Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB III

PENUTUPAN

1.1 Kesimpulan
Rinitis atrofi adalah penyakit infeksi hidung kronik dengan tanda adanya
atrofi progresif tulang dan mukosa konka.
Etiologi penyakit ini belum jelas. Beberapa hal dianggap sebagai penyebab
seperti infeksi oleh kuman spesifik, yaitu sepsis klebsiela, yang sering Klebsiela
Ozaena, kemudian Stapfilokokus, dan Pseudomonas Aeruginosa, defisiensi Fe,
defisiensi vitamin A, sinusitis kronik, kelainan hormonal dan penyakit kolagen.
Mungkin berhubungan dengan trauma atau terapi radiasi.
Gejala klinis adalah berupa keluhan subyektif yang sering ditemukan pada
pasien biasanya nafas berbau (sementara pasien sendiri menderita anosmia), ingus
kental hijau, krusta hijau, gangguan penciuman, sakit kepala dan hidung
tersumbat. Pada pemeriksaan THT ditentukan rongga hidung sangat lapang, konka
inferior dan media hipotrofi atau atrofi, sekret purulen hijau, dan krusta berwarna
hijau.
Terapi belum ada yang baku, ditujukan untuk menghilangkan etiologi dan
gejala dapat dilakukan secara konservatif ataupun operatif.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi EA, Iskandar N, et al, edi. Sumbatan Hidung dalam Buku Ajar Ilmu

Kesehatan : Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Ed 7. Jakarta:

Badan Penerbit FKUI, 2012: 96-100, 117-8

2. Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

3. Adams GL, Boies Jr LR, Higler PA. BOIES: Buku Ajar Penyakit THT. Ed 6.

Wijaya C, alih bahasa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC),1997: 173-

188, 221-2
4. Dutt SN, Kameswaran M. Aetology and Management of atropic rinitis. J

Otolaryngol. 2005 Nov;119:843-52


5. Yucel A, Aktepe O, et al. Atrophic Rinitis: a case report. Turk J Med sd. 2003

July 2008; 33:405-7 8.


6. Asnir, A. R. 2004. Rinitis Atrofi. CDK. 2004;144:5-7

19

Вам также может понравиться