Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tanya:
"Oh iya dok terimakasih, kmren dari dinas katanya ada referensi terbaru SMD
tidak perlu pakai survei, hanya diskusi utk menggali/mengidentifikasi
masalah?" ~ Ummi 'Azizah ~
1. Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan masalah yang
dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi
masalah tersebut. Potensi yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya,
serta peluang-peluang yang dapat dimobilisasi. Hal ini penting untuk
diidentifikasi oleh masyarakat sendiri, agar selanjutnya masyarakat dapat
digerakkan untuk berperan serta aktif memperkuat upaya-upaya perbaikannya,
sesuai batas kewenangannya.
2. Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder,
pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada dan membangun
kesepakatan bersama masyarakat dan kepala desa/kelurahan, untuk bersama-
sama mengatasi masalah kesehatan di masyarakat.
3. Instrumen SMD/ CSS disusun Puskesmas sesuai masalah yang dihadapi dan
masalah yang akan ditanggulangi Puskesmas. Instrumen yang disusun
mencakup format pendataan yang dilakukan wakil masyarakat yang dapat
mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dan dapat memberi informasi
tentang:
Kepemilikan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita
Status imunisasi dan status gizi balita
Kondisi lingkungan permukiman/ rumah tempat tinggal
Kondisi rumah, ketersediaan air bersih layak konsumsi, cakupan jamban sehat
Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) di rumah tangga
Perawatan balita sehat dan sakit
Upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan balita (tumbuh kembang, gizi
seimbang, imunisasi
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), dll)
Peranan keluarga dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM)
Peranan keluarga pada kegiatan UKBM; dan atau
Pertanyaan lain yang dianggap perlu untuk mengetahui permasalahan yang
dihadapi masyarakat.
A.3. Perumusan Masalah Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan
masalah. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Belajar Akreditasi
Puskesmas, Peer
Group dan Peer
Review
Kamis, Februari 23, 2017
Peer dari satu Puskesmas melakukan review kepada Puskesmas yang akan maju
Akreditasi dan melaksanakan review: disebut Ppeer Review dan bisa
didiskusikan bersama masalah dan kelemahan yang ada.
Jika ini berhasil, maka ibarat bola salju yang akan membengkak semakin lama
semakin besar. Menjadi perkalian deret ukur, dan pengetahuan akreditasi akan
dengan cepat menyebar dengan biaya lebih murah.
Ini akan melengkapi cara yang sudah ada seperti kaji banding yang kurang
berhasil walaupun dengan biaya yang besar. Bukan karena metodenya yang
kurang baik tetapi persiapannnya yang biasanya kurang terarah.
Pada Peer Group, peminatan sudah ada, keinginan belajar sudah ada, dan
masing masing dianggap setara sehingga tidak terjadi kesenjangan.
Keputusan dan dorongan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota akan sangat
berpengaruh dan ber-efek.
Peer group adalah kelompok sosial dan awalnya berasal dari kelompok orang
yang memiliki interest/ perhatian yang sama, umur yang setara, latar belakang
yang sama dan status sosial yang sama.
Peer review
Awalnya berlaku diperguruan tinggi pada keahlian yang sudah lanjut, terutama
dalam research/ penelitian. Sebelum penelitian dilaksanakan dilakukan review
proposal dan feasibilty study oleh sesama ahli sehingga kesalahan yang tidak
perlu terjadi bisa dihindari.
Bagi yang akan memulai lebih dahulu bisa jadi inovasi yang luar biasa. Selamat
bekerja. Sukses.
Belajar Akreditasi
Puskesmas, Dana
Desa, SMD dan
MMD
Sabtu, Februari 25, 2017
Pasal 6
Bagian Kedua
Pasal 7