Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
)
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus
` Abstrak
Salah satu penyebab infeksi adalah bakteri Staphylococcus aureus. Antibakteri telah memberikan kontribusi
yang efektif terhadap kontrol infeksi Staphylococcus aureus. Salah satu tanaman tradisional yang dianggap
memiliki khasiat antibakteri adalah daun sirsak (Annona muricata L.). Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui efektivitas rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) sebagai antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus. Bakteri adalah sel prokariotik dan uniselular. Bakteri Staphylococcus aureus
merupakan salah satu bakteri gram positif dan dapat menyebabkan penyakit diare,nyeri otot, dan penyakit
kulit seperti jerawat, borok dan bisul. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental secara uji
mikrobiologi dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Sampel penelitian adalah daun sirsak
(Annona muricata L.) yang diambil dari daerah Perumnas Mandala - Medan. Uji aktivitas antibakteri
dilakukan menggunakan metode difusi yaitu menggunakan media agar yang telah ditanami bakteri,
kemudian dibuat 5 hole. Empat hole ditetesi larutan uji yaitu rebusan daun sirsak 10%, 20%, 30%, 40% dan
satu hole ditetesi kontrol negatif yaitu aquadest. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, zona hambatan
antibakteri yang memuaskan adalah 14-16 mm. Dari data hasil pengamatan dapat dilihat bahwa rebusan daun
sirsak 10% dan 20% belum dapat dikatakan sebagai antibakteri, tetapi sudah dapat menghambat
pertumbuhan bakteri. Rebusan daun sirsak 30% dan 40% telah dapat dikatakan sebagai antibakteri dengan
masing-masing diameter zona hambatnya 14,8 mm dan 18,5 mm. Kontrol negatif yaitu aquadest ternyata
tidak memiliki efek antibakteri.
263
Jurnal Ilmiah PANNMED Vol. 8 No.. 3 Januari - April 2014
Daun sirsak dibersihkan dari pengotoran, dicuci 6. Setelah steril, angkat dari autoklaf dengan
dengan air bersih mengalir lalu ditiriskan. Iris daun sirsak perlahan-lahan dan hati-hati.
dengan lebar 0,3 cm (3 mm). Keringkan pada suhu kamar, 7. Dinginkan, lalu buka kertas perkamen yang
terlindung dari sinar matahari langsung kemudian daun diikatkan pada Erlenmeyer kemudian tuang
yang sudah kering disimpan di dalam wadah plastik kedalam cawan petri secara aseptis.
Alat yang digunakan autoklaf, batang pengaduk,
cawan petri, erlenmeyer 100 ml, erlenmeyer 75 ml, gelas Media Nutrien Agar (NA)
ukur, incubator, jangka sorong, kain flannel, kapas, kawat Jumlah media yang harus dilarutkan dalam 1 liter
ose, kertas perkamen, labu tentukur, lampu spiritus, aquadest pada etiket adalah 20 g/L. Banyaknya Nutrien
mikroskop, neraca analitik, oven, panci penangas, air Agar yang dibutuhkan untuk 20 ml adalah:
pencetak lubang, pipet volume 1 ml, rak tabung reaksi, 20
20 = 0,4
spidol, tabung reaksi, tali atau benang dan thermometer. 1000
Bahan yang digunakan daun sirsak (Annona muricata L.),
aquadest, Media Muller Hinton Agar (MHA), Media Pembuatan:
Manotol Salt Agar (MSA), Nutrient Agar (NA),larutan 1. Timbang Nutrien Agar sebanyak 0,4 g
NaCl 0,9%, larutan Fuchin, larutan Kristal Violet, larutan 2. Masukkan kedalam erlenmeyer, larutkan
Lugol, Suspensi Mc. Farland dengan aquades sebanyak 20 ml
Pembuatan rebusan daun sirsak adalah 3. Panaskan sampai mendidih
Konsentrasi rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) 4. Angkat, lalu bagi dalam beberapa tabung
yang akan dibuat adalah 10%, 20%, 30%, 40%. (sesuai kebutuhan), tutup dengan kapas,
Untuk rebusan daun sirsak 40% adalah 40 gram daun lapisi dengan kertas perkamen kemudian ikat
sirsak yang kering, kemudian dimasukkan ke dalam panci dengan benang.
dan diberi aquadest sebanyak 100 ml, panaskan di atas 5. Sterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210 C
penangas air sampai suhu 900 C selama 30 menit sambil selam 15 menit. Setelah steril, angkat dari
sesekali diaduk, kemudian serkai dengan menggunakan autoklaf dengan perlahan-lahan dan hati-hati.
kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui 6. Dinginkan, buka kertas perkamen yang
ampas hingga diperoleh volume rebusan 100 ml. a. Untuk diikatkan pada tabung kemudian miringkan
membuat 5 ml rebusan daun sirsak 30%, dibuat dengan tabung yang berisi Nutrien Agar untuk
cara pengenceran dari rebusan daun sirsak 40% yaitu: memperoleh agar miring.
V1 . C1 = V2 . C2 7. Biarkan sampai membeku, setelah itu
V1 . 40% = 5 . 30% lakukan penanaman bakteri dengan
V1 =3,75 ml menggoreskan bakteri secara zig-zag pada
media.
Maka pipet 3,75 ml rebusan daun sirsak 40%, tambahkan
aquadest sampai 5 ml Media Mueller Hilton Agar (MHA)
b. Cara yang sama dengan rebusan daun sisrak 30%, Jumlah media yang harus dilarutkan dalam 1
maka untuk membuat 5 ml rebusan daun sirsak 20%, liter aquadest pada etiket adalah 34 g/L. Banyaknya
diambil sebanyak 2.5 ml. Maka pipet 2,5 ml rebusan MHA yang diperlukan untuk 100 ml adalah:
daun sirsak 40%, tambahkan aquadest sampai 5 ml
100
c. Untuk membuat 5 ml rebusan daun sirsak 10% 34 = 3,4
1000
diambil 1.25 ml.
Pembuatan
Maka pipet 1,25 ml rebusan daun sirsak 40%,
1. Timbang MHA sebanya 3,4 gram
tambahkan aquadest sampai 5 ml
2. Masukkan kedalam erlenmeyer, larutkan
Prosedur Kerja 1. Media Manitol Salt Agar (MSA)
dengan aquadest sebanyak 100 ml
adalah: jumlah media yang harus dilarutkan dalam 1
3. Panaskan sampai mendidih
liter aquadest pada etiket adalah 111 g/L. Banyaknya
4. Angkat dan tutup erlenmeyer dengan kapas,
MSA yang diperlukan untuk 50 ml adalah :
50 lapisi dengan kertas perkamen kemudian ikat
111 = 5,55 dengan benang.
1000
5. Sterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210 C
Pembuatan : selama 15 menit.
1. Timbang MSA sebanyak 5,55 g
2. Masukkan kedalam erlenmeyer, larutkan dengan Larutan NaCl 0,9%
aquadest sebanyak 50 ml Pembuatan:
3. Panaskan sampai mendidih NaCl ditimbang sebanyak 0,9 g lalu dilarutkan
4. Angkat dan tutup Erlenmeyer dengan kapas, lapisi dengan aquadest hingga 100 ml dalam labu tentukur,
dengan kertas perkamen, kemudian ikat dengan kemudian disterilkan dalam autoclave pada suhu 1210 C
benang selama 15 menit.
5. Sterilkan dengan autoklaf pada suhu 1210 C selama
15 menit
264
Jafril Rezi, dkk. Uji Efek Antibakteri ...
Suspensi Standar Mc. Farland Uji Efektivitas Rebusan Daun Sirsak Terhadap
Pembuatan: Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
Campurkan Larutan Asam Sulfat dan Larutan 1. Sterilkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
Barium KLorida kedalam tabung reaksi dan dikocok 2. Buat persediaan inokulum.
homogen. Apabila kekeruhan suspensi bakteri uji sama 3. Pipet 0,1 ml suspensi bakteri dengan konsentrasi
dengan kekeruhan suspense standar Mc. Farland, maka 106 koloni/ml ke dalam 100 ml media MHA
konsentrasi suspensi bakteri adalah 108 koloni/ml. dengan suhu 450C - 500C lalu kocok sampai
homogen, kemudian tuang segera sebanyak 15 ml
Pembiakan Bakteri kedalam cawan petri steril, lalu biarkan memadat.
1. Ambil satu ose dari suspensi bakteri 4. Buat 5 hole, 4 hole untuk rebusan daun sirsak,1
Staphylococcus aureus hole untuk aquadest sebagai kontrol negatif.
2. Kemudian tanam ke media MSA dengan cara 5. Tetesi ke dalam hole 0,1 ml rebusan daun sirsak
menggoreskan yang telah dibuat dengan konsentrasi 10%, 20%,
3. Inkubasi dalam inkubator pada suhu 370 C 30%, 40%.
selama 18 - 24 jam 6. Inkubasikan selama 24 jam pada suhu 370C.
4. Amati pertumbuhan koloni pada media 7. Baca hasilnya dengan mengukur zona hambatan
5. Hasil yang diperoleh adalah koloni berwarna berupa daerah yang tampak jernih yang tidak
kuning keemasan, menunjukkan Staphylococcus ditumbuhi oleh bakteri Staphylococcus aureus.
aureus (+), lalu lakukan pengecatan gram dengan 8. Diukur dalam satuan mm.
cara: Percobaan dilakukan triplo yaitu dilakukan sebanyak
a. Ambil biakan bakteri yang telah berumur 18 - 3 kali untuk masing-masing rebusan daun sirsak.
24 jam, letakkan pada kaca objek yang telah
diberikan aquadest lebih dahulu, lalu fiksasi Hasil
b. Tambahkan kristal violet, diamkan 1 - 2 Pengukuran hasil penelitian dilakukan dengan
menit, kemudian bilas dengan aquadest dan mengukur zona hambatan rebusan daun sirsak (Annona
tambahkan larutan lugol, biarkan selama 1 muricata L) yang dibuat dengan konsentrasi 10%, 20%,
menit 30% dan 40% terhadap pertumbuhan bakteri
c. Setelah 1 menit lugol dibilas dengan alkohol Staphylococcus aureus dimana terlihat daerah jernih
95%, diamkan selama 5-15 detik, bilas dengan disekitar lubang difusi (hole), seperti yang terlihat pada
aquadest tabel berikut
d. Tambahkan larutan Fuchsin diamkan kira-kira
20 detik, bilas dengan aquadest lalu keringkan, Tabel 4.1.1. Hasil pengamatan zona hambat rebusan daun
amati hasilnya di bawah mikroskop dengan sirsak
perbesaran 10 x 40 dan 10 x 100. Jika bakteri
tersebut adalah Staphylococcus aureus hasil Konsentrasi Cawan Petri Rata-rata Zona
pengecatan gram yang diperoleh dibawah Rebusan Zona Hambatan
mikroskop adalah bakteri berwarna ungu yang Daun Sirsak I II III Hambatan sebagai
merupakan bakteri gram positif membentuk (mm) Antibakteri
gerombol seperti buah anggur. Menurut
6. Koloni spesifik Staphylococcus aureus FI Ed. IV
diambil satu ose lalu ditanamkan pada Hal 896
Nutrien Agar miring, inkubasi dalam (mm)
inkubator pada suhu 370 C selama 18 - 24 10% 11,5 11,4 12,1 11,6
jam
20% 12,8 13,5 12,6 12,9
Pengenceraan Bakteri Staphyloccocus aureus 30% 14,6 14,4 15,5 14,8
1. Masukkan kurang lebih 1 ml larutan NaCl 14 16
0,9% kedalam tabung kosong, kemudian 40% 17,3 19,4 18,9 18,5
ambil satu ose biakan bakteri Staphylococcus
Aquadest 0 0 0 0
aureus yang berumur 18 - 24 jam yaitu biakan
yang berasal dari Nutrien Agar
2. Tambahkan terus larutan NaCl 0,9% sampai
diperoleh suspensi dengan kekeruhan yang Pembahasan
sama dengan suspensi standar Mc. Farland, Pada konsentrasi 10% rata-rata zona hambatan
maka konsentrasi suspensi bakteri adalah 108 11,6 mm, 20% rata-rata zona hambatan 12,9 mm, 30%
koloni/ml. rata-rata zona hambatan 14,8 mm dan 40% rata-rata zona
3. Pipet sebanyak 0,1 ml suspensi bakteri hambatan 18,5 mm.
kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan Dari hasil pengukuran zona hambat pertumbuhan
9,9 ml larutan NaCl 0,9%, maka konsentrasi bakteri Staphylococcus aureus dengan pemberian rebusan
suspensi bakteri adalah 106 koloni/ml. daun sirsak diatas, konsentrasi rebusan daun sirsak 30%
265
Jurnal Ilmiah PANNMED Vol. 8 No.. 3 Januari - April 2014
sudah dapat dikatakan sebagai antibakteri, karena menurut (Annona muricata L.) pada jenis bakteri lain seperti :
Farmakope Indonesia Edisi IV hal. 896 bahwa rata-rata Escherichia coli dan Salmonella.
zona hambat yang dapat dikatakan sebagai antibakteri 3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
adalah 14 16 mm. meneliti efek antibakteri daun sirsak dalam bentuk
Pada kontrol negatif yaitu aquadest tidak sediaan lain
memberikan efek antibakteri apapun. Pada konsentrasi
40% memberikan efek antibakteri yang memiliki zona DAFTAR PUSTAKA
hambat lebih luas daripada konsentrasi 30%. Hal ini
dikarenakan pada konsentrasi 40% memiliki rebusan daun Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia
sirsak yang lebih banyak daripada konsentrasi 30%. Edisi Ketiga. Jakarta
Hariana, A. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Edisi
SIMPULAN DAN SARAN Ketiga. Jakarta: Penebar Swadaya
Jawetz, E., Menick, J.L., dan Adelberg, E.A. 2001.
Simpulan Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. Jakarta:
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari Penerbit EGC
rebusan daun sirsak terhadap pertumbuhan bakteri Jhonhref. 2007. Tanaman Obat Asli Milik Masyarakat
Staphylococcus aureus dapat disimpulkan bahwa tiap Bangsa dan Negara.
konsentrasi memberikan luas daerah hambat yang berbeda. Joe, W. 2012. Dahsyatnya Khasiat Sirsak. Yogyakarta:
1. Pada konsentrasi 10% dan 20% rebusan daun sirsak Penerbit Andi.
sudah terlihat adanya zona hambatan tetapi belum Pelczar, M.J, Jr. dan Chan, E.C.S. 1988. Dasar-Dasar
dapat dikatakan sebagai antibakteri. Mikrobiologi Jilid 2. Penerjemah: Hadioetomo,
2. Pada konsentrasi 30% sudah bersifat sebagai R.S, dkk. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
antibakteri dengan diameter zona hambatan 14,8 Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta:
mm karena menurut Farmakope Indonesia Edisi Penerbit Erlangga
IV, bahwa rata-rata zona hambatan yang dapat S.Warisno. 2012. Daun Sirsak Langkah Alternatif
dikatakan sebagai antibakteri adalah lebih kurang Menggempur Penyaki. Jakarta: PT. Gramedia
14 16 mm. Pustaka Utama
3. Pada konsentrasi 40% bersifat sebagai antibakteri Staf Pengajar Kedokteran Universitas Indonesia. 1993.
dengan diameter zona hambat yang lebih luas Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa
yaitu sebesar 18,5 mm. Aksara
4. Semakin besar konsentrasi rebusan daun sirsak Syamsuhidayat, S.S & Johnny, R.H. 1991. Inventaris
yang digunakan, maka semakin luas zona Tanaman Obat.
hambatan antibakteri. Departemen Kesehatan RI Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Saran Trubus volume 10. 2012. Herbal Indonesia Berkhasiat:
1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk Bukti Ilmiah & Cara Racik Edisi Revisi. Depok: PT
meneliti khasiat lain dari daun sirsak (Annona Trubus Swadaya
muricata L.) Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi.
2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
meneliti efek antibakteri rebusan daun sirsak Wicaksono, A. 2012. Kalahkan Kanker dengan Sirsak.
Jakarta: Citra Media Mandiri
266