Вы находитесь на странице: 1из 13

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................1


DAFTAR ISI ........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................3
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................3
1.3 Tujuan ............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................5
2.1 Definisi Kelompok .........................................................................................5
2.2 Tujuan Pembentukan Kelompok ...................................................................5
2.3 Karakteristik kelompok .................................................................................5
2.4 Manfaat Pembentukan Kelompok .................................................................6
2.5 Tahapan Pembentukan Kelompok dan Prosesnya .........................................6
2.6 Bentuk Kelompok dan Jenisnya ....................................................................9
2.7 Struktur kelompok ..........................................................................................10
BAB III PENUTUP ..............................................................................................13
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................13
3.2 Saran ..............................................................................................................13
Daftar Pustaka.......................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN 2

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya, setiap manusia dilahirkan sendiri-sendiri. Namun, tidak berarti
manusia akan menjalani seluruh hidupnya sendiri. Manusia adalah makhluk sosial, yang berarti
manusia tidak dapat hidup sendiri dan manusia akan saling bergantung terhadap satu sama lain
untuk hidup. Secara alami, manusia akan memiliki keinginan untuk hidup bersama dengan
manusia lain. Kegiatan interaksi antar manusia itu bisa menjadi dasar terciptanya sebuah
kelompok.
Selama masa hidupnya, seorang manusia akan terus-menerus menjadi bagian dari
sebuah kelompok. Saat lahir, manusia menjadi bagian dari satu kelompok, yaitu keluarga. Lalu,
ketika sekolah, seorang manusia akan termasuk ke dalam kelompok kelas tertentu, dan
bergabung di kelompok organisasi tertentu. Seterusnya hingga dewasa, manusia akan masuk ke
kelompok kerja tertentu. Manusia akan terus menjadi bagian dari suatu kelompok dan tidak akan
bisa lepas dari kelompok.
Sifat dari setiap kelompok yang ada pun tentu berbeda-beda. Ada kelompok yang
bisa tercipta secara sengaja ataupun tidak sengaja, ada yang terorganisir dan tidak. Ketika ada
hubungan timbal balik antar manusia dengan manusia lain, maka akan ada interaksi sosial.
Proses ini bisa menjadi awal dari terciptanya sebuah keoompok. Dalam sebuah kelompok, akan
ada aksi dan reaksi dengan pelaku lebih dari satu individu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kelompok?
2. Apa tujuan dari pembentukan kelompok?
3. Apa saja karakteristik kelompok?
4. Apa manfaat dari pembentukan kelompok?
5. Bagaimana tahapan pembentukan kelompok dan prosesnya?
6. Apa saja bentuk dan jenis kelompok?
7. Bagaimana bentuk struktur kelompok?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian kelompok
2. Mengetahui tujuan dari pembentukan kelompok
3. Mengetahui karakteristik kelompok
4. Mengetahui manfaat dari pembentukan kelompok
5. Mengetahui tahapan pembentukan kelompok dan prosesnya
3
6. Mengetahui bentuk dan jenis kelompok
7. Mengetahui struktur kelompok
BAB II
PEMBAHASAN 4
2.1 Definisi Kelompok
1. Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan
yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap
orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
2. Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai
dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa
solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral
untuk menjalankan harapan peran.
3. Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan
(berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran
yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.
4. Menurut Muzafer Sherif, Kelompok adalah kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara
individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.
5. Menurut De Vito (1997) : kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi
semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan
satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau
struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang
mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua
anggotanya.

2.2 Tujuan Pembentukan Kelompok


Tujuan pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas
kelompok atau individu dengan menggunakan metode diskusi ataupun kerjasama, sehingga di
sini suatu kelompok memiliki tujuan yang sama dengan tujuan anggotanya.
Tujuan Kelompok Sosial
a. Mengoordinasi dan menjembati kesenjangan sosial yang muncul antar kelompok
b. Memberikan informasi penting kepada anggota kelompok
c. Menumbuhkan dan mengembangkan karya anggota
d.Menyebarkan hasil kerja anggota kelompok kepada anggota kelompok lain atau
masyarakat luas
e. Memberikan kepuasan dalam bentuk materil atau imateril kepada anggota kelompok
f. Menciptakan kejelasan tujuan untuk memenuhi kebutuhan anggota kelompok
g. Mengarahkan anggota kelompok untuk menjadi pribadi yang diharapkan
h. Menampung aspirasi anggota kelompok
i. Membentuk rasa persatuan dan kesatuan
j. Menciptakan ketentraman, kedamaian, dan rasa tolong menolong sesama manusia
k. Menjalin tali silaturahmi antar sesama manusia

2.3 Karakteristik Kelompok

1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non
verbal.

5
2. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi
anggota suatu kelompok
3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok
secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat
membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.

2.4 Manfaat Pembentukan Kelompok

1. Kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas juga diperlukan
dalam upaya mewujudkan efisiensi dan efektivitas kerja melalui kerjasama.
2. Kelompok digunakan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut orang banyak serta
menangkis pengaruh-pengaruh negatif dari meningkatnya organisasi yang semakin besar.
3. Kelompok dapat megendalikan dan mendisiplinkan anggotanya dibanding dengan mereka
yang tidak masuk ke dalam kelompok dan menjadi bagian penting dari identitas kita, yang
mendefinisikan siapa diri kita.
4. Kelompok membantu menegakkan norma social, aturan, yang eksplisit atau implicit
mengenai prilaku yang dapat diterima.
5. Kelompok digunakan sebagai sumber informasi tentang dunia, mengembangkan gagasan
juga menumbuhkan saling belajar melalui tukar pengalaman, pendapat, informasi, persepsi
dan keyakinan antar anggota kelompok.
6. Kelompok digunakan untuk meningkatkan partisipasi dan memperluas rasa kebersamaan
termasuk visi, misi tujuan dan program-programnya.

2.5 Tahapan Pembentukan Kelompok dan Prosesnya

Pembentukan kelompok didasarkan pada:


Persepsi
Pembagian kelompok diharapkan mempunyai kemampuan yang berimbang, apabila ada
anggota yang mempunyai tingkat intelegensi rendah, maka anggota yang mempunyai tingkat
intelegensi tinggi mampu menginduksi anggota yang lain, sehingga tidak terjadi ketimpangan
yang mencolok.
Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi setiap anggota kelompok untuk
berkompetisi secara sehat, dalam mencapai tujuan kelompok.

6
Tujuan
Pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau
individu dengan menggunakan metode diskusi ataupun kerjasama, seahingga di sini suatu
kelompok memiliki tujuan yang sama dengan tujuan anggotanya.
Organisasi
Pengorganisasian dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, sehingga penyelesaian
masalah kelompok menjadi lebih efektif dan efisien.
Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok, yang dimaksud kebebasan disini
adalah kebebasan anggota kelompok dalam menyampaikan ide dan pendapatnya. Kebebasan
disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam kelompok, sehingga tidak mengganggu proses
kelompok.
Interaksi
Hubungan timbal balik antar anggota kelompok merupakan syarat yang penting dalam
kelompok, karena dengan adanya interaksi/hubungan timbal balik akan ada proses memberi
dan menerima ilmu pengetahuan dari satu anggota ke anggota yang lain, sehingga transfer ilmu
dapat berjalan (kebutuhan akan informasi terpenuhi).

Menurut teori Bruce Tuckman (1965), yaitu five-stage theory of the group development
process (teori lima tahapan dalam proses pendirian kelompok) yang dituliskan dalam buku
Corporate Social Responsibility oleh Dr. Beni Bevly pada halaman 213 215, terdapat tahapan
pembentukan kelompok sebagai berikut :
1. Tahap Forming (Pembentukan)
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk, sehingga individu masih bersifat independen atau
bekerja sendiri walaupun mereka berada dalam satu kelompok yang sama. Dalam tahap ini rasa
percaya dan saling mengenal belum ada sehingga individu masih mencoba untuk menyesuaikan
diri dengan kelompoknya.
2. Tahap Storming (Saling Menyelidiki)
Pada tahap ini individu mulai terbuka dan mengkonfrontasi ide idenya untuk kelompoknya
yang bisa mengarah pada unjuk kemampuan diri. Individu akan menunjukkan kelebihannya
untuk kemudian mulai berusaha mendapatkan peran dalam kelompoknya yang dapat juga
berujung pada pertikaian.
3. Tahap Norming (Mencari kesepakatan)
Pada tahap ini individu sudah bersifat cohesive atau bersatu. Semua indiividu telah
memutuskan rencana dan tujuan dari kelompoknya sesuai kesepakatan bersama. Sekarang

7
masing masing individu telah mendapatkan tanggung jawabnya dan mulai bekerja sama
dengan ambisi untuk kesuksesan kelompoknya.
4. Tahap Performing (Pelaksanaan)
Pada tahap ini keberhasilan dalam pencapaian tujuan kelompok bisa didapatkan dengan adanya
komunikasi efektif antar individu dalam kelompok, kerja sama antar individu serta tanpa
adanya supervise dari pihak luar. Individu dalam tahap ini lebih berkompeten dan termotivasi
dalam pencapaian tujuan kelompoknya.
5. Tahap Adjourning and transforming (Tercapai dan bubar)
Pada tahap ini tujuan kelompok sudah tercapai dan setiap individu mulai melepaskan diri
masing masing untuk pergi menuju tujuan masing masing. Setiap individu akan mulai
mencari apa yang sebaiknya dilakukannya selanjutnya dan mulai kembali pada sifat
independen mereka lagi.

Ada pula proses pembentukam kelompok menurut Solita Sarwono (1993) yang dituliskan
dalam buku Keperawatn Kesehatan Mayarakat oleh Drs. Nasrul Effendy pada halaman 75 76
:

Pembentukan Perpecahan

Perubahan Penyesuaian

a. Tahap Pembentukan
Kelompok mengatur diri sendiri dan menentukan kedudukan tiap tiap anggotanya, siapa yang
memimpin dan siapa yang menjadi anggotanya. Setelah menjadi mapan mulailah orang
menajdi lebih saling mengenal, akrab dan terbuka.
b. Tahap perpecahan
Keakraban dapat menimbulkan konflik dan menimbulkan masalah, karena tiap tiap individu
lebih berani mengemukakan pendapatnya secara jujur, terbuka. Sehingga akan mengundang
perpecahan, karena di antara anggota kelompok ada yang tidak/kurang setuju dengan pendapat
yang dikemukakan.
c. Tahap Penyesuaian

8
Perpecahan dalam kelompok biasanya bersifat sementara, makin akrab hubungan anggota
kelompok makin mudah masing masing individu untuk menyesuaikan diri dengan sifat,
kehendak, gaya dan kepribadian anggota kelompok lainnya. Sehingga terjadiya perpecahan
dapat dibatasi dan dihindari. Dan pada tahap inilah kelompok berfungsi secara efektif dan para
anggotanya mau saling membantu dan bekerja sama untuk kepentingan kelompok.
d. Tahap Perubahan
Merupakan suatu hal yang lumrah apabila dalam suatu kelompok terjadi perubahan karena
pergantian posisi orang yang dipimpin dan memimpin, perubahan jumlah keanggotaan, dan
perubahan perubahan lainnya yang berpngaruh langsung kepada aktifitas kehidupan
kelompok. Setiap perubahan dapat menimbulkan permasalahan dalam kelompok, maka dari itu
perlu adanya pengaturan kembali yang berlaitan dengan struktur dan permasalahan internal
kelompok lainnya.
Selama kelompok masih berproses, siklus tersebut masih terus berlangsung sampai mencapai
ke arah kelompok yang mandiri dan mampu mengatur interaksi dan interelasi di antara sesama
anggota kelompok dalam mencapai tujuan yang sama.

2.6 Bentuk Kelompok dan Jenisnya


Jenis-Jenis dan Bentuk Kelompok dibedakan berdasarkan berikut :

1. UkuranKelompok
a. Kelompok kecil adalah yang mempunyai anggota mulai dua orang sampai 20
orang.
b. Kelompok besar adalah yang mempunyai anggota di atas 20 orang sampai 30
orang.
2. Strukturkelompok
a. Kelompok formal adalah kelompok yang mempunyai tujuan yang jelas, contoh
LSM, yayasan, karang taruna, dll.
b. Kelompok informal merupakan kelompok yang tumbuh dari proses interaksi,
daya tarik dan kebutuhan seseorang, contohnya kelompok arisan, pengajian, dll.
3. TerpaanPerubahan
a. Kelompok terbuka adalah kelompok yang secara tetap mempunyai rasa tanggap
akan perubahan dan pembaharuan.
b. Kelompok tertutup adalah kelompok yang kecil kemungkinannya menerima
perubahan dan pembaharuan karena cenderung menjaga kestabilan.
Ada empat dimensi perbedaan kelompok terbuka dan kelompok tertutup, yaitu:
perubahan keanggotaan kelompok, kerangka referensi, perspektif waktu, dan
keseimbangan.
4. FungsiKelompok
a. Kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang tidak terikat dengan tugas
kedinasan dan mempunyai fungsi mencari kesenangan dan kepuasan anggotanya.

9
b. Kelompok tugas adalah kelompok yang segala sesuatu harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang direncanakan.
5. Hubungan di antaraAnggota
a. Kelompok primer mempunyai perasaan keakraban, kebersamaan, loyalitas dan
mempunyai suatu tanggapan yang sama atas nilai-nilai dari para anggotanya.
b. Kelompok sekunder adalah kelompok besar yang hubungannya impersonal,
segmentasi, dan atas dasarmanfaat.
6. Identifikasi diri
a. Kelompok sendiri adalah suatu kelompok yang dipandang oleh seseorang sebagai
miliknya dan mewakili identitas.
b. Kelompok luar adalah kelompok yang tidak mewakili identitas diri seseorang dan
orang tersebut tidak merasa memiliki kelompok tersebut.
7. KeanggotaanKelompok
a. Kelompok keanggotaan adalah suatu kelompok yang setiap orang secara fisik
menjadi anggota kelompok.
b. Kelompok rujukan merupakan kelompok manakala di dalam kelompok tersebut
seseorang melakukan referensi atas dirinya sendiri untuk membentuk pribadi dan
tingkah lakunya.
Kelompok keanggotaan memberikan dua fungsi, yaitu fungsi perbandingan sosial
dan fungsi pengesahan.
8. PenyelesaianMasalah
a. Kelompok deskriptif adalah kelompok yang dominan melakukan strategi
pemecahan masalah dengan pendekatan deskriptif.
b. Kelompok preskriptif adalah kelompok yang selalu menggunakan pendekatan
preskriptif.
9. PolaInteraksi
a. Kelompok interacting adalah kelompok yang setiap anggotanya harus bekerja
sama dengan anggota-anggota lainnya agar dapat mencapai tujuan.
b. Kelompok co-acting adalah kelompok yang masing-masing anggotanya dapat
bekerja sendiri, tetapi semua mengarah pada tercapainya tujuan kelompok.
c. Kelompok counter-acting adalah kelompok yang terbelah karena masing- masing
anggotanya mempunyai tujuan yang berbeda atau malah bersaing untuk mencapai
tujuan.
2.7 Struktur Kelompok
Dalam sebuah kelompok terdapat struktur yang membentuk perilaku anggotanya dan
memungkinkan untuk menjelaskan sebagian perilaku individu di dalam kelompok maupun
kinerja kelompok itu sendiri. Struktur kelompok merupakan pola interaksi antar anggota
kelompok, yang berkaitan dengan bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan
kedudukan antar anggota, dan pembagian tugas. Struktur kelompok terdiri dari norma dan
peran.
a. Norma
Norma merupakan standar perilaku yang dapat diterima yang digunakan bersama oleh para
anggota kelompok. Norma memberitahukan kepada anggota apa yang seharusnya dan apa

10
yang tidak seharusnya dilakukan. Norma sebagai elemen dasar dalam struktur kelompok
sebagai arahan dan motivasi, pengatur interaksi sosial, serta membuat tanggapan orang lain
tersebut dapat diprediksi dan bermakna. Johnson dan Johnson (2000) menyatakan bahwa
norma sebagai keyakinan umum dalam kelompok mengenai perilaku, sikap serta persepsi
yang sesuai. Adapun 2 bentuk norma yaitu norma deskriptif dan norma perspektif.
1. Norma deskriptif merupakan apa yang sering dilakukan, dirasakan, serta dipikirkan
oleh orang ketika sedang berada dalam suatu situasi tertentu. Contoh: ketika di jalan tol ada
himbauan bagi kendaraan yang berjalan lambat untuk berjalan di bahu kiri dan bagi
kendaraan yang ingin mendahului dan melaju cepat untuk berjalan di lajur kanan.

2. Norma perspektif yang lebih evaluatif, menjelaskan apa yang harus dan tidak boleh
dilakukan oleh individu pada situasi tertentu, dan jika ada yang melanggar akan dinilai
negatif. Contoh: perintah membayar pajak untuk para wajib pajak, bagi yang tidak
mematuhi akan dikenai sanksi.

Kelompok kadang mengadopsi norma sebagai aturan kelompok mereka, tetapi


norma-norma kebanyakan muncul secara bertahap karena anggota kelompok mencoba
menyelaraskan perilaku mereka sampai mereka sesuai dengan standar tertentu. Dalam
proses perkembangan norma, ada seorang peneliti bernama Muzafer Sherif (Forsyth, 1983)
yang mencerminkan bagaimana orang-orang dalam kelompok dari waktu ke waktu datang
untuk mengembangkan standar yang berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perilaku dan
persepsi. Sherif mempelajari perkembangan norma dengan mengambil keuntungan dari
gerak refleks. Dalam penelitiannya, Sherif menemukan bahwa individu cenderung
mengambil keputusan itu sendiri. Akan tetapi ketika individu tersebut telah berada dalam
sebuah kelompok, pada sesi pertama dalam kelompok, individu tersebut mulai
mempertimbangkan keputusan lain dari anggota kelompok lainnya. Selanjutnya, keputusan
individu tersebut menjadi satu keputusan kelompok. Proses bersatunya keputusan menjadi
satu keputusan dalam kelompok oleh Sherif disebut sebagai funnel pattern atau motif
corong. Menurut Sherif, norma berkembang karena adanya interaksi antar anggota
kelompok tersebut.

Sherif menyimpulkan bahwa norma-norma baru berkembang dalam kelompok bila


konteksnya menyediakan sedikit informasi untuk menuntun tindakan atau untuk
memungkinkan anggota untuk menyusun keyakinan. Menurut Kelman (dalam Forsyth,
1983) mereka yang mematuhi norma kelompok bahkan ketika tidak ada tekanan eksternal
untuk melakukannya, menunjukkan bahwa mereka secara pribadi menerima standar tersebut
sebagai milik mereka. Kelompok juga menginternalisasikan norma yang ada pada kelompok

11
mereka dengan cara menerima norma tersebut sebagai standar yang pasti bagi perilaku
mereka.
Contoh norma, norma adalah kepercayaan umum berdasarkan kelayakan, sikap, pandangan
anggota kelompok, peran, tersirat atau tidak, yang mengatur anggota kelompok.
Kedisiplinan, saling menghargai, bertanggung jawab

b. Peran
Dalam suatu kelompok masing-masing anggota tentu tidak melakukan hal yang sama
dalam mencapai tujuan. Setiap anggota memiliki tugas dan fungsi yang berbeda sesuai
dengan harapan. Dengan kata lain, anggota kelompok yang berbeda tentu akan memainkan
peran yang berbeda. Contoh: Peran adalah harapan dalam menjelaskan tindakan yang layak
dari seorang anggota dalam suatu posisi terhadap posisi lain yang berhubungan, misalnya
ketua, wakil ketua, sekertaris. Tugas dan tanggung jawab seorang direktur adalah memimpin
perusahaan

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Kelompok dibentuk untuk mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan
mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga dapat terlaksana dengan cepat,
efektif dan efesian.
2. Beberapa tujuan atau alasan kelompok tersebut di bentuk karena mereka saling bergantung
(Interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan untuk bekarjasama dalam
mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan, menyebabkan satu sama lain saling
mempengaruhi.
4. Dengan membentuk kelompok sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh individu tertentu dapat
dengan mudah dicapai, sehingga dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu di
antara individu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.

3.2 Saran
Pentingnya dinamika kelompok dikarenakan individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam
masyarakat, individu tidak dapat bekerja sendiri dalam memenuhi kehidupan. Dalam masyarakat
yang besar, perlu adanya pembagian dan pengorganisasian kerja agar pekerjaan dapat terlaksana
dengan baik dan mudah.
Untuk membuat sebuah kelompok yang dapat terorganisasi dengan baik diperlukan
kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial
yang cukup intensif dan teratur agar dapat terbentuk sebuah keselarasan atau kesamaan tujuan
yang memudahkan sebuah kelompok dapat memperoleh hasil yang diinginkan bagi semua yang
terkait didalam kelompok.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Bevly, Beni 2012, Corporate Social Responsibility, edk 1, San Fransisco School, USA.
Drs. Effendy, Nasrul 1998, Keperawatan Keshatan Masyarakat, edk 2. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Forsyth, D.R. (1983). An introduction to group dynamics. California:Brooks/Cole Publishing
Company.
Johnson, D.W. & F. P. Johnson. (2003). Joining together: Group theory and group skill, fourth
edition.
Saleh, Amiruddin. Pengertian, Batasan, dan Bentuk Kelompok.(Online).Tersedia:
www.pustaka.ut.ac.id/LUHT4329-M. (Diakses pada 19 Agustus 2017)

14

Вам также может понравиться