Вы находитесь на странице: 1из 29

MANAJEMEN TAMBANG

Produktivitas Tambang

Oleh
1. Nudi Hairollah
2. Oka Mahendra
3. Ria Novi Mayang Sari
4. Tiansi Tiara Utama
5. Viona Tri Putri
6. Wildan Hanif
7. Yuni Kurniawati
Dosen Pembimbing : Yoszi Mingsi Aneperta S.T.,M.T

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


FAKULTAS TEKNIK
D3 TEKNIK PERTAMBANGAN
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PEGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas manajemen tambang dengan pembahasan Produktivitas
Tambang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat
membantu mahasiswa untuk belajar dan mengetahui materi mengenai
Produktivitas Tambang itu sendiri.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perekembangan dunia pendidikan.

Padang, September 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterkaitan produksi dan produktivitas. Kata produksi sering
digunakan dalam istilah membuat sesuatu. Dengan kata lain produksi adalah
pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan
oleh konsumen. Sedangkan produktivitas adalah sebuah konsep yang
menggambarkan hubungan antara hasil ( jumlah produksi) dengan sumber
(jumlah modal) yang dipakai untuk menghasilkan produksi tersebut. Setiap
perusahaan dalam melakukan usaha pastinya akan selalu memperhitungkan
produksi yang nanti dapat diperoleh dari apa yang telah dikeluarkan
sebelumnya yaitu modal. Sebuah perusahaan akan selalu berusaha bagaimana
memikirkan bagaimana produksi yang akan mereka peroleh dapat melebihi
modal yang telah mereka keluarkan dalam kata lain harus menguntungkan sang
pengusaha.
Dari produksi yang telah diperhitungkan sebelumnya yang ingin dicapai,
tujuan yang telah ditetapkan maka sebuah perusahaan tersebut harus memiliki
produktivitas yang baik untuk mencapai produksi yang tinggi. Produktivitas
merupakan suatu komponen yang paling penting dan sangat diperhitungkan
sebagai langkah untuk mencapai sesuatu yang tinggi. Diibaratkan sebuah
perusahaan yang menghasilkan jumlah produksi yang banyak dan mencapai
target tentunya tidak akan luput dari produktivitasnya yang tinggi. Contoh
perusahaan batubara dapat menghasilkan produksi 200 ton dengan
produktivitas dari tenaga kerjanya mencapai 85% (Tinggi).
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih sistematis, penulis akan merumuskan masalah-masalah
pokok yang akan dibahas dalam makalah ini antaranya :
1. Apa pengertian dari produktivitas ?
2. Apa saja macam-macam produktivitas ?
3. Bagaimana cara melakukan perhitungan produktivitas ?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kami akan memberikan
beberapa tujuan penulisan makalah ini, diantaranya adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu produktivitas.
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam produktivitas.
3. Untuk mengetahui cara perhitungan produktivitas.
4. Sebagai sarana bahan pembelajaran bagi penulis maupun mahasiswa
lainnya.
BAB II
ISI

A. Pengertian Produktivitas
Produktivitas tidak sama dengan produksi. Produksi, unjuk kerja dan
hasil-hasil yang dicapai adalah kompenen-kompenen dari usaha-usaha
produktivitas, tetapi istilah-istilah tersebut tidak ekivalen. Konsep
produktivitas dicetuskan pertama kali oleh David Ricardo.Berikut ini adalah
beberapa pengertian produktivitas menurut:
1. Dewan Produktivitas Nasional Indonesia
Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan
keseluruhan sember daya yang dipergunakan.

Produktivitas = /

2. Wabster
Produktivitas adalah keluaran fisik per unit untuk usaha produktif.
Produktivitas adalah tingkat keefektifan dari manajemen industri di dalam
penggunaan fasilitas-fasilitas untuk produksi. Produktivitas adalah
keefektifan dari penggunaan tenaga kerja dan peralatan.
3. John Kendrick
Produktivitas adalah hubungan antara keluaran dari barang-barang dan
pelayanan dengan masukan-masukan darin sumber daya manusia dan bukan
manusia, yang digunakan dalam proses produksi.
4. Jackson Grayson
Produktivitas adalah apa yang didapatkan darin suatu aktivitas dari apa yang
dimasukkan atau keluaran dibagi masukkan.
5. Paul Mali
Produktivitas adalah pengukuran seberapa baik sumber daya yang
digunakan bersama di dalam organisasi untuk menyelesaikan suatu
kumpulan hasil-hasil.
Produktivitas adalah mencapai tingkat (level) tertinggi dari unjuk kerja
(performance) dengan pemakaian dari sumberd daya yang minim. Bagian
pertama adalah suatu kumpulan hasil-hasil, merupakan hasl yang penting,
karena tanpa suatu kumpulan hasil-hasil berarti bukan produktivitas. Hal in
menunjukan keefektifan di dalam mencapai suatu tujuan. Bagian kedua
menyatakan pemakaian sumber daya. Konsep produktivitas ini
menspesifikasikan jumlah, tipe dan tingkat dari sumber daya yang
diperlukan. Hal ini menunjukkan keefisienan dari pencapaian hasil dengan
pemakaian sumber daya yang minimal.
Jadi dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah suatu kombinasi dari
efektif dan efisiensi atau:

Produktivitas = =

Selain itu untuk memperjelas pengertian produktivitas, Paul Mali


memberikan 4 pengertian produktivitas berdasarkan ruang lingkupnya
yaitu:
a. Ruang Lingkup Nasional, memandang negara secara keseluruhan,
diperhitungkan faktor buruh, modal, manajemen, bahan mentah, dan
sumber lainnya secara sederhana.
b. Ruang Lingkup Industri, hanya memperhitungkan faktor yang
berhubungan dan berakibat terhadap industri tertentu seperti industri
ruang angkasa, minyak, pertambangan, kesehatan, dan lain-lain.
c. Ruang Lingkup Perusahaan atau Organisasi, lebih memungkinkan
melihat hubungan timbal balik antar faktor untuk diukur, dan dapat
dibandingkan dengan perusahaan atau organisasi lain. Sebagai contoh
produk per jam kerja.
d. Ruang Lingkup Pekerjaan Perorangan, sangat dipengaruhi oleh
lingkungan pekerjaan dan ketersediaan peralatan proses. Hal ini sudah
lebih kompleks karena adanya faktor motivasi yang tidak dapat
diukur, sedangkan motivasi sangat mempengaruhi hasil pekerjaan.

Dibidang pertambangan, Departemen Pertambangan A.S mendefinisikan


produktivitas sebagai efisiensi penggunaan sumber daya ekonomi (manusia,
material, dan mesin) untuk memproduksi barang-barang dan jasa atau
hubungan antara keluaran fisik yang dipergunakan untuk memproduksi
keluaran-keluaran tersebut. Definisi dasar yang digunakan di Indonesia adalah
bentuk yang diberikan oleh Dewan Produktivitas Nasional. Dari rumus tersebut
dapat diperinci menjadi ukuran produktivitas faktor tunggal ataupun menjadi
ukuran produktivitas faktor banyak.

Produktivitas faktor tunggal, contohnya:


Produktivitas =


Produktivitas =

Produktivitas faktor banyak, contohnya:


Produktivitas = +++


Produktivitas = +

B. Produktivitas Perusahaan
Menurut Everett E. Adam Jr. dkk, produktivitas perusahaan adalah
suatu konsep sistematis mengenai konversi dari masukan keluaran dalam
sistem yang berada pada suatu keadaan tertentu. Atau sebagai konsep dinamis
dapat didefinisikan secara lebih sfesifik sebagai keluaran dibandingkan
dengan 4 sumber utama dari masukan perusahaan atau


Produktivitas Totaln =
+++

Sedangkan menurut Bernard W. Taylor dan Roscoe Davis:\

(++)
Produktivitas = (+)+(+)..

Dimana:
S = penjualan Kw = modal kerja
C = persediaan Kf = modal tetap
MP = bahan yang dibuat sendiri Fb = faktor penyesuaian
walaupun dapat dibeli di konstribusi penanaman
pasaran modal
W = gaji dan upah df = faktor penyesuaian
B = tunjangan perubahan kerja
S+C+MP-E = keluaran total
Model ini masih mencerminkan secara je;as konsep produktivitas
Ricardo yl, dengan segala sifatnya yaitu bahwa produktivitas merupakan
perbandingan output, produktivitas lebih berfungsi dan dinyatakan sebagai
indeks, dan semua output maupun input diagregasikan.
Produktivitas faktor total ini lebih menunjukkan keadaan yang
sebenarnya dalam proses kerja, karena seluruh sumber daya diperhitungkan.
Nisbah (ratio) produktivitas faktor total harus dapat menghubungkan keluaran
seluruh faktor masukan seperti modal, tenaga kerja, dan lain-lain. Hal ini
menunjukkan bahwa produktivitas faktor total harus dikembangkan didalam
perusahaan dengan memasukkan faktor-faktor yang kritis dan memegang
peranan. Nisbah ini bermanfaat untuk melihat produktivitas dari pandangan
ekonomi yang lebih luas dimana interaksi kompleks antara variabel yang
mempengaruhi tidak mudah dilihat, untuk mengevaluasi perubahan yang
mungkin terjadi pada keluaran maupun masukkan seperti produksi, penjualan,
anggaran, gaji dan upah, ukuran ongkos, persediaan, investasi, dll. Keluaran
dapat dibandingkan terhadap salah satu masukkan produk yang dihasilkan
masukan seperti tenaga kerja langsung, dan tidak langsung, modal yang terdiri
dari investasi, surat-surat berharga dan lain-lain.
Perusahaan dapat memanfaatkan indeks produktivitas ini dengan cara
menganalisa dan mengevaluasi perubahan-perubahan ongkos pada masukan,
tetapi dengan syarat yang penting adalah semua masukan dinyatakan dengan
harga yang tetap yang diambil dari periode dasar,
Seorang ahli batubara, William J. Douglas, memberikan definisi tentang
produktvitas yang menggabungkan peralatan dengan manusi sebagai dasar
ekonomi, yaitu:

Produktivitas ekonomi =

/
/ + / + /

Dengan memandang nilai per ton batubara yang diproduksi maka didapat
suatu nisbah dari produktivitas yaitu:

Efisiensi ekonomi =

/ /
=
/ + / + /

Apabila menghitung produktiivitas tambang, faktor-faktor ini harus di


ukur dan dianalisa.

C. Produktivitas Tenaga Kerja


Produktivitas tenaga kerja merupakan produktivitas faktor tungal dimana
masukan tenaga kerja adalah masukan tungal. Produktivitas tenaga kerja
adalah hasil yang diberikan untuk setiap satuan waktu bekerja yang dinyatakan
dalam bentuk :


Produktivitas Tenaga Kerja = satuan jam orang bekerja

1. Perhitungan produktivitas tenaga kerja tambang (overall mine labour


productivity) PT. INCO Indonesia.
Model yang digunakan untuk menghitung produktivitas tenaga kerja di
PT. INCO Indonesia adalah :
WMT. SSP
P. T. K =
manshift

Dimana :
P.T.K = Produktivitas tenaga kerja
WMT.SSP = wet metric ton screening station product yang merupakan
produk akhir dari departemen tambang sebagai bahan
baku pabrik
Manshift = jam bekerja yang dibayar untuk seluruh Departement
Tambang dari manajemen, geologi, operasi, engineering
dan pemeliharaan
Semua operasi pekerjaan pembuatan jalan tambang, pengupasan
tanah dan operasi penambangnya sendiri termasuk perhitungan di dalam
menghasilkan produk akhir Departemen Tambang (SSP).
Sedangkan yang termasuk perhitungan manshift adalah:

a. Operator alat tambang : operator


b. Pengawas tambang : mandor, pengawas dan pengawas senior
c. Geologi : semua pegawai
d. Engineering : semua pegawai
e. Bagian pemeliharaan :
Tingkat pertama : - Perbaikan lapangan
- Pemeliharaan pencegahan (bottom shop)
Tingkat kedua : - Pemeliharaan
- Pembuatan komponen (top Shop)
f. Manajemen : setingkat superintendent
2. Perhitungan Produktivitas Tenaga Kerja PT. Tambang Batubara
Bukit Asam (Persero) dan PN. Tambang Batubara
Model yang digunakan untuk menghitung produktivitas tenaga kerja
adalah :

ton
P. T. K = manshift

Dimana :
P.T.K : produktivitas tenaga kerja
Ton : produktivitas yang di hasilkan dari tambang
Manshift : jam kerja yang terjadi untuk seluruh pegawai yang dapat
dihitung untuk :
1. Jam kerja untuk dinas tambang terbuka dan tambang dalam
2. Jam kerja untuk seluruh pegawai sampai ke kuarsa direksi, tidak
termasuk pegawai di kantor pusat jakarta.
Produktivitas tenaga kerja di bidang pertambangan umumnya
menggunakan satuan ton per manshift. Hal ini terlihat dari data yang
terdapat dalam majalah Engineering Mining Journal bulan juni 1978 dan
data yang diperoleh dari PT. INCO Indonesia serta hasil perhitungan di
PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) dan PN. Tambang Batubara
seperti yang terlihat pada lampiran 1.

D. Model Produktivitas M.E. Mundel


Model pengukuran produktivitas M.E. Mundel adalah model yang
mempunyai ruang lingkup perusahaan atau organisasi untuk suatu pabrik (intra
plant productivity). Model ini dibuat sebagai hasil kerja sama dengan asian
productivity organization (APO) dan telah di diskusikan berturut-turut di
Manila (1982), New Delhi (1983) dan Singapora (1984). M.E. Mundel
mendifinisikan :
Produktivitas adalah nisbah (ratio) dari keluaran yang dihasilkan untuk
pengunaan di luar organisasi, yang membolehkan untuk berbagai macam
produk, dibagi oleh sumber-sumber yang digunakan, semuanya di bagi oleh
suatu nisbah yang sama dari periode dasar.
Atas dalam bentuk matematisnya adalah :
Sum AO/
= Sum RI/

Sum AO/
Sum RI/

Bentuk ini di rekomendasikan oleh M.E. Mundel untuk perhitungan


produktivitas organisasi pabrik diluar pabrik pakaian, dimana :

Sum AO = jumlah keluaran agregasi


Sum RI = jumlah masukan sumber-sumber
/m = periode pengukuran (measured period)
/b = periode dasar (base period)
1. SUM RI/b = RIP/1b + RIP/2b + RIP/3b
2. SUM RI/m = RIP/1m + RIP/2m + RIP/3m
3. SUM AO/b = AOP/1b + AOP/2b + AOP/3b
4. SUM AO/m = AOP/1m + AOP/2m + AOP/3m
5. RIP/1 = masukan sumber modal
6. RIP/2 = masukan sumber energi, peralatan dan tenaga kerja
langsung
7. RIP/3 = masukan sumber tidak langsung
8. AOP/1 = pengambilan ongkos modal (capital cost recovery)
9. AOP/2 = pengambilan ongkos tidak langsung (direct labor
recovery)
10. AOP/3 = pengambilan ongkos tidak langsung (indirect cost
recovery)
a. RIP/1b = X/1b x $1 + X/2b x $2 + ... + X/Nb x $N
RIP/1m = X/1m x $1 + X/2m x $2 + ... + X/Nm x $N
X/1 = jam yang tersedia per tahun pada fasilitas 1
X/2 = jam yang tersedia per tahun pada fasilitas 2
X/N = jam yang tersedia per tahun pada fasilitas N
$1 = ongkos tetap pada fasilitas 1, tanpa energi dan tenaga kerja,
dihitung per jam operasi dengan mengunakan penyusutan depresi garis di
luar perhitungan untuk pajak.
b. RIP/2b = $E/b X $L/b + $L/b
/
RIP/2m = $E/m + $T/m + SL/b X /

$E/b = ongkos energi, perioda dasar

$T/b = ongkos suku cadang peratan dan pemeliharaan, perioda


dasar
$L/b = ongkos tenaga kerja langsung, perioda dasar
$L/m = ongkos energi, perioda pengukuran dengan menggunakan
besaran tahun pengukuran tetapi nilai unit perioda
menggunakan $
$T/m = ongkos suku cadang peralatan dan pemeliharaan, perioda
pengukuran pada nilai perioda dasar
H/b = jam tenaga kerja langsung, perioda dasar
H/m = jam tenaga kerja langsung, perioda pemgukuran
Catatan :
1. Harga perioda dasar digunakan untuk $E/m dan $T/m mengisolasikan
perhitungan dari faktor selain faktor pasar yang berpengaruh pada item
ini. Tidak difunakan indeks harga agar item ini tidak diperlukan
bergerak dengan indeks ini
/
2. digunakan $L/bx / mengatur gaji kenilai pada perida dasar, juga

tanpa ketergantungan pada indeks harga.


c. RIP/3b = aktual ongkos $ X jumlah dari nilai $ darisemua kategori,
perioda dasar
RIP/3m = HA/M/m X HR/M/b + HA/S/m X HR/S/b...+ HA/Z/m X
HR/Z/b
HR/M/b = gaji rata-rata,bagian manajemen (M), perioda dasar dalam $
HR/S/b = gaji/jam rata-rata, pengawasan (S), perioda dasar dalam $
HR/R/b = gaji/jam rata-rata, pengawasan , periode dasar dalam $
HR/C/b = gaji perjam rata-rata, juru ketik (C), perioda dasar dalam $

HR/O/b = gaji perjam rata-rata, yang lainnya (O), periode dasar, dibagi
harga dasar oleh jumlah jam dari tenaga kerja yang dipasok
dan digunakan sebagai pengganti tingkat gaji dasar tahunan.
HA/N/b = jam kerja aktual, bagian menejemen N, periode dasar b dan
dengan pengetian yang sama untuk grup yang berbeda oleh
perubahan jangka menengah ke S, R, dan lain-lain.
Catatan :
Dalam RIP/3/m gaji perjam adalah tingkat peroda dasar karena penurunan
setiap masukan secara terpisah, hal ini tidak sama jika semua tingkat gaji
akan dikoreksi akan di koreksi oleh indeks harga.
d. AOP/1b = Q1/b X ST 1/1 X ($1 X $1E/b + $1T/b) .... + ST 1/N X (
$NE/b X $NE/b) + $NT/b + Qi/d dst, untuk semua
produk dan tahap poses
Q1/b = jumlah produk 1, perioda dasar
Q2/b = jumlah produk 2, perioda dasar

QN/b = jumlah produk N, preoda dasar


Sti/1 = waktu standar mesin untuk unit terpakai dari produk satu
pada fasilitas satu
ST2/1 = waktu standar mesin untuk unit terpakai dari produ dua
pada fasilitas satu
Sti/N = waktu standar mesin untuk unit terpakai dari produk I
pada fasilita N
e. AOP/2b = (Q1/Ib X STL/1 X $L/b) = (Q2/Ib + STL2/1 X $L/b)... +
(Qi/Nb X STLN/1 X $L/d)
STL1/1 = waktu standar buruh untuk unit terpakai dari produk satu
pada fasilitas satu
STL2/1 = waktu standar buruh untuk unit terpakai dari produk 2
pada fasilitas 1
STLi/1 = waktu standar buruh untuk unit terpakai dari produk I
pada fasilitas N
AOP/1m = AOP/1b dan

AOP/2m = AOP/2b, kecuali

i. semua Q dari perioda pengukuran


ii. setiap peralatan dihapuskan, diganti atau ditambahkan, harus diatur
dalam algoritma C
iii. semua dollar adalah nilai perioda dasar, kecuali pada peralatan baru,
dan diambil dari perhitungan untuk RIP/1
f. AOP/3b = RIP/3b

+
1 2
AOP/3m = /3
+
1 2

Periode dasar menyatakan beberapa perioda dan telah lampau dari kinerja
dihubungkan denganm perioda waktu biasa dari suatu perioda waktu yang
umum
Perioda pengukuran menyatakan beberapa perioda waktu setelahperioda
dasar
/ /
Bila P /
/ /

P = IndeksProduktivitas
/
=
/
/
=
/
/
=
/
/
=
/
Pada dasarnya model M.E Mundel ini adalah kuantifikasi dan
agregasi keluaran maupun masukan. Umumnya metoda kuantifikasi dan
agregasi masukan adalah dalam istilah tenaga kerja (man power) adalah waktu
kerja (man hours) atau (man years).
Sedangkan alternatif lain adalah :
1. Ongkos tenaga kerja tambang

2. Ongkos tenaga kerja (langsung dan tidak langsung)

3. Ongkos total

4. Ongkos modal
5. Penggunaan mata uang asing

Sedangkan untuk keluaran, metoda umum untuk kuantifikasi adalah :

1. Keluaran nilai dollar/rupiah

2. Keuntungan dari keluaran

3. Ton, ft, tip, nilai makanan dan sebagainya

Setiap kuantifikasi dari masukan dapat digunakan untuk setiap metoda


kuantifikasi keluaran sepanjang hubungan tersebut menjabarkan apa yang
dicoba untuk dikembangkan.

Untuk produktivitas tenaga kerja di AS pada umumnya digunakan :

Masukan = penggunaan tenaga tahunan

Keluaran = agregasi dari keluaran dalam hal waktu standar dari tahun
dasarnya

Setiap kuantifikasi dari masukan dapat digunakan untuk setiap metoda


kuantifikasi keluaran sepanjang hubungan tersebut menjabarkan apa yang
dicoba untuk dikembangkan.

Untuk produktivitas tenaga kerja di AS pada umumnya digunakan :

Masukan = penggunaan tenaga tahunan

Keluaran = agregasi dari keluaran dalam hal waktu standar dari tahun
dasarnya

M.E. Mundel juga menyabutkan beberapa dalat (error) potensial bila


menggunakan indeks produktivitas yang tidak mengukur apa yang difinisikan
cara lain dari pengembangan yaitu :

1. Pengukuran yang terlalu sederhana dari keluaran


2. Sub obtimasi
3. Perhitungan keluaran yang tidak berhubungan dengan tujuan
4. Perhitungan keluaran yang tidak merupakan keluaran akhir
5. Perhitungan keluaran yang tidak berhubungan dengan masukan
Ketelitian dalam melihat agregasi keluaran dan masukan perlu mendapat
perhatian untuk mencegah nilai produktivitas yang tidak menggambarkan yang
sesungguhnya.

Penurunan produktivitas merupakan masalah yang sangat serius,


beberapa penyebabnya secara umum adalah:

1. Peraturan dan hukum pemerintah yang mengharuskan, penambahan


pengeluaran/biaya dalam menjalankan bisnis tanpa merubah produktivitas
dalam jangka pendek seperti perlindungan terhadap lingkungan, kesehatan
dan keselamatan kerja,dan lain-lain.
2. Hukum dan perarturan tersebut mengakibatkan pertambahan jumlah
pegawai. Dengan masuknya pekerja wanita dan golongan minoritas telah
mengakibatkan turunnya produktivitas pada awal periode.
3. Manajer-manajer di Amerika memiliki orientasi pada profit dalam
pengambilan keputusan jangka pendek. Dengan adanya tekanan dari para
pemegang saham, bursa saham dan lembaga keuangan, mereka cenderung
menunda penelitian-penelitian penting, penambangan dan investasi disektor
baru. Hal ini mengakibatkan turunnya produktivitas dalam kurun waktu
yang lama. Peraturan mengenai perpajakan juga telah membuat perusahaan
untuk tidak melakukan inovasi dan investasi di sector baru.
4. Sistem perekonomian sekarang lebih mengacu pada sector jasa dari pada
manufaktur padahal produktivitas lebih sulit dicapai pada sector jasa jika
dibandingkan dengan proses produksi.
5. Adanya pertentangan dengan persatuan buruh turut mendukung turunnya
produktivitas. Sejumlah negosiasi dalam perarturan mengenai upah telah
memberikan dampak buruk dalam persaingan pasar dunia.
6. Organisai pegawai mengakibatkan terjadinya penolakan system pemberian
bonus yang dilakukan jika ada kenaikan produktivitas .buruknya tindakan
para pekerja akibat tidak adanya jaminan kerja, pekerjaan yang kurang
berarti, manajer yang torier dalam pengambilan keputusan yang
berpengaruh terhadap kualitas kerja.

Menurut hasil pengamatan pada tambang batubara bawah tanah, telah


terjadi penurunan produktivitas setiap tahunnya sejaktahun 1969. Hal ini
terjadi pula pada tambang-tambang terbuka walapun penurunan lebih rendah.
Beberapa perusahan tambang telah menghabiskan banyak waktu dan biaya
untuk mencari penyebab turunnya produktivitas dan mencoba untuk
memperbaikinya. Beberapa penyebab lainnya adalah:

1. Federal Health and Safety laws and Their antecedents (CMHSA) tahun
1969 dan 1977
2. Kondisi peralatan yang buruk atau metoda penambangan yang tidak sesuai
3. Sikap dan kebiasaan para pekerja
4. Program pelatihan yang tidak efektif yang diberikan untuk pekerja yang
tidak berpengalaman.
5. Program perawatan(maintanace) yang buruk
6. Federal Surface Mined Coal and Reclamation Act and its antecedents
(SMCRA) pada tahun 1977
7. Masalah lingkungan Health and Safety arc 1969 merupakan penyebab
terburuk dengan memaksa perusahaan tambang batubara untuk melakukan
penambangan terhadap tambang-tambang yang tidak produktif dan
memerukan biayabesar.

CMSH 1969 memberikan kontribusi secara langsung terhadap


penurunan produktivitas pada periode 1970-1972. Setelah tahun 1972
penurunan produktivitas merupakan akibat dari respon pihak manajemen
terhadap peraturan tersebut dan suatu studi terhadap produktivitas menyatakan
bahwa peraturan tersebut bukanlah satu-satunya penyebab terjadinya
penurunan produktivitas. Contohnya system ventilasi yang dinilai sudah tidak
layak pakai harus segera didesain ulang agar dapat memberikan hasil kerja
yang baik dengan memanfaatkan konsep-konsep ventilasi yang baru seperti
split ventilation, auxiliary face fans and tubing. Setelah dilakukan perbaikan,
produktivitas mulai mengalami perbaikan. Jadi masalahnya terletak pada
efektivitas manajemen.

Penggunaan peralatan yang sudah tua merupakan penyebabnya kedua


yang mempengaruhi turun produktivitas. Pada awal tahun 1970an alas an ini
tidak dapat diabaikan. Tapi sejak terjadinya coal boom padatahun 1973-
1975, para pengusaha tambang menambah modal mereka sehingga mereka
mulai mengganti peralatan mereka dengan mesinbaru. Tapi sayangnya
produktivitas masih tetap menurun.

Sikap dan kebiasan para pekerja dianggap merupakan penyebab utama


turunnya produktivitas, moral yang buruk, kinerja dan produksi merupakan
hasil interaksi beberapa factor yang berkaitan dengan lemahnya manajemen
dan pekerja dalam hal:

Keterampilan
Pelatihan
Disiplin
Peralatan
Stuktur supervisor
Perencanaan supervisor
Program perawatan
Pengarahan terhadap operasional kerja
Otoritas
Dukunganmanajemen
Komunikasi vertical dan horizontal

Manajemen memegang peranan penting dalam masalah. Oleh karena itu,


perusahaan harus memiliki program rutin untuk mengevaluasi kinerja
tambang.
E. Produktivitas Per Shift Operasi
1. Produktivitas Pengeboran
Produktivitas pengeboran bergantung pada densitas batuan, pola
pengeboran, dan laju penetrasi. Densitas batuan dapat diukur atau
diperkirakan dari table specific gravity. Pola pengeboran dapat diatur
dengan pengalaman operasi atau diperkirakan dengan menggunakan
rumus yang didasarkan pada diameter lubang, tinggi jenjang, kedalaman
sub grade powder factor dan densitas batuan. Besarnya laju penetrasi dapat
diperkirakan berdasarkan pada pengalaman operasi atau uji pengeboran.
Waktu pengeboran rata-rata down the hole untuk tiap shift (8 jam) biasanya
5,5 jam. Tetapi waktu tersebut sensitive terhadap tinggi jenjang dan laju
penetrasi. Jenjang yang rendah atau batuan yang lunak akan menghasilkan
waktu pengeboran yang lebih singkat tiap shift karena lebih banyak waktu
yang diperlukan untuk menggerakan bor dari lubang kelubang.
2. Produktivitas Pemuatan
Produktivitas pemuatan suatu Shovel merupakan fungsi dari densitas
batuan swell factor, ukuran mangkuk (bucket), factor pengisian bucket,
ukuran truck, factor pemuatan(loading factor) truck swing cycle time,
spotting time truck.
Swell Factor material dapat ditentukan dengan pengukuran biasa,
perbandingan dengan operasi operasi yang lain atau diperkirakan dari
table-tabel yang tersedia. Ukuran bucket ditentukan oleh ukuran mesin,
densitas material (materialloose density), dan rentang yang tersedia dari
pabrik.
Factor pengisian (fill factor) bucket merupakan fungsi dari tinggi
jenjang dan kondisi pengeboran, nilainya berkisar antara 85-90 %. Untuk
material dengan cuttability yang baik. Ukuran truk bias anya dinyatakan
dalam kapasitas muatan truck (ton) dan ukuran truck harus disesuaikan
sedemikian sehingga dapat dimuati tiga sampai lima kali oleh alat muat
(loading equipment). Swing Cycle time biasanya bertambah sejalan dengan
meningkatnya ukuran peralatan dan merupakan fungsi dari densitas
material, kondisi pengeboran sudut putar, tinggi truck, dan keterampilan
operator. Swing cycle time dapat diperoleh dari kondisi operasi atau
diperkirakan dari table atau grafik. Spotting time truck adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menempatkan unit pengangkut di bawah shovel.
Spotting time dapat dikurangi dengan cara melakukan pemuatan pada dua
sisi. Contoh perhitungan produktivitas shovel dapat dilihat pada lampiran.
Asumsi yang digunakan pada perhitungan tersebut adalah waktu efektif
dalam satu shift 350 menit.

3. Produktivitas Pengankutan
Produktivitas unit pengangkutan merupakan fungsi dari profil
pengangkutan dan kecepatan truck. Karena profil pengangkutan dapat
bervariasi selama umur tambang, produktivitas truk harus dihitung untuk
masing-masing periode penambangan yang ditetapkan dalam jadwal
produksi. Untuk menentukan profil rat-rata pada suatu periode
penambangan, pengukuran dibuat dari titik tengah (centroid) masing-
masing jenjang yang telah ditambang kearah yang epat. Kecepatan truck
maksimum baik untuk kondisi penuh maupun kosong ditentukan dari
grafik yang diperoleh dari pabrik dan dimodifikasi sehingga sesuai dengan
kondisi proyek dan peraturan keselamatan kerja. Karena sebagian besar
tambang tidak mempunyai jalur lintas, produktivitas truck dibatasi oleh
unit yang paling lambat dan kecepata rata-rat biasanya kurang dari
kecepatan maksimum yang diperoleh. Oleh karena itu, seharusnya
digunakan kecepatan sekitar 90% dari kecepatan maksimum yang
diperoleh. Kecepatan rata-rata ini digabungkan dengan berbagai segmen
profil pengangkutan untuk menentukan total waktu perjalanan. Sehingga
produktivitas truck per shift= Jumlah muatan per Shift x kapasitas truck x
loading factor.
Tabel 1. Produktivitas Tenaga Kerja Berbagai Perusahaan Tambang

No Nama Tambang Lokasi Pemilik Jenis Tahun Tipe Sistem Tambang Produktivita
Perusahaan Mulai Bijih/Kadar s (Ton/Ms)

1 Messina (Tvl) Afrika 100% swasta 1904 1,15% Cu Sub. Cav 1,4
Development CO.Ltd Selatan
(100% pubic)

2 Serrouvile Perancis 100% swasta 1973 36% Fe R&P 64


(Arbed)

3 Amax Chemical Corp. Meksiko 100% swasta 1952 16% K2 R&P 52


Carlsbad (Amax Inc)

4 New Market Mine Amerika 100% swasta 1963 27% Zn R&P 24


Jefferson county, Tem Serikat (Asarco Inc)
Shrinkage Stoping
Benching

5 Mac Leod Mine, Algona Kanada 100% swasta 1939 34,6% Fe Sub bl. 44
Ore Div, Ontario (Algona Steel
Corp)

6 Windana Nickel Project Australia 50% Shell 50% 1978 2% Ni Sub bl. C & F Sub 11
Laicaton Barat Wastern Mining Cav
Crop
7 Sorcako INCO Indonesia Indonesia Swasta 19.. 2% Ni Open Pit 13,16 x)

8 Lakestor Mine Casa Amerika 50% Hecta 1976 1% Cu Bl Cav, Pa Cav, sub 24
Grandi, Arizona Serikat Mining Co. 50% Cav
El Paso Natural
Gas & Co

9 BCL Ltd. Selebi-Pikwe Bostwana 25% AMAX 1973 1,80% Cu C & F, Open stoping 3,10
with post fill
25% AAC of SA 1,25% Ni

15% Bostwana

35% Public

10 Mosaboni Group Mines India 100% Pemerintah 1924 1,35% Cu R&P 0,75
Mosaboni-Bihor
C&F

11 Cerro de Pasco Peru 100% Pemerintah 1901 3,27% Pb Bl Cav 3,34

7,14% Zu C&F

2.802/ton Sq Set

Ag Arch Block

12 Codelco, Rancagua Chili 100% Pemerintah 1905 1,59% Cu Bl Cav 25


13 Fosdelens Bergverks A/S Norway 100% Pemerintah 1906 30% Fe Sub Cav 16

14 Bukit Asam Sumatera Indonesia Pemerintah 1918 Batubara Strip Mine 1,11*)
Selatan

15 Ombilin Sumatera Barat Indonesia Pemerintah 1892 Batubara Strip Mine 3,22**)

16 Ombilin Sumatera Barat Indonesia Pemerintah 1892 Batubara Longwall R & P, 1,50*)
Cav

17 Seluruh A.S (1968-1978) Amerika Campuran Batubara Tambang Bawah 15,60***)


Serikat Tanah

Keterangan :
X) = Bulan Januari 1994
*) = Rata-rata selama tahun 1979-1981
**) = Rata-rata selama tahun 1979-1982
***) = Proyeksi
- Sub Cav = Sublevel Caving
-R&P = Room and Pilar
- Sub bl = Sublevel blast hole
-C&F = Cut and Fill
- pa cav = Panel Caving
Sq set = square ser
Table 10.2. Drilling Productivity Estimate

Drill type 12.25-in electric

Material To Drill
Blasting parameters Ore and waste

In Situ height
Bench density of material 12.50
50 ft cu ft/ton

Subgrade drilling 10 ft

Hole depth 60 ft

Hole diameter 12.25 inci

Explosive specific garvity 0.82 gr/cm


(AN-VO)

Powder factor 0.35 lb

Powder rise 30 ft

Stemming height 30 ft

Column load 41 88 lb/ft

Burden 30 ft

Spacing 30 ft

Tons drilled/hole 3.600 tons


Table 10.3 Shovel Productivity Estimate

Drilling productivity

Tons/ft drilled 60.00 tons/ft

Penetration rate 70 ft/hr

Down the hole drilling 5.5 hr


time/shift

Ft drilled/operating shift 385 ft

Tons driled/operating shift 23.100 tons

Scheduled days/year 360 days

Shifts/day 3 shift

Total scheduled shift/year 1.080 shift

Maximum drill utilization 60%

Maximum operating shift/year 648 shifts

Maximun tons x 1000/drill year 14.969 kt

Average tons drilled/scheduled 13.860 tons


shift

Type of equipment

Shovel 25 cu yd

Truck 170 ton

Material to load Material to load

In situ density 12.50 u ft/ton

Swell factor 1.33

Loose density 16.63 cu ft/tons

Bench height 50 ft
Productivity/load

Shovel bucket size 25 cu yd

Bucket fill factor 90%

Truck size 170 ton

Theoritical passes to load 4.65 passes

Average swingcycle time 5 passes

Spot time between loads 32 sec

Total time/ load 15 sec

Productivity/shift

Effective minutes/shift 350 min

Average truck load/shift 110 load

Truck load factor 95%

Average truck load 161.5 tons

Average shovel 19.218 tons


productions/operating shift

Productivity/year

Scheduled days//year 360 days

Shift/day 3 shift

Total scheduled shift/year 1.080 shift

Maximum shovel utilization 75%

Maximum operating shift/year 810 shifts

Maximum tons x 1000/shovel year 15.567 kt


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Produktivitas adalah mencapai level tertinggi dari unjuk kerja dan


pemakainan dari sumber daya yang minim.

produktivitas=

2. Produktivitas perusahaan suatu konsep sistematis mengenai konversi dari


masukan keluaran dalam system yang berada pada suatu keadaan tertentu.
3. Produktivitas tenaga kerja adalah produktivitas faktor tunggal dimana
masukan tenaga kerja adalah masukan tunggal
4. Produktivitas per shif operasi dibagi menjadi
a) Prduktivitas pemuatan
b) Produktivitas pengangkutan
B. Saran
Untuk meningkatkan produktivitas hendaknya
1. Memiliki kesepakatan mutlak masalah gaji agar perserikatan buruh tidak
melakukan tindakan protes yang dapat menurunkan produktivitas.
2. Membuat jaminan kerja untuk pegawai yang berpotensi agar tidak adanya
organisasi pegawai yang melakukan sejumlah penolakan-penolakan atas
kebijakan perusahaan.
3. Mencoba melakukan pemuatan system perekonomian dengan lebih
mengembangkan sector manufaktur dari pada jasa Karena lebih mudah
dicapai.

DAFTAR PUSTAKA
Arif, Irwandy, Prof. Dr. Ir., Manajemen Tambang, Jurusan Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Bandung, 2012

Вам также может понравиться