disebabkanya adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga bila ada
partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya. Bila partikel-
partikel koloid mengadsorbsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya maka koloid
kana menjadi bermuatan positif, dan sebaliknya bila yang diadsorbsi ion negatif akan menjadi
bermuatan negatif. Selain dari ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan dari
listrik statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif atau positif dari adanya elektron
yang berak di udara atau dari arus listrik. Dari adanya peristiwa adsorpsi partikel koloid yang
bermuatan listrik, maka jika koloid tersebut diletakkan dalam medan listrik partikelnya akan
bergerak menuju kutub yang bermuatan listrik yang berlawanan dengan muatan
koloid.Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat di permukaan zat lain. Zat yang diserap
disebut fase terserap dan zat yang menyerap disebut adsorpen. Peristiwa adsorpsi disebabkan
gaya tarik molekul-molekul pada permukaan adsorpen.Contoh pemanfaatan adsorpsi :

a. Penyembuhan sakit perut yang disebabkan bakteri patogen dengan serbuk karbon atau

norit. Di dalam usus, norit akan menjadi koloid yang dapat mengadsorpsi zat

racun(bakteri patogen)
b. Penjernihan air keruh dengan tawas Al2(SO4)3. Dalam air tawas terhidrolisis menjadi

Al(OH)3 yang berbentuk koloid dan mampu mengadsorpsi kotoran dalam air

khususnya zat warna.

c. Penjernihan air tebu pada pembuatan gula pasir dengan tanah diatome dan arang

tulang (pemutihan gula).Zat warna dalam gula akan diadsorpsi sehingga diperoleh

gula yang putih.

d. Adsorpsi gas oleh zat padat, misalnya pada masker gas.

e. Adsorbsi keringat oleh alumium stearat yang terdapat dalam rol on deodorant.

f. Partikel koloid mampu mengadsorpsi ion positif dan ion negatif sehingga koloid

menjadi bermuatan listrik. Koloid yang bermuatan positif contohnya Fe(OH)3 dan

yang bermuatan negatif contohnya As2S3.

Adsorpsi pada peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan
partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Adsorpsi harus
dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel).
Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2+.

Gambar Proses adsorbsi yang terjadi pada sisitem koloid:


4. Elektroforesa (Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik)

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di bawah pengaruh medan listrik.


Partikel-partikel koloid dapat bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada
permukaan koloid. Kestabilan sistem koloid disebabkan adanya muatan listrik pada
permukaan partikel koloid, selain karena adanya gerak Brown. Pada peristiwa elektroforesis,
partikel koloid akan dinetralkan muatannya dan digumpalkan pada elektroda. Kegunaan dari
sifat ini adalah untuk menentukan muatan yang dimiliki oleh suatu partikel koloid.

Pada elektroforesis ini, ke dalam elektrolit dimasukkan dua batang elektroda kemudian
dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel-partikel koloid akan bergerak ke
salah satu elektroda tergantung pada jenis muatannya. Koloid yang bermuatan negatif akan
bergerak ke anode (elektode positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak ke
katode (elektrode negatif).

Elektroforesis banyak digunakan dalam industri, misalnya pelapisan antikarat (cat) pada
badan mobil. Partikel-partikel cat yang bermuatan listrik dioleskan pada badan mobil yang
dialiri muatan listrik berlawanan dengan muatan cat. Pelapisan logam dengan cat secara
elektroforesis lebih kuat dibandingkan cara konvensional seperti pakai kuas.

5. Koagulasi

Koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid


sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi disebabkan
hilangnya kestabilan untuk mempertahankan partikel-partikel agar tetap tersebar di dalam
medium pendispersinya. Koagulasi dapat dilakukan secara mekanis, fisis dan kimia

a. Mekanik

menggumpalkan koloid dengan pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Proses ini


akan mengurangi air atau ion di sekeliling koloid sehingga koloid akan
mengendap.Contohnya : protein, agar-agar dalam air akan menggumpal bila didinginka.

b. Fisis

Contoh : penggunakan alat cottrel. Alat Cottrel biasanya dipakai pada cerobong asap di
industri-industri besar, untuk menggumpalkan asap dan debu. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi pencemaran asap dan debu yang berbahaya. Caranya dengan melewatkan asap
atau debu pada Cottrel sebelum keluar dari cerobong pabrik. Alat ini terdiri dari dua pelat
elektrode listrik bertegangan tinggi. Bila sudah jenuh elektrode tersebut dibersihkan.

c. Kimia

Cara ini dilakukan dengan penambahan zat elektrolit ke dalam koloid.

Contoh :

Proses pengolahan karet dari bahan mentah (lateks) dengan menambahkan asam
formiat atau cuka.
Pembentukan delta di muara sungai
Proses penjernihan air dengan menambahkan tawas. Tawas digunakan untuk
menggumpalkan partikel koloid dalam air.

Koagulasi atau pengendapan/penggumpalan yang disebabkan oleh gaya gravitasi akan


terjadi jika sistem koloid dalam keadaan tidak bermuatan. Ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan koloid bersifat netral, yaitu:

a. Menggunakan Prinsip Elektroforesis. Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-


partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan yang berlawanan. Ketika
partikel ini mencapai elektrode, maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan
bersifat netral.
b. Penambahan koloid lain dengan muatan yang berlawanan. Ketika koloid bermuatan
positif dicampurkan dengan koloid bermuatan negatif, maka muatan tersebut akan saling
menghilangkan dan bersifat netral.
c. Penambahan Elektrolit. Jika suatu elektrolit ditambahkan pada sistem koloid, maka
partikel koloid yang bermuatan negatif akan mengadsorpsi koloid dengan muatan positif
(kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengadsorpsi partikel
negatif (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi koagulasi.
d. Pendidihan. Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikel-partikel
sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang
teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan.
Contoh Gambar Proses koagulasi yang terjadi pada sisitem koloid:

6. Koloid Pelindung

Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi
stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim dimaksudkan agar es krim
tidak dapat memisah sehingga tetap terus kenyal, serta penambahan gum arab dalam
pembuatan semir dan lain-lainnya. Koloid pelindung bekerja dengan membentuk lapisan tipis
disekitar partikel-partikel koloid yang dilindungi. Dengan adanya partikel pelindung dari
koloid pelindung maka koloid yang dilindungi akan terhindar dengan kontak langsung oleh
elektrolit. Contoh, ketika sobat menambahkan gelatin (koloid liofil) ke dalam sol emas
(koloid liofob) molekul gelatin akan membentuk lapisan pelindung yang melingkupi partikel
sol emas. Gelatin melindungi sol emas agar tidak terkena elektrolit dan mengalami
penggumapaln. Gelatin di sini berperan sebagai koloid pelindung. koloid pelindung dari cat
adalah latex / binder, dimana latex / binder ini akan membentuk lapisan film transparan yang
akan melindungi dan merekatkan cat ke permukaan. Cat sendiri sebenarnya adalah pewarna
pigmen yang hanya menempel pada permukaan dan membutuhkan latex / binder sebagai
pelapis luar untuk meningkatkan ketahanan lunturnya baik dari air, gosokan maupun cahaya.

Penerapan Koloid Pelindung dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Koloid


Pelindung adalah sebagai berikut :

a. Penambahan minyak silikon pada cat


b. Penambahan kasein pada susu
c. Penambahan gelatin pada es krim
d. Penambahan lestin pada margarin

Contoh bentuk sifat koloid pelindung :

7. Dialisis

Dialisis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke dalam
membran semipermeabel dengan cara memasukkan koloid ke dalam membran
semipermeabel. Membran ini mempunyai pori-pori yang mampu ditembus oleh ion, tetapi
tidak mampu ditembus partikel koloid. Bila kantong semipermeabel tersebut dimasukkan ke
dalam aliran air, maka ion-ion yang keluar dari membran semipermeabel akan terbawa aliran
air, sedangkan koloidnya masih tetap di dalam kantung semipermeabel.
Penerapan Dialisis dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Dialisis adalah sebagai berikut :
- Proses cuci darah

- Memisahkan ion-ion sianida dan tepung tapioka

Contoh Gambar Proses Dialisis yang terjadi pada sistem koloid :


2.4. Cara pembuatan Koloid

Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat ke dalam
medium pendispersi. Selain itu, dapat dilakukan dengan mengubah suspensi menjadi koloid
atau dengan mengubah larutan menjadi koloid. Jika ditinjau dari pengubahan ukuran partikel
zat terdispersi, cara pembuatan koloid dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu pembuatan
koloid secara dispersidan pembuatan koloid secara kondensasi.

Pembuatan koloid secara dispersi adalah memperkecil partikel. Cara ini melibatkan
pengubahan ukuran partikel besar (misalnya suspensi atau padatan) menjadi ukuran partikel
koloid. Sementara itu, pembuatan koloid secara kondensasi adalah memperbesar ukuran
partikel. Pada umumnya, dari larutan diubah menjadi koloid. Secara skematis, kedua proses
tersebut dapat digambarkan sebagai proses yang berlawanan, di mana sistem koloid berada di
antara dua sistem dispersi yang lain.

a. Pembuatan Koloid secara Dispersi

1) Dispersi langsung (mekanik)

Cara ini dilakukan dengan memperkecil zat terdispersi sebelum didispersikan ke


dalam medium pendispersi. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggiling atau
menggerus partikel sampai ukuran tertentu. Sebagai contoh adalah pembuatan sol belerang
dalam air, serbuk belerang dihaluskan terlebih dahulu dengan menggerus bersama kristal gula
secara berulang ulang. Campuran semen dengan air dapat membentuk koloid secara
langsung karena partikel partikel semen sudah digiling sedemikian rupa sehingga ukuran
partikelnya menjadi ukuran koloid.Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan dengan
cara penggerusan zat padat hingga halus, kemudian didispersikan ke dalam medium
pendispersi. Namun, pada proses ini fase terdispersinya kadang-kadang mengalami
penggumpalan kembali sehingga perlu ditambahkan stabilizer atau zat pemantap. Contoh
pada pembuatan mentega, tinta, dan cat.

2) Homogenisasi

Homogensasi adalah cara yang digunakan untuk membuat suatu zat menjadi homogen
dan berukuran partikel koloid. Misal untuk membuat koloid tipe emulsi, seperti susu. Pada
pembuatan susu, ukuran partikel lemak pada susu diperkecil hingga berukuran partikel
koloid. Caranya dengan melewatkan zat tersebut melaiui lubang berpori yang mempunyai
tekanan tinggi. Apabila partikel lemak dengan ukuran partikel koloid sudah terbentuk, zat
tersebut kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersinya.Pembuatan susu kental
manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampurkan serbuk susu skim ke dalam air di
dalam mesin homogenisasi sehingga partikel partikel susu berubah menjadi seukuran
partikel koloid. Emulsi obat pada pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi
mengunakan mesin homogenisasi.

3) Peptisasi

Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia (zat
elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid. Contoh, proses
pencernaan makanan dengan enzim dan pembuatan sol belerang dari endapan nikel sulfida,
dengan mengalirkan gas asam sulfida.Proses peptisasi dilakukan dengan cara memecah
partikel partikel besar, misalnya suspensi, gumpalan, atau endapan dengan menambahkan
zat pemecah tertentu. Sebagai contoh, endapan Al(OH)3 akan berubah menjadi koloid
dengan menambahkan AlCl3 ke dalamnya. Endapan AgCl akan berubah menjadi koloid
dengan menambahkan larutan NH3secukupnya. Contoh lain, karet bisa dipeptisasi oleh
bensin, agar agar oleh air, nitroselulosa oleh aseton. Endapan NiS dapat

dipeptisasi oleh H2S. Contoh lain digunakan pada pembuatan sol perak iodida (Agl). Sol

perak iodida dibuat dengan cara mencampur larutan AgN03 dengan larutan Kl berlebih.

Campuran kedua larutan ini menghasilkan endapan Agl. Endapan Agl kemudian dicuci agar

mengalami peptisasi, yaitu terbentuknya partikel koloid Agl. Pencucian mengakibatkan

hilangnya kelebihan elektrolit sehingga Agl dapat terdispersi kembali.


4) Busur Bredig

Busur Bredig adalah suatu alat yang khusus digunakan untuk membentuk koloid
logam. Proses ini dilakukan dengan cara meletakkan logam yang akan dikoloidkan pada
kedua ujung elektrode dan kemudian diberi arus listrik yang cukup kuat sehingga terjadi
loncatan bunga api listrik. Suhu tinggi akibat adanya loncatan bunga api listrik
mengakibatkan logam akan menguap dan selanjutnya terdispersi ke dalam air membentuk
suatu koloid logam.

Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, sperti Ag,
Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan
digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium
pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian,
kedua elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam
menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga
hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel
kolid dengan proses uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.

5) Suara Ultrasonik

Cara ini hampir sama dengan cara busur Bredig, yaitu sama-sama untuk pembuatan

sol logam. Ka1au busur Bredig menggunakan arus listrik tegangan tinggi, maka cara

ultrasonik menggunakan energi bunyi dengan frekuensi sangat tinggi, yaitu di atas 20.000

Hz.
b. Pembuatan Koloid secara Kondensasi
Pembuatan koloid secara kondensasi dilakukan dengan mengubah suatu larutan
menjadi koloid. Proses ini umumnya melibatkan reaksi reaksi kimia yang menghasilkan zat
yang menjadi partikel partikel terdispersi.

1) Reaksi hidrolisis

Reaksi Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.Pembuatan koloid dengan reaksi redoks
selalu disertai dengan perubahan bilangan oksidasi,Reaksi ini umumnya digunakan untuk
membuat koloid koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis (direaksikan dengan air).

Contoh :

- Koloid dapat dibuat melalui reaksi hidrolisis, yaitu dengan mereaksikan garam tertentu
dengan air. Misalnya Sol Fe(OH)3. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan cara menambahkan larutan
FeCI3 ke dalam air mendidih. Larutan FeCI3 akan terionisasi menghasilkan ion Fe3+. Ion
Fe3+ ini akan mengalami reaksi hidrolisis menjadi Fe(OH)3. Reaksi yang terjadi:

FeCI3(aq) + 3H20() Fe(OH)a(s) + 3HCl(aq).

2) Reaksi Redoks

Reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi.Pembuatan koloid dengan reaksi


redoks selalu disertai dengan perubahan bilangan oksidasi, Koloid yang terjadi merupakan
hasil oksidasi atau reduksi.

Contoh :

- Sol emas (Au)


Sol emas dibuat dengan mereduksi larutan garamnya menggunakan reduktor non- elektrolit
seperti formaldehid.
Persamaan Reaksinya:
2AuCI3 (aq) + 3HCHO(aq) + 3H20 () 2Au(s)+ 6HCI (aq) + 3HCOO H(aq)

- Sol belerang (s)


Sol belerang dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan S02 atau ke dalam larutan
H2O2.
Persamaan Reaksi yang terjadi:
2H2S(g) + S02(aq) 3S(s) + 2H2O()
H2S (g) + H202(aq) S(s) + 2h2O()

3) Pertukaran Ion

Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat zat yang
sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.

- Contoh koloid yang dibuat dengan cara pemindahan yaitu sol As2S3. Sol As2S3 dibuat
dengan cara mengalirkan gas asam sulfida ke dalam larutan arsen(lll) oksida.

Persamaan Reaksinya:

As203(aq) + 3H2S(g) As2S3(s) + 3H20().

- Koloid lain yang dibuat melalui reaksi pemindahan yaitu sol belerang. Sol ini dibuat dengan
menambahkan larutan HCI ke dalam larutan Na2S203. Campuran ini akan menghasilkan
partikel- partikel belerang yang berukuran partikel koloid. Reaksi pada pembuatan koloid
belerang sebagai berikut.

Persamaan Reaksinya :

Na2S203(aq) + 2HCI (aq) 2NaCl(aq) + H2SO 3(aq) + S (s).

4) Penggantian Pelarut

Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan
penggantian pelarut.
Contoh:
- Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu
koloid berupa gel.

- Pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air.
Persamaan reaksinya:
S (aq) + alkohol + air S (s) Larutan S sol belerang
c. Pembuatan Koloid secara Fisika

Cara fisika digunakan untuk membuat koloid dengan cara mengkondensasikan partikel
koloid. Proses ini dilakukan melalui cara-cara berikut.

1) Pengembunan uap

Cara pengembunan uap diterapkan pada pembuatan sol raksa (Hg). Sol raksa dibuat dengan
menguapkan raksa. Uap raksa selanjutnya dialirkan melalui air dingin sehingga mengembun
dan diperoleh partikel raksa berukuran koloid.

2) Pendinginan

Suatu koloid dapat dibuat melalui proses pendinginan, tujuannya untuk menggumpalkan
suatu larutan sehingga menjadi koloid karena kelarutan suatu zat sebanding dengan suhu.

3) Penggantian pelarut

Penggantian pelarut digunakan untuk mempermudah pembuatan koloid yang tidak dapat larut
dalam suatu pelarut tertentu, misalnya pada pembuatan sol belerang. Belerang sukar larut
dalam medium air. Oleh karena itu, air diganti dengan alkohol. Sol belerang dalam air, dibuat
dengan cara melarutkan belerang ke dalam alkohol hingga diperoleh larutan jenuh. Larutan
jenuh ini selanjutnya diteteskan sedikit demi sedikit ke dalam air hingga terbentuk sol
belerang.

Вам также может понравиться

  • Menata Hati Seluas Samudra
    Menata Hati Seluas Samudra
    От Everand
    Menata Hati Seluas Samudra
    Рейтинг: 5 из 5 звезд
    5/5 (6)
  • Dunia yang Menyesatkan
    Dunia yang Menyesatkan
    От Everand
    Dunia yang Menyesatkan
    Рейтинг: 4.5 из 5 звезд
    4.5/5 (2)
  • Makalah Koloid
    Makalah Koloid
    Документ24 страницы
    Makalah Koloid
    Ni'matul Zahro
    100% (1)
  • Makalah Koloid
    Makalah Koloid
    Документ15 страниц
    Makalah Koloid
    Nellie Obelia
    Оценок пока нет
  • Kestabilan Koloid
    Kestabilan Koloid
    Документ16 страниц
    Kestabilan Koloid
    Dhia Tijani Al Chalish
    100% (4)
  • Tugas Kelompok Lailatul Anisa
    Tugas Kelompok Lailatul Anisa
    Документ14 страниц
    Tugas Kelompok Lailatul Anisa
    Aditya Warman
    Оценок пока нет
  • Makalah Koloid Lengkap
    Makalah Koloid Lengkap
    Документ25 страниц
    Makalah Koloid Lengkap
    Wien's Arion
    Оценок пока нет
  • Safira Aurelia 11 Mipa 4: Sistem Koloid
    Safira Aurelia 11 Mipa 4: Sistem Koloid
    Документ24 страницы
    Safira Aurelia 11 Mipa 4: Sistem Koloid
    Maulana Yusuf
    Оценок пока нет
  • Sistem Koloid
    Sistem Koloid
    Документ50 страниц
    Sistem Koloid
    Irfan
    Оценок пока нет
  • MAKALAH KIMIA Koloid
    MAKALAH KIMIA Koloid
    Документ10 страниц
    MAKALAH KIMIA Koloid
    Ahkam
    Оценок пока нет
  • Makalah Koloid
    Makalah Koloid
    Документ8 страниц
    Makalah Koloid
    Abi Al Khawarizmi
    Оценок пока нет
  • Pengertian Koloid
    Pengertian Koloid
    Документ26 страниц
    Pengertian Koloid
    hachioujirui
    Оценок пока нет
  • Kimia Membuat Mentega
    Kimia Membuat Mentega
    Документ14 страниц
    Kimia Membuat Mentega
    Daffa Febrian
    Оценок пока нет
  • Makalah Koloid
    Makalah Koloid
    Документ7 страниц
    Makalah Koloid
    zulkarnaini zulkarnaini
    Оценок пока нет
  • KOLOID
    KOLOID
    Документ7 страниц
    KOLOID
    Mia Qurmawati
    Оценок пока нет
  • Sistem Koloid
    Sistem Koloid
    Документ24 страницы
    Sistem Koloid
    ArdelianaBunga
    Оценок пока нет
  • Praktikum Koloid
    Praktikum Koloid
    Документ18 страниц
    Praktikum Koloid
    Yunita fadhilah
    Оценок пока нет
  • KOLOID
    KOLOID
    Документ7 страниц
    KOLOID
    Aulia Febrianty
    Оценок пока нет
  • Sistem Koloid
    Sistem Koloid
    Документ7 страниц
    Sistem Koloid
    Dzaky Zakiyal Fawwaz
    Оценок пока нет
  • Kestabilan Koloid
    Kestabilan Koloid
    Документ16 страниц
    Kestabilan Koloid
    Ijun Sirojun
    Оценок пока нет
  • Laporan Farmasi Fisika Dispersi Koloid
    Laporan Farmasi Fisika Dispersi Koloid
    Документ10 страниц
    Laporan Farmasi Fisika Dispersi Koloid
    pratama reza syaputra
    Оценок пока нет
  • Laporan Farmasi Fisika Dispersi Koloid
    Laporan Farmasi Fisika Dispersi Koloid
    Документ11 страниц
    Laporan Farmasi Fisika Dispersi Koloid
    pratama reza syaputra
    Оценок пока нет
  • KOLOID
    KOLOID
    Документ17 страниц
    KOLOID
    AL-latHieffatunn WalladunshaliHahh
    Оценок пока нет
  • A
    A
    Документ12 страниц
    A
    Sergio Aguero
    Оценок пока нет
  • Sistem Koloid
    Sistem Koloid
    Документ15 страниц
    Sistem Koloid
    Luthfia Okta Fericha
    Оценок пока нет
  • Artikel PUSPAHIDAYANI
    Artikel PUSPAHIDAYANI
    Документ8 страниц
    Artikel PUSPAHIDAYANI
    puspa hidayani
    Оценок пока нет
  • KOLOID
    KOLOID
    Документ19 страниц
    KOLOID
    fitri_tri2
    Оценок пока нет
  • Sistem Koloid
    Sistem Koloid
    Документ23 страницы
    Sistem Koloid
    AndiniKarlina
    Оценок пока нет
  • Makalah Koloid
    Makalah Koloid
    Документ15 страниц
    Makalah Koloid
    Novi Andry
    Оценок пока нет
  • Thomas Graham Banyak Mempelajari Tentang Kecepatan Difusi
    Thomas Graham Banyak Mempelajari Tentang Kecepatan Difusi
    Документ7 страниц
    Thomas Graham Banyak Mempelajari Tentang Kecepatan Difusi
    Agustia Darmayanti
    Оценок пока нет
  • KIMIA
    KIMIA
    Документ18 страниц
    KIMIA
    reni
    Оценок пока нет
  • Macam-Macam Koloid
    Macam-Macam Koloid
    Документ6 страниц
    Macam-Macam Koloid
    Bella Seba
    Оценок пока нет
  • Kimia Koloid
    Kimia Koloid
    Документ12 страниц
    Kimia Koloid
    cucu
    Оценок пока нет
  • Makalah Sistem Koloid
    Makalah Sistem Koloid
    Документ8 страниц
    Makalah Sistem Koloid
    Wirda nasution
    Оценок пока нет
  • KOLOID
    KOLOID
    Документ24 страницы
    KOLOID
    amel_naurah
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASi Koloid
    LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASi Koloid
    Документ8 страниц
    LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASi Koloid
    nurul adliaty
    Оценок пока нет
  • Yakobus Galti Mariono - 23210009
    Yakobus Galti Mariono - 23210009
    Документ6 страниц
    Yakobus Galti Mariono - 23210009
    Jeneponto
    Оценок пока нет
  • Ringkasan KOLOID
    Ringkasan KOLOID
    Документ10 страниц
    Ringkasan KOLOID
    byoanes
    Оценок пока нет
  • Sistem Koloid Pada Deodoran
    Sistem Koloid Pada Deodoran
    Документ13 страниц
    Sistem Koloid Pada Deodoran
    Chandra Parema
    100% (2)
  • Bab 10 Koloid
    Bab 10 Koloid
    Документ20 страниц
    Bab 10 Koloid
    dea
    Оценок пока нет
  • RPP Kelas Tts Pertemuan 1
    RPP Kelas Tts Pertemuan 1
    Документ16 страниц
    RPP Kelas Tts Pertemuan 1
    dwi
    Оценок пока нет
  • Fisika Farmasi
    Fisika Farmasi
    Документ16 страниц
    Fisika Farmasi
    Nini sahrianti
    Оценок пока нет
  • Kel 5 Kimia Fisika (Koloid)
    Kel 5 Kimia Fisika (Koloid)
    Документ19 страниц
    Kel 5 Kimia Fisika (Koloid)
    Veisy Dianty Lengkey
    Оценок пока нет
  • Makalah Koloid
    Makalah Koloid
    Документ8 страниц
    Makalah Koloid
    Jsuhtia
    Оценок пока нет
  • Koloid, Suspensi & Larutan Sejati Laode Muhlis Muhaimin (XII LA)
    Koloid, Suspensi & Larutan Sejati Laode Muhlis Muhaimin (XII LA)
    Документ35 страниц
    Koloid, Suspensi & Larutan Sejati Laode Muhlis Muhaimin (XII LA)
    rahman
    Оценок пока нет
  • Makalah Koloid
    Makalah Koloid
    Документ35 страниц
    Makalah Koloid
    Karel M. Lebang
    Оценок пока нет
  • Manfaat Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari
    Manfaat Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari
    Документ19 страниц
    Manfaat Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari
    M Hasan Basri
    100% (1)
  • KFT Kel 6 Koloid
    KFT Kel 6 Koloid
    Документ24 страницы
    KFT Kel 6 Koloid
    Ester naully Sansalia Florensis
    Оценок пока нет
  • Kimia Sistem Koloid
    Kimia Sistem Koloid
    Документ11 страниц
    Kimia Sistem Koloid
    Fairisa Noor Ismaliana
    Оценок пока нет
  • Sistem Koloid
    Sistem Koloid
    Документ9 страниц
    Sistem Koloid
    Ahmad Syaukat Bsa
    Оценок пока нет
  • Sistem Koloid
    Sistem Koloid
    Документ14 страниц
    Sistem Koloid
    Ryesz'z Saery
    Оценок пока нет
  • Handout Koloid
    Handout Koloid
    Документ20 страниц
    Handout Koloid
    echa_iqbal
    Оценок пока нет
  • Koloid Lengkap
    Koloid Lengkap
    Документ10 страниц
    Koloid Lengkap
    Putri Ardiana Puspita Sari
    Оценок пока нет
  • Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid
    Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid
    Документ21 страница
    Perc 2 - Pembuatan Dan Sifat Koloid
    Albayssag Faisal Tanjung
    Оценок пока нет
  • Sistem Koloid Isi
    Sistem Koloid Isi
    Документ18 страниц
    Sistem Koloid Isi
    Violeta Andini
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Kimia
    Laporan Praktikum Kimia
    Документ16 страниц
    Laporan Praktikum Kimia
    NURWIDAYANTI
    0% (1)
  • Revisi Bab
    Revisi Bab
    Документ19 страниц
    Revisi Bab
    Lia Katrina
    Оценок пока нет
  • Jenis Kecelakaan Kerja
    Jenis Kecelakaan Kerja
    Документ20 страниц
    Jenis Kecelakaan Kerja
    Rizki Ard
    Оценок пока нет
  • Tugas K3 Part 2
    Tugas K3 Part 2
    Документ22 страницы
    Tugas K3 Part 2
    Rizki Ard
    Оценок пока нет
  • BAB II Lingkungan CPY
    BAB II Lingkungan CPY
    Документ26 страниц
    BAB II Lingkungan CPY
    Rizki Ard
    Оценок пока нет
  • Modul Katup Baru
    Modul Katup Baru
    Документ46 страниц
    Modul Katup Baru
    Retno Kartika
    Оценок пока нет
  • Rukun Iman Sebagai Realisasi Kalimat Syahadat
    Rukun Iman Sebagai Realisasi Kalimat Syahadat
    Документ9 страниц
    Rukun Iman Sebagai Realisasi Kalimat Syahadat
    Rizki Ard
    100% (1)