Вы находитесь на странице: 1из 2

Manajemen resiko adalah usaha untuk menghilangkan atau meminimalisir sumber bahaya di tempat

kerja

Prinsip HIRARC

Prinsip dasar dalam manajemen resiko K3 dikenal dengan singkatan HIRARC, yang terdiri dari
Hazard Identification, Risk Assessment, dan Risk Control. Ketiga poin ini merupakan alur
berkelanjutan dan dijalankan secara bertahap. Gambaran proses nya secara sederhana adalah sebagai
berikut:

1. Langkah pertama untuk mengurangi kecenderungan kecelakaan atau PAK (Penyakit Akibat
Kerja) adalah dengan Hazard Identification atau dengan mengidentifikasi sumber bahaya
yang ada di tempat kerja.
2. Langkah kedua dengan melakukan Risk Assessment atau dengan menilai tingkat resiko
timbulnya kecelakaan kerja atau PAK dari sumber bahaya tersebut.
3. Langkah terakhir adalah dengan melakukan Risk Control atau kontrol terhadap tingkat resiko
kecelakaan kerja dan PAK

Proses HIRARC ini harus terus dievaluasi secara kontinyu untuk memastikan efektivitas dari
pengontrolan resiko sumber bahaya. Proses HIRARC dimulai lagi dari awal apabila terjadi perubahan
pada sistem atau pengenalan alat dengan potensi sumber bahaya baru.

Gambar berikut menjelaskan alur proses manajemen resiko:

Gambar 1. Alur Manajemen Resiko (Comcare, 2004)


Mekanisme Kontrol Resiko

1. Eliminasi

Proses eliminasi adalah usaha untuk menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja.

2. Subtitusi

Apabila sumber bahaya tersebut tidak dapat di-eliminasi, maka usaha berikutnya adalah dengan
mengganti atau men-subtitusi zat/benda/proses yang menjadi sumber bahaya tersebut dengan
zat/benda/proses lain yang tidak menjadi sumber bahaya.

3. Engineering Control

Pada keadaan dimana sumber bahaya teersebut tidak dapat di-eliminasi atau di-subtitusi, maka
diterapkan usaha kontrol teknis atau engineering control untuk menurunkan resiko sumber bahaya
tersebut sehingga tidak membahayakan pekerja. Kontrol teknis ini sebagai contoh dapat berupa
penutupan sumber bahaya sehingga tidak menimbulkan kontak langsung pada pekerja.

4. Administrative Control

Kontrol administratif diperlukan ketika kontrol teknis tidak sepenuhnya dapat mengendalikan sumber
bahaya. Kontrol administratif dibuat untuk menjaga pekerja dalam wilayah 'aman'. Contoh kontrol
administratif adalah pemasangan tanda bahaya dan pembuatan SOP (Standard Operational Procedure)
pemakaian alat.

5. APD (Alat Pelindung Diri)

Setiap pekerja yang beresiko terhadap sumber bahaya diharuskan memakai APD.

Вам также может понравиться