Вы находитесь на странице: 1из 22

MAKALAH ANALISIS DIKLAT

GURU SEKOLAH DASAR


TUGAS MATA KULIAH
MANAJEMEN SEKOLAH DAN DIKLAT
Dosen Pembimbing: Dr. H. Adie E. Yusuf , M.A.

Kelompok
.
..

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Salah satu masalah yang dihadapi di dunia pendidikan yakni lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Proses belajar dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak
untuk menghafalkan informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
bebagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Ketika anak didik lulus dari sekolah,
mereka pintar secara teoretes, tetapi mereka miskin secara aplikasi. Oleh karena itu peran
pendidikan dan pelatihan (diklat) semakin dibutuhkan untuk membina kemampuan
professional, terutama bagi para guru sebagai tenaga kependidikan yang memberikan
bekal pengetahuan dan aplikasi keilmuan kepada anak didik untuk dapat dijadikan rujuan
pendidikan lebih lanjut dan pedoman kehidupan sehari-hari.
Dewasa ini Diklat telah menjurus pada apa yang dibutuhkan? Apa rancangan
yang diusulkan paling tepat? Apakah diklat yang dilakukan itu paling sesuai? Bagaimana
kita mengetahui hasil yang dicapai dalam ke depan? Begitu banyak pertanyaan yang
perlu diajukan baik sebelum dan sesudah diklat dilaksanakan, maka sesungguhnya Diklat
harus dikelola secara baik, karena secara umum bertanggung jawab dalam perencanaan,
pengembangan dan pelatihan, penilaian kinerja, pengembangan hubungan harmonis,
pembangunan dan pemeliharaan moral dan sejumlah kegiatan yang berkaitan lainnya.
Penyelenggaraan Diklat yang berkualitas membutuhkan nasehat dan jasa spesialis
sumber daya manusia. Diklat akan menjadikan sumber daya manusia lebih bernilai bukan
hanya untuk diri sendiri tetapi juga diperlukan untuk orang lain yang berada di
sekelilingnya, tentunya diselenggarakan secara efektif dan efisien.
B. Masalah
Bagaimana penyelenggaraan Diklat yang efektif dan efisien untuk menghasilkan
tenaga kependidikan yang professional Disekolah dasar?

BAB II
ANALISIS DIKLAT

A. Dasar Pertimbangan Diklat


Dari berbagai kepentingan, ternyata banyak factor yang menjadi dasar
pertimbangan dalam melaksanaan Diklat, seperti diungkapkan sebagai berikut:
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan aset utama pembangunan. Dalam suatu
organisasi atau institusi, sumber daya manusia itu adalah tenaga kerja atau karyawan.
Untuk menghasilan produktivitas yang tinggi, tidak dapat disangkal lagi bahwa
kualitas Sumber Daya Manusia penjadi pilihan utama. Pengembangan Sumber Daya
Manusia dilaksanakan dengan melakukan perencanaan yang baik terhadap
peningkatan kemampuan, dan dikelola dan dievaluasi secara efektif sehingga
memiliki produktivitas tinggi. Sumber Daya Manusia yang dikembangkan tersebut
melalui program Diklat adalah unsur-unsur yang terlibat secara langsung, antara lain:
a) Tenaga mengajar, b) Peserta diklat, c) pengelola diklat.
2. Masalah Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan sektor yang amat penting untuk ditingkatkan, mengingat
kualitas kemampuan profesionalnya dan kehadirannya secara kuantitas dibutuhkan
dalam pembangunan. Tenaga kerja yang berkualitas adalah personal yang memiliki
karakteristik keterampilan bekerja dalam semangat tinggi, memiliki ide inovatif dan
wawasan pengetahuan yang luas, profesional, produktif dan etos kerja tinggi serta
mampu bekerjasama dengan baik dan kompetitif. Sistem pendidikan dan pelatihan
ketenagakerjaan yang tepat dengan memadukan pendidikan formal, pelatihan
informal, dan diperkaya dengan praktek aplikasi keilmuan di lapangan akan
memudahkan terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas. Pertimbangan
utama peningkatan kemampuan Tenaga kerja adalah: a) Kesesuaian dengan materi
pelaksanaan diklat atau pelatihan, b) Kemampuan akademik, c) Pengalaman
mengajar atau kerja, d) Usia dan jenis kelamin dan e) Kesehatan fisik dan mental.
3. Konsep Manajemen Diklat
Pertimbangan analisis Diklat berikutnya adalah mewujudkan proses manajemen yang
mengacu pada hasil. Ada sejumlah dasar pertimbangkan manajemen hasil yakni: a)
Mengoptimalkan seluruh komponen diklat, b) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pencapaian tujuan program, c) Menjadikan Diklat professional.
4. Pola Keterpaduan dan Modal Diklat
Pertimbangan penyelenggaraan Diklat berikutnya adalah memperhatikan secara
seksama tentang pola keterpaduan dan anggaran, termasuk perangkat fasilitas yang
digunakan. Secara teknis diungkapkan berikut:
4.1 Sarana dan Parasarana diantaranya;
Penyelenggaraan Diklat dilaksanakan dalam suatu ruangan belajar mengajar yang
representative dengan pertimbangan antara lain: a) Kenyamanan ruangan, b)
Fasilitas belajar, c) Fasilitas mengajar.
Pelaksanaan kegiatan diskusi disediakan dalam ruang diskusi dengan
pertimbangan: a) kenyamanan ruangan, dan b) ketersediaan fasilitas diskusi.
4.2 Modal Diklat yang menjadi pertimbangan adalah:
a) Akomodasi, meliputi: tempat penginapan, kenyamanan ruangan, fasilitas kerja,
dan fasilitas kesehatan.
b) Transportasi, mencakup: Antar jemput dan rekreasi.
c) Adminitrasi: Absen kehadiran, surat tugas dari instansi yang mengirim,
sertifikat.
d) Bahan ajar peserta Diklat: Sudah dalam bentuk bahan ajar yang terencana
dengan baik.
e). Honorarium tenaga penatar dan bantuan biaya peserta diklat: Sudah ditetapkan
sesuai dengan anggaran yang tersedia.
B. Dasar-Dasar Sistem Diklat
1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil;
3. Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan
Badan Kepegawaian Daerah;
4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2002 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan dan Kepemimpinan di Jajaran Departemen Dalam Negeri
dan Daerah;
5. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 193/XIII/10/6/2001
tentang Pedoman Umum Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;
6. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 199/XIII/10/6/2001
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat II;
7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
540/XIII/10/6/2001 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III;
8. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 541/XIII/10/6/2001
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat IV;
9. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II;
10. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 2 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III;
11. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 7 Tahun 2003 tentang
Pedoman Umum Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis;
12. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 8 Tahun 2003 tentang
Pedoman Umum Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Fungsional
2. Pengertian
Pendidikan dan pelatihan PNS yang selanjutnya disebut DIKLAT adalah proses
penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai
Negeri Sipil.
1. Instansi Pembina pendidikan dan pelatihan adalah Lembaga Administrasi Negara;
2. Widyaiswara adalah pegawai negeri sipil yang diangkat sebagai pejabat fungsional
yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik,
mengajar, dan/atau melatih pegawai negeri sipil pada lembaga diklat pemerintah;
3. Pendidikan dan pelatihan yang selanjutnya disebut diklat adalah proses
penyelenggaraan belajar mengajar guna meningkatkan kompetensi bagi calon
pegawai negeri sipil dan pegawai negeri sipil;
4. Diklat prajabatan adalah diklat untuk membentuk wawasan kebangsaan,
kepribadian dan etika pegawai negeri sipil serta memberikan pengetahuan dasar
tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara dan tentang bidang tugas serta
budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas jabatan pegawai negeri sipil;
5. Diklat kepemimpinan adalah diklat yang memberikan wawasan, pengetahuan,
keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku dalam bidang kepemimpinan aparatur
sehingga mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan dalam jenjang jabatan
struktural tertentu;
6. Diklat teknis adalah diklat yang memberikan keterampilan dan/atau penguasaan
teknis di bidang tertentu bagi pegawai negeri sipil sehingga mampu melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan sebaik-baiknya;
7. Diklat fungsional adalah diklat yang memberikan bekal pengetahun dan/atau
keterampilan bagi pegawai negeri sipil sesuai keahlian dan keterampilan yang
diperlukan dalam jabatan fungsional;
8. Pendidikan formal adalah upaya pembinaan dan pengembangan serta meningkatkan
prestasi kerja pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan
pembangunan melalui Tugas Belajar dan Izin Belajar.
3. Tujuan
Diklat yang diselenggarakan tersebut, sedikitnya bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian
dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi;
2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat
persatuan dan kesatuan;
3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat;
4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan
tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya
kepemerintahan yang baik.
4. Sasaran
Sasaran Diklat adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai
dengan persyaratan jabatan masing-masing.

C. Pengembangan Kurikulum Diklat


Mencermati proses pengembangan di atas, penyusunan kurikulum Diklat dapat
dilakukan dengan memuat langkah-langkah berikut:
1. Perumusan Tujuan-tujuan Pelatihan
Dalam Bentuk Kemampuan yang harus dimiliki peserta diklat
2. Perancangan Struktur Program Kurikulum Menetapkan:
a) Mata-mata latih yang akan diberikan pd pelatihan
b) Jumlah waktu/jam yg perlu dialokasikan u/ tiap mata latih
c) Jadwal Kegiatan Pelatihan untuk semua mata latih
3. Pengembangan Silabus/GBPP setiap Mata Latihan
Hal-hal yang tercakup dalam Silabus adalah:
- Tujuan Khusus yang ingin dicapai
- Pokok-pokok Bahasan yang ingin disajikan
- Metode/KBM yang ditempuh
- Alat/Media yang digunakan
- Alakokasi waktu yang disediakan

D.PENGEMBANGAN PROGRAM DIKLAT


1. Dari Pelatihan Alamiah ke Pelatihan Artifisial
Pada awalnya, pelatihan dilakukan dengan cara dan berproses secara alamiah,
informal, dan individual sesuai dengan lingkungan seperti ayah yang berfungsi sebagai
guru dan pemimpin keluarga melatih anak laki-lakinya untuk berburu binatang dihutan
dan menangkap ikan disungai/laut, untuk menjaga kelestarian hubungan mereka dengan
alam, mereka perlu memberikan pelatihan menganai sejumlah upacara, menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan perubahan cuaca serta mempertahankan wilayah dari segenap
gangguan terhadap kelangsungan hidup mereka. Oleh karena itu merekapun perlu
mempunyai kepandaian yang cukup bukan saja untuk berburu tetapi juga berperang.
Untuk semuanya itu semakin diperlukan pelatihan-pelatihan alamiah yang semakin
intensif. Tampaknya semakin hari semakin diperlukan kepiawaian propesional walaupun
dalam arti yang sangat sederhana untuk menghadapi tantangan hidup yang dialegtis.
2. Pengembangan versus Pelatihan
Walaupun berkaitan, dalam praktek dan dalam konsep managemen seringkali
dibedakan antara pengembangan dan pelatihan, dilihat dalam teknis, hubungan insani,
dan konseptual (Robert L.Katz 1955). Kebutuhan pendidikan managerial pada dasarnya
merupakan kebutuhan untuk pengembangan kemampuan konseptual dan kemampuan
hubungan insane buak kebutuhan teknis. Sebaliknya, kebutuhan instruksional non
managerial, pada dasarnya untuk sebagian besar merupakan kebutuhan kemampuan
teknis dan kemampuan hubungan insane.
Perbedaan antara non managerial dan managerial:
1) Kebutuhan Praktis menunjukan kedua-duanya senantiasa perlu didukung dan
dilandasi oleh ilmu pendidikan.
2) Dalam kenyataannya konsep-konsep pengembangan dan pelatihan saling
bersentuhandan tumpang tindih karena dalam kenyataannya garis-garis batas
demarkasi diantara kemahiran teknis hubungan insane dan konseptual juga tidak
sejelas air dan minyak.
3) Sama sama mementingkan penekanan pada perkembangan kelahiran hubungan
insane.
4) Pengembangan untuk lapisan managerial lebih menekankan pada pendidikam
konseptual seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan serta
hubungan insane, sedangkan lapisan non managerial lebih menekankan pada
kemahiran hubungan insane dan kemahiran teknis seperti pengoperasian
perlengakapan mekanis juga diberikan pula dasar-dasar kepemimpinan yang
paling elementer.
5) Pengembangan artinya lebih menekankan pada kemahiran konseptual dan
hubungan insane, sedangkan pelatihan berarti lebih memberikan peranan pada
kemahiran teknis dan hubungan insane.
3. Hubungan Pelatihan dan Pengembangan dengan Peranan Pendidikan
Pengembangan merupakan bagian yang penting dalam konsep yang lebih besar
dan inklusif yang disebut pendidikan. Hubungan pendidikan secara umum dengan
konsep-kosep pengembangan, pelatihan dan pembelajaran yang lebih sempit seperti
dikemukakan secara sistematis pada gambar diatas. Pendapat ini disetuui oleh para pakar
dibidang itu bahwa konsep instruksional yang paling luas dan pembeajaran adalah sesuatu
yang paling spesifik dari proses instruksional, pengembangan dan pelatihan berada
diantara kedua titik ekstrem tersebut.
4. Perencanaan Pengembangan
Perencanaan,pengembangan, dan pelatihan adalah suatu proses yang menetapkan
lebih dahulu kegiatan yang harus dilaksanakan, prosedur, dan metode pelaksanaan untuk
mencapai tujuan pengembangan, selama suatu periode waktu tertentu.
5. Pengawas Pengembangan
Manager pengembangan dan pelatihan berupaya untuk mengasi seluruh kegiatan
pengembangan dan pelatihan berada dibawah tanggungannya.keberhasilan tergantung
pada pemahaman yang mendalam pada makna pengawasan tersebut.

E.PENYELENGGARAAN DIKLAT
Dalam menyelenggaraan diklat yang diperhatikan adalah ;
Apa nama diklat nya, siapa pesertanya, berapa orang peserta diklatnya , yang usia
dari berapa dan sampai usia berapa pesertanya , berapa peserta laki laki dan berapa yang
perempuannya (jenis kelaminnya ) ,dimana tempat pelenggaraannya, kapan waktu
penyelengaraannya
F.PENGELOLAAN DIKLAT
Pengelolaan diklat harus dilakukan oleh orang yang propesional, pengelolaan ini
berhubungan dengan banyak orong.sedikit kesalahan akan merugikan orang banyak.oleh
karena itu diharapkan yang mengelola diklat ini betul-betul di kelola oleh yang
mengetahu bidang tersebut.
G.PEMANTAUAN DILAT
1.Pengertian Pemantauan:
Kegiatan pemantauan adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengklasifikasian dan
penyajian data/informasi sebagai bahan untuk melaksanakan kegiatan
penilaian/evaluasi.
Pemantauan bersifat memotret apa adanya (lugas), sesuai dengan data yang ada
tanpa rekayasa dan tidak melakukan penilaian atau koreksi apapun.
Jadi apabila dijumpai penyimpangan-penyimpangan cukup dicatat sebagai bahan untuk
melaksanakan tindakan koreksi.
Agar kegiatan pemantauan mendapatkan hasil yang maksimal, maka perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pemantauan sebagai berikut:
1. Pemantauan dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus.
2. Mendiskripsikan apa adanya.
3. Selalu didukung data yang akurat.
4. Menggunakan alat pencatat dan pelaporan.
5. Terencana dan sistematis.
6. Dilaksanakan oleh Tim/petugas yang telah ditunjuk.

2.Adapun Tujuan Monitoring (Pemantauan) Diklat


1. Memperoleh gambaran yang jelas tentang kegiatan perencanaan program ,
pelaksanaan program , Evaluasi program serta kegiatan tindak lanjut program.
2. Memperoleh gambaran tentang kendala-kendala yang dihadapi dalam analisis
kebutuhan diklat, perencanaan program diklat, pelaksanaan diklat, evaluasi diklat,
serta kegiatan tindak lanjut program diklat.
3. Sebagai bahan masukan dalam kegiatan penilaian/evaluasi diklat serta sebagai
bahan koreksi untuk kegiatan selanjutnya.
4. Mengetahui sejauhmana manfaat diklat dalam pengembangan sumberdaya
manusia.
5. Sebagai bahan dalam pembuatan laporan diklat.

3.Proses Pelaksanaan Pemnatauan Diklat Meliputi:


1. Tahapan persiapan pemantauan diklat,
2. Tahapan pelaksanaan pemanatauan diklat,
3. Tahapan laporan pemantauan diklat.

H.PENILAIAN DAN PENGEMBANGAN DIKLAT


Validasi dan evaluasi penilaian menyangkut identifikasi perubahan yang terjadi
mulai dari sebelum pelatihan sampai setelah pelatihan selesai.Kemampuan mengubah
pelatihan sesuai kebutuhan mencerminkan keluwesan dari penatar dan pelatihan itu
sendiri,dan semuanya itu merupakan ukuran validasi.
Penilaian di saat pelatihan bisa dilakukan pada 3 bidang:
1. Pengamatan kegiatan
Ketepatan metode pengamatan akan tergantung pada jenis kegiatan yang diamati
dan bila digunakan alat pengamatan, maka alat ini akan berbada-beda sesuai
kegiatannya. Dalam bentuk yang paling sederhana, penatar yang mempunyai standar
yang harus dicapai menggunakan metode pengamatan.
2. Alat bantu pengamatan
Dalam banyak hal pengamatan oleh para peserta itu sendiri dengan atau tanpa
pengamat lebih disarankan daripada aneka macam bentuk pengamatan lainnya. Kadang
kita perlu menggabungkan informasi dari pengamatan, dan teknologi modern telah
menyadiakan 2 ancangan yang bias kita gunakan untuk mendukung atau menggatikan
cara tradisional yaitu :
1. Perlengkapan Audio
2. Perlengkapan Video
3. Terlalu banyak tes
Para penatar yang menggunakan atau yang menganggap perlu penggunaan tes
selama pelatihan untuk memperoleh reaksi secara langsung harus waspada terhadap
bahaya yang berupa reaksi pemusuhan dari pada petatar terhadap tes atau penilaian itu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kegiatan diklat adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengklasifikasian dan
penyajian data/informasi sebagai bahan untuk melaksanakan kegiatan
penilaian/evaluasi, bersifat memotret apa adanya (lugas), sesuai
dengan data yang ada tanpa rekayasa dan tidak melakukan penilaian atau koreksi
apapun.
Jadi apabila dijumpai penyimpangan-penyimpangan cukup dicatat sebagai
untuk melaksanakan tindakan koreksi.Agar kegiatan diklat mendapatkan hasil yang
maksimal, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip diklat sebagai berikut:
1. Diklat dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus.
2. Mendiskripsikan apa adanya.
3. Selalu didukung data yang akurat.
4. Menggunakan alat pencatat dan pelaporan.
5. Terencana dan sistematis.
6. Dilaksanakan oleh Tim/petugas yang telah ditunjuk.

Adapun tujuan Diklat:


1. Memperoleh gambaran yang jelas tentang kegiatan perencanaan program diklat,
pelaksanaan program diklat, evaluasi program diklat serta kegiatan tindak lanjut
program diklat.
2. Memperoleh gambaran tentang kendala-kendala yang dihadapi dalam analisis
kebutuhan diklat, perencanaan program diklat, pelaksanaan diklat, evaluasi diklat
serta kegiatan tindak lanjut program diklat.
3. Sebagai bahan masukan dalam kegiatan penilaian/evaluasi diklat serta sebagai
bahan koreksi untuk kegiatan selanjutnya.
4. Mengetahui sejauhmana manfaat diklat dalam pengembangan sumberdaya
manusia.
5. Sebagai bahan dalam pembuatan laporan diklat.
6. Proses pelaksanaan diklat meliputi: tahapan persiapan diklat, tahapan pelaksanaan
diklat, tahapan laporan diklat.
DAFTAR PUSTAKA
Leslie Rae.1990,Mengukur Efektivitas Pelatihan.Jakarta, Pustaka Binaman Pressindo.
Sastradipoera Komaruddin.2006,Pengembangan dan Pelatihan.Bandung,Kappa-Sigma.
Rangkuti Freddy.2000, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta ,Gramedia
Pustaka Utama.
A. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil studi analisis kebutuhan pelatihan, ditemukan bahwa
terdapat kompetensi yang terlihat sangat penting untuk dimiliki oleh para guru
sekolah dasar di Kecamatan Tanjungkerta Sumedang namun belum dikuasai
dengan baik. Kompetensi tersebut terdapat pada kompetensi profesional dan
kompetensi pedagogik (kompetensi berdasarkan Permendiknas No. 16 tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru). Data
hasil penelitian memperlihatkan bahwa kompetensi profesional dan kompetensi
pedagogik para guru masih belum seluruhnya dimiliki
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil studi analisis kebutuhan pelatihan, ditemukan bahwa terdapat
kompetensi yang terlihat sangat penting untuk dimiliki oleh para guru sekolah
dasar di Kecamatan Tanjungkerta Sumedang namun belum dikuasai dengan baik.
Kompetensi tersebut terdapat pada kompetensi profesional dan kompetensi
pedagogik (kompetensi berdasarkan Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru). Data hasil penelitian
memperlihatkan bahwa kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik para
guru masih belum seluruhnya dimiliki

dengan baik oleh para guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Tanjungkerta
Sumedang. Hasil analisis dan temuan dari penelitian ini selanjutnya dikategorisasi
berdasarkan kebutuhan, yaitu; (a) memerlukan pelatihan, dan (b) tidak
memerlukan pelatihan. Berikut tabel hasil analisisnya :

Tabel hasil analisis tersebut menunjukan data bahwa perlu adanya pelatihan
yang mendalam mengenai beberapa kompetensi yang belum dimiliki oleh para
guru, diantaranya yaitu :

Tabel Hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar

Kompetensi Guru M.P* T.M.P*


Kompetensi Pedagogik
a. Menguasai karakteristik peserta didik (fisik, moral, spiritual, sosial, kultur,
emosional, intelektual)
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu
d.Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
e. Memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
Kompetensi Profesional
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diampu
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi


Kompetensi Guru M.P* T.M.P*
dasar mata pelajaran yang diampu
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
d.Mengambangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
e. Memanfaatkan TIK untuk mengembangkan diri


Kompetensi Kepribadian
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional
Indonesia
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa
d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru,
dan rasa percaya diri
e. Menjungjung tinggi kode etik profesi guru

Kompetensi Sosial
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondiri, fisik, latar belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman
sosial budaya
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.


Catatan :
* M.P : Memerlukan Pelatihan
* T.M.P = Tidak Memerlukan Pelatihan
a. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
Penyelenggaran pembelajaran yang efektif di sekolah dasar ditunjang oleh
banyak unsur, salah satunya adalah keterampilan guru dalam
mempersiapkan, mengelola dan menilai. Beberapa indikator dalam
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik adalah sebagai berikut :
1) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang
mendidik.
2) Mengembangkan komponen- komponen rancangan pembelajaran.
3) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk
kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
4) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, laboratorium,
maupun di lapangan.
5) Mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
6) Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata
pelajaran sesuai dengan situasi yang berkembang.
b. Memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran.
Kemampuan memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu kompetensi yang penting,terlebih saat ini
kemajuan TIK sangat pesat dan memungkinkan untuk dimanfaatkan untuk
kelancaran proses pembelajaran. Sayangnya memang
kompetensi ini masih belum dikuasai secara baik oleh guru sekolah dasar di
Kecamatan Tanjungkerta Sumedang.
c. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Guru
dituntut untuk mampu dengan baik melakukan penilaian
dan evaluasi proses maupun hasil belajar yang pada akhirnya
akan meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran selanjutnya. Indikator
dari kemampuan ini ditunjukan dengan beberapa hal berikut ini :
1) Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran.
2) Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk
dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karateristik lima mata pelajaran.
3) Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi hasil belajar.
4) Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
5) Mengadministrasikan penilaian proses dan evaluasi hasil belajar secara
berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrumen.
6) Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai
tujuan.
7) Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
d. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
Hasil penilaian dan evaluasi dapat digunakan untuk beberapa kepentingan, salah
satunya adalah untuk perbaikan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
diantaranya melalui indikator sebagai berikut ini :
1) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan
ketentuan belajar.
2) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang
program remedial dan pengayaan.
3) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku
kepentingan.
4) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
e. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu
secara kreatif.
Pengembangan materi pembelajaran secara kreatif dan menyenangkan untuk
dipelajari menjadi kompetensi yang seharusnya dimiliki dengan baik oleh guru
sekolah dasar. Hal ini karena peserta didik di sekolah dasar memiliki karakteristik
dalam masa perkembangan yang berbeda setiap anaknya. Berikut beberapa
indikator dalam kompetensi ini :
1) Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
2) Mengolah materi lima mata pelajaran SD/MI secara integratif dan kreatif
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
f. Memanfaatkan TIK untuk mengembangkan diri.
Selain untuk keperluan pembelajaran, guru sekolah dasar juga perlu
memanfaatkan TIK dalam pengembangan dirinya. Indikator dari pemanfaatan TIK
untuk pengembangan diri adalah sebagai berikut :
1) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.
2) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan
diri.
Hasil identifikasi ini memperlihatkan bahwa para guru memang
membutuhkan peningkatan kompetensinya. Solusi yang bisa dilakukan dari
permasalahan tersebut adalah dengan melakukan pelatihan dengan tujuan supaya;
a. Memberikan bekal kepada para guru mengenai kompetensi yang belum dimilikinya
dengan baik.
b. Memberikan keseragaman kompetensi para guru sesuai dengan yang
distandarkan pada peraturan pemerintah yang mengaturnya.
c. Pelatihan dianggap sebagai cara yang paling efektif bagi para guru karena
memberikan wadah dalam menerima informasi, membekali keterampilan dan sikap
secara menyeluruh.
Oleh karena itu perlu dirancang sebuah pelatihan yang efektif. Pelatihan yang
efektif adalah pelatihan yang matang dalam hal perencanaannya. Dengan demikian
perlu dikembangkan sebuah kurikulum pelatihan kompetensi guru sekolah dasar yang
cocok sesuai dengan kebutuhannya.

Вам также может понравиться