Вы находитесь на странице: 1из 4

PENATALAKSANAAN MEDIS

Brunner & Suddarth (2002), Tujuan primer penatalaksanaan hipoteroidisme adalah


memulihkan metabolisme pasien kembali kepada keadaan metabolik normal dengan
cara mengganti hormon yang hilang. Levotiroksin sintetik (synthroid atau levothroid)
merupakan preparat terpilih untuk pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit
goiter nontoksik. Dosis terapi penggantian hormonal didasarkan pada konsentrasi
TSH dalam serum pasien. Preparat tiroid yang diringkaskan jarang digunakan karena
sering menyebabkan kenaikan sementara konsentrasi T3 dan kadang-kadang disetai
dengan gejala hipertiroidisme. Jika terapi penggantian sudah memadai, gejala
miksedema akan menghilang dan aktivitas metabolik yang normal dapat timbul
kembali.
Pada hipotiroidisme yang berat dan koma miksedema, penatalaksanaannya
mencakup pemeliharaan berbagai fungsi vital. Gas darah arteri dapat diukur untuk
menentukn retensi CO2 dan memandu pelaksanaan bantuan ventilasi untuk mengatasi
hipoventilasi. Pengguanaan alaat pulse oximetry dapat pula membantu tingkat saturasi
oksigen. Pemberian cairan dilakukan dengan hati-hati karena bahaya intoksikasi air.
Penggunaan panas eksternal (bantal pemanas) harus dihindari karena tindakan ini
akan meningkatkan kebutuhan oksigen dan dapat menimbulkan kolaps vaskuler.

1. PENGKAJIAN HIPOTIROIDISME
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Kaji kepatenan jalan napas.
Kaji kebersihan jalan napas apakah ada tanda-tanda penyumbatan saluran
napas, benda asing, fraktur wajah, rahang atau laring.
Kaji suara napas pasien.( jika suara napas terdengar bunyi adanya cairan
atau gurgling, snoring, crowing, atau wheezing)
2) Breathing
Kaji tanda-tanda umum distres pernapasan seperti Takipnea, berkeringat,
sianosis.
Kaji ventilasi pernapasan, apakah adekuat atau tidak.
Kaji jumlah pernapasan (jika lebih dari 24 kali per menit merupakan
gejala yang signifikan)
Kaji saturasi oksigen.
Kaji suara napas pasien apakah terdengar ronchi, rales.
3) Circulation
Kaji tanda tanda kehilangan cairan dengan pengukuran TTV pasien
meliputi : Nadi ( jika >100 kali per menit merupakan tanda signifikan,
tekanan darah ( jika tekanan darah < 90 mmHg merupakan prognosis jelek
), suhu dan pernapasan ( jika terjadi peningkatan 20 30 kali per menit.
Kaji warna kulit,apakah pucat atau sianosis.
Kaji produsi urine (kemungkinan dapat terjadi oliguria bahkan anuria).
4) Disability
Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan penilaian GCS atau AVPU.
( Alert , Verbal, Pain, Unrespons ).

b. Pengkajian Sekunder
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena
itu lakukanlah pengkajian terhadap hal-hal penting yang dapat menggali sebanyak
mungkin informasi antara lain :
1) Riwayat Kesehatan Sekarang:
Tanyakan kepada klien apakah mengalami merasa lemah, keringat berkurang,
tidak tahan dingin, odema kelopak mata bawah. Tanyakan apakah tambah
berat pada waktu pagi dan cuaca dingin serta setelah aktivitas sedang dan
berat. Tanyakan pada klien usaha yang telah dilakukan dalam menangani
keluhan nyeri, serta mengkonsumsi obat-obat hipotiroidisme dan bagaimana
pengontrolannya.
2) Riwayat Penyakit Dahulu:
Defisiensi iodium, oprasi tiroid sebelumnya, atau pengobatan hipertiroid
sebelumnya yang berlebihan.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga:
Dalam keluarga klien, kaji kelain kongenital waktu kecil, riwayat persalinan,
riwayat penyakit DM, kardiovaskuler, dan infeksi.
4) Keluhan utama
Klien biasanya mengeluh merasa lelah, tidak tahan dingin, haid yang deras,
keringat berkurang, kulit terasa kering dan dingin, suara parau, edema pada
kelopak mata bawah.
5) Pemeriksaan fisik mencakup
Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema
sekitar mata, wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah
kasar. Lidah tampak menebal dan gerak-gerik klien sangat lamban.
Postur tubuh kecil dan pendek. Kulit kasar, tebal dan bersisik, dingin dan
pucat. Di daerah leher bagian bawah antara otot otot
sternokleidomastoidus diinspeksi untuk melihat apa ada benjolan
disebalah anterior atau tampak simetris.
Nadi lambat dan suhu tubuh menurun.
Perbesaran jantung.
Disritmia dan hipotensi.
Parestesia dan reflek tendon menurun.
Pengkajian psikososial; klien sangat sulit membina hubungan sosial
dengan lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga
mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari.
Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen
konsep diri.

6) Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan kadar T3 (triodotironin) dan T4 ( tiroksin) biasanya turun
yaitu:
Kadar T3 normal
- dewasa : 0,8 2,0 ng/ml ( 60-118 ng/dl)
- Wanita hamil, pemberian kontrasepsi oral meningkta
- Infant dan anak-anak kadarnya lebih tinggi
kadar T4 normal
- dewasa : 50- 113 ng/L atau 4,5 mg/dl.
- Anak- anak : diatas 15,0 mg/dl
- Usila : menurun sesuai penurunan kadar protein plasma
2) Pemeriksaan TSH Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofisis pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat
menurun atau normal) : Kadar TSH pada pasien tersebut yaitu Normal 0,4
5,5 mIU/l
3) Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat
dgn hanya mengukur level TSH.
4) Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan
hipotiroidisme masih disuspek), sbb:
free triiodothyronine (fT3)
free levothyroxine (fT4)
total T3
total T4
24 hour urine free T3
5) Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan
informasi yang tepat tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul
(Brunner & Suddarth 2002)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan volume sekuncup
sebagai akibat dari bradikardi; arteriosklerosis arteri koronaria.
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan hipotiroid
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
d. Hipotermi yang berhubungan dengan laju metabolisme yang menurun

Вам также может понравиться