Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai
kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas
masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal
yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak
pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya.
Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan. Perilaku etis dalam
kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis
itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika
dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang
menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut
menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga
dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan
bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya
diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan
dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu
bidang perilaku manusia yang sangat penting.

0
BAB II
PEMBAHASAN

1. Relevansi Etika dan Bisnis

Dalam dunia Bisnis yang telah lama dijangkiti berbagai mitos antara lain
bisnis immoral, bisnis amoral, bisnis sebagai maksimalisasi keuntungan dan bisnis
sebagai permainan. Mitos-mitos tersebut jelas mau memisahkan bisnis dari etika,
padahal adanya bisnis sudah pasti mengasumsikan adanya etika. Karena etika
merupakan alat bagi para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis mereka dengan
lebih bertanggung jawab secara moral. Para pemilik perusahaan mengharapkan
bahkan menuntut para karyawannya bekerja dengan baik sesuai dengan perjanjian
kerja yang telah disepakati, agar tidak merugikan perusahaan. Para pemilik
perusahaan juga mengharapkan agar relasi bisnis mereka tidak menipu dan bekerja
sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah disepakati. Sebaliknya, para pemilik
perusahaan sendiri mengikat dirinya untuk bertindak adil terhadap para karyawannya,
dengan memberikan gaji yang seharusnya menjadi milik para karyawan. Para pemilik
perusahaan juga mengikat dirinya agar menjalankan bisnis mereka dengan baik dan
tidak berbuat curang kepada relasi bisnis mereka.

Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang
profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja
dalam bisnis, manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos
bisnis yang baik. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat, kepercayaan konsumen
dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa etika sesungguhnya sangat relevan


diterapkan dalam bisnis. Kendati bisnis adalah sebuah pertaruhan, pertaruhan dalam
bisnis menyangkut nilai-nilai yang sangat hakiki seperti kehidupan manusia dan nasib
begitu banyak orang yang terkait. Bahkan pertaruhan itu tidak hanya berdimensi

1
jangka pendek melainkan juga perlu memperhitungkan segala akibat dan resikonya
untuk jangka panjang.

2. Keuntungan dari Etika

Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan. Keuntungan adalah hal yang
pokok bagi kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan satu-satunya,
sebagaimana dianut pandangan bisnis yang ideal. Dari sudut pandang etika,
keuntungan bukanlah hal yang buruk. Bahkan secara moral keuntungan merupakan
hal yang baik dan diterima. Karena, keuntungan memungkinkan perusahaan bertahan
dalam usaha bisnisnya. Tanpa memeperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal
yang bersedia menanamkan modalnya, dan karena itu berarti tidak akan terjadi
aktivitas ekonomi yang produktif demi memacu pertumbuhan ekonomi yang
menjamin kemakmuran nasional. Keuntungan memungkinkan perusahaan tidak
hanya bertahan melainkan juga dapat menghidupi karyawan-karyawannya bahkan
pada tingkat dan taraf hidup yang lebih baik.

Ada beberapa argumen yang dapat diajukan disini untuk menunjukkan bahwa
justru demi memperoleh keuntungan etika sangat dibutuhkan, sangat relevan, dan
mempunyai tempat yang sangat strategis dalam bisnis dewasa ini.

a. Pertama, dalam bisnis modern dewasa ini, para pelaku bisnis dituntut menjadi
orang-orang profesional di bidangnya.
b. Kedua dalam persaingan bisnis yang ketat para pelaku bisnis modern sangat
sadar bahwa konsumen adalah benar-benar raja. Karena itu hal yang paling
pokok untuk bisa untung dan bertahan dalam pasar penuh persaingan adalah
sejauh mana suatu perusahaan bisa merebut dan mempertahankan
kepercayaan konsumen.
c. Ketiga, dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat
netral tak berpihak tetapi efektif menjaga agar kepentingan dan hak semua
pemerintah dijamin, para pelaku bisnis berusaha sebisa mungkin untuk
menghindari campur tangan pemerintah, yang baginya akan sangat merugikan
kelangsungan bisnisnya. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan

2
menjalankan bisnisnya bisnisnya secara secara baik dan etis yaitu dengan
menjalankan bisnis sedemikian rupa tanpa secara sengaja merugikan hak dan
kepentinga semua pihak yang terkait dengan bisnisnya.
d. Keempat, perusahaan-perusahaan modern juga semakin menyadari bahwa
karyawan bukanlah tenaga yang siap untuk eksploitasi demi mengeruk
keuntungan yang sebesar-besarnya. Justru sebaliknya, karyawan semakin
dianggap sebagai subjek utama dari bisnis suatu perusahaan yang sangat
menentukan berhasil tidaknya, bertahan tidaknya perusahaan tersebut.
e. Bisnis sangat berkaitan dengan etika bahkan sangat mengandalkan etika.
Dengan kata lain, bisnis memang punya etika dan karena itu etika bisnis
memang relevan untuk dibicarakan. Argumen mengenai keterkaitan antara
tujuan bisnis dan mencari keuntungan dan etika memperlihatkan bahwa dalam
iklim bisnis yang terbuka dan bebas, perusahaan yang menjalankan bisnisnya
secara baik dan etis, yaitu perusahaan yang memperhatikan hak dan
kepentingan semua pihak yang terkait dengan bisnisnya, akan berhasil dan
bertahan dalam kegiatan bisnisnya.

3. Pengertian Etika Bisnis


a. Pengertian Etika

Etika berasal dari kata Yunani Kuno: ethikos, berarti timbul dari
kebiasaan. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab.

b. Pengertian Bisnis

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara
historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti
sibuk dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian,
sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

3
c. Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang


mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil
dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

d. Mitos Bisnis Amoral

Mitos Bisnis Amoral mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis


dan moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali. Mitos ini
mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika
tidak ada hubungannya. Bisnis berorientasi untuk mendapatkan keuntungan
semaksimal mungkin tanpa mengindahkan etika dan moralitas.

Keutamaan Etika Bisnis

1) Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang
profesional di bidangnya
2) Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja
3) Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin
kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan
bisnisnya dengan baik dan etis
4) Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang
harus dieksploitasi demi mendapat keuntungan

Ciri Bisnis yang Beretika

Berdasarkan hasil diskusi kelompok dalam mata kuliah etika bisnis dapat
disimpulkan mengenai Ciri-Ciri Bisnis yang beretika yaitu:

1) Tidak merugikan siapapun


2) Tidak menyalahi aturan-aturan dan norma yang ada
3) Tidak melanggar hukum
4) Tidak menjelek-jelekan saingan bisnis
5) Mempunyai surat izin usaha

4
4. Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis

Sasaran etika bisnis adalah membangun kesadaran kritis pelaku bisnis, bahwa
bisnis adalah profit making activity, yang harus dicapai dengan cara-cara baik, tidak
curang, tidak merugikan orang lain. Keuntungan yang dicapai juga meliputi non
financial profit, moral, citra, pelayanan, tanggung jawab sosial, integritas moral,
mutu, kepercayaan.

Kita juga perlu mendorong bangsa membangun sistem ekonomi, sosial dan politik
yang lebih baik dan lebih demokratis. Menjadikan hukum yang supermasi diatas
kekuasaan. Pelaku yang ingin maju ikuti aturan main yang jelas, adil, rasional dan
obyektif tanpa mengandalkan KKN. Bila ada kecurangan, masyarakat harus berani
dan bisa melakukan langkah-langkah koreksi dengan mengungkapkan pada yang
berwenang. Upaya penyebarluasan pemahaman, pelaksanaan, penghayatan terhadap
pemasyrakatan etika bisnis ini perlu dilakukan dengan luas diseluruh tanah air.

Dengan demikian, bisnis sebagai suatu usaha yang ada dimasyarakat memerlukan
pemuasan kepada semua pihak naik ekstern maupin intern. Pihak-pihak yang
berkepentingan di luar organisasi yaitu Pemerintah, Lembaga Keuangan dan
Perbankan, Pemasok, Distributor, agen dan pengecer, Pembeli atau konsumen.

Sedangkan yang berkepentingan dan berada dalam organisasi perusahaan yaitu


Para pemilik saham dan pemodal, Berbagai kelompok manajemen yang tak tergolong
manajemen puncak, Para karyawan. Etika bisnis yang sehat dibangun untuk
memuaskan kepentingan semua pihak dengan cara-cara yang baik dan santun,
tentunya akan menjalin hubungan yang baik pada semuanya.

Tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis yaitu:

a. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan
masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Etika bisnis
bertujuan untuk mengimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya
secara baik dan etis. Karena bisnis yang baik dan etis menunjang keberhasilan

5
bisnisnya dalam jangka panjang. Dan berfungsi menggugah kesadaran moral
para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik dan etis demi nilai-nilai luhur
tertentu dan demi kepentingan bisnisnya sendiri. Etika bisnis dalam lingkupnya
yang pertama ini tidak hanya menyangkut perilaku dan organisasi perusahaan
secara internal melainkan juga menyangkut secara eksternal.
b. Sasaran yang kedua yaitu untuk menyadarkan masyarakat, khususnya
konsumen, karyawan dan masyarakat luas, akan hak dan kepentingan mereka
yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun juga. Pada tingkat ini
etika bisnis berfungsi untuk menggugah masyarakat untuk bertindak menuntut
para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan
kepentingan masyarakat. Etika bisnis mengajak masyarakat luas untuk sadar
dan berjuang menuntut haknya agar hak dan kepentingannya tidak dirugikan
oleh pembisnis.
c. Pada sasaran ketiga, etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang
sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis
lebih bersifat makro. Dalam lingkup makro, etika bisnis berbicara mengenai
monopoli, oligopoly, kolusi dan praktek-praktek semacamnya yang akan sangat
mempengaruhi tidak saja sehat tidaknya suatu ekonomi melainkan baik
tidaknya praktek bisnis dalam sebuah negara tersebut.

5. Tingkatan Etika Bisnis

Weiss (1995:9) mengutip pendapat Carroll (1989) membahas lima tingkatan etika
bisnis, yaitu:

a. Tingkat individual, menyangkut apakah seseorang akan berbohong mengenai


rekening pengeluaran, mengatakan rekan sejawat sedang sakit karena tidak
ada di tempat kerja, menerima suap, mengikuti saran teman sekerja sekalipun
melampaui perintah atasan. Jika masalah etis hanya terbatas pada tanggung
jawab individual, maka seseorang harus memeriksa motif dan standar
etikanya sebelum mengambil keputusan.
b. Tingkat organisasional, masalah etis muncul apabila seseorang atau kelompok
orang ditekan untuk mengabaikan atau memaafkan kesalahan yang dilakukan

6
oleh sejawat demi kepentingan keharmonisan perusahaan atau jika seorang
karyawan disuruh melakukan perbuatan yang tidak sah demi keuntungan unit
kerjanya.
c. Tingkat asosiasi, seorang akuntan, penasihat,dokter, dan konsultan manajer
harus melihat anggaran dasar atau kode etik organisasi profresinya sebagai
pedoman sebelum ia memberikan saran pada kliennya.
d. Tingkat masyarakat, hukum, norma, kebiasaan dan tradisi menentukan
perbuatan yang dapat diterima secara sah. Ketentuan ini tidak mesti berlaku
sama di semua negara. Oleh karena itu, kita perlu berkonsultasi dengan orang
atu badan yang dapat dipercaya sebelum melakukan kegiatan bisnis di negara
lain.
e. Tingkat internasional, masalah-msalah etis menjadi lebih rumit untuk
dipecahkan karena faktor nilai-nilai dan budaya, politik dan agama ikut
berperan. Oleh karena itu, konstitusi, hukum, dan kebiasaan perlu dipahami
dengan baik sebelum seesorang mengambil keputusan.

Namun sumber lain mengatakan bahwa etika bisnis memiliki 4 level / tingkatan
yang perlu diperhatikan dalam kegiatan suatu perusahaan. dibawah ini merupakan
4 level / tingkatan dalam Etika Bisnis menurut Prof. R. Edward Freeman (1993).

a. Tingkat hubungan dalam masyarakat, Dalam tingkat ini menuntut kepada


perusahaan bagaimana ia menmpatkan dirinya dalam berhubungan dengan
institusi sosial yang ada. Hal ini menjadi penting dalam upaya menjadikan
kegiatan bisnis sebagai suatu kegiatan yang menciptakan nilai tambah.
b. Tingkat Stakeholders, Perusahan harus mengetahui siapa yang menjadi
stakeholder nya dan setelah itu harus dipahami bagaimana hubungan itu
terjadi dan apa yang mempengaruhi hubungan itu.
c. Tingkat kebijakan dalam perusahaan dalam berhubungan dengan karyawan
d. Tingkat personal, Pada posisi ini menerangkan bagaimana masing-masing
karyawan berusaha bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

6. Prinsip Prinsip Etika Bisnis


Secara umum etika bisnis merupakan acuan cara yang harus ditempuh oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, etika bisnis

7
memiliki prinsip-prinsip umum yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan
dan mencapai tujuan bisnis yang dimaksud. Adapun prinsip prinsip etika bisnis
tersebut sebagai berikut:
a. Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadikewajibannya
dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu sajamengikuti saja norma
dan nilai moral yang ada, namun juga melakukansesuatu karena tahu dan sadar
bahwa hal itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan
secara masak-masak. Dalam kaitan ini salah satu contohnya perusahaan memiliki
kewajiban terhadap para pelanggan, diantaranya adalah:
1) Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuaidengan
tuntutan mereka;
2) Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasuk
pelayanan yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka;
3) Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan
keselamatanpelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan
dijagakelangsungannyadan ditingkatkan terhadap produk dan
jasaperusahaan;
4) Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan,
memasarkan dan mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik. karena kebebasan
adalah unsur hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah
prasyarat utama untuk bertindak secara etis, walaupun kebebasan belum
menjamin bahwa seseorang bertindak secara otonom dan etis. Unsur lainnya dari
prinsip otonomi adalah tanggungjawab, karena selain sadar akan kewajibannya
dan bebas dalam mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan apa yang
dianggap baik, otonom juga harus bisa mempertanggungjawabkan keputusan dan
tindakannya (di sinilah dimung-kinkan adanya pertimbangan moral). Kesediaan
bertanggungjawab merupakan ciri khas dari makhluk bermoral, dan

8
tanggungjawab disini adalah tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga
tentunya pada stakeholder.

b. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran
merupakan modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya,
baik berupa kepercayaan komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut
adanya keterbukaan dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang
berkaitan dengan kejujuran:
1) Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dankontrak.
Pelaku bisnis disini secara a priori saling percaya satu samalain, bahwa
masing-masing pihak jujur melaksanakan janjinya. Karenajika salah satu
pihak melanggar, maka tidak mungkin lagi pihak yangdicuranginya mau
bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan tahu dan tentunya
malas berbisnis dengan pihak yang bertindak curangtersebut.
2) Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu dan
harga yang baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok dalam
berbisnis. Karena jika ada konsumen yang merasa tertipu, tentunya hal
tersebut akan rnenyebar yang menyebabkan konsumen tersebut beralih ke
produk lain.
3) Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan
yaitu antara pemberi kerja dan pekerja, dan berkait dengan
kepercayaan. Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan
ataupunatasannya tidak terjaga.

c. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan
dapatdipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan
hak dan kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang dikemukakan
oleh Aristoteles adalah:

9
1) Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok
masyarakat dengan negara. Semua pihak dijamin untuk mendapat
perlakuan yangsama sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara khusus
dalam bidang bisnis, keadilan legal menuntut agar Negara bersikap netral
dalam memperlakukan semua pelaku ekonomi, negara menjamin kegiatan
bisnis yang sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis
yang berlaku secara sama bagi semua pelaku bisnis.
2) Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil
antaraorang yang satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut
hubunganvertikal antara negara dan warga negara, dan hubungan
horizontal antarwarga negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai
kejadian tukar, yaitu menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak
yang terlibat.
3) Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi
ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam
dunia bisnis keadilan ini berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama
sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan
baik.

d. Prinsip Saling Menguntungkan


Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu
sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah
bisa melahirkan suatu win-win situation.

e. Prinsip Integritas Moral


Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap
menjaga nama baiknya dan nama baik perusahaan.
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas, menurut Adam Smith,
prinsip keadilanlah yang merupakan prinsip yang paling pentingdalam berbisnis.
Prinsip ini menjadi dasardan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun prinsip
lainnya juga tidak akan terabaikan. Karena menurut AdamSmith, dalam prinsip

10
keadilan khususnya keadilan komutatif berupa noharm, bahwa sampai tingkat
tertentu, prinsip ini telah mengandung semuaprinsip etika bisnis lainnya. Karena
orang yang jujur tidak akan merugikan orang lain, orang yang mau saling
menguntungkan dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab untuk tidak merugikan
orang lain tanpa alasan yang diterima dan masuk akal.

BAB III
KESIMPULAN

1. Etika sesungguhnya sangat relevan diterapkan dalam dalam bisnis karena


bisnis yang baik bukan saja bisnis yang banyak mendatangkan keuntungan,
tetapi juga bisnis yang baik secara moral.
2. Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan. Keuntungan adalah hal
yang pokok bagi kelangsungan bisnis dan dalam memperolehnya tentu etika
sangat diperlukan.
3. Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai,
norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan

11
yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.
4. Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis:
a. Etika Bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan
masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis.
b. Etika Bisnis untuk menyadarkan masyarakat bahwa hak dan kewajiban
mereka tidak boleh dilanggar oleh pratek bisnis siapapun juga.
c. Etika Bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat
menentukan etis tidaknya suatu usaha bisnis.
5. Tingkatan etika bisnis mencakupi:
a. Tingkat individual
b. Tingkat organisasional
c. Tingkat asosiasi
d. Tingkat masyarakat
e. Tingkat internasional
6. Prinsip prinsip etika bisnis meliputi prinsip otonomi, prinsip kejujuran,
prinsip keadilan, prinsip saling menguntungkan, dan prinsip integritas moral.
Diantara prinsip tersebut prinsip keadilan merupakan prinsip yang paling
pokok.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisna Dewi. 2016. Etika Bisnis. Udayana University Pers: Denpasar.


http://ariefendi2.blogspot.co.id/2015/02/sasaran-dan-lingkup-etika-bisnis.html.
(Diakses pada 25 September 2017)
http://adey-am20.blogspot.co.id/2010/11/tingkatan-etika-bisnis.html. (Diakses pada
25 September 2017)

13

Вам также может понравиться