Вы находитесь на странице: 1из 35

http //id.wikipedia.

org/wiki/pencemaran_udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.
Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap
sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat
langsung dan lokal, regional, maupun global.

Pencemaran udara di dalam ruangan dapat mempengaruhi kesehatan manusia sama buruknya
dengan pencemaran udara di ruang terbuka.[1]

Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat
berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh
sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas),
termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat
pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

Diperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur,
perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISNA pada tahun 1998 senilai
dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah pada tahun 2015.[butuh
rujukan]

Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat
yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

Hujan asam

pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan
NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari
hujan asam ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan


Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi
kualitas air tanah dan air permukaan
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan
troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi.
Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan
global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

Peningkatan suhu rata-rata bumi


Pencairan es di kutub
Perubahan iklim regional dan global
Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi
yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian
molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai
stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih
cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran
udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia
merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk
dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia
adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.

Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan
hubungannya dengan pemanasan global yg memengaruhi;

Kegiatan manusia

Transportasi
Industri
Pembangkit listrik
Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar)
termasuk pembakaran biomassa secara tradisional[2][3]
Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti CFC

Sumber alami
Gunung berapi
Rawa-rawa
Kebakaran hutan
Denitrifikasi
Dalam kondisi tertentu, vegetasi dapat menghasilkan senyawa organik volatil yang
signifikan yang mampu bereaksi dengan polutan antropogenik membentuk polutan
sekunder[4]

Sumber-sumber lain

Transportasi
Kebocoran tangki gas
Gas metana dari tempat pembuangan akhir sampah
Uap pelarut organik

Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa.
Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam
ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon
dan oksigen.

Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi
pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan
oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah
api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO memainkan
peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor banyak senyawa
karbon.

Daftar isi

1 Produksi
2 Struktur
3 Reaksi kimia dasar
o 3.1 Penggunaan industri
o 3.2 Kimia koordinasi
o 3.3 Kimia organik dan kimia golongan utama
4 Karbon monoksida di atmosfer
5 Peran dalam fisiologi dan makanan
6 Sejarah
7 Konsentrasi sumber
8 Toksisitas
9 Lihat pula
10 Referensi
11 Pranala luar
Jenis-jenis bahan pencemar udara (polutan)

Karbon monoksida
Oksida nitrogen
Oksida sulfur
CFC
Hidrokarbon
Senyawa organik volatil[5]
Partikulat[6]
Radikal bebas[

Produksi

Karbon monoksida merupakan senyawa yang sangat penting, sehingga banyak metode yang
telah dikembangkan untuk produksinya.[1]

Gas produser dibentuk dari pembakaran karbon di oksigen pada temperatur tinggi ketika
terdapat karbon yang berlebih. Dalam sebuah oven, udara dialirkan melalui kokas. CO2 yang
pertama kali dihasilkan akan mengalami kesetimbangan dengan karbon panas, menghasilkan
CO. Reaksi O2 dengan karbon membentuk CO disebut sebagai kesetimbangan Boudouard. Di
atas 800 C, CO adalah produk yang predominan:

O2 + 2 C 2 CO

H = -221 kJ/mol

Kerugian dari metode ini adalah apabila dilakukan dengan udara, ia akan menyisakan campuran
yang terdiri dari nitrogen.

Gas sintetik atau gas air diproduksi via reaksi endotermik uap air dan karbon:

H2O + C H2 + CO

H = 131 kJ/mol

CO juga merupakan hasil sampingan dari reduksi bijih logam oksida dengan karbon:

MO + C M + CO

H = 131 kJ/mol

Oleh karena CO adalah gas, proses reduksi dapat dipercepat dengan memanaskannya. Diagram
Ellingham menunjukkan bahwa pembentukan CO lebih difavoritkan daripada CO2 pada
temperatur tinggi.
CO adalah anhidrida dari asam format. Oleh karena itu, adalah praktis untuk menghasilkan CO
dari dehidrasi asam format. Produksi CO dalam skala laboratorium lainnya adalah dengan
pemanasan campuran bubuk seng dan kalsium karbonat.

Zn + CaCO3 ZnO + CaO + CO

Metode laboratorium lainnya adalah dengan mereaksikan sukrosa dengan natrium hidroksida
dalam sistem tertutup.

Struktur

Molekul CO memiliki panjang ikat 0,1128 nm.[2] Perbedaan muatan formal dan
elektronegativitas saling meniadakan, sehingga terdapat momen dipol yang kecil dengan kutub
negatif di atom karbon[3] walaupun oksigen memiliki elektronegativitas yang lebih besar.
Alasannya adalah orbital molekul yang terpenuhi paling tinggi memiliki energi yang lebih dekat
dengan orbital p karbon, yang berarti bahwa terdapat rapatan elektron yang lebih besar dekat
karbon. Selain itu, elektronegativitas karbon yang lebih rendah menghasilkan awan elektron
yang lebih baur, sehingga menambah momen dipol. Ini juga merupakan alasan mengapa
kebanyakan reaksi kimia yang melibatkan karbon monoksida terjadi pada atom karbon, dan
bukannya pada atom oksigen.

Panjang ikatan molekul karbon monoksida sesuai dengan ikatan rangkap tiga parsialnya.
Molekul ini memiliki momen dipol ikatan yang kecil dan dapat diwakili dengan tiga struktur
resonansi:

Resonans paling kiri adalah bentuk yang paling penting.[2] Hal ini diilustrasikan dengan
reaktivitas karbon monoksida yang bereaksi dengan karbokation.

Dinitrogen bersifat isoelektronik terhadap karbon monoksida. Hal ini berarti bahwa molekul-
molekul ini memiliki jumlah elektron dan ikatan yang mirip satu sama lainnya. Sifat-sifat fisika
antara N2 dan CO sangat mirip, walaupun CO lebih reaktif.

Reaksi kimia dasar

Penggunaan industri

Karbon monoksida adalah gas industri utama yang memiliki banyak kegunaan dalam produksi
bahan kimia pukal (bulk chemical).[4]

Sejumlah aldehida dengan hasil volume yang tinggi dapat diproduksi dengan reaksi
hidroformilasi dari alkena, CO, dan H2.
Metanol diproduksi dari hidrogenasi CO. Pada reaksi yang berkaitan, hidrogenasi CO diikuti
dengan pembentukan ikatan C-C, seperti yang terjadi pada proses Fischer-Tropsch, CO
dihirogenasi menjadi bahan bakar hidrokarbon cair. Teknologi ini mengijinkan batu bara
dikonversikan menjadi bensin.

Pada proses Monsanto, karbon monoksida bereaksi dengan metanol dengan keberadaan katalis
rodium homogen dan HI, menghasilkan asam asetat. Proses ini digunakan secara meluas dalam
produski asam asetat berskala industri.

Karbon monoksida merupakan komponen dasar dari syngas yang sering digunakan untuk tenaga
industri. Karbon monoksida juga digunakan pada proses pemurnian nikel.

Kimia koordinasi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: logam karbonil

HOMO dari sebuah orbital molekul

LUMO CO adalah orbital molekul antiikat *

Kebanyakan logam akan membentuk kompleks koordinasi yang bersifat kovalen dengan karbon
monoksida. Hanya logam yang mempunyai keadaan oksidasi yang lebih rendah yang
membentuk kompleks dengan ligan karbon monoksida. Hal ini dikarenakan oleh perlunya
rapatan elektron yang cukup untuk memfasilitasi donasi balik dari orbital dxz logam ke orbital
molekul * CO. Pasangan elektron menyendiri dari atom karbon CO juga menyumbangkan
rapatan elektron ke dxy logam membentuk ikatan sigma. Pada nikel karbonil, Ni(CO)4
terbentuk dari kombinasi langsung karbon monoksida dan logam nikel pada temperatur ruangan.
Nikel karbonil dapat mengurai kembali menjadi Ni dan CO seketika bersentuhan dengan
permukaan yang panas. Proses ini juga pernah digunakan dalam proses pemurnian nikel pada
proses Mond.[5]

Pada nikel karbonil dan karbonil-karbonil lainnya, pasangan elektron pada karbon berinteraksi
dengan logam; karbon monoksida menyumbangkan pasangan elektronnya kepada logam. Dalam
situasi ini, karbon monoksida disebut sebagai ligan karbonil. Salah satu logam karbonil yang
paling penting adalah besi pentakarbonil, Fe(CO)5:

Banyak kompleks logam-CO dihasilkan dari dekarbonilasi larutan organik dan bukannya dari
CO. Sebagai contoh, iridium(III) klorida dan trifenilfosfina bereaksi di metoksietanol mendidih
atau dimetilformamida untuk menghasilkan IrCl(CO)(PPh3)2.

Kimia organik dan kimia golongan utama

Dengan keberadaan asam kuat dan air, karbon monoksida bereaksi dengan olefin membentuk
asam karboksilat, proses ini dikenal sebagai reaksi Koch-Haaf.[6] Pada reaksi Gattermann-Koch,
arena diubah menjadi turunan benzaldehida dengan keberadaan AlCl3 dan HCl.[7] Senyawa
organologam seperti butil litium dapat bereaksi dengan CO, namun reaksi ini jarang digunakan.

Walaupun CO bereaksi dengan karbokation dan karbanion, ia relatif tidak reaktif terhadap
senyawa-senyawa organik tanpa intervensi katalis logam.[8]

Dengan pereaksi golongan utama, CO mengalami beberapa reaksi yang penting. Klorinasi CO
adalah salah satu lintasan industri yang penting untuk senyawa fosgena. Dengan borana, CO
membentuk sebuah aduk (adduct) H3BCO yang bersifat isoelektrik dengan kation asilium,
[H3CCO]+. CO bereaksi dengan natrium, menghasilkan Na2C2O2 (natrium asetilenadiolat) dari
penggandengan (coupling) C-C, dan kalium, menghasilkan K2C2O2 (kalium asetilenadiolat) dan
K2C6O6 (kalium rodizonat).
Karbon monoksida di atmosfer

Karbon monoksida global dari MOPITT tahun 2000

Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di atmosfer sebagai hasil
produk dari aktivitas gunung berapi. Ia larut dalam lahar gunung berapi pada tekanan yang tinggi
di dalam mantel bumi. Kandungan karbon monoksida dalam gas gunung berapi bervariasi dari
kurang dari 0,01% sampai sebanyak 2% bergantung pada gunung berapi tersebut. Oleh karena
sumber alami karbon monoksida bervariasi dari tahun ke tahun, sangatlah sulit untuk secara
akurat menghitung emisi alami gas tersebut.

Karbon monoksida memiliki efek radiative forcing secara tidak langsung dengan menaikkan
konsentrasi metana dan ozon troposfer melalui reaksi kimia dengan konstituen atmosfer lainnya
(misalnya radikal hidroksil OH-) yang sebenarnya akan melenyapkan metana dan ozon. Dengan
proses alami di atmosfer, karbon monoksida pada akhirnya akan teroksidasi menjadi karbon
dioksida. Konsentrasi karbon monoksida memiliki jangka waktu pendek di atmosfer.

CO antropogenik dari emisi automobil dan industri memberikan kontribusi pada efek rumah kaca
dan pemanasan global. Di daerah perkotaan, karbon monoksida, bersama dengan aldehida,
bereaksi secara fotokimia, meghasilkan radikal peroksi. Radikal peroksi bereaksi dengan
nitrogen oksida dan meningkatkan rasio NO2 terhadap NO, sehingga mengurangi jumlah NO
yang tersedia untuk bereaksi dengan ozon. Karbon monoksida juga merupakan konstituen dari
asap rokok.

Peran dalam fisiologi dan makanan

Karbon monoksida digunakan dalam sistem kemasan Amerika Serikat, utamanya digunakan
dalam produk-produk daging segar seperti daging kerbau dan babi. CO berkombinasi dengan
mioglobin membentuk karboksimioglobin, sebuah pigmen cerah yang berwarna merah ceri.
Karboksimioglobin lebih stabil dari bentuk mioglobin yang dioksigenasikan, yakni
oksimioglobin, yang dapat dioksidasi menjadi pigmen coklat, metmioglobin. Warna merah yang
stabil ini dapat bertahan lebih lama, sehingga memberikan kesan kesegaran.[9] Kadar CO yang
digunakan berkisar antara 0,4% sampai dengan 0,5%.

Teknologi ini pertama kali diberikan status "Generally recognized as safe" (secara umum dikenal
aman) oleh FDA pada tahun 2002 untuk penggunaan sistem kemasan sekunder. Pada tahun
2004, FDA mengijinkan penggunaan CO sebagai metode kemasan primer, menyatakan bahwa
CO tidak menutupi bau busuk.[10] Walaupun begitu, teknologi ini masih kontroversial di Amerika
Serikat oleh karena kekhawatiran CO akan menutupi bau busuk makanan.[11]

Karbon monoksida diproduksi secara alami sebagai pemecahan dari heme, sebuah substrat untuk
enzim heme oksigenase. Reaksi enzimatis ini memecahkan heme menjadi CO, biliverdin, dan
Fe3+. CO yang diproduksi secara edogen kemungkinan memiliki peran fisiologis yang penting
dalam tubuh (misalnya sebagai neurotransmiter atau pelemas pembuluh darah). Selain itu, CO
meregulasi reaksi peradangan yang dapat mencegah berkembangnya beberapa penyakit seperti
aterosklerosis atau malaria berat.

CO adalah nutrien bagi bakteri metanogen,[12] sebuah blok pembangun untuk asetil koenzim A.
Pada bakteri, CO diproduksi via reduksi karbon dioksida dengan enzom karbon monoksida
dehirogenase, sebuah protein yang mengandung Fe-Ni-S.[13]

Dikenal juga sebuah protein sensor-CO yang berdasarkan heme, CooA.[14] Cakupan peranan
biologis zat ini masih tidak jelas, namun tampaknya ia merupakan bagian dari lintasan signal
pada bakteri dan arkea.

CO juga baru-baru ini dikaji di beberapa laboratorium riset di seluruh dunia atas sifatnya yang
anti-peradangan dan sitoprotektif yang dapat digunakan untuk terapi pencegahan kondisi
patologis seperti cedera reperfusi iskemia, penolakan trasplan, aterosklerosis, spesi, malaria
berat, atau autoimunitas. Sampai sekarang ini tidak ada aplikasi medis CO kepada manusia.

Sejarah

Karbon monoksida pertama kali dihasilkan oleh kimiawan Perancis de Lassone pada tahun 1776
dengan memanaskan seng oksida dengan kokas. Dia menyimpulkan bahwa gas yang dihasilkan
adalah hidrogen karena ketika dibakar ia menghasilkan lidah api berwarna biru. Gas ini
kemudian diidentifikasi sebagai senyawa yang mengandung karbon dan oksigen oleh kimiawan
Inggris William Cumberland Cruikshank pada tahun 1800.

Sifat-sifat CO yang beracun pertama kali diinvestigasi secara seksama oleh fisiolog Perancis
Claude Bernard sekitar tahun 1846. Dia meracuni beberapa anjing dengan gas tersebut, dan
mendapatkan bahwa darah anjing-anjing tersebut berwarna lebih merah di seluruh pembuluh
darah.

Selama Perang Dunia II, karbon monoksida digunakan untuk menjaga kendaraan bermotor tetap
berjalan di daerah-daerah yang kekurangan bensin. Pembakar batu-bara atau kayu dipasangkan,
dan karbon monoksida yang diproduksi dengan gasifikasi dialirkan ke karburetor. CO dalam
kasus ini dikenal sebagai "gas kayu". Karbon monoksida juga dilaporkan digunakan dalam skala
kecil selama Holocaust di beberapa kamp eksterminasi Nazi dan di program "eutanasia" Aksi T4.

Konsentrasi sumber

0.1 ppm - kadar latar alami atmosfer (MOPITT)


0.5 to 5 ppm - rata-rata kadar latar di rumah[15]
5 to 15 ppm - kadar dekat kompor gas rumah[15]
100-200 ppm - daerah pusat kota Meksiko[16]
5,000 ppm - cerobong asap rumah dari pembakaran kayu [17]
7,000 ppm - gas knalpot mobil yang tidak diencerkan - tanpa pengubah katalitik[17]
30,000 ppm - asap rokok yang tidak diencerkan[17]

Toksisitas

Karbon monoksida sangatlah beracun dan tidak berbau maupun berwarna. Ia merupakan sebab
utama keracunan yang paling umum terjadi di beberapa negara.[18] Paparan dengan karbon
monoksida dapat mengakibatkan keracunan sistem saraf pusat dan jantung. Setelah keracunan,
sering terjadi sekuelae yang berkepanjangan. Karbon monoksida juga memiliki efek-efek buruk
bagi bayi dari wanita hamil. Gejala dari keracunan ringan meliputi sakit kepala dan mual-mual
pada konsentrasi kurang dari 100 ppm. Konsentrasi serendah 667 ppm dapat menyebabkan 50%
hemoglobin tubuh berubah menjadi karboksihemoglobin (HbCO). Karboksihemoglobin cukup
stabil, namun perubahan ini reversibel. Karboksihemoglobin tidaklah efektif dalam
menghantarkan oksigen, sehingga beberapa bagian tubuh tidak mendapatkan oksigen yang
cukup. Sebagai akibatnya, paparan pada tingkap ini dapat membahayakan jiwa. Di Amerika
Serikat, organisasi Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja membatasi paparan di tempat
kerja sebesar 50 ppm.

Mekanisme bagaimana karbon monoksida mengakibatkan efek keracunan belum sepenuhnya


dimegerti, namun hemoglobin, mioglobin, dan sitosom oksidase mitokondria diduga
terkompromi (compromised). Kebanyakan pengobatan terdiri dari pemberian 100% oksigen atau
terapi oksigen hiperbarik, walaupun pengobatan ini masih kontroversial.[19] Keracunan karbon
monoksida domestik dapat dicegah dengan menggunakan detektor karbon monoksida.

Hidrokarbon
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon
(C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen
yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari
hidrokarbon alifatik.

Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom
hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua
atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon:
C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2n+2).

Daftar isi

1 Tipe-tipe hidrokarbon
o 1.1 Ciri-ciri umum
o 1.2 Hidrokarbon sederhana dan variasinya
2 Penggunaan
o 2.1 Pembakaran hidrokarbon
3 Bibliografi
4 Pranala luar
5 Referensi

Tipe-tipe hidrokarbon

Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan oleh tatanama organik adalah:

1. Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling sederhana. Hidrokarbon


ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus umum untuk
hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2.[1] Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada
bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon
dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.[2]
2. Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap
dua disebut dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n.[3] Hidrokarbon yang mempunyai ikatan
rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.[4]
3. Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon. Rumus umum
untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah CnH2n.[2]
4. Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang paling tidak
mempunyai satu cincin aromatik.

Hidrokarbon dapat berbentuk gas (contohnya metana dan propana), cairan (contohnya heksana
dan benzena), lilin atau padatan dengan titik didih rendah (contohnya paraffin wax dan naftalena)
atau polimer (contohnya polietilena, polipropilena dan polistirena).

Ciri-ciri umum

Karena struktur molekulnya berbeda, maka rumus empiris antara hidrokarbon pun juga berbeda:
jumlah hidrokarbon yang diikat pada alkena dan alkuna pasti lebih sedikit karena atom
karbonnya berikatan rangkap.

Kemampuan hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya sendiri disebut dengan katenasi, dan
menyebabkan hidrokarbon bisa membentuk senyawa-senyawa yang lebih kompleks, seperti
sikloheksana atau arena seperti benzena. Kemampuan ini didapat karena karakteristik ikatan di
antara atom karbon bersifat non-polar.
Sesuai dengan teori ikatan valensi, atom karbon harus memenuhi aturan "4-hidrogen" yang
menyatakan jumlah atom maksimum yang dapat berikatan dengan karbon, karena karbon
mempunyai 4 elektron valensi. Dilihat dari elektron valensi ini, maka karbon mempunyai 4
elektron yang bisa membentuk ikatan kovalen atau ikatan dativ.

Hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk dalam lipid.

Beberapa hidrokarbon tersedia melimpah di tata surya. Danau berisi metana dan etana cair telah
ditemukan pada Titan, satelit alam terbesar Saturnus, seperti dinyatakan oleh Misi Cassini-
Huygens.[5]

Hidrokarbon sederhana dan variasinya

Jumlah
Alkana(1
atom Alkena(2 ikatan) Alkuna (3 ikatan) Sikloalkana Alkadiena
ikatan)
karbon

1 Metana - -

2 Etana Etena (etilena) Etuna (asetilena)

Propena Propuna
3 Propana Siklopropana Propadiena (alena)
(propilena) (metilasetilena)

4 Butana Butena (butilena) Butuna Siklobutana Butadiena

Pentadiena
5 Pentana Pentena Pentuna Siklopentana
(piperylene)

6 Heksana Heksena Heksuna Sikloheksana Heksadiena

7 Heptana Heptena Heptuna Sikloheptana Heptadiena

8 Oktana Oktena Oktuna Siklooktana Oktadiena

9 Nonana Nonena Nonuna Siklononana Nonadiena

10 Dekana Dekena Dekuna Siklodekana Dekadiena

Penggunaan

Hidrokarbon adalah salah satu sumber energi paling penting di bumi. Penggunaan yang utama
adalah sebagai sumber bahan bakar. Dalam bentuk padat, hidrokarbon adalah salah satu
komposisi pembentuk aspal.[6]
Hidrokarbon dulu juga pernah digunakan untuk pembuatan klorofluorokarbon, zat yang
digunakan sebagai propelan pada semprotan nyamuk. Saat ini klorofluorokarbon tidak lagi
digunakan karena memiliki efek buruk terhadap lapisan ozon.

Metana dan etana berbentuk gas dalam suhu ruangan dan tidak mudah dicairkan dengan tekanan
begitu saja. Propana lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya dijual di tabung-tabung dalam
bentuk cair. Butana sangat mudah dicairkan, sehingga lebih aman dan sering digunakan untuk
pemantik rokok. Pentana berbentuk cairan bening pada suhu ruangan, biasanya digunakan di
industri sebagai pelarut wax dan gemuk. Heksana biasanya juga digunakan sebagai pelarut kimia
dan termasuk dalam komposisi bensin.

Heksana, heptana, oktana, nonana, dekana, termasuk dengan alkena dan beberapa sikloalkana
merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet, dan pelarut industri. Dengan
bertambahnya atom karbon, maka hidrokarbon yang berbentuk linear akan memiliki sifat
viskositas dan titik didih lebih tinggi, dengan warna lebih gelap.

Pembakaran hidrokarbon

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pembakaran

Saat ini, hidrokarbon merupakan sumber energi listrik dan panas utama dunia karena energi yang
dihasilkannya ketika dibakar.[7] Energi hidrokarbon ini biasanya sering langsung digunakan
sebagai pemanas di rumah-rumah, dalam bentuk minyak maupun gas alam. Hidrokarbon dibakar
dan panasnya digunakan untuk menguapkan air, yang nanti uapnya disebarkan ke seluruh
ruangan. Prinsip yang hampir sama digunakan di pembangkit-pembangkit listrik.

Ciri-ciri umum dari hidrokarbon adalah menghasilkan uap, karbon dioksida, dan panas selama
pembakaran, dan oksigen diperlukan agar reaksi pembakaran dapat berlangsung. Berikut ini
adalah contoh reaksi pembakaran metana:

CH4 + 2 O2 2 H2O + CO2 + Energi

Jika udara miskin gas oksigen, maka akan terbentuk gas karbon monoksida (CO) dan air:

2 CH4 + 3 O2 2CO + 4H2O

Contoh lainnya, reaksi pembakaran propana:

C3H8 + 5 O2 4 H2O + 3 CO2 + Energi

CnH2n+2 + (3n+1)/2 O2 (n+1) H2O + n CO2 + Energi

Reaksi pembakaran hidrokarbon termasuk reaksi kimia eksotermik.


Partikulat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Partikel halus di Utara India

Partikulat - dikenal juga sebagai partikel halus, dan jelaga - merupakan subdivisi kecil dari
material padat tersuspensi dalam gas atau cair. Partikulat adalah bentuk polusi udara. Partikel
udara lebih kecil dari 10 sampai partikulat mikrometer dihitung. Partikulat terdiri dari partikel
komposisi ukuran, asal dan kimia yang berbeda.

Asal partikulat dapat merupakan buatan manusia atau alam. Polusi udara dan polusi air dapat
mengambil bentuk partikel padat atau larutan. Garam adalah contoh dari kontaminan terlarut
dalam air, sedangkan pasir umumnya merupakan partikulat padat.

Untuk meningkatkan kualitas air, partikel-partikel padat dapat dihilangkan dengan filter air atau
settling(proses partikulat turun dalam air dan membentuk sedimen), dan disebut sebagai partikel
tak larut. Kontaminan yang dilarutkan dalam air dapat dikumpulkan dengan penyulingan,
memungkinkan air untuk menguap dan kontaminan kembali mengendap.

Beberapa partikulat terjadi secara alami, seperti yang berasal dari gunung berapi, badai pasir, dan
kebakaran hutan. Kegiatan manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan,
pembangkit listrik dan berbagai industri juga menghasilkan sejumlah besar partikulat.
Pembakaran batubara di negara berkembang adalah metode utama untuk pemanasan rumah dan
memasok energi. Rata-rata di seluruh dunia, aerosol antropogenik(yang dibuat oleh aktivitas
manusia) mencapai sekitar 10 persen dari total jumlah aerosol di atmosfer kita.[1] Peningkatan
kadar partikel halus di udara terkait dengan bahaya kesehatan seperti penyakit jantung , fungsi
paru-paru dan kanker paru-paru.

Radikal bebas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron
bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen. Akibat pemecahan
homolitik, suatu molekul akan terpecah menjadi radikal bebas yang mempunyai elektron tak
berpasangan. Elektron memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga
molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk
radikal baru. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal
seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan
lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering
dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung,kanker, katarak dan menurunnya
fungsi ginjal. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan
antioksidan.

Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya berlebihan, maka
kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok, misalnya, adalah kegiatan
yang secara sengaja memasukkan berbagai jenis zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah
radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat
alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan
berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses metabolisme,[butuh rujukan] tetapi proses
metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan radikal bebas. Pada intinya, kegiatan merokok
sama sekali tidak berguna bagi tubuh, walau pun dapat ditemui perokok yang berusia
panjang.[butuh rujukan]

Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan
struktur DNA sehingga terjadi mutasi.[butuh rujukan] Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun,
maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan
antioksidan[butuh rujukan] tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal
bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh
untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat
menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat,[butuh rujukan] hanya saja, tubuh
memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione
ini.[butuh rujukan] Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama
pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.
Daftar isi

1 Proses Penuaan
2 Antioksidan
3 Dampak Penggabungan Antioksidan
4 Pranala luar

Proses Penuaan

Pada umumnya semua sel jaringan organ tubuh dapat menangkal serangan radikal bebas karena
di dalam sel terdapat sejenis enzim khusus yang mampu melawannya, tetapi karena manusia
secara alami mengalami degradasi atau kemunduran seiring dengan peningkatan usia, akibatnya
pemusnahan radikal bebas tidak dapat terpenuhi dengan baik, maka Kerusakan jaringan terjadi
secara perlahan-lahan. Contohnya: di kulit menjadi keriput karena kehilangan elastisitas jaringan
kolagen serta otot, terjadinya bintik pigmen kecoklatan /flek pikun, parkinson, Alzheimer karena
dinding sel saraf yang terdiri dari asam lemak tak jenuh ganda merupakan serangan empuk dari
radikal bebas.

Antioksidan

Ketika antioksidan bereaksi dengan radikal bebas, mereka saling berikatan ,dan bersatu.
Selanjutnya terbentuk radikal bebas yang baru yang relatif lemah dan tidak membahayakan.[butuh
rujukan]

VITAMIN A Vitamin A larut dalam lemak, dilaporkan dapat bereaksi dengan radikal bebas
melalui struktur ikatan rangkapnya .

VITAMIN E Vitamin E adalah anti oksidan yang larut dalam lemak ,yang perlu ditambahkan
dalam makanan. Cara kerja Vitamin E sebagai anti oksidan adalaha Vitamin E berjalan di
seluruh tubuh bersama molekul yang namanya Lipoprotein, dan dapat melindunginya dari
oksidasi sehingga tidak terbentuk radikal bebas. Oksidasi dari lipoprotein ini merupakan langkah
awal pembentukan: Atherosclerosis ,pengerasan pembuluh darah dan berperan pada kerusakan
hati

VITAMIN C Vitamin C larut dalam air, tidak dapat dibentuk oleh tubuh jadi harus dari
makanan atau supplement ( buah-buahan dan sayuran). Vitamin C ini secara kuat dapat
melemahkan radikal bebas serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan
system kekebalan tubuh. Vitamin C dan vitamin E berjalan di seluruh tubuh bersama molekul
yang namanya Lipoprotein, dan dapat melindunginya dari oksidasi sehingga tidak terbentuk
radikal bebas.

SELENIUM Selenium terdapat di air minum, brokoli, kuning telur, bawang merah, bawang
putih dan anggur merah Sebenarnya selenium bukan antioksidan tetapi berguna untuk produksi
enzym-enzym yang berfungsi sebagai antioksidan
Dampak Penggabungan Antioksidan

Packer Laboratorium menemukan bahwa beberapa antioksidan bila digabung mempunyai


kemampuan yang lebih kuat. Contohnya: ketika vitamin E tidak berdaya terhadap radikal bebas,
akan dengan sendirinya menjadi radikal bebas yang lemah, kemudian vitamin E dapat didaur
ulang sehingga kembali menjadi vitamin E lewat bantuan Vitamin C. Kerja sama tersebut dengan
cara mennyumbangkan electron ke vitamin E sehingga dapat kembali menjadi anti oksidan. Jadi
kerjasama tersebut bermaksud untuk melindungi sesama anti oksidan agar tidak teroksidasi,
siklus ini berjalan terus, dan dapat memelihara tubuh dari keseimbangan anti oksidan Selenium
juga dapat bekerjasama secara sinergis dengan vitamin E sehingga mempunyai effek yang lebih
kuat lagi. test penyuntingan.

Polusi udara adalah penyusunan kualitas udara sampai pada yang mengganggu kehidupan karena
masuknya polutan kedalam udara.Polusi udara terjadi jika ada penambahan komponen udara atau
bahan kimia yang kehadirannya membahayakan organisme.

Pada dasarnya penyebab polusi udara serupa dengan penyebab polusi air.Pencemaran udara
adalah jika udara dicampuri dengan zat atau radiasi yang berpengaruh jelek terhadap organisme
hidup.Jumlah pengotoran ini cukup banyak sehingga tidak dapat diabsorpsi atau dihilangkan
dalam waktu relatif singkat.

MEKANISME BIOLOGIS POLUTAN

Mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala penyakit

1.Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.

2. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH (polyaromatic hydrocarbons).

3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang
bekerja dalam tubuh.

4. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas


tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.

5. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran
napas.

6. Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas
tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.

7. Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran
polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
8. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar
makrofag pada paru).

PEMBAGIAN POLUSI UDARA

Menurut tempatnya polusi udara terbagi 2 yaitu :

1. Polusi Udara Luar Ruangan

2. Polusi Udara Dalam Ruangan

A. DAMPAK POLUSI UDARA LUAR RUANGAN TERHADAP KESEHATAN

1. Particulate Matter (PM)

Penelitian epidemiologis pada manusia dan model pada hewan menunjukan PM10 (termasuk di
dalamnya partikulat yang berasal dari diesel/DEP) memiliki potensi besar merusak jaringan
tubuh. Data epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta eksaserbasi/serangan yang
membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit paru (asma, penyakit
paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga pada pasien dengan penyakit
kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anak-anak dan orang tua sangat rentan terhadap pengaruh
partikulat/polutan ini, sehingga pada daerah dengan kepadatan lalu lintas/polusi udara yang
tinggi biasanya morbiditas penyakit pernapasan (pada anak dan lanjut usia) dan penyakit
jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan. Penelitian lanjutan pada hewan
menunjukan bahwa PM dapat memicu inflamasi paru dan sistemik serta menimbulkan kerusakan
pada endotel pembuluh darah (vascular endothelial dysfunction) yang memicu proses
atheroskelosis dan infark miokard/serangan jantung koroner. Pajanan lebih besar dalam jangka
panjang juga dapat memicu terbentuknya kanker (paru ataupun leukemia) dan kematian pada
janin. Penelitian terbaru dengan follow up hampir 11 tahun menunjukan bahwa pajanan polutan
(termasuk PM10) juga dapat mengurangi fungsi paru bahkan pada populasi normal di mana
belum terjadi gejala pernapasan yang mengganggu aktivitas.

2. Belerang dioksida (SO2)

Gas jernih tak berwarna ini merupakan bagian dari pencemaran udara, kadarnya sampai 18%.
Gas ini baunya menyengat dan amat membahayakan manusia. Jumlah SO2 karena oksidasi H2S
adalah 80% , sisanya 20% lagi adalah hasil ulah manusia, yakni akibat bahan bakar yang
mengandung Belerang (S), kilang minyak dan letusan gunung berapi. Dari 20% S02 ini yang
16% adalah akibat pembakaran zat-zat yang mengandung belerang seperti minyak bumi dan
batubara.Inilah yang membayakan kesehatan di kota-kota yang dapat melumpuhkan dan merusak
pernafasan.

S02 jika beraksi dengan kabut berisi uap air akan membentuk asam sulfat (H2SO4). Asam yang
terbentuk di awan akan turun ke tanah dan menimbulkan akan malapetaka bagi tanaman,hewan,
dan manusia.
3. Karbonmonokdisa (CO)

Karbonmonoksida dibuat manusia karena pembakaran bensin tidak sempurna dalam kendaraan.
Pembakaraan di perindustrian, pembangkit listrik, pemanas rumah.pembakaran di pertanian, dan
sebagainya gas ini tidak berwarna atau berbau, tetapi amat berbahaya. Kadar 10 bpj CO dalam
udara dapat menyebabkan manusia sakit, pengaruh CO serupa dengan pengaruh kekurangan
oksigen.Hemoglobin yang biasa membawa oksigen dari udara rupanya lebih tertarik kepada CO.
Akan terbentuklah senyawa CO dengan hemoglobin dengan ikatan kimia yang lebih kuat dari
ikatan dengan oksigen. Molekul karboksihemoglobin ini sangat berbahaya dan untuk beberapa
jam tidak dapat lagi mengikat oksigen yang diperlukan tubuh. Menghisap gas CO yang keluar
dari knalpot mobil di ruang garasi tertutup telah banyak menyebabkan kematian. Di udara,
karbonmonoksida CO terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Di
daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO berkisar antara 10-15 ppm.
Karbon monoksida (CO) apabila terhirup ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan
menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO
bersifat racun, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah (hemoglobin) :

Hemoglobin + CO > COHb (Karboksihemoglobin)

Ikatan karbon monoksida dengan darah (karboksihemoglobin) lebih stabil daripada ikatan
oksigen dengan darah (oksihemoglobin). Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah
menangkap gas CO dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu.

Dalam keadaan normal konsentrasi CO di dalam darah berkisar antara 0,2% sampai 1,0%, dan
rata-rata sekitar 0,5%. Disamping itu kadar CO dalam darah dapat seimbang selama kadar CO di
atmosfer tidak meningkat dan kecepatan pernafasan tetap konstan.

Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan ringan, berupa pusing, rasa tidak
enak pada mata, sakit kepala, dan mual.Keadaan yang lebih berat dapat berupa detak jantung
meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan pada
sistem kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian.

4. Nitrogen oksida (NO, N2O, NO2)

Peran Nitrogen amat penting dalam siklus unsur untuk keseimbangan alam. Sekitar 78% udara
terdiri dari nitrogen dan 20% volume adalah oksigen.Nitrogen oksida merupakan
pencemar.Sekitar 10% pencemar udara setiap tahun adalah nitrogen oksida. Ada delapan
kemungkinan hasil reaksi apabila nitrogen bereaksi dengan oksigen, yang jumlahnya cukup
banyak ialah NO,N20,dan NO2. Yang menyebabkan pencemaran udara hanyalah NO dan NO2

N20 jumlahnya paling banyak di antara ketiga oksida tersebut.Gas ini tidak berwarna, tidak
bereaksi dengan ozon, oksigen, dan hidrokarbon yang ada di udara.Konsentrasi N20 berasal dari
sumber alam. NO yang ada dalam udara belum lama diketahui. NO banyak terbentuk dari
pembakaran dalam mesin. Zat ini kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut oleh oksigen atau
ozon, lambat atau cepat, akan menghasilkan NO2.
NO2 merupakan gas beracun, berwarna coklat-merah, berbau seperti asam nitrat.Pembentukan
nitrogen oksida terjadi pada pembakaran batubara, minyak bumi, gas alam, dan industri kimia
seperti pabrik asam nitrat, asam sulfat, dan sebagainya. NO dan NO2 dapat merusak bagi
manusia dan lingkungannya. NO mempunyai kemampuan membatasi kadar oksigen dalam
darah, seperti halnya dengan CO. Jika NO2 bertemu dengan uap air di udara atau dalam tubuh
manusia akan terbentuk segera HNO3 yang amat merusak tubuh, karena itulah NO2 akan terasa
pedih jika mengenai mata, hidung, saluran nafas, dan jantung. Konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kematian.

5. Hidrokarbon

Senyawa ini hanya mengandung unsur hidrogen dan karbon. Pencemar udara berupa hidrokarbon
dihasilkan proses di perindustrian penguapan pelarut organik, dan pembakaran sampah.
Hidrokarbon berperan dalam asap kabut (asbut) foto kimia dan penyebab kanker. Senyawa
benzopirena adalah senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam tembakau.Asap rokok
mengandung mengandung benzopirena yang menyebabkan kanker jantung. Penduduk kota
menghisap benzopirena setiap hari sekitar yang terkandung dalam 7 batang rokok. Benzopirena
yang terdapat di udara kebanyakan

disebabkan pembakaran batubara. Sekitar 10% keluar dari knalpot kenderaan, sedikit dari ter
atau aspal jalan.Dalam udara terdapat sedikitnya lima, senyawa hidrokarbon lain yang dapat
menyebabkan kanker jantung.

6. Ozon (O3)

Ozon adalah gas berwarna biru bening, berbau tajam dan terdapat di udara lapisan atas. Pada
ketinggian 25 km di atas bumi mencapai maksimum.Ozon diperoleh karena loncatan listrik di
udara.Sebagian besar ozon dibentuk di udara pada ketinggian jauh dari bumi karena aksi sinar
ultraviolet kepada oksigen.Daerah atmosfer ini disebut lapisan ozon yang merupakan pelindung
makhluk hidup di muka bumi.Lapisan ini mengabsorpsi hampir semua sinar ultraviolet dari
matahari.Jika sedikit energi ultraviolet ini sampai ke bumi dan mengenai kulit kita, maka kita
akanterasa terbakar dan dapat menjadi kanker kulit. Kalau kita langsung melihat matahari maka
mata kita kan buta.Karena terhalang lapisan ozon inilah maka makhluk hidup di muka bumi ini
aman.

Jika kita mengemisikan nitrogen oksida (NO dan NO2) ke udara, maka produksi ozon ikan
banyak terjadi dilapisan bawah dari udara.Ozon sebagai pengoksid yang kuat bereaksi dengan
berbagai zat dan beracun bagi makhluk hidup. Jika konsentrasinya kecil akan menyebabkan sakit
pada dada, batuk, dan radang pada mata.

7. Chloro-fluoro-carbon (CFC)

Mulanya ozon pada bagian atas lapisan udara sangat besar manfaatnya bagi makhluk hidup di
permukaan bumi, seperti yang telah dijelaskan di atas. Namun terjadinya penipisan lapisan ozon
di stratosfer (10 hingga 15 km di atas permukaan bumi ) mengakibatkan sinar ultraviolet masuk
ke bumi dalam jumlah yang mengancam kehidupan di bumi. Menurut para ahli, penipisan ini
karena pemakaian berlebiban dan berlanjut senyawa chloro-fluoro-carbon (CFC), yang banyak
digunakan sebagai :

- bahan pendingin pada mesin penyejuk ruangan (AC)

- bahan pengembang pada pembuatan karet

- bahan pembersih pada industri elektronik

- bahan penyemprot pada parfum, minyak rambut, dan lainnya.

Penyelidikan bahkan membuktikan CFC juga menyumbang 15% terjadinya efek rumah kaca
disamping gas karbon dioksida (CO2) metana (CH4) dan nitrogenokdida (NO dan NO2). Efek
rumah kaca yang membuat naiknya suhu atmosfer (pemanasan Global) menyebabkan cairnya es
di kutub hingga mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Karenanya, tanpa upaya
penyelamatan, diperkirakan dengan naiknya suhu bumi maka beberapa kota di tepi pantai di
dunia akan tergenang.

Pemanasan global tak hanya berdampak serius pada lingkungan manusia di bumi namun juga
terhadap kesehatan.Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam pertemuan tahunan di Genewa
mengatakan bahwa berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait dengan perubahan
lingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan, perluasan kota, pembukaan lahan untuk
pertanian, pertambangan, serta kerusakan ekosistem di kawasan pesisir memicu munculnya
patogen lama maupun baru. Berbagai penyakit yang ditimbulkan parasit juga meningkat
terutama di wilayah yang sering mengalami kekeringan dan banjir. Dampak lain yang terasa
adalah nyamuk-nyamuk semakin berkembang biak. Dua penyakit serius akibat gigitan nyamuk,
yaitu malaria dan demam berdarah dengue, sangat sensitif terhadap perubahan iklim..

WHO juga menyebutkan ancaman lain dari meningkatnya suhu rata-rata global, yakni penyakit
yang menyerang saluran pernapasan. Suhu udara yang semakin hangat juga membawa penyakit
alergi. Kenaikan permukaan air laut akan mengakibatkan banjir dan erosi, terutama di kawasan
pesisir, dan mencemari sumber-sumber air bersih sehingga menurunkan kualitas air. Akibatnya
adalah wabah kolera dan malaria di negara miskin..Mencairnya puncak es Himalaya, luasnya
daerah gurun pasir dan wilayah pesisir pantai yang tercemar merupakan sarana penularan
penyakit, hal ini juga menyebabkan angka kekurangan gizi pada anak-anak. Banyak penyakit
yang ditimbulkan oleh perubahan iklim akibat pemanasan global, diantaranya penyakit lama
timbul kembali, misalnya penyakit Malaria yang wilayah penyebarannya makin meluas,
mengingat nyamuk berkembang biak pada suhu lembab dan panas, maka dengan bertambahnya
nyamuk, maka kontak dengan manusia juga bertambah.

Dampak pemanasan global secara langsung (mis. pada suhu panas membuat manusia rentan
sakit) dan dampak tidak langsung (mis. meningkatnya penyakit menular, antara lain : malaria,
DBD,penyakit yang ditularkan melalui udara, melalui air) serta dampak jangka panjang, mis.
perubahan tinggi air yang dapat mengakibatkan persediaan air bersih menurun, daerah yang kaya
jadi miskin, yang dapat menimbulkan terjadinya konflik, dan kemudian menimbulkan masalah
psikologi, mis. stress. Ada 35 jenis penyakit infeksi baru yang timbul akibat perubahan iklim,
diantaranya ebola, flu burung, penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia.Penyakit
yang paling rentan terjadi di Indonesia, adalah penyakit degeneratif dan penyakit menular.Hal ini
dapat dengan cepat berkembang pada masyarakat yang kondisi gizi kurang baik dan kondisi
kesehatan lingkungan yang kurang memadai.

8. Timbal (Pb)

Di atmosfer di kota -kota aerosol timbal merupakan pencemar yang telah dikenal. Pencemar ini
dihasilkan oleh pembakaran batubara, pabrik-pabrik, penyemprotan pestisida, pembakaran
sampah, dan pembakaran bensin.Untuk memperoleh bensin dengan oktan tinggi, mak bensin
diberi senyawa timbal tetra etil dan timbal tetra metil.Timbal dan senyawanya mempengaruhi
sistem pusat syaraf.Ciri-ciri kerana timbal ialah pusing kehilangan selera, sakit kepala, anemia,
sukar tidur, lemah dan keguguran.Keracunan timbal yang akut adalah pingsan dan mati.

9. Fluor dan Asbes

Fluorida adalah senyawa racun jika dalam jumlah besar di udara dalam bentuk gas atau padatan.
Fluorida bersumber pada industri yang mengerjakann aluminium, baja, pupuk posfat, pabrik
kaca, tembikar, dan juga pembakaran batubara.

Pada konsentrasi 0,001 bpj senyawa fluorida yang mudah menguap sudah membahayakan
lingkungan. Tanaman yang menderita karena senyawa fluor akan menghasilkan buah yang kecil-
kecil dan mengalami keterlambatan panen. Asbes dipakai untuk keperluan rumah tangga.Asbes
di buat dari senyawamagnesium hidrat.Asbes digunakan untuk atap, ubin, isolator listrik, rem
kenderaan, dan sebagainya. Asbes yang terbawa pernafasan akan berkumpul di dalam paru -paru
dan menyebabkan gangguan, sampai tumor dan kanker. Pernah ada larangan penggunaan asbes
untuk pembangunan rumah karena asbes yang telah tua mulai rapuh dan membahayakan
kesehatan.

10. NOx dan SOx

NOx dan SOx merupakan co-pollutants yang juga cukup penting. Terbentuk salah satunya dari
pembakaran yang kurang sempurna bahan bakar fosil. Penelitian epidemologi menunjukan
pajanan NO2,SO2 dan CO meningkatkan kematian/mortalitas akibat penyakit kardio-pulmoner
(jantung dan paru) serta meningkatkan angka perawatan rumah sakit akibat penyakit-penyakit
tersebut.

11. Hujan Asam

Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang nyata
berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa Nox dan
SO2.Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan
seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi.Misalnya
balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap
pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat.
Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan oleh hujan asam juga dapat
bereaksi secara kimia didalam udara, dengan terbentuknya partikel halus suphate, yang mana
partikel halus ini akan mengikat dalam paru-paru yang akan menyebabkan penyakit pernapasan.
Selain itu juga dapat mempertinggi resiko terkena kanker kulit karena senyawa sulfat dan nitrat
mengalami kontak langsung dengan kulit.

12. Khlorin

Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas
khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin
sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1.

Karena banyaknya penggunaan senyawa khlor di lapangan atau dalam industri dalam dosis
berlebihan seringkali terjadi pelepasan gas khlorin akibat penggunaan yang kurang efektif. Hal
ini dapat menyebabkan terdapatnya gas pencemar khlorin dalam kadar tinggi di udara.

Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan.
Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan
dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan
peradangan.

13. Partikel Debu

Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) merupakan campuran yang


sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang terbesar di udara dengan
diameter yang sangat kecil, Dampak partikel debu terhadap kesehatan dapat mengganggu saluran
pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Selain dapat berpengaruh negatif terhadap
kesehatan, partikel debu juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan juga
mengadakan berbagai reaksi kimia di udara.

14. Timah Hitam

Timah hitam ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu
keperakan dengan titik leleh pada 327,5C dan titik didih 1.740C pada tekanan
atmosfer.Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari
protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan haemoglobin,
Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit
perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan,
konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, Kejang dan gangguan
penglihatan.

15. Oksidan

Oksidan (O3) merupakan senyawa di udara selain oksigen yang memiliki sifat sebagai
pengoksidasi. Oksidasi adalah komponen atmosfer yang diproses oleh proses fotokimia, yaitu
suatu proses kimia yang membutuhkan sinar matahari mengoksidasi komponen-komponen yang
tak segera dioksidasi oleh oksigen.

Oksidan terdiri dari Ozon, Peroksiasetilnitrat, dan Hidrogen Peroksida

Dampak dari O3 bagi kesehatan adalah Beberapa gejala yang dapat diamati pada manusia yang
diberi perlakuan kontak dengan ozon, sampai dengan kadar 0,2 ppm tidak ditemukan pengaruh
apapun, pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan. Kontak dengan
Ozon pada kadar 1,03,0 ppm selama 2 jam pada orang-orang yang sensitif dapat mengakibatkan
pusing berat dan kehilangan koordinasi. Pada kebanyakan orang, kontak dengan ozon dengan
kadar 9,0 ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari.

Pada kadar di udara ambien yang normal, peroksiasetilnitrat (PAN) dan Peroksiabenzoilnitrat
(PbzN) mungkin menyebabkaniritasi mata tetapi tidak berbahaya bagi kesehatan.
Peroksibenzoilnitrat (PbzN) lebih cepat menyebabkan iritasi mata.

16. Sulfur Dioksida

Pencemaran oleh sulfur dioksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas
yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida(SO2) dan Sulfur Trioksida (SO3), dan keduanya
disebut Sulfur Oksida (SOx)

Sumber dan distribusi dari Sulfur Dioksida ini adalah berasal dari pembakaran arang,minyak
bakar gas,kayu dan sebagainya. Sumber yang lainnya adalah dari proses-proses industri seperti
pemurnian petroleum,industri asam sulfat, industri peleburan baja,dsb.

Pengaruh utama polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan terutama pada
tenggorokan yang terjadi pada beberapa individu yang sensitif iritasi.SO2 dianggap pencemar
yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami
penyakit kronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.

17. Suara

Polusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh
bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya.

Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya
menjadi bising dan tidak menyenangkan.

Suara bising yang terus-menerus dengan tingkat kebisingan yang relatif tinggi dapat
mengakibatkan dampak yang merugikan kesehatan manusia.Ini dapat berarti gangguan secara
fisik maupun psikologis.

Secara langsung, polusi suara seperti ini dapat menyebabkan ketulian secara fisik dan tekanan
psikologis. Lebih jauh, tekanan psikis akan menyebabkan penyakit-penyakit lainnya muncul
pada manusia.
18. Asap Rokok :

Partikel dan asap yang keluar dari rokok adalah campuran komplek yang terdiri dari ribuan
bahan kimia, termasuk carcinogens. Di daerah perkotaan dan negara berkembang jumlah
perokok semakin meningkat, oleh karena itu hal tersebut merupakan ancaman yang besar. Para
ilmuan memperkirakan bahwa, untuk pertama kalinya jumlah kematian yang disebabkan karena
merokok di negara berkembang sama dengan di negara yang maju. Kesimpulannya adalah
bahwa pada tahun 2000, setengah dari 4.8 juta kematian yang disebabkan karena merokok terjadi
di negara yang miskin.Anak-anak yang menjadi perokok pasif di dalam rumah merupakan
masalah yang besar.Merokok Juga dapat menybabkan gangguan janin, impotensi, kanker paru-
paru dll.

B. DAMPAK POLUSI UDARA DALAM RUANGAN

Rata-rata kita menghabiskan 80% waktu kita di dalam ruangan. Kondisi lingkungan di dalam
ruangan seringkali diperparah dengan zat-zat penyebab polusi seperti asap rokok, debu, jamur
dan sepura, tungau, bahan-bahan kimia dari mesin photocopy dan bahan-bahan bangunan
(perekat, cat) dan juga asap dari masakan. Kontak yang terus-menerus dengan zat-zat ini bias
menyebabkan kanker, penyakit-penyakit pernafasan seperti asma, radang selaput lendir hidung,
infeksi kulit dan kemunduran system kekebalan tubuh.

Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan
terjadinya:

1. Iritasi pada saluran pernafasan. Hal ini dapat menyebabkan pergerakan silia menjadi lambat,
bahkan dapat terhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan.

2. Peningkatan produksi lendir akibat iritasi oleh bahan pencemar.

3. Produksi lendir dapat menyebabkan penyempitan saluran pernafasan.

4. Rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan.

5. Pembengkakan saluran pernafasan dan merangsang pertumbuhan sel, sehingga saluran


pernafasan menjadi menyempit.

6. Lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir

Akibat dari hal tersebut di atas, akan menyebabkan terjadinya kesulitan bernafas sehingga benda
asing termasuk bakteri/mikroorganisme lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan dan
hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.

Polusi udara dalam ruangan :

1. Asap Masakan (dari dapur dan restoran)


Penelitian menemukan bahwa menghirup asap pada saat memasak sama dengan perolok pasif
menghirup 6 batang rokok. Meskipun proporsi wanita perokok di Cina sangat sedikit, tingkat
kematian wanita karena penyakit paru-paru sangat tinggi. Para pakar kesehatan mensinyalir
adanya hubungan yang kuat dengan terhirupnya asap masakan dan minyak goreng pada saat
memasak.

2. Bakteri dan Jamur

Ditemukan hidup di Penyejuk Ruangan: Gedung Perkantoran, Rumah Sakit, Rumah Tinggal,
dsb. Sangat penting membersihkan filter system penyejuk ruangan secara teratur, baik penyejuk
yang tersentralisasi maupun unit-unit yang berdiri sendiri. Kotoran-kotoran di unit-unit penyejuk
ruangan akan menyebabkan tumbuhnya Mikro Organisme yang akan mencemari ruangan
melalui saluran-saluran AC pada saat penyejuk dinyalakan. Banyak kasus asma saat ini yang
berhubungan erat dengan alergi terhadap Mikro Organisme ini.

3. Pencemaran Udara karena bahan-bahan kimia (Rumah dan Perkantoran)

Wewangian dan bau dari produk Rumah tangga seperti insektisida, detergent, pengharum
ruangan, obat nyamuk, bahan-bahan penata rambut, perekat, cairan koreksi, kalsium karbonat,
dll seringkali tidak sehat, bahkan bisa-bisa dapat menyebabkan kanker.

4. Daur Ulang Karbondioksida yang terakumulasi (Perkantoran dan tempat tidur)

Karbondioksida yang terhirup terus menerus di ruang kantor yang tertutup atau tidak cukup
berventilasi bias menyebabkan keletihan yang berlebihan dan berkurangnya konsentrasi para
pekerja kantoran. Demikian juga dengan keletihan setelah perjalanan jauh di dalam mobil adalah
dikarenakan buruknya sirkulasi udara di mana oksigen tidak mencukupi untuk menggantikan
karbondioksida. Dapat menimbulkan sesak nafas, pingsan dll

Penyakit lain akibat Polusi Udara :

1. Astma

Sekarang ini diperkirakan jamur dapat menyebabkan astma yang parah pada orang dewasa. Anak
anak di U.S yang menderita astma menjadi dua kali lipat dibandingkan duapuluh tahun yang lalu.
Para ilmuan tidak mengetahui mengapa astma dalam masa kanak-kanak semakin meningkat,
tetapi kualitas udara di luar dan di dalam ruangan berperan penting, misalnya kontak langsung
dengan kotoran tungau, debu, kecoa, pestisida, asap rokok, ozon dan abu memiliki efek merusak
kesehatan.

2. Chronic obstructive pulmonary disease

Jangan merokok! Selain itu masih banyak bahan yang menimbulkan iritasi, seperti asap dari
bahan kimia dan debu. Telah terbukti pada wanita yang tidak merokok tetapi cenderung
menggunakan bahan bakar padat, mengidap penyakit ini.
3. Penyakit cardiovasular dan kematian

Kedekatan yang lama dengan polusi udara bisa menyebabkan kanker dan kerusakan pada sistem
kekebalan, syaraf, reproduksi, dan pernapasan. Dalam kasus ekstrim, dapat menyebabkan
kematian.

4. Kanker paru- paru

Asap rokok masih disebut sebagai penyebab utama kanker paru paru, WHO menyatakan bahwa
banyak penelitian di Cina menghubungkan kanker paru paru dengan pemakaian arang untuk
memasak dan memanaskan makanan. Kedekatan dengen Radon adalah penyebab kanker yang
lain.

5. Bronkitis

Radang atau iritasi rongga pernapasan yang menuju ke paru-paru seringkali disebabkan infeksi
karena virus.Juga dapat berkembang setelah kedekatan dengan bahan kimia dan polusi udara.

Iritasi Mata, Hidung dan Tnggorokan, sesak napas, serta biang keringat

Bisa disebabkan oleh Sick buildings Syndromeatau Building Associated Illnesses.

6. Allergic Rhinitis

Dapat disebabkan karena keturunan, faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risikonya antara
lain asap, polusi udara, infeksi dan kedekatan dengan penyebab alergi yang berarti.

7. Adverse pregnancy outcome

Berhubungan dengan asap dari penggunaan bahan bakar padat dan asap rokok.

Program Penanggulangan Pencemaran Udara

Pencemaran Udara adalah peristiwa masuknya atau tercampurnya polutan (unsur-unsur

berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkan menurunnya

kualitas udara (lingkungan).

Pada dasarnya, secara alamiah, alam mampu mendaur ulang berbagai jenis limbah yang

dihasilkan oleh makhluk hidup, namun bila konsentrasi limbah yang dihasilkan sudah tak

sebanding lagi dengan laju proses daur ulang maka akan terjadi pencemaran. Pencemaran
lingkungan yang paling mempengaruhi keadaan iklim dunia adalah pencemaran udara.

Di Universitas Indonesia diperkirakan pencemaran udara yang terjadi berasal dari polutan

yang dihasilkan kendaraan bermotor, asap rokok, dan sampah yang telah membusuk.

Pencemaran udara ini menimbulkan berbagai dampak negative bagi kehidupan di muka

bumi. Semakin menipisnya lapisan ozon, dan pemanasan global merupakan dampak

yang harus diwaspadai karena ini berarti menyangkut lestarinya keanekaragaman hayati,

kelangsungan makhluk hidup di bumi dan keberadaan bumi itu sendiri.

Universitas Indonesia telah memiliki kebijakan tentang transportasi dan larangan merokok

di kampus yaitu dengan adanya Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor: 1303/SK/

R/UI/2011 tentang kebijakan transportasi di kampus Universitas Indonesia yang ditetapkan

pada tanggal 20 Juni 2011.

1. Terwujudnya kebijakan transportasi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

2.Mengembangkan Tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan

pengabdian masyarakat yang terkait dengan transportasi yang berwawasan lingkungan

dan berkelanjutan di lingkungan Universitas Indonesia

3. Terwujudnya udara bersih, segar dan sehat di kampus Universitas Indonesia

4. Melaksanakan uji emisi kendaraan motor di kampus Universitas Indonesia

5. Mendorong penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bersih bagi kendaraan di

kampus Universitas Indonesia

6. Melakukan peningkatan jumlah penggunaan transportasi masal seperti bis kampus

7. Perlunya kampanye penggunaan sepeda, bis kuning dan upaya-upaya lainnya yang

berwawasan lingkungan sebagai sarana transportasi di lingkungan Universitas Indonesia

8. Memperhatikan perbandingan jumlah lahan yang digunakan kendaraan bermotor untuk


parkir dengan jumlah pohon di lingkungan Universitas Indonesia

9. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan kebijakan transportasi akan diatur kemudian

10.Keputusan ini berkalu sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila di kemudian

hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana

mestinya.

Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor: 1805/SK/R/UI/2011 tentang Kawasan

Tanpa Rokok UI, maka di lingkungan kampus UI:

1. Dilarang menghisap atau menikmati rokok, kcuali di tempat yang telah disediakan khusus

untuk merokok.

2. Perusahaan rokok atau institusi yang citranya terkait dengan rokok dilarang menjadi

sponsor yang terkait dengan kegiatan mahasiswa, pendidik, dan/atau tenaga kependidikan

di KTR UI.

3. Universitas Indonesia tidak menerima beasiswa yang berasal dari Perusahaan Rokok atau

institusi yang citranya terkait dengan rokok.

4. Penerima beasiswa di Universitas Indonesia adalah bukan perokok aktif

5. Petugas Satuan Pengamanan dilarang merokok saat melaksanakan tugas.

6. Petugas Satuan Pengamanan berhak menegur warga UI yang merokok di area kampus UI

Berikut ini adalah beberapa permasalahan mengenai pencemaran udara di kampus

Universitas Indonesia yaitu:

1. Banyaknya kendaraan bermotor yang memasuki area kampus UI, dikarenakan:

Tidak adanya larangan bagi civitas (mahasiswa/i, staff, dosen, dll) untuk tidak

membawa kendaraan pribadi.

Adanya pihak yang kurang berkepentingan masuk wilayah kampus untuk kegiatan
sosial pribadi.

Tidak adanya peraturan yang mengatur tata tertib berkendara maupun tata tertib bagi

masyarakat sekitar yang ingin masuk ke kawasan komplek kampus.

Sosialisasi penjadwalan Bis Kuning yang kurang dipahami oleh rata-rata mahasiswa.

Solusi:

Menggalakkan penggunaan Public Transportion bis kuning, sepeda kampus.

Mencanangkan program Car Pooling.

Pembatasan penggunaan kendaraan (motor, mobil) untuk mahasiswa tingkat 1 dan 2

Membuat gedung integrasi parkir.

2. Kurangnya kesadaran untuk tidak merokok di area kampus UI.

Solusi:

Membuat peringatan yang dapat membuat orang tersadar akan bahaya yang

ditimbulkan dari aktivitas merokok.

Terus mensosialisasikan adanya SK Rektor Nomor: 1805/SK/R/UI/2011 tentang

Kawasan Tanpa Rokok UI dan menjalankan peraturan tersebut.

http//green.ui.ac.id/penangulangan pencemaran udara

D. DD. Udara
Dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di tingkat Provinsi Papua baru dalam tahap
pembentukan kelompok kerja (pokja) yang dikoordinir oleh Bappeda Provinsi Papua dan
Bapesdalh Provinsi Papua sebagai pelaksananya. Pokja ini telah melakukan inventarisasi
sumber emisi, namun belum dilakukan secara keseluruhan. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara merupakan
tanggung jawab Pemerintah Kota/ Kabupaten. Pembinaan dan pengawasan merupakan
tanggung jawab dari Pemerintah Provinsi.

Dalam rangka mengevaluasi keberhasilan Kota dalam melaksanakan pengendalian


pencemaran udara maka Kementerian Lingkungan Hidup ( KLH) bekerja sama dengan
Pemerintah Provinsi melaksanakan program evaluasi Kualitas udara perkotaan yang
merupakan bagian dari pengendalian pencemaran udara sumber bergerak atau dari sector
transportasi.

Program evaluasi kualitas udara perkotaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas udara
perkotaan dengan cara menurunkan tingkat pencemaran udara dari sector transportasi
khususnya kendaraan bermotor. Dengan program ini Pemerintah Kota didorong untuk
melaksanakan program pengendalian pencemaran udara secara lebih terfokus dan terarah.

Untuk menilai keberhasilan Pemerintah kota dalam melaksanakan pengendalian pencemaran


udara maka dipilih 4 indikator yang dianggap mewakili yaitu :

Kualitas Udara Jalan Raya (Roadside monitoring)


Penaatan Baku Mutu Emisi (BME) kendaraan bermotor yang dilakukan melalui uji emisi (
spotcheck kendaraan bermotor)
Kinerja lalulintas ( traffic Counting)
Kualitas Bahan Bakar

Pemerintah Provinsi dalam hal ini Bapesdalh Provinsi Papua melakukan evaluasi kualitas udara
perkotaan dengan melakukan pemantauan ke empat indicator tersebut diatas di Kota Jayapura.
Keluaran ( output) dari kegiatan ini adalah data evaluasi kualitas udara kota Jayapura dan
merupakan bagian dari data kualitas udara perkotaan Nasional di 33 Provinsi di Indonesia.

v Kualitas Udara Jalan Raya/ Roadside Monitoring


Telah dilakukan pengampilan sampel udara untuk penentuan kualitas udara jalan raya di tiga
lokasi ( titik) yaitu :

a. Jalan Raya Sentani ( depan Taman Makam Pahlawann) , Waena

b. Jalan Raya Abepura/ kelapa dua Entrop

c. Jalan Sam Ratulangi/ Koti Jayapura

Pengukuran dan pemantauan dilakukan selama 24 ( dua puluh empat) jam mulai Pukul 06.00
s/d 05.59) Parameter yang dipantau : Hidrocarbon, Timbal ( logam Pb), Karbon monoksida
(CO), Partikulat, NO2 dan SO 2. Ozon(O3), Florides. Dll ( mengacu pada PP.No.41 tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Kualitas udara saat ini belum bisa ditentukan menunggu hasil meperikasaan/ analisa
laboratorium yang dilakukan di laboratorium yang terAkrediatasi. ( ECO LAB Jakarta).

Uji Emisi/ Spotcheck Kendaraan bermotor

Uji emisi/ spotcheck kendaraan bermotor dilakukan selama tiga hari pada lokasi / titik yang
berbeda. Uji emisi kali ini difokuskankan pada kendaraan pribadi roda empat keatas,dan truk
ber bahan bakar ( bukan anggkutan umum).

Pelaksanaan uji Emisi pada tiga lokasi berhasil melakukanpengujian emisi terhadap 1731
kendaraan bermotor dari 1500 target yang direncanakan dengan rincian sebagai berikut :

1. Hari Pertama tanggal 11 September 2012, lokasi lapanngan Karang PTC Entrop :

Jumlah Kendaraan : 621

Bensin : 402 kendaraan, Lulus uji 325 , Tidak lulus uji 77 ( lulus 80%)

Solar : 219 kendaraan, lulus uji 46, tidak lulus 173 ( lulus 21%)

Dengan rata tata hasil pengukuran:

CO : 1, 01
HC : 284,02 ppm

CO2 : 12,9 %

Opasitas : 79,08 % ( dari 70 % yang dipersyaratkan KepMen LH N0.05 tahun 2006)

2. Hari Kedua tanggal 12 September 2012 Depan TMP) Waena

Jumlah Kendaraan : 430

Bensin : 243 kendaraan, Lulus uji 201 , Tidak lulus uji 42 ( lulus82%)

Solar : 187 kendaraan, lulus uji 20, tidak lulus 167 ( lulus11%)

Dengan rata tata hasil pengukuran:

CO : 0,85 %

HC : 231,68 ppm

CO2 : 12,31 %

Opasitas : 85,75 % ( dari 70 % yang dipersyaratkan KepMen LH N0.05

tahun 2006)

3. Hari Ketiga tanggal 13 September 2012 bekas terminal lama Jayapura.

Jumlah Kendaraan : 680

Bensin : 473 kendaraan, Lulus uji 413 , Tidak lulus uji 60 ( lulus87%)

Solar : 207 kendaraan, lulus uji 33, tidak lulus 174 ( lulus16%)

Dengan rata tata hasil pengukuran:


CO : 0,90 %

HC : 214 ppm

CO2 : 12,75 %

Opasitas : 83,25 % ( dari 70 % yang dipersyaratkan KepMen LH N0.05

tahun 2006)

Total Kendaraan : 1.731

Bensin : 1.118
Lulus uji : 939 ( 84% )

Tidak lulus Uji : 179 ( 16% )

Pengujian kualitas bahan minyak ( BBM) dilakukan di laboratorium terakreditasi yakni ECO
LAB Jakarta, sampel BBM diambi dari 6 ( enam) SPBU dan Depo PT.Pertamina Persero
meliputi bahan bakar Bensin, solar dan Pertamax yaitu :

1. Depo PT. Pertamina Persero

2. SPBU 84.991.02 Jl. Sam Ratulangi Jayapura

3. SPBU 84.991.07 Jl. Koti Jayapura

4. SPBU 84.991.03 Jl. Kelapa dua Entrop

5. SPBU 74.993.03 Jl. Gerilyawan Kamkey Abepura

6. SPBU 84.991.05 Jl. Abe Sentani Waena

7. SPBU 74.993.01 Jl. Abepura Kotaraja

Parameter yang dipantau pada uji kualitas BBM Meliputi:

Untuk Bensin : Bilangan Oktana, Stabilitas oksidasi, ksandungan sulfur, kandungan timbale,
Destilasi, kandungan oksigen, berat jenis, tekanan uap, dll

Untuk Solar :Bilangan oktan,berat jenis, viskositas, Kandungan Sulfur, angka Destilasi, Titik
nyala, titik ruang, residu karbon, partikulatdll, sesuai dengan Dirjen Migas

Kualitas Bahan bakar minyak masih menunggu hasil pemeriksaan/ analisa laboratorium yang
dilakukan di laboratorium yang ter-Akrediatasi. ( ECO LAB Jakarta).

Dalam perjalanan pengiriman melalui kapal laut untuk keamanan dan keselamatan. Kita
harapkan Dua minggu berikutnya hasil analisa kualitas BBM sudah kita dapatkan.

Dari hasil keempat kegiatan diatas akan dialkukan evaluasi dan analisa untuk mendapatkan
data kualitas udara perkotaan dimana satu sama lain mempunyai keterkaitan dan pengaruh
terhadap kuaakan litas udara perkotaan. Hasil ini akan menjadi bahan untuk menentukan
kualitas udara perkotaan strategis Nasional pakan ada 45 kota 33 Provinsi diseluruh Indonesia
dan hasilnya akan diumumkan ke masyarakat oleh wakil Presiden sesuai peringkat masing
masing Kota.
http://bapesdalh.papua.go.id/page/72/bab-ii-kondisi-lingkungan-hidup-dan-kecenderungannya-d-
udara.htm

Вам также может понравиться