Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERCOBAAN 3
SISTEM PENCERNAAN
Disusun Oleh:
Shift/Kel: A/7
Asisten:
BANDUNG
2017 / 1438 H
I. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan proses pencernaan kimiawi di mulut.
2. Menjelaskan proses pencernaan kimiawi di lambung oleh enzim
pepsin.
3. Menjelaskan kondisi optimum yang diperlukan bagi aktivitas kerja
pepsin.
4. Menjelaskan proses pencernaan kimiawi di usus halus.
5. Mengenal histologi organ-organ yang membangun sistem
pencernaan.
2.2 Bahan
- Akuades
- Asam asetat 6%
- Indikator universal
- Larutan CuSO4 1%
- Larutan glukosa 10%
- Larutan HCL 0,4%
- Larutan iodium 2%
- Larutan NaOH 40%
- Larutan Na-karbonat 0,5%
- Larutan Pankreatin
- Larutan Pepsin 5%
- Metilen biru 0,15% dalam air
- Pasta amilum 3%
- Pereaksi benedict
- Pereaksi biuret
- Saliva
III. Prosedur
Tolong isi yaaa
Pada pengamatan ini menggunakan mikroskop. Dari hasil saliva itu terdapat epitel
transisional dan leukosit.
4.5 TUGAS
Tolong isi ya
V. Pembahasan
Setelah diinkubasi selama satu hari masih terdapat putih telur, setelah
dinetralkan dan diuji biuret larutan berubah menjadi warna ungu kemerahan atau
merah keunguan, maka dalam waktu satu hari protein sudah terurai menjadi
proteosa dan pepton. Hal ini menunjukan reaksi urai protein sudah terjadi dengan
sempurna karena pH larutan sama dengan pH lambung atau pH larutan tidak
berubah saat proses inkubasi atau karena inkubator yang suhunya tidak tepat
37C.
Pada tabung satu yang berisi 5 ml pepsin ditambah sedikit protein dan
diinkubasi pada suhu 400 C selama 30 menit, kemudian dilakukan uji biuret
terjadi perubahan warna ungu (tidak pekat) pada larutan setelah uji Biuret. Hal ini
menunjukan bahwa pepsin mencerna protein hanya dengan bantuan pemanasan
atau inkubasi.
Pada tabung dua yang berisi 5 ml HCl ditambah sedikit protein dan
diinkubasi pada suhu 400 C selama 30 menit, kemudian dilakukan uji biuret tidak
terjadi perubahan warna pada larutan yang menunjukan HCl tidak mencerna
protein.
Pada tabung tiga yang berisi 5 ml pepsin ditambah sedikit protein pada
suasana asam dan diinkubasi pada suhu 400 C selama 30 menit, kemudian
dilakukan uji biuret terjadi perubahan warna ungu (tidak pekat) pada larutan yang
menunjukan aktivitas dari pepsin yang mencerna protein.
Pada tabung empat yang berisi 5 ml pepsin ditambah sedikit protein dalam
suasana basa dan diinkubasi pada suhu 400 C selama 30 menit, kemudian
dilakukan uji biuret terjadi perubahan warna menjadi warna ungu (tidak pekat)
pada larutan.hal ini menunjukan pepsin mencerna protein pada suasana basa.
Pada tabung lima yang berisi 5 ml Hcl ditambah sedikit protein dan
diinkubasi pada suhu 400 C selama 30 menit, kemudian dilakukan uji biuret
terjadi perubahan warna ungu (tidak pekat) pada larutan yang menunjukan
aquadest mencerna protein.
Isi dari tabung satu dan dua dicampurkan dan diinkubasi pada suhu 400 C
selama 15-20 menit, terbentuk endapan putih. Hal ini menunjukan bahwa kondisi
optimum untuk aktivitas pepsin dalam mencerna protein pada suasana asam dan
pada suhu tubuh sekitar 370 C- 400 C.
VI. Kesimpulan
Ganong W.F., 2005. Review of Medical Physiology. 22nd ed. USA: McGraw Hill
Companies.
Guyton A. C., Hall J. E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta :
EGC. P. 208 212, 219 223, 277 282, 285 287.
Tamsuri, Anas. 2004. Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Seri
Asuhan Keperwatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.