Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ANALISIS INSTRUMENTASI
Dosen Pembina :
Anugrah Ricky Wijaya, S.Si., M.Sc., Dr. Sc. H
Mohammad Sodiq Ibnu, Drs., M.Si
Oleh :
Kelompok 4 Offering H
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Maret 2017
PERCOBAAN VII
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan kadar besi dalam sampel susu formula dengan teknik
spektrofotometri.
B. DASAR TEORI
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisis yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur
transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan
studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel
diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkam untuk
menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda (
Hendayana et al, 1994).
Besi dapat ditetapkan secara spektrofotometri berdasarkan pembentukan
senyawa kompleks Besi (II)-1-10-fenantrolin. Senyawa ini memiliki warna yang
sangat kuat dan kestabilan yang relatif sama. Pembentukan kompleks terjadi pada pH
optimum sekitar 4-5, disukai pada kondisi sedikit asam (3-4) untuk menghindari
mengendapnya Fe(III) sebagai Fe(OH)3. Pada pembentukan kompleks ini biasanya
ditambahkan senyawa hidroksilamin hidroklorida sebagai reduktor yang akan
merubah Fe (III) menjadi Fe (II). Untuk pengaturan pH ditambahkan natrium asetat
(CH3COONa).
Persamaan reaksinya yaitu sebagai berikut:
2. Bahan-bahan
- Larutan FeCl3 10-3 M dalam HCl 0,5 M
- Larutan 1,10-Fenantrolin 0,3%
- Larutan Hidroksilamin Hidroklorida 10%
- Larutan Natrium Asetat 2 M
- Sayur bayam dan sawi
- Larutan HCl 2 M
- Larutan NaOH 2 M
D. CARA KERJA
HASIL
E. DATA PENGAMATAN
Keterangan:
Pengenceran I
Volume sampel : 1 mL
Diencerkan hingga volume : 50 mL
Pengenceran II :
Volume sampel : 10 mL
Diencerkan hingga volume : 50 mL
F. ANALISIS DATA
Penentuan konsentrasi Fe dalam larutan standar :
0,0 55,8 /
[Fe] = 162,5 / 0 ppm
= 0,000 ppm
0,5 55,8
[Fe] = 1,622 ppm
162,5
= 0,556 ppm
1,0 55,8
[Fe] = 3,244 ppm
162,5
= 1,110 ppm
2,0 55,8
[Fe] = 6,488 ppm
162,5
= 2,227 ppm
2,5 55,8
[Fe] = 8,11 ppm
162,5
= 2,784 ppm
0.6
Turbidans (S)
0.4
0.2
0
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
-0.2
-0.4
Konsentrasi Fe (ppm)
0,06525
Kadar Fe dalam susu formula = 100% = 100% = 0,435%
15
Kadar Fe dalam susu formula dalam kemasan = 30% (gambar kemasan susu
terlampir)
Pada percobaan dilakukan penetapan kadar besi dalam susu formula secara
spektrofotometri dengan metode adisi standar. Prinsip yang digunakan untuk
mengukur kadar besi yaitu dengan mengukur turbidans (kekeruhan) larutan dengan
spektrofotometer. Prinsip ini diterapkan karena saat sampel yang telah dilarutkan
dalam HCl disaring, menghasilkan filtrat yang keruh. Sehingga tidak dimungkinkan
untuk mengukur absorbansinya.
Filtrat yang keruh ini dimungkinkan terbentuk karena kurang lamanya proses
penyangraian sehingga Fe belum terpisah sepenuhnya dari komponen organik di
dalam susu. Hal tersebut juga dapat disebabkan karena tingginya kadar protein di
dalam susu, sehingga untuk memisahkan Fe tidak cukup hanya dengan proses
penyangraian.
Dari data yang diperoleh, nilai turbidans semakin naik dengan semakin
besarnya konsentrasi Fe dalam larutan. Sehingga diperoleh persamaan garis linier dari
kurva konsentrasi Fe vs turbidans. Dari persamaan garis yang didiperoleh dapat
dihitung konsentrasi Fe dalam sampel susu SGM yaitu sebasar 435 ppm (435 mg/L
larutan). Massa Fe dalam sampel sebesar 0,06525 gram. Kadar Fe dalam susu
berdasarkan hasil percobaan sebesar 0,435%.
Kadar Fe yang didapat melalui percobaan sangat jauh berbeda dari kadar Fe
dalam kemasan. Kadar Fe dalam kemasan sebesar 30%. Hal ini membuktikan bahwa
kadar Fe yang tertera pada kemasan tidak sesuai dengan kadar Fe sesungguhnya di
dalam susu formula.
H. TUGAS
1. Berapa konsentrasi Fe dalam satuan M, ppm baik dalam sampel maupun larutan
standar?
0,0 Mm Fe 55,8 /
[Fe] = Mm FeCl [FeCl3 ] [Fe] = 162,5 / 0 ppm
3
55,8 /
= 162,5 / 0 M = 0 M
= 0,000 ppm
55,8 /
0,5 [Fe] = 162,5 / 0,00001 M 55,8
[Fe] = 1,622 ppm
162,5
= 0,00000343 M
= 0,556 ppm
55,8 /
1,0 [Fe] = 162,5 / 0,00002 M 55,8
[Fe] = 3,244 ppm
162,5
= 0,00000686 M
= 1,110 ppm
55,8 /
2,0 [Fe] = 162,5 / 0,00004 M 55,8
[Fe] = 6,488 ppm
162,5
= 0,0000137 M
= 2,227 ppm
55,8 /
2,5 [Fe] = 162,5 / 0,00005 M 55,8
[Fe] = 8,11 ppm
162,5
= 0,00001771 M
= 2,784 ppm
Sampel 435 1 1 [Fe] = 435 ppm (435 mg/L larutan)
[Fe] = 162,2 1000
(cara
adisi) 0,002681
2. Bagaimana upaya anda jika absorbansi sampel berasa di luar rentang larutan yang
digunakan?
Sampel diencerkan atau volumenya ditambahkan hingga berada pada rentang
larutan yang digunakan
I. KESIMPULAN
kadar besi yang diperoleh dalam sampel susu formula dengan teknik
spektrofotometrimetode adisi standar yaitu 0,435% (% w/w).
J. DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, S., Kadarohman, A., Sumarna, A., dan Supriatna, A., 1994 . Kimia
Analitik Instrumen, edisi ke-1 . IKIP Press . Semarang .
Dokumentasi