Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
C. Landasan Teori
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam
biji
kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman
penyegar.
Kafein memiliki berat molekul 194,19 gr/gmol dengan rumus kimia C8H10N8O2
dan
pH 6,9 (larutan kafein 1% dalam air). Secara ilmiah, efek langsung dari
kafein
terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah
efek tak
langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan
efek
samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan
denyut
jantung tak beraturan (tachycardia) (Hermanto, 2007).
Disusun oleh
Banyak senyawa nitrogen dalam tumbuhan mengandung atom nitrogen
basa Heni Suryarachma
dan karena itu dapat diekstrak dari dalam bahan tumbuhan itu dengan asam
encer.
Senyawa ini disebut alkaloid yang artinya mirip alkali. Setelah ektraksi,
2015430091
alkaloid
bebas dapat diperoleh dengan pengolahan lanjutan dengan basa dalam air
(Khopkar,
2010).
JURUSAN TEKNIK KIMIA
Alkaloid adalah basa organik yang mengandung amina sekunder, tersier
atau
FAKULTAS
siklik. Diperkirakan ada TEKNIK
5500 alkaloid telah diketahui, dan alkaloid merupakan
golongan senyawa metabolit
UNIVERSITAS sekunder terbesar
MUHAMMADIYAH dari tanaman, Tidak ada satupun
JAKARTA
definisi yang memuaskan tentang alkaloid, tetapi alkaloid umumnya mencakup
JAKARTA
senyawasenyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen,
biasanya sebagai bagian dari sistem siklik. Secara kimia, alkaloid adalah
golongan
yang sangat heterogen berkisar dari senyawa-senyawa yang sederhana seperti
coniiene sampai ke struktur pentasiklik strychnine. Banyak alkaloid adalah
terpenoid di alam dan beberapa adalah steroid. Lainnya adalah senyawa-
senyawa
aromatik, contohnya colchicine (Utami, 2008).
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
pembagian
sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk
mengambil
zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran
bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak dapat atau sukar sekali
dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah
dibicarakan.
Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka
terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam
konsentrasi yang terlalu rendah (Suparni, 2009).
Pada sistem heterogen, reaksi berlangsung antara dua fase atau lebih.
Jadi
pada sistem heterogen dapat dijumpai reaksi antara padat dan gas, atau antara
padat
dan cairan. Cara yang paling mudah untuk menyelesaikan persoalan pada
sistem
heterogen adalah menganggap komponen-komponen dalam reaksi bereaksi
pada
fase yang sama.
Kesetimbangan heterogen ditandai dengan adanya beberapa fase. Antara
lain
fase kesetimbangan fisika dan kesetimbangan kimia. Kesetimbangan heterogen
dapat dipelajari dengan 3 cara :
a. Dengan mempelajari tetapan kesetimbangannya, cara ini digunakan untuk
kesetimbangan kimia yang berisi gas.
b. Dengan hukum distribusi Nersnt, untuk kesetimbangan suatu zat dalam 2
pelarut.
c. Dengan hukum fase, untuk kesetimbangan yang umum.
Operasi Pemisahan
Dalam coffeine dapat ditemukan pada teh, kopi dan dapat dipisahkan dengan cara
ekstraksi.
Dalam ekstraksi yang perlu diperhatikan dalah adanya zat yang dapat melarutkan zat
yang
diinginkan dan pelarutnya mudah dipisahkan kembali dengan zat yang
diekstrak.
Proses ekstraksi pada dasarnya merupakan pemisahan saling kontak campuran yang
berdasarkan daya larut dalam pelarut tertentu. Proses ekstraksi meliputi tiga tahap
yaitu :
1. Campurkan / mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan
membiakkannya saling kontak dalam proses ini terjadi perpindahan masa
dengan cara difusi pada bidang antara muka ekstrak dengan
pelarut.
2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat
3. Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali
pelarutnya umumnya dilakukan dengan cara
penguapan.
Penggunaan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus memperhatikan beberapa
faktor
seperti :
3.5 Kristalisasi
Pemisahan bahan padat berbentuk kristal dari suatu larutan atau
peristiwa
pembentukan partikel zat padat dalam fase homogen. Kristalisasi yang dapat
terjadi sebagai pembentukan partikel padat dalam
uap.
1. Pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang drastis dengan
menurunnya temperatur, kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan
pendinginan larutan panas yang jenuh.
2. Pemanas
Untuk bahan yang kelarutannya berkurang sedikit dengan menurunnya
suhu.
Kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan penguapan sebagai
pelarut.
3. Pemanas dan pendinginan
Metode ini merupakan gabungan dari 2 metode diatas larutan panas yang
jenuh dialirkan kedalam sebuah ruangan yang
divakumkan
4. Penambahan bahan (zat) lain.
Mekanisme pembentukan Kristal, yaitu :
1. Pembentukan inti. Inti kristal adalah partikel partikel kecil bahkan sangat
kecil yang dapat terbentuk secara sponton akibat dari keadaan lewat
jenuh.
2. Pertumbuhan kristal. Pertumbuhan kristal merupakan gabungan dari 2 proses
yaitu :
a. Transportasi molekul molekul dari bahan yang akan dikristalkan dalam
1. Teh
Teh umumnya tumbuh pada ketinggian 200-2300 m. Daun teh terbagi
menjadi dua kelompok Varasamica dari asam dan Varsineosi dari Cina.
Perbedaan
dari dua kelompok daun teh tersebut adalah dilihat dari bentuk daunnya. Untuk
kelompok Varasamica daunnya besar dan ujung daunnya runcing, sedangkan
kelompok Varasineosi bentuk daunnya kecil dan ujungnya tumpul tidak lancip.
Biasanya tumbuhan teh tumbuh di tempat yang sejuk dan
diperbukitan.
2. Alkohol
3. NaOH
Fungsi H2SO4 dalam pembuatan coffeine dari teh adalah mengisolasi coffeine
dari teh.
Sifat Fisis H2SO4, yaitu :
Memiliki aroma khas yaitu bau belerang
Bersifat korosif
Berbentuk cair
Bersifat hidrokofis
Berat jenis 1,84 gr/ml
Berwarna putih
Bersifat keras dan tahan api
6.CHCl3 (Chloroform)
Jika etanol direaksikan dengan Cl2 dan KOH atau dengan CHLOR maka mula-
mula etanol dioksidasi menjadi etana. Etana ini kemudian bereaksi dengan Cl 2
6. Prosedur :
1. Kedalam alat ekstraksi dimasukkan 50 gr teh dan 200 cc alkohol
Ditambahkan
Dimasukkan
2. Proses ekstraksi ini berlangsung selama
Filtrat NaOH
2 jam (sampai cairan
dikocok lalu
yang
25 cc H2SO4 hingga 3x diteteskan ke
kelabu
kembali jernih) piring porselin
yg dipanaskan
3. Setelah ekstraksi cairan ditambah 25 gr MgO dan dibuat suspensi dalam 150
cc
air pada piring porselin
4. Kemudian dipanaskan diatas bunzen hingga suspensi menjadi kering
seperti
tepung
Diperoleh kristal
Perhitungan kurang lebih
5. Tepung yang terjadi direbus dengan 250 cc air lalu disaring dengan
saringan sebabanyak 2 gr
penghisap.
6. Kemudian tepung direbus lagi dengan air 150 cc sebanyak 3x
7. Pada tiap-tiap penyaringan filtratnya dijadikan satu.
8. Kemudian dalam cairan ini dimasukkan 10% larutan asam sulfat 25 cc dan
cairan
direbus hingga volumenya mencapai 1/3 dari volume
awal.
9. Setelah perebusan saring kembali untuk menghilangkan kotoran-kotoran
yang
masing ada.
10. Filtrat yang didapat dikocok 3 kali dengan khloroform setiap 25
cc
pemakaiannnya
11. Larutan khloroform yang akan kuning diberi larutan NaOH encer agar
warnanya
agak muda.
12. Kemudian diteteskan kepiring porselin yang sedang dipanasi diatas
bunzen,
sehingga didapat kristal coffeine
13. Kristal coffeine yang didapat berupa jarum-jarum putih yang
mengkilap,
mempun C
C.
14. Timbang kristal yang didapat dan hitung rendemen
praktisnya
15. Hasil yang didapat kira-kira 2 gram.
7. Rangkaian Alat :
10
1
2
3
5
A
2 8
6 B
7
Gambar : Susunan alat pada saat ekstraksi
Keterangan Gambar :
1. Kondensor 7. Waterbath / Heater
2. Klem 8. Statif
3. Soxlet 9. Selang air masuk
4. Kertas Saring 10. Selang air keluar
5. Hols 11. Teh di dalam hols
6. Labudidih 12. Etanol dan ekstrak
5
3
7
4