Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KAJIAN TEORI
1. Pengertian
mengenal dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan idea matematika dengan
11
12
tingkat tinggi.
diantaranya :
mengetahui perbedaan
5. Mampu memberikan contoh dan contoh kontra dari konsep yang dipelajari
1
Heris Hendriana dan Utari Sumarmo, Penilaian Belajar Matematika, (2014, Bandung : PT.
Refika Aditama). Hal. 20
14
tertentu,
B. Modul
1. Pengertian Modul
Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar berupa bahan cetakan. Modul
dengan pembelajaran jarak jauh dengan tidak tatap muka. Ada beberapa
a. Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
mandiri.
umpan balik.2
bahwa modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis atau cetak yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji diri sendiri malalui latihan
Modul memiliki sifat self contained, artinya dikemas dalam satu kesatuan
yang utuh untuk mencapai kompetensi tertentu. Modul juga memiliki sifat
(self instructional) dan tidak bergantung pada median lain (self alone) dalam
penggunaannya.
Salah satu tujuan penyususnan modul adalah menyediakan bahan ajara yang
yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi ajar dan karakteristik
2
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (2011, Bandung : Pustaka Setia), hal. 219
16
maupun dari kepentingan guru. Bagi siswa, modul bermanfaat, antara lain :
b. Belajar menjad lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di
referensi
ajar
3
Ibid. Hal. 220
17
a. Disusun dari materi yang mudah untuk memahami yang lebih sulit, dan
dari yang konkret untuk memahami yang semi konkret dan abstrak;
belajar;
kompetensi dasar yang akan dibelajarkan. Selain itu, guru juga melakukan
4
Ibid. Hal. 221.
18
dan finalisasi terhadap draf modul tersebut. kegiatan ini sangat penting agar
modul yang disajikan (dibelajarkan) kepada siswa benar-benar valid dari segi isi
Kegiatan validasi ini, antara lain dengan menguji, "apakah hubungan antara
tujuan mata pelajaran, standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan indikator
telah sesuai?". Selain itu, kita juga harus menguji tingkat efektivitas kegiatan
belajar yang kita pilih mampu membantu siswa dalam mencapai kompetensi
Dalam kegiatan finalisasi, hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahasa
(penulisan kalimat) dan tata letak (layout). Penulisan kalimat dalam modul
hendaknya menggunakan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami. Selain itu,
kalimat harus dipola sedemikian rupa sehingga menjadi komunikatif dan akrab
belajar.
19
Tata letak (layout) berhubungan dengan ilustrasi, ukuran huruf, spasi, serta
hal-hal lain yang berhubungan dengan penampilan modul secara fisik. Ilustrasi
sangat penting terutama yang dapat memperjelas pemahaman siswa atas konsep
ukuran huruf dan jenis huruf, juga akan berpengaruh terhadap kenyamanan dalam
membaca. Demikian pula, dengan spasi (ruang kosong), antar baris atau kata perlu
lain dalam modul tidak membingungkan. Tata letak yang baik akan menimbulkan
a. Halaman sampul paling tidak memuat judul pokok bahasan dan logo. Pada
halaman ini, dapat juga ditambahkan beberapa hal, misalnya nama penulis,
ruang lingkup materi modul, serta kaitan antarpokok bahan dan sub-sub
pokok bahasan.
laku yang jelas (menggunakan satu kata kerja yang operasional dan
unsur audiens, behaviour, dan content. Lebih baik lagi jika ditambah
dan psikomotorik.
belajar atau lebih, sesuai dengan apa yang tercantum dalam silabus dan
RPP.
h. Uraian dan contoh. Pada bagian ini, sebelum menuliskan uraian dan
contoh, tuliskan judul dalam sub-sub unit kecil. Uraian hendaknya ditulis
lengkap dan jelas dalam uraian akan sangat membantu siswa dalam
Seluruh materi latihan dapat diambil langsung dari uraian dan contoh,
dapat juga diambil dari materi yang tidak tertulis pada uraian dan contoh,
k. Tes formatif pada modul dibuat untuk mengukur kemajuan belajar siswa
l. Umpan balik dan tindak lanjut. Berikan rumus yang dapat digunakan
penulis buku (tanpa menggunakan gelar), judul buku (dicetak miring dan
22
dan halaman.5
rumit. Oleh karena itu, sangat mungkin setiap guru dapat menyusun modul
bahan ajar. Selain itu, penggunaan modul dalam pembelajaran, melatih siswa
untuk belajar mandiri. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan modul
siswa suatu rumus lalu memberi contoh cara menggunakan rumus untuk
memberi soal cerita yang dapat diselesaikan dengan rumus tadi. Pada era 1980
terjadi perubahan dasar teori belajar pada pembelajaran matematika yaitu dari
5
Ibid. Hal. 222
23
yang bertitik tolak dari hal-hal yang nyata bagi siswa, menekankan ketrampilan
Inventing sebagai kebalikan dari teacher telling) dan pada akhirnya menggunakan
matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun secara
kelompok.6
tentang materi apa yang akan diajarkan kepada siswa beserta rasionalnya,
untuk mengalami proses yang sama dengan proses saat matematika ditemukan.
6
Istarani dan M.Ridwa, 50 Tipe Pembelajaran Koopertif. (2014, Medan : CV. Media Persada),
hal. 61.
24
Untuk keperluan tersebut maka perlu ditemukan masalah konstektual yang dapat
2. Didactical Phenomologi
dan (ii) kesesuaiannya sebagai hal yang berpengaruh dalam proses Progressive
Mathemazing.
tersebut dapat berupa masalah konstektual yang harus dirubah kedalam bentuk
operasi dan prosedur matematika yang berlaku dan dipahami siswa. Siswa
25
awal yang dimilikinya secara langsung, tidak dimulai dari sistem formal. Masalah
konstektual yang diangkat sebagai materi awal dalam pembelajaran harus sesuai
dengan realitas atau lingkungan yang dihadapi siswa dalam kesehariannya yang
siswa bermatematika
matematika dan
7
Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (2001, Bandung :
JICA). hal. 128.
26
Istilah model berkaitan dengan situasi dan model matematika yang dibangun
sendiri oleh siswa (self developed models), yang merupakan jembatan bagi siswa
untuk membuat sendiri model model dari situasi nyata ke abstrak atau dari
situasi dunia nyata yang relevan dengan lingkungan siswa ke dalam model
matematika.
memecahkan masalah. Dengan kata lain, kontribusi yang besar dalam proses
pembelajaran diharapkan datang dari siswa, bukan dari guru. Artinya semua
dengan guru dan siswa dengan sarana dan prasarana merupakan hal penting dalam
informal yang ditemukan sendiri oleh siswa. Guru harus memberikan kesempatan
yang interaktif.
dieksplorasi untuk mendukung agar pembelajaran lebih bermakna. Oleh karena itu
penting
pembelajaran menjadi lebih efisien. Hal ini dapat terlihat melalui masalah
Mathematics).
28
realistik juga diperlukan upaya mengaktifkan siswa . Upaya itu dapat diwujudkan
dengan cara:
dikuasainya.
sebagai berikut :
29
yang diberikan tersebut. Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami oleh siswa,
dipahami siswa.
matematika yang ada pada masalah yang dimaksud, dan memikirkan strategi
lainnya.
PMR yang muncul pada langkah ini yaitu karakteristik kedua mernggunakan
model.
4. Menyimpulkan.
Berdasarkan hasil diskusi kelas, guru memberi kesempatan pada siswa untuk
menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur yang terkait dengan masalah
langkah ini adalah adanya interaksi ( interactivity ) antara siswa dengan guru (
pembimbing ).
kepada siswa bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus
tunggal dan tidak harus sama antara yang satu dengan yang lain. Setiap
orang bisa menemukan atau menggunakan cara sendiri, asalkan orang itu
cara penyelesaian yang lain, akan bisa diperoleh cara penyelesaian yang
tersebut.
suatu yang utama dan orang harus menjalani proses itu dan berusaha untuk
sudah tahu ( misalnya guru ). Tanpa kemauan untuk menjalani sendiri proses
8
Ibid. Hal. 127.
32
yang sangat mendasar megenahi beberapa hal yang tidak mudah untuk
kontekstual.
Di dalam RME, siswa tidak lagi dipandang sebagai pihak yang mempelajari
segala sesuatu yang sudah jadi tetapi dipandang sebagai pihak yang aktif
macam cara.
menyesaikan soal juga merupakan hal yang tidak mudah dilakukan oleh
guru.
4. Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat
karena proses dan mekanisme berpikir siswa harus diikuti dengan cermat,