Вы находитесь на странице: 1из 4

Penggunaan Bahasa Pada Masyarakat Terpencil Terhadap Usaha Pemasaran Aset Dan

Potensi Alam Di Dusun Nitis Desa Mojoduwur-Kecamatan Ngetos

Irma Nurul Hamidah (932203814)1

Prodi Tadris Bahasa Inggris Jurusan Tarbiyah

STAIN KEDIRI

Junetahamida2906@gmail.com

Abstract

Language means system that represents our daily expression. It does not always involve verbal expressions
but also it uses non verbal expression like body language. The purpose of this research is to decribe the
language that used in marketting product in developed-village which will distribute their product. The
product that will be promoted in this developed village is one of the asset that available in Nitis Village.
The participants of this research are the Nitis villagers that consits of teenagers and all the women in Nitis
Village. The reseacher uses description to explain the language that used in Nitis as a developed Village.
The researcher assumes that the language that should be used in distributing or marketing a product is
polite, interestig and easy to remember by the spectators or consument. One of the problem that found by
the researcher in Nitis in using language to promote their product is their habit to use the bad language or
(slang) in their daily conversation. The conclussion of this research is the language that used in Nitis village
as a developed village is still bad, they use impolite language that sounds rough and rude.

Keywords : Language, Nitis Village, Nitis Villagers, developed-village

Abstrak

Bahasa merupakan sebuah sistem yang dapat menyatakan perasaan dan ekspresi kita dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam kesehariannya, bahasa tidak selalu dinyatakan dalam bentuk verbal (kata-kata), akan
tetapi juga digunakan dalam bentuk non-verbal, seperti halnya bahasa isyarat. Peneliti bermaksud untuk
mendeksripsikan bahasa pemasaran dari hasil produksi yang berada didesa terpencil. Produk yang akan di
distribusikan merupakan aset yang dominan di wilayah tersebut. Peneliti melibatkan seluruh warga
perempuan dusun Nitis beserta remajanya. Peneliti mencoba mendeksripsikan bahasa yang digunakan di
Nitis sebagai daerah yang berada di pelosok. Peneliti berasumsi bahwasannya bahasa periklanan yang
digunakan haruslah sopan,unik, baik dan menarik sehingga terkesan ramah dan mudah diingat oleh
konsumen. Salah satu problematika yang ditemukan oleh peneliti adalah kebiasaan warga setempat yang
sering berbicara dan berkomunikasi menggunaka bahasa yang tidak sopan dan kasar seperrti halnya Slang
dalam percakapan dan komunikasi sehari-hari mereka. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini
adalah bahasa yang digunakan di dusun yang berada di area pelosok masih tergolong kurang sopan yag
terdengar kasar.

Kata Kunci : Bahasa, Dusun Nitis, Penduduk Nitis, Desa terpencil

Bahasa adalah bagian terpenting dalam kehidupan umat manusia sebagai sebuah
sistem yang dapat digunakan untuk mewakili perasaan (emosi) seseorang. Bahasa juga
diartikan sebagai komunikasi sebab dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan
sesuatu yang dirasakan dan dikeluhkan. Mengacu pada macam bahasa, bahasa tidak harus
kata-kata yang dapat diucapkan, akan tetapi dapat juga melalui isyarat atau yang sering
disebut dengan body language. Sebagai sistem, tentunya bahasa memiliki banyak unsur
yang mendukung peranannya dalam kehidupan sehari-hari, utamanya pada sifat bahasa

1
Irma N. Hamidah, Mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Inggris Jurusan Tarbiyah Angkatan 2014 STAIN Kediri
yang persuasif (mempengaruhi dan membujuk). Selain memiliki unsur pendukung yang
dapat memperindah kegunaannya, bahasa juga memiliki beberapa fungsi penghambat
yang dapat mengurangi nilai kesopanan dan estetika dalam penggunaannya, utamanya
pada sifatnya yang persuasif.

Desa terpencil dan terpencil selalu menjadi permasalahan sosial dan ekonomi di
Indonesia. Seperti halnya di dusun Nitis. Pada umumnya, masyarakat desa yang tinggal di
area pelosok selalu menjadi anak tiri. Akibatnya, masyarakat di area pelosok belum
mendapatkan kehidupan layak sebagaimana yang telah dirasakan didesa-desa lain yang
telah maju. Masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat desa yang tinggal diarea
pelosok adalah kurang terjaminnya pendidikan mereka. Dalam dunia pendidikan, bahasa
memiliki pengaruh yang cenderung dominan. Bisa dirasakan bahwasannya orang yang
mengenyam pendidikan cenderung menggunakan bahasa yang relatif sopan dan menarik
dibandingkan dengan orang yang sama sekali tidak mengenyam pendidikan. Mengapa
demikian? Hal tersebut dikarenakan dalam sistem pendidikan senantiasa diajarkan
penggunaan bahasa yang formal dan sopan. Sedang hambatan yang terjadi di area pelosok
adalah akses jalan menuju dunia pendidikan yang tergolong sangat tidak mendukung. Hal
tersebut menyebabkan masyarakat lokal yang ada didaerah pelosok enggan mendapatkan
pendidikan yang layak.

Pendidikan bahasa pada masyarakat terpencil untuk pemasaran aset di


dusun Nitis

a. Bahasa
Bahasa dapat diartikan sebagai sistem komunikasi. Hal tersebut dikarenakan
bahasa dapat digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan mereka
dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi itu sendiri tidak harus berbentuk kata
sehingga dapat dimengerti, akan tetapi juga dapat berbentuk isyarat. Komunikasi
secara verbal selalu melibatkan kata demi kata yang diucapkan, sedangkan
komunikasi non-verbal selalu mengarah pada isyarat atau body language yang
digunakan. Kegunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari sangat dominan, tidak ada
manusia yang tak berbahasa. Entah itu bahasa secara verbal maupun non-verbal.
Dalam bahasa itu sendiri terdapat tahapan-tahapan bahasa yang diterima
sesorang, diataranya bahasa ibu yang sering disebut bahasa asal atau yang sering
disebut sebagai L1 (Laguage one), bahasa kedua (L2) yakni bahasa yang diperoleh
setelah bahasa asal dan bahasa asing atau sering disebut dengan foreign language (fl).
Bahasa ibu dapat diperoleh seseorang di masa awal ia mengeal bahasa, sehingga
sering kali ibu dapat berkomunikasi dengan anaknya dan memahami bahasa isyarat
(body language) yang digunakan bayi-nya. Bahasa kedua (L2) merupakan bahasa
yang diperoleh manusia setelah seseorang mempelajari atau menerima bahasa
pertama. Sebagai contoh di Indonesia, bahas pertama yang digunakan adalah bahasa
daerah dari masing-masing daerah asal orang tersebut tinggal sedangkan bahasa
kedua atau (L2) yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan foreign language (fl)
merupakan bahasa asing yang dipelajari atau diterima, seperti bahasa Inggris dan
bahasa Arab.
Manusia memiliki sistem yang disebut LAD, yakni sensor bahasa yang dapat
berfungsi ketika seseorang bercakap-cakap menggunakan bahasa yang sulit dipahami.
Sejenis memberikan insting untuk menanggapi pembicaraan yang sulit dipahami.
Tentunya, sebagai negara yang memiliki bahasa yang beragam, banyak daerah
pelosok yang tidak mampu memrpoduksi bahasa Indonesia yang baik dan sesuai
EYD, sehingga seringkali masyarakat diadaerah peolosok berbahasa secara kasar.
Dan hal inilah yang memicu permasalahan masyarakat yang hidup di daerah pelosok.
Bahasa yang baik dan sopan sudah barang tentu disukai oleh pendegar dan
pembacanya. Oleh sebab itu, hendaknya pembelajaran dan pendidikan mengenai
bahasa yang santun lebih diutamakan kepada masyarakat yang hidup di pelosok.
Pendidikan bahasa ini perlu lebih ditekankan agar tercipta kesetaraan berbahasa yang
baik dan sopan di semua kalangan. Diantara unsur yang paling dominan dalam bahasa
adalah nada yang kemudian terdiri atas intonasi, volume dan mimik. Bahasa
dikatakan sopan apabila nada yang dibunyikan serasi dengan mimik. Menyangkut
fugsi bahasa secara persuasif, maka bahasa perlu mimik yang ceria dan nada yang
unik yang sfatnya ramah akan tetapi terkesan rendah hati.
Persuasif berarti bahasa yang digunakan dapat meyakinkan dan membujuk pihak
lawan bicara. Itu berarti bahasa pemasaran atau pedistribusian produk olahan harus
menggunakan bahasa yang santun, menarik dan mudah diingat oleh konsumen.
Santun yang dimaksudkan disini adalah tidak menyinggung pihak lain da bahasanya
tidak kasar. Sedangkan menarik dalam bahasa iklan itu sendiri berarti unik dan
bahasa tersebut mampu menggairahkan minat konsumen untuk membeli produk
tersebut.
b. Dusun Nitis sebagai dusun kecil di Desa Mojoduwur
Dusun Nitis merupakan salah satu dusun yang berada dipedalaman Desa
Mojoduwur, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Kondisi fisik dusun ini tampak
kurang baik karena berada dipelosok dan minim akan penerangan. Masyrakat dusun
Nitis masih sangat awam dan mempercayai hal mistis. Budaya masyarakat yang
masih memanfaatkan alam mewarnai dusun ini seperti halnya memanfaatkan sungai
sebagai temat mandi, mencuci paakaian dan sumber mata air mereka. Budaya bertani
hingga memiliki komunitas pertanian di dusun Nitis juga merupakan budaya yang
terus dilestarikan di dusun ini. Penduduknya didominasi oleh janda dan pemuda.
Sangat jarang dijumpai pemudi di dusun ini. Bahkan pemuda di dusun Nitis sendiri
banyak yang merantau sehingga dusun ini tergolong dusun dengan skala penduduk
kecil.
Sebagai dusun terpecil bukan berarti dusun ini tidak memiliki aset maupun
potensi yang dapat meningkatkan perekonomian dan menyokong kehidupan sehari-
hari masyarakat dusun Nitis. Banyak aset yang dapat dikembangkan di dusun Nitis,
diantaranya aset alam seperti sawah dan ladang singkong, sungai, gua dan alas jati.
Sebagai dusun kecil dan pelosok, masyarakat dusun Nitis cukup tertinggal dalam
kegiatan perekonomian, yakni dalam hal inovasi, produksi dan distribusi.
Aset yang sangat mendukung di dusun Nitis adalah singkong. Hampir seluruh
warganya menanami lahan mereka dengan singkong. Peneliti bersama anggota
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 89 STAIN Kediri berinisiatif untuk mengolah
singkong ini menjadi barang layak konsumsi dengan harga yang lebih menjajikan
sebelumnya. Dengan bekal percaya diri dan usaha untuk mengumpulkan warga
setempat guna mensosialisasikan pengolahan singkong mejadi donat, krispi dan stik.
Peneliti berharap denga sosialisasi ini warga dapat meneruskan kegiatan ekonomi
yang telah disarankan oleh peneliti.

c. Bahasa dan Pemasaran Produk


Bahasa sebagai komunikasi dan pusat informasi yang dapat diterima dengan jelas
dan mudah dimengerti oleh manusia. Diera modern ini, sering terdengar kata-kata
unik yang menarik perhatian konsumen dalam menyimak iklan dan mencoba produk
tersebut. Bahasa terus mengalami pembaruan dalam dunia periklanan. Dalam hal ini,
penutur bahasa hendaknya senantiasa memerhatikan aspek kesopanan dan
keramahan.
Kegiatan ekonomi yang dilakukan didusun Nitis telah disosialisasikan. Respon
masyarakat setempat sangat positif dan aktif. Peneliti dan anggota Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Kelompok 89 STAIN Kediri memberikan resep pengolahan singkong
tersebut.
Akan tetapi, peneliti mengalami sedikit masalah dalam pengiklanan produk
tersebut. Hal ini karena masyarakat dusun Nitis belum mampu berbahasa denga
santun di media sosial. Masyarakat cenderung menggunakan bahasa kasar dalam
merespon pembiacaraan. Oleh karena itu, apabila produk tersebut dipasarkan secara
online, dihawatirkan masyrakat terbiasa menggunakan bahasa kasar dalam merespon
konsumen. Hal tesrebut yang merupakan hambatan dan tantangan masayarakat dusun
Nitis dalam peluang penambahan pendapatan mereka.
Bahasa persuasif haruslah selalu mencatumkan kesopanan berbahasa dan
keunikan baik dalam hal pengucapan maupun penulisan. Hal tersebut diharapakan
selalu terpenuhi guna menghindari asumsi negatif dari konsumen mengenai
penggunaan bahasa persuasif. Bahasa persuasif yang baik dan unik dapat menarik
perhatian konsumen untuk mencoba produk tersbut. Bahasa penulisan kemasan juga
harus rapi, unik, sopan dan tidak ambigu sehingga konsumen dapat terus mengingat
iklan tersebut.

d. Kesimpulan
Bahasa adalah bagian terpenting dalam kehidupan umat manusia sebagai sebuah
sistem yang dapat digunakan untuk mewakili perasaan (emosi) seseorang. Bahasa
juga diartikan sebagai komunikasi sebab dengan bahasa, manusia dapat
mengungkapkan sesuatu yang dirasakan dan dikeluhkan. Bahasa terus mengalami
pembaruan dalam dunia periklanan. Dalam hal ini, penutur bahasa hendaknya
senantiasa memerhatikan aspek kesopanan dan keramahan. masyarakat dusun Nitis
belum mampu berbahasa denga santun di media sosial. Masyarakat cenderung
menggunakan bahasa kasar dalam merespon pembiacaraan. Oleh karena itu, apabila
produk tersebut dipasarkan secara online, dihawatirkan masyrakat terbiasa
menggunakan bahasa kasar dalam merespon konsumen. Bahasa persuasif haruslah
selalu mencatumkan kesopanan berbahasa dan keunikan baik dalam hal pengucapan
maupun penulisan sehingga konsumen selalu ingat dengan iklan yang dibuat.

Вам также может понравиться