Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengendalian intern yang berlaku dalam entitas merupakan faktor yang menentukan
keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Oleh karena itu, sebelum auditor
melaksanakan audit secara mendalam atas informasi yang tercantum dalam laporan
keuangan. Standar pekerjaan lapangan kedua mengharuskan auditor memahami
pengendalian intern yang berlaku dalam entitas. Dalam memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan yang diauditnya. Auditor meletakkan kepercayaan atas
efektivitas pengendalian intern dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam
proses akuntansi.
Sebelumnya istilah yang dipakai untuk pengendalian intern adalah sistem pengendalian
intern. Sistem pengawasan intern dan struktur pengawasan intern dan struktur
pengendalian intern mulai tahun 2001 istilah resmi yang digunakan IAI (Ikatan Akuntansi
Indonesia) adalah pengendalian intern.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Auditor wajib memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal yang relevan dengan
audit. Meskipun kebanyakan pengendalian yang relevan dengan audit pada umumnya
berkaitan dengan pelaporan keuangan, tidak semua pengendalian yang berkaitan dengan
pelaporan keuangan adalah relevan dengan audit. Pertimbangan professional auditor
menentukan apakah pengendalian, secara individual atau gabungan dengan pengendalian
lain, memang relevan dengan audit.
Selayang Pandang
Pengendalian internal adalah proses, kebijakan, dan prosedur yang dirancang oleh
manajemen untuk memastikan pelaporan keuangan yang andal dan pembuatan laporan
keuangan sesuai kerangka akuntansi yang berlaku.
Mengenai risiko residual (residual risk); risiko residual adalah risiko bawaan (inherent
risk) dan risiko pengendalian (control risk)
Risiko bawaan (inherent risks) yang merupakan risiko bisnis (business risks) maupun risiko
kecurangan (fraud risks) diidentifikasi dalam tahap identifikasi dan penilaian risiko.
Manajemen menanggulangi risiko ini dengan merancang mengimplementasi pengendalian
intern yang akan menurunkan risiko ini ke tingkat rendah yang dapat diterima (acceptably
low level)
Butir Pertimbangan
Satu-satunya tujuan pengendalian ialah untuk menanggulangi risiko (to mitigate risk).
Pengendalian tanpa risiko yang harus ditanggulangi, adalah kesia-sian. Risiko harus ada
terlebih dulu, sebelum risiko itu di tanggulangi dengan pengendalian manajemen. Namun,
ada auditor yang mengabaikan hal ini.
Spesifik
Pengendalian transaksional adalah pengendalian atau proses yang spesifik dirancang agar :
2. catatan pembukuan dibuat cukup rinci untuk mencerminkan secara benar dan wajar
semua transaksi dan pengguna asset.
3. Penerimaan dan pengeluaran hanya dibuat jika ada persetujuan manajemen, dan;
4. Akuisisi/pembelian, penggunaan, atau penghapusan asset dicegah atau terdeteksi
dengan cepat.
1. Control Environment
2. Risk Assessment
3. Information Sistem
4. Control Activities
5. Monitoring
Pengendalian internal pada entitas kecil tidak berpusat pada pengendalian spesifik atau
transaksi. Mengevaluasi control environment sangat berbeda dari kegiatan pengendalian
yang tradisional (traditional control activities), karena menyangkut penilaian atas perilaku,
sikap, kompetensi, dan tindakan manajemen. Penilaian terhadap hal-hal tersebut
didokumentasikan dalam memo atau dengan kuesioner.
Hal-hal lain menimbulkan tanda tanya mengenai apakah audit seharusnya dijalankan seperti
berikut.
2. Kekhawatiran mengenai kondisi dan keandalan catatan entitas yang membuat auditor
tidak mungkin memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk memberikan pendapat
wajar tanpa perkecualian.
Tidak semua pengendalian relevan bagi audit itu. Auditor hanya perlu memperhatikan
pemahaman dan evaluasi atas pengendalian yang memitigasi risio salah saji material dalam
laporan keuangan (karena kecurangan atau kesalahan). Ini berarti,
2. Sekalipun tidak ada, kemungkinan terjadinya salah saji material dalam laporan
keuangan sangat kecil.
Pada langkah ini diidentifikasi kemudaian menilai faktor risiko yang signifikan dan faktor lain
yang ada. Kalau tidak, evaluasi atas pengendalian internal dilakukan tanpa memahami risiko
apa yang harus diintimigasi atau di tanggulangi dengan pengendalian internal.
Daftar faktor risiko berdasarkan proses bisnis tidak wajib dibuat. Namun, jika sudah dibuat
mengakibatkan salah saji yang material, sekalipun tidak di intimidasi sama sekali.
Pengendalian yang menanggulangi risiko ini, tidak akan relevan bagi audit ini.
Dalam mengevaluasi apakah suatu pengendalian sudah dirancang dengn tepat oleh
manajemen, auditor menilai apakah suatu pengendalian yang diidentifikasi (secara sendiri-
sendiri atau di kombinasikan dengan pengendalian lainya) benar-benar akan menangkal
atau memitigasi faktor risiko. Ini berarti, manajemen harus memperhatikan apakah
pengendalian itu efektif untuk :
Disarankan evaluasi atas rancangan dari suatu pengendalian di mulai dengan pengendalian
pervasif (pervasive controls). Pada tahap ini para auditor memnadang perlu
untukmemperoleh informasi, terutama yang dibuat oleh entitas tersebut, yang menjelaskan
proses bisnis, arus dokumen di dalam entitas, dan di mana pengendalian itu berada.
Ada dua cara yang lazimnya digunakan untuk menyndingkan pengendalian internal dengan
faktor risiko atau tujuan pengendalianya yang di rancang untu mrnilai risiko.
Dalam pendekatan satu risiko banyak pengendalian ini, etiap faktor risiko di
pertimbangkan satu per satu. Semua pengendalian yang menangani faktor risiko tersebut,
diidentifikasi. Pendekatan ini sangat bermanfaat khususnya dalam memetakan atau
menyandingkan faktor risiko pervasif pada tingkat entitas beserta pengendalianya.
Pendekatan ini sering digunakan untuk memetakan semua jenis pengendalian transaksional.
Namun,satu pengendalian tranaksional seringkali dapat menangani lebih dari satu risiko.
Karenanya, satu pengendalian di tampilkan berulang_ulang dalam pendekatan ini.
Untuk risiko spesifik dan risiko transional, pendekatan yang paling umum dalam
mengevaluasi rancangan pengendalian, ialah dengan menggunakan apa yang dikenal
sebagai control design matrix atau matriks rancanagan pengendalian matriks ini
memungkinkan auditor secara sekilas dengan cepat dapat melihat :
Pada langkah ini ingin memastikan bahwa pengendalian yang di identifikasi, benar-benar
berfungsi sesuai seperti dirancang.
Sekedar bertanya kepada manajemen tidak cukup untuk mengevaluasi rancangan prosedur
pengendalian internal atau apakah prosedur pengendalian tersebut sudah di implementasi.
Alasanya sederhana, manajemen betul-betul percaya atau berharap bahwa pengendalian
internal memang ada, padahal dalam kenyataanya belum tentu demikian. Dokumen yang
menjelaskan tentang pengendalian, jika pengendalian itu dalam kenyataan tidak ada atau
tidak berfungsi, sama sekali tidak mempunyai nilai untuk audit itu. Itulah sebabnya auditor
perlu mengamati pengendalian yang sedang berjalan.
Prosedur penilaian risiko yang di wajibkan untuk memperoleh bukti audit mengenai
diimplemntasikan pengendalian meliputi :
Menelusuri satu atau beberapa transaksi melalui sistem informasi yang relevan untuk
pelaporan keuangan (walkthrough).
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memberikan informasi tentang beroperasinya
pengendalian yang relevan, yang di identifikasi pada langkah 2. Berapa luas/banyaknya
dokumentasi, di tentukan oleh kearifan profesional auditor.
Menentukan apakah pengendalian itu andal dan berfungsi efektif. Jika demikian dapat
di uji sebagai bagian dari tanggapan audit terhadap risiko yang di nilai.
Auditor dapat menggunakan yang di buat atau didapat dalam audit periode yang lalu. Dalam
hal strategi audit mungkin akan mengandalkan efektifnya pengendalian tertentu ( misalnya
melalui uji pengendalian ) dan terjadi perubahan pengendlian, perlu napak tilas
(walkthourgh) atas transaksi sebelum dan sesudah terjadi perubahan.
Representasi atau pernytaan tertulis tentang pengendalian intern harus diminta dari
manajemen yang mengakui bertanggung jawab untuk mengadakan dan memelihara
pengendalian intern yang menurutnya diperlukan untuk membuat laporan keuangan yang
bebas dari salah saji materilal, yang di sebabkan oleh kealahan atau kecurangan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengendalian internal adalah proses, kebijakan, dan prosedur yang dirancang oleh
manajemen untuk memastikan pelaporan keuangan yang andal dan pembuatan laporan
keuangan sesuai kerangka akuntansi yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA