Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB III
JENIS WELL LOGGING
Gambar 3.1.
Skema Rangkaian Dasar SP Log.6)
Prinsip Kerja
Sponteneous Potensial merupakan sirkuit sederhana yang terdiri dari dua
buah elekroda dan sebuah galvanometer. Sebuah elektroda (M) diturunkan ke
dalam lubang bor dan elektroda yang lain (N) ditanam di permukaan. Disamping
itu masih juga terdapat sebuah baterai dan sebuah potensiometer untuk mengatur
potensial diantara kedua elektroda tersebut. Skema rangkaian dasar SP log dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
Bentuk defleksi positif atau negatif terjadi karena adanya perbedaan
salinitas antara kandungan potensial (gaya elektromotif) dalam batuan dengan
lumpur. Bentuk ini disebabkan oleh karena adanya hubungan antara arus listrik
96
2. Elektrokinetik.
Filtrat lumpur bisa saja tertekan masuk ke dalam formasi sebagai akibat
dari perbedaaan antara tekanan formasi dan tekanan hidrostatik. Proses filtrasi
menghasilkan potensial elektrokinetik. Mudcake yang terbentuk pada lapisan
porous permeabel mengandung partikel clay yang mempunyai lapisan double
elektrik. Karena adanya perbedaan konsentrasi ion antara bound clay water dan
free water, perbedaan potensial muncul. Apabila tekanan dikenakan pada larutan,
maka larutan akan mengalir dan mengakibatkan potensial elektrokinetik.
Jika pengaruh SP log melalui lapisan cukup tebal dan kondisinya bersih
dari clay, maka defleksi kurva akan mencapai maksimum. Defleksi SP yang
demikian disebut statik SP atau SSP, yang dituliskan dalam persamaan sebagai
berikut :
460 0 t 0 F Rmf
SSP K log ....(3-1)
537 Rw
97
Keterangan :
SSP = statik spontaneous potensial, mv.
K = konstanta lithologi batuan (=70.7 pada 77oF)
toF = temperatur formasi, o F.
Rmf = tahanan jenis air filtrat lumpur, ohm-m.
Rw = tahanan jenis air formasi, ohm-m.
Defleksi kurva SP selalu dibaca dari shale base line, dimana bentuk dan besar
defleksi dapat dipengaruhi oleh ketebalan lapisan batuan formasi, tahanan jenis
lapisan batuan, dan tahanan shale dalam lapisan batuan serta lumpur, diameter
lubang bor, invansi air filtrat lumpur. Contoh defleksi kurva SP log dapat dilihat
pada gambar 3.2.
Gambar 3.2.
Contoh SP Log 22)
98
gamma, tetapi yang dapat ditangkap oleh detector hanya sinar gamma, karena
mempunyai daya tembus yang besar. Besar kecilnya intensitas radioaktif
tergantung dari jenis batuanya, sehingga besar kecilnya intensitas mencerminkan
jenis batuannya. Ada bermacam-macam jenis alat (chamber) yang dapat mencatat
radiasi sinar radioaktif, yaitu Ionitation Chamber, Geiger Muller Counter, dan
Scintilation Counter.
Gambar 3.3.
Skema rangkaian gamma ray log 17)
Ionizaton Chamber
Merupakan tabung isolasi sederhana yang terdiri dari sebuah tabung berisi
gas bertekanan tinggi dan ditengahnya terdapat kawat bertekanan, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.4. Sinar gamma yang masuk pada chamber akan
berinteraksi dengan gas yang kemudian akan menimbulkan gerakan elektron yang
cepat. Karena tabrakan dengan gas maka gerakan elektron tersebut makin lama
100
akan makin lambat, akibatnya dapat ditangkap oleh kawat yang bermuatan positif.
Akibatnya akan timbul arus listrik dalam chamber tersebut. Arus yang dihasilkan
dari sinar gamma inilah yang akan dideteksi.
Gambar 3.4.
Ionization Chamber 17)
Geiger Muller Counter
Prinsipnya sama dengan ionisasi namun tegangan kawatnya lebih tinggi
dan tekanan gas lebih rendah. Pada alat ini sinar gamma yang masuk akan
melemparkan elektron kedalam gas dimana electron tersebut akan membebaskan
elekteron pada saat gerakannya mulai lambat. Electron-elektron sekunder ini akan
oleh kawat dengan cepat., sehingga diperoleh tenaga untuk melemparkan elektron
tambahan pada saat bertabrakan dengan gas. Keadaan ini berulang sampai terjadi
ionisasi, seperti diterangkan pada gambar 3.5.
Gambar 3.5
Geiger Muller Counter 17)
101
Scintillation Counter
Terdiri dari 2 komponen utama, yaitu:
1. Kristal transparan yang dapat mengeluarkan kilatan cahaya sangat kecil bila
dilewati sinar gamma.
2. Sebuah photo multiplier tube, yang menghasilkan dorongan listrik bila kilatan
cahaya melanggarnya.
Prinsip kerja alat ini adalah, radiasi sinar gamma yang masuk ke counter dengan
melewati kristal transparan, sehingga akan menimbulkan photon-photon cahaya.
Photon cahaya ini akan dipancarkan berupa elektron oleh elektroda ke multiplier
yang akan memancarkan dan memantulkan kembali elektron tersebut dalam
jumlah yang lebih banyak ke multiplier berikutnya. Proses ini berlangsung sampai
10 tingkat, sehingga jumlah elektron akan semakin banyak. Getaran-getaran
cahaya elektron inilah yang kemudian dicatat(lihat gambar 3.6). bentuk defleksi
kurva gamma ray log dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.6
Scintillation Counter 17)
Fungsi Gamma Ray Log
1. Menentukan lapisan porous dan permeabel
2. Membedakan lapisan-lapisan shale dan non shale.
3. Mengetahui besarnya kandungan clay (Vclay)
4. Mendeteksi mineral-mineral radioaktif.
102
Kondisi Optimum
1. Open hole maupun cased hole
2. Kedalaman penetrasi 6-12 inch
3. Resolusi vertikal 3 ft
Gambar 3.7.
Bentuk Defleksi Kurva Gamma Ray Log 6)
graphite dan sulfide besi. Oleh sebab itu, formasi di bawah tanah memiliki
resistivitas yang dapat diukur secara terbatas karena air yang terkandung di dalam
pori-pori atau yang terserap dalam molekul lempung.
Resistivitas formasi, tergantung pada: resistivitas air formasi, jumlah air
formasi yang ada, struktur geometri pori-pori. Ada dua metode dasar untuk
pengukuran resistivitas formasi :
a. Metode konduksi yang hanya dapat digunakan pada lubang sumur yang
berisikan hanya fluida yang konduktif saja.
b. Metode induksi dapat digunakan pada lubang sumur yang berisikan fluida
yang konduktif dan fluida tidak konduktif.
Gambar 3.8.
Profil dari Invasi 6)
104
Tepat dibelakang lubang bor adalah flushed zone dengan diameter df yang
mengandung hanya filtrate lumpur dengan resistivitas Rmf dan hidrokarbon sisa.
Resistivitas di zona tersebut dinotasikan Rxo dan saturasi air, Sxo. Kedalaman
vertikal zona ini kurang lebih 6 in. bisa lebih maupun kurang. Di belakang flushed
zone adalah zona transisi dengan diameter dj yang lebih dalam beberapa feet dari
flushed zone. Melampaui semua zona adalah uninvaded zone, dengan resistivitas
Rt, resistivitas air interstitial Rw, dan saturasi air Sw.
Keberadaan dari invasi ini telah mendorong perkembangan alat log
resistivitas yang mengukur sedalam mungkin untuk membaca Rt. Hingga akhirnya
industri mempunyai standar untuk men-run tiga alat resistivitas secara bersamaan.
Investigasi deep, kurva medium dan kurva shallow. Dengan tiga kurva ,
pembacaan kurva deep dapat dikoreksi karena adanya efek invasi untuk
memberikan harga Rt.
rendah dari Rw dekat permukaan dan juga pada formasi dalam. Resistivitas
invaded zone akan lebih rendah dari Rt pada kedalaman dengan kondisi tersebut
diatas.
Gambar 3.9.
Efek dari invasi pada pengukuran resistivitas 6)
Gambar 3.9 mengilustrasikan bagaimana invasi memanifestasikan
dirinya pada tiga kurva resistivitas dengan investigasi kedalaman yang berbeda.
LL8 mempunyai investigasi kedalaman sekitar 1 ft, ILm 2ft dan ILd 5 ft. Pada dua
zona porous permeabel dimana kurva memisah, LL8 terbaca mendekati Rxo dan
ILd terbaca mendekati Rt. Beberapa asumsi dapat dibuat. Pertama, pasir tersebut
adalah kandung air, karena pembacaan ILd yang rendah. Kedua, sumur telah dibor
106
dengan lumpur fresh karena LL8 lebih tinggi dari ILd, dari rasio pembacaan, Rmf
6 Rw. Ketiga, invasi terlalu dangkal, karena pembacaan ILm mendekati ILd.
Karena jika invasinya dalam, seharusnya nilai ILm akan mendekati LL8. Oleh
karena itu, posisi dari ILm terhadap kurva lain adalah indikator quick look dari
kedalaman invasi. Dan pada akhirnya kita dapat bahwa shale tidak memiliki
permeabilitas karena shale tdak terinvasi.
Pada sumur yang dibor dengan lumpur saturated salt, posisi dari tiga
kurva pada zona kandung air akan terbalik. Kurva shallow akan terbaca lebih
rendah dan kurva deep akan terbaca tinggi.
Profil Invasi
Gambar 3.10 menunjukkan profil tiga resistivitas yang bebeda yaitu dari
flushed ke univaded zone untuk kasus lumpur fresh (Rxo >Rt). Biasanya
resistivitas akan berubah dari nilai Rxo pada diameter df ke nilai Rt pada diameter
dj. Ditunjukkan dengan garis putus-putus pada gambar 3.10, tetapi tes
laboratorium dan lapangan menunjukkan bahwa bentuk dari profil resistivitas
pada zona transisi tidaklah terlalu penting.
Gambar 3.10.
Profil resistivitas 6)
107
c Rmf R xo
S xo ........................................................................... (3-2)
Saturasi hdrokarbon (1 Sxo) akan kurang dari saturasi hidrokarbon yang
terdapat di uninvaded zone (1 Sw), karena adanya displacement yang
diakibatkan oleh filtrat. Karena itu saturasi movable oil adalah perbedaan dari Sxo
dan Sw.
S xo S w
c Rmf Rxo Rw Rt ................................................. (3-3)
Perbedaan dari Sxo dan Sw adalah fraksi dari fluida pori yang
menggantkan moved oil. Hal ini merepresentasikan batas atas (maksimal) yang
dapat diproduksikan.
Persamaan diatas bekerja dengan baik pada situasi salt mud tapi
cenderung menafsir terlalu tinggi jumlah dari movable oil pada kondisi lumpur
fresh. Penelitian telah menunjukkan bahwa connate water (Swc) pada zona
kandung hidrokarbon tidak dapat digantikan oleh filtrate Lumpur. Beberapa
mungkin karena terhalang residual oil yang tertinggal. Displacement yang tidak
108
sempurna ini tidak menjadi masalah ketika Rmf Rw (salt mud). Untuk fresh mud,
Rmf 6 Rw, untuk resistivitas air pada flushed zone. Kesalahan lebih besar jika
minyaknya merupakan minyak berat dan Sor besar. Penafsiran terlalu tinggi juga
terjadi jika invasi terlalu dangkal, sehingga Sxo terpengaruhi oleh air formasi.
Pengelompokan log resistivitas berdasarkan zona yang terinvasi dapat dilihat pada
tabel III-1
Tabel III-1
Pengelompokan Log Resisivitas 6)
Gambar 3.11.
Skema Rangkaian Dasar Normal Log Device.22)
Normal log device terdiri dari dua kurva defleksi, yaitu:
1. Short normal device, dengan jarak spacing 16. Digunakan untuk
mengukur tahanan formasi terinvasi air filtrat (Ri).
2. Long normal device, dengan jarak spacing 64. Digunakan untuk
mengukur tahanan formasi tidak terinvasi lumpur (Rt).
Prinsip Kerja
Suatu listrik dengan intensitas konstan dialirkan melalui elektroda A dan
B. Selisih harga potensial diukur antara elektroda M dan N. Secara teoritis, jarak
A dan B tak terhingga, tetapi dalam prakteknya B adalah kabel penghubungnya
dan N adalah suatu elektroda yang dipasang pada ujung kabel M-N dengan jarak
yang cukup jauh dari elektroda A dan M. Sedangkan besarnya potensial yang
tercatat dapat dituliskan dengan persamaan 3.4
110
R.i
V ....(3-4)
4 ( AM )
dimana :
i = intensitas arus konstan dari elektroda A, ampere.
AM = jarak antara elektroda A dan M, inchi.
R = tahanan formasi, ohm-m.
= konstanta, 3,14.
Dengan demikian besar kecilnya harga resisivity suatu batuan sangat
tergantung dari ada tidaknya elemen-elemen yang bersifat konduktif. Bentuk
defleksi kurva normal log dapat dilihat pada gambar 3.12.
Gambar 3.12.
Bentuk Defleksi Kurva Short dan Long Normal Log serta Lateral Log 5)
111
Gambar 3.13.
Skema Lateral Log Device 22)
112
Prinsip Kerja
Lateral log mempunyai empat elektroda, dua elektroda arus, A dan B, dan
dua elektroda potensial, M dan N. M dan N berjarak 32 in. Sedangkan elektroda A
berjarak 18 ft 8 in dari titik O yang terletak di tengah-tengah M dan N. Titik O
disebut reference level, yaitu titik yang diinginkan untuk diukur. Arus listrik yang
konstan dialirkan melalui elektroda A, perbedaan potensial antara elektroda M dan
N ditempatkan pada permukaan ekipotensial lingkaran yang berpusat di A.
Perbedaan tegangan yang dipindahkan antara elektroda M dan N sebesar:
R.i 1 1
V .(3-5)
4 AM N
3.2.2.1. Laterolog
Laterolog digunakan untuk mengukur Rt, terutama bila pengukuran Rt
dengan induction log banyak mengalami kesalahan, disamping itu juga dapat
digunakan untuk korelasi batuan. Laterolog ini dapat digunakan dalam lumpur
jenis water base mud dan dianjurkan pada kondisi salt mud dan resistivitas
formasi tinggi. Ada tiga jenis laterolog yaitu laterolog 7, laterolog 3, dan
laterolog 8. perbedaan dari ketiga jenis tersebut adalah pada jumlah elektrodanya
dan penggunaannya pada lapisan dan ketebalan lapisan yang berbeda.
3.2.2.1.1. Laterolog 7
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur harga Rt. Metode pengukuran
dengan laterolog 7 akan memperkecil pengaruh lubang bor . Alat ini terdiri dari
electrode yang ditempatkan ditengah-tengah sonde diantara 3 pasangan elektroda
lainnya masing-masing M1 dan M2, M1 dan M2,A1 dan A2
Prinsip Kerja
Sebagaimana yang ditunjukan Gambar 3.14. Ketiga pasangan elektroda
tersebut dipasang secara simetris terhadap elektroda tengah Ao. Prinsip kerja
laterolog ini adalah dengan cara mengirimkan arus yang konstan Io melalui
elektroda Ao dan elektroda A1 dan A2 diatur arus sedemikian rupa agar melalui
potensial M1 dan M2, M1 dan M2 adalah sama. Karena perbedaan potensial ini
dipertahankan sama dengan nol, tidak ada arus yang mengalir dari Ao pada lubang
antara M1 dan M1, M2 dam M2.
Dengan demikian arus dari Ao akan terfokuskan dan masuk jauh ke dalam
formasi secara horizontal. Oleh karena ketebalan Io digunakan 32, maka alat ini
sensitif sekali untuk merekam lapisan yang tipis, dibandingkan dengan log listrik
normal device. Bentuk defleksi kurva laterolog 7 dapat dilihat pada gambar 3.15.
114
Gambar 3.8.
Gambar 3.14.
Skema Elektroda Laterolog 7 22)
Fungsi Laterolog 7
1. Menentukan Rt
2. Menentukan batas lapisan
Kondisi Optimum
1. Lumpur pemboran yang konduktif
2. Ketebalan lapisan > 32 in
3. Rmf / Rw < 5
4. Diameter lubang bor > 12 in
5. Invasi lumpur > 40 in
6. Rxo atau Ri < Rt
7. Rt/Rmf > 50
115
Gambar 3.15.
Contoh Kurva Defleksi Laterolog 7 17)
3.2.2.1.2. Laterolog 3
Tujuan pengukuran Laterolog 3 adalah untuk mengurangi akibat pengaruh
lubang bor, formasi yang berdekatan, penyimpangan dari penyebaran arus pada
lapisan tipis masuk jauh kedalam formasi. Fungsi dari alat ini digunakan untuk
menentukan tahanan listrik pada daerah pengukuran yang dalam (Rt). Alat ini
merupakan pengembangan yang lebih maju dari laterolog 7.
116
Prinsip Kerja
Prinsip pengukurannya sama dengan laterolog 7, tetapi pada laterolog 3
menggunakan electrode yang besar, Ao dan dua elektroda panjang (5 ft) yang
ditempatkan secara sistematis terhadap Ao tersebut. Seperti pada laterolog 7 ,
melalui A1 dan A2 mengalir arus yang menahan potensial pada sonde tetap sama,
sehingga arus dapat terfokuskan, besarnya arus Io sebanding dengan tahanan
formasi. Ketebalan O1O2 lebih kecil dari ketebalan Io pada laterolog 7 sebesar
12. Dengan demikian alat ini akan lebih baik mendeteksi lapisan yang tipis dan
keuntungan lainya dapat memperkecil pengaruh lubang bor dan zona invasi.
Skema elektrode Laterolog 3 dapat dilihat pada Gambar 3.16. Sedangkan bentuk
defleksi kurva laterolog 3 dapat dilihat pada gambar 3.17.
Gambar 3.16.
Skema Elektroda Laterolog 3 22)
117
Gambar 3.17.
Bentuk defleksi kurva Laterolog 3 5)
3.2.2.1.3. Laterolog 8
Laterolog 8 mempunyai pengukuran investigasi yang dangkal dengan
elektroda yang kecil pada dual induction-laterolog sonde. Lateralog 8 memberikan
hasil vertikal yang detail, dan pembacaan banyak dipengaruhi oleh lubang bor dan
invaded zona dibanding dengan laterolog 7 dan laterolog 3. Penggunaan dari
laterolog 8 biasanya adalah bersamaan dengan Dual Induction Log. Skema
rangkaian DIL dan laterolog 8 dapat dilihat pada gambar 3.25.
118
Prinsip Kerja
Prinsip alat ini sama dengan laterolog 7 kecuali pada lateralog 8
mempunyai spacing yang pendek. Prinsip kerja laterolog ini adalah dengan cara
mengirimkan arus yang konstan Io melalui elektroda Ao dan elektroda A1 dan A2
diatur arus sedemikian rupa agar melalui potensial M1 dan M2, M1 dan M2
adalah sama. Karena perbedaan potensial ini dipertahankan sama dengan nol,
tidak ada arus yang mengalir dari Ao pada lubang antara M1 dan M1, M2 dam
M2.
Dengan demikian arus dari Ao akan terfokuskan dan masuk jauh ke dalam
formasi secara horizontal.
Bentuk defleksi dari laterolog 8 dapat dilihat pada gambar 3.27.
Fungsi Laterolog 8
Mengukur harga Ri.
Kondisi Optimum
1. Lumpur pemboran yang konduktif
2. Open hole
3. Rmf > 2Rw
Gambar 3.18.
Pola arus pada Dual Laterolog 6)
Fungsi Dual Laterolog
Menentukan resistivitas zona shallow dan deep.
Kondisi Optimum
1. Resistivitas 0,2 40000 ohm
2. Resolusi vertikal 2 ft
3. Rmf < 2 Rw
4. Kecepatan logging 5000 6000 ft/hr
5. Kombinasi dengan Rxo log
6. Lumpur jenis salt water base mud
7. Rasio kontras yang tinggi dari Rt/Rm
120
Gambar 3.19.
Bentuk defleksi Kurva Dual Laterolog 5)
3.2.2.3. Spherically Focussed Log (SFL)
SFL adalah log induksi yang dikembangkan dari laterolog 8 untuk
pengukuran zona invasi dangkal.
Prinsip Kerja
Sistem SFL adalah satu set dari elektroda pada sonde induksi. Sistem ini
beroperasi dengan model yang serupa dengan laterolog, kecuali fokusnya lebih
121
Gambar 3.20.
Skema Arus dari SFL 6)
122
Gambar 3.21.
Bentuk defleksi kurva SFL 6)
3.2.3. Microresistivity Log
Microresistivity log berguna untuk mendapatkan resistivitas flused zone,
Rxo, dan menunjukkan adanya lapisan permeabel dengan mendeteksi keberadaan
dari mud cake. Untuk mengukur Rxo alat log harus mempunyai investigasi yang
sangat dangkal, karena flushed zone hanya beberapa inch dari lubang bor. Telah
diketahui bahwa Rxo berguna untuk koreksi pengukuran Rt. Log Rxo memberikan
penentuan dari : hidrokarbon yang terdesak
porositas formasi bersih
resistivitas filtrasi lumpur Rmf
resistivitas lumpur Rm
ketebalan mud cake hmc
dan koreksi log Rt terhadap pengaruh rembesan
log porositas terhadup pengaruh hidrokarbon
123
3.2.3.1. Microlog
Microlog adalah alat jenis bantalan pertama yang menggunakan tiga
elektroda dengan ukuran kecil yang dipasang didalam lempeng karet.
Prinsip Kerja
Pada saat pengukuran, lempeng karet menekan dinding lubang bor dengan
bantuan sebuah susunan pegas. Microlog digunakan untuk menentukan variasi
diameter lubang bor antara 6 hingga 16 dan kedalaman formasi yang diselidiki
hanya mencapai 1 hingga 4. Ketiga elektroda tersebut masing-masing
mempunyai spacing sekitar 1 inchi. Microlog merekam dua buah kurva resisivity
yaitu micro inverse dan micro normal. Micro normal mempunyai daerah
penyidikan yang lebih dalam dan pengaruhnya terhadap mud cake relatif lebih
tebal jika dibandingkan dengan micro inverse. Adanya mud cake inilah yang
menyebabkan terjadinya pemisahan dari kedua kurva microlog tersebut.
Konfigurasi arus pada microlog dapat dilihat pada gambar 3.22. Sedangkan
contoh kurva hasil microlog dapat dilihat pada gambar 3.23.
Fungsi Microlog
1. Menentukan Rxo
2. Menentukan zona permeabel
Kondisi Optimum
1. Sebagai inidikator lapisan porous permeabel di dalam susunan sand-shale
dengan range resistivity batuan formasi antara 0,5 sampai 100 ohm-meter.
2. Porositas batuan lebih besar dari 15 %.
3. Rxo/Rmc lebih kecil dari 15.
4. Ketebalan mud cake kurang dari 0,5 inch.
5. Kedalaman invasi lumpur 4 inch atau lebih besar.
124
Gambar 3.22.
Konfigurasi arus pada Microlog 20)
Gambar 3.23.
Contoh Kurva Hasil Microlog 5)
3.2.3.2. Microlaterolog
Pada prinsipnya microresisivity log yang difokuskan adalah sama dengan
microlog, tetapi hanya berbeda pada ukuran lempeng karet dan cara pengaturan
elektrodanya melingkar serta distribusi arus listrik yang dihasilkan.
125
Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya sama dengan laterolog. Microlaterolog mempunyai
spacing pendek, arus dapat difokuskan, kedalaman daerah penyelidikan daerah
kira-kira 3 hingga 4. Prinsip kerja microlaterolog adalah sebagai berikut.
Microlaterolog mempunyai sebuah lempeng karet yang menekan pada dinding
lubang bor dan sebuah elektroda pusat Ao serta tiga buah elektode M1, M2 dan A1
yang masing-masing letaknya konsentris terhadap Ao. Jarak spacing antara
elektroda berkisar antar sampai 1 inchi. Sejumlah arus konstan Io dialirkan
melalui Ao, dan beda potensial antara M1 dan M2 dibuat nol sehingga tidaka ada
arus dari Ao yang mengalir horizontal kearah formasi. Distribusi arus dan posisi
elektroda microlateralog dalam lubang bor dapat dilihat pada Gambar 3.24.
Bentuk kurva hasil microlaterolog dapat dilihat pada gambar 3.15.
Gambar 3.24.
Distribusi Arus dan Posisi Elektroda Microlaterolog 22)
Fungsi Microlaterolog
Menentukan harga Rxo dimana apabila menggunakan microlog hasilnya
kurang akurat.
Kondisi Optimum
1. Kondisi lumpur salt mud.
2. Porositas batuan medium (lebih kecil dari 15 %)
3. Range tahanan formasi berkisar 0,5-100 ohm meter.
126
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dan peralatan proximity log adalah sama dengan
microlateralog, hanya saja berbeda dalam kemampuan dan kodisi pengukuranya
antara lain kedalaman penyidikanya mencapai kurang lebih 16 dan tidak banyak
bergantung pada ketebalan mud cake yang terbentuk.. Fungsi proximity log
digunakan untuk menentukan harga Rxo pada kondisi hmc = . Satu-satunya
faktor yang sangat mempengaruhi adalah kedalaman invasi air filtrate lumpur
yang dangkal. Dalam hal ini pembacaan proximity log banyak dipengaruhi oleh
harga tahanan jenis batuan zona uninvaded. Bentuk kurva dari proximity log dapat
dilihat pada gambar 3.25.
Gambar 3.25.
Bentuk Defleksi Kurva Proximity Log 5)
bor yang diselidiki, sekitar 1-3 inchi. Sehingga kita akan mempunyai suatu
pengukuran dari resistivitas di daerah rembesan (flushed zone). Karena
kedalaman investigasi MSFL yang kecil, maka pengaruh dari mud cake tidak bisa
diabaikan, sehingga koreksi terhadap pengaruh mud cake diperlukan untuk
memperoleh Rxo yang benar. MSFL adalah alat yang memancarkan arus listrik ke
dalam formasi sehingga diperlukan lumpur konduktif. Ini tidak dapat dilakukan
dalam lumpur minyak.
Fungsi MSFL
Menentukan Rxo.
Kondisi Optimum
1. Didalam lapisan invaded carbonate atau sand
2. Lumpur jenis fresh water base mud
3. Porositas batuan medium (<15%)
4. Open hole
5. Kedalaman invasi filtrat lumpur > 4
6. Ketebalan mud cake 3/4 3/8
7. Harga resistivitas batuan formasi 0,5 - 100 ohm-meter
Gambar 3.26.
Gambar distribusi arus dan susunan elektrode MSFL 9)
129
Gambar 3.27.
Skema Rangkaian Dasar Induksi Log 6)
Tujuan utama dari induction log ini adalah menghasilkan kurva dari suatu
daerah investigasi yang jauh didalam lapisan-lapisan yang tipis untuk menentukan
130
Gambar 3.28.
Skema dari Dual Induction Log 6)
131
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari DIL sama dengan laterolog. Coils yang lebih sedikit
digunakan untuk mendapatkan kurva medium (ILm). ILd dan ILm mempunyai
resolusi vertikal yang sama. Tetapi ILm mempunyai penetrasi hanya setengah dari
penetrasi ILd. DIL biasanya dikombinasikan dengan shallow laterolog seperti
LL8 atau SFL. Ciri khas dari DIL adalah dapat bekerja pada saat Rmf>2Rw dan
Rt<200 ohm-m, lumpur tidak konduktif (fresh mud), serta dapat digunakan untuk
mengukur resistivitas induksi yang menengah maupun yang dalam. Bentuk
defleksi kurvanya dapat dilihat pada gambar 3.29.
Gambar 3.29.
Bentuk Defleksi Kurva dari DIL 5)
Fungsi Dual Induction Log
Menentukan Rt.
132
Kondisi Optimum
1. Resistivitas formasi rendah (Rt < 10)
2. Ketebalan lapisan antara 5-6 ft
3. Rmf /Rw > 20
4. Rt/Rm < 10
5. D < 10 in
batuan. Batuan terbentuk dari butiran mineral, mineral tersusun dari atom atom
yang terdiri dari proton dan elektron. Partikel sinar gamma membentur elektron
elektron dalam batuan. Akibat benturan ini sinar gamma akan mengalami
pengurangan energi. Energi yang kembali sesudah mengalami benturan akan
diterima oleh detektor yang berjarak tertentu dari sumbernya , semakin lemah
energi yang kembali maka semakin banyak elektron dalam batuan yang berarti
makin padat butir penyusunan volumenya (lihat skema FDC pada gambar 3.30).
Gambar 3.30.
Skema Formation Density Compensated 9)
Densitas yang terbaca oleh tiap detektor tidak sama, jika kerak lumpur lebih
berat daripada formasi maka akan terbaca densitas yang lebih tinggi, dan
sebaliknya untuk kerak lumpur yang lebih rendah. Perbedaan antara densitas
sumbu panjang dan sumbu pendek memberikan koreksi yang harus ditambahkan
atau dikurangkan pada detektor sumbu panjang. Koreksi dikerjakan secara
otomatis dan kedua kurva ditampilkan. Contoh hasil rekaman log FDC dapat
dilihat pada gambar 3.31.
135
Gambar 3.31.
Contoh hasil rekaman Formation Density Compensated 6)
Hubungan porositas dan density log untuk formasi bersih (clean formation),
didapat persamaan:
= . + (1 ). .............................................................. (3-6)
dimana:
=
sehingga:
= ................................................................................... (3-7)
136
dimana:
= densitas batuan (lihat tabel III-2), gr/cc
= densitas batuan sesungguhnya, dari hasil log, gr/cc
= densitas fluida rata-rata, gr/cc (1,0 untuk fresh mud dan 1,0 +
0,73N untuk salt mud)
= densitas matriks batuan, gr/cc
= porositas, fraksi
Tabel III-2
Density bulk (b) untuk berbagai jenis batuan 6)
Fungsi FDC
Menentukan
Kondisi Optimum
Prinsip Kerja
Prisip pengukurannya menurut teori fisika nuklir, bila sinar gamma dengan
tenaga tinggi ditembakkan ke formasi, ada tiga macam interaksi yang mungkin
terjadi, yaitu:
Gejala fotolistrik, bila E < 100 keV
Hamburan compton, bila 75 keV < 2 MeV
Produksi kembar, bila E > 1,2 MeV
dimana E adalah tenaga sinar gamma mula-mula.
Alat LDL dirancang untuk memberikan tanggapan terhadap gejala
fotolistrik dan hamburan compton dengan cara memilih sumber radioaktif yang
memproduksi sinar gamma dengan tingkat tenaga antara 75 keV dan 2 MeV,
misalnya unsur-unsur Cesium-137 yang mempunyai puncak sinar gamma pada
662 keV.
Densitas yang diukur oleh LDL sebagai akibat dari hamburan compton
sebetulnya adalah densitas elektron (jumlah dari elektron per satuan volume). Dari
densitas elektron ini dapat dicari hubungannya dengan densitas formasi. Densitas
elektron ( ) didefinisikas sebagai:
2.
= ....................................................................................... (3-11)
2
= . . ................................................................................. (3-12)
Dimana:
= densitas elektron, gr/cc
N = bilangan avogrado (N = 6,02 x 1023)
Ne = jumlah elektron per cc
Z = nomor atom (jumlah proton dalam inti atom, atau jumlah elektron
dalam satu atom stabil)
A = berat atom (berat satu atom dari unsur)
140
Untuk sebagian besar formasi, densitas yang terbaca oleh LDL apparent
density ( ) adalah ekivalen dengan densitas yang sebenarnya.
Bila densitas formasi ( ) telah ditentukan, maka dapat dihitung
porositasnya. Ketika LDL mengukur densitas formasi, nilai dari densitas yang
diukur tersebut tergantung pada densitas batuan, jumlah ruang pori matriks, dan
densitas dari cairan pengisi ruang pori. Hubungan densitas dengan porositas yang
dinyatakan dalam suatu persamaan adalah sama dengan yang digunakan untuk
FDC (lihat persamaan 3-4 dan 3-5). Bentuk deleksi kurva LDL dapat dilihat pada
gambar 3.32.
Gambar 3.32.
Contoh Kurva hasil Litho Density Log 5)
141
Fungsi LDL
1. Menentukan Pe
2. Menentukan
Kondisi Optimum
1. Formasi batuan unconsolidated sand
2. Open hole
3. Porositas antara 20% - 40%
4. Densitas batuan formasi yang rendah
inilah yang dijadikan dasar hubungan antara jumlah sinar gamma yang dicatat
oleh detektor per detiknya dengan porositasnya. Bila jumlah sinar gamma yang
dicatat tinggi berarti porositas batuan tersebut rendah, sedangkan apabila yang
dicatat hanya sedikit maka porositas batuan tersebut cukup tinggi. Rangkaian
dasar neutron log dapat dilihat pada gambar 3.33.
Neutron log mempunyai kedudukan yang penting pada penilaian formasi,
karena dapat diturunkan dalam semua jenis lumpur bor dan gas filled hole, serta
pada kondisi cased hole maupun open hole. Neutron log ini dapat digunakan
sebagai porosity tool pada batuan dengan porositas rendah sampai sedang,
dandapat juga digunakan untuk korelasi batuan. Variasi ukuran lubang bor dan
casing, serta semen di belakang casing akan mengurangi ketelitian pengukuran
neutron log.
Gambar 3.33.
Skema Rangkaian Neutron Log 9)
143
Gambar 3.34.
Contoh hasil rekaman log SNP 6)
145
Gambar 3.35.
Alat Compensated Neutron Log 9)
Prinsip Kerja
Prinsip CNL, ketika terjadi tumbukkan elastis pada interaksi akan berlaku
hukum kekekalan tenaga, maka neutron akan kehilangan tenaga karena tumbukan
dengan inti formasi sepanjang perjalanannya di dalam formasi sampai
terperangkap oleh atom saat neutron hampir kehilangan seluruh tenaganya.
146
Gambar 3.36.
Proses Pelemahan Partikel Neutron 9)
Penampang hamburan dari hidrogen adalah sangat besar dibandingkan
dengan unsur-unsur lain, sehingga alat CNL bereaksi terutama terhadap jumlah
hidrogen yang terdapat disekitarnya. Hidrogen paling banyak dijumpai pada
cairan, sehingga indeks hidrogen secara langsung berhubungan dengan porositas.
Karena lubang bor penuh berisi air (lumpur), dapat diharapkan memiliki pengaruh
besar terhadap pembacaan CNL. Tetapi dalam interpretasinya harus dilakukan
dengan hati-hati karena alat ini banyak dipengaruhi oleh kondisi lubang bor,
berupa lithologi, salinitas lumpur, bobot lumpur, serpih dan jenis hidrokarbon.
Untuk mengurangi pengaruh kondisi lubang bor, maka dalam CNL dipergunakan
detektor ganda, yaitu detektor jauh (FCNL) dan detektor dekat (NCNL).
CNL menggunakan satu pasang detektor thermal dan satu pasang detektor
ephitermal. Kelemahan dari alat CNL adalah bahwa sumber neutron yang dipakai
147
Dimana:
= porositas neutron, fraksi
A = koefisien fraksi (=1)
Shr = saturasi hidrokarbon, fraksi
P = (=0)
106
Fungsi CNL
Menentukan porositas formasi dengan merasakan jarak fast neutron travel
pada formasi.
Kondisi Optimum
1. Kondisi open hole
2. Diameter lubang bor 7 7/8 in
3. Temperatur 75 F
4. Resolusi vertikal 3 ft
5. Porositas antara 11% - 22%
148
6. Kedalaman investigasi 10 in
7. Kecepatan logging 1800 ft/hr
Gambar 3.37.
Skema Rangkaian Dasar Sonic Log.6)
149
e. Kandungan gas
Gas merupakan penghantar suara yang tidak baik, sehingga pantulan suara
akan lambat diterima oleh receiver. Dengan demikian, adanya gas akan
memperkecil harga kurva t.
Dimana:
= transite time yang dibaca dari log, sec/ft
= transite time fluida, sec/ft
(=198 sec/ft untuk fluida dengan kecepatan 5300 ft/sec)
= transite time matrik batuan (tabel III-4), sec/ft
= transite time shale, sec/ft
= porositas, fraksi
Vsh = kandungan shale (clay) dalam formasi, %
151
Contoh hasil rekaman log sonic dapat dilihat pada gambar 3.39.
Gambar 3.38.
Skema BHC tool 9)
Tabel III-4
Tabel Vma dan t untuk berbagai lithologi 1)
152
Gambar 3.39.
Contoh hasil rekaman Sonic Log (BHC) 22)
Fungsi BHC
1. Mengukur compressional interval transit time formasi (tc)
2. Identifikasi lithologi
Kondisi Optimum
1. Vertical resolution 2 ft
2. Kedalaman penetrasi 1 in
3. Kecepatan logging 5000 ft/hr
4. Formasi kompak (porositas 15 % - 25 %)
5. Dapat dilakukan pada semua jenis lumpur, tetapi tidak baik untuk kondisi
gas filled hole
153
Gambar 3.40.
Skema Long Spacing Sonic 9)
154
Seperti pada BHC, alat LSS juga menggunakan sistem kompensasi yang
disebut DDBHC (Depth-Derived Borehole Compensated). Dibandingkan dengan
alat sonic BHC standart, alat ini akan memberikan korelasi yang lebih baik pada
data seismik.
Prinsip Kerja
Dua transmitter yang berada pada bagian bawah alat berjarak 2 ft satu
sama lain dan dua receiver pada bagian atas alat berjarak 2 ft. seta jarak antara
transmitter dan receiver terdekat adalah 8 ft. Kemudian dua LSS di-run
bersamaan, satu dengan spacing 8-10 ft dan satu lagi dengan spacing 10-12 ft.
Transmitter T1 memancarkan gelombang dua kali berturut-turut dan perbedaan
waktu (T1R1 T1R2) dan dicatat dalam memory. Apabila diameter lubang berbeda
pada dua receiver, maka pengukurannya akan salah. Setelah alat bergerak keatas 9
2 ft, dua transmitter akan memutar dengan interval yang sama. Tiap transmitter
3
Fungsi LSS
1. Mengukur shear interval transit time (ts)
2. Merekam sifat mekanik batuan
3. Identifikasi lithologi
Kondisi Optimum
1. Korelasi yang lebih baik pada data sesimik
2. Dapat dilakukan pada semua jenis lumpur, tetapi tidak baik untuk kondisi
gas filled hole
3. Open hole
4. Porositas antara 20% - 40%
5. Unconsolidated sand formation
155
Gambar 3.41.
Contoh Kurva Hasil LSS 5)
Gambar 3.42.
Skema rangkaian Dipmeter Log 17)
157
Prinsip Kerja
Prinsip pencatatan log ini adalah bila elektroda berada di hadapan batas
antara dua lapisan batuan yang berbeda, maka elektroda akan memberikan
perubahan defleksi kurva sesuai dengan perubahan kararkteristik batuan tersebut.
Penyimpangan alat terhadap bidang vertikal selalu diukur dan dicatat. Alat
ini terdiri dari bandul pemberat yang dipasang pada jewel pivot. Jika alat ini
menyimpang dari bidang vertiakal, bandul pemberat akan bergerak,
mengakibatkan perubahan tekanan pada potensiometer, perubahan ini
dikalibrasikan untuk menyatakan besarnya penyimpangan dari alat.
Arah atau azimuth utara dari salah satu lengan pada alat diukur dengan
kompas magnet. Fungsi dari hasil pengukuran dipmeter log adalah mengetahui
arah dan besar penyimpangan lubang bor, serta untuk pemetaan bawah
permukaan.
Fungsi Dipmeter log
1. Mengetahui arah dan besar penyimpangan lubang bor
2. Pemetaan bawah permukaan.
pick-up coil diubah menjadi arus searah dan besarnya dicatat sebagai fungsi
kedalaman.
Gambar 3.43.
Skema Rangkaian Caliper Log 7)