Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kata P engantar
L aporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun Anggaran 2016
disusun sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan dan RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar merupakan
pertanggungjawaban Kepala Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar kepada Sekretaris Jenderal
Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sepanjang tahun 2016
sesuai dengan penetapan kinerja yang telah ditetapkan.
Laporan ini menggambarkan hasil pelaksanaan kegiatan yang mengacu pada Permenkes Nomor
2351/Menkes/Per/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Nomor
530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan.
Melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja ini juga diharapkan dapat mengkomunikasikan hal-hal riil dan obyektif
dari pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar terkait dengan DIPA Tahun
2016, maupun pengelolaan sumber daya yang ada dan dalam wewenangnya yang pada akhirnya dapat menjadi
bahan masukan untuk penyusunan LAKIP dan penyempurnaan serta pembinaan selanjutnya dilingkungan
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses
penyusunan laporan ini. Selanjutnya kami harapkan masukan serta umpan balik dari semua pihak demi
peningkatan kinerja BPFK Makassar di masa mendatang.
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
IHKTISAR EKSEKUTIF ................................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG . .......................... 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN ..... ....................................... 2
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI . ....................... 2
D. ORGANISASI DAN TATA LAKSANA . .............. 3
E. SUMBER DAYA ................................................................................................... 4
F. HAMBATAN DAN KENDALA ................................................................................ 8
G. SISTIMATIKA PENULISAN..... .................................... 8
BAB II : PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA KERJA TAHUNAN ............................................................................... 10
B. PENETAPAN KINERJA ......................................................................................... 13
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ......................................................................... 16
B. REALISASI ANGGARAN ........................................................................................ 20
BAB IV : PENUTUP ....................................................................................................................... 25
LAMPIRAN
Lampiran 1: Rencana Kinerja Tahunan
Lampiran 2: Kontrak Kinerja
Lampiran 3: Penetapan Kinerja
Ikhtisar Eksekutif
L aporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun Anggaran 2016
memuat gambaran secara garis besar tentang tugas pokok dan fungsi serta pelaksanan kegiatan
tahun 2016 dalam mendukung Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan dan Program
Penerapan Kepemerintahan Yang Baik. Selain itu Laporan kinerja ini juga merupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada BPFK Makassar atas penggunaan anggaran.
Secara umum untuk tahun 2016 realisasi pencapaian target untuk masing-masing indikator kinerja rata-
rata mencapai 100% bahkan sejumlah indikator terutama yang terkait dengan pelayanan pengujian dan kalibrasi
pencapaiannya melebihi target yang telah ditetapkan antara lain: Peningkatan PNBP, Jumlah Fasyankes yang
dilayani, Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi, dan Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya. Namun
demikian masih terdapat indikator yang pencapainnya belum sesuai target yaitu Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai
jadwal dan Terlaksananya MOU dengan Fasyankes. Untuk kedua indikator ini, tidak tercapainya target lebih
banyak dipengaruhi oleh kendala terbatasnya SDM serta Alat Uji dan Kalibrasi yang menyebabkan layanan
terhadap sejumlah fasyankes mengalami keterlambatan.
Dari segi keuangan, alokasi anggaran yang tersedia dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp18.267.576.000,- dengan
realisasi pada Tahun 2016 sebesar Rp15.410.620.631,- atau sebesar 84,36%. Sementara untuk Penerimaan
Negara Bukan Pajak terealisasi sebesar Rp. 3.746.318.973,- atau sebesar 150% dari target sebesar Rp.
2.500.000.000,-.
Adapun hambatan yang ditemui dalam proses pencapaian kinerja secara umum masih lebih didominasi
oleh adanya keterbatasan SDM dan peralatan yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran pelayanan dan
roda organisasi BPFK Makassar.
BAB I P ENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
P
embangunan kesehatan pada dasarnya menjalankan amanat UUD 1945 yang
merupakan kehendak dari seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan kesehatan
dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.
Tercapainya tujuan pembangunan nasional merupakan tanggung jawab dan kehendak seluruh rakyat
Indonesia. Dalam menghadapi makin ketatnya persaingan bebas pada era global, upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia harus dilakukan. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas
sumberdaya tersebut adalah kesehatan. Dengan adanya perubahan paradigma dalam pembangunan
kesehatan yang dikenal dengan paradigma sehat serta kebijakan pembangunan yang berwawasan
kesehatan maka hal tersebut di atas diharapkan dapat diwujudkan.
Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi dimana masyarakat Indonesia
menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang
dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk
gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan prilaku yang tidak mendukung untuk hidup
sehat.
Kementerian Kesehatan harus mampu sebagai penggerak dan fasilitator pembangunan kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat termasuk swasta, untuk membuat rakyat sehat, baik
fisik, sosial, maupun mental/jiwanya.
Untuk mewujudkan keadaan tersebut investasi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan telah
banyak dilakukan, dengan berbagai persyaratan diantaranya persyaratan mutu, keselamatan dan
kemanfaatan.
BPFK Makassar sebagai salah satu UPT Vertikal Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan yang ada
di Indonesia Bagian Timur yang melakukan Kalibrasi, Pengujian Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan
bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik pemerintah maupun swasta. Dalam melaksanakan kegiatan Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar mengacu kepada tujuan Kementerian Kesehatan yaitu untuk
meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Guna mendukung terwujudnya tujuan Kementerian Kesehatan, perlu tersedianya sarana, prasarana
dan peralatan kesehatan yang bermutu, aman bagi petugas, masyarakat dan sarana pelayanan, melalui
kalibrasi, pengujian dan proteksi radiasi.
Tujuan penyusunan Lakip BPFK Makassar Tahun 2016 adalah untuk mempertanggung jawabkan
keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi BPFK Makassar dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara priodik.
Laporan memuat pencapaian kinerja selama Tahun Anggaran 2016 yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tercantum dalam Daftar Isian Pelaksanaan Kegiatan (DIPA)
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar.
Selain tersebut di atas, penyusunan Laporan Akuntabilitas ini juga disusun berdasarkan Penetapan
Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar tahun 2016 yang telah ditetapkan, Penetapan
kinerja tersebut didalam tahun berjalan mengalami perubahan dengan adanya revisi DIPA.
d. Kepala Instalasi
Kepala Instalasi mempunyai tugas mengkoordinasikan dan bertanggung jawab pada penyelenggaraan
kegiatan dan fasilitas pelayanan pada Instalasi.
Selain dari Subbag, Seksi, Instalasi dan Kelompok Jabatan Fungsional tersebut di atas terdapat juga
Unit Pelaksana Fungsional Pengamanan Fasilitas Kesehatan (UPFPFK) di Papua yang melayani wilayah
Propinsi Papua dan Papua Barat sesuai Surat Keputusan Kepala Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan
Kesehatan Departemen Kesehatan Nomor : OT.01.01.XII.500.2007 tentang Penetapan Unit Fungsional Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan. UPFPFK Papua mempunyai tugas melaksanakan pengamanan fasilitas
kesehatan pada peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi di lingkungan
pemerintah dan swasta di kedua wilayah propinsi tersebut. BPFK Makassar ditunjuk selaku pemangku UPF-
PFK Papua, Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan yang bertugas melaksanakan pengamanan fasilitas
kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi
radiasi dilingkungan pemerintah maupun swasta.
E. SUMBER DAYA
Jan- Des-
Uraian Tambah Kurang
16 16
A. Menurut Jabatan BPFK Makassar
1. Struktural 4 0 0 4
a. Eselon III 1 0 0 1
b. Eselon IV 3 0 0 3
2. Fungsional 56 0 0 56
a. Fungsional Teknis 28 0 0 28
b. Fungsional Umum 28 0 0 28
3. Honorer 23 0 0 23
a. Honor Non PNS 0 0 0 0
b. Penyuluh Non PNS 8 0 0 8
c. Peramu 3 0 0 3
d. Satpam 6 0 0 6
e. Pengemudi 2 0 0 2
f. Cleaning 4 0 0 4
Jumlah 83 0 0 83
UPF-PFK Jayapura
1. Struktural 0 0 0 0
a. Eselon III 0 0 0 0
b. Eselon IV 0 0 0 0
2. Fungsional 10 0 0 10
a. Fungsional Teknis 0 0 0 0
b. Fungsional Umum 10 0 0 10
3. Honorer 3 0 0 3
a. Tenaga Bantu 1 0 0 1
b. Satpam 1 0 0 1
c. Cleaning 1 0 0 1
Jumlah 13 0 0 13
TOTAL JUMLAH 96 0 0 96
B. Menurut Golongan BPFK Makassar
Gol IV 1 0 0 1
Gol III 46 0 0 46
Gol II 13 0 0 13
Jumlah 60 0 0 60
UPF-PFK Jayapura
Gol IV 0 0 0 0
Gol III 2 0 0 2
Jan- Des-
Uraian Tambah Kurang
16 16
Gol II 8 0 0 8
Jumlah 10 0 0 10
TOTAL JUMLAH 70 0 0 70
C. Menurut Pendidikan BPFK Makassar
1. PNS 60 0 0 60
a. S2 5 0 0 5
b. S1 39 0 0 39
c. D.IV 3 0 0 3
d. D.III 12 0 0 12
e. SMA 1 0 0 1
2. Honorer 23 0 0 23
a. S1 5 0 0 5
b. D.III 3 0 0 3
c. SMA 13 0 0 13
d. SMP 2 0 0 2
Jumlah 83 0 0 83
UPF-PFK Jayapura
1. PNS 10 4 0 10
a. S1 2 1 0 2
b. D.III 8 3 0 8
2. Honorer 3 0 1 3
a. S1 0 0 1 0
b. D.III 1 0 0 1
c. SMA 2 0 0 2
d. SMP 0 0 0 0
Jumlah 13 4 1 13
TOTAL JUMLAH 96 4 3 96
Berdasarkan DIPA Tahun Anggaran 2016 BPFK Makassar memperoleh sumber daya
anggaran sebesar Rp.18.267.576.000,- yang bersumber dari Rupiah Murni dan
PNBP. Dari total anggaran tersebut, sebanyak Rp.16.121.575.000,- bersumber dari
Rupiah Murni dan sisanya sebesar Rp.2.146.001.000,- bersumber dari PNBP.Adapun target
Penerimaan PNBP untuk tahun 2016 adalah sebesar Rp2.500.000.000,-..
No Uraian Anggaran
1 Pendapatan Negara dan Hibah 2.500.000.000
- Penerimaan Negara Bukan Pajak 2.500.000.000
2 Realisasi Belanja Negara 18.267.576.000
- Belanja Rupiah Murni 16.121.575.000
- Belanja PNBP 2.146.001.000
Dari segi sumber daya sarana dan prasarana, Posisi Neraca Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar pada periode per 31 Desember
2016 terdiri dari Aset, Kewajiban dan Ekuitas Dana. Adapun Komposisi Neraca per 31 Desember 2016
adalah sebagai berikut:
31 Desember
Uraian 1 Januari 2016
2016
ASET
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Penerima 88.830.000 10.500.000
Piutang PNBP 523.570.000 367.715.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Pendek -2.617.850 -1.838.575
Persediaan 48.488.200 52.233.000
Jumlah Aset Lancar 658.270.350 428.609.425
ASET TETAP
Tanah 2.592.000.000 2.592.000.000
Peralatan dan Mesin 34.899.181.717 28.849.690.617
Gedung dan Bangunan 8.550.604.200 8.079.733.200
Jalan, Irigasi dan Jaringan 305.701.250 361.315.000
Aset Tetap Lainnya 10.691.120 8.930.000
-
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap -21.109.138.749
18.397.631.825
Jumlah Aset Tetap 25.249.039.538 21.494.036.992
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud 95.055.000 41.305.000
Aset Lain-lain 0 256.481.000
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya -41.305.000 -255.631.000
Jumlah Aset Lainnya 53.750.000 42.155.000
JUMLAH ASET 25.961.059.888 21.964.801.417
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Kepada Pihak Ketiga 4.913.100 8.328.600
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 4.913.100 8.328.600
JUMLAH KEWAJIBAN 4.913.100 8.328.600
EKUITAS
Ekuitas 25.956.146.788 21.956.472.817
JUMLAH EKUITAS 25.956.146.788 21.956.472.817
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 25.961.059.888 21.964.801.417
Jumlah Aset per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 25.961.059.888,- terdiri dari Aset Lancar sebesar
Rp. 658.270.350,- dan Aset Tetap sebesar Rp. 25.249.039.538,- serta Aset Lainnya sebesar Rp.
53.750.000,-. Adapun Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 4.913.100,- yang
merupakan kewajiban jangka pendek. Jumlah ekuitas dana per 31 Desember 2016 sebesar Rp.
25.961.059.888,-
B. BMN EKSTRAKOMPTABEL
Posisi Awal (01 Januari 2016) Rp. 50.682.255
Penambahan Rp. 1.193.900
Pengurangan Rp. 12.571.226
Posisi Akhir (31 Desember 2016) Rp. 39.304.929
1. Luas wilayah BPFK Makassar yang terdiri dari pulau-pulau (Propinsi Sulsel, Sulteng,
Sulbar, Sultra, Sulut, Gorontalo, Maluku,
Maluku Utara, Papua dan Papua Barat)
sehingga kunjungan dan jangkauan
pelayanan sangatlah terkendala oleh
ketersediaan transportasi kepulauan atau Ket. Gambar: Wilayah Kerja BPFK
tdk tersedianya jalur transportasi dari Makassar
2. Untuk memenuhi layanan ke RS, Puskesmas, Klinik/RS/RSB dan RS Khusus serta Balai-Balai
dalam wilayah Indonesia Bagian Timur memerlukan biaya yang sangat besar untuk itu demi
efisiensi dan efektif layanan kami mengusulkan agar pengfungsian UPF PFK Papua dapat segera
direalisasikan juga dapat menambah UPF PFK di Ambon untuk wilayah Maluku dan Maluku Utara.
3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia pada BPFK Makassar. Dimana jika dilihat dari Peta Jabatan
BPFK Makassar masih membutuhkan minimal 10 orang tenaga teknis.
4. Masih terbatasnya kemampuan alat kalibrasi/pengujian yang dimiliki BPFK Makassar untuk
memenuhi kebutuhan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, sampai saat ini BPFK Makassar masih
memiliki kemampuan 91 jenis alat dari 125 alat yang wajib dikalibrasi sesuai permenkes
363/MENKES/PER/IV/1998.
5. Masih terbatasnya kompetensi SDM di BPFK Makassar sehingga perlu adanya Peningkatan SDM
secara berkesinambungan mengingat perkembangan teknologi alat kesehatan sangatlah pesat saat
ini.
6. Terbatasnya referensi pendukung dalam rangka meingkatkan jenis kemampuan terutama dalam hal
metode dan alat ukur standar yang dibutuhkan.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB IV Penutup
Menguraikan Simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang
akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Form Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
2. Pernyataan Penetapan Kinerja
3. Form Penetapan Kinerja
Secara singkat dapat digambarkan sasaran strategis dan sasaran program/kegiatan yang ingin
dicapai selama kurun waktu 5 tahun sebagai berikut.
SASARAN, INDIKATOR, OUPUT, dan TARGET BPFK MAKASSAR TAHUN 2015 2019
SASARAN BASE
NO PERSPEKTIF KPI SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019
STRATEGIS LINE
SASARAN BASE
NO PERSPEKTIF KPI SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019
STRATEGIS LINE
b. Sasaran
pengembangan organisasi BPFK Makassar melalui penetapan UPFPFK Papua menjadi satker
untuk wilayah Propinsi Papua dan Papua Barat.
Dalam mencapai tujuan dan sasaran tentunya akan dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal organisasi. BPFK sebagai UPT Kemenkes selaku Laboratorium Kalibrasi,
Pengujian dan Proteksi Radiasi pada sarana pelayanan dalam keberhasilannya sangat
dipengaruhi oleh tingkat partisipasi dari seluruh pelaku pembangunan bidang kesehatan baik
yang ada dilingkungan pemerintah maupun diluar pemerintah.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran :
a. Partisipasi: Partisipasi para pengelola sarana pelayanan kesehatan dalam rangka
Kalibrasi, Pengujian serta Proteksi Radiasi sarana, prasarana dan alat kesehatan secara
berkala sesuai amanat Undang-Undang No. 44 tentang Rumah Sakit sangat diperlukan.
b. Sumber Daya Manusia BPFK Makassar: Berdasarkan tugas pokok dan fungsi BPFK
Makassar haruslah memiliki sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
pengetahuan yang cukup serta jumlah SDM, sehingga kualitas alat kesehatan yang
bermutu dan aman dapat tersedia.
c. Dana: BPFK Makassar dalam melakukan kegiatan kalibrasi, pengujian dan proteksi
radiasi pada sarana pelayanan yang ada di wilayah Indonesia Bagian Timur (10 Propinsi)
memerlukan biaya cukup besar mengingat geografi wilayah kerja BPFK Makassar terdiri
dari Pulau-pulau.
d. Kemampuan Kalibrasi BPFK Makassar: dalam melakukan kalibrasi dan pengujian
sarana, prasarana dan alat kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan diperlukan alat
kalibrasi yang lengkap untuk memenuhi permintaan kalibrasi dan pengujian dari sarana
pelayanan kesehatan yang semakin banyak jumlah dan jenisnya.
e. Akreditasi Laboratorium: untuk mengantisipasi persaingan global dan memberikan
tingkat kepercayaan dan menjamin mutu pelayanan Kalibrasi dan Pengujian kepada
sarana pelayanan maka BPFK Makassar akan selalu berupaya meningkatkan
laboratorium agar dapat terakareditasi oleh lembaga akreditasi atau KAN.
B. PENETAPAN KINERJA
a. Perjanjian Kinerja
1. Kebijakan
wilayah kerja BPFK Makassar serta seluruh stake holder yang bertujuan agar pelaksanaan
kalibrasi pada sarana pelayanan (RSUP/RSUD, RB, RSB. LABORATORIUM, KLINIK,
BALAI, dan PUSKESMAS/PUSTU) milik pemerintah dan swasta dapat lebih ditingkatkan,
selain itu BPFK Makassar akan meningkatkan kerja sama dengan Dinkes Propinsi Papua
serta Pihak Pemprov Papua dalam rangka pengembangan UPFPFK Papua agar dapat
menjadi satuan kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Papua untuk wilayah Papua
dan Papua Barat.
b. Untuk menjamin ketersediaan layanan Kalibrasi dan Pengujian yang bermutu baik berupa
layanan teknis Kalibrasi dan Pengujian maka BPFK Makassar senantiasa melakukan
peningkatan Laboratorium yang dimiliki melalui standar-standar nasional maupun
internasional dengan memperoleh Akreditasi KAN-ISO 17025, sedangkan untuk layanan
Administrasi BPFK memperoleh Akreditasi dari Badan Akreditasi TUV-ISO-9001:2008.
c. Melakukan Interkomparasi antar Laboratorium Kalibrasi dan Pengujian milik Pemerintah dan
Swasta yang telah diakui baik secara nasional dan internasional.
2. Program.
Pembinaan Upaya Kesehatan
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Pelayanan
Kesehatan.
a. Peningkatan PNBP
b. Tingkat Kepuasan Pelanggan
c. Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai jadwal
d. Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai jadwal
e. Komplain yang ditindaklanjuti
f. Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Permenkes
g. Jumlah Fasyankes yang dilayani
h. Tingkat Produktifitas Alat yang dikalibrasi
i. Pekerja radiasi yang termonitor radiasinya
j. Ruang Lingkup yg Tersertifikasi ISO : 17025
k. Jenis Akreditasi KAN
l. Temuan yang ditindaklanjuti
Realisasi
NO PERSPEKTIF SASARAN STRATEGIS KPI Target 2016
2016
Organisasi Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Standar Sesuai Jadwal 25% 34,84%
Terwujudnya Peningkatan
Tingkat Keandalan Alat Ukur Standar 78% 86%
Keandalan Sarpras
Terpenuhinya Kebutuhan Alat Ukur Standar 63% 63%
Terwujudnya Sistem IT Terpenuhinya Kebutuhan Sistem IT 40% 40%
Dari tabel di atas dapat terlihat pencapaian-pencapaian BPFK Makassar dalam tahun 2016 dimana hampir
seluruh target kinerja dapat tercapai bahkan terlampaui melebihi target yang telah ditetapkan.
Jika dibandingkan realisasi tahun 2016 dengan periode tahun 2015 juga mengalami peningkatan, secara
keseluruhan terget kinerja dapat dicapai bahkan melampaui dari terget dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Dari Aspek Pelayanan Pengujian, Kalibrasi, dan Proteksi Radiasi/Uji Kesesuaian Alat Kesehatan juga
pencapaiannya melebihi seluruh target yang telah ditetapkan. Tahun 2016 BPFK Makassar telah melayani 408
fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan Pengujian, Kalibrasi, dan Proteksi Radiasi/Uji Kesesuaian Alat
Kesehatan. Angka ini melebihi target yaitu sebanyak 350 fasilitas pelayanan kesehatan, dan jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya sebanyak 403 fasyankes, jumlah ini mengalami penurunan sebanyak 5 fasyankes.
Adapun grafik realisasi cakupan pelayanan fasyankes tahun 2012 2016 dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Tabel Realisasi Cakupan Pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2012 2016
NO PROPINSI 2012 2013 2014 2015 2016
1 SULAWESI SELATAN 125 166 127 190 193
2 SULAWESI BARAT 5 6 24 5 6
3 SULAWESI TENGGARA 14 9 9 8 9
4 SULAWESI TENGAH 54 97 113 101 91
5 SULAWESI UTARA 21 13 12 13 10
6 GORONTALO 39 51 34 26 28
7 MALUKU 6 9 8 4 12
8 MALUKU UTARA 10 6 7 9 17
9 PAPUA 9 20 10 15 16
10 PAPUA BARAT 5 17 7 8 10
11 LUAR WILAYAH KERJA 10 5 24 14
JUMLAH 288 404 356 403 408
Tabel Cakupan Fasilitas Palayanan Kesehatan tahun 2012 2016 berdasarkan wilayah
Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi cakupan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dilayani dalam
rangka pengujian dan kalibrasi alat kesehatan mengalami peningkatan dari 403 Faskes pada tahun 2015 menjadi
408 Faskes pada tahun 2016. Adapun realisasi cakupan fasyankes seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2016
juga masih tetap didominasi oleh fasilitas pelayanan kesehatan yang terdapat di wilayah propinsi Sulawesi
Selatan yaitu sebanyak 193 Fasyankes atau 49%. Hal ini tentunya tidak lepas dari kemudahan akses dan jarak
jangkauan dari BPFK Makassar serta besarnya populasi fasyankes yang terdapat di wilayah ini jika dibandingkan
dengan wilayah propinsi lainnya.
Sementara untuk Propinsi Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara merupakan wilayah dengan
cakupan yang cukup minim. Hal ini menegaskan perlunya dukungan dalam rangka penguatan UPF Papua agar
dapat lebih meningkatkan pelayanannya, terutama dalam hal kelembagaan UPF Papua agar didorong untuk
menjadi satker sendiri.
Sementara untuk alat kesehatan yang dikalibrasi/diuji dalam kurun waktu tahun 2016 adalah sebanyak
15.792 alat. Angka ini melebihi target yang ditetapkan yaitu sebanyak 9250 alat atau 152%, dan jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami peningkatan sebanyak 1.367 alat atau 10,77%. Adapun
grafik realisasi pengujian dan kalibrasi alat kesehatan periode tahun 2012 2016 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Grafik Realisasi Pengujian dan Kalibrasi Alt Kesehatan tahun 2012 - 2016
Adapun realisasi pengujian dan kalibrasi alat kesehatan berdasarkan wilayah propinsi dalam kurun waktu
2012 - 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Dari tabel Realisasi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan di atas terlihat tren peningkatan realiasi
Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan dari tahun ke tahun. Berbanding lurus dengan realisasi cakupan
pelayanan kesehatan, untuk realisasi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan juga jika kita melihat jumlah
realisasi berdasarkan wilayah maka Sulawesi Selatan menjadi kontributor terbesar terhadap realisasi Pengujian
dan Kalibrasi Alat Kesehatan. Dari total 15.792 alat kesehatan yang dikalibrasi dalam kurun waktu tahun 2016,
sebanyak 7.443 atau sekitar 53% adalah alat kesehatan yang berada di wilayah propinsi Sulsel. Sementara
untuk Propinsi Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara merupakan wilayah dengan cakupan yang cukup
minim. Dan kondisi ini kembali menegaskan perlunya dukungan dalam rangka penguatan UPF Papua agar dapat
lebih meningkatkan pelayanannya, terutama dalam hal kelembagaan UPF Papua agar didorong untuk menjadi
satker sendiri.
B. REALISASI ANGGARAN
2 BELANJA
Belanja Pegawai 4.248.575.000 3.518.543.612 82,82 2.857.297.258
Belanja Barang 6.934.001.000 5.316.771.019 76,78 4.510.759.993
Belanja Modal 7.085.000.000 6.575.306.000 92,87 5.993.754.500
JUMLAH BELANJA 18.267.576.000 15.410.620.631 84,36 13.361.811.751
Dari tabel di atas terlihat bahwa kontribusi realisasi jenis belanja terbaik dalam hal persentase realisasi adalah
pada belanja Modal dimana dari alokasi anggaran sebesar Rp. 7.085.000.000,- pada tahun 2016, terealisasi
sebesar 92,87% dari anggaran atau sebesar Rp.6.575.306.000,-. Sementara yang terendah penyerapannya dari
segi jenis belanja adalah Belanja Barang dengan realisasi sebesar 76,78% dari Alokasi anggaran sebesar
Rp.6.934.001.000,-
Sementara itu dari sisi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), realisasi pencapaian Pendapatan PNBP
Tahun 2016 adalah sebesar Rp3.746.318.973,- atau sebesar 150% dari target Penerimaan sebesar
Rp.2.500.000.000,-. Perolehan ini meningkat sebesar 9% jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya
yaitu sebesar Rp3.439.090.913, hal ini disebabkan semakin meningkatnya jumlah permintaan dan pelayanan
kalibrasi/pengujian terhadap Sarana Pelayanan KesehatanAdapun grafik realisasi PNBP dari tahun 2012 2016
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Grafik realisasi PNBP dari tahun 2012 2016 (Dalam Juta Rupiah)
Kegiatan-kegiatan yang mendukung pelaksanaan pencapaian kinerja, program kebijakan dan rencana
kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar serta faktor-faktor yang menjadi kendala dalam
pencapaian output-output kegiatan dapat dilihat pada laporan e-monev seperti yang terlampir dalam laporan ini.
BAB IV Penutup
L aporan akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar merupakan
pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi, maupun
pengelolaan sumber daya yang ada dan dalam wewenangnya.
Alokasi anggaran yang tersedia dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan Makassar Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 18.267.576.000,-. Adapun realisasi sampai
dengan akhir Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar Rp. Rp.15.410.620.631,- atau sebesar 84,36%.
Sementara dari segi pelayanan untuk tahun 2016 BPFK Makassar telah melayani 408 fasyankes yang
melakukan Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan dengan realisasi sebanyak 15.792 alat kesehatan. Dalam
kurun waktu 2016 juga BPFK Makassar telah melayani 1000 personil dari IRM yang melakukan pemantauan
dosis perorangan yang berasal dari 174 IRM (Instalasi Radiognostik Medik).
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, dengan berbagai upaya telah dapat melaksanakan
kegiatan-kegiatan berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, namun demikian masih adanya kendala dengan
adanya kegiatan belum terealisasi 100%. Kendala dan kekurangan tersebut akan diperbaiki pada tahun
berikutnya dengan terus melakukan evaluasi terhadap capaian-capain serta kendala-kendalanya demi
peningkatan kinerja satker di masa mendatang.
Lampiran - Lampiran
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
SASARAN BASE
NO PERSPEKTIF KPI SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019
STRATEGIS LINE
Perspektif Terwujudnya
1 Peningkatan PNBP Miliar Rupiah 2,1M 2M 2,5M 3M 3,5M 4M
Financial Efisiensi
Terwujudnya
Perspektif
2 Kepuasan Tingkat Kepuasan Pelanggan Persentase 80 83 85 87 90 92
Stakeholder
Pelanggan
Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi
Persentase 75 80 85 90 95 100
sesuai jadwal
Terwujudnya Penerbitan Sertifikat/LHU sesuai
Pelayanan Prima Persentase 69 72 75 77 80 85
jadwal
Komplain yang ditindaklanjuti Persentase 100 100 100 100 100 100
Jenis Pelayanan Kalibrasi sesuai Jenis
58 60 63 65 67 70
Permenkes Pelayanan
Terwujudnya Jml
Jumlah Fasyankes yang dilayani 240 300 350 400 450 500
Peningkatan Fasyankes
Cakupan Tingkat Produktifitas Alat yang
Jml Alat 8550 9000 9250 9500 9750 10000
Pelayanan dikalibrasi
Perspektif Pekerja radiasi yang termonitor
3 Proses Bisnis Jml Petugas 581 600 650 700 750 800
radiasinya
Internal
Ruang Lingkup yg Tersertifikasi Jml Ruang
11 14 15 16 18 20
Terwujudnya ISO : 17025 Lingkup
Standardisasi Jenis
Jenis Akreditasi KAN 2 2 2 2 2 2
Laboratorium Akreditasi
Temuan yang ditindaklanjuti Persentase 100 100 100 100 100 100
Terwujudnya
Terlaksananya MOU dengan
Jejaring dan Jml MOU 3 5 7 10 12 15
Fasyankes
Kemitraan
Terwujudnya
Keamanan Tingkat Kelaikan Alkes Persentase 97 97 97 98 98 98
Fasilitas Kesehatan
Terwujudnya Terlaksananya Budaya Kerja
Persentase 83 84 85 86 87 88
Budaya Kerja oleh seluruh Pegawai
Terwujudnya
Peningkatan Kompetensi Staff Persentase 50 51 52 53 54 55
Perspektif Kompetensi
Pengembang Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur
4 an Personil Persentase 15 20 25 30 35 40
Standar Sesuai Jadwal
dan Terwujudnya
Organisasi Peningkatan Tingkat Keandalan Alat Ukur
Keandalan Sarpras Standar Persentase 70 75 78 80 83 85
Terpenuhinya Kebutuhan Alat
Persentase 58 60 63 65 67 70
Ukur Standar
Terwujudnya Terpenuhinya Kebutuhan Sistem
Persentase 5 20 40 60 80 100
Sistem IT IT
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
BPFKmakassar
CAPTURED
Lampiran-lampiran
Peran serta dala kegiatan instansi terkait
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2 0 16
BPFKmakassa r
Surveilan KAN
Siraman Rohani
Lampiran-lampiran