Вы находитесь на странице: 1из 1

SBY Keluarkan Inpres 9/2011 Tentang Pemberantasan

Korupsi
Jumat, 13 Mei 2011 | 18:16

[JAKARTA] Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengeluarkan


Instruksi Presiden (Inpres) nomor 9 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi. Termasuk di dalamnya, upaya-upaya pemerintah
untuk menangani kasus-kasus hukum
dan yang lebih luas lagi.
Demikian diutarakan Wakil Presiden
(Wapres) Boediono dalam jumpa pers
di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat
(13/5). Upaya pencegahan menjadi
salah satu inti dari Inpres 9/2011.
"Pencegahan dalam arti korupsi pada
awalnya, itu yang kita lihat untuk
ditangani. Oleh karena itu, isinya lebih
banyak kepada langkah-langkah
instansi-instansi yang strategis dalam pemberantasan korupsi di lingkup eksekutif.
Tapi, tidak berarti Inpres lepas dari kerja dengan instansi di luar eksekutif," papar
Wapres Boediono.
Diutarakan Wapres Boediono, hal yang juga penting dari Inpres itu adalah penataan
dari tata kerja, prosedur, kinerja instansi-instansi yang sangat penting dalam upaya
pemberantasan korupsi. Termasuk juga pemberantasan mafia pajak yang menjadi
fokus Inpres nomor 1 tahun 2011 tentang Percepatan Penyelesaian Kasus-Kasus
Hukum dan Penyimpangan Pajak.
Wapres Boediono menyampaikan, Inpres 9/2011 terdiri dari 102 langkah aksi yang
mencakup penataan dari 4 instansi utama, tata kerja transparansi, pengawasan
melekat, perbaikan prosedur dalam penyidikan dan lainnya, termasuk juga dalam
proses rekrutmen pejabat. Keempat instansinya adalah Kejaksaan Agung, Polri,
Kementerian Keuangan, serta Kementerian Hukum dan HAM.
"Ini adalah instruksi kepada pejabat tersebut untuk dilaksanakan dan sekaligus
komitmen 4 instansi instansi untuk melaksanakan. Ada timeline-nya di situ dan ada
sistem monitoringnya. Dalam Inpres 9, yang diberikan tugas melakukan monitoring
adalah UKP4," terang Wapres Boediono. [D-12]

Вам также может понравиться