Вы находитесь на странице: 1из 5

CRITICAL BOOK REPORT

DI SUSUN OLE:

MEGJUN PURBA

7163144022

B.REGULER

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2017


NILAI DAN SIKAP

Menurut Fraenkel dalam (Husein Achmad. 1981:87), menyatakan bahwa nilai


menggambarkan suatu penghargaan atau semangat yang diberikan seseorang atas pengalaman-
pengalamannya. Selanjutnya ia mengatakan nilai itu merupakan standar tingkah laku, keindahan,
efisiensi, atau penghargaan yang telah disetujui seseorang, dimana seseorang berusaha hidup
dengan nilai tersebut serta bersedia mempertahankannya.

Koencaraningrat menjelaskan bahwa suatu sikap adalah suatu disposisi atau keadaan
mental di dalam jiwa dan diri seorang individu untuk bereaksi terhadap lingkungannya (baik
lingkungan manusia atau lingkungan masyarakatnya, baik lingkungan alamiah maupun
lingkungan fisiknya).

Kepekaan Dan Perasaan

Jika seseorang sudah bisa menghayati lakunya, maka ia akan menemukan suatu rasa
yang bersifat khusus, yang itu hanya ada dalam lakunya itu saja, tidak ada dalam aktivitasnya
yang lain, yang kemudian setelah semakin didalami dan matang, maka itu akan menjadi
kekuatan rasa. Kekuatan rasa setelah semakin didalami dan matang, jika seseorang
menerapkan itu dalam semua aktivitas kehidupannya maka semua perbuatan-perbuatannya
akan mengandung suatu kegaiban yang akan bisa dirasakan perbedaan kegaibannya
dibanding jika ia melakukan perbuatan yang sama dengan sikap batin yang normal saja.

Pada tahap selanjutnya untuk ia melakukan suatu perbuatan dalam lakunya itu ia
melakukannya dengan cara bersugesti, yaitu mengkondisikan sikap batinnya secara khusus ,
mendayagunakan penghayatan rasa untuk melakukan suatu perbuatan tertentu,
mendayagunakan kekuatan rasa. Penghayatan, olah rasa dan olah sugesti adalah dasar-dasar
dalam keilmuan kebatinan dan dpiritual, selalu ada dalam semua laku yang bersifat kebatinan
dan spiritual yang itu harus lebih dulu bisa dikuasai oleh para pelakunya sebelum menapak
ke tingkatan yang lebih tinggi.
KEAHLIAN

Merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu terhadap sebuah peran. Hal itu
adalah kemampuan yang dapat dipindahkan dari satu orang ke orang yang lain. Misal, Bagi
seorang akuntan, aritmatika adalah sebuah keahlian. Bagi pilot, mekanika gerakan miring,
memutar, dan menukik adalah sebuah keahlian. Bagi assisten administrasi, Microsoft Word
atau Excel adalah sebuah keahlian. Bagi seorang perawat, langkah-langkah bagaimana
memberi suntikan dengan aman adalah keahlian.Cara terbaik untuk mengajarkan sebuah
keahlian adalah dengan memecah keahlian tersebut menjadi beberapa langkah, yang
kemudian disusun kembali oleh para murid. Dan pastinya, cara terbaik untuk mempelajari
suatu keahlian adalah dengan praktik.

Menjadi guru mungkin semua orang bisa. Tetapi menjadi guru yang memiliki
keahlian dalam mendidikan atau mengajar perlu pendidikan, pelatihan dan jam terbang yang
memadai. Dalam kontek diatas, untuk menjadi guru seperti yang dimaksud standar minimal
yang harus dimiliki adalah:

o Memiliki kemampuan intelektual yang memadai


o Kemampuan memahami visi dan misi pendidikan
o Keahlian mentrasfer ilmu pengetahuan atau metodelogi pembelajaran
o Memahami konsep perkembangan anak/psikologi perkembangan
o Kemampuan mengorganisir dan problem solving
o Kreatif dan memiliki seni dalam mendidik
TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN
Pembelajaran terkait dengan tujuan dan rencana kurikulum, yang difokuskan pada
persoalan metodologi, seperti teknik mengajar, kegiatan implementasi sumber , dan alat
pengukuran yang digunakan dalam situasi belajar-mengajar yang khusus ( Hamalik,
2007, hal. 24 ) Istilah pengajaran akhir-akhir ini berubah penekanannya menjadi
pembelajaran. Sebenarnya istilah pengajaran ataupun pembelajaran berasal dari bahasa
Inggris yang sama yaitu instruction. Pengajaran adalah proses belajar mengajar yang
menitiberatkan tinjauannya bagaimana guru mengajar sedangkan pembelajaran adalah
proses belajar mengajar yang menitiberatkan tinjauan bagaimana caranya murid belajar.
Hal ini telah dijelaskan oleh kelompok penyaji sebelumnya tentang konsep pembelajaran
secara detail.
Berbeda dengan pengertian diatas , pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material ,fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran ( Hamalik,1999, hal. 57 ). Hal
ini telah dijelaskan oleh kelompok penyaji sebelumnya tentang konsep pembelajaran
secara detail.
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan
siswa, baik interaksi secara langsung (misalnya kegiatan tatap muka) maupun secara
tidak langsung (yakni dengan menggunakan berbagai media pembelajaran). Didasari oleh
adanya perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan
berbagai pola dan model pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi
pola pikir siswa maka para guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan pembelajaran perlu dirumuskan dalam
merancang suatu program pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya ( 2006 :62 ) ada empat alasan yang dapat dijadikan acuan dalam
merumuskan tujuan tersebut :
Pertama, rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi
efektivitas keberhasilan hasil proses keberhasilan proses pembelajaran. Suatu proses
pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara optimal.
Keberhasilan itu merupakan indikator keberhasilan guru merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran.
Kedua, tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan
kegiatan belajar siswa. Tujuan yang jelas dan tepat dapat membimbing siswa dalam
melaksanakan aktivitas belajar. Berkaitan dengan itu guru juga dapat merencanakan dan
mempersiapakan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk membantu siswa belajarj.
Ketiga, tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesaain sistem
pembelajaran . Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat membatu guru dalam menentukan
materi pelajaran, metode, atau strategi pembelajaran, alat, media, dan sumber belajar,
serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan siswa.
Keempat, tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam
menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan,
guru dapat mengontrol sampai sejauh mana siswa telah menguasai kemampuan-
kemampuan sesuai dengan tujuan dan menentukan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh
dengan tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.
Dalam sistem pembelajaran di Indonesia beberapa kebutuhan penyusunan
instrumen pembelajaran telah disiapkan oleh para ahli perancang kurikulum berupa
kurikulum dan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Dalam hal ini guru harus
dapat menganalisis kebutuhan pembelajaran melalui analisis atau pelajaran sehingga
dapat memudahkan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan karakteristik siswa yang
mempunyai cara belajar yang heterogen, sehingga dapat mendesain suatu sistem
pembelajaran, perbedaan gaya belajar siswa perlu menjadi perhatian guru dalam
merumuskan persiapan pembelajaran.

Вам также может понравиться