Вы находитесь на странице: 1из 10

Batuan sedimen non-klastik

Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimiawi,
seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang sebagai proses
kimiawi. Batuan sedimen non-klastik dapat juga terbentuk sebagai hasil proses organik,
seperti batugamping terumbu yang berasal dari organisme yang telah mati atau
batubara yang berasal dari sisa tumbuhan yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai
proses kimiawi, yaitu material kimiawi yang larut dalam air (terutamanya air laut).
Material ini terendapkan karena proses kimiawi seperti proses penguapan membentuk
kristal garam, atau dengan bantuan proses biologi (seperti membesarnya cangkang oleh
organisme yang mengambil bahan kimia yang ada dalam air).
Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar untuk
dibedakan antara bahan yang terbentuk hasil proses kimia, atau proses biologi (yang
juga melibatkan proses kimia secara tak langsung). Jadi lebih sesuai dari kedua-dua
jenis sedimen ini dimasukan dalam satu kelas yang sama, yaitu sedimen endapan
kimiawi / biokimia. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah sedimen evaporit
(evaporites), karbonat (carbonates), batugamping dan dolomit (limestones and
dolostone), serta batuan bersilika (siliceous rocks), rijang (chert).

Batuan Sedimen Evaporit


Batuan evaporit atau sedimen evaporit terbentuk sebagai hasil proses penguapan
(evaporation) air laut. Proses penguapan air laut menjadi uap mengakibatkan
tertinggalnya bahan kimia yang pada akhirnya akan menghablur apabila hampir semua
kandungan air manjadi uap. Proses pembentukan garam dilakukan dengan cara ini.
Proses penguapan ini memerlukan sinar matahari yang cukup lama.
1. Batuan garam (Rock salt) yang berupa halite (NaCl).
2. Batuan gipsum (Rock gypsum) yang berupa gypsum (CaSO4.2H20)
3. Travertine yang terdiri dari calcium carbonate (CaCO3), merupakan batuan karbonat.
Batuan travertin umumnya terbentuk dalam gua batugamping dan juga di kawasan air
panas (hot springs).
Batuan Sedimen Karbonat
Batuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil proses kimiawi, dan juga proses biokimia.
Kelompok batuan karbonat antara lain adalah batugamping dan dolomit. Mineral utama
pembentuk batuan karbonat adalah: Kalsit (Calcite) (CaCO3) dan Dolomit (Dolomite)
(CaMg(CO3)2)

Nama-nama batuan karbonat:


1. Mikrit (Micrite) (microcrystalline limestone), berbutir sangat halus, mempunyai warna
kelabu cerah hingga gelap, tersusun dari lumpur karbonat (lime mud) yang juga dikenali
sebagai calcilutite.
2. Batugamping oolitik (Oolitic limestone) batugamping yang komponen utamanya
terdiri dari bahan atau allokem oolit yang berbentuk bulat
3. Batugamping berfosil (Fossiliferous limestone) merupakan batuan karbonat hasil
dari proses biokimia. Fosil yang terdiri dari bahan / mineral kalsit atau dolomit
merupakan bahan utama yang membentuk batuan ini.
4. Kokina (Coquina) cangkang fosil yang tersimen
5. Chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonic seperti coccolithophores; fizzes
readily in acid
6. Batugamping kristalin (Crystalline limestone)
7. Travertine terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air panas hasil dari
proses kimia
8. Batugamping intraklastik (intraclastic limestone), pelleted limestone

Batuan Silika
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari proses
kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi
silika seperti diatomae, radiolaria dan sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat
menjadi batuan bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti
kalsium karbonat. Kelompok batuan silika adalah:

* Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal
dari organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).
* Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses
lelehan, masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah
hingga gelap. Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok organisme
bersilika, atau dapat juga dari proses diagenesis batuan karbonat.

Batuan Organik
Endapan organik terdiri daripada kumpulan material organik yang akhirnya mengeras
menjadi batu. Contoh yang paling baik adalah batubara. Serpihan daun dan batang
tumbuhan yang tebal dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan lingkungan
daratan), apabila mengalami tekanan yang tinggi akan termampatkan, dan akhirnya
berubah menjadi bahan hidrokarbon batubara.

Batuan Sedimen
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama
batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui
tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena
aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum
seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan
endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut
Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batu lempung

* Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butitan yang bersudut
* Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar
* Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16
mm
* Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai
1/256 mm
* Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm

sumber : Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut
Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batu lempung

* Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butitan yang bersudut
* Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar
* Batupasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/32
mm
* Batulempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/32 mm
Penyemenan
Proses penyemenan terdiri dari pencampuran air dengan semen dalam perbandingan
tertentu dan dengan additive tertentu pula. Pendorongan semen dapat dilakukan dengan
sistem sirkulasi ke belakang casing, ditekan masuk ke formasi atau ditempatkan sebagai
suatu plug atau sumbat pada lubang yang tidak merupakan perforasi completion
(misalnya disini open hole completion).

Peralatan penyemenan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu peralatan di
atas permukaan (surface equipment), dan peralatan bawah permukaan.

1. PERALATAN DI ATAS PERMUKAAN

Peralatan penyemenan terdapat di atas permukaan meliputi Cementing unit, Flow line,
dan Cementing head.
A. Cementing Unit
Cementing unit adalah merupakan suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk
memompakan bubur semen (slurry) dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.
Cementing Unit terdiri dari :
Tanki Semen
Untuk menyimpan semen kering.
Hopper
Untuk mengatur aliran dari semen kering agar merata.
Jet Mixer
Mixer yang umum digunakan sekarang ini adalah jet mixer dimana dipertemukan dua
aliran yaitu bubur semen dan air yang ditentukan melalui venturi agar dapat mengalir
dengan deras dan dapat menghasilkan turbulensi, yang dapat menghasilkan
pencampuran yang baik dan benar-benar homogen. Densitas slurry dapat diukur
dengan mud balance
Motor penggerak pompa dan pompa semen
berfungsi untuk memompa bubur semen.
Jenis-jenis sementing unit :
1. Truck mounted cementing unit
2. Marine cementing unit
3. Skit mounted cementing unit
Mengontrol rate dan tekanan, jenis pompa dapat berupa duplex double acting piston
pump dan single acting triplex plunger pump. Plunger pump lebih umum dipakai karena
slurry dapat dikeluarkan dengan rate yang lebih uniform dan tekanannya lebih besar.

1. PENDAHULUAN
Fungsi utama dari sistem pencegahan semburan liar (BOP System) adalah untuk
menutup lubang bor ketika terjadi kick. Blowout terjadi karena masuknya aliran fluida
formasi yang tak terkendalikan ke permukaan. Blowout biasanya diawali dengan adanya
kick yang merupakan suatu intrusi fluida formasi bertekanan tinggi kedalam lubang bor.
Intrusi ini dapat berkembang menjadi blowout bila tidak segera diatasi.
Rangkaian peralatan sistem pencegahan semburan liar (BOP System) terdiri dari dua
sub komponen utama yaitu Rangkaian BOP Stack, Accumulator dan Sistem Penunjang.

1. Rangkaian BOP Stack.

Rangkaian BOP Stack ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur langsung
dibawah rotary table pada lantai bor.

Rangkaian BOP Stack terdiri dari peralatan sebagai berikut :

Annular Preventer.
Ditempat paling atas dari susunan BOP Stack. Annular preventer berisi rubber packing
element yang dapat menutup lubang annulus baik lubang dalam keadaan kosong
ataupun ada rangkaian pipa bor.
Ram Preventer.
Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa tertentu, atau
pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.

Jenis ram preventer yang biasanya digunakan antara lain adalah :

1. Pipe ram
Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa borberada
pada lubang bor.
2. Blind or Blank Rams
Peralatan tersebut digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor
tidak berada pada lubang bor.
3. Shear Rams
Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal sehingga lubang bor kosong
( open hole ), digunakan terutama pada offshore floating rigs.
Drilling Spools.
Drilling spolls adalah terletak diantara preventer. Drilling spools berfungsi sebagai
tempat pemasangan choke line ( yang mengsirkulasikan kick keluar dari lubang bor )
dan kill line ( yang memompakan lumpur berat ). Ram preventer pada sisa-sisanya
mempunyai cutlets yang digunakan untuk maksud yang sama.
Casing Head ( Well Head ).
Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai fondasi BOP
Stack.

Komposisi Minyak Bumi

Minyak bumi adalah campuran komplek hidrokarbon plus senyawaan organik dari Sulfur,
Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama
Nikel, Besi dan Tembaga.

Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan berkomposisi
yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapangan minyak dan juga
kedalaman sumur.

Dalam minyak bumi parafinik ringan mengandung hidrokarbon tidak kurang dari 97 %
sedangkan dalam jenis asphaltik berat paling rendah 50 %.

Komponen Hidrokarbon
Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi.
Berdasarkan atas hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :

* Karbon : 83,0-87,0 %
* Hidrogen : 10,0-14,0 %
* Nitrogen : 0,1-2,0 %
* Oksigen : 0,05-1,5 %
* Sulfur : 0,05-6,0 %

Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi diklasifikasikan atas tiga golongan, yaitu :

* golongan parafinik
* golongan naphthenik
* golongan aromatik
* sedangkan golongan olefinik umumnya tidak ditemukan dalam crude oil, demikian
juga hidrokarbon asetilenik sangat jarang.

Crude oil mengandung sejumlah senyawaan non hidrokarbon, terutama senyawaan


Sulfur, senyawaan Nitrogen, senyawaan Oksigen, senyawaan Organo Metalik (dalam
jumlah kecil/trace sebagai larutan) dan garam-garam anorganik (sebagai suspensi
koloidal).

Senyawaan Sulfur
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih
tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat,
misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin
atau berair), karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil
pembakaran gasoline) dan air.
Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik
dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu
lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk
ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan
disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik)
dan asam alifatik.
Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %.
Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun
terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen
terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai
berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer,
sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan
asam mineral encer.
Konstituen Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses
catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk
gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator
temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama
vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari
pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi
dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran
sehingga merusakkan refractory itu.

Agar dapat diolah menjadi produk-produknya, minyak bumi dari sumur diangkut ke
Kilang menggunakan kapal, pipa, mobil tanki atau kereta api. Didalam Kilang, minyak
bumi diolah menjadi produk yang kita kenal secara fisika berdasarkan trayek titik
didihnya (distilasi), dimana gas berada pada puncak kolom fraksinasi dan residu (aspal)
berada pada dasar kolom fraksinasi.

Setiap trayek titik didih disebut Fraksi, misal :

0-50C : Gas
50-85C : Gasoline
85-105C : Kerosin
105-135C : Solar
> 135C : Residu (Umpan proses lebih lanjut)

Jadi yang namanya minyak bumi atau sering juga disebut crude oil adalah merupakan
campuran dari ratusan jenis hidrokarbon dari rentang yang paling kecil, seperti metan,
yang memiliki satu atom karbon sampai dengan jenis hidrokarbon yang paling besar
yang mengandung 200 atom karbon bahkan lebih.

Secara garis besar minyak bumi dikelompokkan berdasarkan komposisi kimianya


menjadi empat jenis, yaitu :
1. Parafin
2. Olefin
3. Naften
4. Aromat

Tetapi karena di alam bisa dikatakan tidak pernah ditemukan minnyak bumi dalam
bentuk olefin, maka minyak bumi kemudian dikelompokkan menjadi tiga jenis saja, yaitu
Parafin, Naften dan Aromat.

Kandungan utama dari campuran hidrokarbon ini adalah parafin atau senyawa
isomernya. Isomer sendiri adalah bentuk lain dari suatu senyawa hidrokarbon yang
memiliki rumus kimia yang sama. Misal pada normal-butana pada gambar berikut
memiliki isomer 2-metil propana, atau kadang disebut juga iso-butana. Keduanya
memiliki rumus kimia yang sama, yaitu C4H10 tetapi memiliki rumus bangun yang
berbeda seperti tampak pada gambar.

Вам также может понравиться