Вы находитесь на странице: 1из 4

PROGRAM KERJA KOMITE ETIK DAN HUKUM

RS. HARAPAN BUNDA TAHUN 2016

A. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap warga negara. Agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan
upaya guna memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu
yang baik dan biaya terjangkau. Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan
keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai
berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah,
lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan rumah sakit, maka fungsi pelayanan RS Harapan Bunda Banda
Aceh secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta memberi
kepuasan dan kenyamanan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.

B. LATAR BELAKANG
Komite Etik Rumah Sakit (KERS), dapat dikatakan sebagai suatu badan yang secara resmi dibentuk
dengan anggota dari berbagai disiplin Ilmu kesehatan dalam rumah sakit yang bertugas untuk menangani
berbagai masalah etik yang timbul dalam rumah sakit. KERS dapat menjadi sarana efektif dalam
mengusahakan saling pengertian antara berbagai pihak yang terlibat seperti dokter, pasien, keluarga
pasien dan masyarakat tentang berbagai masalah etika hukum kedokteran yang muncul dalam
perawatan kesehatan di rumah sakit.
Rumah Sakit Harapan Bunda (RSHB) merupakan Salah satu rumah sakit umum swasta
terbesar di Banda Aceh, Rumah sakit yang selalu menekankan pelayanan yang tepat, cepat,
akurat, terpercaya dan profesional dengan harga yang terjangkau serta senantiasa mengutamakan
kepuasan pelanggan. Agar Rumah Sakit Harapan Bunda mampu melaksanakan fungsi yang
demikian kompleks, maka diperlukan sumber daya manusia yang profesional di bidang teknis
medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan,
Rumah Sakit Harapan Bunda harus mempunyai suatu aturan yang menjamin peningakatan mutu
di semua tingkatan.

1
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya kegiatan hukum Rumah Sakit yang efektif dan berkualitas.
2. Tujuan Khusus
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Direktur dalam hal :
a) Penyusunan dan perumusan medicoetiklegal dan kode etik pelayanan rumah sakit.
b) Menyelesaikan masalah etik rumah sakit dan pelanggaran terhadap kode etik pelayanan
rumah sakit.
c) Pemeliharaan etik penyelenggaraan fungsi rumah sakit, Hospital Bylaws , dan Medical
Staff Bylaws.
d) Sebagai gugus tugas dalam penanganan masalah hukum di RS. Harapan Bunda Banda
Aceh.

D. FUNGSI
1. Fungsi Pendidikan

Bekerjasama dengan administrasi rumah sakit, instalasi dan ruangan, stafmedis, perawat dan
berbagai profesi kesehatan lainnya, komite akan melakukan upaya pendidikan mengenai
etika klinis dengan cara in house training atau metode pelatihan dan pendidikan lainnya.

2. Meninjau dan Mengembangkan Kebijakan

Komite akan membantu rumah sakit dan staf profesionalnya dalam mengembangkan
kebijakan dan prosedur sehubungan dengan etika dan hokum kesehatan.

3. Meninjau Kasus

Salah satu fungsi penting dari komite adalah perannya sebagai forum untuk menganalisa
pertanyaan-pertanyaan etika yang muncul dalam perawatan pasien secara individu. Dalam
perannya ini, komite akan berusaha untuk memberikan dukungan dan konsultasi bagi mereka
yang bertanggungjawab terhadap pengambilan keputusan meliputi petugas kesehatan, pasien,
pendamping dan anggota keluarga pasien.

2
E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Mengadakan rapat koordinasi Komite Etik dan Hukum dengan Komite Medik dan Komite
Keperawatan setiap 2 bulan sekali.
2. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien tentang hak dan kewajiban
antara pasien dan dokter.
3. Membantu Direktur Utama menyusun dan merumuskan medicoetiklegal dan kode etik
pelayanan rumah sakit.
4. Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hukum terhadap pegawai di RS. Harapan
Bunda Banda Aceh.
5. Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hukum antara pasien dan RS. . Harapan
Bunda Banda Aceh.
6. Menyelesaikan konflik etik yang timbul antar profesi di RS. . Harapan Bunda Banda Aceh.

F. TATA CARA PENANGANAN KASUS ETIK

1. Direktur mengajukan permintaan kepada komite etik untuk melakukan peninjauan kasus

2. Tim akan melakukan peninjauan terhadap permintaan tersebut untuk menentukan :

1) Masalah yang terjadi


2) Status pasien
3) Pertanyaan seputar etika
4) Masalah-masalah yang menyebabkan permintaan
5) Informasi lain yang diperlukan
3. Jika penilaian dari tim bahwa permintaan tersebut tepat, tim akan menghubungi dokter pasien
untuk mendiskusikan permintaan tersebut, meminta partisipasinya dan menjadwalkan
pertemuan peninjauan kasus. Sebagai tambahan, pasien tau keluarga pasien atau pembuat
keputusan bagi pasien, sesuai kebutuhan kasus, harus juga diberitahukan bahwa peninjauan
kasus akan dilakuakan, dan diundang untuk berpartisipasi. Keputusan mereka untuk tidak
berpartisipasi, atau penolakan mereka untuk konsultasi, tidak boleh mencegah konsultasi
etika formal berlangsung, dengan asumsi bahwa konsultasi ditentukan tim.
4. Anggota tim dapat menentukan bahwa sangat tepat untuk mengundang peserta lain dalam
pertemuan dimana tim mendiskusikan kasus. Diantara orang-orang yang dapat diundang

3
dalam pertemuan tersebut adalah : anggota staf professional yang secara langsung terlibat
dalam memberikan pelayanan kepada pasien, personil dengan keahlian tertentu; dan pasien
dan/atau anggota keluarga pasien.
5. Jika dalam penilaian peninjauan kasus oleh tim, permintaan peninjauan kasus tidak tepat, tim
juga akan menginformasikan kepada pihak yang meminta peninjauan kasus dan/atau dokter
yang merawat.
6. Melakukan Pertemuan Peninjauan Kasus
a) Ketua tim menjelaskan mengapa pertemuan tersebut dilakukan dan menjelaskan tugas
mereka dan perlunya menjaga kerahasiaan.
b) Jika dokter yang merawat pasien dan petugas kesehatan lain hadir, akan tepat sekali bila
mereka mempresentasikan kepada tim peninjau mengenai riwayat pasien, kondisi pasien
saat ini, prognosis dan hal-hal yang berkaitan dengan peninjauan kasus. Anggota tim
dapat meminta peserta pertemuan, termasuk pasien/anggota keluarag jika ada, untuk
menjelaskan apa pertanyaan, masalah atau hal-hal etika yang diminta untuk ditinjau.
c) Setelah itu diadakan pertemuan tertutup untuk tim untuk merumuskan rekomendasi.
7. Rekomendasi hasil dari peninjauan kasus dan setiap rekomendasi akan dikomunikasikan
kepada individu yang meminta peninjauan kasus; ke dokter yang merawat; ke staf rumah
sakit; dan ke pasien/keluarganya. Setelah diskusi ini, dan bersama-sama dengan dokter yang
merawat, tim akan mencatat hasil dari peninjauan kasus etik dalam rekam medis pasien.
Hasil ini juga akan dilaporkan ke, dan ditinjau oleh, komite pada pertemuan berikutnya.

Direktur Rumah Sakit

Dr. Ormaia Nja Oemar M.Kes

Вам также может понравиться