Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Lebong merupakan kabupaten yang beriklim tropis yang sesuai


dengan kondisi tanah yang banyak mengandung humus memungkinkan
tumbuhan terutama tanaman pisang tersebar luas di Kabupaten Lebong ini.
Selama ini daun pisang kering hanya menjadi limbah di kabupaten lebong.
Karena masyarakat di sekitar tidak ada yang memanfaatkannya secara
maksimal, terlebih lagi masyarakat tersebut hanya membiarkan daun pisang
yang telah kering berguguran secara sendiri nya. Sehingga daun pisang kering
itu pun melimpah, adapun jika limbah itu tidak terpakai, masyarakat hanya
bisa menumpukan limbah daun pisang kering tersebut. Setelah menumpuk
limbah daun pisang kering itupun dibakar atau dibuang sembarangan ke
sungai mengotori air sehingga sering terjadi pengendapan dan meluapnya air
disungai. Akibatnya masyarakat disekitar itupun terkena dampak polusi dan
pencemaran air.

Sebuah ide akan penulis lakukan untuk menanggulangi masalah limbah


daun pisang kering tersebut dengan cara mengubah daun pisang kering
tersebut menjadi produk yang lebih berguna. Selain itu, secara tidak langsung
solusi ini menjadi salah satu alternative bahan baku kertas yang sering
menggunakan bahan kayu yang arahnya mengurangi kegiatan perambahan
hutan untuk bumi lebih sehat dengan memakai bahan kertas yang tidak
menghabiskan hasil bumi. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat
sebagai solusi penanggulangan banjir, walaupun masih dalam taraf sederhana.

Dari penjelasan diatas, penulis berminat untuk melakukan penelitian solusi


alternatif untuk mengatasi kerusakan hutan dan tindakan illegal loging dengan
memanfaatkan daun pisang kering sebagai alternatif pengganti bahan baku
kayu yang biasanya di gunakan untuk membuat produk kertas. Dengan judul
Kertas Daun Pisang.

1
1.2 Perumusan Masalah

Apakah dapat kertas daun pisang ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian


Untuk mengetahui dapatkah kertas dari daun pisang dijadikan
Solusi.
1.3.2 Manfaat penelitian
a. Terjaganya kelestarian habitat flora dan fauna
b. Mengurangi dampak polusi pembakaran dan pembuangan Daun
pisang kering sembarangan

2
BAB II
TELAAH PUSTAKA

.1 Kabupaten Lebong

Kabupaten Lebong merupakan salah satu Kabupaten yang masuk dalam


wilayah Provinsi Bengkulu. Dengan jumlah penduduk 5.972 pria dan 6826 wanita
(BPS Kabupaten Lebong, 2008), serta keadaan geografis Kabupaten Lebong yang
dikelilingi oleh bukit barisan pulau Sumatera. Kabupaten Lebong secara geografis
terletak pada 101o40 - 102o38 Bujur Timur dan 02o44 - 03o20 Lintang Selatan.
Kabupaten Lebong Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Jambi, Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Rejang Lebong, Sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupaten Bengkulu Utara, Sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi
Jambi dan Propinsi Sumatera Selatan. Luas wilayah Kabupaten Lebong 192.924
hektar. (Sumber Dinas Kehutanan Kabupaten Lebong, Juni 2008).

Gambar 5. Peta Admisnistratif Kabupaten Lebong


Kondisi iklim di Kabupaten Lebong termasuk iklim tropis dengan curah hujan
4.800 mm per tahun. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Lebong adalah 26 o C.
Keadaan topografi Kabupaten Lebong pada wilayah pegunungan dengan
ketinggian antara 300 1500 m dpl. Wilayah Kabupaten Lebong terdapat Daerah

3
Aliran Sungai (DAS) yaitu (DAS) Ketahun. Sebaran kemiringan tanah yang
dimiliki oleh Kabupaten Lebong menunjukkan bahwa tenaga potensial air
termasuk dalam kategori tinggi, sehingga daya rusak air limpasan juga tinggi.
Lebong merupakan hulu salah satu sungai besar di Propinsi Bengkulu yaitu Sungai
Ketahun. Sungai Ketahun merupakan muara sungai-sungai kecil yang terdapat di
Kabupaten Lebong.

2.2 Potensi Biologi

Hutan di Kabupaten Lebong termasuk hutan yang terluas di Provinsi Bengkulu.


Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Lebong sangat berkepentingan untuk
mengkonservasi kawasan hutan yang ada mengingat luas lahan di Kabupaten
Lebong sebagian besar merupakan kawasan hutan (+ 69,88%).terklasifikasi
sebagai daerah Bukit Range pada ketinggian 500-1.000 dpl. Secara
Administratif kabupaten Lebong terdiri atas 13 Kecamatan dengan 11
kelurahan dan 100 desa. Luas wilayah keseluruhan 192.424 Ha (belum
termasuk luas kecamatan Padang Bano yang masih bersengketa dengan
Kabupaten Bengkulu Utara). Dari total tersebut, 134.834,55 Ha adalah
KawasanKonservasi.

Lebong terkenal dengan kekayaan sumber daya alam yang belum diolah secara
maksimal, mulai dari pertambangan, pertanian, perikanan dan lain-lain.
Adapun sebaran luas lahan di Kabupaten Lebong adalah sebagai berikut :
o TNKS seluas 111.035 Ha
o Hutan lindung seluas 20.777,4 Ha
o Cagar Alam seluas 3.022,15 Ha
o Areal Peruntukkan Lain seluas 58.089,45 Ha

2.3 Kertas
Kertas dalam bahasa Inggris disebut paper dan dalam bahasa Belanda
disebut papier. Kertas adalah barang baru ciptaan manusia berwujud
lembaran-lembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat,
dicoret mempunyai sifat yang berbeda dari bahan bakunya : tumbuh-
tumbuhan. Kertas dibuat unutk memenuhi kebutuhan hidup yang
4
sangatberagam.Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak
serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas
misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan,
kebersihan ataupun toilet.Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam
dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia.
Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari
tanah lempung yang dibakar.
Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu,
kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang
dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad
lampau.
2.3.1 Bahan-bahan Pembuatan Kertas
Bahan-bahan pembuatan kertas terdiri dari tiga komponen yaitu
bahan baku, bahan pembantu dan bahan pelengkap. Bahan baku adalah
bahan utama pembuatan kertas. Bahan baku diubah hingga menajdi
barang baru yang mempunyai wujud dan sifat berlainan dari bahan
asalnya. Bahan pembantu adalah bahan-bahan yang diperlukan utnuk
memperlancar pembuatan kertas. Bahan pelengkap adalah bahan-bahan
yang diperlukan dalam proses pembuata kertas agar memperoleh hasil
yang baik tanpa bahan pelengkap kertas yangdihasilkan banyak
mengandung cacat dan tidak sempurna.
a. Bahan Baku
Bahan baku kertas dari tanaman yang banyak mengandung serat
seperti : jerami padi, bamboo, tebu, rumput-rumputan, jute, manila,
rosella, murbai, kapas, lena dan jenis tanaman-tanaman lainnya yang
cukup banyak tersedia di alam. Batang-batang kayu pun digunakan
sebagai bahan baku. Hampir semua jenis kayu baik kayu keras
maupun lunak tanpa kecuali dapat dijadikan bahan baku kertas.
Karena kayu mempunyai kandungan selulosa cukup banyak (40-45
%) (JF Dumanauw, 1984). Seperti yang kita ketahui selulosa adalah
komponen utama pembuatan kertas. Namun, produk kertas dari bahan
nonkayu masih dibuat karena bahan jenis ini mempunyai keunggulan
yakni lebih kuat dibandingkan dengan selulosa kayu.
b. Bahan Pembantu

5
Ada empat jenis yang digunakan dalam pembuatan kertas. Yang
pertama adalah air bersih dan selebihnya adalah bahan-bahan kimia
yang berbeda-beda peranannya. Tidak semua bahan-bahan kimia ini
dipergunakan sekaligu tetapi tergantung kepada jenis kertas yang
diproduksi (Monareh, 1982).

2.3.2 Proses Pembuatan Kertas (Paper machine)

Sebelum masuk keareal paper machine pulp diolah dulu pada bagian
stock preparation. bagian ini berfung si untuk meramu bahan baku
seperti: menambahkan pewarna untuk kertas (dye), menambahkan zat
retensi, menambahkan filler (untuk mengisi pori - pori diantara serat
kayu), dlln. Bahan yang keluar dari bagian ini di sebut stock 9campuran
pulp, bahan kimia dan air)

Dari stock preparation sebelum masuk ke headbox dibersihkan dulu


dengan alat yang disebut cleaner. Dari cleaner stock masuk ke headbox.
headbox berfungsi untuk membentuk lembaran kertas (membentuk
formasi) diatas fourdinier table.

Fourdinier berfungsi untuk membuang air yang berada dalam stock


(dewatering). Hasil yang keluar disebut dengan web (kertas basah).
Kadar padatnya sekitar 20 %.

6
Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar
padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering (dryer).
Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll yang
berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari
web. Bagian ini dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu
berat (air sudah dibuang 30 %).

Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya


mencapai 6 %. Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk
gulungan kertas yang besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong -
potong sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.

2.4 Global Warming (Pemanasan Global)

Pemanasan global atau global warming adalah suatu proses


meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74
0.18 C (1.33 0.32 F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar
peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan
besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia"melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah
dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk
semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih
terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan
yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu
permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 C (2.0 hingga
11.5 F) antara tahun 1990 dan 2100.Perbedaan angka perkiraan itu
disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-
gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim
yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode
hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus
berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah
kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.

7
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-
perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan
pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai
jenis hewan.

Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai


jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan
bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan
bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi
perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang
harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut
atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian
besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan
meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas
rumah kaca.
2.5 Kayu
Istilah kayu sudah tidak asing di telinga
kita. Kayu biasanya dimanfaatkan sebagai
penghasil sumber panas untuk memasak. Di
bidang industri, kayu dimanfaatkan sebagai
bahan baku industri mebel dan lain lain. Secara
umum kayu dapat diartikanbagian batang atau cabang serta
ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalamilignifikasi (pengayuan).Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat
akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di
batang.Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai
klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai
kondisi penanganan.

2.6 DaunPisang

8
Daunpisang adalahdaundari pohonpisang yang

digunakansebagaibahandekoratifpadaberbagaikegiatankeagamaanatausebagai
bahanpelengkapdalamkuliner, seperti yang dilakukanbeberapanegara di Asia
Selatan dan Asia Tenggara. Daun pisang mengandung polifenol dalam jumlah
besar yang sama seperti pada daun teh, berbentuk EGCG, sehingga
menghasilkan aroma khas ketika menjadi bahan pelengkap makanan.

BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Metode Penulisan

Penulisan karya ilmiah yang berjudul Kertas Daun Pisang menggunakan


metode Penelitian Rekayasa. Penelitian Rekayasa dapat berupa model, formula,
algoritma, struktur, arsitektur, produk, maupun sistem yang telah teruji,.......
(Stefanus S; 2005).
Penelitian Rekayasa yang dilakukan berupa:
Reverse Engineering: merupakan rekayasa dari produk, sistem, atau prototipe yang
sudah ada menjadi blue print, formula, atau model, atau pada tahapan-tahapan
pendek rekayasa, misal dari pembangunan ke perancangan saja. Rekayasa
dilakukan mulai dari abstraksi yang lebih rendah menuju ke setingkat atau beberapa
tingkat lebih tinggi (Stefanus, 2005).
Penggunaan Metode Penelitian Rekayasa bertujuan melakukan perekayasaan
berupa membuat rancangan alat, dengan membuat 6 sampel untuk di ujicoba.

3.2 Cara Kerja

Pada penelitian ini, yang pertama penulis akan lakukan adalah merancangkan
beberapa sampel untuk dijadikan uji coba. Dari 5 sampel yang ada, Penulis
menggunakan berbagai jenis campuran. Penulis akan menguraikan bagian-bagian

9
dari proses kerja rancangan agar selanjutnya akan mudah untuk direalisasikan.
Sesuai dengan pernyataan berikut, Pengkajian ilmiah dalam bentuk Penelitian
Pengembangan, atau lebih tepat disebut Penelitian Rekayasadapat berupa:
a. Rencana (Plan),
b. Rancangan (Design),
c. Bangunan/ kontruksi (Construct),
d. Terapan (Applied), atau
e. Hasil pengembangan (Development) dari suatu Model, Sistem, atau Produk.
(Stefanus S; 2005)
Setelah rancangan selesai, selanjutnya penulis akan menguji coba 6 sampel
tersebut untuk diambil mana sampel yang paling baik.

.3 TekhnikPenelitian

Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan


percobaan pembuatan kertas kerajinan dari daun pisang kering di campur dengan
Koran dan tanpa Koran sebanyak 6 sampel. Adapun perbandingan campuran
masing-masing sampel adalah sebagai berikut :

Tabel 1 PerbandinganCampuranSampel
No PerbandinganCampuran
Lem Sagu Lem Kayu Daun Pisang Air Koran Zat pewarna
1. 5 3 15 20 - TanpaWarna
2. 3 2 10 15 - Merah
3. 3 2 10 15 4 TanpaWarna
4. 5 3 15 20 - Hijau
5. 2 3 8 16 4 cokelat

Adapun gambar model sampel Daun Pisang Kering ialah sebagai berikut :
Sekam Padi
Campuran dari Lem Sagu
Lem Kayu
Air
Zat Pewarna

10
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 PelaksanaanEksperimen

a. AlatPercobaaan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Balok kayu
Triplek
Blender

b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Daun pisang
Lem sagu
Lem kayu
Air
Zat Pewarna

4.2 Proses Pembuatan

Pertama, sediakan semua alat dan bahan yang diperlukan


Kedua, membuat campuran kertas dengan bahan lem sagu : daun pisang
kering : lem kayu : air : koran dengan perbandingan 3: 8 : 2 : 15 : 3. Dan
11
tanpa Koran dengan bahan lem sagu : daun pisang kering : lem kayu : air :
zat pewarna dengan perbandingan 3 : 10 : 2 : 15 : 3. Campuran diaduk
merata hingga keadaan campuran tidak terlalu lengket/terlalu kering.
Ketiga, campuran dicetak dalam triplek kurang lebih setebal 0,5 mm.
Selanjutnya campuran di press (tekan) menggunakan balok kayu yang
ukurannya serupa dengan cetakan.
Keempat, campuran di jemur di terik matahari kurang lebih 2 hari.

4.3 Langkah Pengujian Kekuatan

Pengujian kekuatan kertas kerajinan dilakukan dengan cara


menghancurkan sampel dengan pemberlakuan/tindakan yang sama yaitu
dengan merobek dan melipat menggunakan tangan. Proses pengujian kekuatan
sampel dilakukan untuk mengetahui kekuatan sampel kertas kerajinan yang
menggunakan perbandingan yang berbeda-beda.

4.4 Kemungkinan Penerapan Dalam Kehidupan Masyarakat

Melihat banyaknya keuntungan dan manfaat dari penerapan daun kertas kering
sebagai bahan baku pembuatan kertas alternative ini, maka penulis menyimpulkan
kertas alternative ini bias berguna dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat
sebagai bahan perlengkapan tulis. Selain itu, daun pisang kering pun
mudahditemukan, mengingat Kab.Lebong mempunyai daerah perkebunan yang
luas, maka biaya pembuatannya pun bias ditekan hingga separuhnya. Dengan
demikian kesejahteraan masyarakat akan meningkat, lapangan kerja mulai terbuka,
mengurangi dampak illegal logging, dan berbagai manfaat lainnya. Penulis berharap
penelitian ini dapat diterapkan di kehidupan masyarakat.

12
13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan berbagai eksperimen serta ujicoba, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Daun pisang kering dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas
kerajinan.
2. Penggunaan kertas kerajinan daun pisang kering dapat menekan biaya
pembuatan sehingga masyarakat tidak perlu dibebankan dengan biaya yang
mahal
3. Pemanfaatan daun pisang kering dalam penelitian ini akan ikut mencegah
terjadinya kerusakan lingkungan di Kabupaten Lebong

5.2 Saran

Dari eksperimen yang telah di buat dan dengan melihat manfaat dan
keuntungan yang didapat dari kertas daun pisang kering, sebagai upaya
pemanfaatan limbah yang jarang dimanfaatkan masyarakat, khususnya di
Kabupaten Lebong. Maka saran yang penulis sampaikan adalah, agar masyarakat
bias menerapkan hasil penelitian ini. Karena dengan memanfaatkan daun pisang
kering sebagai bahan baku kertas kerajinan, masyarakat dapat turut serta
melestarikan lingkungan, mencegah gangguan kesehatan karena limbah daun
pisang kering, dan mengurangi dampak global warming. Penelitian dan
eksperimen yang penulis lakukan, semuanya bertujuan untuk perbaikan kelestarian
alam yang semakin memprihatinkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
2. http://Berbagi_Ilmu.blogspot.com/2010/03/pengertian-kertas.html

3. http://berita-iptek.blogspot.com/2008/05/proses-pembuatan-kertas.html

4. http://KBBI.com/2009/01/29/pemanfaatan-limbah-dari-tanaman-pisang/

5. http://Jungle.com/2009/01/29/Tanaman_Pisang/

15
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Fadilla Ummaiya, dilahirkan di M.Aman, 16 Juni 1999, sebagai anak bungsu dari
ayah Syafrinurdin dan ibu Nefrija. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar
tahun 2011 di SD Negeri 02 Lebong Utara. Kemudian Kemudian pada tahun yang
sama melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Lebong
Utara dan tamat pada tahun 2014, pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan yang sama di SMA Negeri 1 Lebong Utara. Sekarang Penulis Duduk di
kelas XI IPA.

Ervin Filkot M., dilahirkan di M.Aman, 14 Juli 1999, sebagai anak Sulung dari Ayah
Irwanto dan Ibu Emita Adis. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar tahun
2011 di SD Negeri 02 Lebong Utara. Kemudian Kemudian pada tahun yang sama
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Lebong Utara
dan tamat pada tahun 2014, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan
yang sama di SMA Negeri 1 Lebong Utara. Sekarang Penulis Duduk di kelas XI IPA.

Khoirothun Ushwa, dilahirkan di Palembang, 17 September 2000, sebagai anak


Kedua dari 3 bersaudara Dengan ayah Rhafles dan ibu Siti. Penulis menyelesaikan
pendidikan sekolah dasar tahun 2012 di SD Negeri 01 Palembang. Kemudian
Kemudian pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama
di SMP Negeri 1 Palembang dan tamat pada tahun 2015, pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan yang sama di SMA Negeri 1 Lebong Utara. Sekarang Penulis
Duduk di kelas X.

16
FOTO-FOTO SAMPEL KERTAS DAUN PISANG KERING

17

Вам также может понравиться