Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
4 Maret 2011
Prihastuti
Abstract
Soils are made up of organic and an organic material. The organic soil component contains
all the living creatures in the soil and the dead ones in various stages of decomposition.
Biological activity in soil helps to recycle nutrients, decompose organic matter making
nutrient available for plant uptake, stabilize humus, and form soil particles.
The extent of the diversity of microbial in soil is seen to be critical to the maintenance of soil
health and quality, as a wide range of microbial is involved in important soil functions. That
ecologically managed soils have a greater quantity and diversity of soil microbial. The two
main drivers of soil microbial community structure, i.e., plant type and soil type, are thought
to exert their function in a complex manner. The fact that in some situations the soil and in
others the plant type is the key factor determining soil microbial diversity is related to their
complexity of the microbial interactions in soil, including interactions between microbial and
soil and microbial and plants.
The basic premise of organic soil stewardship is that all plant nutrients are present in the
soil by maintaining a biologically active soil environment. The diversity of microbial
communities has on ecological function and resilience to disturbances in soil ecosystems.
Relationships are often observed between the extent of microbial diversity in soil, soil and
plant quality and ecosystem sustainability. Agricultural management can be directed toward
maximizing the quality of the soil microbial community in terms of disease suppression, if it
is possible to shift soil microbial communities.
Keywords: structure, microbial, implication, sustainable agriculture
174
Prihastuti
Tanah sebagai media tumbuh tanaman dari biomassa mikroba dalam tanah. Dalam
memerlukan perhatian untuk dikelola setiap gram tanah subur mengandung sedikitnya
kesinambungannya. Bagaimana tanah dapat satu juta organisme bersel satu ini dan jumlah
berfungsi pada kondisi alami? Bagaimana suatu populasi bakteri akan semakin menurun dengan
ekosistem asli dapat menghasilkan produk bertambahnya kedalaman tanah. Jumlah
tanaman tanpa kehadiran pupuk dan pengolahan populasi dan jenis bakteri ditentukan oleh
tanah? Bagaimanakah prinsip daur kehidupan kondisi tanahnya, yang berfungsi sebagai
pada fungsi tanah ini? Jawaban dari pertanyaan lingkungan tumbuhnya (Tabel 1).
ini meyakinkan bahwa tanah akan memberikan
manfaat dan tetap produktif pada masa sekarang Tabel 1. Perkiraan jumlah populasi dan jenis bakteri
dan untuk generasi masa depan. pada tiga jenis tanah yang berbeda.
Jumlah
Jumlah
TANAH SEBAGAI RESERVOIR populasi
spesies
Tipe tanah bakteri
MIKROBA bakteri (/g
(sel/g
Tanah dapat dipandang sebagai suatu tanah)
tanah)
kesatuan kehidupan daripada hanya suatu tubuh Padang gurun 10 x 10 6
100
tanah saja. Komponen organik tanah Padang rumput 60 x 107 15-40.000
mengandung semua bentuk kehidupan dalam Hutan 10 x 1010 1.000.000
tanah dan yang sudah mati maupun yang Sumber: Anonim (2010)
sedang mengalami proses dekomposisi (Loreau
et al, 2001). Gambar 1 menunjukkan irisan top Banyak jenis bakteri yang berbeda
soil dengan organisme yang terkandung di dapat ditemukan di dalam tanah, masing-
dalamnya, yang mempunyai peranan mengatur masing mempunyai peranan tertentu dalam
siklus hara di dalam tanah yang dibutuhkan lingkungan tanah. Salah satu manfaat utama
oleh tanaman. Keberadaan mikroba di dalam bakteri adalah menyediakan nutrisi tanaman.
tanah secara alami mempunyai peranan untuk Beberapa spesies bakteri melepaskan nitrogen,
menjaga fungsi tanah dan mengendalikan belerang, fosfor, dan trace elemen dari material
produktivitasnya, karena sebagai kunci dalam organik. Peranan bakteri yang lain adalah
berbagai proses kehidupan tanah, seperti memecah tanah mineral, melepaskan kalium,
pembentukan struktur tanah, dekomposisi fosfor, magnesium, kalsium dan besi. Masih
bahan organik, mengubah zat racun, siklus C, ada spesies lain yang berperan dalam membuat
N, P dan S (van Elsas dan Trevors, 1997). dan melepaskan hormon pertumbuhan tanaman
dan untuk merangsang pertumbuhan akar
(Schloss and Handelsman, 2006).
Beberapa jenis bakteri penambat
nitrogen dari perakaran tanaman kacang-
kacangan bekerja melalui asosiasi dengan
tanaman. Bakteri ini bertanggung jawab untuk
mengubah nitrogen dari amonium menjadi
nitrat dan kembali lagi tergantung pada kondisi
tanah tertentu. Manfaat bakteri untuk tanaman
yang lainnya adalah meningkatkan kelarutan
nutrisi, memperbaiki struktur tanah, melawan
penyakit akar dan menetralkan racun tanah.
Gambar 1. Tanah dengan organisme yang mengatur
Bakteri penting di dalam dinamika air, siklus
siklus hara dari tanah ke tanaman dan sebaliknya
(Sulivan, 2004). hara dan supresiv patogen (Anonim, 2010).
Beberapa bakteri mempengaruhi pergerakan air,
Beberapa jenis mikroba tanah yang melalui kemampuannya menghasilkan substansi
mempunyai arti penting dalam kestabilan yang dapat membuat ikatan dengan partikel
ekosistem di dalam tanah adalah: tanah menjadi agregat kecil yang meningkatkan
infiltrasi air dan kapasitas menahan air.
1. Bakteri Beberapa bakteri mampu mengubah energi dari
Bakteri merupakan kelompok mikroba bahan organik menjadi bentuk yang lebih
tanah yang paling dominan, mencapai separuh berguna untuk tanaman dan penting untuk
175
Struktur Komunitas Mikroba (174-181) El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011
menjaga kehilangan hara (seperti nitrogen) dari (Champbell, 1989). Manfaat bagi jamur dari
zona perakaran. bentuk asosiasi tanaman ini adalah dapat
mengambil nutrisi dan karbohidrat dari akar
2. Jamur tanaman yang menjadi inangnya.
Jamur di dalam tanah hadir dalam Pembentukan mikoriza diawali
berbagai jenis, ukuran dan bentuk yang dengan terserangnya akar tanaman oleh suatu
berbeda. Beberapa spesies muncul sebagai jenis jamur tanah, yang distimulir oleh senyawa
benang-benang dan membentuk seperti koloni, organik tertentu dari tanaman ke dalam tanah.
sementara yang lain adalah satu-sel yang Proses infeksi jamur ke dalam sel tanaman
disebut ragi/yeast. Jamur benang dan jamur dengan memakai haustoria dan berkembang di
kancing (mushrom) disebut juga fungi. Banyak dalam sel. Interaksi mikoriza berbeda dengan
jamur yang membantu tanaman melalui interaksi dalam rizosfer antara tanaman dengan
pemecahan bahan organik atau pelepasan mikroba tanah lainnya, terutama dalam hal
nutrien dari mineral tanah. Jamur umumnya spesifisitas dan sistem organisasi jaringan
cepat untuk menjajah potongan-potongan besar tubuhnya. Mosse (1981) menyatakan bahwa
bahan organik dan memulai proses infeksi akar oleh mikoriza tergantung pada
dekomposisi. Beberapa jamur menghasilkan tingkat nutrisi tanaman dan daya adaptasi
hormon tanaman, sedangkan yang lain mikoriza pada tanah dan iklim yang ada.
menghasilkan antibiotik, termasuk penisilin. Melalui infeksi akar oleh mikoriza dapat
Bahkan ada jenis jamur yang berbahaya sebagai meningkatkan perluasan serapan akar untuk
perangkap nematoda parasit tanaman (Cutler menyerap secara optimum unsur hara terutama
and Hill, 1994). P bagi pertumbuhan dan perkembangan
Semua faktor lingkungan yang tanaman.
mempengaruhi penyebaran bakteri dan Beberapa penelitian menyatakan bahwa
aktinomisetes juga mempengaruhi penyebaran penggunaan mikoriza memberikan interaksi
jamur dalam tanah. Kualitas dan kuantitas positif terhadap tanaman inang, antara lain
bahan organik yang ada dalam tanah dalam bentuk: (1) meningkatkan penyerapan
mempunyai pengaruh langsung terhadap jumlah unsur hara, terutama P (Baas et al, 1989), (2)
jamur dalam tanah, oleh sifat nutrisinya yang menahan serangan patogen (Wilson dan Trinik,
heterotrofik. Jamur yang umum dijumpai pada 1983), (3) toleran terhadap logam berat dan zat-
tanah yang lebih dangkal jarang dijumpai di zat yang bersifat racun terhadap tanaman
permukaan tanah, yang dapat dijelaskan (Koomen et al, 1990), (4) memperbaiki struktur
berdasarkan ketersediaan bahan organik dan tanah dan tidak mencemari lingkungan, serta
rasio antara oksigen dan karbondioksida dalam (5) pemupukan sekali seumur tanaman (Aher,
tanah pada kedalaman yang berbeda-beda. 2001). Peranan mikoriza yang besar dalam
biosintesis tanaman, memberikan prospek yang
3. Mikoriza baik untuk diaplikasikan ke lahanlahan
Beberapa jamur dapat membentuk marginal dan untuk reklamasi lahan bekas
interaksi mutualistik dengan akar tanaman yang tambang.
dikenal dengan sebutan mikoriza
(mycorrhizae). Dalam interaksi ini jamur secara 4. Aktinomisetes
nyata terintegrasi ke dalam akar tanaman. Aktinomisetes adalah organisme tanah
Bentuk asosiasi ini memberikan keuntungan yang memiliki sifat-sifat yang umum dimiliki
pada kedua belah pihak. Jamur akan oleh bakteri dan jamur, tetapi juga memiliki
mendapatkan keuntungan nutrisi dari akar ciri khas yang cukup berbeda yang
tanaman, sebaliknya jamur akan menyediakan membatasinya menjadi satu kelompok yang
nutrisi kepada tanaman dan tidak menyebabkan jelas berbeda. Meskipun tidak seperti
penyakit pada tanaman inang. Akar dijajah oleh kebanyakan bakteri, mereka juga melakukan
mikoriza cenderung kurang ditembus oleh peran penting di dalam tanah, antara lain
nematoda pemakan akar, karena hama tidak membantu menguraikan bahan organik menjadi
dapat menembus jaringan jamur tebal. humus, melepaskan nutrisi. Aktinomisetes juga
Mikoriza juga memproduksi hormon dan memproduksi antibiotik untuk melawan
antibiotik yang meningkatkan pertumbuhan penyakit akar (Fitter et al, 2005).
akar dan memberikan penekanan terhadap Aktinomisetes bertanggung jawab atas aktivitas
penyakit yang menyerang akar tanaman biologis di dalam tanah. Jumlah aktinomisetes
176
Prihastuti
akan meningkat oleh adanya bahan organik Grayston et al, 1998) dan rotasi tanaman
yang mengalami dekomposisi. Persentase (Villich, 1997) adalah faktor kunci determinatif
aktinomisetes dalam populasi mikroba tanah struktur komposisi mikroba tanah.
total akan meningkat dengan makin Jenis tanaman dan tanah mempengaruhi
meningkatnya kedalaman tanah hingga struktur komunitas mikroba, namun informasi
mencapai horison C profil tanah. detail mengenai interaksinya masih belum dapat
diperoleh dan masih membutuhkan kajian
PEMELIHARAAN STRUKTUR lanjut. Komunitas mikroba tanah sangat sulit
KOMUNITAS MIKROBA TANAH untuk dikarakterisasi, karena adanya diversitas
Sekalipun sejak tahun 1960-an para ahli fenotipik dan genotipik, heterogenitas dan
mikrobiologi telah mengkaji peranan diversitas kriptisitas. Populasi bakteri pada tanah top soil
mikroba tanah terhadap fungsi kestabilan adalah >109 sel/g tanah (Torsvik dan Ovreas,
ekosistem, namun perhatiannya kurang begitu 2002) dan sebagian besar tidak dapat
tinggi terhadap fungsi ekologi dan resiliensi dikulturkan. Biomassa mikroba yang dapat
ekosistem tanah (Harrison, et al, 1968). dikulturkan dan dikaji lanjut diperkirakan <5 %
Hubungan yang sering dikaji adalah diversitas nya (Borneman dan Triplett, 1997; Torsvik et
mikroba tanah, kualitas tanah dan tanaman, al, 1990).
serta keberlanjutan ekosistem. Sekalipun Tanah hadir dengan tingkat
demikian yang terdokumentasi hanyalah heterogenitas mikroba yang tinggi, terdiri dari
hubungan antara tingkat supresiv tanah komponen fraksi padat yaitu pasir, lempung,
terhadap penyakit tanaman dan diversitas atau liat dan bahan organik (van Elsas dan Trevors,
kemelimpahan komunitas mikroba tanah 1997). Kehadiran mikroba dalam tanah tersebut
(Abawi and Widmer, 2000; Nitta, 1991). menunjukkan kebutuhannya akan kondisi
Pengelolaan tanah mempengaruhi abiotik dan nutrisi yang tersedia dalam biosfer.
struktur komunitas mikroba tanah telah banyak Dalam suatu sistem yang stabil dapat
dilaporkan (Tabel 2.). Penggunaan pestisida dihipotesakan bahwa tanah dapat dihuni oleh
(Heilmann et al, 1995), amandemen dengan mikroba yang mampu beradaptasi pada
khitin (Hallmann, et al, 1999), kompos atau lingkungan tanah tersebut. Pada akhirnya
kotoran ternak (Schonfeld et al, 2002) dan mikroba tersebut berfungsi sebagai katalisator
introduksi mikroba mutan (De Leij et al, 1995; biokimia pada proses-proses yang berlangsung
Mahhaffee dan Klooper, 1997) akan di dalam tanah, yang menyebabkan terjadinya
mempengaruhi struktur komunitas mikroba di perubahan di dalam tanah. Ada tiga faktor
dalam tanah. Sifat fisikokimia tanah (Kennedy utama yang mendukung terjadinya dinamika di
dan Smith, 1995), distribusi ukuran partikel dalam tanah yaitu jenis tanaman, jenis tanah
tanah (Ranjard et al, 2001), keberadaan dan dan teknik pengelolaannya (Loreau et al, 2001).
umur spesies tanaman (Garland, 1996;
177
Struktur Komunitas Mikroba (174-181) El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011
Padang rumput permanen, lahan Terjadi perubahan pada stuktur komunitas mikroba
Van Elsas et
pertanian dengan monokultur jagung yang cukup signifikan, padang rumbut permanen
al, 2000
dan rotasi mempunyai diversitas mikroba paling tinggi
178
Prihastuti
Integrity, IUC Life Sciences of ITB, Doran, J. W and M. R. Zeiss. 2000. Soil health
Bandung 30 of June-1st July 1998. and sustainability: managing the
Baas, R. C. V. Dijk dan S. R. Troelstra. 1989. biotic component of soil quality.
Effects of rhizosphere soil, vesicular- Aplied Soil Ecology (15). 3-11
arbuscular mychorrhizal fungi and Drijber R. A, J. W. Doran, A. M. Parkhurst, and
phosphate on Plantago major L ssp. D. J. Lyon. 2000. Changes in soil
Pleiosperma. Pilger. Plant and Soil. microbial community structure with
113: 59-67. tillage under long-term wheat-fallow
Borneman J. and E. W. Triplett. 1997. management. Soil Biol. Biochem.
Molecular microbial diversity in soil 32:141930
from Eastern Amazonia: evidence for Filion, M., M. St-Arnaud, J. A. Fortin. 1999.
unusual microorganisms and Direct interaction between the
microbial population shifts associated arbuscular mycorrhizal fungus
with deforestation. Appl. Environ. Glomus intraradices and different
Microbiol. 63:264753 rhizosphere microorganisms. New
Bossio D. A, K. M. Scow, N. Gunpala, and K. Phytol. 141, 525533.
J. Graham. 1998. Determination of Fitter, A. H., C. A. Gilligan, K. Hollingworth,
soil microbial communities: effect of A. Kleczkowski, K. M. Twyman, J.
agricultural management, season, and W. Pitchford, and The members of the
soil type on phospholipid fatty acid Nerc Soil Biodiversity Programme.
profiles. Microbiol. Ecol. 36:112 2005. Biodiversity and ecosystem
Campbell, R., 1989, Biological control of function in soil. British Ecological
microbial plant pathogens, Cambridge Society (19): 369-377
University Press, Melbourne-Sydney, Garland JL. 1996. Patterns of potential C source
pp : 41-65. utilization by rhizosphere
Clegg, C. D, R. D. L. Lovell, P. J. Hobbus. communities. Soil Biol. Biochem.
2003. The impact of grassland 28:22330
management regime on the Grayston SJ, S. Wang, C. D. Campbell, A. C.
community structure of selected Edwards. 1998. Selective influence of
bacterial groups in soil. FEMS plant species on microbial diversity in
Microbiol. Ecol. 43:26370 the rhizosphere. Soil Biol. Biochem.
Cutler, H.G and R.A Hill, 1994, Natural 30:369 78
fungicides and their delivery systems ODonnell, A.G., M. Seasman, A. Macrae, I.
as alternatives to synthetics, in Waite, dan J. T. Davies. 2001. Plants
Biological control of postharvest and fertilisers as drivers of change in
diseases theory and practice : C. L microbial community structure and
Wilson and M.E Wisniewski (Eds), function in soils. Plant Soil 232, 135
CRC Press, Tokyo, p. 135-152. 145.
De Leij FAAM, S. J. Sutton, J. M. Whipps, J. S. Hallmann J, R. Rodriguez-Kabana, dan J. W.
Fenlon, dan J. M. Lynch. 1995. Kloepper. 1999. Chitin-mediated
Impact of field release of genetically changes in bacterial communities of
modified Pseudomonas fluorescens soil, rhizosphere and roots of cotton in
on indigenous microbial population of relation to nematode control. Soil
wheat. Appl. Environ. Microbiol. Biol. Biochem. 31:55160
61:344353 Harrison N.G, J. D. Allan, R. K. Colwell, D. J.
Dodd, J.C., C. L. Boddington, A. Rodriguez, C. Futuyma, and J. Howell. 1968. The
Gonzalez-Chavez, dan I. Mansur. relationship between species diversity
2000. Mycelium of arbuscular and stability: an experimental
mycorrhizal fungi (AMF) from approach with protozoa and bacteria.
different genera: form, function and Ecology 1091101
detection. Plant Soil 226, 131151. Heilmann B, M. Lebuhn, dan F. Beese. 1995.
Doran J. W. , M. Sarrantonio, dan M. A. Methods for investigation of
Liebig. 1996. Soil health and metabolic activity and shifts in the
sustainability. Adv. Agron. 56:254 microbial community in soil treated
179
Struktur Komunitas Mikroba (174-181) El-Hayah Vol. 1, No.4 Maret 2011
180
Prihastuti
181