Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lansia
Lanjut usia (lansia) adalah suatu tahap dalam hidup manusia mulai dari
bayi, anak-anak, remaja, tua, dan usia lanjut, dan bukan penyakit melainkan suatu
prose salami yang tidak bisa dihindarkan. Umur manusia sebagai makhluk hidup
terbatas oleh suatu peraturan alam, maksimal sekitar enam kali masa bayi sampai
dewasa atau 6x20 tahun sama dengan 120 tahun (Depkes RI, 2012).
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek
terjadi pada lansia di antaranya keturunan genetik, nutrisi atau makanan, status
Notoatmojo (2007) batasan lanjut usia dapat ditinjau dari aspek biologi,
1. Aspek Biologi
menjalani proses penuaan (menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan
7
8
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
2. Aspek Sosial
Negara Barat, lansia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Bagi
masyarakat tradisional di Asia, lansia menduduki kelas sosial yang tinggi yang
3. Aspek Umur
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), lanjut usia adalah tahap masa
3) Kelompok Usia Lanjut: kelompok dalam masa senium (65 tahun ke atas)
9
lebih dari 70 tahun atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri,
berumur 60 tahun ke atas (di negara berkembang) atau 65 tahun ke atas di negara
maju.
go's yang bersifat aktif bergerak tanpa bantuan orang lain, slow go's yang bersifat
semi aktif, dan no go's yang memiliki cacat fisik dan sangat tergantung pada pada
orang lain.
10
Gambar 2.1 Lansia yang termasuk slow go's, go go's, dan no go's
Sumber : Margaret, 2008
usia lanjut akan mengalami penurunan berbagai organ atau sistem tubuh, baik dari
segi anatomi maupun fungsional. Beberapa penurunan yang terjadi pada lansia
a. Lansia tidak tahan terhadap temperatur yang sangat panas atau sangat
pada kulit.
bersamaan.
(osteoporosis).
luka apabila tergores benda yang cukup tajam. Kulit tubuh menjadi
2. Penurunan psikologis
makan.
c. Delusi merupakan suatu kondisi dimana pikiran terdiri dari satu atau
oleh orang lain, dicintai, ditipu, merasa dirinya sakit atau disakiti.
e. Gangguan tidur. Usia lanjut adalah faktor tunggal yang paling sering
gangguan tidur di malam hari (sering terbangun di dini hari) dan sering
3. Penurunan sosial
sebagai berikut:
dalam bertindak.
dari masyarakat.
3. Post power syndrome: kondisi ini terjadi pada seseorang yang semula
degeneratif, juga banyak ditemukan gangguan pada usia lanjut, antara lain:
kurang gizi, penggunaan obat dan alkohol, penyakit saraf (stroke), serta
2.2 Stres
sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta akan dialami oleh setiap orang. Stres
memberi dampak secara total pada individu yaitu dampak terhadap fisik,
digunakan untuk menunjukkan adanya reaksi fisik dan psikis seseorang terhadap
beban kehidupan yang tidak sanggup ditanggung oleh seseorang. Istilah stres
bukanlah kosakata baru dalam dunia kedokteran. Di Indonesia, istilah ini telah
dikenal sejak tahun 80-an dan nyaris masuk menjadi bahan pembicraan setiap
orang diberbagai kesempatan, saat santai ataupun serius. Istilah stres sendiri
sesungguhnya berasal dari bahasa latin yaitu berasal dari kata stringere yang
mempunyai arti ketegangan, dan tekanan. Stres merupakan relaksi yang tidak
seseorang. Stres ini terjadi karena tidak ada keseimbangan antara harmoni,
kekuatan dan kemampuannya yang sering terganggu. Stres adalah suatu kondisi
dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres bukan
karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena
15
pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemah dan
Terjadinya stres dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stresor. Bentuk
stresor ini dapat dari lingkungan, kondisi dirinya serta pikiran. Dalam pengertian
stres itu sendiri juga dapat dikatakan sebagai stimulus dimana penyebab stres
diangggap sebagai sesuatu hal yang biasa. Stres juga dikatakan sebagai respon
artinya dapat merespon apa yang terjadi, juga disebut sebagai transaksi yakni
hubungan antara stresor dianggap positif karena adanya interaksi antara individu
yang tidak sama. Untuk lebih jelas tentang stres sebenarnya, maka dapat diketahui
dimana semakin tinggi besar tekanan yang dialami seseorang, maka semakin besar
pula stres yang dialami. Pandangan ini didasari hukum elastisitas hooke yang
menjelaskan semakin berat beban satu logam, maka semakin besar pula stres yang
dialami, melalui pandangan ini maka dianalogikan pada manusia apabila semakin
besar tekanan yang dialami, makin besar pula stres yang dialaminya.
16
diterima, di mana ini sebagai akibat respon fisiologi dan emosional atau juga
sebagai respon yang nonspesifik tubuh terhadap tuntutan lingkungan yang ada.
terbentuknya sebuah koping. Interaksi dengan lingkungan ini dapat diukur situasi
merespon suatu peristiwa yang menimbulkan stres. Faktor predisposisi ini sangat
berperan dalam menentukan apakah suatu respon adaptif atau maladaptive. Jenis
faktor predisposisi adalah pengaruh genetik, pengalaman masa lalu, dari dalam
dan dari luar diri individu, perasaan cemas dan kondisi saat ini.
keturunan. Sebagai contoh, termasuk riwayat kondisi psikologis dan fisik keluarga
serta temperamen (karakteristik tingkah laku pada saat lahir dan masa
penyesuian pada tekanan stres sebelumnya. Kondisi saat ini yang meliputi faktor
mobilisasi sumber energi), tetapi dalam jangka panjang stres akan menghasilkan
terhadap stres bergantung pada jenis stresornya, kapan waktunya, bagaimana sifat
orang yang mengalami stres, dan bagaimana orang yang mengalami stres bereaksi
terjadinya stres. Fase pertama, yaitu reaksi alarm, sistem saraf otonom diaktifkan
oleh stres, jika stresor terlalu kuat, terjadi luka pada saluran pencernaan, kelenjar
adrenalin membesar, dan timus menjadi lemah. Fase kedua, resistensi, organisme
beradaptasi dengan stres melalui berbagai mekanisme, jika stresor menetap atau
organisme tidak mampu merespons secara elektif, maka terjadilah fase ketiga,
18
yaitu suatu tahap kelelahan yang amat sangat dan organisme akan mati atau
1. Stres fisik
Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperatur yang
tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari atau karena
2. Stres kimiawi
Stres ini disebabkan karena zat kimiawi seperti obat-obatan, zat beracun
asam, basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena pengaruh senyawa
kimia.
3. Stres mikrobiologik
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri atau
parasit.
4. Stres fisiologik
Sriati (2009) mengatakan bahwa sumber stres terdiri dari tiga aspek antara
lain :
a. Diri sendiri
Sumber stres dari dalam diri sendiri umumnya dikarenkan konflik yang
terjadi antara keinginan dan kenyataan yang berbeda, dalam hal ini adalah
berbagai permasalahan yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu diatasi
b. Keluarga
Stres ini bersumber dari masalah keluarga yang ditandai dengan adanya
perselisihan antara keluarga, masalah keuangan, serta adanya tujuan yang berbeda
diantara keluarga.
tidak berkembang.
Tanda dan gejala stres merupakan manifestasi tubuh terhadap stres dimana
tanda-tanda fisik meliputi: gerakan motoric yang tidak disadari berupa menggigit
20
meliputi: cemas, depresi, kecewa, marah atau bermusuhan, tidak berdaya, tidak
Stres dapat mengenai hampir seluruh sistem tubuh, seperti hal-hal sebagai
konsentrasi dan berfikir menurun, wajah tegang, serius, tidak santai, sulit senyum,
dan kerutan pada kulit wajah, bibir dan mulut terasa kering, tenggorokan terasa
tercekik, lambung mual, kembung dan pedih, mulas, sulit defikasi atau diare,
sering berkemih, otot sakit seperti tertusuk-tusuk, pegal dan tegang, kadar gula
Alimul (2008) mengatakan bahwa tahapan stres dapat terbagi menjadi enam tahap
diantaranya:
a. Tahap pertama
Tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adanya semangat
bekerja besar, penglihatannya tajam tidak seperti pada umumnya, merasa mampu
21
b. Tahap kedua
Stres tahap kedua ini seseorang memiliki ciri sebagai berikut: adanya
perasaan letih sewaktu bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah setelah
makan siang, cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut
c. Tahap ketiga
lambung dan usus seperti adanya keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur,
ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur
seperti sukar mulai untuk tidur, terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur,
d. Tahap keempat
Tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan yang
penyebabnya.
22
e. Tahap kelima
Stres tahap ini ditandai adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak
sistem pencernaan semakin berat dan perasaan ketakutan dan kecemasan semakin
meningkat.
f. Tahap keenam
Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang mengalami panik dan
perasaan takut mati dengan ditemukan gejala seperti detak jantung semakin keras,
Stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres ringan
umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa, ketiduran, dikritik, dan
kemacetan. Stres ringan biasanya hanya terjadi dalam beberapa menit atau
beberapa jam. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi
terus menerus.
Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari,
misalnya dari stresor yang dapat menimbulkan stres sedang adalah kesepakatan
yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan, mengharapkan pekerjaan baru,
dan anggota keluarga yang pergi dalam waktu yang lama (Rasmun, 2010).
23
misalnya dari stresor yang dapat menimbulkan stres berat adalah hubungan suami
istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang lama
(Rasmun, 2010).
mengalami berbagai macam stressor dari dalam diri dan lingkungan, berupa
dicintai dan keluarga. Hubungan sosial juga menjadi salah satu pengalaman yang
hubungan sosial yang berarti. Paparan stres secara jangka panjang dapat
psikologis lansia. Hal ini kemudia mempengaruhi kualitas hidupnya dan dapat
uji instrumen yang telah baku dan tidak perlu di uji validitasnya lagi. DASS terdiri
(lovibond, 2013).
DASS adalah satu set tiga laporan diri skala yang dirancang untuk
mengukur keadaan emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. Para
DASS dibangun tidak hanya sebagai satu set timbangan untuk mengukur keadaan
(lovibond, 2013).
subskala dari 2-5 item dengan isi yang serupa. Skala Depresi menilai dysphoria,
putus asa, evaluasi hidup, sikap meremehkan diri, kurangnya minat/ keterlibatan,
anhedonia, dan inersia. Skala Kecemasan menilai gairah otonom, efek otot
cemas. Skala Stres sensitif terhadap tingkat kronis non-spesifik gairah. Ini menilai
25
kesulitan santai, gairah saraf, dan menjadi mudah marah/ gelisah, mudah
point keparahan/ skala frekuensi untuk menilai sejauh mana mereka telah
Kegelisahan dan Stres dihitung dengan menjumlahkan skor untuk item yang
tiga kategori yaitu depresi, kecemasan dan stres akan berguna bagi peneliti untuk
yang diteliti. Sebagai pengembangan penting dari DASS itu dilakukan dengan
non-klinis sampel, sangat cocok untuk remaja normal, dewasa dan lanjut usia.
Mengingat kemampuan bahasa yang diperlukan, tidak ada kasus untuk tujuan
komparatif dengan anak-anak berumur dibawah 12 tahun. bahwa batas usia skala
pengukuran DASS adalah remaja normal (usia 17-25 tahun), dewasa (usia 26-55)
lokus gangguan emosional, sebagai bagian dari tugas yang lebih luas dari
penilaian klinis. Fungsi penting dari DASS adalah untuk menilai keparahan gejala
inti dari depresi, kecemasan dan stres. Depresi klinis, orang cemas atau stres juga
dapat memanifestasikan gejala tambahan yang cenderung umum untuk dua atau
ketiga dari kondisi, seperti tidur, nafsu makan, dan gangguan seksual. Gangguan
26
ini akan ditimbulkan oleh pemeriksaan klinis, atau dengan menggunakan cek
Tidak ada atau tidak pernah, 1: Sesuai dengan yang dialami sampai tingkat
tertentu, atau kadang-kadang, 2: Sering dan 3: Sangat sesuai dengan yang dialami,