Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
a. Pendekatan kepartaian:
Pendekatan ini timbul sebagai akibat yang tidak memuaskan dari pendekatan daya guna yang
kurang memperhatikan faktor hubungan antar manusia dalam administrasi. Sebagai bagian dari
gerakan manajemen ilmiah, administrasi kepegawaian tidak luput dari kritik-kritik antara lain
dalam mencapai daya guna terlalu menitikberatkan pada barang-barang mati, penekanan pada
prosedur-prosedur, bahan-bahan, bentuk-bentuk dan mengabaikan barang-barang hidupnya,
yakni manusia-manusianya. Dengan pendekatan hubungan antar manusia ini tidak berarti
bahwa faktor kecakapan ditinggalkan. Hanya pada pendekatan ini perhatian lebih banyak
dicurahkan kepada faktor hubungan antar manusia.
1. Penentuan yurisdiksi
2. Pengusahaan tenaga kerja
3. Pengujian pelamar-pelamar dan pengembangan daftar dari calon-calon yang lulus
dalam ujian
4. Pengurusan sistem sertifikasi dan penggunaan dari daftar calon-calon yang lulus ujian,
pengurusan masa percobaan dan prosedur-prosedur penempatan kembali dalam
jabatan-jabatan lama
5. Pembuatan standar-standar untuk penggolongan tugas-tugas jabatan
6. Pengurusan daftar-daftar pembayaran
7. Penentuan kebijaksanaan yang luas dan prosedur yang distandarisasi tentang hal-hal
seperti masa percobaan, pemindahan dan kenaikan pangkat, kehadiran dan cuti,
tingkah laku dan disiplin, pemberhentian dan keluhan-keluhan
8. Pengembangan petunjuk dan informasi serta mendorong praktik yang terbaik dalam
pengawasan, program-program, kesehatan dan keamanan, penilaian prestasi kerja,
lingkungan kerja, rekreasi, dan latihan jabatan.
9. Penyelenggaraan riset kepegawaian
10. Penyelenggaraan latihan jabatan
11. Pelaksanaan sistem pemensiunan pegawai
12. Pemeliharaan rencana yang membangun mengenai hubungan masyarakat
13. Pemberian saran-saran mengenai manajemen kepegawaian dan perbaikan
kebijaksanaan secara berkala kepada pimpinan atasan
Menurut Prof. Dr. R Arifin Abdulrachman, Administrasi kepegawaian negara adalah salah satu
cabang dari administrasi negara yang berkaitan dengan segala persoalan mengenai pegawai-
pegawai negara (1960:5). Selanjutnya kegiatan-kegiatan administrasi kepegawaian negara
meliputi :
Paul Pigors dan Charles A. Myers serta Thomas G Spates berpendapat bahwa administrasi
kepegawaian adalah suatu tata cara atau prosedur tentang cara-cara mengorganisasi dan
memperlakukan orang yang bekerja sedemikian rupa sehingga mereka masing-masing
mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya dari kemampuannya, jadi memperoleh efisiensi
yang maksimum untuk dirinya sendiri dan golongannya. Disamping itu untuk perusahaan, di
mana mereka merupakan bagian yang menentukan keuntungan yang bersifat kompetitif dan
hasil yang optimum (1961:12)
Kalau kita perhatikan rumusan di atas, nampak bahwa perumusan tersebut ditekankan pada
dua hal, yakni:
1. Administrasi kepegawaian didasarkan atas suatu tata cara, dari mana diperoleh sudut
pandangan dan teknik-teknik mengawasi orang-orang yang sedang bekerja.
2. Administrasi kepegawaian yang baik membantu individu untuk bekerja dengan sebaik-
baiknya dan tidak hanya untuk mendapatkan kepuasan individu yang maksimum dari
pekerjaannya, tetapi juga kepuasan sebagai bagian dari suatu kelompok pekerjaan.
Dalam perumusan ini anggapan bahwa jika orang-orang diperlakukan sebagai individu yang
mempunyai tanggung jawab dan juga sebagai anggota kelompok yang bekerja sama, maka
mereka akan memberikan kontra prestasi dengan jalan melaksanakan pekerjaan sebaik-
baiknya untuk organisasi, di mana mereka merupakan bagian yang penting. Hal ini
menunjukkan bahwa demokrasi adalah lebih kuat dan lebih efektif dari pada paham otoriter dan
bahwa baik dalam organisasi perusahaan maupun pemerintahan pegawai-pegawai akan lebih
berbahagia dan akan bekerja lebih efektif dari pada jika mereka selalu disodori dengan aturan-
aturan (ditekankan pada pekerjaan, tidak bebas bekerja).
Menurut Lawrence A. Appley, manajemen dan administrasi kepegawaian adalah satu dan tidak
dapat dibedakan satu sama lain. Administrasi kepegawaian mula-mula menjadi bagian dari
manajemen ilmiah, terutama dalam hubungannya dengan employment, ujian, penempatan,
penentuan upah dan penilaian hasil kerja. Manajemen yang baik berarti memperoleh hasil yang
efektif melalui orang-orang. Manajer yang berhasil mendapatkan orang-orang untuk diajak
bekerja sama, bukan karena ia mempunyai kekuasaan terhadap mereka dan dapat
memerintahkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dikehendakinya, akan tetapi karena ia
merupakan seorang pemimpin yang dicintai oleh orang-orang bawahannya, sehingga orang-
orang ini suka bekerja dengan giat dan sebaik-baiknya. Mendapatkan kerja sama yang ikhlas
dari bawahan merupakan persoalan manajemen.
Manajemen memberikan instruksi-instruksi yang jelas dan latihan-latihan yang efektif, sehingga
orang-orang tersebut mengetahui dan cakap serta terampil mengerjakan apa yang diharapkan.
Manajemen mengawasi hasil-hasil pekerjaan dari orang-orang bawahan secara terus menerus
dan memberitahukan bagaimana sebaiknya mereka harus bekerja. Manajemen harus terus
menerus berusha mencapai hasil pekerjaan yang lebih baik, dengan jalan mendorong,
mengajak, memberi semangat dan motivasi. Dari uraian ini jelaslah bahwa manajemen
kepegawaian sesungguhnya sama dengan administrasi kepegawaian (1961:6)
1. Klasifikasi- yurisdiksi
2. Klasifikasi kewajiban
3. Penarikan tenaga kerja
4. Seleksi dan sertifikasi(3)
5. Percobaan
6. Penilaian kecakapan pegawai
7. Pemindahan
8. Kenaikan pangkat
9. Penempatan kembali dalam jabatan lama
10. Latihan dan pendidikan
11. Kehadiran , absensi
12. Pengeluaran pegawai
13. Disipilin
14. Pengajuan keberatan
15. Kompensasi, imbalan jasa(4)
16. Pemeriksaan daftar pembayaran/gaji
17. Pensiun
18. Keluhan dan saran
19. Kesehatan, rekreasi dan kesejahteraan
20. Lingkungan kerja
21. Kerjasama pegawai
22. Kerjasama pegawai- atasan
23. Peraturan dan ketentuan
24. Penyelidikan atas pelaksanaan undang-undang
25. Riset
26. Hubungan masyarakat.