Вы находитесь на странице: 1из 36

KOMUNIKASI PEMASARAN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Tugas Mata Kuliah Komunikasi Bisnis

Oleh :

SITI ROHMAH NINGRUM


NPM : 12.110.0154
NOVIA SRI PUSPITASARI
NPM : 12.110.0185
YANTI NOVIYANTI
NPM : 12.110.0168

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
YASA ANGGANA
GARUT
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas berkat rahmat
dan karunia yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan judul Komunikasi Pemasaran , dalam rangka memenuhi
salah satu syarat tugas Mata Kuliah Komunikasi Bisnis.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, untuk itu,masukan yang bersifat
membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin membebenih
kekuragannya.
Akhir kata, semoga makalah ini berguna bagi semua pihak yang
memerlukannya sebagai suatu referensi dan semoga Alloh SWT selalu
memberikan rahmatnya kepada kita semua. Amin Ya Robbal Alamin.

Garut, 4 Januari 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................ Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI .............................................................. Error! Bookmark not defined.i

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 5

1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 5

1.2. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 6

1.3. Maksud dan Tujuan ........................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 7

2.1. Pengertian Komunikasi ..................................................................................... 7

2.1.1 Unsur-unsur Komunikasi .............................................................................. 9

2.1.2 Proses Komunikasi ..................................................................................... 11

2.1.3 Metode Komunikasi.................................................................................... 12

2.1.4 Hambatan-hambatan Komunikasi............................................................... 16

2.2. Pengertian Komunikasi Pemasaran ....................................................................... 18

2.2.1 Unsur-unsur Proses Komunikasi ................................................................ 19

2.2.2 Tujuan Komunikasi Pemasaran .................................................................. 21

2.2.3 Sasaran Komunikasi Pemasaran ................................................................. 25

2.2.4 Komponen Pesan ........................................................................................ 26

2.2.5 Media Komnunikasi.................................................................................... 27

2.2.6 Bauran Promosi........................................................................................... 28

2.2.7 Anggaran Total ........................................................................................... 30

iii
2.2.8 Evaluasi dan Pengendalian Kegiatan Promosi............................................ 32

2.2.9 Saluran Komunikasi Pemasaran ................................................................. 32

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 34

3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 34

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 35

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui komunikasi merupakan proses yang dilakukan


oleh manusia setiap hari dalam melakukan hubungan dengan orang lain. Secara
umum dapat dikatakan bahwa tidak ada kehidupan manusia tanpa komunikasi.
Sebagai makhluk sosial manusia pasti membutuhkan hubungan dengan orang lain.
Setiap individu selalu berkeinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain dan
sebaliknya individu tersebut juga berkeinginan menerima informasi dari orang
lain. Keharusan yang timbul pada manusia untuk bekerjasama dengan orang lain
agar dapat mencapai tujuan yang dikehendaki, mengakibatkan dibentuknya
organisasi, dalam hal ini perusahaan. Dalam sebuah perusahan, komunikasi
merupakan hal yang sangat penting terutama dalam bisnis, dalam berbisnis
terdapat kegiatan memasarkan produk atau jasa yang akan dipasarkan sehingga
terbentuklah suatu komunikasi pemasaran.
Komunikasi pemasaran merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha
menyampaikan informasi, mempengaruhi untuk dapat menarik minat konsumen.
Jadi perusahaan dituntut harus dapat mengkomunikasikan produknya agar dapat
meyakinkan konsumennya. Komunikasi pemasaran memberikan pertukaran
informasi dua arah antara pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pemasaran,
dalam hal ini adalah penjual dan pembeli. Agar komunikasi pemasaran dapat
berjalan efektif untuk mencapai tujuannya, maka komunikasi pemasaran harus
dijalankan. Komunikasi pemasaran adalah proses penyebaran informasi
perusahaan dan apa yang hendak ditawarkan (offering) pada pasar sasaran.
Perannya sangat vital mengingat peran komunikasi dalam memfasilitasi hubungan
yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan pembeli yang prospektif.

5
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kunci utama
menuju kesuksesan adalah berhasil tidaknya kita dalam menarik perhatian calon
konsumen agar bisa memiliki nilai dan kepuasan ketika memutuskan untuk
membeli suatu produk dan meneruskan untuk melakukan pembelian ke depannya,
sehingga komunikasi pemasaran sangatlah penting dalam sebuah bisnis.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka


dapat diidentifikasikan pokok-pokok permasalahannya, yaitu sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari komunikasi ?


2. Apa pengertian dari komunikasi pemasaran ?
3. Bagaimana perencanaan komunikasi pemasaran ?
4. Siapa sajakah sasaran komunikasi pemasaran ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang


komunikasi pemasaran dan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
setiap pembaca.

Adapum beberapa tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui hal-
hal yang telah teridentifikasi sebelumnya, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi, dan komunikasi


pemasaran.
2. Untuk mengetahui perencanaan komunikasi pemasaran serta siapa saja
sasaran komunikasi pemasaran.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah pengalihan informasi dari satu orang ke orang lain.


Komunikasi merupakan cara untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain baik
berupa ide, fakta, pikiran, serta nilai-nilai. Komunikasi yang baik adalah jalinan
pengertian antara pihak yang satu dengan yang lainnya, sehingga apa yang di
komunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan dan akhirnya dilaksanakan.
Dengan mengadakan komunikasi, setiap manusia dapat menyampaikan dan
mengungkapkan apa yang mereka rasakan, inginkan, dan yang diharapkan. Begitu
pula halnya dengan perusahaan, sudah pasti membutuhkan manusia yang mana
kelompok orang tersebut harus berhubungan satu dengan yang lain melalui
komunikasi agar dapat diperoleh koordinasi, sehingga perusahaan dapat
melakukan usaha demi mencapai tujuan serta perkembangan sesuai dengan
perubahan dalam masyarakat yang mengharuskan adanya perubahan di dalam
organisasi, atau perusahaan itu sendiri. Untuk lebih jelasnya penulis akan
memberikan pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa orang ahli,
yang diantaranya adalah:
1. Harold Koontz dan Heinz Weihrichr yang dikutip oleh Winardi
(1993:141), mendefinisikan komunikasi seebagai berikut: komunikasi
adalah transfer informasi dari pihak pengirim pesan ke pihak penerima,
dimana informasi tersebut dipahami oleh sang penerima.
2. Gibson (1990:436) mendefinisikan komunikasi sebagai berikut: komunikasi
adalah proses penyampaian informasi dan pengertian dengan menggunakan
tanda-tanda yang bersifat lisan maupun tulisan.
3. Onong Uchjana (1995:1777) mengemukakan bahwa komunikasi merupakan
proses penyampaian atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang-lambang yang bermakna sama bagi kedua belah pihak.

7
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan
penyampaian pengertian antara si pembawa berita dengan si penerima berita yang
keduanya saling memahami dan mengerti, penyampaian itu baik bersifat lisan
maupun tulisan. Jika kedua belah pihak telah saling pengertian dan saling
memahami maka komunikasi yang dilakukan oleh suatu organisasi akan berjalan
dengan baik dan benar.
Apabila anggota perusahaan tidak dapat melakukan komunikasi dengan baik
maka rencana-rencana, instruksi-instruksi dan sasaran-sasaran menjadi simpang
siur. Koordinasi atas pekerjaan tidak dapat dilakukan dan pada akhirnya
perusahaan akan mengalami kesulitan. Demikian halnya dengan kerjasama tanpa
adanya komunikasi, suatu pekerjaan tidak akan terwujud. Dari pihak manajemen,
keseluruh tindakan manajemen yang meliputi perencanaan sampai pengawasan
harus dikomunikasikan dengan baik.
Agar suatu pesan dapat efektif , proses pengkodean dari pengirim harus
berhubungan dengan proses penguraian kode oleh penerima. Artinya, pesan yang
terbaik adalah pesan yang disampaikan dengan tanda-tanda yang dikenali oleh
penerimanya. Apabila pengirim memiliki pengalaman dengan penerima pesan,
maka komunikasi yang dilakukan akan lebih efektif. Tugas pengirim adalah
mengupayakan pesannya sampai kepada penerima. Untuk mengkomunikasikan
dengan efektif, pemasar harus mengerti elemen-elemen yang mendasari
komunikasi yang efektif.

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:608). Ada 9 unsur yang terlibat


dalam aktivitas komunikasi. Dua elemen mewakili pihak utama dalam
komunikasi, yaitu pengirim dan penerima. Dua elemen mewakili alat komunikasi
utama, yaitu pesan dan media. Empat elemen mewakili fungsi komunikasi, yaitu
pengkodean, penguraian kode, tanggapan, dan umpan balik. Elemen terakhir
dalam sistem ini adalah gangguan (seperti pesan sembarang dan bersaing yang
mungkin mencampuri komunikasi yang sedang berlangsung). Adapun proses
komunikasi menurut Kotler dan Amstrong (2004:608) adalah sebagai berikut:

8
PENGIRIM Penguraian PENERIMA
Pengkodean Pesan
Pesan
Kode
Media

Gangguan

Umpan Balik Tanggapan


Sumber: Philip Kotler & Amstrong (2004:609)

Gambar 2.1 Proses Komunikasi Pemasaran

Kewajiban pengirim dalam proses komunikasi adalah agar pesan dapat di


kirimkan dan di terima dengan cepat, tepat, dan jelas oleh si penerima.

2.1.1 Unsur-unsur Komunikasi

Dalam suatu proses komunikasi, terdapat beberapa unsur pokok yang


merupakan penunjang adanya komunikasi. Menurut Stoner (1994:140) unsur-
unsur tersebut adalah:

1. Pengirim (Sender), pengirim atau sumber pesan memprakarsai komunikasi.


Dalam sebuah organisasi, pengirim adalah seorang yang mencapai informasi,
kebutuhan atau keinginan dan sebuah maksud untuk disampaikan satu atau
lebih orang.
2. Penyandian (Encoding), dengan mengetahui komunikator, maka kita dapat
mengajukan keproses pembuatan sandi. Komunikator harus melakukan proses
pembuatn sandi yang menterjemahkan gagasan, komunikator kedalam
serangkaian tanda yang sistematis, yakni kedalam suatu bahasa yang
menyatakan maksud komunikator. Bentuk utama dari sandi adalah bahasa.

9
3. Pesan (Message), hasil dari proses pembuatan sandi adalah pesan. Maksud
komunikator dinyatakan dalam bentuk pesan. Pesan tersebut bersifat lisan atau
bukan lisan. Jadi pesan adalah apa yang diharapkan oleh komunikator untuk
disamapaikan kepada penerima tesebut, dan bentuk yang tepat sebagian besar
tergantung dari jalur (medium) yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
4. Saluran (Channel), adalah media pengirim dari satu orang ke orang lain,
saluran sering tidak dapat dipisahkan dari pesan. Agar komunikasi efektif dan
efisien, saluran harus sesuai dengan pesan. Walaupun mempunyai banyak
sekali saluran yang tersedia, manajer mungkin tidak selalu menggunakan salah
satu saluran yang paling efektif. Pilihannya mungkin dituntun oleh kebiasan
atau prepensi pribadi. Maka dalam memilih saluran yang tepat, manajer harus
memutuskan apakah kejelasan atau umpan balik yang lebih dipentingkan.
5. Penerima (Receiver), adalah orang yang inderanya menangkap pesan
pengirim. Pesan harus disesuaikan dengan latar belakang penerima. Jika pesan
tidak sampai pada penerima, komunikasi tidak terjadi.
6. Pengartian sandi (Decoding), pengartian sandi atau penguraian isi sandi adalah
proses penerima menafsirkan pesan dan menterjemahkannya kedalam
informasi yang bermakna. Pada umumnya, semakin pengartian sandi penerima
sesuai dengan pesan yang dimaksudkan pengirim, semakin efektif komunikasi
tersebut.
7. Gaduh (Noise), Gaduh atau berisik adalah salah satu factor yang
mengacaukan, membuat rancu atau mengganggu komunikasi. Gangguan
terebut dapat bersifat intern seperti apabila seseorang penerima tidak
memberikan perhatian atau ekstern seperti apabila pesan tersebut diganggu
oleh bunyi yang lain dalam lingkungan. Gaduh dapat terjadi pada setiap tahap
proses komunikasi, karena gaduh dapat mengacukan pemahaman. Seorang
manajer harus berupaya mengatasinya sampai pada suatu tingkat yang
memungkinkan komunikasi yang efektif.
8. Umpan balik (Feed back) adalah suatu pembalikan proses komunikasi dimana
reaksi terhadap komunikasi pengirim dinyatakan. Umpan balik dapat
ditampilkan dalam berbagai bentuk, yang berkisar dari umpan balik langsung

10
seperti pernyataan lisan yang sederhana bahwa pesan telah diterima, sampai
dengan umpan balik tidak langsung yang dinyatakan melalui tindakan dalam
kebanyakan komunikasi makin besar umpan balik makin efektif komunikasi
yang terjadi.
Unsur-unsur tersebut menggambarkan urutan kegiatan yang harus dilakukan
dan diperhatikan dalam setiap kegiatan komunikasi, kecuali unsur keatas yaitu
kegaduhan. Unsur diatas harus ada dalam setiap proses komunikasi agar terwujud
suatu komunikasi yang efektif.

Gambar 2.1. menggambarkan sebuah model komunikasi seperti yang


dikemukakan oleh Stoner (1994:141):

Mengirim Pesan Pesan Menerima


PENGIRIM Pengerti
Penya
(SUMBER) Saluran an Sandi PENERIMA
ndian

Gaduh
Umpan Balik

Menerima Mengirim

Gambar 2.1.1 Model Komunikasi


2.1.2 Proses Komunikasi

Proses umum dari komunikasi disajikan kedalam gambar 2.2 seperti yang
dikemukakan oleh Gibson (1994:436)

Siapa Menyatakan apa Bagaimana caranya Kepada siapa

Komunikator Pesan Medium Penerima

Umpan balik
Atas hasilnya
Sumber: Gibson (1990 : 436)

11
Gambar 2.1.2 Proses Komunikasi
Secara singkat uraian proses komunikasi diatas sebagai berikut :

1. Setiap komunikasi haruslah mempunyai suatu tujuan dan pengirim (sender)


atau komunikator yang menjadi sumber
2. Kemudian komunikasi tersebut mengatakan atau menyampaikan sesuatu,
dalam hal ini pesan yang merupakan seperangkat lambang atau tanda-tanda
bermakna dan mempunyai arti
3. Lambang dan tanda-tanda tersebut disalurkan melalui suatu saluran perantara
(medium), yaitu saluran komunikasi tempat berlalunya pesan komunikator
kepada komunikan
4. Penerima (komunikan), yaitu orang yang menerima pesan dari komunikator
5. Jika pengirim dan penerima mempunyai tingkat pengalaman dan latar
belakang yang hampir sama, maka kesempatan untuk mengerti akan lebih
banyak dan terjadi umpan balik yaitu hasil atau dilihat dari komunikasi bagi
sipengirim untuk melihat apakah pesannya dimengerti sehingga dapat
merubah tingkah laku.

2.1.3 Metode Komunikasi

Dalam melaksanakan metode komunikasi ada bermacam metode, sehingga


dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Komunikasi dipandang dari ada atau tidaknya umpan balik


2. Komunikasi dipandang dari sudut formalitasnya
3. Komunikasi dipandang dari panjangnya saluran yang digunakan
4. Komunikasi dipandang dari cara penyampaiannnya
Uraian yang lebih lanjut dari pengklasifikasian adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi dipandang dari ada atau tidaknya umpan balik, dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
a. Komunikasi satu arah (One way communication)

12
Dalam komunikasi ini pengirim mengkomunikasikan tanpa
mengharapkan umpan balik, biasanya ini terjadi dalam hal pemberian
instruksi dan dalam hal pemberitahuan.

Kebaikannya :

1. Memakan waktu relatif sedikit daripada komunikasi dua arah


2. Biasanya digunakan dalam hal pemberian instruksi atau
pemberitahuan
3. Komunikasi ini dilaksanakan apabila penampilan yang diutamakan

Keburukannya :

1. Keterampilan hasil atau sasaran kurang efektif atau tidak terjamin


2. Banyaknya karyawan terutama bawahan yang frustasi
3. Sering dilaksanakan untuk mempertahankan kekuasaan dalam arti
negatif
4. Sebelum dikomunikasikan, pesan harus disusun sedemikian rupa agar
tidak terjadi salah pengertian atau salah taksiran menerima.

b. Komunikasi dua arah (Two way communication)


Dalam komunikasi ini pengirim mengirim pesannya dan mengharapkan
penerima memberikan umpan balik.

Kebaikannya :

1. Ketepatan dalam mencapai sasaran lebih terjamin


2. Penerima akan lebih yakin akan dirinya sendiri dan keputusannya
3. Komunikasi dua arah kurang menuntut perencanaan dan sistematika
yang tepat sebab bila ada kekurangan pengirim dapat mengoreksi dan
merubah cara penyampaiannya jika berubah kesalahan atau jika
kurang mendapat respon.

13
4. Penerima dapat melihat tingkat kecerdasan dan keterampilan
pengirim.

Keburukannya :

1. Komunikasi memakan waktu relatif lebih lama karena banyak


instruksi-instruksi atau selain yang diakibatkan oleh banyaknya
perbedaan pendapat
2. Pengirim dapat lebih mudah diserang karena penerima dapat melihat
kesalahan pengirim
Oleh karena itu pemakaian komunikasi satu arah ataupun dua arah bisa
dikatakan tergantung pada situasi dan kondisi serta sasaran yang akan dicapai,
akan tetapi penggunaan komunikasi dua arah dalam perusahaan atau organisasi
cenderung menghasilkan komunikasi lebih efektif, sebab semua anggota ikut
berpartisipasi.

Dalam perusahaan atau organisasi yang lebih banyak menggunakan


komunikasi satu arah cenderung mencerminkan gaya kepemimpinan yang
otokratif. Sedangkan dalam perusahaan yang lebih banyak menggunakan
komunikasi dua arah cenderung mencerminkan gaya kepemimpinan yang
demokratis.

2. Komunikasi dipandang dari sudut formalitasnya


Dipandang dari sudut formalitasnya komunikasi tersebut dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :

a. Komunikasi Formil
Bentuk komunikasi formil terjadi karena sebab akibat dari adanya garis
wewenang dan tanggung jawab yang telah ditetapkan oleh manajemen di
dalam struktur organisasi dan uraian jabatan.

b. Komunikasi Informil

14
Komunikasi informal terbentuk karena adanya hubungan pribadi
biasanya terjadi secara spontan sehingga tidak dapat dibubarkan secara
formal. Bentuk komunikasi informal ini tidak dapat berdasarkan struktur
organisasi sehingga tidak mengikuti garis wewenang dan tanggung
jawab. Pada umumnya komunikasi ini muncul dalam suatu organisasi
atau perusahaan karena informasi yang mengalir dalam perusahaan
secara formal tidak memadai dan tidak memungkinkan keuntungan,
dengan adanya komunikasi informil adalah sikap karyawan lebih terbuka
karena timbulnya perasaan lebih akrab, lebih erat rasa kekeluargaannya,
sikap lebih santai sehingga terlihat lebih luwes. Tetapi disamping
keuntungan tersebut juga menimbulkan kelemahan yaitu menimbulkan
hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya desas desus yang tidak
benar dikarenakan sumber informasi yang tidak jelas.

3. Komunikasi dipandang dari sudut panjangnya saluran


Komuniksi dipandang dari sudut panjangnya saluran harus dilalui, dibagi
menjadi dua yaitu :

1. Komunikasi Langsung
Dikatakan sebagai komunikasi langsung apabila pengirim dan penerima
pesan berhubungan secara langsung.

2. Komunikasi tidak langsung


Dikatakan sebagai komunikasi tidak langsung apabila antara pengirim
dan penerima pesan tidak berhubungan secara langsung tetapi melaui
perantara pihak ketiga. Dibandingkan dengan komunikasi langsung,
komunikasi tidak langsung lebih banyak mendapat hambatan seperti
misalnya penyaringan informasi, pengurangan atau penambahan kata
atau kalimat yang tidak dapat merubah arti semula, sehingga timbul
kesalah pahaman. Semakin panjang rantai perantara semakin lebih besar
terjadinya penyimpangan informasi.

15
4. Komunikasi dipandang dari sudut cara penyampaiannya
Komunikasi dapat dibagi menjadi komunikasi verbal dan komunikasi non
verbal. Yang dimaksud komunikasi verbal adalah komunikasi dalam bentuk
tulisan, sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi yang
diekspresikan dengan bahasa isyarat dan dalam bentuk simbol-simbol. Di
dalam setiap organisasi atau perusahaan penyampaian melalui komunikasi
verbal mutlak digunakan. Walaupun secara teoritis dibedakan antar
komunikasi verbal dan komunikasi non verbal, tetapi dalam prakteknya
keduanya sering digunakan bersama-sama. Maksudnya ialah komunikasi non
verbal sering digunakan yang menyangkut penyampaian maksud. Misalnya
kita menyatakan Ya, tanpa sadar kita sudah menganggukan kepala,
demikian pula jika kita menyatakan Tidak, tanpa sadar kita menggelengkan
kepala.

5. Komunikasi dipandang dari struktur organisasi


Dipandang dari struktur organisasi komunikasi dapat dibedakan menjadi:

a. Komunikasi ke bawah
b. Komunikasi ke atas
c. Komunikasi ke samping

2.1.4 Hambatan-hambatan Komunikasi

Komunikasi dikatakan berhasil apabila apa yang dikomunikasikan dimengerti


atau dengan kata lain komunikasi dikatakan efektif apabila penerima menafsirkan
serta melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan oleh pengirim.

Namun tidaklah mudah untuk menciptakan suatu komunikasi yang efektif


tersebut, karena adanya hambatan-hambatan dalam berkomunikasi. Hambatan
penurunan isi dan mutu komunikasi terjadi pada saat diartikan atau diinterprestasi
oleh penerima.

Hambatan komunikasi menurut Stephen P. Robbins, meliputi:

a. Filtering

16
Penerima pesan tidak dapat menerima pesan secara utuh, karena pesan telah
mengalami penyaringan.

b. Selective Perception
Setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda, sehingga penafsiran
terhadap suatu pesan yang sama dapat berbeda-beda.

c. Emotion
Factor emosi dapat menyebabkan penerimaan dan penafsiran pesan tidak
sesuai dengan yang diharapkan oleh pengirim pesan. Bila penerima pesan
sedang dalam keadaan marah atau sedih, maka maksud yang baik pun dapat
diartikan.

d. Language
Bahasa merupakan unsur penting dalam komunikasi. Bila penerima pesan
tidak memahami bahasa yang digunakan oleh pengirim pesan maka tidak akan
terjadi komunikasi yang baik. Selain itu, bahasa memiliki keterbatasan
tertentu, yang tidak dapat digambarkan semua maksud pengirim pesan.

Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penggunaan bahasa yang tidak sesuai
dengan maksud pengirim pesan, sehingga mengakibatkan penerima pesan tidak
dapat menangkap maksud pengirim pesan.

Namun secara umum, hambatan komunikasi dapat dikelompokan menjadi:

1. Hambatan Individual
Umumnya disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan dalam hal ini:

a. Perbedaan pengamatan atau dasar pandangan


b. Perbedaan emosi
c. Kurangnya kemampuan mendengar
d. Kurangnya kemampuan membaca
e. Perbedaan status
f. Hambatan psikologis
2. Hambatan Mekanis
Merupakan hambatan yang muncul sebagai akibat dari:

17
1. Struktur organisasi
2. Kurang jelasnya materi komunikasi
3. Hambatan Fisik
Merupakan hambatan komunikasi yang berasal dari lingkungan, misalnya
jarak bicara yang berjauhan, angin, suara bising, dan sebagainya.

4. Hambatan Semantik
Hambatan ini berasal dari keterbatasan simbol-simbol (bahasa). Terkadang
bahasa dapat menggambarkan maksud (ide) tertentu sehingga penerima sulit
menterjemahkannya dalam proses decoding.

2.2 Pengertian Komunikasi Pemasaran

Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara paling


sedikit dua orang dimana seseorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu
kepada orang lain (Kennedy dan Soemanagara, 2006: 4). Sedangkan menurut
Kotler (2004: 5) pengertian pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada
konsumen untuk mendapatkan laba. Dari kedua defenisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian komunikasi pemasaran adalah kegiatan
komunikasi yang ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dan
pelanggan dengan menggunakan sejumlah media dan berbagai saluran yang dapat
dipergunakan dengan harapan terjadinya tiga tahap perubahan, yaitu: perubahan
pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan yang dikehendaki.

Menurut Fandy Tjiptono (2002;219) komunikasi pemasaran adalah


aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, atau
membujuk, dan kemudian mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya, agar bersedia menerima, membeli, dan setia pada produk yang
ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Dari pengertian diatas inti dari komunikasi adalah menciptakan pesan


yang di sampaikan komunikator dan di terima dengan baik oleh penerima.

18
Komunikasi pemasaran adalah salah satu kegiatan pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, pengetahuan, dan atau mengingat pasar sasaran
atas parusahaan maupun produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia
kepada produk yang ditawarkan produsen.

Pada kenyataannya tidak semua konsumen mengetahui bagaimana cara


untuk memenuhi kebutuhannya atau tidak menyadari adanya produk yang mampu
memenuhi kebutuhannya. Konsumen mungkin akan aktif mencari informasi
tersebut. Pada sisi lain produsen menyadari situasi tersebut sehingga berusaha
mengirim dan menyebarkan informasi tentang produk (adanya produk baru,
manfaat dan kegunaan produk, harga, dimana dan kapan dapat dibeli, dsb) kepada
mereka.

Meskipun telah mengetahui informasi (well informed) belum tentu


konsumen akan memilih dan membeli kembali produk perusahaan karena belum
bersedia membeli sekarang, adanya produk lain yang sejenis,adanya barang
pengganti, merasa harga terlalu mahal, kurang dapat memenuhi kebutuhan, dsb.).
Produk perlu berbujuk dan mengingatkan selalu mereka akan membeli maupun
memilih kembali produk perusahaan. Untuk semua itu produsen mesti melakukan
kegiatan promosi dengan cara berkomunikasi dengan konsumen. Karena kegiatan
promosi pada dasarnya adalah proses komunikasi antara produsen dengan
konsumen, maka pemahaman komunikasi bagi produsen sangat diperlukan.

2.2.1 Unsur-unsur proses komunikasi pemasaran

Menurut Fandi Tjiptono (2008;219). Ada tiga unsur pokok model struktur
proses komunikasi pemasaran :

1. Pelaku Pemasaran
Terdiri atas pengirim (sender) atau komunikator yang menyampaikan
pesan dan penerima (receiver) atau komunikan pesan. Dalam kontek ini

19
dimana komunikatornya pelanggan sedangkan komunikannya adalah calon
pelanggan atau konsumen.
2. Material Komunikasi
Ada beberapa material komunikasi pemasaran yang penting , yaitu: a.
Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim. b.
Pesan, yaitu himpunan berbagai symbol (oral, verbal, atau non verbal) dari
suatu gagasan. c. Media, yaitu pembawa (transporter) pesan komunikasi.
Pilihan media komunikasi bias bersifat personal maupun non personal. d.
Response, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh
penerima. e. Feed-back, yaitu pesan balik dari sebagian atau keseluruhan
respon yang dikirim kembali oleh penerima. f. Gangguan (noise), yaitu
segala sesuatu yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi.
3. Proses Komunikasi
Proses penyampaian pesan (dari pengirim kepada penerima) memerlukan
dua penerima yaitu : a. Encoding adalah proses merancang atau mengubah
gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada
penerima. b. Decoding adalah proses penguraian atau mengartikan symbol
sehingga pesan yang di terima dapat di pahami.

Menurut Sutisna (2001:264) dari berbagai aliran pemikiran terdapat suatu


kesepakatan bahwa konsep inti dari pemasaran adalah pertukaran. Suatu hal
yang mendasari bahwa konsep inti dari pemasaran adalah pertukaran yaitu bahwa
seluruh aktivitas yang dilakukan oleh suatu individu dengan individu yang lainnya
merupakan pertukaran dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan. Kotler
(2000:14) mengajukan 5 kondisi pertukaran dapat terjadi, yaitu :

a. Terdapat sedikitnya dua pihak.


b. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin berharga bagi pihak
lain.
c. Mampu berkomunikasi dan melakukan penyerahan.
d. Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak tawaran pertukaran.

20
e. Masing-masing pihak yakin bahwa berunding dengan pihak lain adalah
layak dan bermanfaat.

Dari pendapat diatas, dapat diketahui bahwa pertukaran terjadi dari adanya
proses komunikasi baik langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa komunikasi memegang peran yang penting dalam proses
pertukaran dan hal tersebut akan menunjang keberhasilan pemasaran. Menurut
Sutisna (2001:266) beberapa peran komunikasi dalam proses pertukaran, yaitu:

1. Mendukung transaksi dengan menginformasikan.

2. Membujuk.

3. Mengingatkan dan membedakan produk

4. Menawarkan sarana pertukaran itu sendiri.

Keberhasilan komunikasi pemasaran dipengaruhi oleh banyak variabel


seperti kemampuan pemasar melakukan decoding tujuan komunikasi menjadi
pesan yang menarik dan efektif bagi konsumen. Pesan yang bersumber dari pihak
yang kredibel biasanya lebih mudah mempengaruhi penerima pesan. Informasi
yang diterima dari orang tua, teman dekat dan keluarga biasanya lebih bisa
dipercaya dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari pihak lain. Oleh
karena itu, kredibilitas sumber seharusnya menjadi perhatian pemasar dalam
merancang pesan agar pesan lebih dapat diterima oleh konsumen.

2.2.2 Tujuan Komunikasi Pemasaran

Dalam komunikasi pemasaran di perlukan perencanaan, sehingga


komunikasi pemasaran dapat berjalan secara efektif. Adapun beberapa hal yang
perlu dipertimbangakan dalam perencanaan komunikasi pemasaran antara lain:

a. Penentuan tujuan dan respon komunikasi


b. Penentuan sasaran komunikasi (target audiens)
c. Rancangan pesan dan media komunikasi

21
d. Pengembangan promotional mix
e. Penyusunan anggaran
f. Evaluasi dan pengendalian pemasaran

Tujuan komunikasi pemasaran meliputi tiga hal yang utama, yaitu untuk
menyebarkan informasi (komunikasi informatif), mempengaruhi untuk melakukan
pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan mengingatkan
khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali).
Kennedy dan Soemanagara (2006: 63) mengatakan komunikasi pemasaran
bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan kepada konsumen,
yaitu:

1) Tahap Perubahan Pengetahuan


Perubahan pengetahuan menunjukkan bahwa konsumen mengetahui
adanya keberadaan sebuah produk, untuk apa produk itu diciptakan, dan
ditujukan kepada siapa produk tersebut, dengan demikian pesan yang
disampaikan tidak lebih menunjukkan informasi penting dari produk.
2) Tahap Perubahan Sikap
Sikap (attitude) menggambarkan penilaian, perasaan, dan kecenderungan
yang relatif konsisten dari seseorang atas sebuah objek atau gagasan.
Adapun tahap perubahan sikap yang dimaksud berkaitan dengan pengaruh
komunikasi pemasaran terhadap penilaian konsumen atas suatu
produk.Dalam faktor sikap terdapat tiga komponen, yaitu (1) cognitive
component (kepercayaan terhadap merek): kepercayaan konsumen dan
pengetahuan tentang obyek, (2) affective component: emosional yang
merefleksikan perasaan seseorang terhadap suatu obyek (evaluasi merek),
apakah obyek tersebut diinginkan atau disukai, (3) behavioral component
(maksud untuk membeli): merefleksikan kecenderungan dan perilaku
aktual terhadap suatu obyek, yang mana komponen ini menunjukkan
kecenderungan melakukan suatu tindakan (Simamora, 2002: 14). Tahap
perubahan sikap dapat digambarkan sebagaimana berikut.

22
Komponen Kognitif
Kepercayaan terhadap
merek

Komponen Afektif
Evaluasi merek

Komponen Konatif
Maksud untuk membeli

Sumber: Sutisna (2002: 100)

Gambar 2.2.2 Hubungan antar Tiga komponen sikap

Perubahan sikap ini ditentukan oleh tiga unsur yang disebut sebagai
tricomponent attitude changes yang menunjukkan bahwa tahapan
perubahan sikap ditentukan oleh tiga komponen yaitu Cognition
(pengetahuan), Affection (perasaan), dan Conation (perilaku). Jika ketiga
komponen ini menunjukkan adanya kecenderungan terhadap sebuah
perubahan (kognitif, affektif, dan konatif) maka memungkinkan sekali
akan terjadi sebuah perubahan sikap.
3) Tahap Perubahan Perilaku
Perubahan Perilaku ditujukan agar konsumen tidak beralih kepada produk
lain, dan terbiasa untuk menggunakannya.

Secara umum ada tiga tingkatan dasar untuk hirarki efek dalam praktik
komunikasi pemasaran (Prisgunanto, 2006: 69). Hal ini dapat dianggap sebagai
tahapan dan posisi di mana pelanggan atau khalayak merespon dan memahami

23
suatu produk dari hasil interaksi mereka lewat komunikasi pemasaran. Tahapan
tersebut terbagi dalam beberapa tingkatan berikut:

1) Tahap knowings (mengetahui / kenal)

2) Tahap feelings (merasakan / hasrat)

3) Tahap actions (tindakan terpengaruh)

Guna keperluan persamaan dalam pengukuran efek komunikasi


pemasaran, digunakan standarisasi tingkat efek-efek model dari keterlibatan
respon pelanggan dari komunikasi pemasaran. Ada banyak versi yang ditawarkan
para ahli komunikasi pemasaran dalam mengetahui tingkat pemahaman dan
pengetahuan pelanggan dalam konsep tingkatan efek (Hierarchy of effects
concept). Namun yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah konsep
AIDDA; Attention (mendapatkan perhatian), Interest (mempertahankan minat),
Desire (menimbulkan keinginan), Decision (membuat keputusan) Action
(memperoleh perlakuan).

Adapun keterkaitan antara tujuan komunikasi dan respon khalayak


berkaitan dengan tahap-tahap dalam proses penerimaan pesan dapat dilihat pada
gambar berikut:

Tujuan Komunikasi Respon Khalayak Proses Pembelian

Informing Efek konatif Attention

Persuading Efek afektif Interest


Desire

Reminding Efek kognitif Decision


Action

24
Gambar 2.2.2 Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak, dan Proses Pembelian

Komunikasi pemasaran dalam konteks ini juga harus lebih diartikan


sebagai kemampuan manusia dalam menyatukan pemikiran antara komunikator
dengan komunikan atau orang yang ditujukan dalam menerima pesan. Hasil akhir
dari komunikasi adalah adanya perubahan sikap lawan bicara atau komunikasi
yang diartikan sebagai sikap menerima komunikan akan pesan yang dibawa oleh
komunikator dalam pertukaran dimaksud. Diharapkan, komunikan akan menerima
pesan, terpengaruh, bahkan mengikuti apa yang diajukan oleh si komunikator
yakni membeli atau mendapatkan barang tersebut dalam keperluan memuaskan
keingintahuan dan rasa penasaran mereka (Prisgunanto, 2006:10).

2.2.3 Sasaran Komunikasi Pemasaran

Komunikasi akan efektif apabila telah diketahui dan dipahami sasarannya


(audien) dengan baik. Sehingga perusahaan dapat menyesuaikan pesan dan cara
penyampaiannya sesuai dengan prilaku pasar sasarannya. Mereka itu dapat
meliputi :

1. Pasar pribadi,
2. Organisasi, maupun
3. Masyarakat umum yang berperan sebagai :
- Pemberi informasi (initiator),
- Pengaruh (influencer),
- Pengambilan keputusan (decider),
- Pelaku pembelian (purchaser), maupun
- Pemakai produk (user) pada proses pembeliannya.

25
PERANAN :
Pribadi

Initiator
Influencer
SASARAN Organisasi
Decider
Purchaser
User
Umum

Gambar 2.2.3 sasaran dan peranannya dalam komunikasi

2.2.4 Komponen Pesan

Setelah sasaran respon audien yang diinginkan telah ditetapkan,


komunikator perlu memilih, menyusun, dan merancang pesan komunikasi. Pesan
tersebut haruslah dapat menarik (membangun kesadaran), mampu membangkitkan
minat, keinginan untuk melakukan pembelian, dan melekat dibenak audien
(mengingatkan kembali). Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam perancangan
pesan adalah sebagai berikut:

1. Isi,
2. Struktur pesan,
3. Format dan teknis pesan, dan
4. Sumber atau komunikator.

Isi pesan dapat bertemakan tentang : rasional (teknis-deskriftif), emosional


(dramatis, tragis, komedi) atau moral (etika, tanggung jawab moral, keagamaan,
atau sosial). Struktur pesan dapat dirancang agar pembaca diarahkan pada
kesimpulan tertentu (konklusif), memberikan argumen agar konsumen dapat
menentukan pilihan sendiri (argumentatif), atau menekankan pentingnya pesan
pada awal dan akhir persentasi (order persentation). Format pesan meliputi
kombinasi unsur-unsur irama, ritme, tone, lagu (audio), judul, naskah, ilustrasi,
ukuran, warna (visual), maupun unsur gerak (motion). Dalam rancangan pesan
diperlukan karakter tokoh sebagai komunikator yang langsung (berhadapan

26
dengan audien) maupun komunikator tidak langsung (sebagai pelaku atau aktor
dalam ilustrasi media audio atau media visual). Karakter tokoh ideal komunikator
dipilih dari :

1. Pemilihan karakter (expertise) misalnya tokoh dokter, manajer, insinyur


2. Pemeran atau tokoh yang disegani, di percaya (trustworthiness)
dimasyarakatnya, misalnya tokoh pemimpin masyarakat, tipikah keluarga,
nenek, ibu rumah tangga, dan lain-lain.
3. Pemeran atau tokoh yang disukai masyarakat (liability) misalnya aktor
film, olahragawan, atau pelawak.

PESAN

ISI FORMAT TOKOH


STRUKTUR

Rational Konklusif Audio Ahli


Emotional Argumentatif Visual Dipercaya
Moral Presentatif Gerak Dikenal
Gambar 2.2.4 komponen pembentukan pesan

2.2.5 Media Komunikasi

Pemilihan media promosi atau media komunikasi dapat bersifat personal


atau non-personal. Media personal dapat dipilih dari tenaga pengajur (misalnnya
konsultan), tenaga ahli professi, atau masyarakat umum. Media non-personal
dapat berupa media massal (radio, tv, koran), kondisi lingkungan (ruangan,
gedung), ataupun peristiwa tertentu (hari-hari besar atau spesial).

27
MEDIA

PERSONAL NON PERSONAL

Adovacate Mass media


Expert Atmosphere
Social Events

Gambar 2.2.5 Bentuk Media Komunikasi

2.2.6 Bauran Promosi

Promosi adalah bagian dari strategi pemasaran sebagai cara untuk berkomunikasi
dengan pasar dengan menggunakan komposisi bauran pemasaran (promotional
mix), yaitu :

1. Periklanan (Advertising)
Periklanan bersifat dapat menjangkau masyarakat luas (massal), tidak
menggunakan pribadi secara langsung berhadapan dengan audien
(impersonal), dan dapat menyampaikan gagasan secara meyakinkan dan
dapat menimbulkan efek yang dramatif (eksprektif).
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan sangat komunikatif karena dapat menciptakan respon
audien terhadap perusahaan. Insentif yang berupa hadiah , kupon undian,
potongan harga, dan lain-lain, dapat mengundang pembeli langsung
datang.
3. Relasi Publik (Public Relations)
Karena informasi banyak bersifat berita dari lembaga formal (tv, radio,
dsb) atau dari orang yang dikenal sehingga lebih dipercaya daripada iklan.
Akan tetapi karena sumber informasi bukan dari internal perusahaan maka
sulit dikendalikan agar sesuai dengan tujuan perusahaan. Selain itu relasi
publik mampu menciptakan suasana yang dramatif.

28
4. Penjualan Personal (Persolnal Selling)
Promosi ini bersifat personal sehingga respontif terhadap prilaku audien.
Penjualan personal mampu membina relasi antara perusahaan dengan
konsumen.
5. Identitas Produksi (Product Identity)
Atribut produk mampu menciptakan simbol-simbol yang diharapkan
konsumen. Karena keunggulannya terhadap pesaing, produk mempunyai
daya tarik tersendirisehingga dapat menentukan posisi produk terhadap
pesaing-pesainnya.

BAURAN PROMOSI

PERIKLANAN RELASI PENJUALAN IDENTITAS


PROMOSI PUBLIK PERSONAL PRODUK
Massal PENJUALAN
Impersonal Dipercaya
Komunikatif Personal Simbol Merk
Ekspesif Sulit terkendali Daya Tarik
Insentif Respontif
Dramatif Posisi Produk
Mengundang Terbina Relasi

Gambar 2.2.6 a.Karakter Komponen Promotional Mix

Berdasarkan karakter personalitas maupun cara pembiayaanya, cara-cara


promosi dapat dibedakan sebagai berikut :

Personal Penjualan personal Publisitas


(ssales, rep, detailer) (umum, relasi, ahli)
Promosi penjualan
(demo, shoe, dsb)
Relasi Publik

29
Bukan Periklanan Publisitas
Personal (radio, tv, iklan, dsb) (berita, tv, koran)
Promosi Penjualan
(kupon, hadiah, dsb)
Rancangan Produk
(atribut, bungkus)
Biaya Perusahaan Bukan Biaya
Perusahaan
Gambar 2.2.6 b. Klasifikasi Promotional Mix

Dalam penentuan bauran promosi ada beberapa hal yang mesti


dipertimbangkan, diantaranya sebagai berikut :

1. Karakteristik masing-masing alat promosi


2. Sumber daya yang dimiliki perusahaan
3. Tujuan promosi
4. Strategi promosi
5. Karakteristik barang
6. Karakteristik pasar sasaran
7. Tahap siklus kehidupan barang

2.2.7 Anggaran Total

Seringkali anggaran promosi disediakan berdasarkan pada tingkat


kemampuan perusahaan menyediakan dana. Dirancang atas dasar pengeluaran
promosi total maupun atas dasar peralat promosi yang dipergunakanperusahaan.
Tetapi sebenarnya sulit untuk menentukan metode anggaran promosi yang tepat
sebagai dasar perhitungannya, karena kesulitan menentukan pemilihanfaktor-
faktor promosi secara pasti. Akan tetapi sebagai pendekatan perhitungannya,
terdapat enam dasar merencanakan anggaran diantaranya :

1. Subyektif Perusahaan

30
Perusahaan menentukan besarnya anggaran berdasarkan pengalaman
maupun pertimbangan subyektif manajemen.
2. Persentase Penjualan Lalu
Dasar penentuan anggaran ini lebih ditekankan pada kemampuan
perusahaan dalam penyediaan dana. Penentuan anggaran berdasarkan
persentase tingkat penjualan yang telah dicapai priode yang lalu.
3. Persentasi penjualan yang akan datang
Perusahaan beranggapan bahwa tingkat penjualan dimasa depan dapat
dikendalikan dari anggaran promosi. Adanya keyakinan bahwa program
promosi yang baik akan efektif berpengaruh terhadap penjualan. Anggaran
total berdasarkan pada persentase tertentu penjualan yang diharapkan.
4. Cadangan perunit
Sekian persen dari biaya total perunit atau dari harga jual adalah
merupakan biaya promosi perunit. Biaya anggaran total adalah kelipatan
dari total penjualan barang yang diharapkan dengan biaya promosi perunit.
5. Tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
Tujuan perlu dijabarkan kedalam beberapa kegiatan, masing-masing
kegiatan akan memerlukan kegiatan tertentu. Secara build-up method
dilakukan pemilihan anggaran masing-masing alat promosi kemudian
dikembalikan pada alat promosi secara keseluruhan untuk mencapai
tujuan-tujuan (perbagian atau umum) yang telah diterapkan.
6. Pertimbangan strategi pesaing
Pada kondisi persaingan yang ketat, penentuan besarnya anggaran promosi
perlu dipertimbangkan apa yang dilakukan pesaing. Perusahaan dapat
melakukan sama dengan apa yang dilakukan pesaing (yang telah berhasil)
mengembangkan lebih besar atau lebih rendah dari anggaran pesaing.

31
2.2.8 Evaluasi dan Pengendalian Kegiatan Promosi

Kegiatan promosi perlu diteliti dan dikendalikan efektivitasnnya, misalnya diteliti


efek promosi untuk mengetahui seberapa besar respon konsumen. Penelitian atas
efek promosi dapat dilakukan langsung (dengan mengukur tingkat kesadaran,
penjualan, atau pembelian ulang), maupun tidak langsung (dengan menyebar
angket, menggunakan media promosi penjualan misalnya angket atau kupon
berhadiah).

2.2.9 Saluran Komunikasi Pemasaran

Menurut Kotler (2004:614) saluran komunikasi terdiri atas dua jenis,


yaitu:

1. Saluran Komunikasi Personal

Saluran komunikasi personal mencakup dua orang atau lebih yang berkomunikasi
secara langsung satu sama lain. Mereka dapat berkomunikasi dengan cara tatap
muka, satu orang dengan banyak (audiens), melalui telepon, atau melalui surat.
Saluran komunikasi personal memperoleh efektivitasnya melalui peluang untuk
mengindividualkan penyajian dan umpan baliknya.

Saluran komunikasi personal dapat berupa :

- Advocate channels, seperti tenaga penjualan dalam sebuah


perusahaan
- Expert channels, seperti para ahli dalam bidang-bidang tertentu
- Social channels, seperti tetangga, anggota keluarga, teman, dan
rekan sejawat

Banyak pihak-pihak yang semakin menyadari pengaruh kuat dari faktor


ucapan atau perkataan dari mulut ke mulut (word-of-mouth communication),
termasuk pihak perusahaan, mereka mendapatkan informasi yang dapat

32
menciptakan dan mendorong bisnis baru mereka. Informasi yang mereka dapatkan
berasal dari saluran pakar dan sosial.

2. Saluran Komunikasi Nonpersonal

Saluran komunikasi nonpersonal menyampaikan pesan tanpa melakukan kontak


atau interaksi pribadi. Tetapi dilakukan melalui media, atmosfer, dan acara.

33
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Komunikasi pemasaran adalah salah satu kegiatan pemasaran yang


berusaha menyebarkan informasi, pengetahuan, dan atau mengingat pasar sasaran
atas parusahaan maupun produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia
kepada produk yang ditawarkan produsen.

Pada kenyataannya tidak semua konsumen mengetahui bagaimana cara


untuk memenuhi kebutuhannya atau tidak menyadari adanya produk yang mampu
memenuhi kebutuhannya. Konsumen mungkin akan aktif mencari informasi
tersebut. Pada sisi lain produsen menyadari situasi tersebut sehingga berusaha
mengirim dan menyebarkan informasi tentang produk (adanya produk baru,
manfaat dan kegunaan produk, harga, dimana dan kapan dapat dibeli, dsb) kepada
mereka.

Meskipun telah mengetahui informasi (well informed) belum tentu


konsumen akan memilih dan membeli kembali produk perusahaan karena belum
bersedia membeli sekarang, adanya produk lain yang sejenis,adanya barang
pengganti, merasa harga terlalu mahal, kurang dapat memenuhi kebutuhan, dsb.
Produk perlu berbujuk dan mengingatkan selalu mereka akan membeli maupun
memilih kembali produk perusahaan. Untuk semua itu produsen mesti melakukan
kegiatan promosi dengan cara berkomunikasi dengan konsumen. Karena kegiatan
promosi pada dasarnya adalah proses komunikasi antara produsen dengan
konsumen, maka pemahaman komunikasi bagi produsen sangat diperlukan.

34
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Koontz, Harold, Donnell Cynlo, Wichrich Heinz, (1995), Manajemen,


Erlangga,Jakarta.

Kotler dan Amstrong, (2004), Prinsip-prinsip Marketing, Edisi Ketujuh,


Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Effendy, Onong Uchjana. (1995). Dasar-Dasar Public Relations, Bandung : Citra


Aditya Bakti

Stoner, James AF dan R Edward Freeman. 1994. Manajemen. Edisi Kelima.


Jilid 2. Jakarta:Intermedia

Kennedy, John. E; R Dermawan Soemanagara., 2006. Marketing


Communication Taktik dan Strategi. Jakarta. PT Buana Ilmu Populer
(kelompok Gramedia)

Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran: Edisi 3. Yogyakarta : Andi Offset

Sutisna. (2001), Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Penerbit PT.


Remaja Rosdakarya, Bandung, Cetakan I.

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Rosdakarya,


Bandung

Kotler, Philip, (2000),Manajemen Pemasaran,PT. Prenhallindo, Jakarta

Prisgunanto, Ilham. (2006). Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik.


Bogor: Ghalia Indonesia

35
Sumber lain:

elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemasaran/Bab_9.pdf

elib.unikom.ac.id/.../jbptunikompp-gdl-dadangkusn-16138-3-babii.doc

digilib.unpas.ac.id/files/.../jbptunpaspp-gdl-evinurhaya-2839-2-bab-ii.doc

eprints.uny.ac.id/7834/3/BAB%202-06408144023.pdf

36

Вам также может понравиться